PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 28 Januari 2019

Sinopsis Romance is a Bonus Book Episode 2 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Eun Ho kaget melihat nama Kang Dan Yi dengan  LATAR BELAKANG PENDIDIKAN JINHWA SMA. Dan Yi akhirnya masuk dengan dua orang lainya, wajahnya terlihat tenang sementara Eun Ho seperti tak pecaya melihat Dan Yi sebagai yang melamar pekerjaan.
“Bu Kang Dan Yi.. Kau tidak memiliki pengalaman dalam bidang ini, tetapi kau telah membaca banyak buku klasik.  Aku kira kau suka membaca.” Ucap Tuan Kim
“Ya, kutu buku adalah nama panggilan ku sejak aku masih kecil.” Ucap Dan Yi
“Kau kutu buku, tapi kau juga pengacau. “ gumam Eun Ho menatap Dan Yi yang tak menatapnya.
“Tahukah kau apa arti nama perusahaan kami?” tanya Tuan Kim
“Gyeoroo... Dari yang ku tahu, ini adalah kata Korea murni untuk "kehidupan yang menang". Ucap Dan Yi. Eun Ho bergumam kalau dugaanya benar.
“Lalu apakah ada saat ketika kau memikirkan hal itu, kau harus menjalani hidup yang berkemenangan?” tanya Nyonya Ko
“Aku pikir itu kemarin, dan pikiran itu masih bersama ku hari ini. Aku akan terus merasakan hal yang sama besok.” Ucap Dan Yi
“Kemudian beri tahu kami sesuatu yang istimewa tentang diri mu.” Kata Nyonya Ko
“Aku tidak spesial. Aku cukup tua untuk tahu bahwa tidak bisa melakukan semuanya sendiri dan aku memiliki kekurangan. Dan untuk alasan itu, apa pun jenis tugas yang diberikan kepada ku, Aku akan melakukan yang terbaik dengan hati yang bersyukur.” Ucap Dan Yi
“Sesuatu ...yang tidak kuketahui, pasti terjadi pada Dan Yi... Ah... Tidak... Pasti sudah terjadi. “ gumam Eun Ho melihat Dan Yi keluar dari ruangan. 


Dan Yi sudah berjalan pulang, Eun Ho akhirnya bergegas mengambil jaketnya. Tuan Kim bertanya kemana Eun Ho akan pergi.  Eun Ho meminta maaf karena ada sesuatu yang datang. Tuan Kim binggung Eun Ho yang tiba-tiba keluar ruangan.
“Aku akan meminta Pak Bong mengisi untuk ku.” Ucap Eun Ho bergegas keluar dari ruangan.
“Panggil Pak Bong untuk ku. Aku harus mengurus sesuatu sekarang.”kata Eun Ho pada Hae Ri. Hae Ri binggung tapi Eun Ho sudah melesat pergi.
Dan Yi sudah ada diluar gedung, Eun Ho menahanya mengajak Dan Yi bicara.  Dan Yi hanya terdiam melihat tangan Eun Ho yang memegangnya. Eun Ho menyuruh Dan Yi untuk mengikutinya. Tapi Dan Yi  hanya diam saja.
“Tidak bisakah kau melihat bahwa aku marah?” teriak Eun Ho sudah tak bisa menutupi amarahnya. 

Akhirnya Eun Ho membuka pintu mobilnya dan Dan Yi masuk, Eun Ho memasangkan sabuk pengaman lebih dulu lalu membahas Dan Yi yang  Tidak ada gelar postsecondary dan hanya memiliki gelar sekolah menengah
“Mengapa kau melakukan ini? Apakah hidup mu membosankan?” ucap Eun Ho marah. Dan Yi ingin bicara tapi Eun Ho menyuruh agar Jangan katakan apapun.
“Apa pun yang kau katakan, aku tidak akan mencoba memahami mu.” Ucap Eun Ho. 

Di dalam mobil
Dan Yi hanya diam saja, Eun Ho mencoba menelp Dong Min tapi tak nyambung lalu meminta agar memberikan nomor baruya. Dan Yi menolak tak perlu membahasnya dan hanya mereka yang tahu selain itu tak ada hubunganya dengan Dong Min.
“Dong-min adalah wali sah mu ...” ucap Eu Ho dengan nada tinggi.
“Kau bilang "Wali"? Apa yang kau bicarakan? Aku sudah 37 tahun.. Wah.. Aku tak percaya ini” keluh Dan Yikarna ini  tentang hidupnya
“Tentu, sesuaikan diri mu.” Kata Eun Ho. Dan Yi ingin tahu kemana Eun Ho akan membawanya. Eun Ho pikir Dan Yi tak perlu peduli. 

Mereka sampai ke depan rumah lama Dan Yi yang sudah dirubuhkan dengan papan didepan rumah [PEMBERITAHUAN KONSTRUKSI]. Eun Ho melihat terlihat tak percaya lalu bertanya apa yang terjadi karena hanya  mendengar bisnis Ding Min gagal.
“Ini sebenarnya baik-baik saja, kan? Itu lebih baik menjadi gedung barunya Atau apa? Apakah kau kehilangan rumahmu?” ucap Eun Ho marah. Dan Yi hanya bisa diam saja. Eun Ho pun menhela nafas panjang

Keduanya akhirnya duduk di cafe, Dan Yi menenangkan diri dengan meminum segelas air putih. Eun Ho meminta Dan Yi menceritakan yang terjadi, berpikir  Dong-min benar-benar berselingkuh dan Dan Yi yang benar-benar kehilangan rumah. Dan Yi hanya diam saja.
“Kau sedang kacau sekarang. Aku tidak percaya kalau tidak tahu.” Keluh Eun Ho. Dan Yi merengek pada Eun Ho
“Dimana bajingan itu Dong-min?” ucap Eun Ho marah sambil mengumpat.
“Jaga mulutmu... Walaupun begitu, Dia masih ayah Jae-hui Dan aku memang mencintainya.” Akui Dan Yi
“ Sekali lagi, dia berkata "cinta." “ gumam Eun Ho marah menatap Dan Yi didepanya. 


Flash Back
Eun Ho sedang makan dengan Dan Yi saat masih remaja, Dan Yi tiba-tiba memanggil “Oppa” sambil melambaikan tangan. Eun Ho binggung melihat pria yang dipanggil Dan Yi, Dong Min pun masuk restoran duduk disamping Dan Yi.
“Ini adalah teman ku yang seperti adik bagi ku.” Ucap Dan Yi memperkenalkan Eun Ho dan mengaku Dong Min sebagai  pria yang dicintainya.
“Senang bertemu dengan mu, kau pasti Eun-ho... Kau tampan.” Komentar Dong Min
“ Cara dia berbicara tidak sopan sejak awal.” Gumam Eun Ho sinis lalu berusaha bersikap sopan.
“Eun-ho... Aku akan memastikan kau diterima. Aku seorang pakar penerimaan perguruan tinggi, dan sekarang kau sudah bertemu aku, jadi kau bisa menyebut diri mu beruntung.” Ucap Dong Min sombong
“Sepintas, aku tahu dia pembual... Dia adalah masalah sulit, mulut besar,  dan banci.  Apakah aku akan menyetujuinya,  jika itu semua ini sudah terlanjur terjadi?” gumam Eun Ho tak suak melihat Eun Ho yang terus menyuapi Dong Min.
“Nuna... kau harus makan paru-paru. Kau menyukainya.” Ucap Eun Ho menahan tangan Dan Yi. Akhirnya Dan Yi makan lebih dulu.
“Ya ampun, aku tidak percaya ini... Wahh... Bagaimana mungkin? Aku kesal!” teriak Dong Min seperti sengaja mengejek.
“Yang terpenting, dia tidak mempertimbangkannya. Ada begitu banyak orang di dunia ini.  Bagaimana dia bisa mencintai “sampah” seperti dia?” gumam Eun Ho kesal melihat Dan Yi yang terus menyuapi Dong Min.
“Kau bisa menjadi tutor ku... Silakan hubungi aku langsung, bukan melalui Dan Yi” kata Eun Ho membawa tasnya.

“Apakah kau akan pergi? Kau harus makan lebih banyak.” Ucap Dan Yi. Eun Ho tak menjawab memilih pergi.
“Bayaranku. Aku lupa memberi tahu dia tentang bayaran les ku.” Ucap Dong Min. Dan Yi akan memberitahunya nanti. Dong Min pun senang mendengarnya.
“Jika memang seperti itu cinta,  Aku tidak ingin jatuh cinta.  Aku tidak ingin menjadi idiot, siapa yang tidak bisa melihat apa yang dibutuhkan orang lain, dibutakan oleh emosiku.  .” Gumam Eun Ho melihat Dan Yi yang terus menyuapi Dong Min tanpa memperdulikan dirinya yang belum makan. 



“Aku ingin berada di sana  untuk orang yang kucintai sampai akhir” gumam Eun Ho menatap Dan Yi yang duduk didepanya.
“Dong Min tidak di sini sekarang. Dia pergi ke luar negeri dengan seorang wanita, dan tidak akan kembali. Aku harus mencari nafkah, Eun-ho.” Ucap Dan Yi
“Tapi pasti ada cara lain. Apakah kau ingin menyia-nyiakan gelar mu? Kau pergi ke universitas terkemuka. Temukan sesuatu yang lebih baik..” kata Eun Ho dan disela oleh Dan Yi
“Pada tahun lalu, aku melamar untuk setiap posisi berpengalaman yang tersedia, dan aku melakukan lebih dari 50 wawancara langsung. Jika sebuah perusahaan mempekerjakan sepuluh orang, mereka tidak akan merekrut wanita yang kembali setelah istirahat karier.” Ucap Dan Yi
“Mereka mengatakan dunia telah berubah sementara aku bermalas-malasan di rumah. Mereka bilang "Aku hanya Tertawa"? Aku? Aku tidak pernah bermalas-malasan. Apakah kau tahu yang ibu rumah tangga lakukan?”kata Dan Yi
“Mereka membuat sarapan, dan kemudian makan siang tiba. Jadi mereka membuat makan siang, lalu sudah waktunya untuk makan malam.  Mereka membuat makan malam dan mencuci piring, lalu akhirnya sudah pagi lagi. Itu Tidak pernah berakhir. Seperti apa pekerjaan rumah itu.” Cerita Dan Yi tentang pekerjaanya sebagai ibu rumah tangga.
“Kau mengisi kulkas mu, hanya untuk melakukannya lagi pada hari berikutnya. Lalu kau membersihkan toilet dan melakukannya lagi pada hari berikutnya. Tapi Pewawancara mengatakan itu tidak dianggap sebagai pengalaman. Kenapa tidak boleh?.” Ucap Dan Yi.
“Padahal Itu mengajari ku untuk bersabar, berbakti, dan penuh perhatian Aku juga belajar betapa putus asa aku membangun kembali karier ku. Mengapa itu tidak dihitung? Untuk Tim Dukungan Tugas, Tidak ada batasan umur. Katakan saja aku hanya punya sekolah menengah...” ucap Dan Yi
“Kau harus mengirim paket dan menjalankan tugas untuk kolega mu. Ini adalah posisi kontrak bergaji rendah... Dan Yi, pekerjaan itu untuk anak-anak yang baru lulus dari sekolah menengah..” kata Eun Ho menyela dan disela lagi oleh Dan Yi
“Lalu apa? Haruskah aku tetap hidup seperti ini? Katakanlah aku akan mati pada usia 80. Itu berarti aku baru setengah jalan. Apakah aku harus tetap hidup seperti ini?” kata Dan Yi
“Maafkan aku... Aku tidak tahu apa yang sedang kau alami.” Kata Eun Ho merasa menyesal
“Aku tahu kau meminjamkan Dong-min sejumlah uang tanpa memberi tahu ku. Aku juga tahu bahwa dia tidak bisa membayar mu kembali. Kau sudah melakukan lebih dari cukup.” Ucap Dan Yi
Eun Ho hanya bisa tertunduk diam lalu merasakan ponselnya berdering, Dan Yi menyuruh Eun Ho agar menjawabnya. Seorang wanita menelp sebagai Reporter Jo Yeong-ju dari Cine 22 dan ingin tahu di mana Eun Ho berada karena baru saja datang. Eun Ho teringat dengan  wawancara hari ini.
Dan Yi segera pamit pergi karena harus bekerja paruh waktunya. Eun Ho tak bisa menahanya meminta maaf pada Reporter Joo karena  sedang mencari tempatnya dan ingin tahu lokasinya. 

Seo Joon memasak ramyun dengan anjing yang menemaninya, lalu melihat tanaman daun bawang diatas meja teringat kembali dengan perkataan Dan Yi kalau hanyaitu barang yang dimilikinya.
“Potong sampai bagian hijau berakhir, dan Anda tidak perlu beli daun bawang lagi.” Ucap Dan Yi mengajarnya
“Haruskah kupotong di sini?” kata Seo Joo mulai memotong lalu merasa tak enak hati pada Tuan daun bawang karena sakit selama beberapa detik yang akan dipotong.
“Wah, menghancurkan hatiku... Aku biasa membeli yang sudah dipotong... Memotong tanaman hidup itu... Wah, itu menegangkan.” Ucap Seon Joon seperti tak tega setelah memotong daun bawang langsung. 


 Eun Ho sibuk melakukan pemotretan dengan bukunya,  Fotographer memuji Eun Ho adalah model yang hebat dan bisa menjadi aktor. Sementara Dan Yi sibuk membersihkan sauna untuk mendapatkan upahnya. Eun Ho mengirimkan pesan tapi Dan Yi seperti tak membalasnya.
“Di mana kau tinggal? Jangan bilang kau tidak mendapat tunjangan”
Eun Ho masuk terus melakukan pemotretan dengan bukunya terus mengirimkan pesan pada Dan Yi
“Kirimkan aku alamatnya. Aku akan mampir di malam hari. Aku harus melihat bagaimana hidupmu sebenarnya.”

Reporter Joo pun akan memulai wawancara membahas tentang  Buku sci-fi baru Eun Ho “Little People yang telah mendapatkan tanggapan yang bagus juga. Bahakn membuat debut kembali di sekolah menengah melalui fiksi web berjudul “The Bloodly Contract” dan ingin tahu kebeneranya.
“Saya melakukan wawancara ini karena Anda berjanji untuk tidak mengungkitnya.” Ucap Eun Ho. Reporter Joo mengerti.
“Dari yang saya tahu, gaya tulisan Anda berubah setelah Anda bertemu dengan Presiden Gyeoroo, Tuan Kim Jae-min. Bagaimana kalian berdua pertama kali bertemu?” tanya Reporter Joo 

Flash Back
[10 TAHUN YANG LALU]
Eun Ho sedang membaca buku, juniornya datang memberitahu kalau  seorang pria yang terlihat seperti Chow Yun Fat bertanya padanya  "Di mana penulis Cha Eun-ho?" kalau pria itu mencari Eun Ho.
Saat itu seperti adegan film, Tuan Kim dengan jubah dan kacamata hitamnya masuk  membawa trolly buku. Eun Ho melihatnya dari lantai atas dan tiba-tiba Tuan Kim sudah ada disampingnya membahas tentang The Bloody Contract.
“Anda penulis Cha Eun-ho, benarkan?” ucap Tuan Kim. Eun Ho menyangkalnya tapi dengan anggukan.
“Oh, Tidak. aku menangkapmu.. Seorang penulis tampan sepertimu langka.” Kata Tuan Kim menahanya.
“Aku bilang, aku bukan pria itu.” Kata Eun Ho berjalan pergi tapi Tuan Kim mengikutinya diam-diam. 
Tiba-tiba Tuan Kim sudah ada didepan Eun Ho kembali, tapi Eun Ho mengubrisnya. Tuan Kim tersenyum seperti punya rencana cemerlang. 


Eun Ho sedang main basket, Tuan Kim kembali datang dengan baju basketnya mengatakan kalau berjanji bahwa Eun Ho tidak akan pernah harus khawatir tentang uang. Eun Ho menyuruh Tuan Kim minggir sambil memasukan kedalam ring. 
“Kemudian, bagaimana kalau Anda bergabung dengan perusahaan saya sebagai editor termuda dalam sejarah perusahaan?” ucap Tuan Kim. Eun Ho binggung.
“Jika kau mau, Saya dapat menawarkan Anda kontrak seumur hidup. Okay?” kata Tuan Kim memberikan penawaran. Eun Ho hanya terdiam. 

Eun Ho masuk ke ruangan “GYEOROO” lalu binggung karena ruangan kosong dan Tuan Kim sedang mengangkat mejanya sendiri.  Tuan Kim pun menyapa Eun Ho sebagai Tuan Editor dan berharap agar bisa tersenyum.
“Anda tidak mengatakan hanya ada satu orang.” Keluh Eun Ho.
“Ayo bekerja keras bersama, Tn. Cha. Anda sekarang adalah salah satu anggota pendiri dari perusahaan penerbitan Gyeoroo. Terimalah ucapan selamat yang tulus dari saya.” Kata Tuan Kim menyakinkan.
“Gyeoroo... Kita akan menang!” ucap Tuan Kim memegang tangan Eun Ho sambil mengangkat satu kakinya dengan keyakinan. 

“Jadi saat itulah gaya penulisan Anda berubah. Kritikus mengatakan itu ketika Anda mulai untuk menulis fiksi genre dengan kemampuan sastra.” Ucap Reporter Joo
“Itu bukan karena Tuan Kim Jae-min. Tapi saya sudah banyak berpikir tentang fiksi dan sastra sejak saya masih mahasiswa di universitas  jurusan sastra Korea.” Jelas Eun Ho
“Saya mengerti. Jadi Gyeoroo menjadi sebuah perusahaan penerbitan yang mapan karena seri Manusia yang merupakan hasil dari perenungan tulus Anda dan eksplorasi, kan?” kata Reporter Joo. 

Penerbit GYEOROO masih di gedung yang lusuh, Setelah Eun Ho, Nyonya Ko dan Tuan Bong bergabung, lalu Nyonya Seo. Mereka pun pergi ke percetakan sendiri. Mereka membagi tugas masing-masing,  Nyonya Seo memastikan lembaran kertas.
Tuan Ko memastikan dalam buku dan Nyonya Ko pun merobek lembaran kertas yang tak baik. Mereka semua memeriksa buku sampai semuanya oke. Dan akhirnya buku dicetak dengan judul “SERIAL THE BLOODY CONTRACT”
Semua anggota tim terlihat bangga mengibaskan jubah panjangnya, setelah itu “NOVEL BARU KANG BYEONG-JUNI - 23 APRIL “ mereka pun terlihat bangga mengeluarkan buku baru.
Tuan Kim dkk seperti berhasil membuat record penjualan buku dan Eun Ho bisa berkerja sama dengan toko buku. Dan menjadi penerbit besar dengan lima orang pendirinya. 


“Ini pertanyaan terakhir. Terus terang, alasan terbesar Pertumbuhan Gyeoroo yang cepat adalah karena akuisisi hak publikasi penulis Kang Byeong-jun. Adakah yang ingin Anda katakan? Rumor tentang pensiunnya dan kepergiannya?”ucap reporter Joo
Eun Ho seperti engga menjawab lalu mengangkat telpnya,  dan meminta agar akhiri wawancara karena ada urusan yang penting, lalu bergegas keluar dari cafe.
“Apakah kamu tidak berpikir semua orang di Gyeoroo sangat aneh Maksudku, semuanya menjadi super sensitif seperti itu setiap kali kita bertanya kepada mereka tentang Kang Byeong-jun.” Keluh Reporter Joo. Eun Ho bisa mendengarnya dan hanya bisa diam. 

Dan Yi mengirimkan pesan [Ubah kode sandimu seperti biasanya. Aku akan menjadi pembantu rumah tanggamu sampai aku mendapatkan pekerjaan yang layak.”
Eun Ho tak membalasnya memilih pergi sementara Dan Yi akhirnya tidur disauna karena tak bisa masuk rumah Eun Ho. 

Tuan Kim kaget kalau mereka diminta menyumbang buku. Hae Ri memberitahu kalau Profesor Jeong Gil-su di Universitas Hanguk sedang memikirkan untuk memasukkan dalam kurikulumnya. Tuan Kim ingin tahu pendapat Eun Ho.
“Kita akan memberitahunya untuk membeli buku.” Ucap Eun Ho. Tuan Kim memuji Eun Ho yang memberikan jawaban yang benar .
“Jika kita memberi karena dia meminta, itu bukan sumbangan.” Kata Eun Ho. Tuan Kim setuju.
“Bukannya kita menjual tanah untuk menerbitkan buku.” Kata Tuan Kim
“Perpustakaan anak-anak akan dibangun di Jongno-gu. Mereka ingin kita menyumbang..” kata Hae Rin.
“Bagaimana dengan uang pemerintah yang diberikan pada mereka? Mengapa menuntut buku gratis?” ucap Tuan Kim
“Haruskah saya katakan itu pada mereka?” kata Hae Ri, Tuan Kim mengeluh kesal
“Katakan pada mereka kita kehabisan stok dan minta maaf kepada mereka.” Ucap Eun Ho santai. Hae Rin pun bisa tersenyum. 


Mereka masuk ke sebuah ruangan, Ha Ri memberitahu pada Tuan Kim kalau  staf baru untuk Tim Dukungan Tugas juga akan membantu timnya.  Tuan Kim tak percaya pegawainya bermain game untuk memutuskan yang akan membayar snack larut malam di siang hari bolong.
“Apa ini Anggota pendiri Gyeoroo dari semua orang?” keluh Tuan Kim, Eun Ho hanya mengangkat bahu tak tahu.
“Kami memutuskan siapa yang akan menelepon karyawan baru. Malaikat penghancur, pembawa berita luar biasa untuk karyawan baru. Kami memutuskan siapa yang akan menjadi pembawa beritanya” kata pegawai muda. Hae Ri pikir ini berita gembira.
“Apa Keputusan sudah dibuat?” tanya Eun Ho panik. Hae Rin mengatakan kalau mereka harus mengumumkannya hari ini.
Tuan Bong terlihat senang karena bisa menghubungi pegawai baru, semua terlihat cemburu. Tuan Kim langsung mengambil berkas meminta maaf karena ia yang harus melakukanya sebagai presiden perusahaan jadi harus mengurus tugas yang melelahkan ini.
Nyonya Seo tak bisa menahan tawa begitu juga yang lainya, Tuan Kim masuk ke dalam ruangan dan Eun Ho bergegas mengikutinya
"Pemohon yang terhormat. Kami senang menawarkan Anda posisi di Gyeoroo.” Ucap Tuan Bong yang sudah berlatih
“Astaga, terima kasih banyak. Saya di awang-awang! " ungkap Nyonya Seo berakting seperti pegawai yang baru saja direkrut.
“Tuan Kim harus melakukan semua hal baik.” Komentar Nyonya Ko lalu masuk ke dalam ruanganya. 



Eun Ho menahan Tuan Kim kalau akan melakukannya, lalu melihat lembaran resume dan melihat milik Dan Yi,  bertanya apakah ia untuk Tim Pendukung Tugas. Tuan im mengaku memang  bersikeras mempekerjakannya dengan  menyuruh pelamar mengisi kuesioner.
“Lihatlah apa yang dia tulis, itu Sangat menyentuh.” Kata Tuan Kim

Flash Back
Dan Yi duduk bersama dengan peramal lainya. Tuan Kim memberikan lembaran memberitahu hanya berusaha mengumpulkan informasi untuk wawancara jadi meminta agar jawab pertanyaan dengan jujur. Ia pikir kalau  tidak ada yang sulit dan mungkin menganggap pertanyaan itu agak kekanak-kanakan.
“Mereka meminta surat pengantar kami. Apa-apaan ini?” keluh Park Hoon, Tuan Kim bisa mendengarnya.
“Maaf? Kau bilang apa?” ucap Tuan Kim. Park Hoon mengaku kalau Tuan Kim  tampan.
Dan Yi melihat KUISONER PELAMAR PEKERJAAN dengan pertanyaan "Tulis apa yang ingin kamu katakan pada dirimu sendiri." Seperti terlihat kebingungan menuliskanya.
“Dear Kang Dan Yi... Kita sudah menghabiskan 37 tahun bersama. Tapi kau lihat, Aku masih belum mengenalmu dengan baik, jadi saya berencana untuk mengenal lebih banyak tentang mu mulai sekarang.”

Flash Back
Dan Yi keluar dari rumah yang akan dirobohkan, lalu akhirnya minum sendiri tanpa alas kaki.
“Aku tahu kamu sudah melakukan yang terbaik, Dan-Yi.”
Dan Yi makan mangga dengan keluarganya, mengambil daging buah yang jatuh meminta anaknya agar  Berhati-hatilah untuk tidak menjatuhkannya karena harganya mahal. Dong Min meminta Dan Yi makan daging buah tapi Dan Yi mengaku suka bagian bijinya.
“Maaf saya tidak cukup menghargai mu. Maaf aku salah memperlakukan mu. Dan...”
Dan Yi berkerja sendirian di dapur sambil makan saat ada kumpul keluarga, tak peduli dengan cara makan dengan nyaman yang penting perutnya tak kelaparan.
Jae Hui tiba-tiba melempar minuman diatas meja. Dan Yi kaget dan akan membereskanya. Jae Hui merengek meminta minuman coklat.  Dan Yi hanya bisa membungkuk meminta maaf saat ada di toko buku.
“Maaf aku membiarkanmu merasa kecil. Aku benar-benar minta maaf , karena  aku membuatmu bekerja keras.  Ini Pasti sulit bagimu.  Kau pasti ingin menangis.”
Di rumah Dan Yi membantu suaminya yang pulang dengan mabuk dan muntah. Lalu menariknya ke tempat tidur setelah itu membersihkan toilet.  


Dan Yi bekerja di sebuah supermarket menjadi kasih memberitahu kalau barang yang bisa beli satu-gratis satu, jadi perlu membawa satu lagi. Pelanggan dengan sinis kalau tak mungkin dirinya yang  harus mengambilnya sendiri karena tidak bisa meninggalkan mesin kasir tanpa pengawasan.
“Lupakan. Simpan saja. Aku tidak akan membelinya. Wah...  Sungguh merepotkan!” keluh si pelanggan sinis. Akhirnya Dan Yi pun mengambilkanya.
“Tapi kau bertahan dengan senyum. Terima kasih karena tetap kuat, Dan Yi. Dan itu sebabnya. Aku ingin kau bahagia mulai sekarang.  Lupakan kemarin  dan hidup untuk hari ini.  Setiap hari, pikirkan masa depanmu. </i> Apa yang ingin kamu lakukan Dan apa yang kau suka?  Temukan jawabannya lagi.  Kau harus bisa, oke?  Sekali lagi, kau dapat ini. Jadilah pemenang. kau bisa melakukannya. Tetap kuat sampai akhir. “

Tuan Kim melihat kalau Dan Yi  pasti sudah melalui banyak kesulitan menurutnya Orang seperti dia biasanya pekerja yang baik. Eun Ho seperti tak percaya dengan yang terjadi pada Dan Yi. Tuan Kim heran dengan mimik wajah Eun Ho.
“Bukankah itu menyentuh?” ucap Tuan Kim melihat tulisan Dan Yi
“ Semua tata bahasanya benar. Juga tidak ada kesalahan spasi dan tidak ada kesalahan ketik.” Komentar Eun Ho tak peduli beranjak perg.
“Astaga, dia tidak punya hati.” Keluh Tuan Kim keluh tak percaya  orang seperti Eun Ho yang menulis sesuatu.
“Lalu Dengan siapa aku harus mulai? "Oh Ji-yul." Kata Tuan Kim melihat resume. 

Seorang wanita kalah dari pemainan, teman mereka pun memberikan hukuman agar berciuman.  Saat itu telp dari ibunya, Oh Ji Yul tak memperdulikanya dan langsung menarik si pria agar bisa berciuman.
Saat itu pesan masuk “Di mana kamu? Aku di depan akademi. “ Ji Yul tak peduli masih terus ciuman sampai akhirnya telp masuk dan ternyata bukan dari ibunya.  Ji Yul pun meminta teman-temanya diam dengan nada kesal bertanya “Siapa lagi kau ..”
“Aku menelepon dari Gyeoroo. Dengan senang hati memberi tahu mu bahwa  kau telah lulus wawancara terakhir.” Ucap Tuan Kim dengan penuh semangat.
“Oh, perusahaan penerbitan.” Kata Ji Yul santai seperti tak bersemangat.
“Apa? Kenapa dia tidak berteriak dengan gembira?” gumam Tuan Kim heran. Temanya ingin tahu siapa yang menelpon.
“Perusahaan penerbitan. Rupanya, aku diterima. Tetapi aku melakukan banyak wawancara lainnya.” Bisik Ji Yul tapi bisa mendengarnya.
“Kapan aku harus mulai bekerja?  Aku berencana untuk melakukan perjalanan ke Cebu dengan ibuku besok. Bisakah aku mulai bekerja setelah kembali dari perjalanan?” ucap Ji Yul yang bergaya seperti orang kaya.
“Nn. Oh Ji-yul... Kau harus bekerja mulai besok.” Kata Tuan Kim yang bisa mendengar sambil mengeluh kalau pegawainya mungkin tak ada yang benar dan berpikir kalau pegawainya kali ini normal.


Park Hoon bergegas keluar dari subwaya tak mengubrsi orang-orang yang meminta tanda tangan untuk kampanye. Tapi Park Hoon seperti tak tega akhirnya kembali untuk memberikan tanda tangan dan bergegas  menyebrangi jalan.  Saat itu tak sengaja bertabrakan dengan seorang wanita dan kertasnya pun berterbangan dijalan.
“Hei, Eun Jung” ucap  Park Hoon melihat wanita didepanya. Eun Jung melihat Park Hoon yang masih belum menemukan pekerjaan
“Aku telah bekerja.” Akui Park Hoon. Eun Jung ingin tahu dimana tempatnya bekerja. Park Hoon melihat bus yang lewat tertulis [PERUSAHAAN TANAH DAN PERUMAHAN LH KOREA\
“Aku bekerja di perusahaan publik. Sebagai warga negara Korea, Aku ingin bekerja untuk negara dan bangsa ku. Aku merasa wajib melakukannya. Apa kau mengerti?” ucap Park Hoon bangga
“Kau masih aneh. Bagaimanapun, aku senang untukmu. Kau pasti merasa yakin dengan pekerjaan mu. Sejujurnya, aku selalu ingin tahu tentang apa yang kau lakukan setelah kita putus seperti itu.” Akui Eun Jung
“Oh benarkah? kau masih memiliki nomor ku, kan?” kata Park Hoon dengan senyuman seperti berharap bisa kembali dengan Eun Jung. 


Park Hoon sudah berganti pakaian dengan baju pink, berteriak didepan kasir dengan gaya imut berjualan di toko kosmterik.  Saat itu Eun Jung membayar dikasir menyindir Park Hoon yang mengaku Perusahaan publik. Park Hoon hanya bisa terdiam tak bisa membela diri.
Saat itu telp masuk, Park Hoon mengangkatnya terlihat tak percaya kalau diterima berkerja dan ingin tahu di perusahaan. Ia pun terlihat bahagia mengetahui di Perusahaan penerbitan lalu mengeluh karena tidak bisa menelpnya satu menit lebih awal.
“Aku sangat menyesal tidak menelepon mu lebih awal.” Ucap Tuan Kim lalu melihat resume milik Dan Yi. 

Dan Yi sedang ada di loker menerima telp dari Tuan Kim, memastikan kalau melamar untuk Tim Pendukung Tugas di Gyeoroo lalu memberikan selamat karena lulus wawancara terakhir. Dan Yi tak percaya mendengarnya lalu dengan mata berkaca-kaca mengucapkan Terima kasih banyak!
“Apa Kau pergi ke wawancara? Apakah ini pekerjaan tetap?” tanya para pegawai di sauna.
“Aku mendapat pekerjaan. Aku diterima. Aku dipekerjakan!” ucap Dan Yi senang. Semua nenek terlihat ikut bahagia mengetahuinya.
“Aku bisa melakukan ini! Pose Power!” kata Dan Yi mengangkat tanganya dengan gaya swag. Tuan Kim yang mendengarnya bingung apa itu "Pose Power?"
“Dia psikopat juga... Masih panjang jalan yang harus ditempuh.” Ucap Tuan Kim.
“Aku akan mentraktir kalian semua sebotol yogurt... Tidak, tunggu! Aku akan membelikan kalian masing-masing dua botol !” teriak Dan Yi bahagia. Semua ikut menjerit bahagia. 

Eun Ho sedang berkerja mengingat kembali yan dikatakan Dan Yi sebelumnya “Katakan saja aku akan mati pada usia 80. Itu berarti aku baru setengah jalan.  Apakah aku harus tetap hidup seperti ini?” seperti masih tak percaya yang dikatakan Dan Yi.
“Apakah kau selesai memeriksa?” tanya Hae Rin menyadarkanya. Eun Ho menganguk lalu memberikan berkasnya.
“Aku rasa tidak perlu memeriksa milik mu lagi. Kau bisa menyerahkannya mulai sekarang... Hei.. Kau meninggalkan pakaian mu di tempat ku.” Ucap Eun Ho. Hae Rin seperti baru mengetahuinya.
“Astaga, aku lupa mengambil cucian ku dari mesin cuci.” Ucap Hae Rin. Eun Ho merasa Hae Rin sengaja meninggalkan bra-nya. Hae Rin hanya tersenyum.
Bersambung ke part 2
Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar