“Enam bulan telah berlalu. Aku
membuka klinik sendiri. Klinik daerah. Karena residensiku tidak selesai, maka aku
tidak bisa jadi dokter spesialis.” Sebuah papan nama klinik disebuat
tempat.
“Dan karena itu, aku tidak bisa
bekerja di manapun. Kuputuskan hidup sebagai dokter santai di kota yang tenang.
Hidup tanpa beban. Aku tak perlu lagi buru-buru memenuhi panggilan rumah dari
para mafia atau memenuhi panggilan rumah dari orang-orang istimewa. Tapi
sejujurnya, ini bukan seutuhnya hidup tanpa beban.” Tae Hyun berbaring di balkon sambil menatap
langit yang cerah lalu memejamkan matanya merasakan hembusan angin sepoi-sepoi,
terdengar teriakan dari dalam memanggil namanya.
Tae Hyun
masuk ke dalam rumah yang terlihat telah diperbaharui, bertanya apakah makanan
sudah siap. So Hyun terlihat memasak untuk kakaknya, menyuruh cepat makan
karena jam makan siangnya sudah hampir habis dan pasien pasti menunggunya.
“Perhatianlah
pada orang yang memasak untukmu. Kau makan tiga kali sehari di rumah.” keluh So
Hyun,
“Benar! Bukankah
menyenangkan makan di luar sesekali?” ucap So Chul sambil memberikan telur
diatas mangkuk So Hyun
“Hei... Kau
tidak ingin cari kerja?” sindi Tae Hyun, So Chul pun hanya bisa tertunduk diam.
So Hyun
meminta kakaknya untuk tidak berbicara seperti itu saat makan dan membiarkanya,
lalu dengan penuh perhatian menawarkan sup lagi, So Chul mengangguk, lalu memberikan
mangkuknya untuk menambah sup. Tae Hyun hanya bisa menatap heran melihat
tingkah keduanya.
“Dan So Hyun... sehat.” gumam
Tae Hyun
Di sebuah
tempat, Yeo Jin makan daging steak tapi terlihat tak berselera, didepanya
ada Jaksa agung dan petinggi lainya. Si
Petinggi berkacamata bertanya apakah Yeo Jin Sudah dengan Perdana Menteri baru. Yeo Jin menjawab
belum.
“Sebenarnya,
Perdana Menteri sudah menghubungi kita. Dia ingin segera menemui Anda.” jelas
Jaksa Agung
“Aku
belum tahu, Entah berapa lama lagi dia
akan bertahan, Apa dia harus begini demi menemuiku?” komentar Yeo Jin
“Benar,
tapi karena dia sungguh memohon menemui Anda, menurutku bukan ide buruk menemuinya
bersama-sama.” kata si pria berkacamata
“Pemilihan
sudah semakin dekat, Bukankah orang bisnis sebaiknya jaga jarak dari para
politikus?” kata Yeo Jin yang mengerti tujuan dari pertemuan itu.
Si pria
berkacamata setuju dengan hal itu, Yeo Jin pun mengusulkan agar Jaksa Agung yang
bertemu dengan pendana mentri itu untuk Meninjau topiknya dan memutuskannya
saat rapat. Jaksa Agung mengerti lalu mengajak Presdir berkacamata didepanya
untuk ikut.
Tiba-tiba
Presid Choi dari Daejung ingin menerobos masuk ke dalam tapi ditahan oleh
penjaga, lalu melihat Yeo Jin seperti orang yang sudah lama kenal memanggilnya
agar bisa bertemu sebentar. Yeo Jin melirik sinis, Jaksa Agung bertanya apa
yang akan mereka lakukan, Yeo Jin hanya menghela nafas, lalu Jaksa Agung
membiarkan masuk. Presdir Choi pun masuk ke dalam, betap kagetnya ia melihat si
pria berkacamata juga ada disana bersama Yeo Jin.
