PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 17 Januari 2020

Sinopsis Love With The Flaws Episode 31

PS : All images credit and content copyright : MBC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Pagi hari
Kang Woo tersenyum melihat Seo Yeon yang berbaring disampingnya. Seo Yeon terlihat masih tertidur pulas. Kang Woo mencoba menghitung panjang tangan Seo Yeon dengan jengkalnya. Seo Yeon tiba-tiba terbangun membuka matanya.
“Apa Kau sudah bangun?” sapa Kang Woo dengan senyuman. Seo Yeon tersadar dan langsung panik menarik selimut menutupi badanya. Kang Woo langsung jatuh terjungkal.
“Apa Kau baik-baik saja?” ucap Seo Yeon merasa bersalah membuat Kang Woo jatuh. 

Seo Yeon akhirnya akan pulang. Kang Woo terus memeluknya mengeluh karena Seo Yeon sudah mau pulang. Seo Yeon yakin Saudara-saudaranya mungkin masih tidur jadi harus pergi sebelum mereka bangun. Kang Woo merengek meminta agar Seo Yeon tak pergi.
“Tidak, aku harus pulang.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo terus mengajak Seo Yeon agar bisa main. Akhirnya Seo Yeon pulang ke rumah perlahan-lahan.
“Kenapa kalian berdua bersama sejak pagi-pagi sekali?” ucap Seo Yeon terkejut melihat Mi Kyung dan Jang Mi ada didapur.
“Kenapa kau baru pulang?” tanya Mi kyung. Seo Yeon kebingungan menjawabnya dan langsung pergi.
“Kena kamu! Kita makan bibimbap-nya nanti!” kata Mi Kyung mengejar Seo Yeon meninggalkan Jang Mi
“Dia pasti sangat bahagia.” Ucap Jang Mi tersenyum melihat Seo Yeon yang mengabiskan malam dirumahnya. 

Seo Yeon mengaku harus ganti baju. Mi Kyung yang ada dibelakangnya  mempersilahkan karena mereka selalu ganti baju di depan satu sama lain. Seo Yeon terlihat bingung seperti risih tapi akhirnya membuka lemari pakaianya.
“Kenapa ini ada di sini? Kau tidak memakainya?” ucap Mi Kyung kaget melihat pakaian yang dibelikanya.
“Apa? Tidak.” Kata Seo Yeon. Mi Kyung benar-benar kaget lalu mengatakan kalau Kang Woo sangat mencintai Seo Yeon.
“Dia benar-benar mencintaimu! Cinta sejati!” teriak Mi Kyung. Seo Yeon langsung menutup mulut temanya.
“Diam! Saudara-saudaraku bisa dengar!”kata Seo Yeon panik. Mi Kyung menegaskan kalau Ini cinta lalu bergegas pergi.
Seo Yeon terdiam dan mengingat kejadian saat meminta untuk pulang tapi Kang Woo mengatakan “Kini aku sudah buta. Hanya kau yang kulihat.” Lalu mengendongnya, wajahnya langsung bersemu merah. 


Kang Woo duduk ditaman dengan senyuman bahagia, mengingat kebahagiaan semalam dengan Seo Yeon. Tiba-tiba seseorang yang ada disampingnya berbicara “Jangan tertipu. Kamu hanya diperdaya oleh beberapa hormon seperti oksitosin dan dopamin.”
“Mereka menutupi seluruh fenomena ini dengan nama cinta.” Ucap si pria dan saat memperlihatkan wajahnya Kang Woo kaget.
“Dokter Kim.” ucap Kang Woo. Tuan Kim bingung malah bertanya apakah mengenalnya.  Kang Woo bingung. Saat itu Tuan Kim langsung mengangkat telp.
“Halo, pria yang mengaku sebagai kakakku. Jangan khawatir. Aku hanya keluar untuk mencari udara segar.” Ucap Tuan Kim lalu menutup telp dan makan roti.
Kang Woo masih menatap bingung. Tuan Kim akhirnya pergi sambil menghabiskan rotinya. Kang Woo pun bertanya-tanya Apa itu tadi. 


Won Seok menuangkan cornflakes sambil memangil Won Seok agar Keluarlah jika  sudah bangun dan mengajaknya makan. Seo Yeon akhirnya keluar kamar, Won Seok menawarkan adiknya apakah mau makan cornflakes. Seo Yeon pun mengambilnya.
“Kamu tampak aneh hari ini.” Komentar Won Jae curiga, Seo Yeon panik mengaku kalau tak seperti itu.
“Kak Won Jae. Kak Seo Yeon... Tolong aku.” Ucap Seo Joon langsung berlutut. Joo Hee pun berlutut meminta maaf
“Aku menyebabkan masalah.”kata Seo Joon. Seo Yeon dan Won Jae bingung dengan sikap keduanya.
“Dasar berengsek! Won Seok! Keluarlah! Jelaskan, Berengsek!”ucap Won Jae berpikir kalau keduanya melakukan sesuatu yang berlebihan.
“Kak Won Jae! Aku dikeluarkan karena dia.” Ucap Seo Joon marah pada Joo Hee.
“Hei! Jangan murahan begitu! Kau salah paham!”teriak Joo Hee. Tapi Seo Joon menegaskan kalau semua gara-gara Joo Hee.
Seo Yeon dan Won Jae saling menatap bingung karena ternyata dugaannya salah. 


Seo Yeon dan adiknya akhirnya pergi menemuia Hyun Soo di kantornya. Hyun Soo pun tahu kalau Joo Hee adalah muridnya yang tinggal di rumahnya. Seo Yeon membenarkan dan merasa harus meluruskan kesalahpahaman.
“Maafkan aku... Kudengar dia menyebabkan masalah.”ucap Seo Yeon merasa bersalah dengan adiknya.
“Tidak apa-apa. Tidak sefatal itu untuk merugikan kami.  Jadi, apa yang terjadi di video itu?” tanya Hyun Soo
“Dia bekerja sebagai model untuk toko daring, dan adikku salah paham akan situasinya. Dia memakai pakaian dan riasan yang tidak biasa. Adikku hanya berusaha mencegahnya.” Ucap Seo Yeon dan Seo Joon pun ikut meminta maaf.
“Kau lebih baik daripada dugaanku. Kukira kau menyalahkan dia hanya agar bisa bertahan di sini.” Puji Hyun Soo
“Benar, seperti itulah aku.” Ucap Seo Joon bangga. Seo Yeon memukul adiknya agar diam.
“Tidak, itu bagus. Memiliki harga diri tinggi sangat penting dalam industri ini. Kamu tidak akan bisa bertahan jika kau hancur setelah membaca satu komentar jahat.” Komentar Hyun Soo. 


Saat itu Jung Ho masuk karena Hyun Soo ingin bertemu dengannya. Hyun Soo langsung memperlihatkan video "Siswa pelatihan yang masih SMA tinggal bersama wanita pendamping" dan ingin tahu alasan melakukannya. Seo Joon kaget dan Jung Ho kebingungan.
“Kamu mengunggah ini.” Hyun Soo. Jung Ho ingin membela diri tapi Hyun Soo lebih dulu bicara.
“Seharusnya kamu berhati-hati... Ada saksi.” Kata Hyun Soo yakin.
Flash Back
Kang Woo bertemu dengan Jung Ho di lift tanpa sengaja melihat ponselnya dan berpikir kalau itu foto Seo Joon.
“Aku tidak mau mendengarnya. Berlatihlah di tempat lain.”ucap Hyun Soo. Jung Ho kaget merasa tak terima.
“Apa? Menurutmu, hukumannya terlalu berat? Apa Kau ingin mendengar sesuatu yang lebih menjengkelkan?” ucap Hyun Soo. Seo Joon seperti menahan amarahnya.
“Tadinya kau akan debut sebagai anggota grup berikutnya setelah Hi-Seven. Kau pilihan nomor satu. Tapi betapa pun berbakatnya kamu, jika punya karakter jahat, kami tidak bisa melatihmu. Jadi... Keluarlah.” Ucap Hyun Soo. Jung Ho pun tak bis berkata-kata. 


Jung Ho keluar dari gedung agency, Seo Joon mengejarnya dan langsung mencengkram kerah baju dan siap untuk memukulnya. Ia dengan wajah penuh amarah kalau ternyata Jung Ho tahu Malam itu, pulang dari rumahnya.
“Aku mencemaskanmu!” ucap Seo Joon. Jung Ho pikir lalu kenapa seolah tak peduli.
“Tapi aku tidak akan mencemaskanmu lagi. Kini aku tahu betapa kuatnya dirimu. Jadi, pertahankan itu, dan mari bertemu di panggung. Mari bersaing sebagai penyanyi, bukan siswa latihan.” Ucap Seo Joon akhirnya menurunkan kepalan tanganya.
“Pak Park bilang dia tidak akan memberi tahu alasanmu keluar. Kau kompeten, pasti banyak agensi yang akan menginginkanmu.” Ucap Seo Joon
“Apa kau bersimpati kepadaku?” ucap Jung Ho. Seo Joon membenarkan dan balik bertanya Apa itu buruk.
“Serang aku di panggung. Aku pasti akan mengalahkanmu.” Kata Seo Joon lalu bergegas pergi. Jung Ho seperti kesal sendiri karena dugaanya selah. 


Di ruangan
Hyun Soo menegaskan akan berusaha keras untuk mendukung adik Seo Yeon dan Jika berhasil, dia bisa menjadi Park Seok Min berikutnya. Seo Yeon hanya bisa menatap Hyun Soo dalam diam. Hyun Soo bingung bertanya Ada apa?
“Kau... Kau sungguh presdirnya, bukan? Kau cukup keren.” Ucap Seo Yeon. Hyun Soo seperti tak percaya mendengarnya.
“Lantas, beri tahu Mi Kyung betapa kerennya aku.”kata Hyun Soo bangga ,Seo Yeon tiba-tiba mendekati Hyun Soo sampai Hyun Soo ketakutan.
“Jangan berani-berani menyakitinya. Jika kamu membuatnya menangis, maka aku akan membunuhmu... Sampai jumpa.” Ucap Seo Yeon lalu melangkah pergi setelah mengancam Seo Yeon.
“Dia sungguh-sungguh dengan semua ucapannya. Bagaimana Kang Woo, si pengecut itu, apa tidak takut kepadanya?” kata Hyun Soo yang tadi sangat takut. 

Kang Woo sedang ada diruangan Min Hyuk bertanya pada sepupunya “Kenapa kau bekerja di hari liburmu? Kurasa kau tidak punya teman bergaul.” Min Hyuk hanya diam dan sibuk berkerja. Kang Woo kembali bicara dengan kalimat yang sama.
“Kenapa kau bekerja di hari liburmu? Kurasa kamu tidak punya teman bergaul.” Ucap Kang Woo. Min Hyuk tetap diam saja. Kang Woo kembali ingin bicara dengan kalimat yang sama.
“Hentikan.” Ucap Min Hyuk kesal. Kang Woo kesal Min Hyuk yang berpura-pura tidak mendengarnya.
“Mustahil aku tidak mendengarmu. Aku mengabaikanmu.” Ucap Min Hyuk. Kang Woo heran Min Hyuk yang mengabaikannya.
“Kenapa kau mengabaikanku? Aku lebih tua darimu!” ucap Kang Woo kesal. Min Hyuk bertanya apakah Kang Woo kemari untuk berkelahi.
“Ya. Aku juga bisa berkelahi.  Memang hanya kamu yang punya? Aku juga punya perasaan.” Tegas Kang Woo
“Astaga, dia sangat kekanak-kanakan.”  Keluh Min Hyuk. Kang Woo mengaku kalau Nenek memberitahunya
“Kau sangat ingin tahu.” Kata Kang Woo. Min Hyuk pikir kalau harus tarik ucapannya kepada Nenek.
“Tidak! Apa Kau sibuk?” ucap Kang Wo panik. Min Hyuk pikir sudah jelas dengan memperlihatkan berkas diatas meja.
“Apa Kau mau makan?” tanya Kang Woo. Min Hyuk tak menjawab hanya bergegas pergi seperti mengabaikan Kang Woo.
“Sedang apa kamu? Kau bilang mau makan. Ya. Mari makan!” ucap Min Hyuk datang lagi dengan nada tinggi. 



Min Hyuk membeli banyak kue berbagai macam. Kang Woo heran kalau Min Hyuk menganggap ini makanan. Min Hyuk membenaran merasa tak ada yang masalah. Kang Woo bertanya apakah Min Hyuk rutin menjalani pemeriksaan medi.
“Baguslah aku membawa ini bersamaku. Ini alat pemeriksa gula darah. Taruh setetes darahmu setiap pagi dan malam.” Ucap Kang Woo memberikan pada Min Hyuk tapi Min Hyuk langsung memlemparnya.
“Hei, aku membeli ini karena mencemaskanmu.” Teriak Kang Woo mengambil kembali dengan wajah kesal.
“Kau tidak berhak mencemaskanku, Anus... Aku mendengar dari Hyun Soo. Julukanmu adalah Anus. Aku senang tidak bergaul denganmu saat aku masih muda. Mungkin julukanku akan sama. Kau Anus.” Ucap Min Hyuk
“Kamu... Kenapa kau jahat sekali? Apa kau selalu sekejam ini?” kata Kang Woo kesal. Min Hyuk menyuruh Kang Woo makan saja.
“Tidak, aku tidak mau.” Kata Kang Woo. Min Hyuk pun tak peduli akhirnya Kang Woo pun mulai makan cake yang selama dijauhinya.
“Kau sangat kejam.” Ucap Kang Woo kesal. Min Hyuk berjanji akan mengurangi makanan manis. Kang Woo terharu memegang tangan Min Hyuk.
“Jangan pegang tanganku.” Kata Min Hyuk kesal. Kang Woo pun langsung melepaskanya. 


Won Seok menelp Ho Dol ingin tahu keberadaanya, Ho Dol melambaikan tanganya yang sedang duduk di stand bazaar mengaku sudah melihat Won Seok dari jauh. Won Seok pun mendekat. Ho Dol menyap Won Seok dengan sopan.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Won Seok. Ho Dol menceritakan Pemiliknya harus ke toilet.
“Apa Kau mengawasi toko? Apa Kau kenal pemiliknya?” tanya Won Seok.
“Tidak... Tapi sepertinya dia sangat kebelet. Aku tidak bisa menjual apa pun. Setidaknya aku harus menjual satu.” Kata Ho Dol
“Berapa harganya?” ucap Won Seok mengeluarkan dompetnya. Ho Dol menolak
“Tidak, kamu tidak perlu membelinya... Tidak apa-apa.” Kata Ho Dol mendorong  dompet Won Seok. Saat itu dompet Won Seok malah terjatuh ke ember berisi air. 

Ho Dol mengeluarkan isi dompet Won Seok dan menjemurnya sambil mengeluh karena ceroboh sekali dan selalu menyebabkan masalah bagi Won Seok. Won Seok hanya bisa diam saja. Ho Dol melihat ada foto yang disimpat Won Seok.
“Ini bukan fotomu.” Ucap Ho Dol. Won Seok memberitahu kalau itu ayahnay saat masih muda.
“Aku membawa fotonya. Itu kebiasaan.” Cerita Won Seok. Ho Dol mengerti.
“Dia sangat keren... Kau sangat mirip dengan ayahmu.” Kata Ho Dol. Won Seok pikir seperti itu.
“Terima kasih telah membantunya menjalani hidup yang hebat.” Kata Ho Dol pada ayah Won Seok lalu menjemurnya. Wo Seok terdiam mendengar ucapan Ho Dol seperti terharu. 

Ho Dol masuk ke kamar Won Seok lalu melihat foto pegununan yang disimpan diatas meja lalu membawanya. Sementara Won Jae berusaha menelp Kang Hee tapi terlihat bingung karena tak diangkat dan berpikir kalau sibuk. Saat itu Ho Dol datang ke tempat Won Jae.
“Kenapa kau datang kemari? Apa Kau datang untuk membeli mobil?” tanya Won Jae. 
“Tidak. Pak Joo Won Seok menyuruhku memberimu sesuatu.” Ucap Ho Dol lalu memberikan foto pegunungan.
Won Jae melihatnya, Ho Do teringat sesuatu dan mengambilnya lalu  merobeknya. Won Seok terdiam melihatnya. 

Keduanya pun berdiri didepan jendela. Ho Dol meminta izin agar bisa bertanya tentang foto itu. Won Jae memberitahu Ini tempat yang Won Seok pilih untuk bunuh diri. Ho Dol kaget mendengarnya.
“Saat dia melihat tempat ini di TV dahulu, mati di tempat seperti itu tidak akan terlalu buruk. Setelah itu, dia menaruh foto ini di mejanya. Dasar Berengsek... Dia tahu aku tahu ucapannya.” Ucap Won Jae.
“Aku ingin merobek foto ini sejak lama. Kupikir mungkin dia bertahan karena foto ini. Jadi, aku juga takut.” Kata Won Jae khawatir.
“Apa itu artinya dia masih kesulitan...”kata Ho Dol kaget. Won Jae pikir Ho Dol Jangan khawatir.
“Sepertinya dia mengirimmu kemari untuk memberitahuku dia tidak akan melakukan hal seperti itu.” Ucap Won Jae bisa tersenyum.
Ho Dol akhirnya pergi, Won Jae mengirimkan pesan dari adiknya “Kakak sudah terima fotonya.Apa dia mengubah pikiranmu?” lalu Won Seo membalas "Dia bersyukur karena aku menjalani hidupku"


Won Jae datang melonggokan wajahnya ke depan pintu memanggil Kang Hee dengan senyuman bahagia. Kang Hee kaget Won Jae yang bisa masuk.  Won Je mengaku kalau Sekretaris Kang Hee yang mengenalinya dan ingin tahu Kenapa tidak menjawab teleponnya.
“Apa Kau tidak lihat aku sedang bekerja? Aku bukan seseorang yang bisa mengangkat telepon kapan pun kamu meneleponku.” Ucap Kang Hee sinis.
“Ada apa? Apa Kau marah kepadaku?” kata Won Jae kaget melihat sikap Kang Hee berubah.
“Kau seharusnya menolak. Apa Kau sungguh mengincar asetku? Pasti karena itu kau segera setuju.” Ucap Kang Hee. Won Jae makin bingung.
“Ada apa dengan sikap polosmu? Apa Kau pikir sembarang orang bisa menikahiku? Aku hanya mengujimu.” Kata Kang Hee. Won Jae tak percaya dengan ucapan Kang Hee.
“Kau tidak seseru dugaanku. Mari kita akhiri ini sekarang... Ini Sudah berakhir.” Kata Kang Hee.
“Kau berbohong kepadaku.” komentar Won Jae. Kang Hee ingin tahu Berdasarkan apa Won Jae berpikir seperti itu.
“Kau menatapku seperti aku menatapmu selama ini. Sudah kuperingatkan saat kau mengajakku berkencan. Aku akan menghentikanmu jika kau mencoba meninggalkanku.” Kata Won Jae.
“Entah kenapa kamu tiba-tiba menghindariku, tapi aku akan menghentikanmu. Jadi, biarkan aku. Jika tidak hari ini, besok. Jika tidak besok, di hari lain. Untuk hari ini, aku akan pergi saja.” Ucap Won Jae lalu melangkah pergi. Kang Hee hanya bisa menghela nafas. 


Seo Yeon baru saja datang, Kang Woo berlari langsung memeluknya mengaku sangat merindukannya. Seo Yeon heran karena mereka bersama tadi pagi  lalu memperlihatkan teman pak kentang yang mati meminta agar Kang Woo menyelamatkanya.
“Aku tidak ahli merawat tanaman.” Ucap Seo Yeon akhirnya Kang Woo menaruh ketiganya disamping pak kentang.
“Ada apa?” tanya Seo Yeon heran melihat Kang Woo yang hanya menatapnya.
“Apa kata saudara-saudaramu?” tanya Kang Woo. Seo Yeon bertanya balik Tentang apa?
“Kau dan aku.” Ucap Kang woo. Seo Yeon bingun kenapa dengan mereka. Kang Woo menegaskan Bahwa mereka berkencan. Seo Yeon bingung.
“Tunggu, kau belum memberi tahu mereka?” kata Kang Woo. Seo Yeon pikir Mereka sepertinya tahu jadi berpikir Apa itu perlu.
“Aku ingin menerima persetujuan resmi mereka.” Ucap Kang Woo. Seo Yeon pikir Haruskah melakukannya secepat ini.
“Kau bilang "Secepat ini"? Apa maksudmu? Ada apa denganmu? Kenapa kau seperti melangkah mundur? Kau membuatku cemas.” Ucap Kang Woo heran.
“Begini... Ini memalukan.” Akui Seo Yeon. Kang Woo tak percaya Seo Yeon yang merasa kalau membuatnya malu.
“Tidak, bukan itu maksudku. Entahlah. Rasanya aneh memberi tahu mereka aku mengencani seseorang.” Ucap Seo Yeon
Kang Woo langsung mengajak pergi. Seo Yeon bingung . Kang Woo mnengaku tidak memikirkan ini tapi menurutnya  Lebih mudah jika memberi tahu mereka jadi Seo Yeon bisa Tetaplah di sini karena akan berganti pakaian.
“Tidak perlu hari ini.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo menegaskan  Harus hari ini. Seo Yeon mengeluh kalau ini memalukan sekali.



Kang Woo akhirnya berlutut bersama Seo Yeon bertemu dengan Seo Joon dan juga Won Seok seperti sedang disidang. Seo Joo memberitahu kalau Kak Won Seok akan terlambat. Seo Yeon pikir mereka lakukan lain kali. Kang Woo langsun menahan Seo Yeon agar ta pergi.
“Apa Kau datang untuk meminta izin menikahinya?” tanya Won Jae. Won Seok pikir kalau kakak iparnya akan setuju dan Seo Yeon langsung memukulnya.
“Tidak, kami hanya... “ ucap Seo Yeon. Kang Woo langsung mengaku kalau mereka Berpacaran.
“Itu tidak terduga.. Akan aneh jika tidak pacaran setelah membuat keributan begitu.” Kata Won Jae.
“Apa pekerjaanmu, Ahjussi?” tanya Seo Joon. Kang Woo marah dipanggil Ahjussi tapi berubah langsung tersenyum.
“Aku membuat pakaian.” Kata Kang Woo. Seo Joon tak percaya Kang Woo  berubah dari Pak Dirut menjadi tukang membuat pakaian
“Itu aneh.” Komentar Seo Joon. Won Jae baru tahu kalau Kang Woo itu Dirut.
“Dia bekerja di sekolahku untuk waktu singkat. Kurasa dia tidak sekompeten itu.” Ucap Seo Joon. Seo Yeon berteriak memarahi adiknya.

“Tunggu, sekolahmu? SMA Shinhwa? Bisakah seseorang bekerja di sana sebagai direktur utama?” ucap Won Jae heran.
“Cucu pemilik Pangan Shinhwa.” Kata Kang Woo bangga. Seo Yeon menjelaskan Kang Woo adalah cucu pemilik Pangan Shinhwa.
Won Jae kaget mendengarnya. Seo Joon tak percaya kalau Kang Woo itu Ahjusssi kaya. Kang Woo merendah kalau  Sebenarnya bukan dirinya tapi keluarganya agak kaya. Won Jae menatap Kang Woo seperti tak percaya ternya Kang Woo itu adik dari Kang Hee. 



Kang Hee menemui ayahnya, sambil melamun. Tuan Lee memberitahu Kang Hee kalau Ibu dan neneknya bersedia menemui gadis yang dikencani Kang Woo. Kang Hee tak mengerti maksudnya.
“Mereka tidak akan menolaknya, jadi, itu seperti pertemuan biasa.” Ucap Tuan Lee. Kang Hee tak pecaya dianggap Pertemuan biasa.
“Kenapa mereka terburu-buru?” kata Kang Hee. Tuan Lee menegaskan kalau itu karena Kang Hee.
“Ibumu sangat khawatir Kang Woo mungkin tidak mau menikah sepertimu. Itu sebabnya.” Ucap Tuan Lee memberikan berkas yang sudah ditanda tangani.
“Ayah. Kukira aku sangat pintar, tapi aku sangat bodoh. Kukira aku benar-benar kejam, tapi aku sangat baik, seperti orang bodoh.” Ucap Kang Hee dengan wajah sedih lalu meninggalkan ruangan.
Tuan Lee memanggil Kang Hee tapi Kang Hee sudah bergegas pergi. Ia pun bertanya-tanya “Apa terjadi sesuatu kepadanya?” 


Kang Hee masuk ke ruangan melihat Won Jae sudah duduk disofa lalu mengeluh pada sek-nya yang membiarkan sembarang orang masuk. Won Jae tak percaya mendengarnya, Kang Hee langsung berteriak memanggil Nona Kim.
“Apa Secepat itu? Apa Aku sudah menjadi sembarang orang?” sindir Won Jae menahan Kang Hee pergi.
“Kau tahu, bukan? Kau tahu adikku mengencani adikmu, bukan?”kata Won Jae. Kang Hee mengeluh situasi semacam ini.
“ Apa kau pikir ini situasi menyebalkan ? Haruskah kita melanjutkannya? Jika kau mempertahankanku, aku akan tetap di sini.” Ucap Won Jae.
“Maafkan aku... Aku senang kau tidak egois, Pak Joo... Maafkan aku. Aku bisa tetap kuat, tapi adikku, Kang Woo, tidak bisa melakukan itu...” ucap Kang Hee. Won Jae pun keluar ruangan. Tiba-tiba Kang Hee keluar dan langsung memeluk Won Jae. Won Jae pun kaget.
“ Pak Joo. Aku suka... Aku menyukaimu lebih dari yang kukira...” akui Kang Hee sambil menangis.
“Aku tahu... Aku tahu... Kalau begitu, sudah cukup.”kata Won Jae mengerti.
Bersambung ke episode 32

 Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



1 komentar: