Tae Hyun
mendatangi Pendeta yang sedang berada di gereja kecil dalam rumah sakit,
Pendeta langsung menanyakan keadaan ibu dan anaknya, Tae Hyun memberitahu Keduanya
baik-baik saja, Pendeta bersyukur karena semua anugerah Tuhan.
“Tapi
sepertinya kau harus kembali ke gereja sendiri. Ada pekerjaan yang harus ku
selesaikan.” kata Tae Hyun
“Benarkah?
Sophia akan sangat khawatir tentangmu.” ucap Pendeta
“Aku
tahu... Tolong berikan ini padanya. Ketika ibu dan bayinya lebih baik, maka seseorang
dari rumah sakit akan menghubungimu. Kemudian kau bisa datang dan membawa
mereka.” ucap Tae Hyun sambil menitipkan surat
Pendeta
pikir Tae Hyun sendiri juga bisa membawa keduanya ke rumah. Tae Hyun mengangguk
berjanji akan membawa kembali, agar si pendeta tak curiga. Pendeta pun memuji
Tae Hyun yang sudah berkerja keras dan merasa senang karena keadaan keduanya
jadi baik-baik saja.
Kepala
Perawat yang ada didepan pintu gereja mendengar pembicaran keduanya, lalu
menutup pintu perlahan-lahan.
Dr Lee SH
dan Tae Hyun datang menemui So Hyun dalam ruanganya, mengajaknya untuk pergi ke
bandara sekarang. Ayah Tae Hyun heran mereka membawa anak yang masih sakit itu
pergi.
“Tuan,
hasil tes bagus. Dia bisa berangkat hari ini.” jelas Dr Lee SH.
Ayah Tae
Hyun kaget mendengarnya, So Hyun menatap kakaknya terlihat khawatir. Tae Hyun
memberikan senyuman pada sang adik agar tak perlu khawatir lalu menyuruh
adiknya cepat berkemas karena mereka sudah tak ada waktu lagi. So Hyun
mengangguk dengan memberikan senyuman bahagianya.
Tae Yoo
duduk diatap rumah sakit sendirian, mengingat kembali ucapan Dr Shin dengan Tae
Hyun.
“Bahkan jika kau ada di lantai 12, kau masih
milik departemen bedah. Kau tahu hanya ada satu persekutuan di departemen
bedah, kan? Tidak peduli apa yang dikatakan orang lain, Kau yang ada dalam
pikiranku. Kau tahu maksudku, kan?”
Ditangannya
memegang kartu nama Detektif Lee Soo Ho, sepertinya sengaja ingin melaporkan
keberadaan Yong Pal yang sebenarnya.
Dalam perjalanan
ke bandara, Tae Hyun terlihat melamun, adiknya bertanya apa yang di pikirkan
kakaknya itu. Tae Hyun tersadar dari lamuannya, Adiknya kembali bertanya denga
pertanyaan yang sama. Tae Hyun tersenyum, menjawab sudah pasti ia memikirkan
adiknya sekarang.
“ Aku
memikirkan, bagimana Jika kau mau makan ketika kau sampai di sana, jika kau
bisa mengatakan sesuatu ketika kau kesakitan. Hal-hal seperti itu.” kata Tae
Hyun berbohong
“Jangan
khawatir. Kemampuan Bahasa Inggrisku jauh lebih baik darimu.” ucap So Hyun, Tae
Hyun tersenyum berpikir sudah bagus seperti itu.
“So Hyun...
Kau harus...hidup dengan baik.” pesan Tae Hyun terlihat menahan air matanya.
“Tentu
saja. Jangan khawatir, Aku pasti akan kembali” kata So Hyun yakin tapi wajah
Tae Hyun kembali terlihat melamun dan sedih.
So Hyun
heran dengan wajah kakaknya, memberitahu mereka tidak pergi kesana untuk mati,
jadi kakaknya jangan khawatir. Tae Hyun mengatakan tidak seperti itu, tapi
terlihat matanya seperti menahan sedih. So Hyun mengodanya itu memalukan jadi
kakaknya tak perlu khawatir.
Detektif
Lee seperti baru mendapatkan berita memanggil anak buahnya, Detektif Kim untuk
pergi ke bandara dengan wajah senyum sumringah. Dibandara, Dr Lee lebih dulu
datang dengan taksi dan masih dengan wajah menyamar. Di sisi jalan lainya, Tae
Hyun baru keluar dari mobil bersama adik dan dua pengawal.
Tae Hyun
melihat papan keberangkatan lalu menyuruh adiknya pergi karena sudah
waktunya.So Hyun mengerti lalu berjanji akan kembali dan berterimakasih. Tae
Hyun tersenyum merasa adiknya tak perlu mengatakan itu, lalu bertanya apakah
adiknya sudah memeriksa nomor tempat
duduknya. So Hyun mengatakan sudah tahu dan kakaknya itu sudah beberapa kali
mengatakannya.
“Ketika
kau sampai di sana, kau akan menemukan tanda kedatangannya. Cukup ikuti itu. Jika
kau tidak tahu, tanya orang Korea lain.” kata Tae Hyun yang terlihat khawatir
“Oppa ,
aku tahu itu, Aku pergi sekarang.” ucap So Hyun pamit pergi, Tae Hyun pun
mempersilahkn adiknya pergi.
So Hyun
melangkah pergi, Tae Hyun kembali memanggil adiknya dengan memegang lengan
adiknya meminta supaya mengingat kata-katanya ini.
“Jangan
hidup demi orang lain, Bukan demi aku atau ayah. Kau harus hidup demi dirimu
sendiri. Kau mengerti?” kata Tae Hyun, So Hyun terlihat binggung dengan ucapan
kakaknya.
“Tidak
peduli betapa kesepiannya dirimu, betapa sulitnya keadaan, maka kau harus bisa
melewatinya. Demi dirimu sendiri. Kau mengerti?” kata Tae Hyun dengan mata
memerah menahan tangis, So Hyun terlihat ikut sedih
Tae Hyun
mengatakan itu semua tentang perawatannya, dengan air mata mengalir. So Hyun
mengerti karena ia tahu betapa sulitnya Tae Hyun mengirimnya kesana, jadi ia akan
melalui semuanya dan kembali dengan sehat. Tae Hyun mengucapkan permintaan
maafnya.
So Hyun
heran mengapa kakaknya meminta maaf, Tae Hyun berdalih meminta Maaf karena
tidak bisa pergi dengannya, lalu mengatakan walaupun ia jauh tapi adiknya akan
selalu ada dengannya, So Hyun mengangguk mengerti. Tae Hyun cepat menghapus air
matanya.
“Ini
memalukan... Aku tidak tahan dengan hal-hal seperti ini.” ungkap Tae Hyun
“Jadi
kenapa kau menangis?” kata So Hyun, Tae Hyun tak ingin membahasnya menyuruh
adiknya untuk masuk karena sudah terlambat.
“Aku akan
meneleponmu ketika aku sampai di sana.” janji So Hyun
“Pasti
mahal. Jangan telepon aku.” kata Tae Hyun mencegah adiknya tahu keadaanya, So
Hyun pun meminta supaya kakaknya tak menelpnya.
Duo
detektif baru masuk bandara, Dr Lee baru sampai dilantai atas, dikagetkan
melihat si pria yang membuat paspornya dengan salah seorang seperti sedang
mencari-cari seseorang. Dr Lee langsung mencoba kabur, tapi menabrak seseorang
dan membuatnya terjatuh.
Tae Hyun
yang tertabrak kaget melihat Dr Lee yang menyamar terjatuh, Pria itu pun
mendengar nama Dr Lee langsung melihatnya. Tae Hyun ingin membantu berdiri tapi
Dr Lee langsung kabur dan pria preman mengerjarnya dengan cepat. Tae Hyun ingat
pria itu adalah pria yang sama saat penyerangan di lantai 12.
Dr Lee
berlari pergi ke gate yang lebih jauh menuruni esakaltor dengan cepat, Tae Hyun
pun ikut mengejar Dr Lee, beberapa orang yang ada disana pun sempatjatuh. Duo
detektif melihat lantai atas ada kejar-kejaran dilantai bawah.
Tae Hyun
yang berlari dibelakang kehilangan Dr Lee, dua pengawal yang dibelakangnya
langsung memeganganya. Tae Hyun berteriak supaya melepaskanya karena ia tak
akan melarikan diri.
Dr Lee
ternyata bersembunyi disebuah ruangan, sengaja melepaska jaket dan membawa
paspornya lalu sengaja bergabung pada barisan turis yang baru sampai. Tiba-tiba
Dr Lee terdiam, perutnya sudah mengeluarkan darah lalu terjatuh, salah seorang
wanita yang melihatnya langsung menjerit.
Tae Hyun
yang sudah di depan lift melihat Dr Lee yang sudah terkapar dilantai, lalu
berlari menekan perut Dr Lee, penjaga bandara langsung membuat benteng.
Orang-orang langsung berkerumun.
Detektif
Lee bisa melihat Tae Hyun yang menolong Dr Lee, lalu mengeluarkan ID card
polisinya agar bisa masuk ke TKP. Dua pengawal yang melihat polisi memilih
untuk mundur, Anak buah Presdir Go melirik karena hanya dengan sekali sobek
membuat Dr Lee jatuh terkapar.
Dr Lee
meminta diselamatkan lalu menunjuk ke arah kanan, kalau ada yang ingin
membunuhnya. Detektif Lee seperti tak mengerti menanyakan siapa orangnya, Tae
Hyun berteriak meminta memanggil ambulance. Petugas bandara menyuruh mereka
untuk pergi ke ruangan emergency di
bandara.
Tae Hyun
melihat luka robek yang terus mengeluarkan darah, Dokter bandara merasa mereka
tak bisa menanganinya disini dan menyuruhnya untuk ke rumah sakit segera. Tae
Hyun yakin Dr Lee akan mati dijalan dan meminta membawakan tabung, Dokter
bandara seperti tak yakin melihat kondisi pasien.
“Aku juga
seorang dokter. Cepatlah” tegas Tae Hyun
Ia mulai
membendanya lalu memasukan kain kasa seperti ingin menyerah semua darah yang ada didalam. Dr Lee
sedikit merasakan sakit, kain kasa masuk ke dalam perut Dr Lee lalu Tae Hyun
sengaja memasukan selang dan menutup kembali dengan perban dan plester.
Detektif
Lee melihat dari depan jendela, Detektif Kim tak percaya Tae Hyun, si Yong Pal
tak kabur. Dr Lee terlihat masih sadar dengan pertolongan pertama yang
dilakukan Tae Hyun.
Dr Lee
akhirnya dibawa masuk ke dalam mobil ambulance, sebelum masuk meminta Tae Hyun
menyelamatkanya karena apabila ia pergi
ke Hanshin maka ia akan mati. Tae Hyun meminta Dr Lee tak perlu khawatir karena
akan ada banyak rumah sakit terdekat dan mereka tidak akan pergi ke Hanshin.
Saat akan
masuk kedalam ambulance, Detektif Lee menepuk pundaknya meminta supaya ikut
dengan mereka. Tae Hyun bertanya ada apa, Detektif Lee pikir Tae Hyun akan tahu
setelah sampai dikantor.
“Apa ini
kehadiran sukarela?” tanya Tae Hyun
“Jika kau
menolak, itu bisa menjadi penangkapan tanpa surat perintah...Yong Pal.” kata
Detektif Lee
Tae Hyun
meminta waktu sejenak, berbicara pada petugas ambulance memberitahu Pasien ini
memiliki luka tusuk diperut dan sampai usus. Dan ia sudah menghentikan
pendarahannya tetapi tekanan darah dan denyut nadinya tidak stabil. Jadi
beritahu pihak rumah sakit ususnya harus dijahit dan bisa berubah menjadi
peritonitis, jadi keadaan ini mendesak.
Detektif
Lee dan Kim pun langsung menarik tangan untuk mengikutinya, Tae Hyun melihat
sampai Ambulance meninggalkan bandara.
Petugas
ambulance yang ada didalam ambulance baru saja menerima telp, memberitahu supir
mereka akan pergi ke Rumah Sakit Hanshin. Sopir mengeluh rumah sakit yang
sangat jauh dari bandara. Dr Lee yang mendengar nama Hanshin langsung panik
berteriak meminta tak kesana. Petugas meminta supaya Dr Lee tetap diam, Dr Lee
tetap saja meminta untuk tak dibawa kesana.
Yeo Jin
yang sedang didalam gereja, tersenyum melihat pendeta yang baru datang bertanya
keberadaan Tae Hyun. Pendeta memberitahu Tae Hyun ada pekerjaan yang harus
diselesaikan Jadi akan kembali nanti, lalu menyerahka surat yang dititipkan
padanya lalu pamit pergi untuk kembali ke kamar.
Akhirnya
Yeo Jin sambil duduk dibangku gereja membaca surat yang dititipkan Tae Hyun.
“Yeo Jin... Aku harus bangun dari mimpi
sekarang. Kau bisa hidup dalam masa depan yang bahagia jika kau melupakan masa
lalu yang menyakitkan.Tapi masa laluku yang menyakitkan masih berlangsung
sampai sekarang. Selama kau bersamaku, kau juga tidak akan bisa menjauh dari
masa laluku yang menyakitkan.”
“Aku baru saja menyadarinya setelah aku kembali ke rumah
sakit, Aku hanya bisa menjadi dokter. Mengapa aku menjadi dokter dan apa yang
telah kulakukan untuk jadi dokter. Aku tidak bisa menyerahkan semua itu hanya
demi kau. Maaf. Aku tidak akan kembali. Kau akan baik-baik saja tanpa aku. Berbahagialah. -Tae Hyun.-“
Yeo Jin
menatap lurus ke depan setelah membaca surat dari Tae Hyun.
Presdir
Go kaget mengetahui Tae Hyun yang ada dikantor polisi dari telp, Do Joon dan
juga seketarisnya ikut kaget bertanya kenapa bisa Tae Hyun ada dikantor polisi,
Presdir Go juga tak tahu dan mereka harus mencari tahu.
“Bagaimana
kau melakukan pekerjaanmu? Kau mengatakan bahwa pekerjaannya akan bersih
setelah kita mengirim adiknya ke Amerika.” omel Do Joon pada sekertarisnya.
“Maaf.
Aku akan melihat ke dalam rinciannya dan melaporkan kembali kepadamu.” kata
Sekertaris
Do Joon
kembali mengumpat lalu mengusirnya keluar, Presdir Go tersenyum licik melihat
Seketaris Do Joo itu keluar ruangan tanpa tahu apa yang akan dibicarakanya.
Seketaris terlihat sinis dengan Presdir Go seperti sudah tahu rencananya itu
sengaja digagalkan.
Yeo Jin
masih duduk di dalam gereja, Kepala Perawat datang memperkenalkan namanya Kang
Soo Min, Kepala Perawat dari departemen bedah di Rumah Sakit Hanshin. Yeo Ji
kaget Kepala Perawat bisa tahu tentangnya, Kepala Kang memberitahu ia berpihak
pada Dr. Kim Tae Hyun Jadi Yeo Jin tidak perlu khawatir.
“Sesuatu
terjadi pada Tae Hyun, kan?” kata Yeo Jin menduga
“Dr. Kim
Tae Hyun masih aman.” ucap Kepala Kang, Yeo Jin terlihat tak bisa menerima
menerima kata “masih” tapi Kepala Kang membahas tentang ayahnya.
“Aku ada
di sana ketika Ayahmu meninggal. Dia meninggal dalam waktu enam bulan setelah
kecelakaanmu.” cerita Kepala Kang, Yeo Jin menyuruh Kepala Kang tak melanjutakn
karena ia tidak ingin mendengarnya. Kepala Kang menegaskan Yeo Ji mendengarkan.
“Penyakitnya
semakin parah, sementara ia menolak menerima operasi. Tetapi ketika ia tidak
sadarkan diri, dewan direksi memutuskan untuk melakukan operasi.” cerita Kepala
Kang duduk disamping Yeo Jin
Flash Back
Tuan Han
yang tak sadarkan diri dibawa keruang operasi dan salah satu perawat yang ada
disana adalah kepala Kang.
“Dan Ketua yang saat ini, yaitu anak sulungnya,
memblokir komunikasi sehingga dia tidak bisa berbicara dengan siapa pun. Tapi karena aku adalah perawat di Ruang
Operasi maka aku satu-satunya orang yang bisa berada di sana ketika ia
meninggal.” cerita Kepala Kang
Kepala
Kang mengecek semua monitor didalam ruangan, Tuan Han yang belum sadarkan diri
tiba-tiba memanggil nama Yeo Jin,
“Tepat sebelum ia meninggal... ia kembali
sadar untuk sesaat. Mungkin karena keadaan setengah sadarnya, dia terus
memanggilku dengan nama Yeo Jin”.
Tuan Han
membuka matanya, melihat Yeo Jin yang ada didekatnya sambil menangis.
“Dan dengan sedikit kekuatan terakhirnya, ia
membuka tangannya dan ingin memelukku, maksudku, Nona Young Ae. Meskipun
aku ragu aku menerima pelukan terakhir dari beliau dan pesan untuk Nona Young
Ae
Kepala
Kang pun sengaja membiarkan Tuan Han untuk memeluknya, dianggap sebagai Yeo Jin.
Tuan Han mengucapkan permintaan maafnya dan juga mengungkapkan sangat mencintai
anaknya lalu satu kalimat yang membuat kepala Kang kaget mendengarnya.
Yeo Jin
menangis mendengar cerita tentang ayahnya, Kepala Kang pun memutuskan akan
memberikan pesan yang sama dari Tuan Kang pada Yeo Jin dengan memeluknya. Yeo
Jin langsung menangis tersedu-sedu.
“Aku
mencintaimu, Yeo Jin.... Maaf, Yeo Jin.” ucap Kepala Kang menyampaikan pesan
yang sama.
“Ayah...Ini
salahku....Ini salahku...Maaf...” kata Yeo Jin, terlihat seperti Tuan Han yang
memeluk anaknya sendiri.
Yeo Jin
duduk sendiri mengingat ucapan Kepala Kang “Dengarkan
baik-baik apa yang akan kukatakan. Ketua mengatakan pesan terakhirnya untukmu.”
lalu ia melipat surat yang diberikan Tae Hyun.
“Tuhan, aku
menduga, engkau tidak mendengarkan doaku.” gumam Yeo Jin yang melihat ke arah
salip didepannya penuh amarah.
Tae Hyun
sudah ada diruangan interogasi dengan memejamkan matanya, Detektif Lee sambil
memakan permen menyuruh Tae Hyun jangan buang-buang energi. Tae Hyun pikir
dirinya itu akan mati dengan cara seperti sekarang atau yang lainnya. Kepala
tim datang mengancam kalau mereka main-main maka bersiap-siaplah.
Detektif
Lee membahas Tae Hyun yang melakukan Kunjungan ilegal. Tae Hyun pikir sudah semestinya
dokter itu akan pergi apabila ada pasien menurutnya itu tidak ilegal.
“Tapi itu
tergantung siapa pasiennya.” kata Detektif Lee
“Apa kau
bicara tentang status pasien?” ucap Tae Hyun seperti tak suka, Detektif Lee
menyuruh Tae Hyun mengaku saja.
“Aku juga
mau mengakui semuanya tapi aku tidak bisa melakukannya. Itu dilarang oleh
hukum. Dokter harus merahasiakan identitas pasien.Ini kewajiban dokter oleh
hukum.” jelas Tae Hyun, Detektif Lee tertawa mengejek
“Ini
mungkin ilegal untuk mengungkapkan sendiri tapi apa pun yang dipelajari polisi dari
pihak lain adalah permainan yang adil. Hyun Man Sik. Kau tahu dia, kan?” kata
Detektif Lee, Tae Hyun mengaku mengetahuinya.
“Bagaimana
bisa kau tahu dia?” tanya Detektif Lee, Tae Hyun mengatakan Man Shik adalah
Rentenirnya.
Detektif
Lee tak percaya mengejek seorang dokter meminjam uang lalu menduga ia meminjam uang dari rumah judi Doo Chul. Tae
Hyun memberitahu meminjam uang karena adiknya itu sakit.
“Kau
tidak seharusnya menjual adikmu seperti itu! Untuk dokter!” ejek Detektif Lee,
Tae Hyun seperti tak terima dengan kata-kata menjual adiknya.
Seorang
polisi wanita datang membisikan sesuatu pada Detektif Lee, lalu memberitahu Tae
Hyun kalau kepala polisi memintanya tidak pergi setelah interogasi, karena diminta
untuk minum teh di kantornya. Ketua tim yang mendengarnya hanya bisa pasrah
akan mati kali ini.
“Kepala
Polisi pasti sibuk dengan pekerjaannya jadi tolong beritahu dia kita akan minum
teh lain kali di kamar istrinya di rumah sakit.” ucap Tae Hyun, Polisi itu pun
mengerti lalu keluar dari ruangan. Detektif Lee terlihat hanya bisa terdiam
“Aku
tidak bermaksud.... namun identitas dari salah satu pasienku terungkap.” kata
Tae Hyun, Detektif Lee tertawa mengejek, Tae Hyun pun memberikan senyumannya.
Tae Hyun
baru sampai dirumah sakit, menerima telp dari perawat So untuk segara datang ke
ruang ICU. Perawat So menunjuk salah satu pasien dengan matanya, Tae Hyun kaget
melihat Dr Lee yang tak sadarkan diri dengan selang yang masuk ke dalam
mulutnya.
Ia memeriksa
luka bagian perut yang tak dilakukan apapun, Perawat So pun sudah tahu saatnya
X-Ray darurat. Tae Hyun bertanya apa sebenarnya yang terjadi. Perawat So
menceritahkan tak ada seorang dokter yang mau mengoperasinya.
Tae Yoo
yang sedang lewat kaget melihat Tae Hyun yang ada dirumah sakit bukan dikantor
polisi. Tiba-tiba pasien dari kamar lain keluar, suster yang berjaga berteriak
melihat pasien Kim Young Mi yang bisa berjalan.
Semua
mata tertuju pada Young Mi, Perawat So benar-benar kaget, Yeo Jin melirik
terlihat mata khasnya saat melihat seseorang walaupun wajahnya masih diperban.
Tae Hyun benar-benar kaget melihat Yeo Jin yang kembali ke rumah sakit Hansin.
bersambung ke episode 11
Akhirnya sinopnya ada juga.. makasih mbaa. Udh ditunggu2 bgt
BalasHapus