“PresDir,
tolong selamatkan aku kali ini saja.” kata Presdir Choi memohon
“Apa ada
yang mati?” tanya Yeo Jin senyuman sinis, Presdir Choi terlihat gugup.
“PresDir,
tolong katakan padanya.” pinta Presdir Choi lalu menghadap pada Pria berkacamat
“Tuan ,
jika Anda menolong kami kali ini, aku pasti akan mengembalikannya tiga hari
lagi.” kata Presdir Choi
Si pria
kacamata itu terdiam, Yeo Jin pun acuh sambil meminum winenya. Presdir Choi
kembali berbicara pada Yeo Jin,memohon untuk tidak melakukan seperti ini dan
meminta permohonan maafnya, walaupun mereka sempat perang tapi sekarang
menyerah jadi memohon untuk menyelamatkanya nyawanya dan tak perlu sekejam itu
padaanya.
“Anda
pernah bilang bahwa daging hanya bisa dinikmati dengan cara menggerogotinya. Bagaimana
rasa potongan daging yang kukirimkan?” ucap Yeo Jin sambil memotong steak dan
memakanya dengan tatapan sinis, Presdir Choi makin panik, Pengawal meminta
untuk mengeluarkan Presdir Choi segera. Tiba-tiba Presdir Choi tertawa sebelum
dibawa pengawal
“Baiklah...
Putranya dibunuh oleh kakaknya dan Kakaknya dibunuh oleh ayah dari mendiang
sang putra, lalu ayah tersebut dibunuh oleh adik dari mendiang sang kakak.”
ucap Presdir Choi sambil tertawa, Pengawal langsung menyuruh agar Presdir Choi
segera dibawa keluar.
Yeo Jin
tetap diam dengan wajah dinginya. Presdir Choi bisa melepaskan pegangan
pengawal kembali berbicara pada Yeo Jin “Lalu,
siapa yang akan membunuh adiknya?” dengan nada mengancam. Pengawal kembali
menyuruh supaya Presdir Choi dibawa keluar.
“Balas dendam dan perang...berakhir
begini.” gumam Yeo Jin
Tae Hyun
memeriksa suhu pasien dengan thermometer melalui telinga, terlihat Do Chul yang
duduk didalam sedang menunggu. Tae Hyun memeriksa bagian leher lalu bertanya
sudah berapa lama terkena demam, ibu anak itu memberitahu sudah dua hari dan
minum “acetaminophen”
‘Kenapa? Apa
ini Bukan demam ?” tanya si ibu khawatir
“Bisa
jadi demam... Tapi belum pasti... jadi aku tidak tahu.” ucap Tae Hyun menatap
si pasien, Ibu itu binggung karena Tae Hyun sebagai dokter tak tahu penyakit
anaknya.
“Aku
bukan spesialis pediatri (anak-anak).” kata Tae Hyun
“Ya
ampun... Haruskah kuanggap ini kejujuran atau kebodohan? Bagaimana bisa kau
bilang tidak tahu di depan pasien? Bahkan jika tidak tahu, kau sebaiknya
berpura-pura tahu. Melakukan bagiannya dan beri dia resep “acetaminophen” yang lebih kuat lalu campur dengan probiotik dan
antibiotik! Bahkan aku bisa melakukannya! Kau mau dalam bisnis atau tidak? Dasar...
Itu juga bagus untukku.” komentar Do Chul mengomel.
Tae Hyun
melirik menanyakan kenapa Do Chul itu masih ada di kliniknya, Do Chul menyuruh
Tae Hyun memberikan obat demam pada pasien anak itu dan mengeluh tentang
perutnya. Wanita itu bertanya, siapa pria itu dan berbicaranya terdengar kasar.
Do Chul memberitahu bahwa ia adalah Pemegang
saham klinik ini.
Sementara
Tae Hyun menelp temanya, menceritakan usai pasien enam tahun, gejala demam Tapi sedikit berbeda
dengan Demamnya mencapai 38,3 derajat Celcius. Temanya meminta untuk memeriksa
lidahnya, Tae Hyun melihat warnanya seperti Lidah stroberi, lalu temanya
meminta memeriksa tangan dan Tae Hyun melihat tangan anak itu terkelupas dan
akhirnya ternyata dugaanya benar bahwa itu terkena penyakit Kawasaki setelah
mengucapkan terimakasih menutup telpnya.
“Ini penyakit
Kawasaki.” ucap Tae Hyun, terlihat ibu si anak binggung mendengar nama penyakit
yang belum pernah didengarnya.
“Penyakit
Kawasaki dan gejalanya mirip demam. Aku akan buatkan catatan lalu Bawa ke Rumah
Sakit,Jika tidak diobati sekarang, bisa menyebabkan penyakit jantung yang
serius nanti.” jelas Tae Hyun
Do Chul
yang mendengarnya terlihat panik karena penyakit yang diduga demam biasa bisa
menyebabkan penyakit jantung. Ibu itu pun mengucapkan banyak terima kasih pada
Tae Hyun, lalu Tae Hyun memberitahu tak
ada resep jadi mereka boleh pulang.
Setelah
si pasien keluar, Do Chul langsung duduk dan Tae Hyun langsung memberitahu
menurutnya lebih baik sedikit bodoh ketimbang tidak jujur dan bisa bertanya
jika tidak tahu. Do Chul tak percaya setiap saat Tae Hyun melakukan itu saat
memeriksa pasien. Tae Hyun tak ingin membahas menanyakan sakit yang diderita Do
Chul
“Perutku
sakit... dan diare...” ucap Do Chul. Tae Hyun bertanya semalam Do Chul makan
apa saja di bar.
“Ini dan
itu. Semuanya, tapi Dari mana kau tahu aku semalam minum?” kata Do Chul
binggung, Tae Hyu mengatakan mulut Do Chul itu masih bau alkohol.
“Tentu.
Kau bukan Heo Joon... (dokter terkenal
zaman Joseon) yang tahu hanya dengan melihat.” komentar Do Chul
Tae Hyun
mengatakan Do Chul tak perlu obat dan menyuruhnya untuk Makanlah wortel rebus
yang dihaluskan. Do Chul binggung karena tak ada resep lagi, Tae Hyun
membenarkan bahwa tak ada resep tapi meminta membayarnya sebelum pergi.
“Hei!
Anak tadi juga tidak mendapatkan resep, kenapa kau menyuruhku membaar dan mereka tidak?” ucap Do Chul protes
“Bos, kau
itu cukup kaya dan Keadaan keluarganya tidak baik akhir-akhir ini.” jelas Tae
Hyun, Do Chul tak percaya Tae Hyun itu bisa tahu keadaan orang lain.
“Tentu.
Aku tokoh masyarakat di kota ini.” kata Tae Hyun bangga, Do Chul bertanya
dengan nada mengejek siapa yang mengatakan itu.
“Pemilik
toko daging daerah bilang padaku. Lalu Pemilik kantor perumahan juga bilang
begitu. Semuanya bilang padaku bahwa aku tokoh masyarakat.” jelas Tae Hyun
dengan wajah tersenyum.
Do Chul mengumpat
Tae Hyun pembohong, Biarawati masuk memberitahu Praktek sorenya sudah selesai
dan bertanya apakah ia akan pergi ke “Rumah Doma” Tae Hyun mengangguk akan
pergi kesana.
Tae Hyun
ingin memberikan suntikan pada seorang anak sambil menyakinkan bahwa tidak
sakit hanya seperti tersengat dikit, tapi ketika jarum suntik ditusuk, anak itu
menjerit karena sakit, setelah itu dua biara pun membawa anak itu kembali. Tae
Hyun bertanya apakah sudah selesai memberikan suntikan imunisasinya, Biara
memberitahu sekarang tinggal pasien dewasa, biara lain meminta agar Tae Hyun
istriahat saja lebih dulu.
“Jadi Boleh
aku main dengan anak-anak?” tanya Tae Hyun siap membuka jas dokternya.
“Apa
mereka mau bermain dengan pria yang menyuntiknya?” komentar biara, Tae Hyun
mengerti lalu Biara lain memberitahu Nona Lee ada di sini juga.
Chae
Young terlihat sedang memandingkan tiga anak dengan telaten, Tae Hyun tersenyum
lalu memanggilnya sambil memintanya agar istirahat. Chae Young meminta agar
menunggu sebentar setelah memandikan tiga orang anak ini akan segera istirahat.
Keduanya
lalu duduk ditaman, Chae Young mengeluh punggungnya sakit lalu menyadari bahwa tak
mudah memandikan anak-anak. Tae Hyun sudah tahu bahwa itu sulit. Chae Young
menceritakan melakukan ini hanya karena menyukai anak-anak, kalau tidak maka
tak mungkin melakukanya. Tae Hyun tetap
memuji Chae Young itu luar biasa.
“Nyonya,
Anda tak pernah kerja kasar dulu.” ucap Tae Hyun
“Sudah
lama aku berhenti jadi seorang Nyonya! Jika kau terus memamggilku begitu, aku
akan memanggilmu adik ipar!”ejek Chae Young.
“Baiklah.
Lalu sebaiknya aku panggil Anda apa?” tanya Tae Hyun, Chae Young berkata untuk
memanggilnya Nunna. Tae Hyun setuju memanggilnya Nuna walaupun terlihat tak biasa.
Chae Young tersenyum menurutnya itu lebih Menyenangkan. Keduanya tertawa
bersama
“Apa kau
merindukannya? Jadi suami PresDir.” tanya Chae Young, Tae Hyun mengatakan tidak
juga.
“Benarkah?
Aku merindukannya. Saat dengan Sengaja kejam pada Do Joon, Tidak mampu menghentikan
dia memperlakukan Yeo Jin seperti itu, Tidak memarkirkan mobilku di belakang
Kantor Kejaksaan.Dan... hari itu....” cerita Tae Hyun berkaca-kaca
“Tidak,
itu salahku. Aku seharusnya....” ucap Tae Hyun yang merasa berlasah juga.
Chae
Young mengatakan bukan salahnya, karena Tae Hyun mencoba untuk menyelamatkanya
tapi sekarang merasa yakin Do Joon sudah tenang dialam sana. Lalu bertanya
apakah ia sudah berbicara lagi denga Yeo Jin, Tae Hyun enggan membicarkanya,
lalu biara datang memberitahu kalau pasien dewasa sudah siap. Tae Hyun pergi
dan Chae Young bergumam “Balas dendam sudah lama dimulai” dengan memperlihatkan
wajah sinis yang disembunyikan.
Yeo Jin
kembali ke rumah, saat itu Sek Min menerima telp saat turun dari mobil, Yeo Jin
bertanya apa yang terjadi tapi Sek Min menutup dengan tak ada yang terjadi. Yeo
Jin tetap memaksa agar memberitahunya.
“Sepertinya
PresDir Choi dari Daejung baru saja bunuh diri.” ucap Sek Min
“Apa!!! Jadi,
apa dia mati?” tanya Yeo Jin sangat kaget menutupinya dengan nada dingin.
“Tidak.
Kepala Sekertaris segera menemukannya.” jelas Sek Min, Yeo Jin bisa menghela
nafas lalu memberitahu Sek Min ingin istirahat. Sek Min mengerti sambil
membungkuk meminta untuk menghubungi jika butuh tapi Yeo Jin berlalu tanpa
peduli. Sek Min menatap Yeo Jin dengan senyuman licik.
Yeo Jin
masuk ke dalam rumah dan hampir saja jatuh, beberapa pelayan mencoba menahanya.
Yeo Jin mengatakan ia baik-baik saja, lalu kepala Pelayan menyuruh pelayan dan
pengawal meninggalkan ruangan. Pelayan Yeo Jin berusaha berjalan lalu menatap
foto ayahnya.
