PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 25 Januari 2019

Sinopsis Encounter Episode 16 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Pagi hari
Nyonya Joo sudah sibuk menyiapkan makanan dalam kotak makananya. Jin Myung keluar dari kamar mencium bau makanan, lalu melihat ibunya berpikir baru saja berbelanja. Nyonya Joo hanya diam terus menyiapkan makanan dalam kotak.
“Wahh... Sudah lama kita tidak memakannya.” Ucap Jin Myung mulai mencoba acar dalam kotak.
“Astaga, itu asin... Makanlah dengan nasi.” Keluh Nyonya Joo, Jin Myung mengaku akan mandi dahulu.
“Jangan kembalikan apa yang sudah kau makan.” Ucap Nyonya Joo menyingkirkan dari kotak makanan.
“Apa ini hari istimewa? Kenapa Ibu memasak banyak makanan?” ucap Jin Myung binggung bicara sendiri berjalan masuk ke kamar mandi. 

Soo Hyun sibuk berkerja di ruanganya, Sek Jang masuk ruangan dengan wajah tegang. Nyonya Joo masuk ruangan dengan tas besar ditanganya. Soo Hyun kaget langsung berdiri menyambutnya. Akhirnya keduanya duduk berhadapan.
“Kau pasti sangat sedih... Maaf karena aku membuat situasi terasa makin canggung dengan memintamu bertemu.” Ucap Nyonya Joo, Soo Hyun mengaku tak masalah.
“Ibu sudah datang jauh-jauh kemari.” Ucap Soo Hyun tak enak hati.
“Sepertinya aku sudah membuat kesalahan. Jin Hyuk bilang kepadaku bahwa dia mencintaiku dan kau dan bahwa dia akan melindungi rasa cintanya untuk kita berdua. Aku seharusnya tidak mencampuri hubungan kalian, tapi aku membuat kesalahan karena aku sangat khawatir.” Ucap Nyonya Joo
“Tidak... Itu bukan salah Ibu.. Tapi Itu salahku... Nyonya Joo. Jika aku putus hanya karena ucapan Ibu kepadaku,maka aku akan mengunjungi Ibu setiap hari dan memohon kepada Ibu untuk merestui hubungan kami. “ kelas Soo Hyun
“Aku memutuskan untuk berpisah dengannya karena aku juga khawatir tentang hal yang sama persis seperti Ibu. Aku sangat menyukai Jin Hyuk. Dan karena aku menyukai dia, maka aku tidak ingin dia mengalami segala kesulitan yang kualami. Itu bukan salah Ibu.” Ucap Soo Hyun 
“Jin Hyuk benar... Aku putus dengannya karena inilah caraku untuk mencintainya. Jadi, jangan biarkan itu mengusik pikiran Ibu.”jelas Soo Hyun. Nyonya Joo bisa sedikit tersenyum.
“Sepertinya kau menikmati makanan buatanku. Aku yakin kau sangat khawatir karena ayahmu. Jadi, setidaknya aku ingin kau makan dengan lahap. Aku akan senang jika kau datang untuk makan lagi.” Ucap Nyonya Joo memberikan kotak makanya, Soo Hyun pun mengucapkan terimakasih sebelum nyonya Joo keluar dari ruanganya. 




Jin Hyuk pulang ke rumah dengan menaiki bus, lalu melihat ada bulan yang terpotong setengah lalu mengeluarkan ponselnya. Soo Hyun terdiam menatap makanan yang diberikan Nyonya Joo saat itu pesan "Jin Hyuk" masuk ke ponselnya.
"Apa kamu sudah makan? Aku melihat langit saat pulang kerja. Bulannya sangat indah.”
Soo Hyun pun melihat bulan yang sama di luar jendela rumahnya. 

Woo Suk meminta Ibunya harus makan sesuatu karena tidak akan makan dengan benar saat pergi nanti. Nyonya Kim mengaku  selalu merasa tidak nyaman dengan tatapan matanya, Caranya berbicara dan bersikap sangat patuh Tapi tatapan matanya selalu mengganggu.
“Bagaimana ibu menggambarkannya? Sepertinya Soo Hyun tidak iri dengan kekuasaan, kekayaan, atau martabat Taegyeong. Namun, ibu selalu terganggu oleh hal itu... Ibu benci itu...” Ungkap Nyonya Kim. 
“Ibu membenci dia karena alasan itu.Dan karena alasan itu, aku mengasihani Soo Hyun.” Komentar Woo Suk
“Akhirnya dia menjatuhkan kita semua. Cha Soo Hyun yang bukan siapa-siapa.” Ucap Nyonya Kim
“Penyelidikan bisa berlangsung lama. Aku akan menunggu di dekat sini.” Tegas Woo Suk
“Apa kau pikir mereka melakukan ini hanya untuk mengeklaim Hotel Donghwa? Soo Hyun tidak pernah bertindak, tapi dia sudah berubah sekarang. Terkadang, ibu mengaguminya.” Kata Nyonya Kim
“ Orang yang mengubah Soo Hyun bukanlah pewaris Taegyeong. Tapi putra dari keluarga yang memiliki toko buah. Itulah yang membuat ibu risau. Gugatan? Ibu pernah mengalami yang jauh lebih buruk.” Ungkap Nyonya Kim seperti masih tak percaya
“Ibu, pikirkan saja dirimu mulai sekarang. Semua orang akan kembali ke keadaan semula sekarang.” Kata Woo Suk menenangkan.
“Bagaimana denganmu? Bagaimana denganmu sendiri?” tanya Nyonya Kim
“Kewajibanku adalah melindungi Ibu dan Taegyeong. Tolong jangan khawatir.” Kata Woo Suk menyakinkan.
Sek Kim masuk memberitahu orang dari pihak kejaksaan sudah datang. Woo Suk meminta agar memberitahu kalau akan mengantar ibunya sendiri. Nyonya Kim hanya diam saja, dan Woo Suk pun tak banyak berkata-kata.

Di dalam mobil
Woo Suk duduk dengan tenang disamping ibunya, Nyonya Kim masih terlihat sinis seperti tak bisa menerima keadaaanya, akhirnya turun dari mobil masuk kedalam kantor kejaksaan, wartawan pun mulai mengerubunginya.
“Bagaimana perasaanmu sekarang? Apa kau mengakui gugatan itu? Ketua, tolong katakan sesuatu... Tolong beri komentar.”
Nyonya Kim tak menjawab terus berjalan menaiki tangga kantor kejaksan. Woo Suk terdiam melihat punggung ibunya yang masuk ke kantor kejaksaan. 


Sek Jang dan Soo Hyun menonton berita "Ketua Taegyeong Kim Hwa Jin Muncul di Kantor Kejaksaan" Sek Jang mengaku  tidak percaya hari ini tiba dan menurutnya Sungguh memuaskan, bahkan situasi makin membaik dengan penuh senyuman bahagia.
“Apa kita sebaiknya pergi sekarang?” kata Soo Hyun seperti tak ingin membahasnya lagi. Sek Jang sadar dengan omonganya lalu bergegas untuk pergi. 

Soo Hyun bertemu dengan ibunya, Tuan Cha sudah mengunakan pakaian tahanan ingin tahu keadaan istrinya. Soo Hyun mengaku Tuan Nam bersamanya sering mengunjungi Nyonya Jin tapi merasa  ibunya belum siap untuk keluar rumah.
“Jagalah ibumu dengan baik.” Pesan Tuan Cha yang penuh senyuamn seperti sangat bahagia bisa menebus kesalahanya.
“Bagaimana dengan Ayah? Bukankah udaranya dingin?” ucap Soo Hyun terlihat khawatir.
“Ayah baik-baik saja... Ayah menghabiskan makanan ayah. bahkan Ayah juga membaca semua buku yang ingin ayah baca.” Cerita Tuan Cha
“Katakan jika ada yang mau ayah baca, nanti akan kukirimkan.” Ucap Soo Hyun
“Ayah dengar kalian berpisah... Apa yang terjadi?” tanya Tuan Cha serius.
“Ayah... Bagaimana perasaan Ayah saat melihatku mengalami kesulitan?” tanya Soo Hyun
“Kurasa mungkin akan lebih sulit untuk melihatnya. Ayah sungguh sedih... Ayah mendukungmu karena itu jalan yang kamu pilih, tapi kau kehilangan senyummu makin lama kau menjalaninya.” Ungkap Tuan Cha
“Itu sebabnya aku cemas Jin Hyuk dan keluarganya mungkin akan seperti itu juga.” Jelas Soo Hyun
“Apa kau tahu Ayah paling sering memikirkan apa di sini? Ayah berpikir sudah berusaha keras untuk menjalani kehidupan yang baik, tapi tidak ada yang bahagia. Tidak denganmu, ibumu, atau ayah. Ayah tahu kenapa kau ingin menjaga orang-orang di sekitarmu.” Jelas Tuan Cha
“Namun, jika kau melihat sumber pertanyaannya, maka bertanyalah kepada dirimu sendiri terlebih dahulu. Apa kau sanggup menjalani sisa hidupmu dengan perasaan itu?” kata Tuan Cha menasehati. Soo Hyun hanya diam saja. 



Jin Hyuk menelp Nyonya Lee ingin tahu apakah Soo Hyun datang ke kamar gelap. Nyonya Lee mengaku belum dan berpikir kalau  harus meneleponya  jika Soo Hyun datang. Jin Hyuk pikir tak perlu dan meminta maaf karena sudah menelp begitu larut.
Jin Hyuk duduk di ruangan kerjanya seperti sedikit kecewa, lalu melihat barang-barang kenangan dengan Soo Hyun, sepasang heels saat pertama kali di cuba. Soo Hyun meminta tolong agar mengambilkan sepatunya di bawah.
Jin Hyuk akhirnya menuliskan sesuatu pada selembar kertas, sementara Soo Hyun terlihat kebingungan dengan nasib hubunganya dan hanya bisa menelupkan kepalanya. 


Soo Hyun masuk ruangan meminta Sek Jan agar  periksa daftar undangan untuk orkestra simfoni di makan malam Tahun Baru karena Semua anggota orkestra datang, jadi meminta lagi periksa menunya. Sek Jang mengerti.
“Apa ini?” tanya Soo Hyun bingung melihat ada sebuah kotak diatas meja.
“Jin Hyuk datang lebih awal, memintaku menyampaikan kepadamu.” Jelas Sek Jang. Soo Hyun pun mengerti tak banyak komentar.
Soo Hyun membuka kotak ternyata berisi sepasang sepatu miliknya dan ada juga sebuah surat ditaru disampingnya. Soo Hyun pun membaca surat yang ditulis oleh Jin Hyuk
"Soo Hyun, ini sepatu yang mengantarmu kepadaku.  Aku yakin mereka akan membawamu kembali kepadaku. Belakangan ini, kau mengalami masa sulit. Kuharap kau melihat sepatu ini dan ingat. Saat kita berjalan dengan bahagia. Soo Hyun, kau satu-satunya cintaku. Jangan lupakan itu.”
Soo Hyun kembali mengingat yang dikatakan Jin Hyuk “Aku akan terus menepati setiap janji yang sudah kubuat. Kau bisa berpisah dariku. Tapi aku akan tetap mencintaimu.” Soo Hyun pun menangis lalu keluar dari ruangannya. 



