PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 18 September 2015

Sinopsis Yong Pal Episode 14 Part 2

Di sebuah ruangan konferensi pers khusus, Chae Young bertanya pada sekertarisnya apakah ia sudah mengirim siaran pers, Sekertaris mengatakan sudah memberitahu pers. Sek Min masuk membaca judul Pres realase "Kebenaran terburuk tentang Hanshin Group" dan menduga yang membuat judul itu Chae Young sendiri.
“Ini sangat kekanak-kanakan. Apa yang kau lakukan di sini? Tidak ada yang datang.” ucap Sek Min berjalan mendekat, Chae Young langsung menyuruh sekertarisnya lnya agar membawa Sek Min kelua dari ruangan.
“Tidak perlu...  Nona Lee Chae Young harus  meninggalkan Hotel Hanshin Grup.” kata Sek Min
Chae Young kaget Sek Min memanggilnya bukan seperti dulu, tapi dengan panggilan “Nona” bukan “Nyonya “ Sek Min malah bertanya-tanya apalagi yang harus dipanggilnya, mungkin harus memanggilnya “istrinya Do Joon” Chae Young melirik sinis.
“Kupikir kau berpura-pura bodoh, Aku tidak tahu ternyata kau memang bodoh.Kecuali jika kau ingin  melihat keluargamu bangkrut dan ayahmu bunuh diri seperti mantan pacarmu lebih baik keluar dari sini sekarang. Jika tidak ada Han Do Joon, kau juga tidak ada.” ungkap Sek Min mengusirnya, Chae Young hanya bisa menahan rasa sedihnya. 

Tae Hyun melangkah pergi melihat ada bunga lavender yang tumbuh, lalu menanyakan nama pengawalnya, Pengawalnya memberitahu namanya Lee Sang Chul. Tae Hyun memanggil nama pengawalnya itu layaknya seperti teman.
“Sang Chul... Apa kau tahu bunga apa  yang ada di sini sebelumnya?” tanya Tae Hyun, Sang Chul menjawab tak tahu
“Disini ada sebuah taman lavender.” ucap Kepala pelayan yang sudah didalam.
Tae Hyun binggung melihat ruang kaca itu seperti tak terawat, Kepala pelayan menceritakan Mantan Presdir Do Joon membencinya, jadi mereka menyingkirkannya. Lalu memberitahu Sang Chul anjing tetangga masuk lagi ke pekarangan mereka. Sang Chul keluar untuk mengerjar agar anjing itu keluar dari taman. 

Tae Hyun dan Kepala Pelayan duduk dibangku melihat Sang Chul yang mengejar anjing tetangga. Kepala Pelayan heran melihat Sang Chul ketika memberitahu tentang anjing pasti langsung pergi mengejarnya. Tae Hyun pikir Sang Chul tidak suka anjing.
Kepala Pelayan tahu Sang Chul sangat suka anjing bahkan ingin bermain dengan mereka walaupun berpura-pura harus menyingkirnya, makanya Sang Chul bisa meninggalkan Tae Hyun dan mengejar anjing itu. Tae Hyun tertawa mendengarnya.
“Kau pasti melihat Yeo Jin saat kecil. Bagaimana dia saat kecil?” tanya Tae Hyun
“Dia anak yang menakutkan. Pernah sekali waktu, matanya kena  bola tenis saat bermain tenis. Kakaknya dimarahi habis-habisan oleh mendiang Presdir Han karena kejadian itu Karena tidak mampu melindungi adiknya. Kemudian hari berikutnya...” cerita Kepala Pelayan
Diatas meja kerja Presdir Han, tergeletak raket Tenis dengan senar yang digunting dan tak dapat digunakan lagi.

“Mendiang Presdir sangat menggemari tenis. Dia membeli raket dari luar negeri... untuk Nona Young Ae dan raket itu yang sangat langka. Semenjak itu dia tidak pernah bermain tenis lagi  meskipun sangat menikmatinya sebelumnya. Semua dilakukan Untuk menghukum ayahnya karena  memarahi kakaknya karena dia lebih mencintainya.” cerita Kepala Pelayan.
Tae Hyun mengunggapkan kalau sikap Yeo Jin itu sangat imut, Kepala Pelayan terlihat heran, Tae Hyun pikir dengan sikap itu Yeo Jin tampak sangat imut. Kepala Pelayan tersenyum, kembali menceritakan semua orang pasti takut dengan Yeo Jin kecil.
“Dia sangat jelas jika bersikap baik dan buruk. Selain itu, bagi seorang anak kecil untuk  menghukum orang dewasa, terutama mendiang Presdir, Tidak ada yang bisa membayangkan itu.” cerita Kepala Pelayan tak percaya

“Dia pasti kesepian.... Maksudku, Yeo Jin. Dari beban besar kekayaan keluarga dan dia harus hidup di antara orang-orang  dewasa yang takut akan kemarahan anak-anak.” ucap Tae Hyun menyimpulkan
“Bahkan setelah melihat  tindakan Presdir kemarin dan hari ini kau tidak takut padanya?” tanya Kepala Pelayan
“Aku tidak takut padanya tapi Aku merasa kasihan padanya.” ucap Tae Hyun
“Kau pasti sangat mencintainya.” ungkap Kepala Pelayan, Tae Hyun mengangguk mengakuinya. 
Yeo Jin sudah menyediakan makanan diatas meja, Tae Hyun datang mengungkapkan sangat lapar, Yeo Jin pun tersenyum melihat Tae Hyun yang datang lalu menyuruhnya duduk. Tae Hyun menarik kursi didepanya, Yeo Jin menunjuk itu kursi untuk tempat duduknya dan menunjuk kursi Tae Hyun ada ditengah-tengah meja.
“Bukankah itu kursi untuk Presdir?” kata Tae Hyun
“Tidak, itu adalah kursi untuk kepala rumah tangga.” ucap Yeo Jin bangga.
Tae Hyun terlihat sedikit aneh dengan sebutan kepala rumah tangga. Yeo Jin menjelaskan Tae Hyun adalah kepala rumah tangga dirumah. Tae Hyun tertawa mengejek Yeo Jin seperti wanita dari periode Joseon.
Yeo Jin tertawa lalu menarik kursi agar Tae Hyun duduk. Tae Hyun menurut duduk ditengah meja lalu merasakan sesuatu yang aneh, Yeo Jin memberitahu bahwa kursi yang diduduki Tae Hyun sekarang adalah kursi seorang ayah, Tae Hyun menatap Yeo Jin yang berdiri disampingnya.
“Ketika anak-anak lahir nantinya,bukankah menyenangkan  melihat ayah mereka duduk di sini?” ucap Yeo Jin, Tae Hyun hanya menatap istrinya, Yeo Jin pikir Tae Hyun tidak suka dengan anak-anak.
“Aku menyukainya dan sangat bahagia.” ungkap Tae Hyun, Yeo Jin pun tersenyum bahagia duduk disamping suaminya. 

Yeo Jin memberikan irisan ubi jalar rebus kesukaan Tae Hyun didalam piringnya, Tae Hyun kaget Yeo Jin bisa tahu masakan kesukaanya, Yeo Jin bercerita sudah menelp So Hyun di Amerika, Tae Hyun sedikit terharu mendengarnya lalu mengucapkan terimakasih.
“Ahh.. ini bukan apa-apa, Kau akan mendapat banyak kejutan nantinya. dan So Hyun jauh lebih baik. Presiden cabang kami di New York mengatakan... bahwa dokter di sana juga merasa sangat menggembirakan. Jika semuanya berjalan dengan baik, mereka bisa menjadwalkan operasinya dalam waktu satu bulan.” cerita Yeo Jin penuh semangat, Tae Hyun terus menatap sang istri, Yeo Jin pikir Tae Hyun tak mendengarkanya.  
“Aku ingin meminta sesuatu” ucap Tae Hyun, Yeo Jin menyuruh Tae Hyun mengucapkan saja permintaan padanya.

“hentikan balas dendammu.” pinta Tae Hyun, Yeo Jin terdiam matanya sedikit mendelik karena terkejut.
Tae Hyun meminta supaya Yeo Jin tak menyentuh Dr Lee, Yeo Jin berpura-pura tak mengerti karena untuk apa menyentuh Dr Lee. Tae Hyun menegaskan dirinya sudah tahu  segalanya dengan rencana Yeo Jin untuk membunuh Dr Lee. Yeo Jin mengakui semua dilakukan untuk mereka, Tae Hyun tak setuju, menurutnya itu bukan untuk mereka jadi meminta supaya Yeo Jin tak melakukanya. Yeo Jin meminum air putihnya dengan cepat.
“Aku tidak tahu tentang orang lain tapi Dr Lee layak untuk mati. Sebagai seseorang yang disebut dokter, ia mengurung seseorang yang  sangat sehat dalam kegelapan selama tiga tahun. Dan pada akhirnya, ia memotong arteri karotis seorang wanita yang tidak bisa melawan. Lalu aku harus memaafkannya?” ucap Yeo Jin penuh dendam.
“Aku tahu dan mengerti bagaimana perasaanmu. Tapi Tetap saja, ini tidak benar. Apa yang kau coba lakukan adalah bukan keadilan.Ini hanyalah pembunuhan.” jelas Tae Hyun
“Maka sebuah keadilan ketika Dr Lee tidak dihukum?” kata Yeo Jin penuh amarah
“Kau tahu aku tidak bermaksud seperti itu. Tapi Mengapa? Mengapa kau harus menghukumnya?” tanya Tae Hyun

Yeo Jin pikir mereka akan menyerahkannya ke sistem hukum dengan Pelanggaran UU Medis Atau percobaan pembunuhan. Tapi semua itu terjadi secara rahasia tanpa kamera keamanan dengan berdebat dalam sidang bahwa dirinya yang mencoba bunuh diri  denga begitu mengungkap  kebenaran terburuk tentang Hanshin Group. Tae Hyun terdiam mendengarnya.
“Jika tidak ada balas dendam, maka tidak ada keadilan. Aku adalah ratu buaya. Jika aku menunjukkan kelemahan pada mereka, maka mereka akan menyingkirkanku segera. Itu sebabnya mereka perlu merasa takut. Jika mereka berani  melakukan hal seperti itu padaku.Aku harus menunjukkan kepada mereka apa yang akan terjadi pada mereka.” tegas Yeo Jin dengan mata memerah  penuh dendam, Tae Hyun menatap Yeo Jin seperti baru pertama kali melihatnya.
“Jika bukan aku, maka orang lain yang mampu melakukan  hal semacam itu pasti akan muncul suatu hari nanti. Dan...kau berbagi nasib yang sama denganku sekarang. Karena kau pewarisku.” ucap Yeo Jin menatap Tae Hyun

Tae Hyun sempat memejamkan matanya seperti mencari akal, Yeo Ji meminta Tae Hyun mendengarkanya, apabila ia tidak melakukannya maka Tae Hyun juga  akan berada dalam bahaya dan menyerahkan semua uruasan padanya. Tae Hyun terdiam, Yeo Jin mencarikan suasana tegang dengan menaruh kembali makanan yang disukai Tae Hyun agar mencicipinya.
“Tidak. Kau bisa mengubahnya dan mampu melakukannya sekarang. Bahkan jika kau memaafkan mereka, maka orang-orang tidak bisa meremehkanmu. Balas dendammu dapat menyebabkan balas dendam lain. Jadi...maafkan orang lain. Kumohon.” kata Tae Hyun

“Tae Hyun.... Kau orang yang benar-benar baik, Itu sebabnya aku menyukaimu. Tapi kau tidak akan pernah mengerti aku. Karena kau tidak terkunci dalam kegelapan selama tiga tahun. Tidak peduli berapa banyak aku mencoba, aku tidak bisa menggerakan jari atau kelopak mataku. Kau tidak pernah terkunci di dalam tubuh itu dan belum pernah berdoa meminta untuk mati.” ucap Yeo Jin menahan tangisnya.
“Aku akan menghukum semua orang yang mengunciku di penjara itu. Aku hanya kecewa bahwa aku tidak bisa membunuh Direktur dan Perawat Hwang sendiri.” kata Yeo Jin menatap kosong dengan air mata di ujung matanya. 

Dirumah sakit
Perawat So sedang melihat keadan Dr Lee lalu kepala penjaga dan perawat lain masuk ke dalam ruangan, Perawat So binggung apa yang akan dilakukan mereka semua. Kepala Penjaga memberitahu akan memindahkan Kepala Lee ke ruang biasa.
“Mengapa keamanan membuat keputusan itu?” tanya Perawat So heran, Kepala Perawat memberitahu sudah ada perintah dan Perawat So bisa memeriksanya.
Dr Lee panik siapa semua orang yang memindahkanya, Perawat So berteriak karena tidak mendapatkan pemberitahuan. Dr Lee yang meminta tolong langsung diberi sapu tanga dimulutnya lalu pingsan. Perawat So melihat dari tabnya terdapat keterangan Dr Lee terkena penyakit kejiwaan. 

Tae Hyun mendapatkan pesan bahwa Ada orang yang membawa Kepala Lee, sambil memejamkan matanya, ia tahu Yeo Jin akan menghukum semua orang yang menguncinya lalu bertanya Siapa orang-orang yang menguncinya diruangan itu. Yeo Jin tanpa kaget dengan pertanyaan Tae Hyun
“Ayahmu yang yang membuatmu tidur disana Dan kakakmu yang tidak membangunkanmu Bukan Dr Lee. Dia hanyalah penjaga penjara yang menyedihkan dan tukang pukul yang menjual jiwanya untuk uang. Kau melampiaskan kemarahanmu pada boneka. Aku...juga penjaga penjara itu.” kata Tae Hyun, Yeo Jin menatap Tae Hyun
“Aku tahu Kepala Lee telah  melakukan hal yang mengerikan padamu. dan Memang benar bahwa dia musuhmu. Namun, kau tidak harus membunuh Kepala Lee. Jika kau berpikir tentang apa yang  ayahmu dan kakakmu lakukan pada dia, maka kau tidak bisa membunuhnya.” tegas Tae Hyun
Yeo Jin tetap yakin bisa membunuh dan tidak akan pernah memaafkan orang itu. Tae Hyun menanyakan dengan nasibnya, apakah ia bisa memaafkan orang-orang berkuasa, Yeo Jin merasa tidak pernah melakukan apa pun  pada Tae Hyun yang perlu pengampunannya. Tae Hyun seperti tak ingin memberitahu agar Yeo Jin mencari sendiri kesalahanya.
“Tolong hentikan balas dendammu, Ini permintaan terakhirku.” kata Tae Hyun lalu keluar dari ruangan makan. Air mata Yeo Jin mengalir, saat Tae Hyun berjalan pergi mendengar suara piring pecah, tapi ia berusaha untuk membiarka dan melangkah pergi. 

Kepala penjaga dan para perawat sudah membawa Dr Lee yang masih pingsan, Dr Lee tersadar berusaha melepaskan ikatan tangan tapi mulutnya juga diberi handuk agar tak bisa berteriak, didepan terbuka pintu untuk masuk ke dalam ruang operasi.
Dr Lee makin menjerit histeris karena nyawanya pasti tak tertolong. Kepala Penjaga menerima pesan “Hentikan sekarang juga.” lalu memerintahkan perawat agar berhenti. Setelah itu dengan senyuman licik memberitahu Dr Lee masih beruntung hari ini dan memerintahkan untuk membawanya kembali. 

Jaksa masuk ke dalam sebuah kamar, Do Joon yang sedang berbaring menanyakan apa yang terjadi. Jaksa memberitahu Do Joon sudah bisa pulang. Do Joon malah aneh harus pulang pada larut malam. Jaksa pikir sengaja dilakukan saat tak ada wartawan yang meliput.
Do Joon mengerti lalu bertanya apakah Presdir Go sudah datang, Jaksa itu memberitahu Presdir Go tak datang, Do Joon menyimpulkan semua sudah beres dikantor polisi. Jaksa pun mengatakan semua berjalan lancar. Do Joon tersenyum lalu dengan semangat keluar dari ruangan untuk pergi.
“Kubilang, kau tidak perlu berlebihan. Tidak apa-apa jika aku keluar dari depan.” ucap Do Joon, tapi jaksa itu terlihat acuh.
“Pokoknya, beritahu Jaksa Agung bahwa aku mendapat istirahat yang baik di sini.” kata Do Joon dengan senyuman mengejek
Jaksa mengerti lalu memberikan ponselnya yang sebelumnya dijadikan bukti, Do Joon ingin mengutarakan perkataan akan bertemu dengan jaksa itu lagi nanti. Tapi jaksa langsung pergi begitu saja. Do Joon mengumpat jaksa itu sangat Tidak sopan.

Do Joon keluar tanpa ada orang yang menyambutnya, bertanya-teman kemana semua orang yang sebelumnya setia padanya, lalu menelp Sek Min dan teringat bahwa bawahanya itu sudah mengkhianatinya dan berjanji akan membalasnya. Ia lalu menelp Presdir Go tapi tak ada yang mengangkat. Akhirnya ia berjalan ke depan kantor kejaksaan dan Presdir Go menelpnya.
“Presiden Go, apa yang kau lakukan? Ini memalukan...” kata Do Joon nyerocos, Seseorang yang menelpya bertanya siapa yang nelpnya sebelumnya.
“Siapa? Kau Sekretarisnya? Ini Han Do Joon. Biarkan aku bicara dengan Presiden Go.” ucap Do Joon.
Pria itu memberitahu bahwa anaknya yang mengangkat telp ayahnya, Do Joon memberitahu ayahnya itu menjadi bawahanya dan menanyakan Presdir Go. Pria itu memberitahu bahwa ayahnya meninggal. Do Joon sangat kaget mengetahui Presdir Go meninggal. Tangannya seperti langsung lemas dan ponselnya jatuh, kepala terasa sakit, diseberang jalan Chae Young melihat Do Joon yang berdiri sendirian. 

Do Joon mengambil kembali ponselnya mencoba menelp Sek Min, tapi tak diangkat lalu Presdir Han dan hasilnya juga tak diangkat, ia pun hanya bisa tertawa mengartikan situasinya sekarang. Ponselnya berdering melihat nama Chae Young dilayar ponselnya.
Chae Young mengungkapkan sudah mengetahui Do Joon yang akan keluar dari kantor kejaksaan. Do Joon dengan angkuh merasa pihak kejaksaan tak mungkin mengurungnya lebih lama, lalu bertanya bagaimana Chae Young bisa tahu tentang hal itu.
“Aku masih keluargamu jadi aku mendapat panggilan. Apa ada yang datang untuk menjemputmu? ” ucap Chae young
“Ya, tentu saja. Aku sedang dalam perjalanan  untuk minum dengan presiden yang menjemputku.” ucap Do Joon sambil melambaikan tangan untuk memberhentikan taksi.
Chae Young pikir Do Joon akan naik taksi, Do Joon membenarkan lalu tersadar Chae Young bisa tahu, dengan mata berkaca-kaca Chae Young bertanya apakah suaminya itu membawa dompet, Do Joon pun sadar Chae Young bisa melihatnya dan berusaha mencarinya, akhirna bisa menemukan Chae Young ada diseberang jalan.
“Jadi, apa kau bahagia sekarang?” tanya Do Joon, Chae Young mengakui dirinya sangat bahagia
“Maaf, Chae Young.” kata Do Joon, Chae Young tak percaya Do Joon bisa tahu cara meminta maaf. Do Joon mengakui sangat bisa mengucapkan permintaan maafnya.
Chae Young bertanya apakah Do Joon sudah makan, Do Joon mengangguk lalu Chae Young mengajaknya untuk pergi ke suatu tempat dan minum. Do Joon setuju, lalu Chae Young meminta Do Joon menunggu. Do Joon menolak karena ia yang akan menyebrang jalan. Chae Young pikir untuk kali ini akan menghampiri suaminya. Do Joon menghela nafas tak percaya Chae Young bisa berbaik hati padanya, lalu mengucapkan terimakasih. 

Dari arah kiri jalan terlihat mobil yang melaju kencang, tiba-tiba langsung menabrak Do Joon, Chae Young  menjerit melihat suaminya yang tertabrak. Do Joon ternyata hanya jatuh karena terserempet, Chae Young ingin menyebrang tapi lalu lintas didepanya masih ramai.
Pengendara mobil itu pun keluar melihat keadaan Do Joon yang masih sadar. Do Joon heran melihat si pria yang mengendarai mobil tak karuan. Pria itu pun meminta maaf lalu menayakan lukanya, Do Joon mengatakan baik-baik saja dan bisa berdiri, Chae Young diseberang jalan terlihat sangat khawatir. Pria itu malah khawatir kalau Do Joon baik-baik saja lalu memukul bagian belakang Do Joon.
Chae Young bisa melihat Do Joon yang langsung tergeletak diaspal, pria itu hanya berpesan agar Do Joon tak mati lalu pergi meninggalkanya begitu saja. Lalu lintas pun mulai sepi dan Chae Young menyebrang melihat Do Joon, terkaget-kaget melihat ada darah yang mengalir dari bagian kepala.
Tiba-tiba ambulance sudah datang, memindahkan Do Joon ke tandu dan membawanya ke dalam mobil. Chae Young bertanya kemanan mereka akan membawa suamina, semua perawat hanya diam  dengan cepat membawa Do Joon. Setelah mobil ambulance tertutup, Chae Young bisa melihat logo dari ambulance bertuliskan Rumah sakit Hansin, dari wajahnya terlihat menahan sedih karena sudah menduga pasti akan ada sesuatu yang terjadi pada suaminya.
bersambung ke episode 15  

7 komentar:

  1. Sedih banget ngeliat yeo jin jadi kayak gitu. .

    BalasHapus
  2. Yeo Jin dibutakan dengan dendam. Entah apa yang terjadi kalau dia tau yang sebenarnya (tentang ibu Tae Hyun). Cepet sadar Yeo Jin...

    BalasHapus
  3. suka ngliat chae young perhatiian ama suamii.a

    BalasHapus
  4. Yeo Jin jadi serem ya :(
    Semangat ya mba buat sinopnya sampe tamat

    BalasHapus