“Ayah...Bagaimana
Ayah melaluinya?” gumam Yeo Jin berkaca-kaca.
Kepala
Pelayan melihat Yeo Jin yang akan berjalan menuju kamarnya, Yeo Jin terhenti
melihat bayangan kakaknya yang menuruni tangga lalu memberikan senyuman.
Melihat Do Joon, Yeo Jin panik dan langsung pingsan. Kepala pelayan berteriak
panik dan menghampirinya.
Yeo Jin
terbangun menyadari dirinya masih ada dikamarnya, Kepala pelayan terihat sangat
khawatir melihat majikanya. Yeo Jin lalu bertanya apakah ia pingsan lagi.
Kepala Pelayan membenarka.
“Pastikan
tak ada rumor beredar.” Perintah Yeo Jin
“Aku
mengerti. Tapi, apa tidak sebaiknya menelpon dokter?” saran Kepala Pelayan
“Jangan....
Jangan ada dokter.” ucap Yeo Ji ketakutan, seperti ada trauma yang belum
hilang.
“PresDir...
Boleh aku bicara jujur? Musuh atau teman, jika seseorang mencoba bunuh diri
karena aku, menurutku sangat wajar jika Anda shock. Takkan ada di dunia ini
yang akan menganggap Anda lemah.” nasehat kepala Pelayan, Yeo Jin meminta
kepala pelayan mengambilkan pakaian karena ingin mencari udara diluar.
Yeo Jin
berjalan ditaman mengingat percakapan terahirnya dengan Tae Hyun ditaman itu “Aku tidak
menyalahkanmu, Bukan salahmu ibuku meninggal.Kau bisa nikmati pemandangan indah
dari sini tapi ada orang-orang, sungai, dan jalan setapak di sana, selain itu
Bukit Angin juga.”
“Semua
yang kita butuhkan agar bahagia ada di sana, Jadi... maukah kau... ikut
denganku?” tanya Tae Hyun yang mengajaknya
untuk pergi, tapi saat itu Yeo Jin menolaknya.
“Tentu, kau akan merindukan
piknik suatu saat nanti. Jika saatnya tiba, datanglah padaku. Aku akan
menunggumu.”
Yeo Jin
berjalan ditaman mengingat semua ucapan Tae Hyun sambil menahan tangisnya
karena berada dirumah itu sendirian tanpa ada orang yang bisa dipercayainya.
Tae Hyun,
Perawat So, Kepala Kang, Do Chul dan anak buahnya minum bir bersama-sama
dibawah pohon rindang depan mini market. Perawat So sambil menopang dagu,
mengeluh karena mengira akan ada manfaatnya memiliki adik chaebol.
“Aku
tidak tahu akan membuka kaleng bir di depan toko daging daerah seoertu ini Dan
dengan para gangster” keluh Perawat So melihat dua pria didepanya, Do Chul
ingin kesal tapi tak bis mengelak karena memang benar dirinya gangster. Tae
Hyun tertawa mendengarnya.
“Nuna,
bukankah ini menyenangkan? Ini tempat terbaik di bumi ini. Ayo....Cobalah.” ucap Tae Hyun lalu
menyadarkan badannya di kursi dengan kaki diselonjorkan dan menatap keatas.
Perawat
So merasakan ada kenyamanan, Tae Hyun mengakui belum pernah sebahagia ini dulu,
menatap sinar matahari yang masuk dari sela-sela daun. Ia juga bahagia bahkan
saat So Hyun kejam padanya, konsultasi tidak dibayar dan mengajak Bos gangster
lalu minum bir seperti sekarang.
Tae Hyun
memejamkan matanya, sambil merasakan hembusan angin sepoi-sepoi dengan wajah
tersenyum. Pikiranya melayang saat pertama kali membawa Yeo Jin ke atap rumah
sakit, Yeo Jin menatap langit mengatakn “Aku bisa merasakan sepoinya angin.”
“Yeo Jin... kau harus segera
menemuiku.” gumam Yeo Jin penuh keyakinan.
Saat itu
tak jauh dari sana, Yeo Jin duduk didalam mobil melihat Tae Hyun sedang duduk
bersama teman-temanya.
“Tae Hyun... Aku ingin bergabung.” gumam Yeo
Jin sambil tersenyum dan ingin segara
turun tapi terhenti melihat seseorang yang datang menemui Tae Hyun.
Chae
Young bertanya apakah ada sesuatu dilangit, Tae Hyun berdiri memanggil Chae
Young dengan panggilan “Nunna” Do Chul terlihat sumringah melihat Chae Young
yang datang. Yeo Jin melihat Tae Hyun dan Chae
Young terlihat sedih lalu meminta sopir untuk pergi.
Chae
Young bisa melihat mobil Yeo Jin yang pergi dengan tatapan sinis. Di
perjalanan, Yeo Jin menangis dalam hatinya bergumam dirinya senang karena Tae
Hyun sangat bahagia.
Di depan
sebuah gedung, terdapat panggung bertulisakan [Upacara Penyelesaian Perusaahaan
Hanshin Alexon] pembawa acara pun meberitahu acara selanjutanya adalah PresDir
Han Yeo Jin dari Hanshin Group akan memberikan pidato sambutan. Yeo Jin menaiki panggung dengan percaya diri.
“Di hari
yang cerah dan bahagia ini, ku ucapkan terima kasih pada Perdana Menteri dan
semua tamu yang hadir di sini untuk merayakannya dengan kami dan semua
karyawan, pahlawan sesungguhnya hari ini...Terima kasih yang sebesar-besarnya.”
ucap Yeo Jin sambil sedikit membungkuk.
Saat akan
memulai kembali pidatonya, matanya melihat Presdir Go yang duduk dibangku
paling depan melihatnya memberikan pidato. Wajah Yeo Ji langsung ketakutan
melihat Presdir Go yang memberikan senyuman, Sek Min melihat dari samping dan
beberapa petinggi binggung melihat Yeo Jin yang terdiam lama.
“Ke
depannya, Hanshin Alexon akan berkontribusi pada masa depan industri
biteknologi...” ucap Yeo Jin lalu kembali melirik dan Presdir Go masih tetap
duduk mendengarkanya. Yeo Jin tertunduk mencoba berkonsentrasi dengan
pidatonya.
“Industri
bioteknologi di seluruh dunia...” ucap Yeo Jin lalu tiba-tiba terdengar suara
Do Joon, Yeo Jin melihat disampingnya ada kakaknya yang menanyaka keadaannya.
Saat itu
juga Yeo Jin langsung pingsan, beberapa pengawal langsung berlari kepanggung,
di tempat Presdir Go duduk terlihat orang yang berbeda. Sek Min yang melihat
Yeo Jin pingsan tampak sengaja membiarkan para wartawan mengambil gambar tanpa
menghalanginya.
[Klinik Lantai Satu]
So Hyun
kembali berteriak memanggil kakaknya untuk makan, Tae Hyun baru saja mencuci
tanganya lalu melihat So Chul yang sedang menonton TV dan duduk disampingnya.
“Di berita lain, Hanshin
Alexon, yang sudah unggul sebagai perusahaan bioteknologi global >mengadakan
upacara pemotongan pita di Cheonan atas perusahaan kedua mereka siang tadi. PresDir
Han Yeo Jin jatuh pingsan di tengah pidatonya tapi Hanshin Group menyatakan
bahwa PresDir bekerja berlebihan dan menyangkal rumor akan hal yang lebih
serius. Selanjutnya.”
Tae Hyun
terdiam melihat Yeo Jin yang terlihat tergeletak pingsan, So Chul langsung
mematikan TV lalu mengajak Tae Hyun pergi. So Hyun juga melihat dengan wajah
kaget mengetahui Yeo Jin yang pingsan.
Yeo Jin
yang pingsan melakukan X-ray untuk mengecek kesehatan tubuhnya, terlihat salah
satu dokter yang ada disana tersenyum penuh arti seperti menyembunyikan niat
yang licik.
Sebuah
kantung infus digantung, perawat ingin memasangkan jarum saat itu Yeo Jin
tersadar melihat kantung infus langsung menolak dengan wajah panik, perawat
terlihat binggung, Sek Min pun meminta untuk tidak perlu dan membawanya keluar.
Dokter
datang memberitahu sudah memeriksa semuanya, Yeo Jin duduk dengan bibir
gemertar menanyakan hasilnya. Dokter mengatakan bahwa hasilnya normal dan hanya
mengalami anemia ringan.
“Kasus seperti
ini sangat khas akibat kelelahan dan stres, jadi Anda sebaiknya beristirahat.”
pesan Dokter
“Aku Inginku
begitu... tapi belum waktunya.” ucap Yeo Jin ingin turun dari tempat tidur.
“PresDir...
Stres adalah penyebab semua penyakit. Jika Anda terus memaksakan diri...” kata
Dokter langsung di potong oleh Yeo Jin
“Jika
iya.. Akankah aku mati?” kata Yeo Jin dingin, lalu meminta Sek Min meninggalkan
ruangan agar bisa berdua dengan dokter. Ketika meninggalkan ruangan, Sek Min
melirik pada Dokter seperti berada di pihak yang sama.
“Tolong
ingat bahwa percakapan ini, berada di bawah rahasia dokter-pasien. Mungkinkah
berhalusinasi akibat anemia dan stres? Misal, melihat orang yang sudah mati...”
tanya Yeo Jin
“Tentu....
Dalam istilah medis, stres melampaui, apa yang bisa Anda sadari, seperti marah
atau jengkel. Jika Anda ke Rumah Sakit dan istirahat...” ucap Dokter kembali
dipotong oleh Yeo Jin
Yeo Jin
tak percaya dengan membawa kerumah sakit Hanshin, menurutanya Lebih baik
dirinya mati.
Presdir
Han tertawa keluar dari ruangan, memberitahu bahwa Yeo Jin terkena Kanker Hati Stadium 2.
Presdir Choi dan Wakil Presdir tertawa mendengarnya bahkan mengucapkan bahwa
mereka berhasil. Presdir Han juga memberitahu bahwa Yeo Jin juga berhalusinasi.
“Kerja
bagus, Nyonya.” ucap Wakil Presdir dan terlihat Chae Young duduk bersama dengan
tatapan sinis
“Tetap
saja terlalu cepat untuk senang.” komentar Chae Young
“Tak ada
yang perlu dikhawatirkan Tidak salah lagi.” kata Presdir Choi tertawa bahagia
“Karena
Anda berusaha keras di proyek ini, akan kami pastikan lebih banyak saham jatuh
ke tangan Anda.” ucap Wakil Presdir percaya diri
“Aku
pernah dengar begitu Dari Presdien Go. Lupakan sahamnya. Bagilah untuk kalian
dan berbahagialah, Membalaskan dendam Han Do Joon sudah cukup bagiku. Jika tak
ingin berakhir seperti Presiden Go, bekerjalah dengan baik. Jalan kita masih
panjang.” tegas Chae Young
bersambung ke part 2
Apa yg nyuruh predir go bunuh diri adalah chae young? Dan yeo jin menyalahkan dirinya sendiri karna telah menyebabkan presdir go bunuh diri? Aduch kasian yeo jin..
BalasHapusaku pikir chae young akan balas dendam dengan merebut tae hyung dari yeo jin...eh..
BalasHapusmalah mau bunuh yeo jin...kayaknya chae young yang memberi obat halusinasi ke yeo jin deh....biar nanti yeo jin nggak bisa jadi chairwoman lagi...kesel....