Tae Hyun ingin ikut masuk ke dalam mobil yang
akan dinaiki Yeo Jin, Sek Min memberitahu Presdir Han Yeo Jin akan menuju
kantor sekarang. Tae Hyun melirik istrinya, Yeo Jin meminta Tae Hyun pulang
karena ia masih ada pekerjaan.
“Pekerjaan? Apa?” ucap Tae Hyun binggung
“Perang.” jawab Yeo Jin penuh dendam lalu
masuk ke dalam mobil, Tae Hyun pun membiarkan Yeo Jin pergi tanpa dirinya.
Di dalam mobil.
Yeo Jin meminta Sek Min untuk memanggil Wakil
Presdir dan presiden kunci dari perusahaan terkait ke kantornya,Sek Min
memberitahu semuanya sudah menuju ke kantor sekarang juga.
“Beritahu pihak Strategi, Sekretaris, dan
Perencanaan Darurat untuk datang ke ruang perang dengan analisis pada Daejung.”
perintah Yeo Jin,Sek Min memberitahu semua sudah bersiaga.
“Jangan libatkan pemimpin administrasi.Pilih
tim dari anggota elit di lapangan.” tegas Yeo Jin, Sek Min mengerti walaupun
dari matanya terlihat ada sesuatu yang disembunyikan.
Tae Hyun kembali ke rumah bersama Sang Chul,
si pengawal pribadinya dan tetap memilih untuk duduk didepan. Ia berbertanya
apakah Daejung juga kuat, Sang Chul membenarkan,
“Apa mereka Lebih kuat dari Hanshin?” tanya
Tae Hyun penasaran
“Itu tidak mungkin... selama aku ada di sini.”
ucap Sang Chul, Tae Hyun binggung.
“Orang-orang itu... Aku bisa menghabisi
mereka dengan satu tangan saja, karena Aku ahli bela diri.” jelas Sang Chul
salah presepsi
Tae Hyun mengiyakan saja, Sang Chul lalu
memberitahu umurnya itu hanya setahun lebih muda dari Tae Hyun sambil meminta
maaf. Tae Hyun mengancam pengawalnya itu mau mati, Sang Chul hanya mengatakan
akan mengurus semuanya.
Wakil Presdir dan empat Presdir lainya
berkumpul diruangan, Presdir Cha masih tak percaya Yeo Jin akan berperang. Presdir Han pikir Yeo Jin itu
belum tahu tentang status perusahaan sekarang dan tak yakin Yeo Jin bisa
melakukanya.
“Seorang CEO perempuan yang masih muda yang
baru saja mulai di bidang ini, dan melawan Presdir Choi yang sudah sangat
berpengalaman, apa menurutmu itu tidak berlebihan?” komentar Wakil Presdir,
Presdi Han setuju mereka harus
menghentikannya.
“Selain itu, kita dapat memahami Presdir Choi
dan Menyerahkan Presdir Han Do Joon...” kata Presdir Cha lalu terhenti karena
Yeo Jin masuk ke dalam ruangan.
“Ini akan sulit bagi seorang gadis muda yang bahkan belum tahu status
perusahaan untuk memenangkan perang melawan Presdir Choi dari Daejung. Apa itu
yang kalian bicarakan?” ucap Yeo Jin duduk dengan elegan sambil membuka
anting-antingnya.
Semua langsung tertunduk, Yeo Jin lalu
mengajak semua petinggi itu menyerah,
dan memberikan Han Do Joon, tanganya sibuk membuka sepatu high heels
meminta sekertarisnya mengambl sandal. Wakil Presdir ingin mengutarakan
pendapat, Yeo Jin langsung menyuruh Wakil Presdir Pergi dan menyuruh
Sekertarisnya kembali membawakan baju ganti untuknya.
.”Jika ada yang masih menentang perang ini, berdiri
sekarang.” tegas Yeo Jin
“Presdir, apa maksudmu menentang perang ini? Yang
ingin kukatakan adalah... bahwa kita semua akan mendukungmu, Presdir.” jelas
Wakil Presdir, semua langsung setuju walaupun dengan wajah tertekan.
“Oh, begitu? Aku pikir terlalu terburu-buru.”
ungkap Yeo Jin dengan senyuman dinginnya.
“Jika kita kehilangan pondasi disini maka semua
sudah berakhir. Tidak akan sulit untuk menyerahkan mayat Han Do Joon. Tetapi
jika aku melakukan itu maka rumor tentang bagaimana kita mengabulkan permintaan
Daejung akan menyebar. Kita akan benar-benar diabaikan oleh pihak ekonomi, politik,
media, dan lingkaran keuangan. Itulah bagaimana peringkat konglomerat akan
berubah.” jelas Yeo Jin dengan melipat tanganya didada, semua hanya bisa diam
dengan wajah gugup.
“Jika group di bawah kita bersemangat untuk
mengambil posisi kita dan menyerang kita di setiap bidang, maka kita akan
hancur dalam sekejap. Setelah perubahan peringkat,semua akan berakhir.” tegas
Yeo Jin duduk tegak, Semua petingi mengatakan mengerti
Yeo Jin kembali menyadarkan diri sambil
melipat tanganya didada memberitahu
mereka punya tiga hari, menurutnya itu waktu yang singkat tapi awal yang
baik.
Yeo Jin masuk ke dalam ruangan yang
mengontrol perusahan, melihat semuanya terlihat pakaian rapi dengan dasi lalu
menyuruh melepaskanya, setelah itu melihat pegawainya yang lembur dengan sepatu
kerja, lalu menyuruh menganti sandal dan mereka semua bisa melepaska kaos
kakinya.
“Kalian bisa meletakkan kaki kalian di atas
meja. Pesan apapun yang kalian mau, Kalian juga bisa bicara kotor Tapi jangan
bicara kotor padaku. Aku ini Presdir.” ucap Yeo Jin sambil tersenyum
“Kalian bisa melakukan apapun sesuka kalian. Tidak
perlu terlalu formal dan kaku, Tetapi jika kalian tidak bisa menemukan
Kelemahan Daejung maka kalian semua akan mendapatkan pekerjaan di tempat dengan
udara bersih. Apa kalian mengerti?” kata Yeo Jin sambil bertolak pinggan
seperti seorang pemimpin, pegawainya pun mengerti.
Di bagian depan terlihat waktu mundur selama
3 hari, salah satu pegawai mempresentasikan grafik memberitahu mereka harus menargetkan
Daejung Motors,perusahaan inti dari Daejung Group dengan keuntungannya menurun
drastis. Yeo Jin mendengarnya seperti tak masuk kedalam telinganya. Yeo Jin
lalu mendengarkan penjelasan lain tentang
Kunci Daejung adalah kecepatan dan keadaan Presdir Choi, wajahnya mulai gelisah.
Tae Hyun berjalan ditaman yang sudah rusak
karena Do Joon tak suka dengan taman lavender, tiba-tiba wajahnya tersenyum
sendirian. Lalu kembali ke rumah melihat sarapan kali ini benar-benar
sederhana, terlihat hanya dua potong roti kecil dan daging ukuran kecil.
“Apa kita kehabisan beras? Mengapa wajah
kalian sedih?” tanya Tae Hyun heran
“Ketika akan ada peperangan, maka sudah
seharusnya merenung dengan tenang.” jelas kepala pelayan dengan wajah sedihnya.
“Oh, begitu, Kenapa Merenung? Apa ada yang
sakit?” tanya Tae Hyun polos
Kepala Pelayan ingin menjelaskan tapi tae
Hyun mengatakan hanya bercanda dan sudah tahu keadaanya, menurutnya mereka semua
juga harus berjuangan, tidak boleh hanya duduk dan menonton dan memerintahkan
semua pegawai ke ruangan kaca setelah makan. Semua saling berpadangan dengan
wajah binggung.
Sang Chul membawakan trolly yang penuh dengan
tanaman, Tae Hyun memberikan dua pot tanaman pada Kepala Pelayan untuk menanam
bunga. Kepala Pelayan memberitahu saat ini sedang mempersiapkan peperangan dan
ingin menyela karena tak masuk akal.
Tae Hyun pikir itu sebabnya mereka harus
menanam bunga dan membagikan masing-masing dua pot untuk menanam dan
menyingkirkan semua tanama liar yang ada disana. Kepala Pelayan terlihat
binggung dengan Tae Hyun.
Hanya tinggal satu hari saja, terlihat
suasana terlihat benar-benar santai dengan pegawai tanpa kaos kaki dan menaikan
keatas kursi sambil makan ramen. Yeo Jin terlihat binggung belum menemukan
kelemahan dari Daejung, lalu melihat sekeliling ruangan.
Matanya terhenti pada seorang pria yang
terlihat sibuk sementara wanita disampingnya sudah tertidur. Yeo Jin bertanya
apakah pegawainya itu memiliki ide. Pria itu mengatakan belum banyak, lalu
dengan nada sedikit gugup mengakui yang diutarakan belum bisa membantu. Yeo Jin
menyuruh pria itu mengatakan apapun saja.
“Aku menganalisis lalu lintas email
berdasarkan alamat IP di Daejung...” ucap Si pria, pegawai lainnya berteriak
bahwa itu tindakan hacking!
“Bukankah kita sedang berperang?” kata Yeo
Jin, pria itu pun memujinya lalu Yeo Jin meminta supaya melanjutkanya.
“Dalam istilah sederhana, mereka menggunakan kode dalam email. Kecuali
mereka mengganti nama dengan sengaja, ketika susunan surat tertentu muncul berulang kali.” jelas si pria berkacamata.
“Maksudmu, mereka berkomunikasi tentang
sesuatu yang penting secara rahasia? Apa yang mereka gunakan sebagai kode?” tanya Yeo Jin penasaran
“Kata "lavender". Aku tidak yakin kenapa
mereka menggunakan kata itu...” jelas si pria.
“Ini jelas merupakan suatu bisnis yang berasal dari rahasia ang dicuri Sung
Hoon.” gumam Yeo Jin
Ia bertanya
Dimana lokasi dengan kemunculan kata "lavender" paling banyak,
pria kacamata memberitahu itu dari Morgan di New York. Yeo Jin tersenyum
meminta untuk menemukan perusahaan yang
terkait dengan Daejung Bio selain yang
pimpin oleh Morgan, Pria itu menemukan perusahaan bioteknologi yang disebut
Alexon.
Yeo Jin makin tersenyum karena pria itu sudah
menemukanya dan berkomentar pria itu jenius. Tapi pria itu merasa semua yang
diruangan itu termasuk pria-pria yang jenius. Semua tertawa mendengarnya, Yeo
Jin berdiri memerintahkan untu mencari
tahu segala tentang Daejung Bio dan Alexon Bio sekarang.
Di dalam mobil, Tae Hyun melamun mengingat
ucapan istrinya yang akan membunuh Do Joon ditanganya. Sang Chul melihat bosnya
terlihat gugup, Tae Hyun mengatakan pengawalnya itu harus membantunya. Sang
Chul langsung menolak. Tae Hyun tetap meminta supaya Sang Chul membantunya.
Sang Chul menegaskan dirinya tetap tak bisa membantu.
“Hanshin akan berada dalam masalah besar. Kita
harus membantu Han Do Joon melarikan diri. Jangan khawatir. Ini untuk Presdir.”
tegas Tae Hyun
“Bagaimana itu bisa membantu Presdir?” tanya
Sang Chul
“Dia tidak bisa menyerahkan Han Do Joon ke Daejung atau
membunuhnya. Jadi Kita akan mengambil
tekanan dari dirinya. Jangan khawatir. Aku yang akan bertanggung jawab.” jelas
Tae Hyun
Dr Lee yang sedang diruangannya menerima
pesan dari Tae Hyun “Aku butuh bantuanmu,
Kepala Lee.” wajah Dr Lee terlihat
tegang membaca pesan dari Tae Hyun.
Pada Hari-H, Wakil Presdir dan pertingi
lainya masuk ke dalam ruangan dengan wajah melonggo. Wakil Presdir berteriak
marah melihat semua pegawai terlihat kurang ajar dengan Presdir dengan pakaian
dan sikap mereka.
“Biarkan saja. Mereka mungkin telah menyelamatkan
perusahaan hari ini.” tegas Yeo Jin dingin, semua petinggi pun binggung.
Presdir, pasarnya sudah buka.” ucap si pria
kacamata
“Sekarang, haruskah kita mulai? Targetnya
adalah Alexon Biotech, Kita harus membelinya. Daejung telah menggerogoti
perusahaan itu sedikit demi sedikit untuk waktu yang lama. Perusahaan memiliki
paten yang diinginkan Daejung Bio. Hari ini, kita akan menangkap perusahaan
itu. Semua anak perusahaan dari Hanshin akan menginvestasikan uang mereka ke
dalam kesepakatan ini. Kirim bukti dana untuk total jumlah cadangan perusahaan ke
Morgan di New York sekarang.” jelas Yeo Jin
Sek Min yang berdiri disampingnya melirik
sinis, Presdir Cha panik karena melihat total nilai pasar perusahaan sangat
besar. Yeo Jin pikir karena mereka akan melawan Daejung, jadi bukanya lebih
baik naik 10 kali lipat, tapi mengubahnya mungkin 20 kali di hari ini. Setelah
itu menyuruh Sek Min mengumpulkan semua ponsel petinggi dan tak memperbolehkan
semua meninggalkan ruangan.
Semua terlihat panik, Yeo Jin juga meminta
ada penjaga didepan pintu, Sek Min memberitahu semua sudah siap. Yeo Ji
menegaskan tak perlu khawatir karena semuanya akan berakhir hari ini, lalu
memulai membeli dengan peningkatan 10
persen sehingga pihak Daejung tidak akan menyadarinya, dengan membuat pesanan.
Presdir Choi sedang santai di pijat menanyakan
apakah berita kematian belum keluar juga, Sek mengatakan belum mendengarnya.
Presdir Choi pikir Yeo Jin ingin melawan, Sekertarisnya pikir Yeo Jin tak
mungkin bisa melakukanya karena pasti sedang berpikir.
“Tentu saja, dia berpikir keras. Orang yang
cerdas terlalu banyak berpikir. Dia sangat cerdas. Jika dia menjadi menantuku, dia
pasti sangat besar kepala.” ejek Presdir Choi, Sek nya pun tertawa
mendengarnya.
“Ngomong-ngomong, apa pengkhianat itu sudah
menghubungi?” tanya Presdir Choi. Sek memberitahu baru saja menerima telp
kalau Akan ada kabar baik segera.
“Kebaikan, apa gunanya menjadi cerdas, ketika
pengkhianat itu tepat di sebelah dia?” ungkap Presdir Choi merendah. Ponsel Sek
bergetar, Presdir Choi berteriak menyudahi pijatannya.
Presdir Choi langsung masuk ke dalam ruangan
berteriak “Siapa yang mengincar Alexon” salah satu pegawai mengatakan belum
mengetahuinya, tapi Seseorang mengumpulkan mereka melalui perdagangan OTC. Presdir Choi
duduk dibangkuanya menurutnya tidak ada yang tertarik pada perusahaan itu lalu
bertanya-tanya siapa yang berani mengaduk-aduknya.
Pegawai lain pun mengatakan sedang mencari
tahu, Presdir Choi memerintahkan
bawahanya untuk mencari tahu segera. Pegawai berkacamata menanyakan apa
yang harus mereka lakukan. Presdir Choi berteriak mereka harus cepat membeli
saham mereka kembali.
Di ruangan HanShin Grup
Pegawai kacamata memberitahu pihak Daejung
sedang mencoba mencari tahu siapa mereka. Yeo Jin pun menyuruh untuk
memberitahukan saja. Semua petinggi panik, Yeo Jin pikir nanti pihak Daejung
akan tahu jadi mengajak semua untuk berperang dengan bersih.
Pihak Daejung pun menemukanya dan memberitahu
bahwa itu Hanshin. Presdir Choi mengerutkan dahinya lalu tertawa mengejek, wajahnya
langsung berubah tegang, menegaskan mereka akan turun bersama-sama. Sek-nya
memperingatkanya. Presdir Choi pikir yang muda ingin memulai perang jadi tak
mungkin dirinya lari.
“Bawa semua buku rekening Dan kau tahu
perusahaan yang ingin membeli anak perusahaan kita? Panggil mereka semua.”
perintah Presdir Choi, Sek binggung apa yang akan dilakukan atasnya.
“Jual mereka dengan harga murah!! !Pasang
semua sahamku sebagai jaminan perbankan Dan bawakan aku uang!” pinta Presdir
Choi, Sek memberitahu bank belum buka, Presdir Choi menyuruh untuk membangunakn
Presdir Perbankan
Di Hanshin, Pegawai kacamata memberitahu
pihak Daejung tampaknya sudah tahu, karena Pemesanan pembelian meroket. Yeo Jin
mengajak untuk menaikan taruhan menjadi 30%. Semua Presdir makin panik, Sek Min
melirik. Yeo Jin tersenyum karena peperangan belum dimulai tapi paus itu akan segera
muncul.
Ruangan Area Terlarang, Dr Lee mondar mandir
menatap Do Joon yang terbaring disana, sambil mengingat ucapan Tae Hyun “Kepala Lee, jangan khawatir. Ini untuk Yeo
Jin. Aku akan bertanggung jawab.” Akhirnya Dr Lee menyuntikan cairan ke infus Do
Joon.
Pria yang ada di Daejung Grup memberitahu
bahwa sudah masuk, Presdir Choi pun tersenyum. Di Hanshin, Pegawai berkacamata juga
memberitahu bahwa sudah masuk. Yeo Jin tersenyum menatap layar. Wakil Presdir
binggung siapa sebenarnya “paus” yang mereka tunggu-tunggu.
“Mereka adalah lembaga yang memiliki sebagian
besar dari saham Alexon.” jelas Sek Min, Wakil Presdi percaya dari OTC menjadi
lembaga. Sek Min memberitahu Sekarang taruhannya jauh lebih tinggi.
Presdir Choi bahagai mengetahui tentang
lembaga jadi bisa mempercepat untuk menaikan harga. Di bagian Hanshin, melihat “paus”
suda masuk tapi Daejung tidak memasang harga jual. Yeo Jin pikir pihak Daejung
ingin mereka melakukan lelang. Presdir Choi kaget mengetahui pihak Hanshin
melakukan lelang.
“Ini berarti mereka akan memberikan semuanya untuk
yang menawar dengan harga yang lebih tinggi.” jelas pegawai Daejung, Presdir
Choi langsung menaikan dua kali lipat. Pegawai terlihat kaget, Presdir Choi sambil
mengebrak meja mengatakan menawar dua kali lipat.
Tubuh Do Joon mulai bergerak tapi matanya
belum terbuka, tetesan infus mengalir dalam tubuhnya. Perawat yang menjaga area
terlarang, melihat ponselnya yang memberitahau Do Joon bergerak lalu meminta
perawat Song memanggil Kepala Lee.
Perawat melihat tubuh Do Joon yang bergerak
keras, Dr Lee baru datang menanyakan apa yang terjadi dengan wajah panik.
Perawat kebinggungan juga tak tahu, Dr
Lee menyuruh Perawat memanggil Dr Kim dari bedah saraf. Perawat terlihat kaget
karena harus memangil Tae Hyun.
“Apa
kau akan membiarkan dia mati? Denyut nadinya 180! Kita semua akan mati pada
tingkat ini! Sepertinya aku tidak punya pilihan. Mari kita bergegas dan memindahkannya
ke ruang operasi. Siapkan penjaga di luar.” perintah Dr Lee, perawat keluar
ruangan. Dr Lee memperlihatkan wajah aslinya karena sesuai dengan rencananya.
Si pria kacamata memberitahu pihak Daejung
memberikan tawaran dua kali lipat, Yeo Jin tersenyum. Di Daejung, melihat
grafik kalau HanShin kemungkian anakn menyerah, Presdri Choi pun tertawa bahagia mengetahuinya. Tapi beberapa saat
kemudian grafik berubah, Hanshin mengambil kembali dengan menaikan 10%. Presdir
Choi tak terima akan menaikan tawaran jadi 20%, Sek-nya berteriak supaya Presdir
Choi tak melakukanya.
Dirumah sakit ketegangan juga terjadi,
beberapa penjaga bersama Dr Lee dan perawat membawa Doo Joon disebuah lorong
menuju ruang operasi. Terlihat seorang pria dengan baju operasi lewat dan
langsung melumpuhkan pengawal dengan cepat.
Sang Chul dengan mengunakan masket membantu,
Tae Hyun keluar dari persembunyian melihat Do Joon yang tak sadarka diri dimeja
dorong. Perawat binggung melihat kejadian yang ada didepan matanya. Tae Hyun
dan Dr Lee pun membawa Do Joon keluar dari rumah sakit. Kepala penjaga melihat
dari ruangan CCTV langsung mengeluarkan ponselnya.
Si Pria kacamata memberitahu Daejung
menaikkan harga lelang jadi 20%. Ponsel Sek Min bergetar, ia mengangkat telp
dengan keluar dari ruangan. Yeo Jin melirik lalu akan menaikan taruhan 10 %
lagi, semua menjerit karena itu tak mungkin
Sek Min yang mengetahui Tae Hyun membawa Do
Joon keluar dari rumah sakit memerintahkan untuk tak menangkapnya dan
membiarkan. Kepala Penjaga sempat kaget tapi sebagai bawahan mengikuti perintah
atasan untuk membiarkan. Di layar CCTV, Tae Hyun sudah membawa Do Joon dengan
ambulance meninggalkan rumah sakit.
Presdir Choi dengan wajah penuh amarah untuk
memberikan penawaran menaikan sampai 40 %, pegawai melonggo mendengarnya. Sek
menerima telp dari Sek Min di luar ruangan, yang mengatakan akan membuat
dirinya lebih sibuk lagi.
Di Hanshin, pegawai memberitahu penawaran
Presdir Choi naik jadi 40%, semua terlihat tak percaya. Sek Min kembali ke
tempatnya dengan tatapan sinis, Yeo Jin pikir tawaran itu terlalu mahal, jadi
akan membatalkan pesanan sekarang juga. Presdir lain panik tapi pegawai pun
melakukan perintah Yeo Jin.
Sek kembali ke ruangan membisikan sesuatu
pada Presdir Choi setelah menerima telp. Presdir Choi tak percaya Do Joon
melarikan diri dan mengartikan ini semua seperti pengalihan. Pegawainya
memberitahu Hanshin sudah menyerah karena tak ada lagi penawaran dengan
membatalkan pesanan.
Presdir Choi tertawa memutuskan untuk
membatalkan pesanan juga. Pegawai mulai melakukan pembatalan tapi wajahnya
terlihat tegang. Presdir Choi bertanya apa yang terjadi dengan raut wajah yang
berubah. Pegawainya memberitahu kesepakatan sudah ditutup dengan tawaran harga dipihak
mereka. Presdir Choi kaget dan duduk lemas, tak percaya mayat dari Do Joon itu
sangat mahal.
“Sung Hoon... Aku menghabiskan banyak uang
demi dirimu.” ucap Presdir Choi menatap keatas seperti berbicara dengan
anaknya.
Di Hanshin, Yeo Jin menanyakan berapa banyak
uang yang dikeluarkan Daejung untuk membeli perusahan. Pegawai dengan wajah
sumringah memberitahu Sekitar 2,5 triliun won. Semua terlihat tak percaya, Yeo
Jin berharap dengan pelajaran yang begitu mahal maka Presdir Choi pasti belajar
sesuatu, lalu menyuruh untuk menjual semua yang mereka punya saat harga masih
kuat.
Sang Chul mengemudikan ambulance dan Tae Hyun
duduk dibelakang menelp Chae Young memberitahu hampir sampai jadi mereka bisa
menyalakan mesinnya, Chae Young sudah berhenti di landasan helikopter
mengucapkan terimakasih pada Tae Hyun, lalu menelp ayahnya untuk mempersiapkan
kapal karena akan membawa Do Joon ke Yeuso.
Di ambulance, Do Joon mulai sadar dan Tae
Hyun memberitahu akan membantukan melarikan diri dari lantai 12. Do Joon tak
percaya lalu bertanya akan dibawa kemana sekarang. Tae Hyun meminta tak
khawatir karena istrinya sudah menunggu di landasan helikopter dan mungkin akan
membawanya ke luar negeri. Do Joon binggung menanyakan alasan dirinya harus
pergi ke luar negeri.
bersambung ke part 2
Yeo jin pintar banget dalam "perang". . :-D
BalasHapus