PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 17 Maret 2020

Sinopsis When the Weather is Fine Episode 5 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Bus berhenti di pertigaan jalan, seorang wanita turun dari bus  dengan jurusan "Bukhyeon-ri, Pusat Kota Hyecheon, Desa Seohyeon" sambil memakan permen lolipop. Sementara perempuan lainya turun dari bus mengaku merasa mual.
“Episode 5. Wanita Bangsawan dari Barat”
Sang Wanita berjalan menyusuri jalanan desa yang sendirian, sampai kepala desa yang sedang mengayuh sepeda mengenali sang wanita.  Ia pun bertanya Apa kau Myeong Ju. Nyonya Sim Myeong Ju pun menyapa kepala desa.
“Anda sudah cukup tua.” Sapa Nyonya Sim dengan senyuman, saat akan berjalan lagi terlihat Hye Won baru saja pulang berbelanja. Keduanya hanya saling menatap diam seperti sangat canggung. 

Flash Back
Nyonya Sim berjalan sendiri lalu Hye Won berteriak memanggil ibunya lalu menghampirinya. Nyonya Sim tersenyum melihat sang anak lalu berjalan bersama, Sang nenek menunggu didepan mereka. Tapi sekarang nenek Hye Won sudah tak ada.
**
Di ruangan interogasi polisi
Nyonya Sim duduk dengan wajah yang sudah babak belur. Polis bertanya Apa itu akselerasi tanpa disengaja? Apa kecelakaan itu terjadi karena akselerasi mendadak? atau mobilnya tetap bergerak meski kamu menginjak rem?
“Tidak... Aku tidak menginjak remnya.” Akui Nyonya Sim. Polisi tak percaya mendengarnya.
“Bahkan saat suamimu di depan mobil?” tanya Polisi memastikan. Nyonya Sim membenarkan Bahkan saat dia berdiri di sana.
“Apakah itu karena kamu panik atau kakimu kram...” ucap Polisi seperti ingin meringankan hukuman.
“Tidak. Aku melihat suamiku berdiri di depan mobil, tapi aku tidak ingin menginjak remnya.” Akui Nyonya Sim
Akhirnya Hakim melihat "Berkas Kasus dan Persidangan Mengenai Kecelakaan Mobil, Putusan Terakhir, Terdakwa Shim Myeong Ju" Nyonya Sim duduk dibangku terdakwa dengan Hye Won dan neneknya duduk dibelakang menemaninya.
“Aku menghukum terdakwa, Shim Myeong Ju, tujuh tahun penjara. Namun, berdasarkan fakta bahwa terdakwa berusaha melarikan diri dari korban yang ingin menyerangnya, dan dia melakukan kejahatan secara impulsif, fakta bahwa korban sering menyerang terdakwa, dan juga bertanggung jawab atas insiden ini, serta keluarga korban tidak menginginkan hukuman...”
Nenek Hye Won terlihat sangat shock mengetahui hukuman anaknya, Hye Won hanya diam saja melihat ibunya yang dibawa masuk. Nyonya Shim hanya menatap sang anak tanpa bicara. 


Hye Won akhirnya pergi ke "Penjara Wanita Cheongsan" Saat itu namanya di panggil oleh petugas “Nona Mok Hae Won” Hye Won pun menghampirinya. Petugas memberitahu kalau  Tahanan 3901, Shim Myeong Ju, tidak ingin menemuinya. Hye Won kaget mendengarnya dan ada surat bertuliskan "Dikirim kembali oleh penerima"
Saat nenek Hye Won meninggal, Hye Won duduk sendirian di rumah duka. Ibunya datang dengan petugas, memberikan hormat dan langsung pergi tanpa menyapa sang anak. Hye Won pun tak bisa berkata-kata melihat sikap ibunya.
Di luar rumah duka, beberapa pelayan langsung membahas Nyonya Sim yang datang sebagai putri sulungnya. Mereka tak percaya anak sulungnya datang ke rumah duka saat sedang di penjara. Hye Won memanggil ibunya tapi Hye Won hanya diam saja. 

Hye Won dan ibunya hanya saling menatap sampai akhirnya mereka berjalan bersama. Sementara Eun Seob terbangun dari tidurnya memanggil Hye Won tapi tak ada sahutan dan mencarinya di kamar yang lainya. Ponsel Eun Seob pun berdering dan langsung mengangkatnya. 

"Rumah Hodu"
Didepan rumah sudah banyak orang akan memperbaiki pipa yang bocor. Hye Won mengejar ibunya akan menjelaskan apa yang terjadi. Sementara Bibi Sim berbicara pada tukang agar menjatuhkan saja semuanya dan Jangan khawatir soal kerusakannya.
“Penginapannya sudah tutup. Siapa yang peduli tampilannya? Kau bisa mengambil...” ucap Bibi Sim terdiam melihat sang kakak yang datang dengan Hye Won. Hye Won pun hanya diam saja. 

“Sebuah pipa pecah saat merenovasi rumah. Kontraktor bilang membutuhkan dua pekan.” Ucap Bibi Sim seperti takut dengan sang kakak saat bicara.
“Perbaiki dalam tiga hari.” Ucap Nyonya Sim. Bibi Sim mengeluh kalau itu  mustahil bahkan Dia bilang membutuhkan 10 hari.
“Perlu aku yang menyelesaikannya?” ucap Nyonya Sim. Bibi Sim menjawab  Tida perlu dan akan bicara dengan kontraktor.
“Jadi, di mana kalian tinggal saat ini?” tanya Nyonya Sim. Hye Won panik takut ibunya anak marah tapi bibinya lebih dulu bicara.
“Dia tinggal bersama Eun Seop. Aku tinggal bersama Su Jeong.” Ucap Bibi Sim. Nyonya Sim kaget
“Dia adalah  Pria. Su Jeong perempuan.” Kata Bibi Sim. Hye Won menjelaskan Ada dua kamar dan punya kamar sendiri.
“Lalu di mana aku bisa tinggal?” tanya Nyonya Sim. Bibi Sim bingung memikirkan dimana kakaknya tinggal
“Aku akan bicara dengan Su Jeong. Dia akan mengizinkanmu tinggal setidaknya satu atau dua hari.” Ucap Bibi Sim
“Omong-omong, Apa kau menutup penginapan ini? Bagaimana kamu mencari nafkah? Kamu terlalu berani. Bukankah begitu, Myeong Yeo?” ucap Nyonya Sim. Bibi Sim hanya diam saja melihat sang kakak pergi. Hye Won pun berjalan mengikuti ibunya. 


"Toko Buku Good Night"
Eun Seob keluar dari toko berdiri didepan papan quotenya, "Menua itu indah karena kamu makin bijak - Madeleine L'Engle"" lalu terdiam melihat sosok wanita yang berjalan ke arah tokonya. Nyonya Sim pun jalan berlalu  didepan toko buku dan Hye Won pun datang.
“Apa Kau baru pulang?” sapa Eun Seob.Hye Wom menganguk lalu memberitahu kalau ibunya datang ke desa. Eun Seob kaget dan Hye Won akhirnya masuk ke toko. 

Hye Won duduk didalam toko memberitahu Eun Seob kalau hanya menemuinya dua kali setahun. Eun Seob hanya diam saja.
Flash Back
Di sebuah restoran, Nyonya Sim makan dengan lahap lalu berkomentar cuaca makin panas. Hye Won duduk menatap ibunya. Pelayan datang membawakan mie tambahan yang dipesan ibunya.
Hye Won masih ingat satu kali bertemu saat musim panas. Terlihat uap panas mengepul di restoran, Nyonya Sim makan juga dengan lahap berkomentar udara semakin dingin. Hye Won pun kedua kalinya bertemu saat musim dingin.
**
“Tebak apa yang kami lakukan saat bertemu. Kita makan dan minum teh bersama.”
Hye Won bertemu dengan ibunya kembali saat musim semi, mereka hanya diam dalam sebuah cafe. Setelah keluar ibunya pun pamit pergi dan akan bertemu lagi seperti layaknya teman bukan anak dan ibu. Hye Won hanya bisa melihat ibunya yang menghilang dan akhirnya mereka berpisah begitu saja. 


“Tidak ada yang dibicarakan. Ibuku tidak pernah perhatian kepada keluarganya.” Cerita Hye Won. Eun Seob pun mengerti.
“Aku penasaran kenapa dia datang ke sini.”akui Hye Won. Eun Seob bertanya Dia tiba-tiba muncul, Tanpa meneleponnya lebih dahulu.
“Ya... Pasti ada alasan lain... Dia benci mengunjungi kampung halamannya. Dia selalu bilang tempat ini mengingatkannya kepada ayahku.”ucap Hye Won. Eun Seob ingin bicara tapi Hye Won lebih dulu berkomentar.
“Kenapa tiba-tiba? Aku penasaran kenapa dia di sini.” Kata Hye Won penasaran. 

Didepan sekolah, Seorang guru BP sibuk memberikan hukuman pada anak yang tak memakai pakaian rapih. Ia  kaget melihat Hwi yang sembunyi disemak-semak lalu menyuruhnya segera pergi. Hwi melihat sosok Young Soo bejalan masuk ke sekolah.
“Hai, Young Soo... Kau mengagumkan. Semuanya, belajarlah dari Young Soo.” Sapa guru melihat Young Soo yang datang.
“Young Soo, kita bertemu lagi. Aku bertemu denganmu tiap pagi. Apakah ini takdir? Omong-omong, apa kegiatanmu kemarin?Aku membaca buku, novel. Judulnya "Aku, Natasha, dan Keledai Putih".”ucap Hwi yang dan langsung menghampirinya.
“Lalu kenapa?” kata Young Soo tak peduli. Hwi bingung dengan senyuman bahagia berpikir Young Soo sedang menanyakan pendapatnya soal buku itu
“Menurutku, membosankan. Tapi Jang Woo menyukainya.” Cerita Hwi. Young Soo menaku Bukan itu maksudnya.
“Kalau begitu, harganya?  Harganya 12,80 dolar? Atau 11,50 dolar?” kata Hwi dengan penuh semangat.
“Kamu kelas 11, bukan?” kata Young Soo. Hwi membenarkan dengan wajah bahagia memberitahu namanya “Lim Hwi.”
"Lim" seperti dalam "limbo", dan "Hwi" seperti di "peluit". Kenapa? Apa Kau menyesal telah menolakku tempo hari?” kata Hwi penuh semangat.
“Tidak, aku tidak menyesal.” Kata Young Soo dingin. Hwi bingung bertanya tentang sikap Young Soo
“Hanya sedikit menggangguku. Aku sudah di tahun ajaran terakhir” kata Young Soo. Hwi pun ingin tahu memangnya Kenapa
“Kau bicara seolah-olah kita akrab.” Komentar Young Soo. Hwi mengaku  Karena suka bicara santai dengan semua orang.
“Ohh... Begitu. Apa Kau suka bicara santai dengan semua orang?” kata Young Soo. Hwi membenarkan.
“Maka aku harus menolakmu karena aku suka menolak semua orang.” Ucap Young Soo. Hwi melonggo kaget mendengarnya.
“Jangan bicara denganku lagi... Dan Satu hal lagi... "Aku, Natasha, dan Keledai Putih" bukanlah novel... Itu puisi... Kamu seharusnya tahu ini jika sudah membacanya.” Ucap Young Soo. Hwi melonggo kaget.
“Novel adalah narasi prosa fiktif berdasarkan kejadian nyata atau imajinasi penulis, sedangkan puisi adalah bentuk sastra yang mengekspresikan gagasan, pemikiran, dan perasaan tentang alam atau kehidupan dalam bahasa yang simbolis dan ritmis.” Tegas Young Soo sebelum pergi. 


Hwi hanya bisa melonggo melihat sikap Young Soo yang kembali menolaknya. Young Soo tak ingin bicara lagi memilih untuk pergi. Hwi pun langsung menghampiri temanya yang memakai earphone kalau itu puisi?
“Kukira itu novel karena terlalu panjang... Maksudku... Penulis seharusnya memberi tahu pembaca. Apa Dia menolakku lagi?” ucap Hwi binggung.
Flash Back
Jang Woo berbicara dengan Hwi yang ingin tahu tipe gadis seperti apa yang disukai murid terbaik. Hwi penasaran ingin tahu Gadis seperti apa jadi meminta agar membberi tahu dan memberikan contoh. Jang Woo memberitahu kalau Tidak ada. 

“Dia sama sekali tidak tertarik pada gadis.” Kata Jang Woo. Hwi hanya bisa melonggo mendengarnya.
“Apa dia Terus mendapatkan nilai A sambil tertarik kepada gadis? Mustahil.” Tegas Jang Woo
“Jang Woo, bagaimana dengan pria yang mendapat nilai bagus dan juga atletis, selain menjadi populer di kalangan gadis? Pria macam apa mereka?” tanya Hyun Ji
“Pria seperti itu disebut unikorn.” Ucap Jang Woo. Tuan Bae bingung apa maksudnya "Unikorn"
“Kuda yang memiliki tanduk dan bisa terbang?” kata Tuan Bae memastikan.
“Maksudku, mereka hanya ada dalam imajinasi kita.” Jelas Jang Woo. Hwi merasa tidak percaya.
“Dia tidak tertarik pada gadis? Tapi dia di usia...” ucap Hwi tak yakin Young Soo tak suka dengan seorang wanita.
“Hei... Kalian bahkan tidak punya cukup waktu untuk belajar. Dia tidak boleh tertarik dengan gadis.” Tegas Jang Woo lalu mengeluh karena busnya datang lama sekali
“Tapi  Apa menurutmu begitu? Apa Kau juga seperti itu?”tanya Hwi tak percaya. Jang Woo mengaku tidak seperti seperti itu karena dirinya itu unikorn. Dua tema
“Tapi sungguh, percayalah kepadaku. Murid terbaik tidak akan pernah....” ucap Jang Woo sangat yakin dengan ucapanya. 

“Jang Woo bilang dia mungkin tidak tertarik pada gadis. Itu sebabnya. Pantas saja Young Soo terus menolakku... Itu karena aku perempuan.” Ucap Hwi yakin agar tak terlalu kecewa.
Saat itu salah seorang temanya datang bercerita kalau Song Jae In punya pacar dan Kim Young Soo yang bilang. Dua temanya tak percaya menurutnya Song Jae In mungkin mengejarnya tapi tetap artinya mereka mungkin berkencan.
Hye Won hanya bisa menangis kalau ternyata ada juga wanita yang bisa mendapatkan cintanya tapi ia selalu di tolak oleh Young Soo. 

“Entah seperti apa rasanya di industri orkestra, tapi aku bertemu banyak orang gila di industri sastra. Semua orang merasa dirinya sebagai Virginia Woolf, Natsume Soseki, Svetlana Alexievich, Patrick Suskind, Alexander Sergeyevich Pushkin, atau Milan Kundera berikutnya.” Cerita Bibi Sim
“Para bedebah narsistik itu menganggap dirinya sebagai pemikir dan genius. Bukan hanya itu. Mereka percaya semua yang keluar dari mulut mereka adalah sastra. Aku tidak tahan dengan mereka. Empat tahun siksaan. Di antara mereka, ada orang paling gila. Apa kau Bisa tebak siapa?” ucap Bibi Sim.
“Entahlah.” Jawab Eun Seob mendengarkan ucapa bibi Sim. Hye Won langsung menjawab kalau itu bibinya.
“Benar.. Orang paling gila.... Lebih gila dari orang gila. Orang gila terbaik dalam sejarah. Siapa itu? Aku... Aku... Aku yang paling aneh di seluruh Universitas Isin. Tapi ada satu orang yang lebih buruk dariku. Apa Kau tahu siapa?” kata Bibi Sim.
“Siapa...” kata Eun Seob bingung. Hye Won langsung menjawab kalau itu adalah ibunya.
Bibi Sim membenarkan kalau itu adalah ibu Hye Won, menurutnya Ke mana pun dia pergi, Nyonya Sim yang paling aneh. Ia melihat Nyonay Sim itu tidak punya akal sehat dan tidak bisa berkomunikasi, bahkan dingin, kejam, menakutkan... Hye Won mengeluh dengan ucapan bibinya.
“Baiklah, aku mengerti... Bibi bisa berhenti sekarang. Aku sudah tahu semua itu.” Kata Hye Won.
“Benarkah? Berdirilah. Kita harus keluar.” Kata BibiSim. Hye Won bingung kenapa mereka harus keluar.
“Ibumu ingin makan bersama kita.” Kata Bibi Sim. Hye Won ingin tahu alasanya. Bibi Sim mengaku tak tahu.
“Jika dia mau kita datang, kita hanya perlu datang... Ayo.” Ucap Bibi Sim. Eun Seob pun menawarkan diri untuk mengantarnya. Hye Won pun tak menolaknya.
“Hye Won, sebaiknya kamu bergegas... Ayo.” Teriak sang bibi dari luar toko buku. 


Mereka makan dalam diam, tanpa bicara. Hye Won pun melihat keduanya seperti makan dengan cara yang canggung seperti bukan keluarga. Bibi Sim pun mulai bicara ingin tahu alasan kakaknya datang. Nyonya Sim seperti tak mendengar ingin tahu apa yang dikatakan adiknya dengan nada sinis.
“Bukan apa-apa.” Ucap Bibi Sim tak ingin membahasnya, mereka pun makan hanya dalam diam tanpa banyak bicara.


"Toko Buku Sandeul"
Eun Seob memilih-milih buku dalam rak. Seorang kakek pemilik buku mulai berbicara kalau  Seseorang memberitahuya kalau Shim Myeong Ju kembali. Eun Seob membenarkan dan Beberapa orang bertanya kepadanya saat datang kemari.
“Itu karena Myeong Ju dahulu sangat terkenal.” Ucap Sang kakek.Eun Seon pun berpikir seperti itu.
“Dia satu tahun di bawahku. Dia sangat cantik.” Cerita sang kakek. 



Flash Back
Saat sang kakek masih muda sedang menunggu di halte bus, beberapa anak murid berkomentar dengan seorang wanita yang ada didepanya. Nyonya Sim yang masih muda terlihat cantik menunggu sendirian, sang kakek menatap Nyonya Sim yang sangat cantik.
“Dia masih cantik... Tapi dia tampak dingin...” komentar Eun Seob. Sang kakek pikir kalau itu adalah pesonanya mengingat kenangan dengan Nyonya Sim.
Bus pun datang, Nyonya Sim masuk lebih dulu tapi sang kakek hanya menatapnya karena banyak pria yang berlari dan langsung menyelonong masuk bus lebih dulu.
“Saat itu, tiap anak lelaki di kota ini menyukai Myeong Ju. Aku selalu penasaran siapa yang akan menikahi gadis seperti dia. Yang mengejutkan, dia menikahi seorang pria yang paling tulus kepadanya.”
Nyonya Sim yang masih muda terlihat sedang hamil dan seorang pria berlari terburu-buru dengan payung yang dibawanya. Ia pun mengajak Nyonya Sim pergi dengan memayunginya, seperti pasangan yang serasi.
“Akhirnya dia hamil... Tetap saja, aku sangat yakin dia akan hidup bahagia.” 

Eun Seob memilh buku dan memberitahu kalau akan membeli semuanya. Sang kakek memastikan Eun Seob akan membeli semuanya dan akan memotong 20 persen jadi Harganya 102 dolar 20 sen. Eun Seob pun berjanji akan mentransfernya.
“Apa Kau masih membawa buku yang diterbitkan sendiri?” tanya Eun Seob. Sang kakek mengakuterkadang.
“ Dan itu Ada tumpukan di sana. Jadi kau bisa Lihatlah kapan-kapan.” Ucap Sang kakek. Eun Seob memganguk mengerti.
“Kuharap kamu akan menemukan sesuatu yang menarik.” Ucap Sang kakek. 

Hye Won keluar dari "Restoran Tionghoa Tradisional" menelp Eun Seob memberitahu kalau sudah selesai dan ingin tahu keberadaanya. Eun Seob dengan banyak buku memberitahu kalau sudah selesai juga tapi akan menemui orang lain sekitar satu jam.
“Tentu, pulanglah lebih dahulu.” Ucap Eun Seob. Hye Won mengerti lalu menutup telp. Setelah itu Eun Seob menelp seseorang lalu bertanya Di mana mereka bertemu.
Bibi Sim keluar restoran meminta ponselnya bertanya apakah Hye Won akan pulang. Hye Won menganguk. Sang bibi pun pamit pergi berjalan sendirian. Nyonya Sim pun keluar hanya pamit pergi begitu saja, benar-benar bukan seperti keluarga.
Hye Won pun berjalan pergi ke toko bunga bertanya pada bibi apakah punya bunga kamelia. Sang pemilik meminta Hye Won menunggu untuk mencari Bunga Kamelia. Hye Won menatap ke arah cafe didepanya kaget melihat Eun Seob duduk akan bertemu dengan seseorang.
“Pelanggan lain juga memesannya, jadi, hanya ini yang kumiliki. Berapa yang kau butuhkan?” kata sang bibi
“Aku akan mengambil setengahnya.” Ucap Hye Won. Sang bibi menganguk mengerti.
“Kamu mau aku mencampurnya dengan bunga lain?” tanya bibi. Hye Won menolaknya.
Saat itu Hye Won melihat Eun Seob yang bertemu dengan Bo Young. Bo Young datang dengan senyuman cerita menyapa Eun Seob dicafe bertanya akan minum apa dan akan memesan... Tapi Eun Seob langsung menyela ingin tahu ada apa.
“Apakah ada hal mendesak? Apakah terjadi sesuatu?” tanya Eun Seob penasaran. Bo Young terdiam mendengar ucapan Eun Seob yang tak ingin basa basi.
Hye Won keluar dari toko bunga menatap ke arah cafe dengan wajah sedih seperti merasa dikhianati. Sebuah bus datang "Bukhyeon-ri, Pusat Kota Hyecheon, Desa Seohyeon, Menuju pusat kota" Akhirnya Hye Won naik bus dengan wajah sedih membawa buket bunga. 



Flash Back
Hye Won melihat hujan yang turun dengan deras, tiba-tiba terdengar temanya membahas  kalau ia merebut pria yang disukai Kim Bo Yeong. Mereka pun mengaku sudah mendengarnya juga, salah satu temanya berkomentar kalau Kim Bo Yeong bilang dia sebagai korban.
“Aku kasihan kepadanya. Siapa pria yang disukai Kim Bo Yeong?” tanya teman lainya.
Saat duduk pelajaran menonton dalam ruangan, Hye Won duduk disamping Eun Seob. Beberapa anak langsung berbisik  Mok Hae Won merebut pria yang disukai Kim Bo Yeong yaitu Lim Eun Seop karena duduk disampingnya. Hye Won hanya diam saja. Bo Yeong pun menatap ke arah Hye Won yang duduk disamping Eun Seob.

Hye Won dan Bo Yeong bersepedah bersama. Bo Yeong berteriak memberitahu kalau menyukai seseorang. Hye Won ingin tahu siapa orangnya. Bo Yeong mengaku Penyendiri di kelas mereka yang suka membaca buku.
“Penyendiri yang suka membaca buku?” kata Hye Won mikirkanya. Bo Yeong membenarkan.
“Aku sangat menyukainya!” teriak Bo Yeong bahagia. Hye Won hanya bisa tertawa mendenagrnya.
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar