PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 26 Maret 2020

Sinopsis Meow The Secret Boy Episode 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Hong Zo akhirnya keluar dari kamar dan kaget karena lampu disampingnya menyapa. Ia pun berjalan mencoba keluar rumah dengan membuka pintu tapi dikagetkan dengan bunyi serine dan akhirnya kembali masuk. Tuan Km terbangun dari tidurnya berpikir Sol Ah yang baru pulang.
Hong Zo hanya bisa memantung didepan pintu rumah. Tuan Kim akhirnya mengambil minum dimeja makan lalu dikagetkan dengan kucing yang tiba-tiba melayang ke arahnya. Ia langsung jatuh tersungkur dilantai, dan Hong Zo pun duduk seperti kucing polos yang tak tahu apapun. 


Pagi hari, Tuan Kim mengeluh kalau betapa terkejutnya saat melihat kucing yang ada dirumahnya. Sol Ah heran dengan ayahnya padahal sudah menunjukan pada ayahnya tadi malam. Tuan Kim terlihat bingung.
Flash Back
Sol Ah membuka pintu kamar ayanya memberitahu baru saja pulang dan mengendong Hong Zo. Tuan Kim yang fokus membaca menyuruh Sol Al menutup pintu tak melihat Hong Zo dalam pelukan ayahnya.  Sol Ah mengeluh ayahnya bahkan tidak meliriknya.
“Astaga... Kita seharusnya tak biarkan sembarang binatang buas di rumah... Dan Apa tak apa-apa membiarkan orang masuk? Ayah tak pernah bilang membolehkannya.” Ucap Tuan Kim.
Saat itu bel rumah berbunyi, Sol Ah pun bertanya didepan Siapa. Dua orang mengaku datang untuk melihat rumah. Sol Ah kaget mendengarnya. Sang ayah langsung menyela agar silakan melihat-lihat. Sol Ah tak percaya kalau Ayahnya menjual apartemen.
“Ayah memutuskan untuk pindah ke pedesaan bersamanya.” Ucap Tuan Kim. Sol Ah makin shock mendengarnya.
“Bagaimana bisa Ayah membuat keputusan itu tanpa berbicang denganku?” keluh Sol Ah 
“Ayah berpikir lama sebelum membuat keputusan.”kata Tuan Kim.  Sol Ah tak percaya ayahnya memikirkannya sendiri saat ia tak ada
“Bagi Ayah, aku ini apa?” ucap Sol Ah marah mengaku enggan mengatakan hal ini pada anaknya.
“Ayah jatuh cinta pada wanita materialis. Ayah tak tahu apa pun tentang dunia. Ayah mengajar menulis puisi di pusat kebudayaan. Apa kau mencoba membuang sedikit yang dimiliki dengan namamu?” ucap Sol Ah marah. Tuan Kim merengek
“Kutarik perkataan.. Ayah boleh melakukan apa pun... Tapi Jangan menikah. Apa Ayah akan menjual apartemen untuk pergi? Maaf, Aku tak bisa... Karena aku tak akan meninggalkan apartemen ini.” Ucap Sol Ah
“Aku diusir dan berakhir dengan seseorang yang akan diusir.” Gumam Hong Zo melihat keduanya dari atas kursi goyang. Tuan Kim ingin duduk tapi Hong Zo tak mau pergi, lalu mencoba memlototinya tapi Hong Zo tetap tak bergeming. 

Di kantor, Doo Sik pikir Sol Ah sudah dewasa, bukan anak-anak jadi lebih baik Tersenyum saja  dan berikan restu pada ayahnya. Sol Ah mengaku  marah dengan cara ayahnya, bukan apa yang dilakukan. Doo Sik yakin ayah Sol Ah tak bisa memberitahunya.
“Dia perhatian agar kau tidak akan terluka.” Ucap Doo Sik menyakinkan.
“Benarkah? Dia tutup mulut, lalu memberiku ultimatum. Apa itu perhatian?” keluh Sol Ah. Doo Sik membenarkan. 

Saat itu Ji Eun kembali memberikan note untuk Doo Sik tanpa bicara “Warna logo kafe... Ubah dari hot pink ke indian pink.” Sol Ah pun mengejek Doo Sik kalau Seseorang juga sangat perhatian padanya.  Doo Sik akhirnya berdiri memanggil Ji Eun.
“Apa Kau membenciku?  Seberapa besar rasa bencimusehingga tak mau bicara denganku? Kupikir nafasku bau busuk, jadi aku sudah perawatan gigi minggu lalu. Aku berkumur dengan mouthwash selama berjam-jam.” Ucap Doo Sik marah.
Sol Ah menarik tangan Doo Sik agar duduk saja. Doo Sik tak peduli meminta agar melepaskanya.
“Aku punya banyak pesan untuk disampaikan. Jika aku...” ucap Ji Eun bingun melhat Doo Sik yang marah
“Apa yang salah dengan hot pink? Apa karena kau tahu aku suka hot pink? Benar, 'kan? Kau tak menyukai hot pink karena kau membenciku, 'kan?” ucap Doo Sik benar-benar marah
“Tidak... Aku meminta untuk mengubahnya. Kenapa? Apa ada masalah? Lalu, bagaimana kalau kita mengubahnya? Indian pink?” ucap Wakli Direktur akhirnya keluar ruangan. Doo Sik pun langsung duduk tak bergeming.
“Aku sungguh tak mengerti kenapa orang-orang suka warna ini... Coba Lihatlah warna hot pink... Bagus dan gelap, serta semua orang menyukainya... Tidak ada alasan untuk berpikir.” Ucap Doo Sik kesal dan melihat Ji Eun meliriknya.
Ia mengeluh Ji Eun meliriknya dan menyuruh untuk menurunkan matanya.  Ji Eun pun tertunduk. Doo Sik pikir kalau Ji Eun itu sok jua malah tapi menurutnya itu tak mungkin. Ia pun melihat note warna pink didepanya seperti mengatakan “Aku pasti menyukaimu!”
“Warna ini berbicara kepadaku. "Apa kau menyukaiku?" Aku menyukaimu.” Ucap Doo Sik tak percaya. 


Di cafe, Sol Ah mengangkat sendoknya bertanya  Siapa yang ingin memelihara kucing. Sang Kwon memberitahu kalau Anaknya baru berusia tiga bulan. Sementara Hye Yeon menolak karena Kucing bulunya rontok. Da Som pikir Anak kucing itu lucu, tapi tak suka kucing dewasa.
“Kau besarkan saja.” Ucap Da Som. Sol Ah mengaku tak suka kucing. Hye Yeon ingin tahu alasan Sol Ah tidak menyukainya.
“Yah, mereka tidak datang kepadaku saat kupanggil seperti anjing dan melakukan apa saja semaunya.” Ucap Sol Ah
“Walau begitu, bukankah lucu saat mereka mendekatimu secara diam-diam?” kata Doo Sik
“Mereka bermanja-manja di sebelahmu tapi tiba-tiba menghilang seolah tak terjadi apa-apa. Aku benar-benar tak bisa memercayai mereka.” Ungkap Sol Ah. 


Di rumah, Hong Zo membuka lemari dan mengambil kaleng ikan tuna mencoba membukanya, tapi tak tahu caranya. Akhirnya dengan satu jarinya bisa membuka kaleng ikan tuna.
“Ada banyak kucing liar, tapi tidak banyak anjing liar. Menurutmu kenapa begitu? Mereka terlalu berhati-hati dan memata-matai orang diam-diam menggangguku juga.” Ucap Soo Ah
“Itu karena mereka berhati-hati.” Tegas Doo Sik. Soo Ah yakin menurutnya mereka terlalu mencurigakan.
Hong Zo mendengar sesuatu dari dalam kamar dan mencoba membuka pintu kamar. Saat itu terlihat Tuan Kim yang tak sadarkan diri di adlam kamar, Wajah Hong Zo panik mencoba membangunkanya.
“Mereka menganggap orang sebagai pelayan. Tidak, apa pembuka kaleng makanan mereka?” kata Sol Ah yan membenci kucing. Di rumah Hong Zo berusaha membangunkan Tuan Kim
“Aku sudah dengar soal anjing yang menyelamatkan orang tapi kucing tak pernah bisa menjadi binatang pelindung. Mereka hanyalah binatang egois yang hanya memikirkan bertahan hidup pada saat kritis.” Kata Sol Ah. 

Di rumah, Hong Zo mencoba membawa Tuan Kim keluar dari apartement sambil mengendongnya. Di depan apartement, petugas melihat Tuan Kim mengenalnya kalau itu penghuni  yang tinggal di unit 605, lalu bertanya apakah sudah panggil ambulans. Hong Zo mengeleng.
Akhirnya Ambulance datang membawa Tuan Kim ke rumah sakit. Petugas ambulance bertanya Siapa walinya. Si paman penjaga ingin menunjuk pria yang membawa Tuan Kim, tapi Hong Zo sudah tak ada.  
Petugas pikir mereka harus pergi lebih dulu. Hong Zo pun sudah berubah jadi kucing melihat ambulance yang membawa Tuan Kim. 

“Kau tahu banyak soal kucing. Bukankah artinya kau menyukainya?” ejek Doo Sik.
Sol Ah terlihat kesal dan saat itu telpnya berdering, wajahnya pun langsung panik mendengar telp dari Rumah Sakit. Ia bergegas pergi ke rumah sakit dan mencari pasien dengan nama Kim Soo Pyung. Perawat menunjuk tempat Ayah Sol Ah di rawat.
“Apa yang terjadi? Kudengar Ayah pingsan.” Ucap Sol Ah heran melihat sang ayah yang terbaring membaca buku seolah tak terjadi apapun.
“Apa itu telp dari Perusahaanmu? Kau tidak harus datang.” Kata Tuan Kim yang sudah bisa duduk. Sol Ah pikir Siapa lagi yang akan... lalu melihat ada tas wanita berwarna merah diatas ranjang ayahnya. 

“Sol Ah... Benar-benar kebetulan yang tak terduga.. Ini Sangat puitis... Senang berjumpa. Aku bertemu ayahmu di pusat budaya sambil belajar puisi. Namaku Bang Sil.” Ucap Nyonya Bang Sil menyapa Sol Ah. Sol Ah terlihat bingung menatap sang ayah.
"Aku benang. Dan kau adalah jarum... Aku akan memasuki lubang sempitmu." Itu adalah puisi favorit yang kutulis. Ayahmu mengkritiknya dengan keras tapi akhirnya dia menjadi jarumku. Benarkan, guru?” kata Bang Sil. Tuan Kim menganguk dengan wajah malu-malu.
“Pasien Kim Soo Pyung.. Aku membawa hasil tesmu.” Ucap dokter jaga datang.
“Apa karena aritmia ? Bradyarrhythmia ?” kata Bang Sil. Dokter membenarkan.
“Cukup berbahaya jika sampai pingsan, bagaimana pun..” ucap Dokter yang langsung disela oleh Bang Sil
“Apa Kau ingin merekomendasikan menggunakan alat pacu jantung? Tapi dia tak mau memasang mesin di dadanya. Aku sudah bilang dan Kau harus dengarkan aku.” Keluh Bang Sil
“Kau harus melakukan beberapa tes lagi dan bersiap untuk operasi besok.” Ucap Dokter.  Bang Sil mengerti.
“Tunggu. Apa yang terjadi? Kenapa jantung ayahku.. Menempelkan apa di dadanya?” ucap Sol Ah bingung karena tak tahu keadaan ayahnya.
“Jangan khawatir, Sol Ah... Operasinya sangat sederhana... Benarkan, guru?” ucap Bang Sil. Tuan Kim menganguk. Dokter pun merasa sudah menjelaskan pada pasienya. Sol Ah terlihat masih saja kebingungan. 



Bang Sil  menarik selimut untuk ayah Sol Ah meminta agar bisa mendengarnya ucapan dokter dan saranya. Tuan Kim seperti bisa mengerti dan bertanya siapa yang membawanya ke rumah sakit. Bang Sil dengar penjaga keamanan memanggil ambulance.
“Aku tak ingat keluar rumah... Jadi Kapan aku keluar? Aku hanya ingat kucing.” Ucap Tuan Kim. Sol Ah mendengar dari dari pintu rawat memilih pergi karena sudah ada yang merawat sang ayah. 

Hong Zo keluar dari tempat sampah terlihat kebingungan karena tak bisa masuk rumah, akhirnya berubah menjadi manusia lalu melihat Sol Ah berjalan sendirian sambil menangis. Ia pun mengikuti Sol Ah dari belakang.  Doo Sik mengirimkan pesan
“Apa Kau baik-baik saja? Apa Mau bertemu?” Sol Ah mengaku  baik-baik saja.
“Apa Kau bisa mengurusnya sendiri? Haruskah aku menyuruh Jae Seon pergi?” tulis Doo Sik. Sol Ah langsung melarangnya. 

Sol Ah pun berjalan ditaman tanpa sadar Hong Zo yang terus mengikutinya. Hong Zo pun duduk didekat Soo Ah membelakanginya. Sol Ah pikir Lee Jae Sun yang datang dan langsung menutup wajahnya meminta agar tak perlu menatapnya karena sedang berantakan.
“Aku baik-baik saja dan Ayah juga akan baik-baik saja.  Malam ini, si ahjumma akan tinggal bersama... Maksudku, tunangan ayahku. Mereka pindah ke pedesaan demi kesehatan ayahku.” Cerita Han Sol
“Dia bernama Bang Sil... Dia sangat ramah. Ayah tampak seperti tak sadar dan tertawa juga.. Tapi Kenapa aku begini? Pokoknya, aku baik-baik saja... Kau Pergilah.” Ucap Sol Ah. Hong Zo akan pergi.
“Kau seperti kucing... Semua kucing menghilang kapan pun mereka mau.. Tanpa kata... Maksudku, mereka pikir aku perhatian. Kalau saja aku khawatir dia sakit? Apa Aku akan bilang dia beban?” ungkap Sol Ah. Hong Zo terdiam.
“Aku tidak pernah tahu, akan diusir tanpa sebab. Aku marah pada ayah dan membentaknya. Padahal dia sakit. Jantungnya berdetak lambat dan aku tak tahu. Aku sangat bersyukur dia perhatian. Inilah sebabnya aku tak suka kucing. Menghilang semaunya, dan sekarang kembali berusaha menghiburku... Jadi Sudahlah, kau pergi.” kata Sol Ah marah  Hong Zo tetap saja terdiam.
“Kusuruh kau pergi.” ucap Sol Ah lalu bergumam “Dia benar-benar kembali.. Beodeul Cintaku.”
“Kau tak pergi saat aku menyuruhmu. Kau tak pernah datang saat aku menunggumu. Apa kau memiliki alasan seperti ayahku?.. Ahh.. Aku bicara sendiri... Ayo Katakan sesuatu.” Keluh Sol Ah lalu melihat nama Jae Sun yang menelpnya. 



Sol Ah bingung kalau Lee Jae Sun yang menelp dan baru sadar kalau sedari tadi hanya bicara dengan kucing. Ia mengangkat telp lalu  bertanya keberada Jae Sun sekarang dan bingung kalau Jae Sun ada dicafe padahal ia pikir sedang ada disampingnya.
“Aku berada di tempat kerjaku seharian.” Kata Jae Sun. Sol Ah pikir  Ja Sun tak mendengar apa pun dan Dengan siapa ia berbicara
“Kim Sol Ah. Apa kau di sana?” tanya Jae Sun. Sol Ah pun berbicara dengan Jae Sun.
“Di manakah Sergei?” tanya Jae Sun. Sol Ah menjawab ada Di sebelahknya.
“Apa Kau yakin dia baik-baik saja?” tanya Jae Sun. Sol Ah mengaku  ada di sini, tapi... Kenapa dia ada di sini, Ia terlihat bingung.
“Ini Tak boleh.. Kau tak bisa menjaga Sergei.” Ucap Jae Sun. Sol Ah pikir Jae Sun merasa bersalah
“Baiklah kalau begitu. Kau harus merasa bersalah karena aku merawat kucing wanita itu.” Ucap Sol Ah.
“Bukan itu alasannya.. Aku tak nyaman meninggalkannya bersamamu.” Kata Jae Sun
“Apa kau lebih khawatirkan kucing daripada aku?”keluh Sol Ah kesal. Jae Sun bertanya apakah pintu Sol Ah selalu terkunci
“Kucing dapat menghilang walau sebentar. Kau mungkin tak akan pernah menemukannya lagi.” Kata Jae Sun. Sol Ah langsung mengendong kucingnya.
“Jika kau khawatir, cari seseorang untuk mengadopsinya.” Keluh Sol Ah. Jae Sun mengaku Sedang mecari dan akan menemukannya sesegera mungkin.
“Jangan tinggalkan dia kali ini... Aku mohon.” Ucap Jae Sun lalu menutup telp. Sol Ah bingung dengan ucapan Jae Sun.
“Siapa yang meninggalkannya? Seharusnya aku yang bilang itu.” Ucap Sol Ah. Akhirnya mengajak bicara Hong Zo. 


“Hei, kucing... Apa Kau melihat orang di sebelahku? Bagaimana kau datang kemari?” ucap Sol Ah. Hong Zo hanya diam menatap dengan mata berbinar-binar.
“Kau tak bisa berbicara? Jawab aku. Kenapa kau tak bersuara? Bisakah bersuara jika aku menekanmu di sini? Ini Berbunyi.” Ucap Sol Ah menekan hidung Hong Zo. 

Flash Back
Sol Ah melihat anak kecil yang sendirian ditengah salju yang turun lalu bertanya Apa yang dilakukan di sini? Di mana ibuny? Apa tersesat? Hong Zo yan masih kecil hanya diam saja. Sol Ah pikir anak itu pasti kedinginan lalu memberikan syalnya.
“Siapa namamu? Berapa umurmu? Kenapa kau tak bersuara? Bisakah kudengar sesuatu jika aku menekan tombol?” ucap Sol Ah menekan bagian hidung sama seperti yang dilakukan pada Hong Zo dewasa. 

SolAh akhirnya pergi membeli kue bungepang, lalu memberikan pada Hong Zo. Ia bejanji  akan mencari ibunya jadi harus ikut denganya dan pergi ke rumahnya dulu. Hong Zo pun menunggu didepan gedung saat Sol Ah sedang mengambil surat.
Hong Zo tiba-tiba melihat sesuatu yang menarik dan langsun bergegas pergi. Sol Ah yang baru selesai menelp kaget tak melihat anak kecil itu. Terlihat kue yang berserakan dijalan dan Hong Zo yang masih kecil tertidur dengan syal menjadi selimutnya dibangku taman. 

“Hei, sudah kubilang jangan terlalu nyaman. Kita tak bisa tinggal di sini lagi. Kita harus pergi. Walau begitu, aku tak merasa kesepian karena diusir bersamamu.” Ucap Sol Ah akhirnya naik ke atas tempat tidur.
Hong Zo pun mengikutinya, Sol Ah mengeluh dan mendorong Hong Zo turun dari tempat tidurnya agar tidur dilantai. Hong Zo kembali naik ke atas tempat tidur dan Sol Ah sudah lelah untuk mengusirnya.
Hong Zo akhirnya berubah menjadi manusia menatap Sol Ah yang berbaring didepanya. Ia tahu kalau kalau Sol Ah adalah yang membuatku menjadi manusia.
Bersambung ke episode 3

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar: