PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 28 Januari 2019

Sinopsis Romance is a Bonus Book Episode 2 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Dan Yi pulang ke rumah Eun Ho melihat kulkas dan menemukan amplop uang, lalu mendengar suara pintu dan akhirnya bergegas masuk ke lantai atas. Eun Ho pulang membuka kulkas mengambil air minum dan melihat uang di lemarinya sudah tak ada.
“Aku diterima.” Tulis Dan Yi melihat dari jendela atas, Eun Ho sedang minum.
“Itu tidak ada hubungannya denganku.  Kita tidak saling kenal di tempat kerja.  Jangan bertingkah seperti kau mengenalku, </i> <i> dan jangan mengharapkan bantuan dariku.” Balas Eun Ho. Dan Yi mengumpat Eun Ho kejam
 “Berhenti bekerja di rumahku.  Dan carikan aku pembantu rumah tangga baru.”
Dan Yi akhirnya memilih untuk tidur dengan tas sebagai bantalnya, Eun Ho kembali mengirimkan pesan “Selamat sudah dipekerjakan, Noona.”
“Aku membuat  deonjang rebus, kesukaanmu.  Aku menambahkan abalon, jadi jangan lupa memakannya.”
Eun Ho melihat panci diatas kompor yang berpikir kalau kelihatan enak. Dan Yi pun bisa tidur dengan senyuman. 

Eun Ho mandi sambil mendengarkan berita,  kalau Korea adalah salah satu dari banyak negara yang menggunakan banyak plastik sekali pakai.  Saat itu Dan Yi sudah memakai pakaian rapih memastikan Eun Ho tak melihatnya turun dari tangga.
Tapi akhirnya Dan Yi bergegas kemeja makan meminum sedikit kopi dan mengambil roti yang sudah diberi selai.  Seo Joon berjalan dengan anjingnya, melihat Dan Yi yang menari-nari dengan wajah bahagia karena bisa mendapatkan pekerjaan.
“Bukankah dia wanita ... Yang memberi ku daun bawang ?” ucap Seo Joon lalu masuk ke dalam rumah.
Eun Ho akan pergi ke kantor bingung melihat roti yang diberi selai hilang dari atas meja bertanya-tanya siapa yang mengambilnya. 

Dan Yi melihat papan nama kantornya memastikan kalau bisa melakukan dengan baik dan bersyukur serta bekerja keras. Sebelumnya Dan Yi sudah merobek “DIPLOMA KANG DAN-YI, SERTIFIKAT KARIR KANG DAN-YI”
“Apakah Kau seorang karyawan baru?” tanya Park Hoon menyapa Dan Yi membenarkan.
“Senang bertemu dengan mu. Nama ku Park Hoon.” Ucap Park Hoon, Dan Yi pun memperkenalkan namanya.
“Kau pasti gugup karena ini hari pertama mu, Tetapi tidak perlu merasa seperti itu. Orang yang bekerja di sini tidak lebih baik daripada orang seperti kita. Jadi, kau hanya perlu tulus.” Ucap Park Hoon. Dan Yi menganguk
“Dan jika itu tidak berhasil, kau hanya perlu berpikir sederhana dan memikirkan tempat ini sebagai sumber untuk gaji bulanan mu.  TBH, kita semua tahu bahwa kesederhanaan itu adalah solusi dan kau harus berjalan di jalur mu.” Kata Park Hoon. Dan Yi melonggo bingung.
“Apa kau setuju? Apakah aku terdengar terlalu keras kepala? SAT. DGMW. Kau tidak harus setuju. Aku menghargai pendapat mu.” Ucap Park Hoon.
Dan Yi bingung apa artinya TBH, SAT  DGMW seperti tak tahu dengan bahasa gaul jaman sekarang [SAT : Sorry About That , TBH : To Be Honest ,  DGMW : Don't Get Me Wrong] Park Hoon menyuruh Dan Yi agar Jangan terlalu gugup dengan mengikuti dirinya saja.
“Aku karyawan baru juga... Aku bisa ...  merasakannya.” Ucap Park Hoon, Dan Yi binggung Merasakan apa
“Bahwa kita akan rukun. Semoga beruntung untuk kita berdua. Sebelumnya ayo kita berjabatan tangan.” Kata Park Hoon. Dan Yi pun menjabat tangan. 



