PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 17 Januari 2020

Sinopsis Love With The Flaws Episode 29

PS : All images credit and content copyright : MBC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Seo Yeon menahan tangan Kang Woo mengatakan tidak akan pulang dan akan tetap bersamanya. Kang Woo terlihat kaget. Seo Yeon mengajak Kan Woo agar bisa tetap bersama, Kang Woo menatap dalam Seo Yeon seperti ingin menenangkan dirinya.
“Seo Yeon... Aku tidak bisa menahan diri sekarang.” Ucap Kang Woo lalu menariknya masuk ke rumah.
Keduanya terlihat gugup dan tak bisa menatap,hanya saling berpegangan tangan. Kang Woo berkata “Mari..” Seo Yeon langsung berteriak “Kenapa? Apa?” Kang Woo kaget dan ingin tahu kenapa.
“Aku... Kau yang pertama bicara!” teriak Seo Yeon seperti mencoba menenangkan hatinya. Kang Woo membenarkan.
“Benar. Mari kita... Mari...” kata Kang Woo yang langsung disela oleh Seo Yeon harus ke toilet!
“Baik. Santai saja... Kau tidak perlu buru-buru.” Ucap Kang Woo dan mencoba menahan rasa gugupnya. 

Seo Yeon menenangkan diri agar tak gugup dan saat keluar melihat maja yang sudah disusun dengan lilin lalu lagu romantis. Kang Woo sedang berjongkok seperti memilih lagi. Seo Yeon pun bertanya sedang apa. Kang Woo kaget bertanya apakah ini terlalu norak. Seo Yeon hanya diam saja.
“Aku... Aku tidak tahu apa-apa.” Ucap Kang Woo. Seo Yeon terlihat bingung.
“Aku sebenarnya tidak tahu apa-apa. Aku tidak tahu apa-apa.” Akui Kang Woo.
“Ya, baiklah... Aku tahu semuanya. Jangan khawatir. Aku sangat tahu.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo seperti tak percaya mendengarnya.
“Ya, aku sangat tahu... Jadi, kau hanya perlu diam.” ucap Seo Yeon. Kang Woo menganguk mengerti.
Seo Yeon menatap Kang Woo dan langsung melepaskan bajunya. Kang Woo melotot kaget. Seo Yeon membuka lebar tanganya dan langsun memeluk erat Kang Woo. Kang Woo kaget tiba-tiba kepala Seo Yeon ada didadanya. Seo Yeon memeluk erat Kang Woo dan Kang Woo hanya bisa tersenyum. 


Won Jae berdiri dengan tatapan kosong, seperti sangat shock. Seo Joon melihat kakaknya bertanya apa yang dilakukan kakaknya. Won Jae hanya menunjuk kalau kamar Seo Yeo yang kosong. Seo Joon punbertanya Di mana Seo Yeon. Won Jae hanya bisa duduk lemas.
“Kenapa? Ada apa?” tanya Seo Joon bingung. Won Jae hanya mengeluarkan ponselnya tak mengubris ucapan adiknya.

“Hei, Mi Kyung... Maaf menelepon selarut ini. Pria bernama Lee Kang Woo ini. Apa Kau tahu alamat rumahnya?” tanya Won Jae dengan wajah lemas.
“Wah.. Luar biasa... Ayo.” Ucap Mi Kyung mengajak Hyun Soo pergi. Hyun So sedang makan bingung mau kemana.
“Memergoki Seo Yeon dan Kang Woo... Ini akan sangat menyenangkan!” kata Mi Kyung penuh semnagat. Hyun Soo meminta Mi Kyung agar perlahan. 


Seo Yeon dan Kang Woo terus berpelukan. Kang Woo mengaku Atidak tahu banyak dan bertanya sampai kapan mereka akan seperti ini dan mengusulkan untuk pindah sekarang. Seo Yeon terlihat bingung dan gugup. Kang Woo mengatakan untuk pergi Ke kamar. Seo Yeon menganguk mengerti.
“Aku akan mulai jalan.” Kata Kang Woo. Seo Yeon mengerti dan alat untuk pemutar musik terinjak dan lagu lain pun diputar. 

Hyun Soo, Won Jae dan Mi Kyung masuk rumah hanya bisa melonggo. Kang Woo dan Seo Yeon tersenyum sedang menari-nari sambil meminum wine. Kang Woo pikir Pertama, mari pemanasan. Seo Yeon pun setuju kalau  pemanasan selalu penting.
“Ayoo Menari! Menari semalaman!” ucap Kang Woo. Keduanya terlihat sangat bahagia.
“Aku mulai kepanasan!” kata Seo Yeon. Kang woo pun juga merasa sudah mulai panas. Kang Woo mengajak agar  Lebih semangat!
“Apa yang mereka lakukan?” ucap Mi Kyung. Hyun Soo pikir  Mungkin terlihat aneh, tapi percakapan mereka terdengar sangat mesum.
Won Jae menatap sinis, Kang Woo akhirnya tersadar dan kaget melihat kakak iparnya. Seo Yeon melihat tatapn Kang Woo pun panik melihat kakaknya yang datang. 

Kang Woo bertemu dengan kakak iparnya. Won Jae berkomentar kalau itu wine botol mahal. Kang Woo hanya diam saja. Won Jae menegaskan agar nenyerahlah sekarang jika Kang Woo hanya akan tampak menyedihkan.
“Bukan begitu.” Ucap Kang Woo. Won Jae mendengar Kang Woo  tahu soal kecelakaan orang tua mereka. Kang Woo membenarkan.
“Apa itu artinya semua sudah beres?” tanya Won Jae. Kang Woo membenarkan.
“Tapi terlepas dari semua itu, aku tidak bisa melupakannya. Maafkan aku karena bersikap kurang ajar dan egois.” Ucap Kang Woo. Won Jae mengerti lalu berjalan pergi.
“Kurasa dia tidak sekaku itu.” Ucap Won Jae berjalan dengan senyuman bahagia. 


Seo Yeon berjalan masuk rungan sambil mengeluh kakaknya yang begitu tega.  Won Jae marah pada adiknya yang kurang ajar. Seo Yeon pikir kenapa tak boleh bersikap seperti itu karean ingin bermalam dengan pria yang dicintai.
“Apa? Kenapa kau bilang begitu kepada kakakmu sendiri? Langkahi mayat kakak dahulu.” Ucap Won Jae.
“Jika itu mau Kakak.” Kata Seo Yeon mencari sesuatu untuk memukul kakaknya.
“Hei, hentikan. Apa pekerjaannya? Dia tampak kekanak-kanakan. Bagaimana bisa membeli rumah itu?” ucap Won Jae menahan tangan SeoYeon.
“Urus urusan Kakak sendiri. Setelah semua yang kulalui untuk pergi ke sana... Ini menyebalkan. Aku tidak punya privasi!” ucap Seo Yeon kesal
“Lihat sikapnya yang tidak tahu malu. Kau harus bersyukur karena kakak yang memergokimu! Bayangkan jika itu Won Seok!  Jika kau terus bersikap begini, kakak akan memberitahunya!” teriak Won Jae.
Seo Yeon berjalan masuk ke dalam kamarnya, lal mengucap syukur kalau Kecanggungan itu menyiksanya lalu memikirkan masalaha. 


Seo Yeon pun curhat ingin tahu apa masalahnya. Mi Kyung balik bertanya menurut Seo Yeon apa, lalu menyebutkan kalau Semuanya. Seo Yeon terlihat bingung.
“Seluruh penampilanmu dari kepala hingga kaki mengerikan. Astaga, aku bahkan tidak ingin membayangkan pakaian dalammu.” Kata Mi Kyung. Seo Yeon bingung Mi Kyung membahas Pakaian dalam
“Apa yang kau pakai semalam?” tanya Mi Kyung. Seo Yeon mengatakan  memakai yang biasanya dipakai.
“Coba kulihat.” Kata Mi Kyun mengintip dari atas bajunya lalu mengeluh kalau itu Kacau sekali.
“Aku yakin pakaian dalamnya juga kacau karena dia tidak siap.” Ucap Mi Kyung. Seo Yeon terlihat bingung.
“Hei, Apa kau masih tidak mengerti? Kang Woo adalah tipe orang yang selalu menyetrika kaus kakinya, apalagi... Lupakan saja... Tidak apa-apa.” Ucap Mi Kyung.
Seo Yeon mengintip pakaian dalamnya dari kaos lalu mengeluh temanya itu jangan konyol.

Kang Woo berlari diatas treadmeal terlihat sudah kelelahan. Hyun Soo melihat wajah temanya berpikir terjaga semalaman. Kang Woo terus saja berlari. Hyun Soo pikir  Wajar saja karena Kang Woo mungkin terlalu bersemangat. Kang Woo hanya diam saja.
“Hei, bangun... Bangun..” ucap Hyun Soo memukul wajah temanya. Kang Woo langsung tersadar dengan mata melotot.
“Maaf. Aku tidak berniat masuk semalam.” Ucap Hyun Soo. Kang Woo pikir tak masalah karena Tindakannya benar.
“Dia mungkin takut... Aku tidak mau dia merasa begitu. Bagus.” Ucap Kang Woo berhenti berlari dan langsung jatuh pingsan.
“Orang mungkin mengira aku memindahkan mayat. Dia tampak sangat pucat.” Keluh Hyun Soo menarik Kang Woo pergi

Seo Yeon mengambil plester di ruangan UKS, lalu teringat yang dikatakan Mi Kyung “Seluruh penampilanmu dari kepala hingga kaki mengerikan.”  Lalu melihat isi pakaian dalamnya. Saat itu Min Hyuk datang kaget melihat Seo Yeon dan langsung membalikan badan.
“Astaga... Kacau... Syukurlah dia tidak melihat ini.” Ucap Seo Yeon lalu melihat Min Hyuk dan langsung memanggilnya.
“Bagaimana perasaanmu? Kamu tampak tidak sehat kemarin.” Ucap Seo Yeon santai.
“Aku baik-baik saja. Untuk apa itu?” tanya Min Hyuk. Seo Yeon memberitahu salah satu plester muridnya terlepas.
“Aku menulis catatan... Tapi Di mana, ya? Aku menulis akan mengambil sekotak dan akan membawa yang baru besok.”ucap Seo Yeon bingung
“Tidak perlu... Kau boleh mengambil itu.” Kata Min Hyuk. Seo Ryon pikir Tapi tetap saja, ini semua bagian dari anggaran sekolah.
“Aku direktur utama. Jika kau terus bersikap begini, aku akan memberikan sekotak penuh.” Ucap Min Hyuk mengoda.
“Tidak. Ini lebih dari cukup... Terima kasih.” Ucap Seo Yeon bergegas pergi. 


Min Hyuk melihat sesuatu yang menempel dan langsung mengambilnya, Seo Yeon yang kaget langsung membalikan badan. Keduanya saling menatap dengan wajah sangat dekat dan terlihat gugup. Min Hyuk mengaku  kertas yang ada di punggungnya.  Seo Yeon menganguk mengerti dan langsung pergi.
“Kau harus berinisiatif.. Kenapa mundur seperti itu? Kau sangat menyedihkan.” Keluh Min Hyuk kesal. 

Keluarga Lee makan bersama tapi terlihat suasana tak enak. Tuan Lee memanggil istrinya dan ingin tahu Apa yang dipikirkan. Nyonya Oh mengkau sedang memikirkan Joo Seo Yeon. Tuan Lee panik istrinya menyebut nama Seo Yeon.
“Ada apa dengannya?” tanya Tuan Lee. Nyonya Oh mengaku ke sekolahnya tempo hari. Tuan Lee makin panik mendengarnya.
“Apa yang kau lihat...” ucap Tuan Lee dan Nyonya Han langsung memberi kode agar tak membahasnya.
“Jangan bilang kau melihat Min Hyuk.” Ucap Tuan Lee. Nyonya Oh bingung.  Nyonya Han mengeluh dengan anaknya.
“Jadi, kau ke sekolah. Dia tidak tampak kasar atau semacamnya. Para murid pun sepertinya menyukai dia.” Ucap Nyonya Oh
“Kukira kau membencinya. Ada apa denganmu?” komentar Nyonya Han.
“Lihat Kang Hee. Dia bersantai. Aku merasa mungkin lebih baik Kang Woo menikah muda jika sudah punya pacar.. Sial! Andai saja Kang Hee menikah, aku tidak akan berpikir seperti ini.” Kata Nyonya Oh kesal
“Tapi kenapa kau tiba-tiba marah kepadanya?” ucap Tuan Lee heran. Nyonya Oh masih saja tetap kesal. 


Kang Hee sedang minum sendiri seperti merasa ngilu sampai kepalanya sakit. Saat itu Won Jae datang bertanya apakah tidak sibuk, karena mereka bisa bertemu setelah pulang kerja. Kang Hee mengaku  ingin melihat wajah Won Jae di siang hari.
“Pacarku sangat tampan.” Puji Kang Hee. Won Jae seperti tak percaya mendengar kata “pacar” lalu tersenyum malu 

Keduanya akhirnya duduk bersebelahan dengan Kang Hee bersandar di bahu Won Jae seperti sangat manja. Ia pun meminta Won Jae agar mencerikan tentang adik-adiknya. Won Jae pun mengeluarkan foto adikny.
“Dia nomor kedua... Dia nomor ketiga. Dan ini si bungsu.” Ucap Won Jae menunjuk dua adiknya.
“Kalian tampak akur. Kenapa kau memotretnya saat adikmu tidur?” ucap Kang Hee heran.
“Dia tidak mau berfoto dengan kami. Dia merasa tidak mirip dengan kami. Itu menurutku.” Kata Won Jae sedih. Kang Hee hanya diam saja.
“Orang tuaku menikah lagi. Dia gadis yang perhatian, jadi, tidak pernah menyatakan hal seperti itu sebelumnya.” Akui Won Jae.
“Apa Kau mencemaskannya?” tanya Kang Hee. Won jae mengaku ini hanya pemikirannya.
“Saat seseorang mengatakan dia dan aku tidak mirip,maka aku menjadi kesal.” Ungkap Won Jae.
“Kau pasti sangat menyayangi adikmu. Maka, keadaan akan lebih rumit.” Ucap Kang Hee. 


Di rumah, Kang Woo kaget melihat kakaknya tiba-tiba sudah ada diruang tamu lalu bertanya alasanya datang. Kang Hee langsung menyuruh adiknya untuk putus. Kang Woo bingung. Kang Hee pikir sudah mengatakan sebelumnya.
“Kakak bisa memilih pria yang kakak nikahi, tapi kamu tidak.” Tegas ang Hee. Kang Woo tak mengerti maksud ucapan kakaknya.
“Putuskan dia.” Tegas Kang Hee. Kang Woo bertanya Apa para orang tua mengatakan sesuatu kepada Kakaknya.
“Kita sepakat akan saling mendukung.” Keluh Kang Woo. Kang Hee membenarkan kalau mereka sudah membuat kesepakatan,
“tapi kakak bisa mengganti kerugian emosional dan fisikmu dengan cara apa pun. Jadi, kau harus putus...” ucap Kang Hee yang langsung disela
“Bagaimana caranya? Kakak akan melakukan apa pun. Sebutkan saja. Bisakah Kakak mengembalikan orang yang sudah mati?” ucap Kang Woo. Kang Hee terdiam dan kaget.
“Aku akan mati jika tidak bersamanya.”tegas Kang Woo. Kang Hee  mengerti Kang Woo mencintainya, tapi itu agak berlebihan.
“Tidak, itu yang kurasakan. Seo Yeon dan aku. Itu saja.” Ucap KangWoo. Kang Hee tak percaya adiknya itu memang sesederhana ini.
“Aku menyukainya. Tidak ada yang rumit dari itu. Aku tidak mau kehilangan dia karena hanya memikirkannya. Tidak akan.” Tegas Kang Woo. 


Di ruangan kelas. Tiga anak remaja mulai melakukan B-boy. Seo Joon yang melihat semuanya masih kaku mencoba memperlihatkan keahlihanya, tapi saat berputar malah membuat lenganya terkilir dan langsung menjerik kesakitan.
“Diam, Berandal... Ayolah. Kamu tidak akan mati karena bahumu keseleo. Itu tidak penting.” Ucap Seo Yeon membawa adiknya dengan Min Hyuk.
“Sudah kubilang, sakit... Ini Sakit sekali.” jerit Seo Joon. Seo Yeon akhirnya meminta maaf karena Mungkin menyakitkan.
“Pak Lee, bagaimana jika aku tidak bisa menari lagi?” tanya Seo Joon.  Min Hyuk menegaskan Seo Joon akan baik-baik saja.
“Bapak yakin, bukan?” kata Seo Joon memastikan. Min Hyuk memberitahu kalau tidak berbohong untuk menenangkannya.
“Berjanjilah kepadaku. Berjanjilah.” Kata Seo Joon menjulurkan kelingkingnya. Seo Yeon langsung memukul adiknya yang tak tahu sopan santun.
“Jangan khawatir. Aku tidak bisa berbohong.” Ucap Min Hyuk. Seo Joon terus mengeluh dan berteriak kalau ini Sakit sekali.

Ketiganya akhirnya sampai rumah sakit. Seo Yeon menyuruh adiknya pergi sendiri dan akan menunggu diluar. Seo Joon mengeluh meminta agar ditemani. Seo Yeon pikir Seo Joon  hanya dirontgen jaditidak membutuhkan dirinya.
“Aku takut... Tunggu aku di pintu.” Ucap Seo Joon. Seo Yeon mengeluh kalau adiknya pengecut padahal besar.
Akhirnya di depan ruangan, Seo Yeon mengucapkan terimakasih pada Min Hyuk karena tahu sibuk jadibisa pergi. Min Hyuk mengaku tidak sibuk jadi akan menunggu sampai Seo Joon selesai.
“Tidak. Aku akan merasa bersalah.” Ucap Seo Yeon. Min Hyuk pikir  Jangan begitu, karena Seo Joon murid di SMA Shinhwa.
“Dan dia terluka di sekolah.” Ucap Min Hyuk. Seo Joon pikir Min Hyuk bertanggung jawab atas murid-muridnya.
Pak Lee, pastikan Bapak menungguku.” Kata Seo Joon. Seo Yeon mengeluh kalau ada anjing mencuri sopan santun adiknya.
“Kakak akan menyuruhku naik bus untuk menghemat ongkos taksi. Jadi Bapak harus menungguku.” Ucap Seo Joon. Seo Yoon langsung menarik adiknya pergi. 


“Bau rumah sakit sama di mana-mana.” Ucap  Min Hyuk melihat sekeliling lalu dikagetkan dengan seorang dokter yang menabraknya.
Min Hyuk langsung membungkuk meminta maaf lalu seperti melihat dirinya yang sedang memakai jas dokter berjalan dilorong.
Flash Back
Min Hyuk sedang berjalan dan tiba-tiba seorang wanita keluar ruangan dan berbicara padanya. Si Wanita memohon , Min Hyuk pikir sudah mengatakan semuanya dan Tidak ada lagi yang bisa dikatakan.
“Aku tidak bisa melepaskan Saet Byul tanpa memberinya alasan yang jelas. Kumohon... Katakan saja satu kata. Kau melihat semuanya di sana. Tolong katakan.” Pinta Si wanita. Min Hyuk hanya bisa diam saja.
“Kumohon. Katakanlah... Tolong katakan Profesor melakukan kesalahan. Dokter, tolong katakan itu untuk kami.. Kumohon. Kamu harus jujur demi putriku... Kumohon. Satu kata saja.” Ucap Si wanita terus menangis.
Min Hyuk melihat seniornya yang berdiri menatapnya, keduanya hanya bisa diam saja. 


Akhirnya Min Hyuk pergi ke toilet dengan wajah kebingungan.  Seniornya datang memberitahu ini sudah berakhir dan Jangan memperumit keadaan demi rasa keadilannya. Min Hyuk pikir Ini bukan rasa keadilan tapi Itulah kebenarannya.
“Kau membuat kesalahan, Pak.” Kata Min Hyuk. Seniornya pun ingin tahu memang kenapa.
“Kau juga... Kau berbohong untuk menutupi kesalahanku. Kau pikir melakukan itu adalah kesalahan. Sebagai cucu pimpinan Shinhwa Food, kau mungkin tidak peduli soal mempertahankan pekerjaan.” Ucap Seniornya. 
“Tapi bagaimana dengan kolega senior dan juniormu? Jika kau mengeksposku, apa yang akan terjadi kepada para dokter yang berbohong?.. Benar. Sekali ini saja. Mari kita lupakan ini sekali saja.” Kata  Si Seniornya memohon. Min Hyuk hanya bisa diam saja. 

Min Hyuk mengingat kejadian buruknya tiba-tiba dikagetkan dengan Seo Yeon yang datang memberikan susu pisang. Seo Yeon pikir Min Hyuk yang tampak membutuhkan sesuatu yang manis. Keduanya akhirnya minum susu bersama.
“Kenapa kau terus makan makanan manis?” tanya Seo Yeon. Min Hyuk menjawab Karena menginginkan kasih sayang.
“Kau tidak mau menjawabnya, kan?” ucap Seo Yeon. Min Hyuk membenarkan.
“Kau sungguh tidak bisa berbohong. Apa kau akan tersinggung jika aku menanyakan alasannya?” ucap Seo Yeon. Min Hyuk membenarkan.
“Sepertinya kau ingin bertanya.” Kata Min Hyuk. Seo Yeon balik bertanya. Apakah terlihat jelas
“Kurasa kita tidak bisa banyak berbohong. Dalam hidup, saat mengatakan kebohongan besar, maka kita tidak bisa berbohong lagi.” Ungkap Min Hyuk.
“Apa Kau baik-baik saja? Sepertinya kau sedang kesulitan.” Kata Seo Yeon.
“Kenapa kau terus mengkhawatirkanku? Itu membuat jantungku berdebar.” Kata Min Hyuk. Seo Yeon hanya bisa terdiam.
Saat itu bunyi telp menyadarkan Seo Yeon,  Seo Joon ingin tahu keberadaan kakanya karena sudah selesai.


Akhirnya Min Hyuk mengantar keduanya pulang. Seo Yeon langsung menyuruh adiknya untuk berterimakasih pada Min Hyuk. Seo Joon heran Min Hyuk yang bisa tahu rumah mereka. Min Hyuk mengaku sudah beberapa kali kemari.
“Kenapa?” tanya Seo Joon. Min Hyuk menjawab untuk menemui Bu Joo.
“Apa ini? Apa Bapak juga menyukai kakakku?” ucap Seo Joon. Seo Yeon langsung mengumpat kesal pada adiknya dan memukulnya.
“Aku seorang pasien... Sakit.” Keluh Seo Joon. Saat itu Min Hyuk langsung mengatakan kalau menyukai Seo Yeon.
“Kakak... Bukankah Kakak mengencani mantan dirut yang menganggur? Kakak bahkan bermalam di luar...” ucap Seo Joon yang langsung disela
“Kau Masuklah” ucap Seo Yeon langsung mendorong Seo Joon masuk saja.
“Hentikan... Aku tidak mengira Kakak begitu. Kakak membuat kekacauan! Mengerti?” kata Seo Joon mengeluh adiknya terus mencoba menendanganya.
“Hati-hati selama beberapa hari.” Kata Min Hyuk. Seo Yeon bingung. Min Hyuk menjelaskan yang dimaksud bahu Seo Joon.
“Terima kasih.” Ucap Seo Yeon. Min Hyuk pun pamit. Seo Yeon pikir Min Hyuk tak mendengarnya tadi dan langsung mengumpat akan menghajar dia. 


Min Hyuk datang ke rumah Kang Woo dan langsung bertanya “Kenapa harus kau? Kenapa kau di antara orang lain?” Kang Woo pikir Min Hyuk  pasti menganggapny lelucon dan ingin memulai pertengkaran lagi.
“Jika orang lain, maka aku pasti akan membunuhnya sebelum memulai.” Ucap Min Hyuk. Kang Woo bingung.
“Tapi malah kau.” Ucap Min Hyuk. Kang Woo bingung dan menanyakan keadanya apakah baik-baik saja
“Aku tidak baik-baik saja, jadi, jangan sentuh aku.” Ucap Min Hyuk akan keluar tapi Kang Woo menahanya.
“Jangan macam-macam denganku hari ini.” Ucap Min Hyuk menepis tanganya. Kang Woo tetap menahanya.
“Kubilang jangan cari masalah.” Ucap Min Hyuk. Kang Woo terus menahanya.
“Apa kau gila? Sudah kubilang, berhenti menggangguku.” Kata Min Hyuk marah
“Maafkan aku.” Kata Kang Woo. Min Hyuk bingung. Kang Woo meminta maaf lagi. Min Hyuk ingin tahu untuk apa.
“Karena aku tidak bisa menjadi kakak bagimu. Aku tidak pernah menjadi kakak yang baik. Maafkan aku.” Ucap Kang Woo.
Min Hyuk melihat sikap Kang Woo merasa membuatnya makin gila dan akhirnya memilih pergi. 



Kang Woo pergi menemui Dokter Kim lagi dan bertanya Apa artinya menjadi saudara? Dan Menurut Dokter Kimm adiknya akan memaafkannya juga. Dokter Kim bertanya apakah Kang Woo melakukan kesalahan.
Kang Woo menceritakan kala Min Hyuk  jauh lebih pintar dan berbakat daripada dirinya jadi berpikir akan baik-baik saja sendirian.
“Aku tidak bermaksud begitu. Tapi aku hanya membuat alasan. Aku tidak pantas menjadi kakaknya.” Cerita Kang Woo. Tiba-tiba Dokter Kim sudah menangis.

“Aku juga tidak berniat melakukan ini... Mereka bilang dia sudah meninggal, dan tidak ada kemungkinan dia bisa selamat.” Ucap Dokter Kim terus menangis. Kang Woo bingung langsung menenangkanya.
“Maafkan aku, Dong Goo! Maafkan aku... Astaga, Dong Goo. Kau pasti sangat membenciku selama bertahun-tahun ini.... Dong Goo!” jerit Dokter Kim menangis dipelukan Kang Woo.
“Tunggu, Dokter Kim. Bukankah itu namamu?” ucap Kang Woo bingung. Dokter Kim mengaku Bukan.
“Aku Kim Bang Goo.” kata Dokter Kim. Kang Woo bingung mendengar nama Kim Bang Goo.
“Tidak, kau Dong Goo.” ucap Kang Woo melihat nama di penghargaan. Dokter Kim tersadar langsung melepaskan pelukan Kang Woo.
“Aku sempat bingung. Nama kakakku Bang Goo. Dan aku Dong Goo. Jadi, tadi kita sampai mana? Mari kita mulai lagi.” Ucap Dokter Kim mencoba untuk tenang. Kang Woo pun terlihat tak curiga.
Bersambung ke "Episode 30"


 Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar