PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 26 Maret 2020

Sinopsis Meow The Secret Boy Episode 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Wawancara para pemilik hewan perliharana. Seorang wanita memeluk kucing mengaku Ibunya menentang tapi ia memohon padanya. Wanita lainya seperti memungkut seorang hewan perliharaan dijalan bertanya apakah ingin ikut pulang. Si kucing pun mengikutinya.
“Aku juga dulu sakit ketika  aku masih muda. Anjingku mengingatkanku  pada diriku sendiri. Aku berusaha sangat keras untuk  menemukan pemiliknya, tapi pemiliknya tidak pernah muncul. Dia menangis sepanjang malam.”
“Dulu dia sangat kecil dan hitam. Aku dulu agak depresi. Anjingku menyelamatkan hidupku.”
“Dia lahir di rumahku. Dia sangat kecil dan tidak bisa membuka matanya.  Dia menggemaskan.”
“Aku mengadopsi anjingku  setelah aku melihat ibunya. Aku harusnya hanya mengurusnya  beberapa hari. Tapi aku jadi suka padanya.”
“Namanya Gyeoul. Dia berumur empat tahun. Dia berkeliaran di tengah hujan. Telinganya begitu bersih. Dia sangat menggemaskan.”
“Dia memiliki selera makan yang besar. Dia sangat imut dan menggemaskan. Dia mudah takut. Dia adalah kucing yang  seperti anak anjing.” 


Kim Sol Ah mengulurkan tangan meminta memberikanya. Lee Jae Sun bingung mengendong seekor kucing putih. Sol Ah meminta agar berikan saja. Jae Sun menolaknya. Sol Ah heran kenapa tak boleh.  Jae Sun menjawab kalau memang Sol Ah yang tak suka dengan kucing.
“Ya... Aku memang tak suka” ucap Sol Ah sinis. 

Akhirnya Sol Ah pulang membawa kucing dan melemparkanya ke dalam kamar, lalu berkomentar kalau kucing itu harusnya bersyukur dan memilih unuk mandi dulu. Sang kucing seperti ketakutan langsung bersembunyi dibawah tempat tidur. Sol Ah pun melepaskan semua pakaian lalu masuk ke dalam kamar mandi.
“Aku benar-benar benci kucing... Aku benci laki yang mirip kucing.” Jerit Sol Ah kesal
Sang kucing yang ada dibawah tempat tidur tiba-tiba berubah, tangan seperti manusia lalu mengambil pakain dalam Sol Ah. 

EPISODE 1 - Seekor anjing, aku selalu mengatakan, adalah prosa;  kucing adalah puisi.” Kutipan dari Jean Burden
[15 JAM YANG LALU]
Pagi hari Sol Ah masih tertidur, dan terbangun dari teriakan dari depan pintu yang memanggil dan mengendor pintu memanggil Sol Ah.  Sol Ah akhirnya bangun membuka pintu melihat seorang pria datang. Si pria langsung memberikan makana untuk sarapannya.
“Aku punya kabar bagus.  Coba tebak apaan. Aku kesenengan sampai-sampai  tak bisa tidur.. Jadi aku baru bangun dan berlari ke sini. Coba tebak, apaan itu ? Kau Penasaran, kan? Ayo Tebak.” Ucap Sipria mengebu-gebu. Sol Ah yang masih setengah mengantuk menatapnya.
“Ada dua tipe orang... Orang yang seperti anjing.” Gumam Sol Ah melihat pria yang didepanya seperti anjing
“Aku tak bisa nunggu. .. Aku bakal memberi tahumu.”kata Sipria. Sol Ah melihat
“Cinta Beodeul-mu kembali.”  kata Sirpai. Sol Ah kaget bergumam “Dan brengsek yang seperti kucing” lalu memilih untuk kembali masuk ke rumah.
“Kim Sol Ah, Jae Seon putus dengan pacarnya. Cinta Beodeulmu putus dengan...” teriak si pria dari depan pintu.
Sol Ah panik akhirnya membuat pintu mengucapkan terimakasih atas makanan dan akan memakanya serta mengucapan terimakasih pada ibu temanya lalu bertemu lagi di kantor.
“Hei, hati-hati agar kau tak  menabrak apa pun.” Teriak temanya. 



Sol Ah menganti pakaian sambil berbicara sendiri membahas mantan pacarnya yang itu  sudah putus dengan pacarnya. Ia pun merasa kalau ini bukan urusannya. Ia merasa tak mengenal yang namanya pria bernama Lee Jae Seon.
Sol Ah keluar kamar pamit lebih dulu lalu meliha meja makan yang masih penuh dengan makanan lalu bergumam ”Ada juga kucing yang tinggal di rumahku. Persia yang selalu duduk  di dekat jendela yang cerah.”  Sang ayah hanya duduk membaca buku.
“Kim Soo Pyung-ssi,  penyair di keluarga kami. Kau tidak pernah makan kecuali jika aku  memastikan kau melakukannya.” Ucap Sol Ah akhirnya membawakan nampan dan memberikan makana pada sang ayah.
“Aku tidak lapar.” Ucap Tuan Kim. Sol Ah mengingatkan ayahnya kalau  Jangan lupa ada kelas berenang  mulai hari ini.
“Aku tidak tertarik.” Kata Tuan Kim. Sol Ah mencoba memasangkan topi bernang untuk sang ayah.
“Aku juga ada  baju renang yang trendi. Nenek-nenek sama ibu-ibu  di kolam akan jatuh cinta padamu.” Kata Sol Ah memperlihatkan baju pada ayahnya.
“Aku bilang tidak tertarik.” Ucap Tuan Kim kesal. Sol Ah mengeluh ayahnya yang selalu bersikap seperti itu.
“Ayo Lakukan saja,... Kau harus olahraga, cari hobi, pergi ke luar juga. Aku harus pergi.... Pokoknya kau harus lakukan, oke! Tidak peduli apapun,  pokoknya lakukan sesuatu, ya?” pinta Sol Ah.
“Ada satu hal yang aku minati.” Akui Tuan Kim. Sol Ah ingin tahu apa itu apa yang ingin dilakukan ayahnya.
“Menikah.” Kata Tuan Kim. Sol Ah kaget mendenagrnya. Tuan Kim menyuruha gar Sol Ah mencari rumah baru. Sol Ah tak peduli mendengarnya.
“Kau bahkan tidak bisa  melakukan apa pun tanpa aku. Kalau aku nikah bagaimana bisa kau hidup sendiri?” keluh Sol Ah.
“Aku yang lakukan... Aku yang menikah.” Ucap Tuan Kim. Sol Ah hanya bisa melonggo.
“Jadi, kau cari tempat tinggal sendiri.” Kata Tuan Kim.  Sol Ah mengeluh sambil bergumam “Kucing sangat sulit untuk dibaca.” 


[NALSAEM DESIGN]
Kim Doo Sik duduk di meja kerjanya, Cha Sang Kwon berbiacara dengan Lee Hye Yeon memastikan kalau Direktur memang benar menyuruh mereka mengerjakan ini. Hye Yeon menjawab Tampaknya tidak.  Sementara kalau Doo Sk heran karena Kim Sol Ah belum datang.
“Astaga... Kau mengagetkanku! Kenapa kau menyelinap? Kau selalu  mengejutkanku.” Keluh Doo Sik melihat Eun Ji Eun yang tiba-tiba sudah ada disampingnya.
“Ini untukmu.” Kata Ji Eun memberikan note. Doo Sik membaca [DRAF DESAIN LOGO KAFE AKAN DIRILIS SEBELUM TENGAH HARI] 
Doo Sik mengeluh padahal Ji Eun bisa mengatakan saja. Tapi Ji Eun sudah pergi begitu saja. Sool Ah menganggap Ji Eun itu sebagai “Kucing ada di mana-mana.” Sol Ah pun datang membawakan kopi untuk semua rekan kerjanya. Doo Sik terlihat bahagia. 


“Anakku membangunkanku di tengah malam.” Keluh Sang Kwon mengambil kopi
“Siapa yang menyuruhmu melakukan ini? Jangan lakukan hal seperti ini.” Komentar Choi Dal Som mengambil kopi dari tangan Sol Ah. 
“Makanya itu... Jaman sekarang yang terpenting adalah kompetensi. Apa kau menambahkan extra shot, 'kan?” ucap Hye Yeon.  Sol Ah menganguk. “Ji Eun. Jangan di sini, mari bergabung bersama kami. Semua orang berkumpul” ucap Sol Ah mendekati Ji Eun yang duduk dimejanya. Ji Eun menolak tapi Sol Ah mencoba untuk mengajak Ji Eun berkumpul juga. “Padahal biarkan saja. Menurutku dia tak ingin bergabung.” Komentar Doo Sik.
“Dia selalu makan siang sendiri.” Kata Da Som. Hye Yeon bertanya  Apa makan siangnya enak
“Menurutku sangat enak. Dia makan sangat lambat. Apa dia seekor sapi? Dia mengunyah begitu lama.” Ejek Hye Yeon.
Mereka tiba-tiba dikagetkan dengan Ji Eun dan Sol Ah sudah berdiri didekat mereka. Suasana pun terasa canggung. Sang Kwon bertanya ada apa. Ji Eun pun memilih untuk pergi saja. Sol Ah tak enak hati meminta menunggu.
“Dia pakai koneksi untuk bekerja di sini.” Bisik Hye Yeon. Sol Ah tak mengerti maksudnya.
“Eun Ji Eun mendapat pekerjaan di sini berkat direktur. Kalau tidak, kenapa wakil direktur sangat memedulikan seseorang yang sangat tidak ramah?” ucap Sang Kwon. 
“Apa kalian membicarakanku?” tanya seorang wakil direktur. Semua kaget mendengarnya.
“Saat membicarakan orang dari belakang, harusnya bicarakan hal baik. Dan cobalah belajar sesuatu dari orang lain. Itulah jalan menuju kedewasaan.” Ucap Wakil direktur lalu berjalan masuk ruangan. Sang Kwon mengejar wakil direktur bergegas mengikutinya menguji kalau pakaiannya sangat cocok.


Sol Ah duduk di depan meja dan melihat  ada note didepan mejanya “Aku akan hargai jika kau tak mencoba berbaik hati kepadaku soal hal yang tidak relevan dengan pekerjaan." Ji Eun langsung menaruh kopi mengembaliaknya.
“Tak akan dapat apa-apa dari kucing bahkan jika bersikap baik.” Gumam Sol Ah sedih akhirnya meminum dua gelas kopi ditanganya. Doo Sik yang melihatnya hanya bisa menahan tawanya. 

Doo Sik dan Sol Ah berjalan bersama, Doo Sik tak percaya kalau ayah Sol Ah yang ingin menikah dan ingin tahu siapa wanitanya. Sol Ah pikir  Mungkin wanita yang sering melakukan operasi plastik Kalau tidak, wanita kaya yang juga punya kepribadian yang kuat.
“Atau mungkin wanita materialis.” Ucap Sol Ah.  Doo Sik pikir seperti itu tapi menurutnya Sol Ah tak perlu seperti itu
“Ayahmu sedang jatuh cinta.. Dan sekarang, giliranmu. Aku dengar Jae Seon akan mendirikan sebuah kafe.” Kata Doo Sik
“Baguslah... Meskipun tak ada hubungannya denganku.” Ucap Sol Ah tak peduli
“Apa kau tahu apa namanya? "Sonamu". Itu Kim Sol Ah.. Apa Tak lihat hubungannya?” ejek Doo Sik. Sol Ah pikir itu konyol sekali
“Apa Tak ingin bertemu dengannya?” tanya Doo Sik. Sol Ah menolak menurutnya tak ada alasan untuk bertemu.
“Hei, Jae Sun.” Sapa  Doo Sik menyapa dari kejauhan. Sol Ah langsung menengok kebelakang. Doo Sik pun bisa tahu kalau Sol Ah ingin bertemu dengannya. Sol Ah marah mencekik leher Doo Sik ingi mati ditangaya.
“Kalian sudah saling kenal begitu lama... Lee Ru Bi? Dia hanya berkencan dengannya selama setahun, dan mengkhirinya untuk kebaikan... 10 bulan.” Ucap Doo sik
“Aigoo, Apa kau menghitungnya?” ejek Sol Ah. Doo Sik mengeluh kalau  Padahal bukan pertama kali Jae Sun  berkencan.
“Kenapa kau mencoba putuskan hubungan? Apa mungkin, ada sesuatu di antara kalian?” tanya Doo Sik penasaran. 
Flash Back
Sol Ah sedang mengamba di taman. Jae Sun datang membawakan minum dan langsung duduk membelakangi Sol Ah. Sol Ah heran kenapa Jae Sun yang selalu duduk membelakanginya. Jae Sun pun balik bertanya kenapa Sol Ah yang selalu duduk ditaman.
“Kau tahu... Karena...kau selalu datang menghampiriku... Sampai kapan akan begini?” ucap Sol Ah. Jae Sun tak mengerti maksudnya.
“Kita tidak benar-benar duduk bersebelahan.Tapi, kita tidak benar-benar tidak duduk bersebelahan. Bagimu, aku ini apa?” tanya Sol Ah 
Doo Sik menebak Sol Ah menanyakan pada Jae Sun "Bagimu, aku ini apa?" Sol Ah menyangkalnya.  Doo Sik tahu kalau Sol Ah tidak punya akal sehat, tapi tak terlalu buruk. Sol Ah mengeluh kalau mengatakan itu tak ada yang buruk tapi Lebih buruk lagi tidak bisa mengatakannya.
“Kalau begitu, coba katakan... Itu dia... Hei, Jae Sun.” Ucap Doo Sik. Sol Ah tak ingin tertipu lagi.
“Dia mungkin akan berdiri di sana dengan wajah datar, berusaha terlihat keren. Aku yakin dia akan menatapku dengan mata berbinar dan bersuara dengan nada yang rendah. "Lama tak bertemu." Kata Sol Ah dan kaget ternyata Jae Sun sudah ada dibelakangnya.
Jae Suk pun membawa barang belanjaanya mengucapkan “Lama tak bertemu.” Dengan wajah datarnya. Sol Ah terlihat malu. Doo Sik  tahu Sol Ah yang bilang ingin minum kopi dan Itu adalah kafe milik Jae Suk yang baru Dibuka hari ini. Sol Ah memilih untuk pergi.
“Hei, Sol Ah. Kau akan pergi?.. Hei, jangan pergi.” teriak Doo Sik. Sol Ah tak peduli langsung kabur. Jae Sun pun hanya bisa menatap dari kejauhan. 



Sementara di rumah duduk didepan jendela rumah, seekor kucing menatapnya.
“Aku memimpikan hal yang sama. Ingatan pertamaku. Dan dalam ingatan itu, aku adalah manusia.”
Sang kucing yang berubah jadi anak kecil hanya diam saja. Seorang wanita mendekat bertanya “Kenapa kau tak bersuara? Bisakan kudengar sesuatu jika kutekan tombol?” akhirnya sang wanita menekan bagian hidungnya.
“Bisa saja itu bukan ingatan mungkin hanya mimpi.” 

Sol Ah berdiri sendiri terlihat bingung, mengingat yang dikatakan Doo Sik namanya Sol Ah dan nama cafenya itu “Sonamu.” Dan itu sama dengan namanya.  Ia pun mencoba bolak balik untuk pergi ke cafe Jae Sun atau tidak karena namanya “Sonamu.” 

Flash Back
Sol Ah bertanya apa artinya baginya Jae Sun tentang dirinya. Jae Sun memikirkan sejenak kalau Sol Ah yang ingin tahu artinya Sol Ah baginya. Ia menyebut kalau wanita yang ada didepanya adalah Kim Sol Ah. Wajah Sol Ah langsung bersemu merah mendengarnya.
“Ada apa dengan wajahmu?” ejek Jae Sun. Sol Ah mencoba mengelak. Jae Suk mengaku tak mengira. Sol Ah bingung apa maksudnya.
“Tampak malu.” Kata Jae Sun dan akhirnya memberikan kecupan pada bibir Sol Ah. 

Sol Ah akhirnya terlihat kesal karena Jae Sun yang  tak pernah menghubungi bahkan jatuh cinta pada orang kaya. Ia pikir seharusnya tak pergi. Jika pergi, maka ia adalah anjing tapi akhirnya Bukan hanya anjing tapi anjing gila.
Sol Ah akhirnya diam-diam mengintip dari depan cafe SONAMU. Doo Sik keluar menyapanya Sol Ah yang akhirnya datang.  Sol Ah pikir harus datang setidaknya sekali karena mereka adalah teman dan ia seorang interior design
“Jadi, suasananya lumayan dan interior mungkin tidak modis tapi segar.. Aku Sudah selesai jadiAku pergi.” ucap Sol Ah. 

Tapi Doo Sik menarik Sol Ah masuk cafe, memanggil Jae Sun kalau Sol Ah datang. Jae Sun seolah tak peduli lalu sibuk melayani tamu. Sol Ah pun hanya bisa diam saja. Doo Sik pikir kalau Jae Sun pasti sibuk dan mengajaknya duduk. Sol Ah melihat cafe milik Jae Sun.
“Kau pasti Bangga, 'kan? Dia mengatur semua ini sendirian.”ucap Doo Sik melihat Sol Ah yang duduk mengamati semuanya.
“Kau Minumlah ini, kemudian pergi.” ucap Jae Sun membawkaan minum. Doo Sik pun mengucapkan Terima kasih.
“Apa? Dia bilang "Pergi"? Dasar Tak sopan. Kenapa dia begitu dingin padahal seharusnya tidak seperti itu?” keluh Sol Ah.
“Tidak. Dia terlihat sangat dingin, tapi Jae Seon menunggumu selama ini.” Kata Doo Sik. Sol Ah tak percaya mendengarnya.
“Ya... Coba Lihatlah... Dia seperti itu sebentar... Menatap ke luar jendela. Dia sedang menunggu dan menunggu. Dia masih selamanya menunggu.” Ucap Doo Sik melihat Jae Sun berdiri menatap keluar jendela.
“Siapa yang dia tunggu?” tanya Sol Ah penasaran. Doo Sik pun meminta Sol Ah menunggu dan akhirnya medekati Jae Sun.


“Hei. Kau menunggu siapa?” tanya Doo Sik. Jae Sun berkata Dia takkan datang. Sol Ah mencoba mendengarkan dari tempat duduknya.
“Apa Maksudmu... Lee Ru Bi, wanita itu?” ucap Doo Sik . Sol Ah penasaran siapa yang ditunggu oleh Doo Sik.  Jae Sun mengaku bukan.
“Hei, apa ini? Apa ini Hadiah untuknya?” tanya Doo Sik. Jae Sun mengak bukan. Doo Sik tak percaya mendengarnya.
“Coba Lihat... Ada inisial juga... K. Y. Lee... Siapa dia? Bahasa Inggrisku mungkin buruk, tapi aku tahu bukan Ru Bi.” Kata Doo Sik penasaran.
“Ayahku.” Akui Jae Sun. Doo Sik tak percaya kalau ayanya itu belum menjumpainya.
“Kapan kau berhenti belajar hukum di luar negeri untuk belajar kerajinan kulit? Bukankah sudah 6-7 tahun? Sudah saatnya dia melupakannya.” Kata Doo Sik
“Akulah orang yang menyedihkan, kenapa dia lebih menyedihkan?” keluh Sol Ah. 

Sang kucing melihat gagang pintu didepanya lalu berkomentar  “Seorang manusia bisa membuka pintu kemudian pergi” Ia pun mencoba membuka pintu sambil berdiri tapi pintu terbuka lebih dulu oleh seroang wanita bernama Lee Ru Bi.
“Sergei. Sudah kubilang jangan menggaruk pintunya... Tahukah kau berapa harga semua perabotan yang kau rusak?” keluh Ru Bi lalu mengendon si kucing keluar rumah kalau kucingnya ingin pergi. 

Ru Bi datang membawa kucingnya mengatakan kalau calon mertuanya benci kucing jadi menyuruh Jae Sun mengambil. Jae Sun hanya diam saja. Sol Ah pun melihat mantan pacar Jae Sun yang mengembalikan kucingnya. 

Didepan restoran ikan. Sol Ah dan Jae Sun duduk berjauhan. Sementara Doo Sik sibuk di dalam ruangan. Ibu Doo Sik menolak karena menurutnya tak bisa salahkan kucing karena ikan yang dibuatnya.  Doo Sik memohon kalau hanya untuk beberapa hari.
“Benar... Itu Hanya untuk sebentar.” Ucap sang ayah mendukung anaknya. Sang istri langsun marah mendengarnya.
“Katakanlah kita merawat kucing sebentar. Apakah bulunya akan menempel di bajuku atau tidak? Apakah bulunya masuk ke dalam rebusan doenjang atau tidak? Dan juga, bisakah kita berjualan atau tidak?” ucap ibu Doo Sik marah
“Ibu... Aku akan menjaganya di kamarku.” Ucap Doo Sik. Ibunya makin marah pada sang anak.
“Apa Kau tahu berapa banyak pekerjaan? Tidak, aku bilang tidak!” tegas Ibu Doo Sik. 
Jae Sun mendengar dari depan restoran hanya bisa diam saja lalu bergegas pergi. Doo Sik keluar dari restoran bertanya kemana perginya Jae Sun apakah sudah pergi. Sol Ah mengangguk melihat Jae Sun berjalan sendirian.
“Apa mereka berdua dibuang olehnya?” ucap Sol Ah merasa kasihan. Doo Sik pikir Sol Ah saja yang mengambilnya. Sol Ah tak percaya harus mengambil Kucing wanita itu
“Itu kucingnya Jae Sun. Dia membelinya sebagai hadiah, dan sudah dikembalikan.” Ucap Doo Sik
“Maka, harusnya disimpan saja.” Ucap Sol Ah sedih .
“Kau tahu dia tak bisa merawatnya... Apa Kau tak kasihan? Dia tak akan bisa memohon kepada orang lain. Tak ada orang lain selain kita. Apa.. Kau tidak merasa kasihan padanya?” ucap Doo Sik menyakinkan. Sol Ah tak peduli 



Sol Ah pergi ke taman bertemu dengan Jae Sun yang membawa kucingnya lalu bertanya Namanya siapa. Jae Sun hanya diam saja. Sol Ah pikir tak punya nama seperti meong atau pussy.
“Sergei.”ucap Jae Sun. Sol Ah tak percaya kucingnya dinamakan seperti itu.
“Sergei Rachmaninoff.” Ucap Jae Sun. Sol Ah tak percaya kalau itu untuk kucing dan berpikir kalau wanita itu yang menamainya. Jae Sun hanya bisa menangis.
“Apa Kau menangis?” ucap Sol Ah tak percaya. Jae Sun menyangkalnya.
“Coba Lihat dirimu... Lee Jae Sun menangisi seorang wanita.” Ejek Sol Ah. Jae Sun mengaku bukan soal wanita. Sol Ah pun ingin tahu soal apa.
“Aku alergi kucing.” Kata Jae Sun. Sol Ah kaget akhirnya memnta agar Jae Sun memberikan saja.
“Aku Tidak mau.” Ucap Jae Sun. Sol Ah heran kenapa Jae Sun tak mau. Jae Sun tahu Sol Ah itu benci kucing. Sol Ah membenarkan kalau benci.


Tapi akhirnya Sol Ah pun pulang membawa kucingnya berkomentar kalau kucingnya itu Harusnya berterima kasih. Sol Ah pun membuka semua bajunya lalu masuk ke dalam kamar mandi. Saat itu tangan si kucing berubah jadi manusia saat mengambil pakaian dalam Sol Ah.
“Tangan Manusia? Apa... Ini Bukan mimpi?” gumam Hong Zo tak percaya karena tanganya yang bisa memegang barang manusia.
“Jika aku sungguh berubah jadi manusia....” gumam Hong Zo mencoba membuka pintu. Tapi saat itu Sol Ah keluar dari kamar mandi.
Hong Zo panik karena wujudnya masih menjadi manusia. Sol Ah mengeluh kalau hari ini Lelah sekali lalu melihat Hong Zo didepan pintu dan bertanya-tanya sejak kapan merangkak keluar. Hong Zo duduk dengan gaya elegan didepan pintu kamar.
“Kau sudah terbiasa dengan tempat itu, kan? Jangan merasa nyaman. Aku hanya akan menjagamu sampai menemukan orang yang akan mengadopsimu. Jadi, aku tak ingin kau merasa terlalu nyaman.” Ucap Sol Ah melempar bantal agar Hong Zo tidur di lantai. Tapi Hong Zo malah naik keatas tempat tidur.
“Hei, tempatmu di lantai.” Keluh Sol Ah yang melihat Hong Zo tidur disampingnya lalu mendorong ke lantai. Hong Zo kembali naik ke atas ranjang.
“Astaga, kau serius... Ada apa denganmu? Ayo... Turun.” Keluh Sol Ah kembali mendorong Hong Zo agar turun dari tempat tidurnya.
“Inilah sebabnya aku benci kucing.” Keluh Sol Ah dan akhirnya tertidur. Saat itu Hong Zo pun berubah menjadi manusia terlihat wajahnya sangat marah karena sikap Sol Ah.
Bersambung ke episode 2

 Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar