Di sebuah
ruangan konferensi pers khusus, Chae Young bertanya pada sekertarisnya apakah
ia sudah mengirim siaran pers, Sekertaris mengatakan sudah memberitahu pers.
Sek Min masuk membaca judul Pres realase "Kebenaran terburuk tentang
Hanshin Group" dan menduga yang membuat judul itu Chae Young sendiri.
“Ini
sangat kekanak-kanakan. Apa yang kau lakukan di sini? Tidak ada yang datang.”
ucap Sek Min berjalan mendekat, Chae Young langsung menyuruh sekertarisnya lnya
agar membawa Sek Min kelua dari ruangan.
“Tidak
perlu... Nona Lee Chae Young harus meninggalkan Hotel Hanshin Grup.” kata Sek Min
Chae
Young kaget Sek Min memanggilnya bukan seperti dulu, tapi dengan panggilan “Nona”
bukan “Nyonya “ Sek Min malah bertanya-tanya apalagi yang harus dipanggilnya,
mungkin harus memanggilnya “istrinya Do Joon” Chae Young melirik sinis.
“Kupikir
kau berpura-pura bodoh, Aku tidak tahu ternyata kau memang bodoh.Kecuali jika
kau ingin melihat keluargamu bangkrut dan
ayahmu bunuh diri seperti mantan pacarmu lebih baik keluar dari sini sekarang. Jika
tidak ada Han Do Joon, kau juga tidak ada.” ungkap Sek Min mengusirnya, Chae
Young hanya bisa menahan rasa sedihnya.
Tae Hyun
melangkah pergi melihat ada bunga lavender yang tumbuh, lalu menanyakan nama
pengawalnya, Pengawalnya memberitahu namanya Lee Sang Chul. Tae Hyun memanggil
nama pengawalnya itu layaknya seperti teman.
“Sang
Chul... Apa kau tahu bunga apa yang ada
di sini sebelumnya?” tanya Tae Hyun, Sang Chul menjawab tak tahu
“Disini
ada sebuah taman lavender.” ucap Kepala pelayan yang sudah didalam.
Tae Hyun
binggung melihat ruang kaca itu seperti tak terawat, Kepala pelayan
menceritakan Mantan Presdir Do Joon membencinya, jadi mereka menyingkirkannya.
Lalu memberitahu Sang Chul anjing tetangga masuk lagi ke pekarangan mereka.
Sang Chul keluar untuk mengerjar agar anjing itu keluar dari taman.
Tae Hyun
dan Kepala Pelayan duduk dibangku melihat Sang Chul yang mengejar anjing
tetangga. Kepala Pelayan heran melihat Sang Chul ketika memberitahu tentang
anjing pasti langsung pergi mengejarnya. Tae Hyun pikir Sang Chul tidak suka
anjing.
Kepala
Pelayan tahu Sang Chul sangat suka anjing bahkan ingin bermain dengan mereka
walaupun berpura-pura harus menyingkirnya, makanya Sang Chul bisa meninggalkan
Tae Hyun dan mengejar anjing itu. Tae Hyun tertawa mendengarnya.
“Kau
pasti melihat Yeo Jin saat kecil. Bagaimana dia saat kecil?” tanya Tae Hyun
“Dia anak
yang menakutkan. Pernah sekali waktu, matanya kena bola tenis saat bermain tenis. Kakaknya
dimarahi habis-habisan oleh mendiang Presdir Han karena kejadian itu Karena
tidak mampu melindungi adiknya. Kemudian hari berikutnya...” cerita Kepala
Pelayan
Diatas
meja kerja Presdir Han, tergeletak raket Tenis dengan senar yang digunting dan
tak dapat digunakan lagi.
“Mendiang
Presdir sangat menggemari tenis. Dia membeli raket dari luar negeri... untuk
Nona Young Ae dan raket itu yang sangat langka. Semenjak itu dia tidak pernah bermain
tenis lagi meskipun sangat menikmatinya
sebelumnya. Semua dilakukan Untuk menghukum ayahnya karena memarahi kakaknya karena dia lebih
mencintainya.” cerita Kepala Pelayan.
Tae Hyun
mengunggapkan kalau sikap Yeo Jin itu sangat imut, Kepala Pelayan terlihat
heran, Tae Hyun pikir dengan sikap itu Yeo Jin tampak sangat imut. Kepala Pelayan
tersenyum, kembali menceritakan semua orang pasti takut dengan Yeo Jin kecil.
“Dia
sangat jelas jika bersikap baik dan buruk. Selain itu, bagi seorang anak kecil untuk
menghukum orang dewasa, terutama
mendiang Presdir, Tidak ada yang bisa membayangkan itu.” cerita Kepala Pelayan
tak percaya
“Dia
pasti kesepian.... Maksudku, Yeo Jin. Dari beban besar kekayaan keluarga dan dia
harus hidup di antara orang-orang dewasa
yang takut akan kemarahan anak-anak.” ucap Tae Hyun menyimpulkan
“Bahkan
setelah melihat tindakan Presdir kemarin
dan hari ini kau tidak takut padanya?” tanya Kepala Pelayan
“Aku
tidak takut padanya tapi Aku merasa kasihan padanya.” ucap Tae Hyun
“Kau
pasti sangat mencintainya.” ungkap Kepala Pelayan, Tae Hyun mengangguk
mengakuinya.
Yeo Jin
sudah menyediakan makanan diatas meja, Tae Hyun datang mengungkapkan sangat
lapar, Yeo Jin pun tersenyum melihat Tae Hyun yang datang lalu menyuruhnya
duduk. Tae Hyun menarik kursi didepanya, Yeo Jin menunjuk itu kursi untuk
tempat duduknya dan menunjuk kursi Tae Hyun ada ditengah-tengah meja.
“Bukankah
itu kursi untuk Presdir?” kata Tae Hyun
“Tidak,
itu adalah kursi untuk kepala rumah tangga.” ucap Yeo Jin bangga.
Tae Hyun
terlihat sedikit aneh dengan sebutan kepala rumah tangga. Yeo Jin menjelaskan
Tae Hyun adalah kepala rumah tangga dirumah. Tae Hyun tertawa mengejek Yeo Jin
seperti wanita dari periode Joseon.
Yeo Jin
tertawa lalu menarik kursi agar Tae Hyun duduk. Tae Hyun menurut duduk ditengah
meja lalu merasakan sesuatu yang aneh, Yeo Jin memberitahu bahwa kursi yang
diduduki Tae Hyun sekarang adalah kursi seorang ayah, Tae Hyun menatap Yeo Jin
yang berdiri disampingnya.
“Ketika
anak-anak lahir nantinya,bukankah menyenangkan melihat ayah mereka duduk di sini?” ucap Yeo
Jin, Tae Hyun hanya menatap istrinya, Yeo Jin pikir Tae Hyun tidak suka dengan
anak-anak.
“Aku
menyukainya dan sangat bahagia.” ungkap Tae Hyun, Yeo Jin pun tersenyum bahagia
duduk disamping suaminya.
Yeo Jin
memberikan irisan ubi jalar rebus kesukaan Tae Hyun didalam piringnya, Tae Hyun
kaget Yeo Jin bisa tahu masakan kesukaanya, Yeo Jin bercerita sudah menelp So
Hyun di Amerika, Tae Hyun sedikit terharu mendengarnya lalu mengucapkan
terimakasih.
“Ahh..
ini bukan apa-apa, Kau akan mendapat banyak kejutan nantinya. dan So Hyun jauh
lebih baik. Presiden cabang kami di New York mengatakan... bahwa dokter di sana
juga merasa sangat menggembirakan. Jika semuanya berjalan dengan baik, mereka
bisa menjadwalkan operasinya dalam waktu satu bulan.” cerita Yeo Jin penuh
semangat, Tae Hyun terus menatap sang istri, Yeo Jin pikir Tae Hyun tak
mendengarkanya.
“Aku
ingin meminta sesuatu” ucap Tae Hyun, Yeo Jin menyuruh Tae Hyun mengucapkan
saja permintaan padanya.
“hentikan
balas dendammu.” pinta Tae Hyun, Yeo Jin terdiam matanya sedikit mendelik
karena terkejut.
Tae Hyun
meminta supaya Yeo Jin tak menyentuh Dr Lee, Yeo Jin berpura-pura tak mengerti
karena untuk apa menyentuh Dr Lee. Tae Hyun menegaskan dirinya sudah tahu segalanya dengan rencana Yeo Jin untuk
membunuh Dr Lee. Yeo Jin mengakui semua dilakukan untuk mereka, Tae Hyun tak
setuju, menurutnya itu bukan untuk mereka jadi meminta supaya Yeo Jin tak
melakukanya. Yeo Jin meminum air putihnya dengan cepat.
“Aku tidak
tahu tentang orang lain tapi Dr Lee layak untuk mati. Sebagai seseorang yang
disebut dokter, ia mengurung seseorang yang sangat sehat dalam kegelapan selama tiga
tahun. Dan pada akhirnya, ia memotong arteri karotis seorang wanita yang tidak
bisa melawan. Lalu aku harus memaafkannya?” ucap Yeo Jin penuh dendam.
“Aku tahu
dan mengerti bagaimana perasaanmu. Tapi Tetap saja, ini tidak benar. Apa yang
kau coba lakukan adalah bukan keadilan.Ini hanyalah pembunuhan.” jelas Tae Hyun
“Maka
sebuah keadilan ketika Dr Lee tidak dihukum?” kata Yeo Jin penuh amarah
“Kau tahu
aku tidak bermaksud seperti itu. Tapi Mengapa? Mengapa kau harus menghukumnya?”
tanya Tae Hyun
Yeo Jin
pikir mereka akan menyerahkannya ke sistem hukum dengan Pelanggaran UU Medis
Atau percobaan pembunuhan. Tapi semua itu terjadi secara rahasia tanpa kamera
keamanan dengan berdebat dalam sidang bahwa dirinya yang mencoba bunuh
diri denga begitu mengungkap kebenaran terburuk tentang Hanshin Group. Tae
Hyun terdiam mendengarnya.
“Jika
tidak ada balas dendam, maka tidak ada keadilan. Aku adalah ratu buaya. Jika
aku menunjukkan kelemahan pada mereka, maka mereka akan menyingkirkanku segera.
Itu sebabnya mereka perlu merasa takut. Jika mereka berani melakukan hal seperti itu padaku.Aku harus
menunjukkan kepada mereka apa yang akan terjadi pada mereka.” tegas Yeo Jin
dengan mata memerah penuh dendam, Tae
Hyun menatap Yeo Jin seperti baru pertama kali melihatnya.
“Jika
bukan aku, maka orang lain yang mampu melakukan hal semacam itu pasti akan muncul suatu hari
nanti. Dan...kau berbagi nasib yang sama denganku sekarang. Karena kau
pewarisku.” ucap Yeo Jin menatap Tae Hyun
Tae Hyun
sempat memejamkan matanya seperti mencari akal, Yeo Ji meminta Tae Hyun
mendengarkanya, apabila ia tidak melakukannya maka Tae Hyun juga akan berada dalam bahaya dan menyerahkan
semua uruasan padanya. Tae Hyun terdiam, Yeo Jin mencarikan suasana tegang
dengan menaruh kembali makanan yang disukai Tae Hyun agar mencicipinya.
“Tidak. Kau
bisa mengubahnya dan mampu melakukannya sekarang. Bahkan jika kau memaafkan
mereka, maka orang-orang tidak bisa meremehkanmu. Balas dendammu dapat menyebabkan
balas dendam lain. Jadi...maafkan orang lain. Kumohon.” kata Tae Hyun
“Tae
Hyun.... Kau orang yang benar-benar baik, Itu sebabnya aku menyukaimu. Tapi kau
tidak akan pernah mengerti aku. Karena kau tidak terkunci dalam kegelapan selama
tiga tahun. Tidak peduli berapa banyak aku mencoba, aku tidak bisa menggerakan
jari atau kelopak mataku. Kau tidak pernah terkunci di dalam tubuh itu dan belum
pernah berdoa meminta untuk mati.” ucap Yeo Jin menahan tangisnya.
“Aku akan
menghukum semua orang yang mengunciku di penjara itu. Aku hanya kecewa bahwa
aku tidak bisa membunuh Direktur dan Perawat Hwang sendiri.” kata Yeo Jin
menatap kosong dengan air mata di ujung matanya.
Dirumah
sakit
Perawat
So sedang melihat keadan Dr Lee lalu kepala penjaga dan perawat lain masuk ke
dalam ruangan, Perawat So binggung apa yang akan dilakukan mereka semua. Kepala
Penjaga memberitahu akan memindahkan Kepala Lee ke ruang biasa.
“Mengapa
keamanan membuat keputusan itu?” tanya Perawat So heran, Kepala Perawat
memberitahu sudah ada perintah dan Perawat So bisa memeriksanya.
Dr Lee
panik siapa semua orang yang memindahkanya, Perawat So berteriak karena tidak
mendapatkan pemberitahuan. Dr Lee yang meminta tolong langsung diberi sapu
tanga dimulutnya lalu pingsan. Perawat So melihat dari tabnya terdapat
keterangan Dr Lee terkena penyakit kejiwaan.
Tae Hyun
mendapatkan pesan bahwa Ada orang yang membawa Kepala Lee, sambil memejamkan
matanya, ia tahu Yeo Jin akan menghukum semua orang yang menguncinya lalu
bertanya Siapa orang-orang yang menguncinya diruangan itu. Yeo Jin tanpa kaget
dengan pertanyaan Tae Hyun
“Ayahmu
yang yang membuatmu tidur disana Dan kakakmu yang tidak membangunkanmu Bukan Dr
Lee. Dia hanyalah penjaga penjara yang menyedihkan dan tukang pukul yang
menjual jiwanya untuk uang. Kau melampiaskan kemarahanmu pada boneka. Aku...juga
penjaga penjara itu.” kata Tae Hyun, Yeo Jin menatap Tae Hyun
“Aku tahu
Kepala Lee telah melakukan hal yang mengerikan
padamu. dan Memang benar bahwa dia musuhmu. Namun, kau tidak harus membunuh
Kepala Lee. Jika kau berpikir tentang apa yang ayahmu dan kakakmu lakukan pada dia, maka kau
tidak bisa membunuhnya.” tegas Tae Hyun
Yeo Jin
tetap yakin bisa membunuh dan tidak akan pernah memaafkan orang itu. Tae Hyun
menanyakan dengan nasibnya, apakah ia bisa memaafkan orang-orang berkuasa, Yeo
Jin merasa tidak pernah melakukan apa pun pada Tae Hyun yang perlu pengampunannya. Tae
Hyun seperti tak ingin memberitahu agar Yeo Jin mencari sendiri kesalahanya.
“Tolong
hentikan balas dendammu, Ini permintaan terakhirku.” kata Tae Hyun lalu keluar
dari ruangan makan. Air mata Yeo Jin mengalir, saat Tae Hyun berjalan pergi
mendengar suara piring pecah, tapi ia berusaha untuk membiarka dan melangkah
pergi.