Jin Hyuk di rumah terus menatap foto Soo Hyun yang terlihat tersenyum bahagia. Di jendela ada banyak note yang ditulis Jin Hyuk  "Di antara banyaknya bintang, satu bintang menatapku" saat itu Jin Hyuk melihat ke jendela sudah turun salju.
Soo Hyun pergi dengan mobilnya, melihat ada palang menuliskan  "Hati-Hati, Dalam Pembangunan" dengan wajah panik memutuskan untuk turun dan berjalan kaki menaiki jalan. 
Jin Hyuk berjalan sendirian keluar dari rumah, menyodorkan tanganya agar memegang salju. Soo Hyun berjalan dengan tatapan sedih teringat kembali kejadian sebelumnya. 



Flash Back
Nyonya Lee membuka pintu kaget melihat Soo Hyun yang datanga. Akhirnya Soo Hyun pun masuk ke kamar gelap mulai mencuci film yang diberikan Jin Hyuk, saat itu melihat foto dari mantan pacarnya itu.  Waktu wajahnya yang tersenyum bahagia.
“Aku sangat menyukai ekspresimu... Sungguh cantik. Kau tampak bahagia. Puji Nyonya Lee
“Aku sangat ingin kamu melihat foto ini. Ini sisi Cha Soo Hyun yang tidak kau ketahui” ungkap Jin Hyuk sebelumnya.
Tuan Cha bertanya apakah ingin Soo Hyun ingin diantar pulang. Soo Hyun mengajak untuk pergi ke Hongjae-dong. Tuan Nam pun bisa tersenyum mendengarnya. 

Jin Hyuk sudah duduk di ayunan sendirian, Soo Hyun tersenyum dengan mata berkaca-kaca melihat punggung Jin Hyuk yang duduk sendirian, lalu mendekatinya sambil bertanya “Apa yang akan kau lakukan jika taman bermain ini menghilang?” Jin Hyuk melonggo kaget melihat Soo Hyun datang ke tempatnya.
“Aku melihat perasaanku sesungguhnya yang tidak aku ketahui. Selama menghabiskan waktu bersamamu, aku selalu tersenyum. Aku tidak tahu kalau tersenyum bahagia.” Aku Soo Hyun
“Kamu harus tetap tersenyum seperti itu, Soo Hyun.” Ungkap Jin Hyuk ikut berkaca-kaca menatp Soo Hyun
“Aku tidak bisa tersenyum tanpamu. Biarkan aku tetap berada di sisimu. Aku ingin tetap berada di sisimu dan tetap tersenyum seperti itu... Maafkan aku... Maaf karena aku mengatakan kita harus berpisah.” Kata Soo Hyun. Jin Hyuk langsung memeluknya.
“Jangan meminta maaf... Terima kasih... Karena bersikap berani.” Ucap Jin Hyuk 
Keduanya saling menatap, Jin Hyuk kembali mengaku sangat mencintai Soo Hyun, Soo Hyun pun membalasnya mengaku sangat mencintai Jin Hyuk. Keduanya pun berciuman meluapkan perasaan mereka yang akhirnya kembali seperti semula.
“Salju turun dan terasa sangat indah... Kenapa dia tidak kembali?” ucap Tuan Nam binggung tapi senyuman terlihat bahagia. 



Restoran "Siput Bulan Chan"
Dae Chan membawakan makanan mengaku sudah menambahkan banyak siput bulan untuk Soo Hyun.  Jin Myung mengaku sudah menuangkan bir tambahan juga hanya untuknya.Soo Hyun mengucapkan terimakasih. Dae Chan pun pamit pergi.
“Kenapa? Bergabunglah.” Ucap Jin Myung. Dae Chan menarik Jin Myung agar pergi membiarkan keduanya untuk bersenang-senang.

“Kita sebaiknya makan malam di rumah. Aku punya banyak lauk di rumah.” Ucap Soo Hyun. Jin Hyuk binggung.
“Ibumu memasak untukku.” Kata Soo Hyun, Jin Hyuk kaget mendengarnya.
“Aku merasa bersalah, jadi aku tidak bisa memakannya hingga sekarang. Sekarang aku bisa memakannya dengan nyaman.” Akui Soo Hyun
“Kalau begitu, kita sebaiknya makan malam di rumahmu setelah ini. Jadi, di mana kau menaruh cincin pasangan kita?” kata Jin Hyuk dengan wajah kesal
“Aku masih membawanya setiap hari. Jangan marah.” Ucap Soo Hyun mengeluarkan dalam kotak film.
“Yah... Setidaknya kau setia.” Ejek Jin Hyuk, Soo Hyun mengaku kalau  Ini cinta, bukan kesetiaan.
Jin Hyuk meminta Soo Hyun memberikan lalu memasang kembali cincinya meminta agar Soo Hyun berjanji agar tidak boleh melepasnya lagi. Soo Hyun berjanji tidak akan melepas cincin  dan  akan sering memotret dengan kameraku.
“Apa kau masih menyimpan sarung kameranya?” tanya Jin Hyuk. Soo Hyun menganguk.
“Apa kau tahu alasanku memberikan itu kepadamu?” tanya Jin Hyuk. Soo Hyun mengaku tahu.
“Artinya kau ingin menjadi rumahku.” Kata Soo Hyun. Jin Hyuk mengaku sangat membenci Soo Hyun dengan nada mengoda.
“Kau tahu artinya, tapi tetap memaksakan akhir yang menyedihkan.” Kata Jin Hyuk
“Kau melarangku meminta maaf, tapi sekarang memarahiku.” Keluh Soo Hyun. Jin Hyuk meminta maaf karena belum bisa melupakannya.
“Itulah sebabnya aku juga akan melakukannya. Aku akan membuat rumah yang bagus.” Kata Soo Hyun.
“Pasti butuh sekitar satu tahun. Kau tidak berbakat seperti aku.” Ejek Jin Hyuk
“Selama apa pun tidak masalah. Kau akan menemaniku bahkan lebih lama daripada itu.” Ucap Soo Hyun yakin
“Aku sering memberitahumu bahwa akan menemanimu untuk waktu yang lama.” Kata Jin Hyuk bahagia
Keduanya seperti sangat bahagia setelah menjalan hubungan lain. Di depan pintu restoran Dae Chan menulis "Hari ini kami tutup" seperti membiarkan keduanya di restoran.
Sementara dirumah, Soo Hyun sudah membawa bunga yang diberikan Jin Hyuk dengan tulisan yang diberikan Jin Hyuk saat dikuba
"Aku hendak menanyakan ini jika kita berjumpa lagi Apa Kau punya kekasih? -Dari Penjual Buah-"




[Satu tahun kemudian]
Di atas meja terlihat lembaran "Para pegawai baru, Hotel Donghwa menyambut kalian" Tuan Park menyapa Tuan Oh sebagai pegawai baru bertanya apakah suka minum alkohol. Tuan Oh mengaku bahkan tidak bisa minum segelas pun.
“Itu akan menghalangi kehidupan sosialmu di sini.” Ucpa Tuan park. Tuan Oh mengatakan  Ibunya bilang bersikap berat sebelah tidaklah baik.
“Apa kau anak kesayangan ibumu?” ejek Tuan Park. Tuan Oh mengakuinya.
“Jin Hyuk... Bukankah kau seharusnya membimbing mereka?” kata Tuan Park.
“Maaf. Aku akan memulai dengan bir dan menambahkan sesendok demi sesendok.” Kata Jin Hyuk  yang duduk dibangku Hye In sebelumnya.
“Apa Kalian minum bir dengan sendok?” ucap Tuan Oh Panik. Eun Ji membenarkan.
“Apa kau suka cumi-cumi?” tanya Eun Ji, Tuan Oh mengaku tak suka. Eun Ji pikir mereka cocok dalam hal itu. Tuan Oh menyangkalnya.
Semua pun tak bisa menahan tawa, Tuan Park senang dengan Tuan Oh karena dari awal menolak godan Eun Ji. Eun Ji terlihat marah, Tuan Park menegaskan kembali kalau sekarang menjadi atasanya agar menjaga sikapnya. Sun Joo akhirnya meminta untuk kembali bekerja.
“Bagaimana jika kutunjukkan cara kerja mesin fotokopi?” ucap Jin Hyuk pada Tuan Oh, mereka pun pergi dari ruangan. 


Woo Suk duduk sendirian dirumahnya, Sek Kim datang memberitahu Ibunya Woo Suk  menolak permintaan kunjungan anaknya lagi. Woo Suk mengerti dan tak mau menyerah karena mencoba lagi pekan depan.

Dae Chan dan Sek Jang bertemu kembali di cafe yang sama. Sek Jang berpikir Dae Chan ada urusan lagi di sekitar kantornya. Dae Chan membenarkan. Sek Jang pun mengeluh karen Dae Chan yang  selalu meneleponnya.
“Kau cocok memakai anting itu.” Puji Dae Chan lalu bergegas minum yang terasa manis. Sek Jang hanya bisa menahan senyuman.
“Kau tidak boleh berharap terlalu banyak.” Tegas Sek Jang. Dae Chan merasa Sek Jang yang tetap datang.
“Itu karena kau bilang akan menunggu sampai aku datang.” Keluh Sek jang
“Bagaimana jika kita mencari tahu arti di baliknya? Kau luar biasa.” Ejek Dae Chan. Sek Jang pun hanya bisa tersenyum. 

Disebuah galeri lukisan yang terlihat rapih,  Nyonya Jin membuka pintu dan menyapa pengunjung yang datang, terlihat wajahnya sangat ramah dan tak terlihat tak begitu terbebani.
Dengan terhalang kaca, tangan Soo Hyun dan ayahnya pun saling bersatu terlihat cincin yang kembali dijari anaknya. Tuan Cha tersenyum bahagia melihat Soo Hyun tampak lebih baik setiap kali kemari. Soo Hyun seperti tak menyadarinya.
“Begitu juga dengan Jin Hyuk.” Akui Tuan Cha. Soo Hyun kaget Jin Hyuk  sering datang karena tidak pernah memberitahuku.
“Dia terkadang datang kemari Tapi dia agak membosankan.” Komentar Tuan Cha. Soo Hyun tersenyum mendengarnya.
“Dia hanya membahas buku. Apa dia juga seperti itu denganmu?” kata Tuan Cha
“Dia hanya membahas restoran bagus denganku.” Kata Soo Hyun , terlihat hubungan ayah dan anak sangat bahagia. 


Nyonya Joo dan Tuan Kim duduk bersama di toko sambil maka buah. Nyonya Joo mengaku sungguh tidak suka Jin Hyuk yang sekarang. Tuan Kim ingin tahu alasanya.  Nyonya Joo mengaluh karena Hampir setiap hari dia mengajak kekasihnya ke rumah.
“Apa Aku harus memasak apa untuk kekasihnya? Aku kehabisan menu untuk dimasak. Kenapa dia ajak kekasihnya kemari dan bukan makan di luar?” keluh Nyonya Joo
“Kalau begitu, mintalah dia untuk membayar bahan masakan.” Ucap Tuan Kim santai
“Aku harus melakukannya. Itu ide bagus... Jin Hyuk, lihat saja nanti.” kata Nyonya Joo penuh semangat lalu memuji jeruk yang mereka juga sangat lezat.


Tuan Nam dengan pakaian tebal menceritakn Kemarin mengunjungi Cha Jong Hyun merkea membahas tentang mendaki setelah bebas, lalu mengeluh tidak mengerti kenapa harus melakukan kegiatan melelahkan. Sun Joo mengeluh kalau ini yang disebut mendaki.
“Berjalan ke pub adalah definisi dari mendaki. Kegiatan berikutnya adalah pendakian.” Kata Tuan Nam
“Kalau begitu, kenapa kau membeli baju itu?” ejek Sun Joo
“Apa kau hanya memikirkan dirimu sendiri? Orang berkepala besar seperti aku kesulitan saat mendaki karena gravitasi tambahan. Orang berkepala kecil seperti kau tidak akan mengerti.” Ucap Tuan Nam
“Kenapa ukuran kepala menentukan segalanya bagimu?” keluh Sun Joo, Tuan Nam tak menanggapinya memilih untuk menyuruh makan agar-agar biji pohon ek ini enak karena rendah kalori.
“Bukankah menyantap ini akan membuatku jadi seperti kau?” ucap Sun Joo, Tuan Nam terlihat kesal. Sun Joo pun hanya mengejek menjulurkan lidahnya. Mereka lalu tersenyum dan minum arak beras bersama. 


Restoran Dae Chan terlihat ramai, Hye In pun melayani pelanggan lalu mengeluh pada Jin Myung karena Dae Chan tidak ada belakangan ini adn berpikir kalau memang berniat membuka waralaba. Jin Myung mengaku tak tahu karena Dae Chan yang terus menghilang.
“Hei.. Coba Lihat” ucap Jin Myung memperlihatkan foto pria pada ponselnya. Hye In ingin tahu siapa pria itu.
“Aku menjalani wamil bersamanya. Dia sebaya denganmu dan berkepribadian baik. Apa kau Mau aku jodohkan dengannya?” ucap Jin Myung
“Sudah kubilang tidak perlu.” Keluh Hye In. Jin Myung mengeje kalau Hye In yang masih menyukai Jin Hyuk
“Lupakan dia. Dia sudah lama pergi.” Kata Jin Myung, Hye In marah karena Jin Myung yang tak pernah bersikap dewasa
“Kau Berkencan saja dengannya.”rengek Jin Myung, Hye In pun menyuruh Jin Myung saja yang berkencan dengannya.
“Aku akan mengaturnya. Aku akan datang saat kalian bertemu.” Ucap Jin Myung, Hye In kesal tapi seperti ingin kencan juga. 

Jin Hyuk dan Soo Hyun berjalan di sebuah tempat dengan jalannya kecil dan menanjak. Soo Hyun pikir kalau Tempat ini sangat indah. Jin Hyuk juga merasa sangat indah. Soo Hyun bertanya apakah itu maksudnya  Lingkungan ini. Jin Hyuk mengaku bukan tapi Soo Hyun.
“Apa kau sudah mengunjungi ayahku?” tanya Soo Hyun. Jin Hyuk mengaku beberapa kali datang.
“Apa ayahmu membahas tentang aku?” tanya Jin Hyuk. Soo Hyun mengaku  Ayahnya bilang Jin Hyuk membosankan karena hanya membahas buku.
“Sebenarnya, aku memulai pembicaraan dengan membahas tentang musik. Ternyata kami tidak punya kesamaan, Selera musik kami sangat berbeda.”cerita Jin Hyuk
“Lalu apa kau beralih ke buku?” ucap Soo Hyun. Jin Hyuk membenarka, dan bertanya apakah menurut ayah Soo Hyun itu membosankan. Soo Hyun membenarkan.
“Apa kita masih punya ham? Mungkin kita akan membuat roti isi.” Ucap Jin Hyuk
“Mari buat nasi goreng kimchi.” Ucap Soo Hyuk, Jin Hyuk binggung karena  tidak pandai membuat nasi goreng kimchi.
“Latihan akan membuatmu makin ahli.” Kata Soo Hyun menyakinkan.
“Aku bukannya tidak mau memasak. Tapi Masakanku tidak enak.” Ucap Jin Hyuk
“Bagaimana mungkin kombinasi kimchi dan ham terasa tidak enak?” kata Soo Hyun. Jin Hyuk pikir dulu mengatakan itu.


Saat itu dua anak laki-laki berlari menuruni tangga, Jin Hyuk dan Soo Hyun sedikit menyingkir agar keduanya bisa melewatinya, senyuman keduanya terlihat bahagia. Jin Hyuk bertanya apakah Soo Hyun  akan sibuk selama kuartal kedua.
“Mungkin aku tidak sibuk karena hotel di Kuba sudah selesai.” Ucap Soo Hyun
“Kalau begitu, bisakah kau meluangkan waktu untukku?” kata Jin Hyuk. Soo Hyun ingin tahu apa rencana Jin Hyuk. Jin Hyuk mengaku akan pergi  saja.
“Bagaimana jika kita ke Santiago?” ucap Soo Hyun menatap Jin Hyuk, saat itu Jin Hyuk mendekat Soo Hyun.
“Bisakah kita pergi sebagai pengantin baru?” kata Jin Hyuk seperti melamarnya.
Keduanya saling menatap dengan senyumanya, akhirnya keduanya kembali berjalan. Soo Hyun pun mengajak beli makanan enak. Jin Hyuk pikir Soo Hyun ingin nasi goreng kimchi. Soo Hyun pikir Karena ini hari spesial, jadi mengajak santap makanan yang sangat lezat. Jin Hyuk pun setuju. 

Keduanya duduk berpose mengambil foto, lalu tertawa karena mereka mengikuti gaya seperti gambar mural dibelakangnya. Jin Hyuk bertanya kapan Soo Hyun akan membuat sarung untuk kameranya. Soo Hun mengaku  sedang memikirkan desainnya.
“Sudah kubilang itu butuh setahun.” Ejek Jin Hyuk. Soo Hyun pikir Tidak akan selama itu. Jin Hyuk pikir tak perlu, Soo Hyun hanya bisa tersenyum.
Jin Hyuk mengambil foto Soo Hyun sendirian, teringat saat pertama kali Jin Hyuk yang mengajak foto bersama, Soo Hyun meminta agar melihat cermin dulu, Tapi Jin Hyuk menyakinkan kalau wajahnya cantik.
Jin Hyuk datang jauh-jauh dari Sokco memberikan ciuman perpisahan untuk Soo Hyun. Mereka juga melakukan video call, Jin Hyuk mengajak makan ceker dan Soo Hyun mabuk dengan mencium Jin Hyuk dan menyuapinya wortel.
Mereka berkencan untuk terakhir kalinya sebelum Jin Hyuk akan pergi ke Sokcho yang membuat Soo Hyun menangis. Walaupun mereka harus berpisah karena keadaan, keduanya pun kembali bertemu di pinggir pantai Sokcho.
Jin Hyuk bisa menghibur Soo Hyun yang mabuk sambil menyanyi. Soo Hyun tersenyum bahagia mendengarnya. Jin Hyuk dan Soo Hyun tersenyum bahagia menjalani hubungan mereka menjadi pasangan yang kadang sedih
"Di antara jutaan bintang, Satu bintang menatapku"
"Di antara jutaan orang, Aku menatap satu bintang itu"
"Di mana, kapan, dan sebagai apa kita berdua"
"Kamu yang begitu hangat Dan aku yang begitu lembut. Apa bisa bertemu lagi?"
Jin Hyuk dan Soo Hyun sebelumnya pernah berpapasan di Kuba, tanpa mengenal satu sama lain. 
THE END



6 komentar:

  1. Akhirnya happy ending...nyesek banget liat jin hyuk nangis pas diputusin soo hyun😅

    BalasHapus
  2. I love happy ending mmmuuuaaacchhh

    BalasHapus
  3. Pengennya lebih dari ini ceritanya

    BalasHapus
  4. Pengennya lebih dari ini ceritanya

    BalasHapus
  5. sukaaa bgt endingnya, so sweeeettt, nangis2 di eps 15 terbayar lunas dg ending ini haha,mksh mba dee

    BalasHapus