PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 21 Agustus 2018

Sinopsis Lets Eat 3 Episode 11 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Dae Young berjalan pulang mengingat kembali yang dikatakan Seo Yeon sebelumnya “Kau selalu bertanya di mana Ji Woo saat melihatku.”  Dan Saat Byung sam bertanya “Kenapa kau melakukan itu? Apa Kau tak mau dia pacaran?” lalu Ia menjawab kalau tak ingin Ji Woo berpacaran dengan temanya.
Ia juga menyelamatkan Ji Woo saat bajunya yang tembus pandang karena hujan dan memberikan jaketnya. Tiba-tiba Ji Woo berlari menghampiri Dae Young, 

“Dae Young... Apa Kau marah denganku? Saat di sauna, apa aku memukulmu saat aku sedang tidur? Atau saat kita makan ayam pedas, Apa aku memakan bagian terakhirnya?”ucap Ji Woo binggung dengan sikap Dae Young
“Bukan itu.” Kata Dae Young. Ji Woo pun binggung apa yang terjadi.
“Kenapa kau selalu menghindariku?” ucap Ji Woo akhirnya tak bisa  menahan tangisnya.
“Jangan menangis.” Kata Dae Young langsung memberikan topi agar tak terlihat wajah Ji Woo yang menangis.
“Aku bukannya marah. Aku hanya... Hanya merasa sedih saja... Kurasa aku...” kata Dae Young tapi terhenti karena mendengar ponselnya berdering. Ibunya menelp,  lalu terlihat kaget menerima kabar dari ibunya. 


Jin Seok dkk membereskan barang-barang Dae Young dikamar. Jin Seok seperti tak pecaya kalau bisnis ayah Dae Young sepenuhnya bangkrut. Byung Sam pikir kalau properti keluarganya juga disita dan itulah yang terjadi.
“Dia juga akan pindah kampus, melihat bagaimana dia pindah dari rumah ini. Aku kasihan pada Dae Young.” ungkap Sung Joo
“Benar... Ayo bersikap baik padanya sampai dia masuk wamil.” Kata Jin Seok. Ji Woo mendengar dari balik pintu terlihat sedih karena harus berpisah dengan Dae Young dan topi itu sebagai kenang-kenangan untuknya. 

Ji Woo mengingat kejadian masa lalunya melihat Seo Yeon yang membuka pintu rumah Dae Young. Seo Yeon berpikir kalau Ji Woo sudah pindah rumah, Tapi ternyata belum. Ji Woo ingin tahu keberadaan Dae Young sekarang. Seo Yeon menjawab kalau Dae Young sedang kerja.
“Apa Kau membawanya untuk Dae Young? Karena kau membawanya, bisakah aku memakannya? Kemarin aku minum dan aku merasa sakit.” Ucap Seo Yeon mengambil panci dari tangan Ji Woo lalu masuk ke rumah.

Ji Woo tak bisa menahan amarah langsung masuk mendorong Seo Yeon sampai terjatuh di sofa. Seo Yeon pun marah, langsung membalas Ji Woo sampai kakak tirinya itu terbentuk counter dapur.
“Kau ini kenapa? Apa Kau istrinya? Memangnya dia berselingkuh darimu atau apa? Hak apa yang kau miliki?” ucap Seo Yeon dengan nada tinggi
“Lalu kau? Apa hakmu untuk memanfaatkan dia?” kata Ji Woo tak kalah marah. Seo Yeon terlihat binggung.
“Aku paham kau melakukan ini karena kau menyukainya. Tapi ternyata tidak.” Ucap Ji Woo
“Kau salah.... Aku menyukainya sebagai pria.” Ucap Seo Yeon berpura-pura
“Tidak, jika kau menyukainya sebagai seorang pria, kau tidak akan bisa bicara tentang masa lalunya yang menyakitkan padaku dengan mudah. Kau hanya memanfaatkan dia untuk menyakitiku. Jadi jangan anggap dia sebagai seorang teman.” Tegas Ji Woo marah. Seo Yeon pun hanya diam saja. 



Direktur berkomenter melihat Sun akhir-akhir ini kelihatan sangat kurus dan menurutnya Pekerjaan pasti membuatnya sulit. Sun mengaku tak seperti itu dan ingin tahu alasanya meminta agar bertemu. Direktur membahas tentang cabang bisnis luar negeri yang didirikan.
“Orang-orang yang ada di perusahaan kita ingin mendukung cabang itu di sana. Uang yang diinvestasikan ke dalam produk makanan itu akan diajukan ke sana sebagai gantinya. Jadi, dengan itu proyek dan tim yang kalian kerjakan sekarang kemungkinan akan berakhir.” Ucap Direktur. Sun kaget mendengarnya. 

Sementara Dae Young kaget mendengar ucapan Managernya, Managernya mengulang kalau Dae Young tidak harus bekerja lagi di sini. Dae Young seperti mulai panik, Manager berkomentar kalau Dae Young terlalu senang sampai tidak percaya.
“Lagipula, ini juga promosi yang mendadak... Sekali lagi, selamat karena dipromosikan menjadi manajer cabang. Kantor barumu sekarang adalah cabang di Sangam.” Ucap Manager.
“Kapan aku harus mulai pergi ke sana?” tanya Dae Young ternyata harus pindah kantor.
“Kantor pusat akan menghubungimu untuk bernegosiasi tentang gaji. Jadi Kau akan mengetahuinya. Mereka belum tahu tentang  pekerjaanmu yang lain, jadi pastikan kau selesaikan. “ pesan Manager. Dae Young pun menganguk mengerti. 

Dae Young pulang ke rumah memanggil Seo Yeon, tapi tak ada yang menyahut dan membaca pesan yang ditinggalkan diatas meja. “Aku berhutang budi padamu. Untungnya, aku sudah menemukan tempat tinggal. Terima kasih untuk kemarin. Dan juga maaf, Aku tidak akan memanfaatkanmu lagi mulai sekarang. Ji Woo membawakan bubur abalon untukmu, tapi aku memakannya.”
Ji Woo memberikan anjingnya makan, Dae Young datang membawa panci kosong. Ji Woo melihat Dae Young yang pulang kerja lebih awal. Dae Young memberitahu kalau  Seo Yeon bilang menikmati buburnya dan ingin menjelaskan alasan Seo Yeon tinggal dirumahnya.
“Tidak apa. Aku tahu.” Kata Ji Woo. Dae Young pikir kalau Seo Yeon sudah memberitahu kalau bisnisnya bangkrut. Ji Woo kaget mendengarnya.
“Apa Dia tidak memberitahumu? Jadi Apa yang kau tahu saat itu?” kata Dae Young. Ji Woo terlihat merasa bersalah.
“Dia keluar dari rumah temannya, dan dia tidak punya tempat lain untuk dituju. Aku tidak ingin dia tinggal di motel atau sauna sendirian, jadi aku menyuruhnya tinggal di rumahku. Tapi Untungnya, dia tampaknya sudah menemukan tempat tinggal. Saat aku pulang kerja, dia sudah pergi.” Jelas Dae Young 


Ji Woo seperti makin tak enak hati, saat itu Dae Young menerima telp  dan berkata kalau akan mengunjungi kantor pusat. Ji Woo kaget Dae Young menerima telp dari Kantor pusat dan berpikir kalau dipanggil karena punya dua pekerjaan.
“Tidak, aku akan ditunjuk menjadi manajer cabang. Mereka ingin menegosiasikan gajiku besok.” Kata Dae Young
“Kau bilang Manajer cabang? Apa itu artinya kau dipromosikan? Selamat.” Ucap Ji Woo bangga, Dae Young pun mengucapkan Terima kasih.
“Ayo.. Temanku dipromosikan, jadi aku tidak boleh diam saja. Aku akan mentraktirmu.” Ucap Ji Woo penuh semangat.
“Aku 'kan yang dipromosikan, jadi kenapa mau mentraktirku? Aku yang traktir. Ayo pergi, Kacang. Aku akan banyak mentraktirmu hari ini.” Kata Dae Young. Ji Woo pun bersemangat pergi bersama Dae Young. 

Iga bakar di panggang diatas meja, Ji Woo pikir itu makanan terbaik untuk meremajakan diri sendiri dan membahas kalau daging domba baik untuk menyegarkan kesehatan. Dae Young merasa kalau Ji Woo itu berkata seperti bertanya pada Messi apa dia tahu sepak bola. atau bertanya pada Kim Yeon Koung apa dia tahu bola voli. Ji Woo terlihat binggung.
“Hei, Aku ahlinya makanan... Jangan meremehkan kekuatan Shiksyanim ini.” Kata Dae Young, Ji Woo hanya bisa tersenyum.
“Daging domba punya sejarah panjang sebagai bahan makanan. Ini populer dan tidak dilarang oleh agama apa pun. Ini adalah raja daging yang sesungguhnya.” Jelas Dae Young dengan gayanya sebagai ahli makanan.
“Lebih baik sedikit kurang matang seperti ini... karena akan lebih lembut dan lebih baik. Jadi Cobalah.” Kata Dae Young memotong daging domba yang di potong setengah matang.
Keduanya makan daging domba dengan penuh rasa nikmat, tak lupa sambil meminum bir. Pelayan datang akan  mengubah panggangan dan menu sate pun sudah ada diatas meja dengan terus berputar untuk di panggang.
“Jika kau memanggang tusuk sate satu per satu,. kesegarannya akan keluar dari dagingnya bersama dengan lemaknya. Jika kau memanggangnya bersamaan seperti ini, potongan dagingnya berdampingan. yang akan meminimalkan kesegegarannya keluar.” Jelas Ji Woo akhirnya membiarkan daging yang sudah siap dibagian atas.  
Dae Young mulai mencoba dengan melepaskan daging dari tusukan besi, sementara Ji Woo mendorongnya sampai dibagian ujung dan langsung memakanya dari tusuk sate, mereka senag karena Sate Dimasak dengan sempurna.
“Apa Bisa pesan mie?” ucap Dae Young pada pelayan. Semangkuk mie pun ditaruh diatas meja. Keduanya menikmati makan mie dengan uap yang masih mengepul, dan akhirnya merasakan kenyang. 

Dae Young berjalan pulang saat itu ponselnya berdering, seorang kurir memanggil nama Dae Young dan mendekatinya, kalau ada Paket. Dae Young binggung karena tidak memesan apa pun lalu melihat itu dari “Muraeok chogyetang”
Akhirnya Ia membuka paket di cafe lantai bawah, isinya adalah menu makanan yang sudah ada di dalam kotak, lalu pesan bertuliskan “Kurasa kami bisa berkemas dan mengirim satu porsi seperti ini. Biarkan aku tahu.” Ji Woo bertanya apa itu dari Restoran Mukhohang chogyetang.
“Ya... Tapi  Apa ini artinya dia akan menerima tawaranku?” tanya Dae Young ragu. Ji Woo membenarkan.
“Orang akan mengira kau memenangkan lotere.” Komentar Ji Woo
“Aku berusaha keras untuk meyakinkan dia, jadi ini memang seperti memenangkan lotere. Meskipun aku tidak lagi di proyek itu sekarang.” Kata Dae Young. Ji Woo tak mengerti apa maksudnya.
“Setelah aku dipromosikan, perusahaanku ingin aku berhenti dari pekerjaan lain.” Jelas Dae Young
“Tentu saja kau harus berhenti. Apa Kau sudah beri tahu Sun?” tanya Ji Woo.
“Belum. Besok aku akan memberitahunya.” Kata Dae Young. 


Ibu Seo Yeon memberikan cek dua lembar 10,000,000 Won yang totanya  20 juta Won seperti yang diminta dan memastikan kalau Seo Yeon sekarang akan tinggal dengannya. Seo Yeon mengambilnya dan terpaksa menerima pemintaan ibunya.
“Haruskah aku membayar putriku sendiri untuk tinggal bersamaku?” keluh Ibu Seo Yeon sinis.
“Apa Ibu tidak akan memberiku warisan? Anggap itu penarikan awal. Jangan mengeluh.” Komentar Seo Yeon sinis.
“Kau jahat sekali.” ungkap Ibu Seo Yeon lalu meminum obat. Seo Yeon bertanya apa yang ibunya minum apakah itu pil diet atau vitamin untuk kulitnya.
“Itu untuk depresi. Aku tidak bisa bertahan tanpa mereka sekarang... Menurutmu kenapa aku meminta seseorang yang egois sepertimu untuk tinggal bersamaku meskipun kau anakku sendiri?” ucap Ibu Seo Yeon
“Kapan Ibu mulai mengalaminya? Apa sangat parah?” tanya  Seo Yeon. Ibunya hanya diam. 


Sun Woo masuk rumah, Seo Yeon keluar dengan pakaian rapih keluar dari kamar mengatakan sedang melapor untuk bekerja dan Jika tidak ada pekerjaan maka  meminta rehat di kantornya. Sun memperbolehkanya dan ingin menyentuh, tapi ternyata hanya bayangan Seo Yeon yang datang.
Akhirnya Seo Yeon berbaring dikamarnya, Seo Yeon kembali datang masuk ke kamarnya memberitahu kalau ada telp, kenapa tak mengangkatnya dan itu telp darinya. Sun terbangun bayangan Seo Yeon pun menghilang lalu melihat di ponselnya kalau nama “Lee Seo Yeon” yang menelp/
“Kau di mana dan kenapa kau mengabaikan teleponku? Apa Kau tahu berapa kali aku menelepon?” ucap Sun panik
“Ayo kita bertemu... Kita bicara tatap muka.” Ucap Seo Yeon
“Baiklah. Kapan sebaiknya kita bertemu?” tanya Sun dengan wajah serius. 
Seo Yeon berusaha tidur tapi merasakan ada suara, lalu menuruni tangga melihat ibunya sedang minum sendirian. Ia bertanya apakah tidak tidur dan merasa tidak enak badan. Ibu Seo Yeon mengaku tidak bisa tidur. Seo Yeon mengambil gelas ibunya agar Berhenti minum.
“Ibu tidak boleh minum saat sedang minum obat.” Kata Seo Yeon.
“Bagaimana aku bertahan hidup di malam yang panjang tanpa alkohol? Kau tidak tahu bagaimana insomnia membuatmu gila? Bagaimana aku bisa berakhir seperti ini?” ucap Ibu Seo Yeon yang mabuk.
“Ada apa dengan Ibu? Ibu melakukan semua yang kau inginkan.” Kata Seo Yeon
“Apa yang membuatmu berpikir aku melakukan semua yang kuinginkan? Saat aku masih kuliah, aku menjadi model di majalah. Ketika dia tahu aku hamil, ayahmu memohon padaku untuk menikah dengannya. Jika aku tidak berakhir denganmu, aku akan menjadi model yang sukses.” Ungkap Ibu Seo Yeon penuh penyesalan.
“Kau Bahas itu lagi... Apa Bisa Ibu hentikan?” keluh Seo Yeon.
“Aku tidak bisa... Aku menyerah karena memilikimu dan membesarkanmu. Tidak bisakah kau mendengarkan aku mengomel?” kata Ibu Seo Yeon
“Itu sebabnya Ibu ingin tinggal bersamaku? Kenapa? Ibu tidak membunuhku sebelum aku lahir, jadi Apa sekarang Ibu ingin membuatku mati?” kata Seo Yeon tak bisa menahan rasa amarahnya lagi.
“Apa? Aku melahirkanmu dan itu saja yang bisa kau katakan? Aku seharusnya mendengarkan semua orang lain dan menggagalkanmu. Maka mungkin hidupku tidak akan berubah seperti ini. Kau memang salah.” Ungkap Ibu Seo Yeon kembali menyalahkan anaknya. Seo Yeon hanya bisa menangis mendengarnya.


Dae Young kaget mengetahui tentang Pembubaran tim. Sun menjelaskan  Perusahaan memutuskan untuk membubarkan Pengembangan Produk. Ia memberitahu kalau mereka bertanggung jawab atas pelanggaran kontrak, jadi Dae Young tidak perlu membayar denda.
“Dan kau tidak perlu mengembalikan biayamu.” Kata Sun seperti santai.
“Lupakan soal itu. Itu namanya sia-sia. Muraeok baru saja menyetujuinya.” Kata Dae Young seperti kecewa.
“Uang muka cukup untuk menutupi kerja keras yang kau lakukan.” Ucap Sun.
“Ini bukan tentang uang. Apa Anda tidak keberatan dengan ini? Apa Anda tidak merasa sia-sia? Itu ide yang sangat bagus.” Kata Dae Young
“Itu biasa terjadi di dalam perusahaan. Sayang sekali, tapi itu tidak bisa dihindari.” Ucap Sun.
Dae Young menghela nafas panjang, Sun menatap jamnya karena ada janji jadi akan segera pergi. Dae Young heran dengan Sun seperti merasa tak terganggu kalau timnya dibubarkan begitu saja. 


Sun bertemu dengan Seo Yeon di cafe langsung bertanya darimana saja dan meminta agar segera pulang ke rumah karena sepupunya sudah pergi. Seo Yeon memberikan sebuah amplop kalau itu hutang 20 juta Won akan dibayar.
“Di mana kau mendapatkan ini? Jangan bilang kau pergi ke rentenir atau lebih buruk lagi.” Tanya Sun.
“Tidak, namun meski aku melakukannya, kau tak mempedulikan itu.” Kata Seo Yeon. Sun terlihat binggung.
“Kenapa kau malah membayar kembali utangku? Apa kau suka padaku?” kata Seo Yeon.
“Bukan seperti itu. Sepupuku menelepon setiap hari dan berbicara tentangmu. Maksudku... Dia terus menggangguku karena hutangmu.” Kata Sun mencari alasan.. Tapi akhirnya Sun memilih untuk mengakuinya.
“Kau benar.... Aku memang menyukaimu.” Akui Sun berani mengaku perasaanya.
“Kita tidak cocok... Bahkan penutup bolpoin tidak akan muat ditutup dengan pulpen apa pun. Aku tahu kau tidak berpikir banyak tentangku.” Kata Seo Yeon
“Aku akan menunggu... Tidak, aku akan berusaha lebih keras agar kau akan menyukaiku.” Tegas Sun seperti tak peduli
“Kau memang kekanak-kanakan... Tapi Kau tidak bisa menerima petunjuk itu.” Ucap Seo Yeon memalingkan wajahnya. Sun hanya terdiam. 


Seo Yeon kembali ke rumah, kaget melihat seorang pria bertelanjang dada hanya mengunakan handuk berjalan membawa botol bir, lalu masuk ke dalam kamar ibunya. Seo Yeon terdiam di ruang tengah lalu teringat kembali yang dikatakan oleh temanya.
“Kau pasti pacaran dengan segala macam pria. Kau tidak bisa hidup tanpa satu pun. Dia bilang ibumu berselingkuh dengan pria muda dan bercerai. Kau pun juga sama.” Akhirnya Seo Yeon tak tahan memilih untuk pergi dari rumah ibunya. 

Ji Woo sudah siap tidur terdengar suara bel rumahnya, saat membuka pintu Seo Yeo ternyata yang datang.  Seo Yeon mengatakan kalau ingin tinggal dirumah Ji Woo, Ji Woo hanya terdiam. Seo Yeon pikir Ji Woo tak mau dan berpikir kalau untuk tinggal di rumahnya Dae Young.
Ji Woo teringat dengan yang dikatakan “Apa Dia tidak memberitahumu? Bahwa bisnisnya bangkrut?” akhirnya mempersilahkan Seo Yeon untuk tinggal dirumahnya saja.  Seo Yeon akhirnya menaruh koper dan langsung naik ke atas tempat tidur.
“Bukan di situ... Tapi Di sini...” kata Ji Woo menaruh alas tidur di lantai.
“Punggungku sangat sakit untuk tidur di lantai.” Rengek Seo Yeon, tapi Ji Woo menatap sinis. Akhirnya Seo Yeon pun menurut turun untuk tidur dilantai. 



Dae Young membuka pintu kulkasnya, wajahnya sedih melihat kotak makan yang belum juga dimasak. Akhirnya ia datang ke kantor Sun bertemu dengan anggota timnya dan berbasi-basi bertanya apakah mereka sibuk. Si pria pikir kalau Dae Young tak dengar
“Tim kita dibubarkan.” Ucap Pegawai sedih. Dae Young mengaku sudah mendengarnya.
“Tetap saja, aku tidak bisa membiarkan proyek ini berakhir seperti ini. Aku di sini untuk bicara dengan Tuan Sunwoo.” Kata Dae Young
“Dia ambil cuti mulai hari ini. Aku menduga kalau dia perlu waktu untuk mengatasi pembubaran tim. Bahkan Dia tidak bisa dihubungi.” Jelas pegawainya.
“Ternyata Yang lain pasti sudah pindah... Wah.. Cepat sekali.” kata Dae Young melihat ruangan sudah kosong.
“Ini biasa terjadi... Aku menawarkan diri untuk membersihkannya dan membuang semua dokumen yang tidak perlu.” Ucap pegawai menaruh semua berkas dalam kardus.
“Apa Kau membuang semua ini?” tanya Dae Young, Si pegawai pikir mereka tidak membutuhkannya lagi.
“Lalu bolehkah aku mengambil apa yang aku kerjakan?” tanya Dae Young. Si pegawai pun mempersilahkan.
Dae Young mencoba menelp Sun tapi tak diangkat karena ponselnya tertinggal di mobil, lalu mengirimkan pesan “Aku mengambil dokumen yang kukerjakan.”Sun berdiri di tepi sungai menatap sedih dan mengingat yang dikatakan Seo Yeon. 


Flash Back
“Kita tidak cocok. Bahkan penutup bolpoin tidak akan muat ditutup dengan pulpen apa pun.” Ucap Seo Yeon
“Aku akan menunggu. Tidak, aku akan berusaha lebih keras agar kau akan menyukaiku.” Kata Sun
“Kau memang kekanak-kanakan... Kau tidak bisa menerima petunjuk itu.” Ucap Seo Yeon.
Sun pikir kalau Jika usia adalah masalahnya, Seo Yeon mengaku kalau dirinya sudah bercerai. Ia menegaskan kalau bukan wanita yang harus dikencani seseorang dan berpesan agar Sun jangan membuat pilihan yang salah, karena hanya akan menyesalinya. Sun terdiam membiarkan Seo Yeon keluar dari cafe. 

Ji Woo berangkat kerja, menatap ragu kearah rumahnya. Seo Yeon sedang merapihkan rumah mengelap meja merasa tidak pernah mengangkat jarinya kembali pada hari itu, tapi menurutnya ia sedang dihukum sekarang. Lau melihat ada kerang dibagian kursi.
“Kelihatannya itu uang yang hilang... Kurasa tidak masalah jika aku mengambilnya.” Kata Seo Yeon melihat ada uang dibawa meja, dan akhirnya mengambil dengan mengunakan gantungan baju dan menemukan selembar kertas di bawah kursi. 

Dae Young pergi menemui pemilik restoran meminta maaf walaupun mengetahui kalau ini bukan keputusan yang mudah. Si pemilik seperti tak bisa berkata apa-apa dan Dae Young pergi ke kantor pusat untuk memberikan tanda tangan surat pengangkatan Personil
“Ini kontrak untuk gaji Anda... Anda bisa tanda tangani di bagian bawah.” Kata Direktur. Dae Young akan memberikan tanda tangan Perjanjian Paket Gaji.
Ji Woo pulang ke rumah melihat berantakan, dan bertanya kemana Seo Yeon padahal baru saja membersihkannya. Ia mengeluh membereskan semuanya, sambil mengeluh kalau seharusnya Seo Yeon yang tidak membuat kekacauan.
Seo Yeon berjalan di lorong rumah sakit melihat sosok yang selama ini membuatnya rindu. Ia mengingat kalau lembaran yang ditemukan foto ibunya di  “Rumah Sakit Panti Asuhan Dallae”. Ia meihat Ibu Ji Woo berjalan kearahnya tapi tak menyapanya.
“Ibu..” panggil Seo Yeon menahan tangan ibunya. Tapi Ibu Ji Woo tak mengingatnya melepaskan tangan Seo Yeon lalu melangkah pergi. 


Ji Woo mengajak anjingnya keluar rumah. Dae Young keluar dari mobil bertanya apakah Ji Woo akan keluar untuk berjalan-jalan. Ji Woo membenarkan, dan Melihat senyuman di wajah Dae Young merasa senang sudah menjadi manajer cabang sekarang.
“Selamat. Apa promosimu terasa nyata sekarang?”goda Ji Woo. Dae Young mengaku kalau berhenti. Ji Woo kaget mendengarnya.
Flash Back
“Maafkan saya. Saya tahu itu  bukan keputusan yang mudah.” Ucap Dae Young. Si pemilik mengangku mengerti.

“Saya mohon pada Anda... Anda tidak bisa bekerja dengan CQ Food sekarang, tapi saya tidak mau menyerah.. Saya benar-benar ingin melakukan ini... Tolong beri saya waktu.” Ucap Dae Young.
Dae Young akan tanda tangan kontrak untuk gaji seperti ragu untuk memberikan tanda tangan pada Perjanjian Paket Gaji. Ia mengatakan pada direktur kalau berpikir harus mengundurkan diri.

“Aku akan melakukan apa yang membuatku bahagia.” Ucap Dae Young pada  Ji Woo tentang keputusanya. Ji Woo seperti masih tak percaya mendengarnya.
Bersambung ke episode 12

 PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


1 komentar:

  1. halo , saya ingin memasang iklan di http://korean-drama-addicted.blogspot.com
    apa anda menyediakan space untuk iklan? jika anda menyediakannya , silahkan hubungi kami di ulatbulu1355@gmail.com .

    terima kasih

    BalasHapus