Kepala
penjaga dan para perawat sudah membawa Dr Lee yang masih pingsan, Dr Lee
tersadar berusaha melepaskan ikatan tangan tapi mulutnya juga diberi handuk
agar tak bisa berteriak, didepan terbuka pintu untuk masuk ke dalam ruang
operasi.
Dr Lee
makin menjerit histeris karena nyawanya pasti tak tertolong. Kepala Penjaga
menerima pesan “Hentikan sekarang juga.” lalu
memerintahkan perawat agar berhenti. Setelah itu dengan senyuman licik
memberitahu Dr Lee masih beruntung hari ini dan memerintahkan untuk membawanya
kembali.
Jaksa
masuk ke dalam sebuah kamar, Do Joon yang sedang berbaring menanyakan apa yang
terjadi. Jaksa memberitahu Do Joon sudah bisa pulang. Do Joon malah aneh harus
pulang pada larut malam. Jaksa pikir sengaja dilakukan saat tak ada wartawan
yang meliput.
Do Joon
mengerti lalu bertanya apakah Presdir Go sudah datang, Jaksa itu memberitahu
Presdir Go tak datang, Do Joon menyimpulkan semua sudah beres dikantor polisi. Jaksa
pun mengatakan semua berjalan lancar. Do Joon tersenyum lalu dengan semangat
keluar dari ruangan untuk pergi.
“Kubilang,
kau tidak perlu berlebihan. Tidak apa-apa jika aku keluar dari depan.” ucap Do
Joon, tapi jaksa itu terlihat acuh.
“Pokoknya,
beritahu Jaksa Agung bahwa aku mendapat istirahat yang baik di sini.” kata Do
Joon dengan senyuman mengejek
Jaksa
mengerti lalu memberikan ponselnya yang sebelumnya dijadikan bukti, Do Joon
ingin mengutarakan perkataan akan bertemu dengan jaksa itu lagi nanti. Tapi
jaksa langsung pergi begitu saja. Do Joon mengumpat jaksa itu sangat Tidak
sopan.
Do Joon
keluar tanpa ada orang yang menyambutnya, bertanya-teman kemana semua orang
yang sebelumnya setia padanya, lalu menelp Sek Min dan teringat bahwa bawahanya
itu sudah mengkhianatinya dan berjanji akan membalasnya. Ia lalu menelp Presdir
Go tapi tak ada yang mengangkat. Akhirnya ia berjalan ke depan kantor kejaksaan
dan Presdir Go menelpnya.
“Presiden
Go, apa yang kau lakukan? Ini memalukan...” kata Do Joon nyerocos, Seseorang
yang menelpya bertanya siapa yang nelpnya sebelumnya.
“Siapa?
Kau Sekretarisnya? Ini Han Do Joon. Biarkan aku bicara dengan Presiden Go.”
ucap Do Joon.
Pria itu
memberitahu bahwa anaknya yang mengangkat telp ayahnya, Do Joon memberitahu
ayahnya itu menjadi bawahanya dan menanyakan Presdir Go. Pria itu memberitahu
bahwa ayahnya meninggal. Do Joon sangat kaget mengetahui Presdir Go meninggal. Tangannya
seperti langsung lemas dan ponselnya jatuh, kepala terasa sakit, diseberang
jalan Chae Young melihat Do Joon yang berdiri sendirian.
Do Joon
mengambil kembali ponselnya mencoba menelp Sek Min, tapi tak diangkat lalu
Presdir Han dan hasilnya juga tak diangkat, ia pun hanya bisa tertawa
mengartikan situasinya sekarang. Ponselnya berdering melihat nama Chae Young
dilayar ponselnya.
Chae Young
mengungkapkan sudah mengetahui Do Joon yang akan keluar dari kantor kejaksaan.
Do Joon dengan angkuh merasa pihak kejaksaan tak mungkin mengurungnya lebih
lama, lalu bertanya bagaimana Chae Young bisa tahu tentang hal itu.
“Aku
masih keluargamu jadi aku mendapat panggilan. Apa ada yang datang untuk
menjemputmu? ” ucap Chae young
“Ya,
tentu saja. Aku sedang dalam perjalanan untuk
minum dengan presiden yang menjemputku.” ucap Do Joon sambil melambaikan tangan
untuk memberhentikan taksi.
Chae
Young pikir Do Joon akan naik taksi, Do Joon membenarkan lalu tersadar Chae
Young bisa tahu, dengan mata berkaca-kaca Chae Young bertanya apakah suaminya
itu membawa dompet, Do Joon pun sadar Chae Young bisa melihatnya dan berusaha
mencarinya, akhirna bisa menemukan Chae Young ada diseberang jalan.
“Jadi,
apa kau bahagia sekarang?” tanya Do Joon, Chae Young mengakui dirinya sangat
bahagia
“Maaf,
Chae Young.” kata Do Joon, Chae Young tak percaya Do Joon bisa tahu cara
meminta maaf. Do Joon mengakui sangat bisa mengucapkan permintaan maafnya.
Chae
Young bertanya apakah Do Joon sudah makan, Do Joon mengangguk lalu Chae Young
mengajaknya untuk pergi ke suatu tempat dan minum. Do Joon setuju, lalu Chae
Young meminta Do Joon menunggu. Do Joon menolak karena ia yang akan menyebrang
jalan. Chae Young pikir untuk kali ini akan menghampiri suaminya. Do Joon
menghela nafas tak percaya Chae Young bisa berbaik hati padanya, lalu
mengucapkan terimakasih.
Dari arah
kiri jalan terlihat mobil yang melaju kencang, tiba-tiba langsung menabrak Do
Joon, Chae Young menjerit melihat
suaminya yang tertabrak. Do Joon ternyata hanya jatuh karena terserempet, Chae
Young ingin menyebrang tapi lalu lintas didepanya masih ramai.
Pengendara
mobil itu pun keluar melihat keadaan Do Joon yang masih sadar. Do Joon heran
melihat si pria yang mengendarai mobil tak karuan. Pria itu pun meminta maaf
lalu menayakan lukanya, Do Joon mengatakan baik-baik saja dan bisa berdiri, Chae
Young diseberang jalan terlihat sangat khawatir. Pria itu malah khawatir kalau
Do Joon baik-baik saja lalu memukul bagian belakang Do Joon.
Chae
Young bisa melihat Do Joon yang langsung tergeletak diaspal, pria itu hanya
berpesan agar Do Joon tak mati lalu pergi meninggalkanya begitu saja. Lalu
lintas pun mulai sepi dan Chae Young menyebrang melihat Do Joon, terkaget-kaget
melihat ada darah yang mengalir dari bagian kepala.
Tiba-tiba
ambulance sudah datang, memindahkan Do Joon ke tandu dan membawanya ke dalam
mobil. Chae Young bertanya kemanan mereka akan membawa suamina, semua perawat
hanya diam dengan cepat membawa Do Joon.
Setelah mobil ambulance tertutup, Chae Young bisa melihat logo dari ambulance
bertuliskan Rumah sakit Hansin, dari wajahnya terlihat menahan sedih karena
sudah menduga pasti akan ada sesuatu yang terjadi pada suaminya.
bersambung ke episode 15
semangaat eoni...
BalasHapusThanks ya sinopsisnya semangat
BalasHapusSedih banget ngeliat yeo jin jadi kayak gitu. .
BalasHapusThanks chingu tetep semangat
BalasHapusYeo Jin dibutakan dengan dendam. Entah apa yang terjadi kalau dia tau yang sebenarnya (tentang ibu Tae Hyun). Cepet sadar Yeo Jin...
BalasHapussuka ngliat chae young perhatiian ama suamii.a
BalasHapusYeo Jin jadi serem ya :(
BalasHapusSemangat ya mba buat sinopnya sampe tamat