Mereka masuk ke kantor GYEOROO dan menunggu lift. Dan Yi menerima pesan [KARYAWAN BARU, DATANG KE RUANG PERTEMUAN DI LANTAI 3R Pukul 09.00] lalu memberitahu Park Hoon, mereka pun masuk ke dalam lift bersama.
Saat itu Ji Yool datang bergegas meminta agar menahan lift, Park Hoon menyapa Ji Yool bertanya Apakah seorang karyawan baru. Ji Yool pun menyapanya, mereka pun saling berjabat tangan. Saat itu Hae Rin masu dengan tatapan dinginnya.
“Mereka pasti mempekerjakan empat orang... Nama ku Park Hoon. Aku mendengar mereka mempekerjakan delapan orang tahun lalu.” Ucap Park Hoon mengulurkan tangan pada Hae Rin tapi tak digubris.
“Umur ku 27 tahun. Bagaimana dengan mu?” tanya Ji Yool. Park Hoon mengaku kalau seumuran.
“Sepertinya kau seumuran kita juga.” Komentar Park Hoon.
“Aku pikir tidak perlu bagi mu untuk mengetahui umur ku.” Komentar Hae In. Akhirnya Park Hoon hanya bisa diam saja. 


Ketiganya masuk ruangan dengan tiga karyawan lain.  Park Hoon pikir mereka keseluruhannya mempekerjakan tujuh orang  lalu langsung duduk kalau akan memberi tahu mereka beberapa informasi berharga untuk pegawai baru.
“Aku mendengar orang yang bertugas melatih anggota baru dikenal sebagai penyihir kedua Gyeoroo. Namanya Song Hae-rin.” Ucap Park Hoon yang tak sadar dengan Hae Rin masuk menyuruh agar ikut duduk.
“Ini adalah tahun ketiganya, dan dia dipromosikan beberapa bulan yang lalu. Dia memenangkan kompetisi melawan kolega dan seniornya. Nama panggilannya adalah "Ratu Es". Dia tampaknya sangat rewel Dan dia salah satu pecandu kerja .” ucap Park Hoon penuh semangat. Hae Rin hanya bisa tersenyum mengejek.
“Dia melelahkan koleganya. Sangat penting untuk bertemu senior yang baik di tempat kerja. Tapi kita sudah kacau di hari pertama kita.” Kata Park Hoon yang berani menatap Hae Rin tanpa menyadarinya.
“Aku kira itu tidak akan mudah.” Ucap Ji Yool. Dan Yi pikir Orang seperti itu ada di mana-mana.
“Ya itu betul. Itu "hukum kekekalan orang gila." Kita harus menanggungnya.” Ucap Park Hoon.
“Jika dia penyihir kedua, siapa penyihir pertama?” tanya Ji Yool.  Hae Rin menjawab itu Direktur Ko Yu-seon.
“Aku terkesan kau bisa tahu. Ini hari pertama kita bekerja, jadi kalian semua setidaknya harus tahu sebanyak itu.” Ucap Park Hoon bangga. 


Hae Rin membagikan masing-masing kartu nama, Park Hoon senang karena  Gyeoroo memberikan kartu nama pada hari pertama di tempat kerj dan mengaku sangat suka perusahaan ini. Dan Yi pun senang karena akhirnya memiliki kartu nama.
“Tapi mengapa kau memberi kami kartu?” tanya Park Hoon. Hae Rin melempar buku diatas meja.
“Aku Song Hae-rin, orang yang bertanggung jawab melatih anggota baru. Aku gila kerja Dan aku melelahkan kolega ku. Jadi itu tidak akan mudah bagi kalian. Tetapi orang seperti itu ada di mana-mana, seperti "hukum kekekalan orang gila." “ ucap Hae Rin yang membuat Dan Yi melonggo sementara Park Hoon tak berani menatapnya.
“Seperti yang tertulis di kartu mu, Ji-yul ada di Tim Editorial...Hoon ada di Tim Pemasaran. Ji-ho berada di Tim Pengembangan Bisnis. Min-seok, Tim Konten Anak-Anak. Hui-yeong ada di Tim Desain. Dan Dan-Yi ada di Tim Pendukung Tugas.” Ucap Hae Rin membagikan tugas
“Kalian semua bekerja sangat keras untuk mendapatkan pekerjaan Dan aku yakin kalian semua penuh harapan setelah kalian diterima dan mulai bekerja. Mulai hari ini, kalian adalah kolega.” Tegas Hae Rin. Mereka pun mulai saling menyapa.
“Tetapi kalian juga bersaing.  Salah satu dari kalian akan mengundurkan diri dalam waktu kurang dari sebulan. Memiliki pekerjaan tetap tidak ada artinya dalam industri penerbitan.” Ucap Hae Rin. Dan Yi terlihat gugup.
“Setelah tiga bulan, orang lain akan mengundurkan diri, mengatakan mereka ingin belajar lebih banyak. Setelah satu tahun, akan berkurang setengah dari kalian, meskipun kalian bekerja keras untuk dipekerjakan. Inilah yang aku coba sampaikan kepada kalian.” Kata Hae Rin
Semua terlihat tegang. Hae Rin pikir tidak akan repot-repot mengajarkan siapa yang akan berhenti jadi bisa mencari tahu sendiri.


Eun Ho baru saja datang ke kantor, Pegawainya melihat pegawai baru yang sedang ditraining oleh Hae Rin lalu menyapa Eun Ho terlihat senang karena ada anggota baru yang menurutnya mereka menggemaskan. Eun Ho tersenyum melihat Dan Yi sebagai pegawai baru.
“Dia agak kumal, Yang pakai jas hitam. Bukankah dia di Tim Pendukung Tugas? Mungkin dia agak tua. Dia memiliki wajah bayi, tetapi gayanya sudah usang.” Komentar Si pegawai
“Tidak, dia benar-benar tipeku. Dia tampak berkelas dan berkualitas.” Komentar Eun Ho membela. Si pegawai tak bisa berkata-kata.
“Apakah kita memiliki draft untuk puisi prosa Bu Kang?” tanya Eun Ho
“Dia keluar dari jaringan. Kami belum dapat menghubunginya sebulan terakhir ini.” Kata Pegawai dengan wajah tertunduk. Eun Ho hanya bisa tersenyum melihat Dan Yi. 


Hae Rin mengajak pegawai baru berkeliling kantor memberitahu kalau Ruang pers ada di sebelah kanan dan di arah Pukul dua belas adalah ruang konferensi utama jadi sekarang akan bertemu semua tim. Mereka pun dibawa oleh Hae Rin untuk menyapa pada pegawai senior,
Tuan Kim sedang ada diruangan menyapa pegawai baru, dengan penuh semangat mengucapkan selamat. Park Hoon pun dengan sopan menyapanya. Tuan Kim menhabat semua tangan anggota barunya sambil berteriak yel
“Gyeoroo, kemenangan!  Ayo menjadi pemenang!”
“Ini adalah kantor direktur. Tunggu disini.” Ucap Hae Rin akan masuk ke ruangan Nyonya Ko untuk memperkenalkan Karyawan baru , tapi Nyonya Ko seperti tak peduli.
“Dia sepertinya sibuk.” Kata Hae Rin akhirnya mengajak pegawai baru ke  perpustakaan kantor.
“Sekitar 10.000 buku disimpan di sini. Ini terbuka untuk semua orang, jadi jangan ragu untuk datang ke sini untuk melihat materi.” Ucap Hae Rin, semua menganguk mengerti.
“Kita dapat menggunakannya kapan saja kita mau. Sekarang mari kita menuju ke kafe.” Ucap Hae Rin. Semua seperti senang pergi ke Kafe!

Mereka duduk seperti dipantry sambil minum kopi, Park Hoon mengaku  paling ingin tahu tentang  Cha Eun-ho dan yakin Eun Ho ada di wawancara pekerjaannya yaitu satunya Pemimpin redaksi, penulis, dan profesor. Dan Yi hanya diam saja pura-pura tak kenal dengan Eun Ho.
“Aku yakin dia sibuk mengambil tiga pekerjaan ketika orang lain satu sajapun tidak mampu.” Ucap Park Hoon.
“Dia ada di wawancaraku. Dia sangat tampan dan "cantik". Ngomong-ngomong, berapa umurmu?” kata Ji Yool
“Aku 30.. “ ucap Dan Yi, Park Hoon senang karena mereka hanya selisih tiga tahun.
“Aku 37 tahun” akui Dan Yi, semua melonggo lalu meminta maaf karena beranggap seumuran.
“Kau tidak boleh menjadi anggota baru. Apakah kau memiliki pengalaman kerja?” ucap Park Hoon. Dan Yi mengaku tak punya.
“Aku mengerti., Kau pasti sudah belajar bertahun-tahun.” Komentar Ji Yool.
“Aku karyawan kontrak Tim Pendukung Tugas dan lulusan SMA. Aku harap kita rukun.” Ucap Dan Yi. Keduanya menganguk walaupun terlihat cangung karena tak percaya mendengarnya. 


Hae Rin memberikan ID Card pada pegawai baru, Dan Yi terlihat bahagia melihatnya begitu juga yang lainya. Di ruangan lain, seorang pegawai terlihat bahagia melihat ada bunga  dan ingin tahu pengirimnya. Hae Rin dan pegawai baru datang, pegawia memberitahu kalau bunga untukkaryawan baru.
“Oh Ji-yul.. Apakah pacarmu?” ucap Park Hoon, Ji Yool melihat kartu dari ibunya “Ji-yul, selamat atas pekerjaanmu!  Aku berharap yang terbaik. Dari Ibu”
Ji Yool  terlihat gembira memuji ibunya yang terbaik. Mereka tak percaya kalau ibu Ji Yool mengirimkan bunga untuk anaknya. Ji Yool akhirnya memberikan mengambil foto,  Tuan Bong berpikir kalau Ji Yool pasti "anak mama".
“Dia ada di tim kita, Pak.” Kata si pegawai. Tuan Bong hanya bisa melonggo. Ji Yool sibuk mengambil foto dan meminta agar mengambilkan foto bersama-sama.
“Siapa di bumi yang setuju untuk mempekerjakannya?” ucap Tuan Bong kaget.
“Itu kau. Karena kita merekrut orang tanpa pengalaman,  kau bilang lebih suka seseorang seperti dia daripada orang yang berpura-pura tahu apa yang mereka lakukan, Mereka lebih mudah dibentuk.” Kata Nyonya Seo. Ji Yool masih sibuk foto dengan Park Hoon yang mengambil fotonya.
“Kenapa aku mengatakan itu?” ucap Tuan Bong merasa bersalah. Hae Rin berjanji akan terus membimbingnya untuk yang terbaik dari kemampuannya.
“Itu dia... Dia adalah Pemimpin Redaksi Cha Eun-ho. ..Aku akhirnya bertemu dengannya... Wah... Tidak mungkin... Aku pingin rambut ku warnanya seperti itu juga.” Ucap Park Hoon melirik Eun Ho yang sibuk bekerja. Dan Yi pun pura-pura tak tahu.


Dan Yi pulang dengan bus menatap ID Cardnya seperti tak pecaya GYEOROO, TIM PENDUKUNG TUGAS  KANG DAN-YI dan juga kartu nam padahal baru saja masuk kerja.
Flash Back
Di sebuah restoran, pemilik memberitahu kalau ada acara peringatan tahun ketiga jadi memiliki banyak hadiahjadi masukkan kartu ke dalam karena akan memilih pemenang secara acak. Tapi Dan Yi tak bisa memasukan apapun karena tak memiliki kartu nama.
Saat itu seorang wanita memberikan kartu namanya agar  harus tetap berhubungan. Dan Yi melihat nama KIM JI-YOUNG. Nyonya Kim ingin meminta kartu nama, tapi Dan Yi mengaku tidak punya kartu nama. Karena sudah berhenti dari pekerjaannya.
“Mengapa? kau melakukannya dengan sangat baik.” Tanya Nyonya Kim sedih
“Aku harus merawat anak ku dan kapan-kapan akan menelepon “ kata Dan Yi
Dan Yi tersenyum bahagia karena tak perlu minder lagi sudah memiliki kartu nama. 


Eun Ho tiba-tiba memanggil Dan Yi saat baru turun dari bus. Dan Yi kaget dan panik karena bertemu dengan Eun Ho,  Eun Ho marah karena Dan Yi yang masih akan menjadi pembantu rumah tangga. Dan Yi berjanji tidak akan pergi ke rumah Eun Ho dan sedang mencari penggantinya.
“Apakah kau tinggal di sekitar sini? Ayo ikut denganku, aku harus melihat di mana kau tinggal.” Ucap Eun Ho mengajak Dan Yi masuk mobilnya.
“Mungkin lain kali, Rumah ku berantakan sekarang.” Kata Dan Yi berusaha menolak.
“Aku akan memberi mu tumpangan kalau begitu. Masuk.” Kata Eun Ho, Dan Yi menolak mengaku bisa pergi sendiri dan bergegas pergi. 

Eun Ho mengikuti Dan Yi meminta agar segera masuk mobilnya, Akhirnya Dan Yi mendekati mobil Eun Ho memberikan kartu namanya, karena tidak punya orang lain untuk dipamerkan lalu pamit pergi.
“Tunggu, apakah seperti itu?”ucap Eun Ho lalu melihat kartu nama Dan Yi.
Ia teringat ucapan pegawainya saat melihat Dan Yi berlari “Dia agak kumal, Yang ada di jas hitam.” Lalu menelp Na Kyung  bertanya apakah tokonya masih buka.
Eun Ho mengikuti Dan Yi menyuruh agar masuk mobil karena harus pergi ke suatu tempat. Dan Yi tak bisa menolak melihat Eun Ho yang tersenyum padanya. 

Dan Yi melihat mereka berhenti di toko Na Kyung. Eun Ho menganguk lalu mengajak Dan Yi masuk. Na Kyung akhirnya menunggu membawa banyak baju. Dan Yi berpikir kalau merkea berdua berkencan lagi padahal berpikir mereka itu putus.
“Tidak, kami hanya berteman sekarang.” Akui Na Kyung, Dan Yi merasa tak mungkin.
“Lalu mengapa tidak berkencan lagi ?” ucap Dan Yi. Na Kyung pikir tak mungkin salah satu dari merkea selingkuh.
“Apa kau selingkuh? Aku benar-benar membenci orang selingkuh. Aku tidak menyadari kau benar-benar tolol. Apa kau Dengar itu, Na Kyung” ucap Dan Yi memarahi Eun Ho untuk membela Na Kyung.
“Aku yang berselingkuh.” Akui Na Kyung, Dan Yi tak bisa berkata-kata.
Eun Ho sibuk memilihkan baju yang cocok untuk Dan Yi, karena terlihat terlalu kumal. Dan Yi pikir pakaianya terlihat cukup baik dan puas dengan apa yang dimilikinya. Eun Ho mengeluh Dan Yi yang   akan terus datang bekerja memakai itu
“Dan-Yi, kudengar kau hampir tidak mendapat pekerjaan setelah merendahkan diri sebagai lulusan SMA.”ucap Eun Ho. Dan Yi malu karna ada Na Kyung
“Tidak apa-apa dia sudah tahu.” Ucap Eun Ho, Na Kyung pun berjanji akan menutup mulut.
“Aku yakin karyawan baru lainnya cukup muda. Hal yang sama berlaku untuk bos mu. Semua orang merasa tidak nyaman memiliki  kolega yunior yang lebih tua dari mereka. Ini mungkin terlihat baik-baik saja, tetapi ada kekurangannya. Aku tidak bisa menjual ini.” Kata Na Kyung
“Tapi ini terlihat baik-baik saja.” Komentar Dan Yi melihat baju-baju yan bisa dipilihnya.
“Ini cara dia akan meminta maaf karena selingkuh. Cobalah dan lihat bagaimana tampilannya.” Ucap Eun Ho, Dan Yi setuju akan mencobanya.


Na Kyung mengatakan potongnya hanya Dua puluh persen paling banyak. Eun Ho menolak meminta agar 30 karena sudah menyakiti hatinya. Na Kyung setuju meminta agar transfer hari ini. Eun Ho menganguk setuju. Akhirnya Eun Ho memilih satu baju untuk dicoba
“Kau terlihat luar biasa.”puji Na Kyung, tapi Dan Yi merasa terlalu mencolok
“Semua orang memakai ini sekarang.” Kata Na Kyung, Dan Yi melihat Roknya terlalu pendek.
Saat itu Eun Ho seperti tak peduli sibuk dengan berkas naskah ditanganya. Dan Yi mencoba pakaian lain, Na Kyung pikir pakaian kali ini tidak sesuai untuk bekerja. Dan Yi mencoba pakaian lengan panjang, Na Kyung berkomentar baju yang terlihat hangat. Eun Ho tetap tak melihatnya, Dan Yi seperti kesal sendiri. 

Akhirnya mereka selesai berbelanja. Eun Ho pikir mereka  sekarang akan menuju ke salon karena Pakaian yang sudah diurus Na Kyung jadi  dan rambut bagiannya. Dan Yi pikir tak perlu menata rambutnya juga.
“Hanya mengenakan pakaian baru tidak akan memperbarui gaya mu.” Ucap Na Kyung menyakinkan.
“Tetapi salon sudah tutup sekarang.”kata Dan Yi binggung.
“Aku sudah menelepon dulu. Pemiliknya adalah orang yang ku kencani.” Akui Na Kyung. Eun Ho menegaskan kalau itu adalah selingkuhan Na Kyung.
“Kau akan melihat bahwa aku tidak punya kesempatan.” Ucap Eun Ho, Dan Yi hanya bisa melonggo. 

Na Kyung melihat rambut Dan Yi memberitahu kalau butuh trim. Seorang wanita menyapa Na Kyung sambil berpelukan, Na Kyung memperkenalkan Ju Yeon yang akan merapihkan rambutnya. Ju Yeon menyapa Dan Yi lalu meminta agar menunggu dan mengajak Na Kyung membantunya lebih dulu.
Dan Yi menatap Eun Ho seperti tak percaya kalau pacar Na Kyung seorang wanita. Eun Ho hanya tersenyum sambil mengangkat bahunya.
Di dalam mobil
“Apa kau membiarkan wanita lain mencuri pacar mu?” ucap Dan Yi melihat Eun Ho yang ada didepanya.
“Kau membiarkan wanita lain mencuri suami mu.” Balas Eun Ho, Dan Yi tak percaya kalau Eun Ho baik-baik saja dengan itu. Eun Ho menganguk. 

“Apakah kau mencintainya?” tanya Dan Yi. Eun Hoo mengaku tak tahu.
“Ketika aku dicampakkan, Aku tidak pernah emosional. Saat itulah aku menyadari bahwa aku tidak sedang jatuh cinta.” Akui Eun Ho
“Aku tidak memahami hubungan yang membosankan seperti itu. Terus menjadi teman setelah itu bahkan lebih aneh.” Kata Dan Yi lalu meminta agar menurukan ditepi jalan.
“Aku akan mengantarmu pulang.” Kata Eun Ho, Dan Yi menolaknya.
“Aku mengatakan kepada pemilik rumah ku bahwa aku tidak akan membawa pria.” Kata Dan Yi. Eun Ho mengejek kalau itu tak akan mungkin.
Akhirnya Eun Ho menurunkan Dan Yi di pinggir jalan,  lalu melambaikan tangan. Dan Yi membalasnya dengan senyuman lalu berpura-pura berjalan pulang. Eun Ho melihat Dan Yi berlari menyuruh agar berhenti  berlari karena akan jatuh.


Di rumah
Eun Ho duduk membaca naskah mengingat saat Dan Yi mencoba baju, dari cermin bisa melihat Dan Yi yang cantik dengan gaun yang dipilihkan Na Kyung. Tapi ia berpura-pura tak peduli saat Dan Yi mencoba pakaianya, saat Dan Yi masuk kamar ganti wajahnya tersenyum bahagia.
“Kau jauh lebih cantik saat tersenyum.” Ungkap Eun Ho lalu melihat  KUISONER PELAMAR KERJA milik Dan Yi
[APA YANG PALING KAMU BANGGAKAN?]
“Aku menyelamatkan nyawa seorang anak laki-laki   ketika aku masih SMA . Aku ketinggalan satu tahun di sekolah,  tapi akhirnya aku punya teman baik.”
 “Saat aku muda,  Aku bahkan tidak repot-repot membaca buku.  Apa yang paling aku cintai di dunia adalah bola, sepak bola, tepatnya” guman Eun Ho. 


 Flash Back
[Gureum Elementary lawan Taeyang Elementary School.]
Eun Ho mengocek bola dengan sangat lincah lalu menenang bola kedalam gawang, seperti seorang striker berlari berkeliling sambil berteriak bahagia. Pelatihnya berteriak marah karena bisa  senang sekarang
“Kau mencetak gol di gawang tim mu sendiri! Kau selalu kesulitan mengenal gawang yang tepat di babak kedua! Bagaimana kau berharap bermain sepak bola  dengan cacat seperti itu? Sudahlah menyerah!” teriak pelatihnya. Eun Ho menyadari saat melihat kiper adalah temanya sendiri.
“Aku tarik kembali komentarku tentang dia menjadi anak ajaib.”Hari itu, sesuatu yang istimewa terjadi padaku. “

Eun Ho yang kesal memukul bola pada pohon yang dilewati dan ingin menyeberang jalan karena bolanya yang jatuh. Tapi saat itu mobil akan menabraknya, tiba-tiba Seorang wanita mendorongnya agar menjauh dan si wanita pun terlempar lalu terjatuh dengan kepala yang berdarah. Eun Ho terlihat shock melihatnya.  
“Bukankah dia Kang Dan-Yi, pengganggu Sekolah Menengah Deokhwa?” ucap beberapa orang yang mengerubungi.
Dan ... Aku bertemu seseorang yang sangat istimewa. “

Dan Yi dirawat dengan luka ditangan dan kaki serta kepalanya, Eun Ho menangis terus melihatnya. Dan Yi akhirnya memanggil Eun Ho, meminta agar Berhenti menangis karena membuat kepalanya sakit. Eun Ho kaget melihat Dan Yi membuka matanya. Dan Yi mengaku merasa sangat baik.
“Kau dengar perlu waktu satu tahun bagi ku untuk pulih, kan? Luar biasa! Aku tidak akan pergi ke sekolah selama satu tahun.”ucap Dan Yi seperti tak suka sekolah.
“Hei, nak... Sampai aku benar-benar pulih, kau menjadi pesuruh ku. Jadi Datang ke sini segera setelah sekolah usai. Mengerti?” kata Dan Yi menyuruh Eun Ho agar mendekat. 

Eun Ho membeli beberapa makanan dari minimarket dan membawa buku, sampai di rumah sakit Dan Yi menyuruh Eun Ho agar membuka halaman selanjutnya. Eun Ho pun membantu membaca buku dengan tanganya.
“Aku sangat senang Seul-bi dan Sirius bahagia lagi. Akhir yang bahagia adalah yang terbaik.” Ucap Dan Yi yang sudah selesai membaca buku.
Eun Ho kembali datang membawa makanan dan juga komik, Dan Yi suadh bisa melepaskan perban ditanganya membaca buku sendiri. Eun Ho ikut membacanya lalu bergantian, Dan Yi melihat komik itu sudah dibaca dan ingin membaca yang lain. Eun Ho melarangnya.
“Seperti itu, Aku menjadi pesuruh Dan-Yi selama setahun.”
Dan Yi sudah bisa duduk memberitahua kalau Hidup ada di buku ini jadi Eun Ho bisa melihat kehidupan di dalamnya. Eun Ho mengeluh kalau betapa membosankan.
“Untuk pertama kalinya dalam hidupku, Aku memegang sesuatu yang disebut buku untuk waktu yang lama. “
Keduanya pun mulai membuat cerita tentang  bertarung dengan hip hop. Dan Yi mengeluh kalau mereka hanya bertengkar sepanjang waktu,  Eun Ho membalas kalau Dan Yi tidak tahu apa-apa tentang cowok.
“Dan bakat kedua ku, Bakatku sebagai penulis dimulai  saat aku bertemu  seorang gadis eksentrik bernama Kang Dan-Yi.”



Eun Ho mengingat semua kenangan dengan senyuman lalu merasakan ada sesuatu dirumahnya, lalu keluar kamar memeriksa pintu rumah. Dan Yi bersembunyi di sisi ruangan lain, Eun Ho pun mencoba mencari tapi Dan Yi bisa bersembunyi di sisi lainnya.
Saat itu Eun Ho akan masuk kamar lagi, Dan Yi bisa bergegas menaiki tangga. Eun Ho membalikan badan merasakan ada yang lewat, tapi tak melihat siapapun. Dan Yi pun perlahan menaiki tangga masuk ke kamar atas.
Eun Ho kembali merasakan ada orang didapurnya, lalu mencoba membuka pintu kamar tapi tak melihat siapapun. Dan Yi bisa bersembunyi dengan semangkuk bimbimbap, Eun Ho masuk kedalam kamar lalu Dan Yi pun akan membereskan pecahan gelas.  
“Apa ini, Noona? Apakah kau tinggal di rumahku?” ucap Eun Ho akhirnya menemukan Dan Yi dalam kegelapan. Dan Yi hanya diam saja.
Bersambung ke episode 3

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar