PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 24 Januari 2019

Sinopsis Encounter Episode 15 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Tuan Kim duduk bersama dengan istrinya tak percaya kalau Nyonya Kim  sungguh bertemu dengan Soo Hyun  dan meminta untuk putus dengan Jin Hyuk. Nyonya Kim mengaku ini karena dirinya bukan orang yang sangat pengertian.
“Aku tidak tahan melihat Jin Hyuk terluka.” Ucap Nyonya Kim
“Apa kau tidak peduli dengan perasaannya?” keluh Tuan Kim dengan sikap istrinya.
“Aku melakukan itu karena tahu Jin Hyuk tidak akan pernah menyerah. Dia tidak pernah ragu begitu membuat keputusan. Jika dia membuat keputusan untuk menempuh jalan tertentu, maka kau harus membantunya. Jika tidak dapat membantunya, kau setidaknya bisa tetap diam. Kenapa kau melakukan itu?” ucap Tuan Kim marah
“Aku tidak menyesalinya... Begitu waktu berlalu, semuanya akan mereda. Aku tidak bisa membiarkan mereka melangkah lebih jauh, Sayang.” Kata Nyonya Kim
“Jin Hyuk mungkin sedang menderita, tapi dia akan melupakan segalanya seiring waktu berlalu. Begitu dia menikah dan memiliki anak sendiri, ingatannya tentang momen ini akan menjadi samar-samar.” Ucap Nyonya Kim
“Apa kau pikir dia mampu melakukan itu? Apa kau pikir dia bisa hidup seperti itu? Apa kau tidak kenal anakmu sama sekali?”ucap Tuan Kim bijaksana.
“Baiklah. Katakanlah mereka terus saling bertemu. Bagaimana jika mereka akhirnya putus? Maka Jin Hyuk akan menjadi satu-satunya yang terluka... Sayang, aku bahkan tidak meminta banyak. Aku hanya ingin hidup normal seperti yang selalu kita jalani. Meskipun kita tidak selalu berlimpah dengan makanan atau uang, kita selalu dapat hidup dengan tersenyum. Begitulah caraku ingin hidup.”ucap Nyonya Kim menahan tangis.
“Dahulu ketika anak-anak kita masih kecil, kita bahkan tidak punya cukup uang untuk membuka toko. Jadi, kita harus berjualan buah di kios. Aku harus pergi ke pasar buah, dan kau harus bangun pagi untuk membuka kios.” Cerita Tuan Kim 
“Meskipun Jin Hyuk baru berusia tujuh tahun, dia membantu kita merawat adiknya saat fajar tiba. Jin Hyuk bertahan melalui semua masa sulit itu demi kita. Kenapa tidak melakukan hal yang sama padahal kau orang tuanya?”keluh Tuan Kim 



“Aku bisa menahan segalanya... Tidak ada yang tidak bisa aku lakukan untuk anakku. Tapi dalam kasus ini, Jin Hyuk akhirnya akan menjadi satu-satunya yang terluka. Itu jelas sekali.” ucap Nyonya Kim bersikukuh.
“Sayang... Kau membuat kesalahan saat ini.” Ucap Tuan Kim. Nyonya Kim yakin kalau  dirinya akan dihukum untuk itu.
“Apa kau pikir aku merasa nyaman? Apa kau pikir aku tidak tahu bahwa Bu Cha juga terluka sekarang? Aku akan dihukum karena menghancurkan hatinya. Tapi aku tidak bisa membiarkan Jin Hyuk terluka. Aku akan dihukum atas segalanya.” Ucap Nyonya Kim menangis.
Jin Hyuk terdiam didepan pintu, ternyata sebelumnya Nyonya Kim yang meminta agar Soo Hyun memutuskanya. Akhirnya Jin Hyuk memilih keluar dari rumahnya. Ia mengingat yang dikatakan oleh Soo Hyun saat terakhir kali.

“Kita satu-satunya yang bahagia. Aku juga sangat peduli padamu. Itu sebabnya aku ingin mengakhiri hubungan kita sampai di sini.”
Akhirnya Jin Hyuk mencoba menelp Soo Hyun tak tapi tak diangkat, akhirnya menelp Sek Jan ingin tahu keberadan Soo Hyun.  Jin Hyuk akhirnya berlari ke dalam ruangan CEO dan melihat Soo Hyun akan pulang. Jin Hyuk langsung berlari memeluknya, Soo Hyun kaget melhat Jin Hyuk datang langsung memeluknya. 

“Kenapa kau tidak memberitahuku kalau kau bertemu ibuku?” ucap Jin Hyuk memeluk erat Soo Hyun, Soo Hyun Hyun mendorong Jin Hyuk dengan cincin yang sudah dilepas.
“Bukan itu alasanku berpisah denganmu. Aku sudah memutuskan. Jadi, janganlah membuatnya lebih menyakitkan daripada yang sudah ada.” Ucap Soo Hyun
“Bagaimana itu mungkin? Bagaimana tidak menyakitkan jika aku tidak bisa melihatmu lagi?” kata Jin Hyuk. Soo Hyun menatap dengan tatapan berkaca-kaca
“Dia hanya butuh waktu sama seperti kita. Setelah waktu berlalu, yang tersisa di antara kita hanyalah kasih sayang. Jadi, mari kita tunggu dan beri waktu. Ibuku..” kata Jin Hyuk dan disela oleh Soo Hyun .
“Ibumu membuatkanku sirop jeruk. Itu sangat sederhana dan manis. Itu sesuatu yang tidak bisa dibeli oleh siapa pun dengan uang. Bagaimana aku bisa merusak sesuatu yang begitu berharga? Aku tidak bisa melakukan itu, Jin Hyuk.” Kata Soo Hyun
“Soo Hyun... Wartawan menulis artikel tentang keluarga kami bahkan ketika kami berkumpul untuk makan. Orang-orang menggosipkanku ketika aku makan ramyeon denganmu. Kau ingat itu, bukan? Sekacau itulah keluarga kami.” Cerita Jin Hyuk
“Apa kau benar-benar berpikir bahwa sirop jeruk sederhana dan manis cocok untukku?” ucap Soo Hyun
“Apa kau pikir aku mencintaimu karena kamu presdir Hotel Donghwa? Apa kau pikir aku tertarik padamu karena ayahmu adalah seorang politisi kompeten?” ucap Jin Hyuk marah
“Tidak, dan kau tahu itu...  Fakta bahwa kita berasal dari keluarga yang berbeda tidak dapat menjadi alasan untuk putus... Setiap orang berbeda... Cinta adalah tentang dua orang berbeda yang semakin mirip. Tolong jangan lakukan ini... Aku tidak bisa merelakanmu.” Kata Jin Hyuk menangis.
“Aku tidak sanggup melihatmu atau orang-orang yang berharga bagimu perlahan kelelahan karena aku. Kurasa itu akan lebih menyakitkan daripada tidak bisa melihatmu... Maaf... Sepertinya aku tidak akan sanggup.” Kata Soo Hyun akan berjalan pergi
Jin Hyuk menahan tangan Soo Hyun agar tak pergi, tapi Soo Hyun melepaskanya. Jin Hyuk pun menangis tersedu-sedu karena akhirnya harus putus dengan orang yang paling dicintainya. Soo Hyun pun pergi ke sungai Han untuk menenangkan diri dengan menahan tangisnya.
Akhirnya Jin Hyuk berjalan pulang mengingat yang dikatakanya  “Apa Kau sungguh berpikir bahwa sirop jeruk sederhana dan manis cocok untukku? Kurasa itu akan lebih menyakitkan daripada tidak bisa melihatmu. Maaf... Sepertinya aku tidak akan sanggup... Aku sudah memutuskan. Jadi janganlah, membuatnya lebih menyakitkan daripada yang sudah ada.”
Jin Hyuk tak bisa menahan rasa sedihnya kembali menangis di trotoar. Sementara Soo Hyun menenangkan diri berjalan di pinggir sungai Han.
“Kau pasti tidak bisa memahaminya. Tapi pada waktunya, semoga kamu bisa memahamiku. Sekalipun itu tidak akan terjadi, tidak apa-apa. Tidak apa-apa sekalipun aku tetap menjadi orang jahat.” Gumam Soo Hyun. 


Jin Hyuk pulang ke rumah melihat ibunya berbaring di sofa, teringat ucapan Nyonya Kim sambil menangis “Aku akan dihukum untuk itu. Apa kau pikir aku tidak tahu bahwa Bu Cha juga terluka sekarang? Aku akan dihukum karena menghancurkan hatinya. Tapi aku tidak bisa membiarkan Jin Hyuk terluka.”
Nyonya Kim seperti tertidur pulas, Jin Hyuk menarik selimut untuk ibunya lalu masuk kedalam rumah. Nyonya Kim membuka matanya dan langsung menghapus air matanya, seperti tindakanya penuh penyesalan. 

Nyonya Kim menyiapkan makan di meja makan, Jin Hyuk memasang dasi dan masih mengunakan cincing ditanganya, ibunya memanggil agar sarapan. Jin Hyuk terlihat marah mendengar ucapan ibunya karena sikapnya yang tak mendukung hubunganya.
Tuan Kim akhirnya mengetuk pintu kamar anaknya, Jin Hyuk membuka pintu dengan wajah senyuman. Nyonya Kim masih terasa canggung walaupun mereka duduk bersama di meja makan. Jin Hyuk melihat ibunya yang masak  Sup pollack kering.
“Apa tadi malam Ayah minum-minum?” tanya Jin Hyuk. Tuan Cha mengaku tidak.
“Ada banyak pollack yang tersisa.” Ucap Nyonya Kim, Jin Hyuk pun makan dengan penuh senyuman tanpa mau memperlihatkan rasa kecewanya. 


Nyonya Jin duduk di ruang tengah mengaku  tidak punya tenaga untuk bicara lama. Soo Hyun memberitahu Ada galeri seni kecil di pasar di Samcheon-dong dan Tempat itu bagus untuk dikelola oleh satu orang. Nyonya Kim merasa Soo Hyun tidak tahu situasi ayahnya saat ini.
“Kenapa kau membahas hal itu?” keluh Nyonya Jin kesal melihat sikap anaknya.
“Kupikir pasti menyenangkan jika Ibu bisa mengelolanya.” Ucap Soo Hyun.Nyonya Jin tak mengerti yang dikatakan oleh anaknya.
“Sekarang bukan saatnya memikirkan itu.”ucap Nyonya Jin, Soo Hyun mengaku tahu Ibunya suka seni.
“Ibu tidak punya tenaga untuk membahas masa lalu. Saat masih kecil, aku ingat Ibu mengajakku ke pameran saat Ibu kesal dan melihat karya seni dalam waktu lama.” Ucap Soo Hyun
“Ibu sudah tidak tahu soal itu.” Kata Nyonya Jin sinis
“Dahulu Ibu orang yang keren. Ibu pasti berpikir aku belajar jurnalisme untuk menjadi seperti Ayah, kan? Aku mempelajari itu karena mengagumi Ibu sebagai pembaca berita. Setiap kali Ibu tampil di berita pagi, aku menonton Ibu.” Cerita Soo Hyun
“Aku ingin Ibu menjadi keren lagi. Pertimbangkan soal mengelola galeri.
“Sudah lama sejak ibu berhenti memimpikan kehidupan seperti itu.” Ucap Nyonya Kim kecewa
“Ibu bisa memulai dari awal sekarang. Aku akan membantu Ibu.” Kata Soo Hyun menyakinkan.
“Apa Kau tidak membenci Ibu? Kenapa kau melakukan ini?”tanya Nyonya Kim
“Karena Ibu adalah ibuku dan aku putri Ibu. Aku pamit dahulu. Pikirkan soal itu.” Kata Soo Hyun berjalan pergi.
Nyonya Kim duduk diam teringat kembali yang dikatakan anaknya “Ibu adalah ibuku dan aku putri Ibu” tapi ia yang mengatakan sebaliknya ada sang anak “Apa hubungan penting bagimu? Nilai penting bagi ibu. Hiduplah sebagai anak yang berguna.”  Akhirnya Nyonya Kim hanya bisa menangis. 



Tuan Kim melihat berita dari ponselnya "Anggota Kongres Cha mengaku menerima dana politik ilegal" Nyonya Kim datang mengajak untuk  makan siang. Tuan Kim pikir akan makan nanti. Nyonya Kim pikir makan selagi hangat dari pada nanti sudah dingin.
“Kubilang aku akan makan nanti.” ucap Tuan Kim seperti memirkirkan nasib orang tua Soo Hyun.
“Kau boleh menyalahkanku... Aku tidak mau Jin Hyuk bersama orang yang kisahnya rumit.” Ucap Nyonya Kim
“Ini bukan kisah, tapi kehidupan.”komentar Tuan Kim. Nyonya Kim tak ingin membahasnya lagi mengajak untuk makan saja. 

Tuan Park memanggil Jin Hyuk untuk mengajak makan siang di luar. Jin Hyuk yang sedang melamun tak mendengarnya. Tuan Park akhirnya memanggil lebih keras, Jin Hyuk pun tersadar, Tuan Park pikir mungkin Jin Hyuk harus izin sehari karean tampak kurang sehat.
“Ayo makan sup tulang sapi. Aku yang traktir.” Ucap Tuan Park. Eun Ji juga ingin ikut. Tuan Park akhirnya menolak.
“Bagaimana jika kita keluar bersama? Bu Kim, mau ikut bersama kami?” ucap Eun Ji. Nyonya Kim pun setuju
“Aku sarapan terlalu banyak. Kalian pergi saja.” Ucap Jin Hyuk. Tuan Park mengeluh karena Jin Hyuk bahkan tidak berselera makan.
Sun Joo melihat sikap Jin Hyuk seperti curiga, Jin Hyuk menyakinkan kalau memang sudah sarapan banyak dan kesulitan mencernanya. Sun Joo memikirkan sesuatu tentang  Soo Hyun 


Flash Back
Sun Joo kaget dengan keputusan Soo Hyun akan pindah ke Kuba. Soo Hyunpikir ini proyek besar dan berencana tinggal di sana hingga proyeknya selesai. Sun Joo pikir ada Tuan Lee sudah ada di sana jadi tidak perlu tinggal begitu lama di sana.
“Aku akan sering berkunjung kemari, Karena kau yang paling familier dengan bisnis hotel, maka aku berencana memindahkanmu ke tim ketua. Aku akan merasa lebih tenang jika kau menerima pekerjaan itu.” Ucap Soo Hyun
“Apa maksud Ibu? Aku kurang cakap untuk jabatan itu. Para ahli sudah mulai mengerjakan proyek kita di Kuba, Bu Cha.” Kata Sun Joo bingung
“Ikutlah bersama kami.” Pinta Soo Hyun.
Akhirnya Sun Joo tersadar kalau ada masalah juga dengan Jin Hyuk, akhirnya mereka pun pergi makan siang tanpa Jin Hyuk. 

Paman Woo Suk tahu kalau Soo Hyun dalam kesulitan. Soo Hyun pikir ayahnya yang lebih kesulitan. Paman Woo Suk ingin bicara, Soo Hyun merasa Tidak perlu bicara lagi dan ingin tahu tujuan paman Woo Suk datang menemuinya.
“Soal saham perusahaan Pak Jung. Kau tahu dia ambil semua saham dari pemegang saham Taegyeong, kan? Dia berniat menyerahkan semua saham itu kepadamu. Bagaimana?” ucap Paman Woo Suk
“Biarkan saja.” Ucap Soo Hyun, Paman Woo Suk terlihat kaget menegaskan kalau woo Suk melakukan ini untuk Soo Hyun.
“Aku tahu itu... Bapak setuju, Pak Jung ditunjuk sebagai wakil presdir. Aku sudah tahu alasannya.” Ucap Soo Hyun
“Apa kau kesal?” tanya Paman Woo Suk. Soo Hyun mengaku paham alasan paman Woo Suk tidak bisa memberitahunya.
“Karena kau tahu semuanya, aku akan berkata jujur... Terimalah saham itu. Karena Anggota Kongres Cha dan Taegyeong mengalami masalah, gugatan perebutan kembali hotel itu akan percuma. Kau harus menerima peluang ini untuk mendapat lebih banyak saham.” Ucap Paman Woo Suk
“Tidak. Mendapat saham dan mengelola aset tidak penting bagiku. Kurasa bisa bekerja di Donghwa lebih bermakna. Bisnis hotel memang berawal dari Taegyeong, biarkan saja saham Pak Jung. Aku rasa tidak berhak menerimanya.” Ucap Soo Hyun 



Jin Hyuk duduk sendirian, Sun Joo datang memanggil Jin Hyuk mengajak untk makan bersama. Jin Hyuk berpikir kalau Sun Joo kembali untuknya.  Sun Joo mengaku tidak suka sup tulang sapi dan mengajak duduk. Akhirnya mereka pun duduk bersama.
“Aku punya pertanyaan pribadi... Bu Cha.. akan melakukan perjalanan bisnis jangka panjang ke Kuba... Aku tidak memahaminya. Apa Ada masalah antara kau dan Bu Cha? Dia ingin tinggal di Kuba hingga konstruksi itu selesai. Dia bukan orang yang akan meninggalkan hotel ini begitu saja.” Ucap Sun Joo. Jin Hyuk terdiam dan melonggo kaget. 


Jin Hyuk duduk memikirkanya, saat itu Soo Hyun duduk didalam ruangan menatap jam di Havana. Tuan Nam datang menemui Soo Hyun, membahas kalau ayah Soo Hyun yang sudah membuat keputusan besar, Soo Hyun mengaku sudah tahu.
“Tidak sembarang orang bisa melakukannya. Setelah sampai sejauh itu sebagai politisi, tidak sembarang orang bisa memutuskan hal itu.” Ucap Tuan Nam. Soo Hyun tahu
“Ayahmu begitu berani, Kau tidak perlu cemas soal itu.” Kata Tuan Nam. Soo Hyun mengaku baik-baik saja.
“Aku hanya mencemaskan Ayah.” Kata Soo Hyun, Tuan Nam pun ingin tahu alasan Soo Hyun putus dengan Jin Hyuk. Soo Hyun terlihat kaget.
“Mi Jin memberitahuku. Sekalipun dia tidak memberitahuku, aku sudah berfirasat soal itu.” Akui Tuan Nam
“Aku putus bukan karena kejadian ayahku.” Akui Soo Hyun. Tuan Nam pikir Soo Hyun tidak tahu ayahnya menemui Jin Hyuk, Soo Hyun kaget mendengarnya.
“Sebelum pergi ke kejaksaan, dia menemui Jin Hyuk dan memintanya untuk menjagamu dengan baik. Jika kau melakukan ini, bagaimana perasaan ayahmu? Dia tidak mau kau hidup dengan menanggung beban. Itulah sebabnya dia bertindak.” Ucap Tuan Nam
Soo Hyun terdiam mengingat yang dikatakan Jin Hyuk “Aku harus mendampingi dan melindungimu. Itulah yang kujanjikan. Jadi, jangan bilang...Lantas, kenapa kau meninggalkanku?
“Aku rasa sikapku terlalu egois.” Komentar Soo Hyun. Tuan Nam mengeluh Soo Hyun yang menanggung semuanya tapi berpikir kalau merasa egois
“Aku hanya berpikir hidupku saja bisa membebani seseorang.” Ucap Soo Hyun menangis. 

Jin Hyuk duduk di halte bus, saat itu bus lewat tapi tak naik. Mobil Tuan Nam lewat tapi Soo Hyun seperti berpura-pura tak melihatnya. Jin Hyuk akan pulang ke rumah tapi akhirnya memilih pergi dan menemui Nyonya Lee agar tenang.
“Saluran media sedang sibuk. Bagaimana keadaannya?” tanya Nyonya Lee
“Mungkin ini masa tersulit baginya, tapi aku tidak bisa membantunya. Dia ingin berpisah... Dia sudah memutuskanku.”cerita Jin Hyuk menahan tangis
“Bagaimana denganmu?” tanya Nyonya Lee. Jin Hyuk pikir  sudah saatnya juga merelakan Soo Hyun
“Tunggulah sebentar lagi. Mungkin dia hanya butuh waktu.” Saran Nyonya Lee
“Aku ingin melakukan itu, tapi dia akhirnya membujukku. Aku pikir.. sudah membawanya keluar dari kastel yang tinggi dan dalam. Tapi menilai dari ucapannya, seakan-akan aku mengurungnya di kastel lainnya.” Ucap Jin Hyuk sambil menangis.  Nyonya Lee tak mengerti kastel apa itu.
“Kastel yang penuh rasa bersalah. Dia merasa membuat semua orang di sekitarnya menderita. Itulah rasa bersalah yang dia rasakan. Jadi, dia dikurung oleh rasa bersalah itu akan membuat cinta kami tidak berarti. Itulah sebabnya aku akan merelakan dia.” Ungkap Jin Hyuk yang masih memakain cincin ditanganya. 



Esok pagi
Soo Hyun berjalan bersama dengan Sek Jang tak sengaja berpapasan dengan Jin Hyuk. Jin Hyuk seperti gugup dan ingin menyapa tapi Soo Hyun seperti dingin. Ia teringat yang dikatakan Sun Joo
“Dia akan melakukan perjalanan bisnis jangka panjang ke Kuba. Dia ingin tinggal di Kuba hingga konstruksi itu selesai. Dia bukan orang yang akan meninggalkan hotel ini begitu saja.
“Lihatlah betapa menderitanya kau.” Gumam Jin Hyuk melihat Soo Hyun.
“Jangan terlalu terluka... Jin Hyuk, maaf.” Balas Soo Hyun berpapasan dengan Jin Hyuk. 


Jin Hyuk duduk di meja kerjanya akan menuliskan "Surat Pengunduran Diri, Tim Humas Hotel Donghwa, Pegawai" Tapi seperti mulai ragu lalu melihat lembaran kertas yang disimpan dibawah keyboard saat masuk ke kantornya.
"Semoga sukses untuk kalian! Tim Humas Hotel Donghwa, Kim Jin Hyuk, semangat!"
Akhirnya Jin Hyuk menuliskan "Surat Pengunduran Diri- Alasan aku akan meninggalkan Hotel Donghwa adalah..." lalu teringat saat Jin Hyuk bertanya alasan Soo Hyun menyukainya.
Flash Back
“Aku menyukaimu karena dirimu... Kau Kim Jin Hyuk dan tidak ada yang seperti kamu.” Akui Soo Hyun
Jin Hyuk pun dengan berani datang menemui Soo Hyun yang ada di Sokcho. Jin Hyuk membantu Soo Hyun yanga tabrakan menegaskan kalau  boleh memarahiya dan meminta menurut agar membiarkan mengemudikan mobil.
“Aku cemas kau akan terluka.” Ucap Soo Hyun menangis seperti ragu dengan hubunganya. Jin Hyuk meminta agar Jangan takut
“Benarkah kita bisa melakukan ini?” kata Soo Hyun. Jin Hyuk pikir Soo Hyun akan melakukannya sambil berlutut menyakinkan.
“Apa pun yang terjadi, aku akan melindungimu. Kau hanya perlu berbahagia.” Saran Jin Hyuk dengan senyuman yang bahagia.
“Terima kasih telah jauh-jauh kemari untuk menemuiku.” Ucap Jin Hyuk saat melihat Soo Hyun yang akhirnya membaca notenya di kuba.
“Tidak perlu berterima kasih. Kau selalu melakukan ini untukku.” Kata Soo Hyun
Jin Hyuk mengingat semua kenangan dan perjuangan mereka bersama,  teringat kembali yang dikatakan saat menempelkan note di Kuba.
“Jika di sepanjang jalan kita menghadapi kesulitan yang harus kita tanggung, mari melakukannya dengan mengingat kenangan kita sejak di Kuba.”
Akhirnya Jin Hyuk pergi keluar dari ruanganya menelp seseorang. Soo Hyun hanya diam saja melihat Jin Hyuk yang menelpnya. Jin Hyuk berjalan dilorong dengan wajah serius dan Soo Hyun akan keluar ruangan kaget melihat Jin Hyuk akhirnya masuk ruangannya.
Bersambung ke episode 16


 Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

3 komentar:

  1. Penasaraaaaaaaann.. Lnjut next episode pleaseeee.. :D

    BalasHapus
  2. ga sabar nunggu bsk pagi...eps terakhir,moga happy ending

    BalasHapus
  3. .lihat di YouTube kayaknya happy ending

    BalasHapus