PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 09 April 2015

Sinopsis Divorce Lawyer In Love Episode 18 Part 2

Chuk Hee yang baru saja melihat artikel tentang kematian Presdir Man Dong Gu yang sesungguhnya bisa tersenyum. Jung Woo sedang menyiapkan gelas wine menelp mengatakan mereka harus merayakan prestasi yang didapatkan oleh Chuk Hee, jadi memintanya untuk datang karena ada sesuatu yang ingin diberitahukan.
Setelah menutup ponselnya, ada kurir yang mengirimkan paket untknya, terlihat sebotol wine dengan kartu bertuliskan terimakasih dibagian depannya.
“Apa yang lebih memuaskan dari dibayar...adalah ketika kau sudah melunasi hutangmu. Aku percaya sebotol anggur diperlukan di pesta untuk merayakannya” - Ma Dong Mi –

Keduanya duduk disebuah hotel dengan meminum wine yang diberikan Dong Mi, Jung Woo berpikir rasa wine itu sangat ena karena diminum bersama pacarnya. Chuk Hee setuju, lalu membahas tentang semua karyawan yang meninggalkan kantor. Jung Woo membernakan dan akan mencari tempat yang berbeda.
“Datanglah untuk bekerja besok.” kata Chuk Hee
“Kau ingin aku bekerja menjadi bawahanmu lagi?” ungkap Jung Woo sinis
“Tidak, mari kita lakukan bersama-sama. Ada banyak masalah yang sulit yang sulit untuk ku pecahkan sendiri Dan aku merindukanmu ketika kita terpisah.”kata Chuk Hee, Jung Woo langsung setuju. Chuk Hee tak percaya pacarnya itu langsung setuju begitu saja.
“Tapi... kau harus membiarkanku melakukan satu hal yang aku inginkan.” kata Jung Woo 

Chuk Hee bertanya apa yang dingikan, Jung Woo memberikan selembar kartu Chuk Hee langsung kagum dan bertanya apakah Jung Woo sendiri yang mengambarnya, Jung Woo mengaku kalau Kyung yang menggambarkannya untuknya.
“Tapi... apa ini?” tanya Chuk Hee binggung
“Ketika kau berharap... jangan memiliki sebuah perayan pernikahan,  Tapi, aku percaya kita harus resmi mengumumkannya Pernikahan kita ke teman-teman dan keluarga. aku berpikir itu adalah hal terhormat untuk di lakukan. Jadi, mari kita menulis pesan di kartu itu bahwa kita akan menikah dan mengirimkannya kepada mereka Apa yang harus di katakan? Ini bukan undangan tapi lebih seperti pengumuman pernikahan? Sesuatu seperti itu.” kata Jung Woo, Chuk Hee terlihat terharu mendengarnya.
“Mulai sekarang, mari kita berpikir tentang apa yang ingin kita tuliskan.”kata Jung Woo, Chuk Hee langsung tersenyum lalu mengajaknya untuk kembali bersulang. 

Yoo Mi yang sedang membereskan barang-barangnya tak sengaja menemukan buku gambar laci bekas meja Kyung, betapa kagetnya ternyat itu gambaran dirinya ketika menerima telp, lalu dibagian belakang ada surat yang ditulis Kyung.
“Jika kau membaca ini, itu karena kau juga berpikir tentang aku sekarang. Mondang Yunpil menjadi sebuah karya seni dengan mengorbankan tubuhnya. Sama seperti kerinduan hatiku padamu sudah berubah menjadi sebuah karya seni.”
Dengan perasaan haru Yoo Mi menelp Kyung ternyata Kyung sudah memasuki kantor, mengatakan hanya mampir karena tak sengaja lewat, karena ingin mengambil barang yang tertinggal tapi ternyata Yoo Mi sudah melihatnya, Yoo Mi terlihat hanya bisa diam saja.
“Apa kau ingin pergi ke suatu tempat dan mencampur beberapa minuman? Apa itu Soju, atau hidup...” kata Kyung, Yoo Mi hanya bisa tersenyum.
Yoo Mi terbangun dan berteriak melihat ada kaki disampingnya, Kyung ikut bangun tapi ia berteriak gembira sambil memeluk Yoo Mi karena bisa tidur bersama lagi dengan Yoo Mi, tapi status mereka berbeda. 

Chuk Hee terbangun dari tidur saat ingin menjerit, Jung Woo menariknya untuk berbaring kembali, Chuk Hee terlihat gugup dengan menutup tubuhnya dengan selimut. Jung Woo tersenyum melihat sikap Chuk Hee yang terkejut.  
“Kita akan tidur di ranjang yang sama setiap hari mulai sekarang. Tidurlah lagi.”ajak Jung Woo dengan memeluknya.
“Lalu... aku akan menyikat gigi...”kata Chuk Hee
“Mari kita lakukan bersama-sama nanti.” ucap Jung Woo, Chuk Hee pun akhirnya memiringkan tubuhnya dan menghadapkan wajahnya. 

Min Kyu yang melihat surat yang datang kepadanya, dikagetkan dengan  kartu bertuliskan [So Jung Woo dan Go Chuk Hee akan menikah]
“Pengacara Perceraian So Jung Woo dan Go Chuk Hee.. akan menikah. Pasangan yang baik tidak hanya orang yang sesuai dengan satu sama lain, Mereka juga harus tahu bagaimana mengatasi setiap kesalahan lainnya” Min Kyu tersenyum membacanya.
Ji Hee pun menerima kartu dari kakaknya, begitu juga Soo Ah yang masih ada dikantor BF.
“Sebuah pernikahan yang berhasil bukan menemukan mitra yang baik, tetapi untuk bersatu, Kami percaya tujuannya lebih penting daripada formalitas. Kami menandatangani kontrak yang akan dilakukan sebagai suami-istri bukan sebuah pernikahan”
Dong Mi juga menerima kartu dari keduanya dan Hye Rin dengan Jung Soo membaca bersama di kantor milik Min Kyu.
“Dimanapun kau berada, kami memintamu untuk merayakan momen ini bersama kami. 'Juni 2015. Hormat kami, So Jung Woo dan Go Chuk Hee.”

Jung Woo dan Chuk Hee berlutut didepan ibu Jung Woo dengan memberikan kartu pengumuman tanpa mengadakan perayaan pernikahan. Ibu Jung Woo terlihat masih cemberut dan acuh dengan menonton TV.
“Jadi... kita akan tinggal di tempat Chuk Hee selama satu tahun. Setelah kemarahanmu sudah mereda, kami akan kembali dan tinggal bersamamu selama satu tahun.” kata Jung Woo
“Kenapa plot nya menyeret?” teriak Ibu Jung Woo berkomentar drama yang ditontonnya.
“Aku dibesarkan tanpa ibuku. Ini selalu menjadi keinginan dalam hidupku ada  di pelukan seorang ibu. Jika kau memberikan restumu, Aku ingin pindah dan tinggal bersamamu.”ungkap Chuk Hee,
Ibu Jung Woo tetap acuh, Jung Woo meminta supaya berhenti mengabaikannya. Ibunya malah mengomel menyuruhnya untuk diam. Jung Woo memberikan kunci mobilnya mengatakan akan menjualnya dan memberikan uang pada ibunya. Sang Ibu kaget kalau tak ada mobil anaknya akan naik apa.
“Aku sudah naik kereta bawah tanah akhir-akhir ini. Jadi tidak akan menggunakannya lagi. Apa aku belum memberitahumu? Aku naik kereta bawah tanah untuk bekerja sekarang.” kata Jung Woo. Ibunya tak percaya, Jung Woo pun akhirnya mengajak ibunya supaya bisa percaya. 

Pagi hari, Jung Woo sudah membawa ibunya ke stasiun bawah tanah, tapi yang terjadi malah ibunya yang panik merasa anaknya tak perlu membuktikanya, Jung Woo mencoba menenangkan ibunya mengatakan semuanya akan baik-baik saja.
Saat didalam mobil, ibunya tak percaya Jung Woo masih baik-baik saja dan merasa senang karena bisa menaiki kereta bersama anaknya sekarang. Lalu ibunya berpikir anaknya melakukan perawatan karena selama 7 tahun tak bisa menghilangkan phobianya tapi sekarang bisa seperti itu.
“Aku tidak pergi ke rumah sakit. Apa itu biasa di sebut? Rumah sakit Go Chuk Hee. Dia membuatku bisa naik kereta ini setiap hari untuk pergi bekerja.Anehnya, memegang tangannya itu menjadi kenyataan, Nona Mi Hwa. Bagiku, Go Chuk adalah tipe orang yang bisa membuatku melakukan hal-hal yang aku tidak pernah ku mimpikan lakukan sebelumnya.” cerita Jung Woo
Chuk Hee saat itu juga datang berpura-pura tak sengaja bertemu, ibu Jung Woo terlihat kesal tapi Jung Woo sengaja mendorong supaya bisa membuat mereka saling berpegangan, lalu ketiganya duduk bersama dan Jung Woo dengan sengaja mendorong ibunya agak lebih dekat dengan Chuk Hee sampai akhirnya Ibunya bisa tersenyum. 

Chuk Hee yang baru pulang kaget melihat adiknya yang akan pergi, padahal ia ingin mengajak adiknya untuk tinggal bersama dengan Jung Woo juga.  Ji Hee mengaku sudah mencoba untuk bertindak seperti  keluarga, tapi itu terlalu tidak nyaman.
“Pernikahan adalah satu hal, tapi aku tidak bisa membiarkanmu pergi. Jadi Jangan pergi!” pinta Chuk Hee
“Apa kau ingat Ibu Sang Geun? Dia berbagi kamar rumah sakit yang sama dengan Ibu dan Dia meninggal, Lalu Pria tua dari Nanpo-dong yang ada di kamar sebelah. Dia memiliki penyakit yang sama seperti ibu dan dia meninggal setelah menerima pengobatan kanker.” cerita Ji Hee, Chuk Hee binggung apa maksud cerita adiknya.
“Bahkan jika ibu mendapat operasi dengan biaya kuliahmu,  dia pasti akan mati.  Aku... Setelah Ibu meninggal seperti itu... Aku membenci setiap orang yang aku bisa benci. Tidak ada yang memberitahuku kenapa ibu meninggal. Satu-satunya orang yang tersisa bagiku untuk membencimu. Aku berkata pada diriku sendiri kalau kau membunuh ibu. Kau satu-satunya orang tersisa bagiku untuk di benci!”akui Ji Hee
“Bencilah aku. benci aku sebanyak yang kau inginkan.Tapi Jalanku menuju kebahagiaan adalah untuk bersama keluargaku.” kata Chuk Hee.  
“Aku akan tinggal dengan ayah dan akan membantu dia keluar dari Busan untuk saat ini. Jika kita perlu bertemu satu sama lain, datang saja ke Busan. Aku mendengar ibu seharusnya untuk membeli ini untuk anak perempuan mereka.”ucap Ji Hee lalu pergi dengan memberikan sekotak hadiah. Chuk Hee terharu melihat hadiah sepasang sendok dan sumpit. 

Jung Woo dan Chuk Hee dikejutkan ketika Kyung dan Yoo Mi memberikan perayaan selamat tapi Yoo Mi mengeluh karena mereka hanya memberikan pengumuman tanpa ada perayaan. Min Kyu juga dengan sedikit berat memberika semangat, tapi Chuk Hee dan Jung Woo merasa tak ada yang perlu dilakukan semuanya.
Jung Soo keluar dari pantry dengan deretan makanan tradisional, Kyung bahkan memberikan hadiah nyanyian, bahkan Yoo Mi membacakan syair. Chuk Hee sudah tak bisa menahan tak bisa menahan semuanya, Min Kyu berdiri memberitahu  sudah menyiapkan sebuah hadiah pernikahan.
“Seperti yang kau tahu, kondisi keuanganku sedikit menyedihkan akhir-akhir ini. Aku mulai kemarin dan aku selesai pagi ini pukul 6 pagi” ucap Min Kyu
“ Ini... Kau sendiri yang melipat semua origami ini?”kata Chuk Hee tak percaya karena botol berbentuk love diisi dengan origami.
“Seribu crane origami dengan kepolosan seorang pria. Aku berikan kepadamu”kata Min Kyu dengan menunjuk pada Chuk Hee seorang, Jung Woo mencoba tersenyum lalu mengucapkan terimakasih. 

Min Kyu mengikat tali sepatunya, saat itu SooAh datang bertanya apa yang sedang dilakukanya. Min Kyu tiba-tiba membahas arti kata angkuh. Soo ah pikir kata itu selalu dipakai selama 20 tahun.
“Bagaimanapun, itu adalah apa yang sudah dilakukan akhir-akhir ini. Aku harus mengikat tali sepatuku beberapa kali dalam perjalanan pulang.” cerita Min Kyu lalu berdiri kembali
“Apa kau sudah menerima pengumuman pernikahan?” tanya Min Kyu
“Aku menerimanya dan akan berjalan bersamamu, karena harus berpikir tentang apa aku akan tetap tinggal atau tidak.”kata Soo Ah
“Jika kau berjalan tepat di perempatan itu, ada toko udon dengan tanda merah. Aku tidak tahu itu sebelumnya ketika aku mengendarai mobil. Sekarang ketika aku berjalan, aku sudah memperhatikan segala sesuatu.”ajak Min Kyu sambil berjalan bersama keluar ruangan.
“Aku ingin makan udon itu lagi.” kata Soo Ah
Min Kyu mengatakan kalau Soo Ah harus tetap tinggal  karena pasti akan berpikir tentang udon jika pergi ke New York. Soo Ah heran kenapa hanya makan udon bisa mencegahnya untuk pergi. Min Kyu mengatakan kalau Soo Ah akan tetap tinggal karena semangkuk udon, lalu berjalan bersama. 



“Jika kau tidak dapat menghindarinya, maka mari kita bercerai dengan sebuah akhir yang bahagia'?”
Kyung yang masang spanduk merasa mereka mengubah nama kantor. Jung Woo tersenyum mengatakan memang perceraian adalah berkat Tapi jika Chuk Hee tidak dapat menghindarinya, perceraian dengan akhir yang bahagia itu penting.
“Kita harus menambahkan 'berkah' jika kita ingin klien untuk datang” kata Chuk Hee bersikukuh
“Kenapa? Aku suka itu.” ungkap Hye Rin tersenyum bahagia lalu memberikan mesin paku pada Kyung untuk memasangnya.

Tiba-tiba sepasang suami istri datang tergopoh-gopoh. Lee Hong Yeon, wanita klien pertama mengumpat dengan tulisan “happy ending” dan mengatakan akan bercerai. Spanduk langsung jatuh begitu saja diatas kepala Jung Woo. 
Jung Woo mengingatkan kata-kata Hong Yun sebelumnya yaitu “Mungkin aku membencinya karena dia bertindak penuh kebencian. Mungkin dia akan tampak cantik di mataku jika aku mencoba mencintainya.”
“Aku mengatakan itu? Kapan? Aku benci dia karena dia adalah kebencian dan aku tidak bisa mencintainya karena dia tidak dicintai!” tegas Hong Yun,
“Kau bilang kalian berdua akan membantu dan itu akan berhasil!”kata Jung Woo
“Ada satu hal yang tidak dapat dilakukan dengan usaha sendiri. Cinta!” tegas Hong Yun
“Aku tidak bisa percaya seorang wanita yang mengkhianatiku! Dia diam-diam merencanakan untuk menceraikanku! Tidak ada yang bisa dia lakukan!” teriak suami Hong Yun
Hong Yun tak peduli karena  sudah membenci segala sesuatu tentang orang ini sekarang dan ingin bercerai segera. Suaminya juga merasa tak bisa lagi menyambung sesuatu yang retak jadi ingin bercerai juga. Chuk Hee tersenyum melihat dua pasangan yang benar-benar ingin bercerai. 


Keduanya berjalan bersama ditaman, Jung Woo benar-benar berpikir mereka berdua akan hidup bahagia selamanya. Chuk Hee membahas bahwa Nelson Mandela juga bercerai, ketika menderita dan mengalami semua  penyiksaandan cambuk di penjara selama 27 tahun,bahkan mengalami kerja paksa di gurun itu lebih dari 40 derajat celsius. Lalu dibebaskan dari penjara, tinggal dengan istrinya selama 6 bulan dan kemudian bercerai.
“Itulah betapa sulitnya pernikahan. Mungkin aku berkata ya untuk apapun.”kata Chuk Hee, Jung Woo kaget mendengarnya.
Tiba-tiba Chuk Hee dikagetkan melihat Hye Rin dan suaminya sedang bermesraan, lalu bertanya apa yang terjadi padahal sebelumnya mereka akan bercerai tapi terlihat sebelumnya sedang berciuman.
“Masalahnya adalah... aku benci ibu mertuaku ketika kami hidup bersama dan aku lebih membenci suamiku. Setelah kami bercerai, aku menyadari bahwa aku tidak bisa hidup tanpa dia..” Cerita Hye Rin, suaminya pun berpikir untuk kembali bersama lagi
Jung Woo tersenyum tapi Chuk Hee hanya bisa melonggo dan Hye Rin pun pamit pergi dengan masih saling bergandengan mesra. Jung Woo menceritkan   John Nash menerima Hadiah Nobel pada tahun 1994 dan menderita penyakit mental selama 30 tahun. Bahkan setelah perceraian, sang istrinya tidak pernah meninggalkanny lalu akhirnya keduanya berhasil kembali bersama-sama pada tahun 2001.
“Itulah betapa sulitnya perceraian. Apa yang kau pikirkan? Kau membuat keputusan yang tepat, benarkan?” ucap Jung Woo, Chuk Hee terlihat masih berpikir.

Chuk Hee dihadapkan selembar kertas yang harus ditandatangani, wajahnya terlihat ragu, Jung Woo perlahan memegang tangan Chuk Hee dan membantu menandatanginya, Chuk Hee berteriak karena surat itu akhirnya ada tandatangannya. Jung Woo tersenyum lalu berpelukan dengan Chuk Hee memberikan surat nikah mereka pada petugas.
Keduanya keluar dengan surat nikah ditangan mereka, Jung Woo terlihat sangat senang dengan surat itu begitu juga Chuk Hee.
“Sekarang aku mengatakan kita sebagai suami dan istri.” kata Jung Woo
“Aku tahu, jadi Mari kita lakukan yang terbaik.” ucap Chuk Hee mengulurkan tangannya, Jung Woo pun menyambutnya untuk menjabat tangan.

Jung Woo pikir karena mereka tidak melakukan perayaan jadi lebih baik makan mie saja, Chuk Hee sangat setuju. Jung Woo memberikan lengannnya, dengan manggilnya “istriku” Chuk Hee tersipu malu lalu membalasnya dengan memanggil “suamiku” 
Keduanya berjalan bergandengan di sebuah taman dengan pohon-pohon tinggi disamping mereka.
“Aku pikir akhir kami akan berada di tempat yang sedikit lebih romantis. Aku tidak pernah membayangkan itu akan terjadi di depan balai kota” gumam Jung Woo melihat surat nikah ditangannya.
“Apa kau tahu kenapa semua roman berakhir dengan sebuah ciuman? Karena mereka ingin menunjukkan fantasi bahwa semuanya akan berjalan dengan baik Tapi kita tahu semua terlalu baik kalau pernikahan itu bukan sebuah khayalanJadi, ini adalah tempat yang sempurna  untuk akhir kami”gumam Chuk Hee
“Masih romantisnya. .. mari hidup dengan setidaknya khayalan satu persen Bahwa kita akan selalu tinggal bersama selamanya” gumam Jung Woo

THE END  



FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar