PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 03 Januari 2020

Sinopsis Love With The Flaws Episode 23

PS : All images credit and content copyright : MBC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

“Apa Kau pacar Kang Woo?” tanya Nyonya Oh pura-pura tak tahu. Kang Woo dengan sangat yakin mengaku kalau Seo Yeon adalah pacarnya. Seo Yeon terlihat gugup memperingati Kang Woo.
“Kenapa? Memang benar. Kau kekasihku.” Kata Kang Woo. Nyonya Oh pun menyapa Seo Yeon mengaku senang bertemu dengannya.
“Aku ibunya Kang Woo.”ucap Nyonya Oh dan Seo Yeon pun menyapa dengan nada canggung memperkenalkan dirinya.
“Astaga, kamu cantik sekali.” puji Nyonya Oh. Seo Yeon pun hanya bisa tersenyum. Kang Woo memincingkan matanya.
“Aku penasaran kenapa dia seperti ini. Ibulah alasan Seo Yeon ketakutan.” Kata Kang Woo menebak.
Nyonya Oh mengaku bukan seperti itu. Kang Woo memastikan kalau Seo Yeon tak bertemu dengan ibunya. Seo Yeon mengaku tidak. Ibunya pun mengeluh dengan sikap Kang Woo karena tak ada gunanya bertemu Seo  Yeon dengan memastikan kalau ini kali pertama mereka bertemu.
“Ya, ini kali pertamaku melihat Anda.” Ucap Seo Yeon menyakinkan. Kang Woo mengeluh keduanya itu Pembohong. Seo Yeon menyakinkan kalau ucapanya benar.
“Kalian bertemu di pasaraya saat kau bersama Min Hyuk.” Ucap Kang Woo
“Ya, maksudku adalah, ini kali pertamaku melihatnya sebagai ibumu. “ kata Seo Yeon mencoba mencari alasan.
“Ini luar biasa. Seo Yeon hampir putus denganku. Dia bilang aku terlalu berbeda karena aku cucu pemilik Shinhwa Food.” Kata Kang Woo.
Nyonya Oh terlihat kaget, Kang Woo pun langsung bertanya pada ibunya apakah ia boleh mengencani Seo Yeon dan mengaku kalau Ibunya tidak sekaku yang dipikirkan. Nyonya Oh langsung menyetujui dan mengaku tak masalah dengan hal itu. Seo Yeon melonggo kaget.
“Jangan khawatir... Semua baik-baik saja selama kamu sehat. Tidak ada hal lain yang penting.” Ucap Nyonya Oh. Seo Yeon pun mengucapkan Terima kasih.



Akhirnya Nyonya Oh pergi. Seo Yeon mengeluh dengan sikap kang Woo yang menempatkannya di situasi canggung ini. Kang Woo mengeluh juga kalau Seo Yeon yang marah kepadanya karena harusnya ia yang bingung. Seo Yeon ingin bicara tapi di hentikan oleh Kang Woo.
“Cukup untuk hari ini. Aku tidak mau mendengarnya lagi... Pulanglah.” Kata Kang Woo. 

Seo Yeon akhirnya berjalan keluar rumah dan melihat ada lampu mobil yang memberikan tanda. Ternyata Nyonya Oh menunggungnya, Mereka pun bertemu dicafe. Nyonya Oh mengeluh kalau tidak tahu Seo Yeon itu membicarakan dirinya di belakangnya
“Aku tidak melakukan itu. Anda tidak perlu khawatir. Sesuai ucapan Anda, aku akan putus dengannya.” Kata Seo Yeon
“Apa kau bodoh? Jika kau putus dengannya saat ini, dia akan menyalahkanku. Apa Kau tidak lihat reaksinya?” kata Nyonya Oh kesal
“Aku bisa membuatnya mengerti.” Kata Seo Yeon menyakinkan. Nyonya Oh menegaskan kalau Seo Yeon tidak boleh putus dengannya. Seo Yeon kaget mendengarnya.
“Jangan sekarang. Apa Kau ingin membuatnya membenciku?” kata Nyonya Oh panik
“Tapi aku sudah memutuskan untuk putus dengannya.” Ucap Seo Yeon.Nyonya Oh pikir Seo Yeon itu sangat bebal.
“Berpacaranlah sedikit lebih lama, lalu akhiri semuanya... Tapi Tunggu. Ada apa dengan putraku? Maksudku... Kenapa kau ingin putus dengannya? Sudah jelas dia tergila-gila kepadamu. Kenapa kau bersikap seperti ini?” kata Nyonya Oh akhirnya marah
“Begini... Seperti kata Anda, aku bukan tandingan bagi keluarga Shinhwa Food.” Ucap Seo Yeon
“Biar keluarga kami yang memutuskan itu. Jadi, teruslah pacari dia.” Kata Nyonya Oh.
Seo Yeon ingin bicara, tapi Nyonya Oh tak mau mendengar menyuruh Seo Yeon agar melakukan saja lalu memberitahu  Kang Woo anak yang baik bahakn mungkin tampak dingin, tapi sebenarnya sangat baik. Seo Yeon pun mengaku sudah tahu.
“Baiklah. Sudah diputuskan... Lantas, aku akan maklum dan teruslah pacari dia... Biar aku yang bayar.” Ucap Nyonya Oh lalu bergegas pergi. Seo Yeon tak bisa berkata-kata 



Min Kyung merasakan ada sesuatu yang aneh dan mencari-cari sesuatu dilantai atas. Joo Hee datang melihat Min Kyung lalu memanggilnya. Min Kyung kaget tapi bisa bernafas lega ternyata Joo Hee yang datang.  Joo Hee bertanya apa yang dilakukan.
“Apa Kau pernah melihat tas Jang Mi yang sebesar ini? Aku yakin pernah melihatnya di suatu tempat. Apa Kau pernah menemukan hal aneh tentang dia? Pernah, bukan?” ucap Min Kyung yakin.
“Tidak juga... Aku melihat uang di tas itu.” Kata Joo Hee. Min Kyun ingin tahu seberapa banyak uangnya.
“Itu penuh dengan pecahan 50 dolar.” Kata Joo Hee. Min Kyung pun merasakan sesuatu hal yang aneh. 

Min Kyung baru saja akan pulang dan melihat Seo Yeon baru datang langsung berteriak memanggilnya dan bertanya  Dari mana saja seharian. Seo Yeon gugup mengaku kalau hanya... Min Kyung bisa menebak Seo Yeon itu menemui Kang Woo. Seo Yeon membenarkan.
“Apa kau tipe orang yang melupakan teman demi seorang pria?” keluh Min Kyung kesal. Seo Yeon mengaku Bukan begitu.
“Terserah. Aku akan merajuk. Aku akan mengawasimu.” Ucap Min Kyung berjalan keluar.
“Apa kau mau kuantar pulang?” kata Seo Yeon. Min Kyung dengan ketus menjawab tidak lalu berjalan keluar.
“Dia yang lama akan mengantarku meski aku menolaknya. Aku membencimu, Kang Woo!” keluh Min Kyung kesal melihat sikap Seo Yeon yang berubah. 

Kang Woo sedang mengambar pola, lalu tiba-tiba mulai bicara sendiri seperti sangat kesal dengan sikap Seo Yeon.
“Apa semudah itu melepaskanku? Bagaimana? Bagaimana mungkin? Teganya kau melakukan itu? Omong-omong, bagaimana Ibu bisa tahu?” ucap Kang Woo memikirkanya.
Ia Teringat dengan yang dikatakan Min Hyuk  “Jadi, kau benar-benar tidak tahu. Kau tidak tahu meski orang di sebelahmu menderita atau nyaris mati” lalu menduga seseorang yang memberitahukanya. 

Seo Yeoon seperti sangat frustasi membenturkan kepalanya di dinding, Won Seok pulng melihat kakaknya mengeluarkan bajunya dan bertanya apa yang dilakukanya. Won Jae mengeluh kalau dirinya bisa hidup seperti ini bahkan tidak membayar sepeser pun untuk semua ini.
“Kenapa kakak hidup seperti ini? Kamu seharusnya menghentikan kakak dan menyuruhku sadar.” Ucap Won Jae melihat baju-baju bagus dan merek. Won Seok heran dengan sikap kakaknya.
“Akan kakak buang semuanya... Kakak akan membuang semua yang tidak kakak beli... Tapi Ini edisi terbatas. Haruskah kakak jual saja? Kakak juga suka memakainya. Yang ini sayang jika dibuang.” Ucap Won Jae seperti galau. Akhirnya Won Seok memilih untuk pergi saja.

Won Seok memikirkan tentang Ho Dol teringat saat menungu dirumah bertanya pada adiknya apakah tak ada les lagi hari ini. Seo Joon mengaku Ho Dol mengiriminya pesan kalau tak bisa mengajar. Setelah itu Tuan Park datang ke bar dengan memperlihatkan video.
“Si bodoh ini terungkap homoseksual dan itu sangat merugikannya.” Kata Tuan Park. Won Seok seperti memikiran alasan Ho Dol ta datang karena malu. 

Seo Yeon mencoba menelp Kang Woo tap ponselnya tak diangkat. Min Hyuk masuk ruangan melihat Kang Woo sudah ada diruanganya lalu menyindir kalau Tempo hari ada di depan sekolah, dan sekarang di ruanganya. Kang Woo langsung menuduh Min Hyuk itu orangnya.
“Apa Kau memberi tahu keluargaku tentang Seo Yeon?” ucap Kang Woo
“Dia bertanya lebih dahulu. Kau tahu aku tidak bisa berbohong.” Ucap Min Hyuk.  Kang Woo menyindir kalau itu Alasan yang bagus.
“Itu memang sudah ditakdirkan terjadi. Dia akan tahu cepat atau lambat.” Kata Min Hyuk.
“Hei... Kau mulai membuatku jijik.” Kata Kang Woo. Min Hyuk mengaku akan menjadi lebih menjijikkan.
“Tidak ada gunanya bersikap baik. Menjadi pria dan anak yang baik tidak menguntungkanku sedikit pun. Kau paham benar itu.” Kata Min Hyuk.
“Apa Paman sering meneleponmu?” tanya Kang Woo seperti mengkhawatirkan sepupunya.
“Apa Kau tiba-tiba bersikap seperti seorang kakak? Pilihlah satu peran saja. Kamu membuatku bingung. Jika sudah selesai, pergilah. Aku agak sibuk.” Ucap Min Hyuk sinis
“Jangan berharap. Aku tidak akan pernah jatuh. Bekerjalah sekarang.” Kata Kang Woo memperingati lalu keluar ruangan. 


Seo Yeon sedang membereskan bukunya, lalu mendengar Wakepsek dan guru mengeluh karena Kang Woo terus datang ke sekolah karena Sangat menegangkan. Mi Kyung baru masuk menyapa temanya, tap Seo Yeon sudah bergegas pergi dan tak mengubrisnya.
Mi Kyung hanya bisa melonggo melihat tingkah temanya. Seo Yeon eluar mencoba mencari Kang Woo tapi sudah tak ada, saat akan menelp pun tak diangkat. Sementara Jang Mi sudah memoles wajahnya dengan make up agar terlihat tua.
“Aku akan melindungimu, Seo Yeon.”ucap Jang Mi seperti siap membalas dendam pada Kang Woo. 

Kang Hee sedang berkerja, tiba-tiba teringat dengan yang dikatakan Won Jae “Apa Kau merasa sesak di ruanganmu juga?” saat itu Sek menelp memberitahu orang Baekga datang untuk menemuinya. Jang Hee mengingat –ingat tentang Perusahaan Baekga
Ia teringat saat di kantor polisi pria yang bernama “Baek Gook Hwa.”  Lalu bertanya-tanya Kenapa dia ada di kantornya lalu menyuruhnya masuk. Saat pintu terbuka, Jang Mi masuk dengan nada sinis memberitahu kalau Baek Jang Mi dengan gaya angkuh. Jang Hee hanya menatapnya. 

Jang Mi duduk dengan melipat kakinya agar terlihat seperti orang kaya yang arrogant, lalu memastikan kalau Kang Woo itu adalah adiknya. A lelu menegaskan kalau Adiknya tidak cocok dengan Seo Yeon arena Seo Yeon terlalu baik untuknya.
“Jadi, suruh adikmu melepaskan Seo Yeon.” Ucap Jang Mi. Kang Hee ingin bicara tapi Jang Mi kembali bicara.
“Jika kau membiarkannya, maka aku meminta ayahku untuk berhenti berbisnis dengan Shinhwa Food.” Ucap Jang Mi mengancam
“Baekga itu perusahaan bagus. Memang benar kami rekan bisnis. Hanya karena kau menghentikan bisnis, itu tidak akan terlalu memengaruhi perusahaan kami. Justru sebaliknya. Jika kita hentikan bisnis, akan sulit bagi Perusahaan Baekga. Apa Kau bisa mengatasinya?” kata Kang Hee.
Jang Mi melonggo kaget mendengarnya,  Jang Hee pikir mereka itu pernah bertemu apakah Jang Mi tak mengingatnya. Jang Mi terdiam lalu teringat saat ibunya memukul di toilet menganggap anak yang tak berguna, saat itu Kang Hee menyelamatkanya.
“Teganya kamu memukuli anakmu sendiri.” Ucap Kang Hee marah menahan tangan ibu Jang Mi
“Dia agak pendek. Kau pasti bisa mengatasinya. Seharusnya kau balas memukulnya.” Ucap Kang Hee pada Jang Mi agar berani melawan.
“Tidak peduli seberapa baik dirimu, kau tidak bisa membiarkan adikmu mengencani Seo Yeon. Mereka tidak boleh berkencan!” Ucap Jang Mi malu dan bergegas pergi. Kang Hee mencoba memanggilnya tapi Jang Mi sudah pergi dengan cepat.
“Astaga.. Kang Woo pasti mengencani seseorang yang cukup mengesankan.” Kata Kang Hee 



Seo Yeon pergi ke UKS menyemportkan alat pereda sakit di kakinya, saat itu Min Hyuk masuk panik melihat Seo Yeon berpikir kakinya terluka. Seo Yeon langsung menurunkan kakinya mengaku tak apa-apa. Min Hyuk langsun melihat keadaan kaki Seo Yeon.
“Jangan bergerak... Aku tidak punya motif tersembunyi untuk pasien... Apakah ini sakit?” kata Min Hyuk. Seo Yeon membenarkan.
“Aku jatuh di depan para siswa. Memalukan sekali. Terima kasih.” Ucap Seo Yeon akhirnya dengan kaki yan diberi perban.
“Apa kau teralihkan? Apa karena Kang Woo? Karena itu kau terluka, bukan?” ucap Min Hyuk menebak.
“Tidak, aku hanya...” ucap Seo Yeon dan Min Hyuk memberitahu Tadi Kang Woo datang.
“Aku ketahuan. Aku memberi tahu ibunya tentangmu. Aku memberitahunya tentang Kang Woo dan kau.”Akui Min Hyuk. Seo Yeon kaget mendengarnya.
“Aku serius saat bilang aku tidak akan menghalangi kalian. Tapi saat ada kesempatan, aku akhirnya malah mengganggu kalian. Kau kecewa, bukan?” ucap Min Hyuk.
“Ya, sedikit.... Pak Lee yang kukenal tidak akan melakukan hal seperti itu. Ini aneh.” Kata Seo Yeon dengan mata berkaca-kaca
“Kau baru saja mulai melihat diriku yang sebenarnya. Sudah kubilang aku bukan orang baik. Tapi... Kenapa kau mempertimbangkan kembali untuk berpacaran dengan Kang Woo?” kata Min Hyuk. Seo Yeon hanya diam saja.
“Kenapa kunjungan ibunya penting bagimu? Apa Kang Woo sepenting itu bagimu?” tanya Min Hyuk. Seo Yeon dengan ketus menjawab Itu bukan urusan Min Hyuk lalu berjalan pergi.
“Apa aku punya kesempatan?” kata Min Hyuk ragu. 



Ho Dol berjalan di kampus dengan wajah tertunduk dan juga memakai topi seperti sangat takut ada orang yan menatapnya. Saat itu Won Seok tiba-tiba datang berkomentar Ho Dol yang sangat kurus. Ho Dol kaget dan hanya bisa terunduk.  
“Tapi dari awal kau memang kurus.”ucap Won Seok memegang wajah Ho Dol. Ho Dol bertanya kenapa Won Seok ada dikampusnya.
“Kenapa kau bersikeras untuk masuk kelas? Mengambil libur beberapa hari tidak akan membunuhmu. Orang-orang tidak akan selama itu mengurus masalah orang lain. Jadi, bertahanlah sampai...” ucap Won Seok yang langsung disela oleh Ho Dol
“Jika aku bolos sehari, maka kerja keras orang tuaku selama sepekan akan sia-sia. Mereka bertani siang dan malam untuk membayar biaya kuliahku. Aku tidak akan bolos kelas karena hal seperti ini.” Kata Ho Dol
“Tapi kata-katamu tidak sesuai dengan tindakanmu. Kau tidak datang untuk sesi bimbingan.” Sindir Won Seok. Ho Dol terlihat gugup menjelaskanya.
“Kau juga membuatnya terdengar itu bukan masalah besar.”ejek Won Seok melihat Ho Dol yan memakai topi untuk menutupi wajahnya.
“Aku tidak memakai tabir surya. Lalu kenapa?”ucap Ho Dol lalu bergegas pergi. 


Ho Dol masuk kelas seperti dijauhi oleh temanya, mereka mengejek Ho Dol yang datang ke kelas. Saat itu Won Seok masuk ruangan, semua bertanya-tanya siapa pria itu. Si pria yan menyukai Won Seok kaget melihatnya datang. Won Seok langsung duduk disamping Ho Dol.
Si pria makin kaget meihat sikap Won Seok. Won Seok langsung memeluk Ho Dol. Semua langsung memberikan suara riuh merasak tak percaya alau mereka pasti homoseksual.
“Apa itu pacarnya? Sulit dipercaya.” Ucap Teman-teman Ho Dol mengejek.
“Hentikan... Anda juga akan menderita.” Kata Ho Dol panik. Won Seok mengeluh dipanggil "Anda"
“Jangan menjadi orang asing. Mereka menatap kita karena aku tampan.” Kata Won Seok makin memeluk erat Ho Dol
“Jangan berlebihan.” Ucap Ho Dol. Won Seok pun tak sadar kalausudah  berlebihan dan berusha membuat nyaman.
Ho Dol akhirnya berani membuka topinya dan terlihat sudah sangat santai, Won Seok pun merapihkan rambut Ho Dol yang berantakan. Semantara si pria terlihat menahan amarah. 


Semua teman Ho Dol membahas pria itu memeluk Ho Dol dan cara pria itu menatap Ho Dol, bahkan menata rambut Ho Dol. Mereka pikir kalau kalau Dunia ini sudah gila karena seorang pria bisa melakukan itu. Saat itu mobil Won Seok datang dan langsung menarik si pria.
“Lepaskan aku.” Teriak si pria. Won Seok bertanya apakah harus melakukan disini. Semua teman pria bingung melihat Won Seok yang mendekati temanya. 

Akhirnya Won Seok menarik si pria ke tempat yang sepi, saat ingin menyentuh dengan jarinya seperti jijik akhirnya mengunakan ponselnya untuk menahan kepala si pria lalu memperingatakan agar Jangan menindas Ho Dol.
“Kenapa tidak boleh? Apa arti dia bagimu?” kata Si pria. Won Seok menjawab tidak ada.
“Tapi jika kau terus merundungnya, maka aku akan merasa sangat marah.” Tegas Won Seok lalu berjalan pergi.
“Kenapa? Kenapa dia, bukan aku? Apa bagusnya dia dibandingkan aku?” kata si pria.
“Kau mudah marah. Kau harus menemui seseorang yang menyukai temperamen burukmu dan menganggapnya istimewa. Aku bukan orang itu.” Ucap Won Seok lalu berjalan pergi. 

Di layar interkom terlihat Seo Yeon yang menekan bel rumah Kang Woo tapi tak ada yang membuka pintu. Ia pun bertanya kemana perginya Kang Woo bahkan tidak menjawab teleponnya hari ini.
Sementara Kang Woo sedang ada didalam rumah dalam gelapan dengan menatap si kentang yang sudah sangat tinggi. Ia seperti tak ingin bertemu Seo Yeon karena tak ingin putus. 

Mi Kyung menunggu di rumah dan langsung menembak Jang Mi seperti orang polisi yang menangkap pelaku. Ia bertanya siapa sebenarnya Jang Mi. Jang Mi menatap Mi Kyung dengan mata berkaca-kaca seperti butuh pertolongan.
“Aku tidak akan terjebak dengan air matamu” kata Mi Kyung. Jang Mi bingung apa yang akan dilakukan Seo Yeon. 

Mi Kyung keluar rumah dari rumah, Seo Yeon melihat Mi Kyung langsung memanggilnya. Mi Kyung langsung bertanya “Siapa kau? Kenapa kau memanggil namaku?” Seo Yeon bingung dengan sikap temanya lalu meminta maaf karena habis berkencan dengan Kang Woo.
“Begitukah? Apa Kau berkencan dengannya?” sindir Mi Kyung. Seo Yeon gugup lalu membenarkan.
“Dasar anak nakal! Apa kita berteman? Kenapa aku harus mendengar tentangmu dari Jang Mi?” ucap Mi Kyung menangis karena kesal sambil meninju dengan kepalanya.  


Seo Yeon pun pergi ke rumah temanya mengaku ingin memberitahu ratusan dan ribuan kali. Mi Kyung pun ingin tahu lalu kenapa tidak melakukannya. Seo Yeon tahu tahu karena Mi Kyung  akan lebih sedih daripadanya. Mi Kyung pikir Seo Yeon bisa tahu.
“Tapi... Itu bukan karena Kang Woo. Jadi, jangan berpikir macam-macam. Kau menyukainya.” Ucap Mi Kyung
“Aku tidak percaya diri. Setiap kali melihatnya, aku terus bertanya-tanya, "Bagaimana jika aku tidak meminta orang tuaku keluar malam itu? Bagaimana jika aku tidak menolaknya saat dia mengajakku berkencan?" Kurasa aku tidak bisa berhenti memikirkan itu.” Kata Seo Yeon
“Aku takut akhirnya akan berpikir, "Bagaimana jika Kang Woo tidak mengajakku berkencan pada saat itu?" Aku takut akan menyalahkannya atas perasaan bersalahku. Aku tidak bisa terus menemuinya dengan semua pemikiran ini. Aku tidak bisa melakukan itu kepadanya.” Ungkap Seo Yeon
“Tidak bisakah kau jujur saja kepadanya?” saran Mi Kyung. Seo Yeon pikir tidak bisa.  Mi Kyung ingin tahu alasanya.
“Kang Woo tidak akan mengerti jika kau putus tanpa memberitahunya. Kau sudah tahu latar belakangnya saat mulai mengencaninya.”ucap Mi Kyung
“ Lebih baik aku menjadi wanita gila untuk mengakhiri ini.” Kata Seo Yeon. Mi Kyung setuju
“Kenapa kau harus melakukan itu? Berkata jujur mungkin cara terbaik.” Ucap Mi Kyung.
“Jika Kang Woo tahu, maka dia akan merasa bersalah padahal tidak melakukan kesalahan. Dia akan merasa bersalah. Kang Woo anak yang baik, dia pasti akan begitu. Lebih baik dia membenci dan mengutukku daripada aku membiarkannya merasa bersalah.” Kata Seo Yeon
“Dia bisa bilang, "Seo Yeon bedebah. Seharusnya aku tidak memacarinya." Kang Woo tidak boleh tahu apa pun. Selamanya.” Ucap Seo Yeon
“Sulit dipercaya kamu malah mencemaskannya saat ini. Khawatirkan dirimu sendiri, Bodoh.” Ucap Mi Kyun memeluk temanya. 



Di ruangan Dokter Kim, Kang Woo duduk dengan tatapan kosong. Dokter Kim membahas masalah Kang Woo yang sebelumnya bilang Seo Yeon tak suka karena diirnya jelek, lalu karena juga tampan tapi akhirnya mereka bisa berkencan.
 “Dan kini dia membencimu karena kamu cucu wanita kaya?” ucap Dokter Kim heran.
“Jika dipikir-pikir, akulah yang bersalah. Salahku berpenampilan begini dan memiliki nenek yang kaya.”ucap Kang Woo
“ Kenapa kau sangat menyukainya?” tanya Dokter Kim. Kang Woo menjawab Karena dia Seo Yeon.
“Apa Itu saja?” kata Dokter Kim heran. Kang Woo bingung Apa lagi yang dibutuhkan.
“Kau tidak bisa berhenti hidup sebagai cucu wanita kaya.” Kata Dokter Kim
“Apa itu mustahil? Aku tidak peduli dengan bisnis keluargaku. Bagaimana jika aku tidak butuh apa pun selain dia? Apa Kau pikir itu gila?” ucap Kang Woo.
“Hentikan, Bodoh. Sudah cukup. Aku tidak percaya kamu mengeluh tentang privilesemu. Dasar Berengsek!” teriak Dokter Kim kesal dengan mencengkram baju Kang Woo tapi itu hanya khayalanya saja.
“Kedengarannya dia sangat gelisah, jadi, lebih baik beri dia waktu untuk berpikir. Kau harus berhenti menemuinya untuk sementara. Tapi apa menurutmu hanya itu alasannya?” ucap Dokter Kim menduga sesuatu.
“Dari ceritamu soal wanita itu, dia tidak tampak seperti orang yang takut kepada ibumu.” Kata Dokter Kim. Kang Woo bertanya apa Maksudnya ada alasan lain.
“Maksudku, ada kemungkinan.” Ucap Dokter Kim menduga, Kang Woo pun memikirkanya.
Bersambung ke "Episode 24"

 Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar