PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 14 Agustus 2018

Sinopsis Lets Eat 3 Episode 9 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Dae Young berbaring di sofa dengan kipas angin karena cuaca sangat panas, tumpukan komik ada diatas meja. Ia pikir kalau Lebih baik mengajak Ji Woo pergi makan lalu mengambi ponselnya. Tapi saat itu terdengar suara lembut Ji Woo memanggil Dae Young.
“Ayo kita makan.” Ucap Ji Woo dengan senyuman lebar, Dae Young terlihat baru bangun tidur pun tersenyum menerimanya. 


Keduanya berjalan dengan pakaian rapih,  Ji Woo memberitahu kalau sudah memutuskan tetap tinggal dan tidak pindah dari rumahnya sekarang. Dae Young ingin tahu alasanya. Ji Woo mengaku kalau itu karena Dae Young. Dae Young binggung mendengarnya.
“Kau bilang aku membawa energi dalam hidupmu jadi bagaimana bisa aku membiarkanmu menggantung begitu? Apa aku teman yang baik?” ucap Ji Woo bangga.
“Benar, dan aku bersyukur.” Kata Dae Young dengan wajah tersenyum.
“Itu sebabnya aku traktir makan hari ini. Jadi kita makan apa hari ini, Tuan Yang Suka Makan?” kata Ji Woo mengoda
“Karena cuacanya panas, ayo kita ke tempat panas.” Ujar Dae Young 

Keduanya masuk ke sebuah restoran, Dae Young pikir Saat panas di luar, mereka lebih baik makan makanan hangat, karena Makanan pedas akan membuat berkeringat dan melupakan cuaca. Ji Woo melihat papan bertuliskan “Jjamppong dihitung gratis jika makan sampai habis dalam 10 menit.” Banyak foto dan juga note.
“Tempat ini...” ucap Ji Woo seperti merasakan sesuatu. Dae Young bertanya apakah Ji Woo masih mengingatnya.
“Tentu saja. Kita sering melipir ke sini saat kuliah. Aku Tidak menyangka ternyata masih buka. Haruskah kita lihat apa itu masih di sini juga?”kata Ji Woo.
Mereka melihat pada semua tumpukan note bertuliskan komentar dan juga foto “Cho Hui dan Ji Hyun menyelesaikan jjamppong!.. Wah Pedas, pedas!.... Aku hampir mati memakannya.” Akhirnya Dae Young dan Ji Woo melihat foto Dae Young dengan mangkuk dan sedang tertunduk.
“Jadi foto ini saat aku memulai mengambil foto piring kosong.” Kata Dae Young. 


Flash Back
Dae Young dan Ji Woo makan dengan cepat Jjampong yang super pedas, Ji Woo sudah tak tahan dengan mie pedasnya. Dae Young dengan cepat menyelesaikan makan dan mangkuknya sudah kosong. Ji Woo langsung memanggil pegawai.
“Di sini! Dia sudah selesai.” Teriak Ji Woo. Pegawai pun memeriksa lalu meminta agar Dae Young bisa foto.
Dae Young yang masih kepedesan terpaksa mengambil gambarnya dengan mangkuk kosong. Pegawai ingin mengambil mangkuk kosong tapi Dae Young menahanya karena ingin mengambil foto dengan ponselnya. Ji Woo heran dengan Dae Young mengambil foto mangkuk kosong.
“Aku akan membual tentang itu dengan mempostingnya di situs webku.” Kata Dae Young
“Apa Kau juga punya situs web?” tanya Ji Woo kaget.
“Aku sudah membuatnya baru-baru ini meski aku belum memposting gambar apa pun. Kita bisa berteman di sana.” Kata Dae Young. Ji Woo menganguk setuju. 

Keduanya keluar dari restoran, Ji Woo merasa sudah mulai dingin. Dae Young menarik risleting jaket Ji Woo dengan menasehati agar berhati-hati jangan sampai kedinginan karena Tim medis clubnya harusnya tidak boleh sakit. Ji Woo menganguk mengerti
“Ngomong-ngomong, waktu sudah berlalu. Cuaca panas begini sudah beberapa hari lalu. Musim dingin akan segera datang.” Kata Dae Young dan keduanya pun berjalan dengan waktu yang cepat berubah menjadi musim dingin. 

Ji Woo dan Seo Yeon keluar dari bioskop baru saja menonton film "Bridget Jones 'Diary". Ji Woo berkomentar Colin Firth keluar lebih dingin di posisi kedua daripada pertama, menurutnya masih luar biasa. Seo Yeon berkomentar kalau lebih sudak suka Hugh yang lurus ke depan daripada Colin yang membuat pengap.
“Kau sebut pria semacam itu luar biasa. Hugh tidak luar biasa. Dia agak membingungkan. Dia membuat gadis bingung.” Komentar Ji Woo
“Apa Kau tak tahu bad boy lebih menarik? Kau bakal bosan dengan pria baik seperti Colin.” Kata Seo Yeon
“Menarik apanya.. Kau akan sadar jika kau dicampakkan oleh pria nakal dan menangis selama tiga hari.” Ejek Ji Woo
Ji Woo lalu menerima telp Byung Sam lalu seperti akan pergi ke suatu tempat. Seo Yeon kaget karena Byung Sma bisa menelpon Ji Woo sekarang, padahal saat mereka berhadapan Byung Sam masih belum bisa mengatakan.
“Mungkin dia benar-benar belum menganggapmu sebagai wanita. Dia menganggapku sebagai teman sebelum dianggap wanita.” Ucap Ji Woo dan mengajak Seo Yeon segera pergi.
“Dia mau kita datang ke tempat mereka makan.” Kata Ji Woo dan Seo Yeon mengikuti kakaknya pergi. 


Semua akhirnya berkumpul dalam satu restoran tanpan Jin Seok. Dae Young menanyakan kapan harus mengadakan acara kumpul-kumpul di tahun baru lalu menyarankan untuk melakukan perjalanan. Seo Yeon menolak karena  sibuk kencan. Byung Sam berbisik pada Dae Young
“Dia berkencan dengan pria yang ditemui pada kencan buta baru-baru ini.” Ucap Dae Young mengucapkan yang dikatakan Byung Sam
“Itu sebabnya Jin Seok tidak datang ke rumah Dae Young atau berpartisipasi dalam kegiatan klub kita.” Kata Sung Joon. Pesanan makanan datang, Ji Woo binggung kenapa daging dijejerkan. 

“Memanggang bacon di tutup kaldron. Ini Bisa ditemani dengan lobak yang sudah dibumbui dicampur dengan saus pedas dan saus tomat.” Jelas Dae Young
“Aku belum pernah mencoba ini sebelumnya.” Kata Ji Woo
“Kau ternyata punya sesuatu yang belum pernah mencoba sebelumnya.” Komentar Dae Young
“Tentu saja. Tidak mungkin aku bisa mencoba semua jenis makanan.” Ucap Ji Woo lalu melihat daging yang mulai matang. 

Dae Young pun menaruh kentang, sosis dan potongan daging lainya, setelah matang mengajak untuk mulai makan. Seo Yeon menahanya agar mengambil foto dulu, semua menunggu Seo Yeon terus mengambil foto dengan berbagai gaya.
“Kalau masih foto, makanannya nanti bisa gosong. Bisakah kita makan sekarang?” keluh Sung Joo.
Akhirnya Seo Yeon mempersilahkan mereka makan dengan wajah cemberut. Semua menikmati makan daging dengan potong lombak yang sudah difermentasi dan berkomentar kalau rasanya sangat enak.
“Bacon dan lobak berbumbu... Belum pernah makan kombinasi seperti itu. Aku bingung apa aku ini ada di Amerika. atau di Korea.” Komentar Ji Woo
“Pastilah kau di Korea. Jangan berlebihan.” Ejek Seo Yeon lalu memilih untuk bergegas pergi karena Bajunya nanti akan beraroma makanan daging panggang. 

“Dia akan pergi tanpa makan,.. tapi dia memposting foto seolah-olah sudah benar-benar makan.” Keluh Ji Woo
“Pastikan kalian juga terkena aroma makanan. Ayo kita pergi.” Kata Byung Sam mau membuka mulutnya.
“Kita harus makan nasi goreng.” Kata Dae Young dan Ji Woo bersamaan. Sung Joon sampai kaget dibuatnya.
“Orang lain mungkin berpikir dia melakukan kejahatan atau sesuatu.” Kata Sung Joo
“Ini cukup banyak kejahatan jika kau tidak menggoreng nasi dengan sisa makanan. Permisi, bisa pesan dua porsi nasi goreng?” kata Dae Young. Ji Woo mengelengkan kepala. Dae Young mengerti lalu memesan tiga porsi.

Akhirnya nasi goreng ditaruh diatas meja, Ji Woo pikir Akan lebih lezat jika manfaatkan sisa kentang dan mencampurnya dengan nasi goreng lalu mulai mengaduk potongan kentang diatas pengorengan.  Setelah menunggu beberapa saat, mereka kembali mulai makan.
Ji Woo dan Dae Young kembali merasakan nasi goreng yang sangat nikmat dari atas pengorengan. Dan akhirnya nasi goreng pun habis dimakan, Dae Young berkomentar kalau Ji Woo memang benar karena bisa mencicipi kentang tumbuk lembut di antara butiran nasi.
“Apa kau reinkarnasi dari Jang Geum? Selama festival juga, bagaimana kau bisa pandai memasak ini? Aku mencoba lauk ibumu di rumah Dae Young, dan itu luar biasa. Apa Kau mengikuti bakat memasaknya? Apa Kau belajar memasak dengan membantunya di tokonya? Apa tidak bisa kau mengajariku?” ucap Dae Young terus bicara tanpa jeda. 

“Hei, kau bisa kehabisan napas, Bernapas dulu kalau mau bicara.” Komentar Sung Joo
“Biarkanlah. Ini pertama kalinya dia bisa bicara dengan seorang wanita. Dia pasti merasa begitu pengap sampai sekarang.” Komentar Dae Young lalu kembali mengambil pengorengan kosong
“Kenapa kau memfoto itu?” tanya Sung Joo heran. Dae Young megatakan ingin mempostingnya di situs webnya seperti Seo Yeon.
“Siapa yang suka dengan foto piring kosong?” ejek Byung Sam. Sung Joo ikut tertawa mengejek
“Orang-orang biasa begitu. Tidak ada temanku yang membayar satu kunjungan pun, tetapi setidaknya 30 orang datang untuk melihat fotoku setiap hari.” Kata Dae Young bangga. Ji Woo hanya bisa terdiam. 

Ji Woo melihat profile Dae Young dengan judul “Dunia Mini Koo Dae Young” dan melihat foto-foto yang diuploud. Ia mengeluh teman Dae Young datang ke rumah Dae Young setiap hari, tapi mereka tidak mengunjungi situs webnya
“Mereka juga tidak meninggalkan komentar.” Keluh Ji Woo lalu melihat foto mereka saat berada di Pantai Eurwangni, lalu melihat foto Dae Yong sedang Berlatih sepak bola. Ia pun terus mengulang agar bisa menambahkan jumlah pengunjung. 

“Apa Kau mau meningkatkan jumlah pengunjung situs web Dae Young?” ejek Seo Yeon yang sudah berdiri dibelakang Ji Woo
“Bukan itu.. Kenapa juga aku berkunjung ke situs webnya 30 kali?” kata Ji Woo langsung menutup lamatar
“Apa Kau mengunjunginya 30 kali?!!! Hei... Jangan diam saja dan nyatakan perasaanmu, Dasar bodoh. Mahasiswa baru akan segera masuk kuliah. Jangan menyesal setelah kau merelakan dia pada yang muda.” Tegas Seo Yeon
“Siapa bilang aku akan menyesalinya? Kau tak perlu melakukan sesuatu yang akan kau sesali. Apa Kau yakin tidak akan bermain ski dengan seorang pria?” ucap Ji Woo curiga melihat pakaian Seo Yeon
“Tidak... Aku pergi dengan semua temanku... Kami baru saja bertemu. Ini terlalu cepat untuk melakukan perjalanan dua hari dengannya. Begitu orang itu menganggapmu miliknya, maka dia tidak lagi memberimu makan. Kau harus jual mahal untuk bisa memuncaki hubungan cinta.” Kata Seo Yeon dan bergegas pamit pergi.
Ji Woo  mengeluh melihat sikap Seo Yeon dan kembali mencoba mengunjungi situs Dae Young, lalu dikejutkan dengan ucapan “Selamat!” lalu mengeluh karena Biasanya orang tidak mengatur yang seperti ini kepada pengunjung ke 100 atau 1.000.
“Kenapa dia mengaturnya untuk pengunjung ke 999? Apa karena nama keluarganya terdengar seperti "sembilan"? Apa ini akan baik-baik saja?” ucap Ji Woo panik
“Aku hanya teman yang kebetulan beruntung.” Kata Ji Woo lalu menuliskan komentar “Terima kasih.” Dengan santai tapi kembali lagi keluar ucapan selamat.
“Apa Dia membuat acara untuk pengunjung 999 dan 1.000? Apa lagi sekarang? Bagaimana jika dia tahu kalau aku tetap mengunjungi situsnya? Wah... Ini membuatku gila.... bisakah aku kembali saja?” kata Ji Woo mulai kebingungan. 

Ji Woo keluar dari rumah dengan wajah gugup, saat itu Dae Young membuka pintu dengan tatapan sinis memanggil Ji Woo, karena memenangkan kedua acara di situs webnya dan ingin tahu sesuatu. Ji Woo langsung mengelak..

“Siapa yang memberitahumu? Tentang acaraku untuk pengunjung ke 999 dan 1.000? Apa Byung Sam atau Sung Joo?” kata Dae Young. Ji Woo kebingungan karena bukan seperti itu duganya.
“Kau kebingungan.... Jadi seseorang yang memberitahumu. Apa kau terus mengunjunginya untuk memenangkan acara? Apakan untuk mendapatkan biji-bijian gratis untuk poin?” komentar Dae Young
“Maaf... “ kata Ji Woo dengan senyuman, akhirnya Dae Young pun bisa tersenyum. 

Byung Sam dan Jin Seok sibuk makan jajangmyun. Sementara Sung Joo mencoba trik curang bermain billiard. Jin Seok mengejek kalau tidak ada seorang pun di bawah 300 yang bisa menggunakan keterampilan itu dan bisa memasukan bola dalam lumbang.
“ApaKau sudah baikan? Kelihatannya kau masih patah hati.” Ucap Sung Joo
“Tidak ada yang patah hati. Aku menyebutnya masa pendinginan. Seo Yeon cenderung terbang dari satu orang ke orang lain. Dia pasti akan segera kembali. Aku mungkin bertemu orang lain sampai dia pun begitu. Jadi Aturkan kencan buta untukku dan Byung Sam.” Kata Jin Seok
“Aku tidak usah.” Ucap Byung Sam. Jin Seok kaget karena Byung Sam menolaknya.
“Apa Takut kau akan ditolak?”ejek Jin Seok. Byung Sam mengaku bukan itu.
“Ada gadis yang aku suka.” Akui Byung Sam, semua kaget dan Sung Joo menebak kalau itu Ji Woo. Byung Sam mengangguk. Jin Seok tak percaya mendengarnya.
“Kau langsung berbicara dan bisa mencintai... Hei, Dae Young..  Byung Sam suka dengan Ji Woo.” Kata Jin Seok memberitahu Dae Young yang baru datang.
“Ini rahasia di antara kita.. Jangan beri tahu dia.” Kata Byung Sam. Dae Young terdiam mendengarnya.
“Jangan khawatir. Kenapa orang di bawah 300 tidak bisa menggunakan keterampilan mewah? Jika mereka merobek lapisannya. Sangat jelas hatimu akan robek. Kenapa aku harus memberitahunya? Dia tidak akan pacaran denganmu.” Ejek Ji Seok
“Dia pasti mau denganku. Apa Kau bahkan tahu bagaimana perasaannya? Bisakah kau membaca pikiran?” ucap Byung Sam yakin
“Apa Kau perlu mencicipi kotoran dari pasta kacang? Kenapa dia pacaran dengan seseorang yang mirip denganmu? Meski dia menyalurkan Florence Nightingale semangat pelayanan dan pengorbanan, itu tidak mungkin.” Tegas Jin Seok.
“Hei... Apa Kau merasa tampan sehingga menjalankan tugas untuk Seo Yeon kemudian melihat dia pacaran dengan orang lain?” balas Byung Sam.
“Aisssh.... Kenapa kau bilang begitu? Aku jauh lebih baik daripada dirimu. Terlihat lebih baik,bahkan semuanya lebih baik... Coba Sung Joo, apa kau tak setuju?” ucap Jin Seok
“Itu seperti memilih antara bodoh dan dungu. Aku tidak mau terlibat.” Kata Sung Joo dengan tawa mengejek.
Jin Seok dan Byung Sam langsung memberikan pelajaran pada Sung Joo dengan menarik kedua kakinya. Dae Young sudah tak nafsu bermain mengajak agar berhenti bermain-main dan pergi.  Sung Joo masih berteriak kesakitan. 


Seo Yeon mengeluh pada teman prianya karena seorang pengemudi melupakan SIM. Si pria meminta maaf meminta agar menunggu di lobby karena akan mengambilnya dulu. Seo Yeon dan dua temanya pun menunggu, lalu melihat kalau ada di  apartemen Power Palace yang terkenal mewah itu.
“Hei... Bae Byung Sam... Kenapa kau di sini?” ucap Seo Yeon kaget melihat Byung Sam yang masuk.
“Apa anda dari Unit 5501? Jangan lupakan surat Anda.” Kata Petugas menghampiri Byung Sam. Seo Yeon melonggo kaget
“Apa Kau tinggal di sini?” tanya Seo Yeon. Byung Sam tak banyak bicara memilih untuk masuk
“Jadi Apa dia benar-benar tinggal di sini?” kata Seo Yeon melonggo tak percaya. 

Mereka selesai bermain ski,  Seo Yeon mengajak mereka untuk foto dengan cameranya, lalu tersadar dengan pemandangan dibagian belakang. Ia melonggo melihat Byung Sam berjalan dengan jas masuk ke dalam sebuah ruangan dan bertanya-tanya kenapa ada disana. Si pria melihat Byung Sam itu berada satu apartement denganya.
“Apa Kau kenal dia?” tanya Seo Yeon penasaran dengan Byung Sam
“Kami bertemu beberapa kali. Dia pewaris tunggal BS Industrials. Di sini juga ada acara makan malam tahunan tahun lalu.” Kata Si pria.
Seo Yeon masih tak percaya, tapi teman pria yakin keluar Byung Sam katanya akan membeli resort ini. Seo Yeon masih tak percaya dengan melihat spanduk “Acara Makan Malam BS Industrialals” lalu Byung Sam didepan pintu sedang dikenalkan dengan direktur lainya. 


Ji Woo menyanyi di kamar Dae Young dengan iringan gitar Byung Sam, Dae Young  datang membawakan ubi rebus sambil berkata “Maukah kau makan ubi jalar denganku atau mati bersamaku?” Semua tertawa mendengarnya, Ji Woo tak percaya Dae Young sdang meniru So Ji Seob.
“Hei... Apa Kau tahu kalau pewaris BS Industrials adalah Byung Sam?” ucap Seo Yeon tiba-tiba masuk membawa berita. Jin Seok binggung apa itu BS Industrials
“Apa itu? Bukankah itu 1 dari 100 perusahaan terbaik Korea? Apa Byeong Sam yang malang ini adalah anak seorang Ketua?” kata Dae Young dengan tawa mengejak
“Tidak mungkin. Wajahnya saja selalu seperti itu.” Kata Sung Joo. Ji Woo pikir Seo Yeon sedang bicara omong kosong lagi. Seo Yeon yakin kalau ucapanya benar.
“Byeong Sam, beri tahu mereka... Kau tinggal di Power Palace. Coba lihat, Baju  ini merek mewah.” Kata Seo Yeon menarik bagian belakang baju Bung Sam. 

Jin Seok ikut melihatnya tak percaya, Sung Joo memastikan kalau Byung Sam benar-benar tinggal di Power Palace dan Dae Young ingin tahu apakah Ketua BS Industrials itu ayah Byung sam. Ji Woo hanya melonggo, Byung Sam akhirnya menganguk membenarka.
“Dasar bodoh. Apa Kau ternyata kaya dan selama ini diam-diam padaku?” ucap Dae Young memiting kepala Byung Sam
“Hei, dia tak bisa napas... Aku merasa kau tidak seperti kita. Aku merasa kau punya pendidikan khusus.” Kata Sung Joo menarik Dae Young dan mulai menyanjung Byung Sam
“Aku berpikir setidaknya kau akan berada di bawahku”kata Jin Seok duduk lemas. Ji Woo heran melihat reaksi setiap orang berbeda
“Tidak perlu mengambil kursus psikologi. Mereka dengan sempurna mewakili semua jenis manusia.” komentar Seo Yeon. 


Seo Yeon kembali ke rumah seperti tak percaya kalau mengenal seorang pria kaya karena berpikir kalau itu hanya terjadi di drama saja. Ji Woo juga merasakan hal yang sama. Seo Yeon heran melihat Ji Woo yang tak terkejut.
“Aku terkejut ketika pertama kali kudengar. Tapi Byeong Sam hanyalah Byeong Sam. Tidak ada yang berubah.” Ucap Ji Woo santai
“Apa Kau naif atau bodoh? Latar belakang keluarganya berubah total. Tentu saja dia harus terlihat berbeda. Dia adalah Colin Firth yang kau inginkan. Dia punya latar belakang yang luar biasa tapi tak bisa berurusan dengan wanita.” Ucap Seo Yeon. Ji Woo terlihat binggung.
“Dia tepat ada di sana... Tipe idealmu berada di sampingmu... Itu Bagus untukmu, jadi Tetaplah bersama Byeong Sam.” Kata Seo Yeon
“Bukan itu... Kau menyuruhku mengakui perasaanku kepada Dae Young.” ucap Ji Woo
“Itu cuma bagian dari lelucon... Aku benar-benar serius tentang Byeong Sam. “ kata Seo Yeon bersemangat.
“Jika kau berpikir dia hebat, maka kau pacaran saja dengannya.” Ujar Ji Woo
“Sudah kubilang Hugh Grant itu tipe idealku. Seorang pria yang punya latar belakang luar biasa dengan kepribadian yang cocok.” Kata Seo Yeon lalu melihat kotak tissue buatan “BS Industrials”
“Apa "BS Industrials"? Apa Perusahaan Byeong Sam yang membuat ini?” tanya Seo Yeon kaget. 


Byung Sam dengan santai bermain komputer seperti baru mengetahui barang-barang dari perusahaan ayahnya. Dae Young dan Sung Joo tak percaya melihat semua kertas karton didalam kamar buatan BS Industrials. Sung Joo tak percaya kalau Tidak ada BS Industrials yang terlibat.
“Kami telah hidup di bawah pengaruh dan bayangannya.” Ucap Dae Young
“Apa inisial B dan S di BS Industrials itu namamu?” tanya Sung Joo. Byung Sam pikir itu mungkin.
“Ayahku mendirikan perusahaan saat aku lahir.” Kata Byung Sam
“Ayahmu pasti memujamu. Dari apa yang kutahu, Ji Woo juga menyukaimu.” Kata Sung Joo mulai mendekat. Byung Sam tak percaya mendengarnya.
“Itu pengamatan tanpa dasar. Apa yang membuatmu berpikir kalau Ji Woo menyukainya? Dia cuma menganggapnya sebagai teman.” Kata Dae Young
“Itu sebabnya kau tak punya hubungan yang lancar. Wanita mana yang akan menolak latar belakangnya? Dia tidak pernah membual tentang itu, jadi dia juga sederhana. Jika aku wanita, maka akan jatuh cinta dengannya.” Ungkap Sung Joo
“Aku tidak menganggapmu sebagai orang sombong, tapi sikapmu sepenuhnya sudah berubah Kau dulu begitu keras padanya karena mencium bau tak enak. .. Bukankah itu benar, Jin Seok?” kata Dae Young dan Jin Seok seperti frustasi membenturkan kepala di depan lemari.
“Sepertinya ini membuatnya lebih kaget daripada Seo Yeon punya pacar.” Komentar Dae Young
“Aku berpengalaman soal berkencan. Aku akan membantumu menjadikan Ji Woo milikmu. Ayo kita semua pergi ke Jeongdongjin untuk melihat matahari terbit. Kita akan cepat kembali sehingga kau bisa sendirian dengan Ji Woo.” Ucap Sung Joo
Dae Young melonggo mendengarnya.  Sung Joo berucap Dae Youg itu Seorang pria menjaga wanitanya tetap hangat di dekat laut yang dingin lalu pada saat Matahari terbit, Byung Sam menatapnya bersama. Ji Woo. Byung Sam pun setuju. 



Dae Young melonggo melihat tumpkan tissue dan itu semua ini dari ayah Byung Sam. Sung Joo pikir ayah Byung Sam cukup murah hati. Byung Sam keluar dari kamar mandi, Sung Joo memastikan Byung Sam sudah mandi seperti yang diajarkan lalu menyemprot parfum.
“Wanita biasanya sensitif terhadap aroma, jadi aroma dari badan itu penting. Dia sekarang akan setuju untuk pergi jika kau memintanya ke Jeongdongjin.” Ucap Sung Joo
“Pembungkusnya tidak terlepas. Apa sudah benar cara buatnya?” keluh Dae Young kesal melempar box tissue dan menjatuhkan tumpukan tissue.
Mereka lalu sadar kalau ada Jin Seok yang tertidur dibalik tumpukan tissue. Dae Young memastikan kalau temanya baik-baik saja. Jin Seok seperti frustasi menutup wajahnya dengan selimut. Sung Joo pikir mereka tak perlu memperdulikan Jin Seok.
“Kita pikirkan apa yang akan kau lakukan pada kencanmu dengan Ji Woo.” Ucap Sung Joo
“Aku pergi kerja dulu.” Kata Dae Young seperti tak suka mendengar pembicaraan Byung Sam yang akan berkencan dengan Ji Woo.


Dae Young membawakan menu makanan untuk pelanggan, Manage datang datang melihat Dae Young tak ada shift tanggal 31, apakah memiliki rencana lain. Dae Young ingin tahu kenapa alasanya.
“Pegawai yang dapat jam malam bilang dia tidak bisa datang. Kuharap kau bisa menggantikannya.” Ucap Managernya.
“Aku tak ada rencana, jadi akan tetap di sini.” Kata Dae Young akan menghabiskan tahun baru di restoran. 

Semua keluar dari rumah menatap mobil yang terparkir di depan rumah.  Dae Young datang bertanya apa yang dikatakan.  Ji Woo dengan bangga memberitahu Dae Young kalau itu mobilnya Byeong Sam dan Besok akan  mengantar mereka ke Jeongdongjin.
“Aku belum sempat naik mobil konvertibel sebelumnya.” Kata Ji Woo. Dae Young pikir Terlalu dingin untuk membuka atap.
“Tapi, kami tidak bisa naik mobil seperti ini. Jalanan akan licin.” Ucap Byung Sam
“Byeong Sam sungguh bijaksana dan penuh perhatian. Ji Woo, apa kau juga berpikir begitu?” kata Sung Joo menjilat. Ji Woo menganguk membenarkan.
“Aku tak bisa, karena Aku ada kerja.” Ucap Dae Young menolak.
“Ini Malam Tahun Baru. Bukankah seharusnya kau dapat cuti?” kata Ji Woo kecewa
“Aku butuh uang untuk pergi ke Jerman untuk Piala Dunia.” Ucap Dae Young
“Seo Yeon akan bersama pacarnya, jadi dia juga tidak bisa. Kau harus bergabung dengan kami setelah kerjamu selesai.” Ucap Ji Woo
“Ya, begitu saja. Kita akan melihat matahari terbit,jadi kau tidak akan terlambat.” Ucap Byung Sam. Dae Young pun setuju akan datang.


Dae Young berkerja di restoran dengan melihat berita di TV perayaan tahun baru 2005 dan laporan menuju Jonggak untuk melihat secara acara keseluruhan.  Akhirnya Dae Young dengan wajah sedih pulang kerumah  membaca pesan Byu ng Sam “Kapan kau akan sampai di Jeongdongjin?” lalu melihat lampu diatasnya akan rusak lagi.
“Hei.... Dae Young, Apa kau sudah kembali?” ucap Ji Woo melihat Dae Young akan masuk rumah.
“Tunggu. Bukankah kau pergi ke Jeongdongjin?” kata Dae Young heran melihat Ji Woo ada diSeoul
“Para senior di kampus mengadakan pertemuan besok,jadi aku harus kembali. Bukankah Byeong Sam meneleponmu?” ucap Ji Woo
Dae Young kembali membuka ponselnya membaca pesan Byung Sam yang lengkap “Kapan kau sampai di Jeongdongjin? Ji Woo harus kembali. Ada urusan di kampus.” Ji Woo pikir Dae Young akan pergi menyusul. Dae Young terlihat binggung mengaku merasa lelah karena baru saja pulang dan tiba-tiba lampu di rumah mereka mati.
“Aku tahu kalian di sini karena pemadaman listrik. Aku tidak tahu kenapa tapi korsleting terjadi setiap kali salju turun. Aku akan memperbaikinya, jadi jangan khawatir.” Kata Nenek memberikan lampu pada keduanya.
“Pemilik mungkin akan mencoba memperbaikinya sendiri. Aku ragu apa bisa diperbaiki hari ini. Aku ingin mendengar bel berbunyi karena aku akan merindukan matahari terbit besok.” Ucap Ji Woo sedih. 


Dae Young akhirnya mengajak Ji Woo duduk diatap, Ji Woo pikir kalau sekarang jauh lebih baik daripada tinggal di apartemen yang gelap lalu bertanya Bagaimana Dae Young  bisa dapat ide ini. Dae Young hanya bisa tersenyum
“Ini tidak akan sebagus TV, tapi mendengar hitungan mundur di radio tidak terlalu buruk.” Ucap Dae Young menyalakan radio. Ji Woo pikir juga benar.
Terdengar siaran radio “Tahun baru tinggal sedetik lagi. Kami akan mulai menghitung mundur untuk tahun 2005.” Keduanya pun mulai menghitung mundur,  dan akhirnya saling mengucapkan Selamat Tahun Baru. 

Dae Young dan Ji Woo sedang sibuk kepedesan sambil minum jus apel. Dae Young ingat kalau waktu itu tidak membutuhkan minum saat makan mie pedas. Ji Woo pikir itu karena Dae Young masih muda begitu juga perutmnya.
“Ini bukan buatan BS Industrials. Dulu kita melihat perusahaan mana yang membuat hal seperti itu.” Ucap Dae Young melihat bagian belakang kotak.
“Benar. Aku penasaran bagaimana kabar Byeong Sam.” Kata Ji Woo. Dae Young juga merasakan hal sama ingin tahu kabar temanya.
“Kenapa masih foto untuk blogmu? Apa itu untuk mempromosikan dirimu sehingga kau bisa dapat klien baru?” ucap Ji Woo melihat Dae Young mengambil foto.
“Tidak, ini sebenarnya tidak ada hubungannya dengan pekerjaan asuransiku. Aku senang ketika orang-orang. menikmati makanan yang kusarankan.” Ucap Dae Young. Ji Woo bisa tersenyum mendengarnya.
Bersambung ke part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar