PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 03 Januari 2020

Sinopsis Love With The Flaws Episode 24

PS : All images credit and content copyright : MBC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Seo Yeon berjalan di sekola  dengan tatapan kosong dan menabrak pagar lalu berjalan lagi tanpa merasakan sakit. Min Hyuk melihat dari kejauhan berpikir kalau Ada alasan lain, kalau Seo Yeon tidak seperti itu hanya karena bibinya jadi Pasti ada alasan lain.
“Apa Kau cepat tanggap karena pintar Atau kamu sangat menyukainya?” komentar Mi Kyung
“Kurasa keduanya.” Ucap Min Hyuk. Mi Kyung pkir Min Hyuk juga cucu dari Shinhwa Food.
“Kau dan Kang Woo berada dalam situasi yang sama. Apa orang tuamu akan mudah menerima Seo Yeon apa adanya?” kata Mi Kyung
“Aku hampir tidak diakui.” Kata Min Hyuk. Mi Kyung bingung. Min Hyuk mengataan kalau merelakan orang tuanya lalu berjalan masuk.
“Itu tidak masuk akal. Kurasa si dokter sekolah itu tidak pandai berbahasa Korea.” Kata Min Hyuk lalu memanggil temanya.
“Hei! Kau! Lewat sini... Ruang tim trek di sebelah sini, ya?” teriak Mi Kyung. Seo Yeon seperti baru tersadar dan langsung berbalik arah.
“Astaga, dia mungkin akan segera pingsan.” Ucap Mi Kyung melihat Seo Yeon seperti hidup segan mati pun tak mau. 


Seo Yeon pun masuk ke ruangan terlihat slogan  "Saat kamu ingin menyerah, kamu harus mulai lagi." Lalu melihat banyak snack diatas meja dan itu dari Min Hyuk dengan pesan "Kami wajib dimakan oleh Seo Yeon!"
“Pria yang aneh....” Ucap Seo Yeon bingung lalu mulai makan snacknya. 

Di rumah, Semua makan malam bersama, tapi Nyonya Oh tiba-tiba berkomentar kalau seseorang sudah memengaruhinya. Keduanya hanya bisa menatap bingung. Nyonya Oh menegaskan yang dimaksud adalah  Joo Seo Yeon.
“Saat sadar kembali, aku memohon kepadanya untuk tetap mengencani Kang Woo.” Kata Nyonya Oh
“Dia benar-benar memengaruhimu.” Kata Tuan Lee. Nyonya Han ingin tahu Apa dia tampak menarik. Nyonya Oh terlihat bingung.
“Maksudku, kamu bilang Kang Woo sangat menyukainya. Aku penasaran apa yang istimewa darinya.” Ucap Nyonya Han. Nyonya Oh berteriak kesal. Nyonya Han sampai terlonjak kaget mendengarnya.
“Apa yang istimewa darinya?” keluh Nyonya Oh dan saat itu Kang Woo datang.
“Tidak, aku... Hei, kamu bahkan belum menelepon.” Ucap Nyonya Han melihat cucunya yang datang. 


“Aku cucu di sini, kan? Cucu dari Shinhwa Food.” Ucap Kang Woo menyindir.
“Kau... Kau pasti lapar... Akan ayah ambilkan makanan. Tunggu sebentar. Ayah akan...” kata Tuan Lee akan mengambilnya.
Tapi Kang Woo langsung memakan langsung telur gulung diatas meja. Tuan Lee melihat anaknya pasti kelaparan. Kang Woo mengejek kalau ini  Lauk Shinhwa Food sangat enak dan memasukan semua makanan sampai mulutnya penuh.

Kang Woo keluar rumah, Tuan Lee memanggilnya bertanya apakah  baik-baik saja. Kang Woo bertanya apakah Ayah memihaknya. Tuan Lee menjawab tidak. Kang Woo mengeluh dan ingin pergi. Tuan Lee memanggilnya.
“Ayah tidak punya pilihan selain memihak Ibu karena mencintainya. Tapi bertahanlah.” Kata Tuan Lee
“Bagaimana Ayah menyerah? Menggambar.” Kata Kang Woo. Tuan Lee mengaku tidak menyerah.
“Ayah hanya mengubur dalam hati. Itu demi Ibu dan Nenek.”kata Tuan Lee
“Apa aku harus melakukan hal yang sama? Bisakah?” kata Kang Woo. Tua Lee menjawab Tidak. Kang Woo juga berpikir tidak bisa.
“Karena itu kau harus bertahan. Omong-omong, kau bisa terlihat lebih rapi? Bagaimana bisa seorang desainer berpakaian seperti itu?” ucap Tuan Lee lalu masuk ke rumah.
Kang Woo melihat kancing bajunya yang tak beraturan dan langsung memperbaikinya, lalu teringat ayahnya tahu tentang "Desainer" dan berpikir keluarganya sekarang tahu dan terlihat frustasi karena semuanya hancur.
“Apa Hyun Soo memberitahunya? Tidak mungkin.” Ucap Kang Woo panik dan langsung bergegas pergi. 


Joo Hee menelp kakaknya memberitahu kalau sudah mengirim uang. Jadi bisa gunakan itu untuk saat ini. Seo Joon tak sengaja mendengar dari dalam kamarnya lalu berpikir darimna Joo Hee mendapatkan uang dan apa pekerjaannya, lalu teringat saat melihat Joo Hee dengan pakaian mini dan makeup.
“Tidak mungkin.... Itu mustahil... Tentu saja! Dia pernah bekerja di bar anggur!” ucap Seo Joon lalu bergegas pergi.

Seo Joon berlari ke kamar kakaknya dan kaget ternyata ada Jang Mi di dalam kamar kakaknya.  Seo Yeon mengeluh kalau adiknya itu tidak bisa mengetuk pintu lebih dulu. Seo Joon meminat maaf dan bertanya apakah kakaknya sibuk. Seo Yeon menganguk.
“Sepertinya dia terburu-buru. Aku akan datang nanti.” ucap Jang Mi akan keluar kamar.
“Kau Duduklah dan kau Tutup.” Ucap Seo Yeon, Jang Mi pun kembali duduk dan Seo Joon menutup pintunya.
“Jang Mi, ada yang ingin kamu katakan?  Apa Kau sungguh tidak punya rumah atau keluarga?” ucap Seo Yeon. Jang Mi hanya diam saja

“Maaf mengatakan ini, tapi aku ingin kau pergi.” kata Seo Yeon. Jang Mi mengaku punya. keluarga.
“Tapi aku bukan bagian dari itu. Aku hanya aset.. Aku aset yang harus dijual dengan harga tinggi.” Akui Jang Mi. Seo Yeon tak mengerti maksudnya.
“Terima kasih atas semua yang kamu lakukan untukku. Aku sudah terlalu merepotkanmu.” Kata Jang Mi akan keluar kamar.
“Tidak apa-apa... Kau tidak perlu terburu-buru. Tidak perlu terburu-buru dan pindah. Namun, berjanjilah kau tidak akan mencampuri urusan keluarga kami.” Ucap Seo Yeon. Jang Mi tersenyum dan ingin memeluk Seo Yeon.
“Omong-omong, Lee Kang Woo...” kata Jang Mi. Seo Yeon memperingatkan Jang Mi.
“Dia sudah menunggu di luar sejak tadi.” Ucap Jang Mi. Seo Yeon kaget lalu mengeluh karena u tidak memberitahunya lebih awal lalu bergegas pergi. 



Kang Woo sedan melihat gambar dirinya  dengan bertuliskan "Seo Yeon, ayo bertemu" Seo Yeon keluar rumah bertanya “Apa masalahmu? Kenapa kamu tidak menjawab telepon? Kenapa kamu tidak menghindariku? Kenapa kamu di sini?”
“Aku merindukanmu... Ekspresi wajahmu masih sama. Seharusnya aku tidak datang.” Ucap Kang Woo kecewa lalu masuk mobil
“Kang Woo... Kang Woo!” ucap Seo Yeon sambil mengetuk pintu jendela, Tapi Kang woo memilih pergi. Seo Yeon langsung menghadangnya.
“Apa Kau serius? Itu Karena aku tidak ingin mendengar apa yang ingin kamu katakan, Itu karena semuanya sudah jelas. Menghindarimu adalah satu-satunya cara agar aku tidak mendengarnya.” Tegas Kang Woo akhirnya keluar dari mobil
“Itu satu-satunya hal yang bisa kulakukan.” Ucap Kang Woo. Seo Yeon akan memanggil Kang Woo.
“Jadi, minggirlah... Baiklah, kalau begitu. Aku akan meninggalkan ini di sini.” Ucap Kang Woo akan meninggalkan mobilnya.
“Baiklah... Aku akan minggir.” Ucap Seo Yeon lalu berjalan mundur. Kang Woo pun pergi tapi tetap melihat ke arah spion.
“Kenapa dia terlihat sangat lesu?” ucap Seo Yeon sedih melihat Kang Woo. 



Won Jae melihat nama "Nona Lee Kang Hee" di ponselnya tapi tak diangkat. Kang Hee bingung kenapa Won Jae tak mengangkat dan berpkir  terjadi sesuatu kepadanya. Akhirnya Kang Hee pun datang ke rumah Won Jae sambil berkomentar pasti gila datang jauh-jauh kemari.
Ia melihat gambar di depan gerbang "Seo Yeon, ayo tertemu!" lalu berkomentar kalau ini menarik. Ia mencoba menelp Won Jae tapi tak juga diangkat, Won Jae baru saja berbelanja kaget sampai es krimnya jatuh melihat Kang Hee datang.
“Bagaimana kau tahu tempat tinggalku?” ucap Won Jae kaget. Kang Hee pikir sudah memberitahu punya informasi pribadimnya
“Sepertinya kamu tidak terlalu sibuk.” Komentar Kang Hee, Won Jae langsung bergegas bersembunyi. Kucing yang ada didekatnya terihat sangat marah
“Sedang apa kamu di sana? Pak Joo, berhenti membuat kucing stres dan kemarilah.” Ucap Kang Hee. Akhirnya Won Jae pun keluar dari persembunyianya.
“Kau terlihat sama seperti saat mengendarai mobil RC.” Komentar Kang Hee. Won Jae pikirberpakaian bagus hari itu.
“Kenapa kau memblokir teleponku?” tanya Kang Hee. Won Jae mengaku tidak seperti itu.
“Kau sengaja tidak menjawab. Ada apa?” tanya Kang Hee. Won Jae pikir sudah menyia-nyiakannya.
“Aku tidak elegan dan cantik sepertimu. Aku memeras wanita.” Ucap Won Jae. Kang Hee mnegaku tahu.
“Aku tahu kau mendekatiku dengan niat seperti itu.” Ucap Kang He. Won Jae mengaku memang ia seperti itu.
“Karena itu aku kesal berada di sisimu.” Kata Won Jae. Kang Hee bertanya Apaia  menuntut terlalu banyak saat membuat kesepakatan?
“Jika aku melakukannya...”ucap Kang Hee. Won Jae mengaku bukan seperti itu maksudnya. 
“Baiklah. Mari kita akhiri kesepakatan kita. Aku tidak ingin memanfaatkanmu untuk mendapatkan uang lagi. Selamat tinggal.” Ucap Won Jae lalu masuk ke dalam rumah. Kang Hee hanya bisa diam saja.

Hyun Soo mencoba menelp Kang Woo tapi tak diangkat, akhirnya ia memakai jasnya dan pergi sambil mengeluh Kang Woo yang tidak datang ke rapat atau menjawab teleponnya, dan bertanya-tanya siapa bosnya. Sesampainya dirumah Hyun Soo kaget mencium bau yang tak sedap.
Di meja terlihat banyak makanan yang tak di bersihkan, seperti Kang Woo memakan semuanya.  Kang Woo keluar dari toilet sambil makan hotdog. Hyun Soo tak percaya Kang Woo makan itu saat menggunakan toilet. Kang Woo bertanya kenapa Hyun Soo datang ke rumahnya.
“Apa Kamu lupa kita ada rapat hari ini?” ucap Hyun Soo. Kang Woo baru mengingatnya lalu meminta maaf karena sibuk.
“Kau bilang Sibuk? Begitu rupanya. Melakukan apa? Apa hanya Makan dan buang air besar?”keluh Hyun Soo
“Aku menyiapkan semua materi. Aku akan membawakannya untukmu.” Ucap Kang Woo berjalan pergi dan tiba-tiba terjatuh.
Hyun Soo panik membantu Kang Woo berdiri memastikan kalau baik-baik saja. Kang Woo seperti tak merasa sakit hanya diam saja, tapi Hyun Soo melihat ang Woo berdarah tapi Kang Woo tak peduli langsung pergi begitu saja. Hyun Soo bingung dengan tingkah temanya sekarang. 

Hyun Soo keluar dari kamar kaget melihat Seo Yeon menunggu didepan rumah. Seo Yeon tahu kalau Kang Woo pasti bertemu dengan Hyun Soo. Hyun Soo terlihat bingung. Seo Yeon bertanya Apa Kang Woo  di rumah sekarang.
“Ya. Apa Kau mau masuk?” tanya Hyun Soo. Seo Yeon mengaku Tidak. Lain kali saja, Tidak hari ini dan langsung berjongkok
“Sedang apa kau di sini?” ucap Hyun Soo melihat Seo Yeon hanya jongkok saja.
“Aku akan tetap di sini sebentar. Jangan hiraukan aku. Pergilah.”kata Seo Yeon. Hyun Soo pun berjalan pergi meninggalkanya.
Hyun Soo masuk ke dalam mobil menelp Kang Woo memberitahu kalau Seo Yeon ada di depan rumahnya. Kang Woo langsung berteriak  Jangan membukakan pintu untuknya dan mengancam akan membunuhnya jika melakukannya. Hyun Soo mengerti.
“Ada apa dengan pria ini? Apa yang terjadi di sini?” ucap Hyun Soo heran. Seo Yeon menatap ke arah langit. 


Ia teringat dengan yang dikatakan Kang Woo “Aku menghindarimu karena aku tidak ingin mendengar apa yang ingin kamu katakan karena semuanya sudah jelas. Menghindarimu adalah satu-satunya cara agar aku tidak mendengarnya. Itu satu-satunya hal yang bisa kulakukan.”
“Aku memohon kepadanya... Tapi dia datang ke sini lagi? Jadi, dia tidak akan membiarkan ini, kan?” ucap Kang Woo lalu berjalan keluar rumahnya.
Saat akan membuka pintu teringat dengan yang dikatakan Seo Yeon “Aku tiba-tiba menyadarinya. Tempatmu dan tempatku. Jadi, Kang Woo, mari kita putus.” Akhirnya Kang Woo mengurungkan niatnya lalu menaiki bangku untuk melihat dari atas.
“Pulanglah... Aku tidak akan keluar meski kau menungguku.” Ucap Kang Woo melihat Seo Yeon hanya berjongkok didepan rumahnya.
Seo Yeon tiba-tiba mengangkat kepalanya, Kang Woo panik dan langsung terjatuh lalu mencoba menahan rasa sakit dikakinya. Seo Yeon pikir hanya hari ini untuk membiarkan untuk menunda hari ini. Kang Woo mendengarnya dengan wajah sedih.
“Hanya untuk hari ini, aku akan menjadi putri yang tidak tahu malu. Maafkan aku.” Ucap Seo Yeon
“Kau hanya akan memberiku satu hari, Seo Yeon?” kata Kang Woo sedih dan keduanya bersadar dipapan gerbang. 


Kang Woo berbaring menatap fotonya dengan Seo Yeon sampai pagi hari, lalu teringat dengan ucapan Dokter Kim “Tapi kau pikir hanya itu alasannya?”  dan berpikir itu ada kemungkinan. Kang Woo pikir Alasan lain.

Tuan Lee bertemu dengan Min Hyuk di ruanganya mengetahui kalau Seo Yeon di sekolah itu dan ingn tahu seperti apa dia. Min yu mengaku kalau Seo Yeon  sangat baik hingga ingin memacarinya.Tuan Lee seperti tak kaget mendengarnya.
“Apa gunanya jika dia punya riwayat keluarga yang berantakan? Dia kehilangan orang tuanya sejak kecil dan punya adik seibu. Keadaan tidak tampak baik meski setengahnya benar.” Ucap Tuan Lee
“Apa maksudmu?” tanya Min Hyuk heran. Tuan Lee pikir Min Hyuk tidak tahu.
“Benar... Kau tidak perlu tahu sejarah keluarga guru.” Ucap Tuan Lee. Mn Hyuk ingin tahu Apa Kang Woo juga tahu itu.
“Mungkin,  Tidak ada bedanya baginya... Jadi Bisakah kamu menghibur Kang Woo untukku? Aku sangat khawatir dia akan menyebabkan masalah.”ucap Tuan Lee khawatir.
Min Hyuk mengert, Tuan Lee pun mengucapkan Terima kasih dan akhirnya pamit pergi. Min Hyuk ingin mengantar, Tuan Lee menolak merasa tidak perlu mengantarnyakeluar. 


Min Hyuk mengingat kata-kata pamanya “Dia kehilangan orang tuanya sejak kecil dan punya adik seibu. Keadaan tidak tampak baik meski setengahnya benar.” Seo Yeon baru masuk ruangan melihat Min Hyuk sudah ada diruanganya.
“Bagaimana pergelangan kakimu?” tanya Min Hyuk. Seo Yeon mengaku  Tidak apa-apa.
“Direktur Utama Lee...Kuharap kamu akan berhenti mengunjungi aku di sini.” Kata Seo Yeon. Min Hyuk ingin tahu alasanya.
“Guru lain akan merasa aneh saat mereka melihatmu di ruanganku. Jadi...” kata Seo Yeon yang langsung disela oleh Min Hyuk.
“Aku menjadi direktur untuk itu, agar orang lain tahu. Aku ingin para guru lain tahu bahwa aku menyukaimu. Nanti akan hujan. Kurasa kamu tidak punya payung.” Ucap Min Hyuk memberikan Seo Yeon membawakan payung.
“Saat aku di sekolah, dan saat tiba-tiba turun hujan, orang tua teman-temanku datang ke sekolah membawa payung. Aku sangat iri dengan hal itu karena orang tuaku tidak pernah melakukan itu untukku.” Cerita Min Hyuk
“Pernahkah kamu cemburu kepada teman-temanmu karena orang tua mereka datang ke sekolah membawa payung? Aku akan kembali.” ucap Min Hyuk lalu melangkah pergi. Seo Yeon pun hanya diam saja. 


Mi Kyung masuk ruangan heran melihat ibunya menelp saat sedang berkerja  lalu terdiam karena ada yang menduduki kursinya. Hyun Soo memutar kursinya, Mi Kyun kaget meiat dan bertanya kenapa ada dimeja kerjanya.
“Aku hampir lupa. Nona Kim, kamu punya murid bernama Lee Kang Wook. Dia kakak Kang Wook. Dia bilang ingin bicara denganmu soal adiknya, Lee Kang Wook.” Ucap Wakepsek. Mi Kyun menahan amarah mendengar nama Lee Kang Wook.
“Aku yakin kamu mengenal adikku, Kang Wook, Pria tinggi dengan kulit pucat.” Ucap Hyun Soo
“Biarkan aku ke toilet.” Kata Mi Kyung lalu menyuruh Hyun Soo agar ikut denganya.  Hyun Soo pu berpura-pura ingin ke toilet juga.
“Apa ada murid bernama Lee Kang Wook di kelasnya?” tanya Wakepsek
“Entahlah. Aku tidak ingat nama itu, dia pasti mendapat nilai rendah.” Kata guru
“Begitu rupanya! Ya, kamu benar. Itu sebabnya aku tidak ingat. Aku terus bertanya-tanya.” Kata wakepesek.
Min Kyung berjalan lebih dulu,  Hyun Soo mengikutinya dari belakang lalu berkomentar kalau Cuacanya bagus. Mi Kyung pikir Hyun Soo sudah gila karena berani datang ke sekolahnya dan menyuruhnya pergi. Mi Kyung memberikan tusuk sate.  Mi Kyung bertanya apa itu maksudnya.
“Kang Woo berdarah sampai mati.” Kata Hyun Soo. Mi Kyung pikir Kang Woo mengalami kecelakaan
“Hatinya yang berdarah. Bukankah karena Seo Yeon?” ucap Hyun Soo. Mi Kyung pikir Bukan urusanmnya.
“Tentu saja itu urusanku. Dia menghalangi pekerjaanku! Jadi Ada apa?” ucap Hyun Soo
“ Bukan urusanmu. Aku yakin mereka akan mendapatkan jalan. Kamu harus pergi.’ kata Mi Kyung lalu mengangkat telp.
“Ibu, aku sibuk. Nanti kutelepon lagi... Ada apa? Berhenti menangis dan katakan. Baiklah. Sudah dahulu.” Ucap Mi Kyung panik
Hyun Soo mendengarnya dan bertanya  Apa yang terjadi. Mi Kyung dengan wajah panik meminta agar mengantarnya ke terminal bus. Hyun Soo setuju lalu membuka pintu mobilnya agar Mi Kyung masuk. 



Hyun Soo memasang sabuk pengamanya dan menyuruh agar memasukkan alamatnya. Mi Kyung menolak karena hanya ke terminal bus. Hyun Soo pikir Seo Yeon mungkin tahu dan masih di sekolah lalu akan turun dari mobil. Mi Kyung pikir  Keadaan sudah cukup rumit baginya.
“Aku tidak ingin menambahkannya.” Kata Mi Kyung. Hyun Soo menyuruh agar memasukan alamatnya.
“Jangan tanyakan apa pun kepadaku.” ucap Mi Kyung memasukan alamatnya dan GPS pun mulai memberikan petunjuk. 

Mi Kyung terus meremas-remas tanganya seperti kedinginnan, Hyun Soo melihatnya lansung membuka laci dan memberikan pemanas tangan agar hangat.  Ibu Mi Kyung menep lagi memberitahu kalau dalam perjalanan. Ibunya seperti terus menangis.
“Tenanglah. Aku yakin semua akan baik-baik saja. Ibu, kumohon! Ibu tidak akan mati. Teknologi kesehatan telah berkembang di luar bayangan Ibu. Ibu bisa menjalani pemeriksaan mendalam dan dioperasi. Berhentilah khawatir dan tutup teleponnya.” Ucap Mi Kyung
“Aku akan mati setelah Ibu meninggal.”jerit Mi Kyung langsung menangis histeris.
“Hei, kenapa kau mengatakan hal yang menakutkan? Berhentilah menangis. Ayolah, berhenti menangis.” Ucap Hyun Soo yang akhirnya ikut menangis, keduanya pun menangis bersama. 

Seo Yeon terus menelp Kang Woo tapi tak juga diangkat, Kang Woo dirumah hanya menatap ponselnya yang bergetar , hanya membiarkan nama "Joo Seo Yeon" di ponselnya. Seo Yeon lalu membaca pesan dari Kang Woo “Pulanglah. Akan kudengarkan perkataanmu.” Lalu dengan yakin kalau bisa melakukannya.
“Kang Woo.” Ucap Seo Yeon saat datang. Kang Woo menatap Seo Yeon, Seo Yeon kaget melihat bibir Kang Woo yang luka  bertanya ada apa dengan bibirnya.
“Aku tidak mengerti... Kurasa aku tidak bisa mengerti apa pun yang kau katakan. Benarkah itu alasannya? Apa Karena afiliasiku dengan Shinhwa Food? Jika itu alasannya, aku akan mengurusnya. Kenapa kau takut dan menyerah? Bagaimana kamu bisa menyerah semudah itu...” ucap Kang Woo
“Ada alasan lain.” Kata Seo Yeon. Kang Woo kaget mendengarnya dan ingin tahu apa itu. Seo Yeon menatapnya, Kang Woo ingin tahu apa itu.
“Aku tidak mencintaimu... Itulah alasannya.” Ucap Seo Yeon dan langsung keluar dari rumah. 


Kang Woo mengejar Seo Yeon mengingat saat memanggilnya"Kang Woo-ku sayang" menurutnya Jika akan seperti ini, kenapa memanggilnya seperti itu. Seo Yeon hanya berjalan tapi Kang Woo menahannya kembali mengingat kalau pernah memanggilnya seperti itu. Seo Yeon menyuruhnya minggir.
“Kau jahat. Kau sungguh jahat tapi aku bahkan tidak bisa membencimu. Aku tidak pernah bisa membencimu.” Ucap Kang Woo
“Aku bilang, minggir.” Kata Seo Yeon. Kang Woo mengerti dan setuju agar Permainkan dan tinggalkan saja dirinya.
“Apa itu juga mustahil?”kata Kang Woo. Seo Yeon meminta Kang Woo sadr dan menenangkan dirinya lalu mengejek kalau itu terdengar gila.


Kang Woo menatap sedih Seo Yeon yang pergi, Min Hyuk mengamatinya dari belakang. Seo Yeon berjalan cukup jauh dan akhirnya hanya bisa menangis, tiba-tiba hujan turun dengan deras.
Kang Woo terdiam di rumah melihat hujan yang deras berpikir Seo Yeon kalau mungkin terjebak hujan. Tiba-tiba Sebuah payung merah datang melindungi Seo Yeon.  Seo Yeon menatapnya seperti berpikir Kang Woo yang datang tapi ternyata Min Hyuk
“Kau. Sudah kubilang akan hujan. Aku datang untukmu.” Ucap Min Hyuk membawakan payung.
“Aku menyukai Kang Woo.” Kata Seo Yeon. Min Hyuk mengaku sudah mengetahuinya.
“Aku akan terus menyukainya sendirian.” Ucap Seo Yeon. Min Hyuk  pun menyukai Seo Yeon sendirian.
“Kau pria yang sangat aneh.” Ucap Seo Yeon terus menangis, saat itu dibelakang Kang Woo melihat dari kejauhan dengan payung yang dibawanya.
Bersambung ke episode 25

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar