PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 29 November 2020

Sinopsis Tale of the Nine Tailed Episode 14 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Ji A mengangkat telp dari ayahnya, Tuan Nam ingin tahu keberadaan anaknya. Ji A berbohong kalau ada di luar. Tuan Nam memberitahu anaknya kalau Teman JI A datang untuk menemuinya. Ji A bingung siapa temanya padahal sudah bilang jangan membukakan pintu untuk siapa pun.

“Ini karena ayah mengenali wajahnya.” Kata Tuan Nam. Ji A bingung siapa yang ayahnya kenal dan berpikir kalau Lee Yeon?

“ Bukan. Pemuda berwajah pucat yang pernah ayah ceritakan. Anyelir.” Ucap Tuan Nam. Ji A kaget mendengarnya. Immogi pun meminta ponsel dari tangan Tuan Nam. 


“Sudah kubilang, aku tidak akan bersikap baik lagi padamu.” Ucap Immogi

“Aku tidak akan membiarkanmu. Jika menyentuh orang tuaku, kau...” teriak Ji A marah

“Berhentilah menolak takdirmu. Aku bisa menghancurkan semua yang kau pedulikan.” Ucap Immogi


“Siapa kau? Kau bukan teman Ji-ah, bukan?” kata Ibu Ji A marah. Ji A memohon agar ibunya tak melawan Immogi.

“Kalian ingin menggantung diri.” Ucap Immogi mulai menghipnotis. Ji A berteriak histeris.

Ji A akan berlari keluar rumah, Tuan Hyun menahanya karena Ji A tidak boleh keluar. Ji A tetapharus pergi karena Ibu dan ayahnya dalam bahaya. Ia berteriak histeris memikirkan kedua orang tuanya. 



Tuan Nam dan istirnya sudah disiap mengantukan dirinya dengan tali yang sudah disiapkan. Immogi pun melihat foto-foto Ji A seperti keluarga yang bahagia. Keduanya sudah siap mengantungkan diri, saat itu Yeon datang langsung memutuskan talinya.

Immogi kaget dan terlihat marah, Yeon juga kesal. Immogi akhirnya menyuruh keduanya tidur. Yeon pun menahan keduanya agar tak jatuh lalu membawanya masuk ke dalam kamar. Immogi pun duduk dengan santai di ruang tengah.

“Bagaimana kau tahu aku di sini?” ucap Immogi. Yeon mengaku baru pulang dari Sungai Styx.

“Penerawangan wanita tua itu?” kata Immogi. Yeon memberitahu kalau Nenek mengubah Daftar Ji-ah.

“Berkat kau menyebarkan wabah.”kata Yeon. Immogi memberitahu Dia masih hidup dan baru saja bicara dengannya.

“Karena Hyuneuiong melindunginya untukku. Tapi itu tidak akan bertahan lama.” Ucap Yeon

“Kau bilang baru pulang dari sana. Kenapa kau tidak memohon agar dia menyelamatkannya?”ucap Immogi 



“Aku sudah berusaha memohon.” Ucap Yeon. Immogi merasa a itu tidak berhasil.

“Jika Ji-ah mati, separuh tubuhmu juga tidak akan aman.” Kata Yeon. Immogi pun ingin tahu apa yang akan dilakukan.

“Apa yang sebenarnya kau inginkan?”kata Yeon. Immogi meminta Yeon agar bisa menebaknya.

“Keberadaanmu saja kurang sempurna. Saat kau menjadi anak manusia dan bahkan sekarang. Kau makhluk terkutuk yang membuatmu berpikir apa dewa menciptakanmu hanya untuk merusakmu. Itulah Imoogi.” Ucap Yeon mengejek.

“Kau ingin berkelahi, bukan?” ucap Immogi. Yeon mengaku bukan tapi Sebaliknya. Immogi bingung

“Bagaimana jika ada cara yang lebih baik daripada terobsesi denganku atau Ji-ah untuk mengisi kekosongan itu? Bagaimana jika kau bisa memiliki posisi yang roh gunung kelas bawah tidak berani mengejarnya?” ucap Yeon. 

“Katakan lebih jelas.”kata Immogi. Yeon memberitahu Dewa bagi dewa.Immogi pikir itu Tidak mungkin.

“Penguasa Sungai Styx. Mari bersama mengalahkan penguasa Sungai Styx.” Ucap Yeon.

“Menarik. Siapa yang menduga? Apa Kau mengkhianati wanita tua itu?” ucap Immogi

“Aku siap melakukan apa pun untuk menyelamatkan Ji-ah.” Kata Yeon. Immogi pun menegaskan kalau Yeon ingin bekerja sama denganku

“Ya, aku bahkan siap untuk gagal dengan bedebah sepertimu.” Kata Yeon. Immogi pun menanyakan syaratnya.

“Lepaskan Ji-ah. Keluarkan separuh dari dirimu dari tubuhnya. Tinggalkan kami berdua selamanya. Hanya itu syaratku.” Ucap Yeon

“Jika menjadi aku, apa kau akan percaya ini bukan jebakan?”ucap Immogi. Yeon menyakinkan kalau Tidak akan.

“Kalau begitu, tebaklah. Apa jawabanku?”ucap Immogi. Yeon tahu Immogi  ingin menolak, tapi pada akhirnya akan menerima tawarannya.

“Apa yang membuatmu begitu yakin?” tanya Immogi. Yeon pikir mereka berdua ada di jalan buntu.

“Jika menolak tawaranku, maka kau kehilangan separuh dirimu. Dan Aku kehilangan Ji-ah. Kita akan saling membunuh dan dikirim ke Neraka. Itu yang kuharapkan sejak kencan terakhirku dengannya. Katakan jika kau berubah pikiran. Waktumu sampai matahari terbit besok.” Ucap Yeon 



Shin Joo tak percaya Yoo Ri  mengetahui Imoogi akan membunuh mereka, tapi menahannya disini dan ingin tahu alasanya. Ia pun memastikan kalau Immogi mengancamnya atau dimanipulasi seperti saat menusuk Lee Rang. Yoo Ri mengaku bukan keduanya. Shin Joo ingin tahu alasanya.

“Siapa yang peduli dengan orang-orang itu?” kata Yoo Ri. Shin Joo tak percaya Yoo Ri menganggap "Orang-orang itu?"

“Kukira kau datang untuk menemuiku. Aku sangat mencemaskanmu. Tapi... Aku hanya umpan... Kau memanfaatkan perasaanku.” Ucap Shin Joo marah. Yoo Ri mencoba memanggilnya.

“Berhenti... Jika kau bicara lagi, aku mungkin akan menyesal karena jatuh cinta kepadamu.” Ucap Shin Joo marah dan berjalan pergi. Yoo Ri pun hanay bisa terdiam. 


Yeon pulang dan Ji A langsung memeluknya. Yeon pikir Ji A pasti sangat khawatir dan memberitahu kalau kedua orang tuanya aman bahkan ia juga menghapus ingatan mereka jadi tidak ingat lagi pernah bertemu Imoogi. Ji A pun mengucapkan terimakasih pada Yeon.

“Ini salahku. Seharusnya tidak kutinggalkan mereka.” Kata Shin Joo tertunduk. Ji A pikir ini bukan salah Shin Joo

“Aku tahu kau menjaga mereka agar aman. Terima kasih, Hyuneuiong, karena melindungi Ji-ah saat aku pergi.” ucap Yeon

“Sekarang apa rencanamu?” tanya Tuan Hyun. Yeon mengaku bekerja sama dengan Imoogi. Mereka kaget mendengarnya.

“Apa karena Nenek?” tanya Tuan Hyun. Yeon membenarkan. Tuan Hyun pikir Pada akhirnya, dia berbalik melawan Yeon.

“Dia memberiku kesempatan lain untuk melawannya.”kata Yeon. Ji A meminta agar memberitahu detailnya.

“Dia memberiku dua hari lagi. Selama itu, kau akan aman.” Ucap Yeon. Ji A pun memikirkan sesuatu.

“Tentu saja. Kau tidak akan mati... Aku tidak akan membiarkan itu terjadi.” Kata Yeon.

“Maka, kau bekerja sama dengan Imoogi...” kata Ji A. Yeon menegaskan kalau itu tipuan. Shin Joo pun sudah menduganya.

“Apa syarat Nenek?” tanya Tuan Hyun. Yeon mengaku Tidak ada, selain harus berhasil menangkap Imoogi.

Tuan Hyun ingin bicara, tapi Yeon berpikir bicara Nanti saja karena ingin makan dengan Ji-ah. Ia pamit masuk ke dalam kamar karena akan berganti pakaian, wajahnya langsung berubah serius saat masuk kamar. 



Flash Back

“Bagaimana jika aku memberitahumu bahwa ini akan berakhir sama apa pun upayamu? Antara kau dan dia, hanya satu dari kalian yang bisa hidup.” Ucap Nenek Yeon

“Apa Ini harus berakhir dengan cara yang sama? Kalau begitu, tidak ada lagi yang perlu dipikirkan.” Ucap Yeon.

“Apa yang akan kau lakukan?” tanya Nenek Yeon. Yeon memperlihatkan sisik Immogi kalau akan menelannya.

“Begitu Imoogi di tubuh Ji-ah dipindahkan kepadaku, maka aku akan melompat ke Sungai Styx bersama separuh Imoogi. Dengan begitu, dia tidak akan pernah dilahirkan kembali.” ucap Yeon

“Melompat ke Sungai Styx artinya...” kata Nenek Yeon. Yeon mengaku sudah tahu kalau Tidak ada reinkarnasi lagi untuknya.

“Aku tidak akan pernah bisa kembali kepada Ji-ah.” Ucap Yeon lalu menatap wajahnya ke arah cermin seperti ingin memastikan apakah sudah ada Immogi dalam tubuhnya. 



Tuan Choi terbaring meminta maaf pada Nyonya Bok atas semua masalah ini dan meminta agar membawa saja  ke rumah sakit. Nyonya Bok memberitahu kalau Rumah sakit tidak akan berguna karena Ini tidak seperti penyakit yang ditahu.

“Aku kedinginan.” Kata Tuan Choi meminta agar Nyonya Bok memegang tanganya. Nyonya Bok meminta agar bisa bertahan.

“Pertarungan mengerikan ini akan segera berakhir. Bertahanlah sampai saat itu. Aku tahu kau bukan orang biasa.” Kata Nyonya Bok memegang tangan Tuan Choi. 


Tuan Hyun membuka pintu dan kaget melihat Nyonya Bok dan Tuan Choi saling berpegangan tangan, langsung memalingkan wajahnya. Tuan Hyun mengaku penasaran kenapa restorannya tutup dan meminta maaf, melihat Tuan Choi langsung kaget melihatnya.

Ia pun menarik Nyonya Bok keluar dari ruangan, dan bertanya apakah tahu siapa sama dia. Nyonya Bok tak mengerti maksudnya. Tuan Hyun memberitahu kalau pria itu adalah suaminya. Nyonya Bok kaget mendengarnya.

“Suamimu dari kehidupanmu sebelumnya yang kau rindukan seumur hidupmu.” Kata Tuan Hyun. Nyonya Bok kaget mendengarnya. 


Tuan Kwon berteriak didepan sel “Ada yang sekarat di sini!.. Astaga. Kumohon.” Detektif datang memastikan keadaan Tuan Kwon dan melihat Ada bercak di sekujur tubuhnya. Tuan Kwon meminta agar Tolong bawa  ke rumah sakit.

“Tidak ada gunanya... Cepat atau lambat, kau akan mati. Apa yang terjadi padamu?” ucap Detektif melihat Tuan Kwon yang terus mengaruk-garuk tubuhnya.

“Sejak kapan detektif Korea memakai sepatu sebersih itu?” kata Tuan Kwon dan akhirnya melihat berubah menjadi Rang. 


“Aku benci aturan berpakaian.” Kata Rang. Tuan Kwon bertanya  Siapa yang mengutusnya, Lee Yeon? Atau...

“Apa itu penting? Kau sekarat sekarang.” Kata Rang. Tuan Kwon yakin Rang kemari bukan hanya untuk melihatnya mati.

“Aku suka itu... Lihat. Aku bahkan membeli berondong jagung. Aku bahkan mencari pemakaman untuk didatangi.” Ucap Rang

“Apa yang kau inginkan? Katakan.”ucap Tuan Kwon. Rang melihat Tuan Kwon orang yang sekarat.

“Jangan berani membuat kesepakatan... Apa Kau masih merasa Imoogi melindungimu? Saat Imoogi mati, penyakit menyebalkan ini juga akan hilang, bukan?” ucap Rang.

“Kurasa begitu... Tolong keluarkan aku.” Kata Tuan Kwon.  Rang ingin tahu alasanya.

“Aku bekerja untuk Imoogi lebih lama dari yang kau tahu. Artinya tidak ada yang lebih mengenalnya daripada aku.” Kata Tuan Kwon

“Lantas? Kau pikir bisa bebas dan sembuh secara gratis hanya dengan beberapa kata? Aku tidak mau... Aku bukan petarung andal. Aku benci ada bekas luka di tubuhku.” Kata Rang

“Aku paham maksudmu... Rupanya itu alasanmu kemari. Kau tidak ingin mengotori tanganmu.” Ucap Tuan Kwon. 


Saat itu di CCTV terlihat detektif yang sengaja mengeluarkan Tuan Kwon dari sel penjara. Detektif Kim menunggu diruangan, Detetif lain datang memberitahu kalau Dia kabur. Detektif Kim bingung bertanya siapa. Detektif memberitahu kalau tersangka pembunuhan berantai.

“Siapa yang membebaskannya?” tanya si detektif Kim marah. Si detektif melangkah mundur ketakutan.

“Aku melihat rekaman kamera pengawas dan...” ucap Si detektif gugup. Detektif Kim bingung apa kelanjutanya. Detektif memberitahu kalau itu Detektif Kim sendiri yang melepasakanya. Detektif Kim kaget mendengarnya. 


Ji A dan Yeon pergi ke restoran Gopchang Gobbuni, wajah Ji A bahagia karena diberikan Kejunya banyak sekali. Yeon hanya terus menatap Ji A. Ji A bingung bertanya ada apa. Yeon melihat Ji A terlihat cantik. Ji A menaruh sumpit dan meminat Yeon agar Berjanji kepadanya.

“Mari kita kemari lagi saat salju pertama turun.” Ucap Ji A. Yeon pun menyetujuinya.

“Aku ingin kau menghabiskan Natal denganku. Kita akan pergi ke pantai yang kita kunjungi lagi.”kata Ji A. Yeon pun menganguk setuju.



“Dan di Hari Tahun Baru, datanglah ke rumahku. Mari makan tteokguk dengan orang tuaku. Dan di hari ulang tahunku...” ucap Ji A.

“Apa yang kau inginkan?” tanya Yeon. Ji A langsung membisikkan pada telinga Yeon. Yeon pun akan menyiapkanya.

“Apa yang harus kau lakukan untuk menepati janjimu hari ini?” kata Ji A. Yeon berjanji harus panjang umur dengan saling berjanji. Mereka pun langsung bersulang. 



Sae Ron duduk taman, tiba-tiba seseorang membawakan buket bunga. Ia tak percaya melihat Jae Hwan yang membawanya dan merasa memaksanya melakukan ini. Jae Hwan merasa Seharusnya bilang ini hari ulang tahunnya. Sae Ron pikir Kini siapa yang memedulikan ulang tahun kalender bulan seseorang.

“Hanya ibuku yang mengingatnya...Aroma Bunganya harum... Aku punya dua ikan tropis di rumahku.” Ucap Sae Ron

“Mereka juga punya nama?” tanya Jae Hwan. Sae Ron menjawab Deokbae dan Chunsam.

“Mereka dari keluarga Kim Gyeongju. Aku akan membelikan mereka akuarium yang lebih besar saat gajian bulan ini. Apa Kau mau mengadopsi mereka?” ucap Sae Rom

“Baiklah. Buat permohonan dahulu.” Ucap Jae Hwa mengeluarkan mini cake dan juga lilin.

“Semoga aku bisa mendapat kue lagi dari Jae-hwan di hari ulang tahunku kelak.”kata Sae Ron. Jae Hwan lalu melihat dibagian leher Sae Ron keluar bercak merah. 



Yeon memberikathu kalau Ini gelas terakhir. Ji A pikir Mungkin ini soju terakhir yang mereka minum bersama jadi akan meminumnya perlahan. Yeon bingung Ji A yang mengatakan hal itu. Ji A menceritakan  Tadi Imoogi di tubuhnya bilang, kalau punya dua hari terbaik.

“Saat waktunya tiba, aku hanya akan menjadi cangkang kosong.” Kata Ji A. Yeon menyakinkan Ji A kalau Itu tidak akan terjadi.

“Mungkin lebih baik aku mati. Jika aku mati, Imoogi akan pergi dan aku tidak perlu menyakiti keluarga dan teman yang kusayangi serta kau.” Ucap Ji A

“Jangan pernah berpikir seperti itu lagi.” Kata Yeon. Ji A mengaku ingin tahu.

“bagaimana kau akan hidup saat kau ditinggalkan sendirian.” Ucap Ji A. Yeon mengatakaan akan menyalahkan dirinyadalam waktu lama,

“Lalu berpikir aku gagal melindungimu lagi.” Kata Yeon. Ji A juga berpikiran yang sama.

“Kurasa sekarang aku tidak bisa hidup layak tanpamu. Jadi, kita harus saling melindungi. Jangan pernah menuruti keinginan Imoogi.” Kata Ji A. 



Saat itu Jae Hwan menelp, Ji A mengangkatnya lalu berteriak kaget. Ia pun berlari ke taman dan melihat Sae Ron terlihat lemah. Sae Rn mengeluh kalau sudah melarang Ji A datang tapi malah tetap datang.  Ji A meihat tubuh Sae Ron yang dipenuhi bintik merah

“Kenapa ini terjadi padamu? Kenapa?” ucap Ji A memegang tangan temanya.

“Jangan sentuh aku. Kau bisa terinfeksi.” Kata Sae Ron, tapi Ji A tak peduli langsung memeluk temanya. 


Rang membawa Tuan Kwon dibawah terowongan, lalu berkomentar Tuan Kwon tidak tampan dan meminta agar Jangan saling bertemu lagi. Tuan Kwon memegang pistol dengan tangan bergetar mengaku tidak tahu ini akan berakhir dengannya.

“Benar. Seharusnya aku membunuhmu. Itu tetap akan terjadi. Lakukan yang terbaik untuk nyawamu.” Ucap Rang

“Kau hampir tidak bisa berbaikan dengan kakakmu. Kau pikir bisa menghadapi akibatnya?” kata Tuan Kwon

“Tidak. Lee Yeon tidak akan memaafkanku. Kami mungkin tidak bisa bertemu lagi. Tapi ini lebih baik daripada melihatnya mati.” Ucap Rang

“Sudah cukup. Berandal emosional sepertimu tidak punya akhir yang baik.”kata Tuan Kwon

“Tidak ada lagi ceplukan dan aku hanya punya satu nyawa manusia. Jadi, jangan membuatku sial. Aku akan menghabiskan uangku sebelum mati.” Kata Rang. Tuan Kwon pun turun dari mobil dan pamit pergi.

“Lindungi wanita itu. Aku akan menyelamatkan Yu-ri dan menyelamatkanmu.” Gumam Rang. 



Nyonya Bok menangis mengeluh tidak mengenalinya padahal dia ada di depannya bahkan Tuan Kwon terus menarik perhatianku. Ia merasa Sikapnya sangat keras kepadanya.

“Kerinduan mendalammu padanya pasti telah terwujud dan hubungan lamamu membawanya kemari.” Kata Tuan Hyun

“Apa gunanya? Aku hampir tidak bisa menemukannya lagi, tapi dia seperti itu. Ini keterlaluan. Yang benar saja..” kata Nyonya Bok

“Apa semua ini kebetulan? Berpusat pada Yeon dan gadis itu, semua hubungan yang terjalin berkumpul di satu tempat. Pasangan dari kehidupan lampau, keluarga, teman-teman, dan musuh.” Kata Tuan Hyun. Nyonya Bok terlihat bingung.

 “Aku gugup. Aku khawatir sesuatu yang tidak bisa kita tangani akan dimulai sekarang.” Kata Tuan Hyun 


Ji A membawa Sae Ron masuk ke dalam kamar menegaskan harus tinggal di sini untuk sementara dan meminta Jae Hwan agar Tetaplah bersamaknya. Sae Ron menyuruh Jae Hwan pulang dan Jangan tetap di sini karena bisa dalam bahaya.

“Jika benar, aku pasti sudah terinfeksi Atau ini masa inkubasi.” Ucap Jae Hwan. Sae Ron meminta agar Jae Hwan di pukul saja.

“Aku tidak akan pergi meski kau memukulku. Aku akan melindungimu. Kau butuh perawat. Aku akan bicara dengannya. Jaga dia.” Kata Jae Hwan dan Ji A pun keluar kamar bertemu dengan Yeon. 


“Bagaimana dengan Pak Choi?” tanya Ji A. Yeon memberitahu Tuan Choi  memuntahkan telur, tapi kondisinya belum membaik.

“Telur apa itu?” tanya Ji A. Yeon menjawab Ada bayi ular di dalamnya dan Bayi ular itu memakan bagian dalam manusia.

“Aku tidak sanggup melihatnya mati.” Kata Ji A menangis. Yeon menegaskan kalauTidak akan pernah.

“Semuanya akan segera berakhir. Jika dia mengambil umpan yang kulempar, maka... Jadi, sampai saat itu tunggulah sebentar lagi.” Ucap Yeon. 


 Immogi trdiam mengingat yang dikatakan Yeon “Mari bersama mengalahkan penguasa Sungai Styx. Katakan jika kau berubah pikiran. Waktumu sampai matahari terbit besok.”

Yeon gugup menunggu diruang makan,  dikamar Ji A mencoba menyuapi Sae Ron untuk makan. Sae Ron mulai merasakan sakit pada tubuhnya. Jae Hwan dan Ji A langsung panik melihatnya. Sampai pagi hari, Immogi belum juga menelp Yeon. Yeon pun pasrah tapi saat itu telpnya berdering. 


Yeon dan Immogi pun bertemu. Immogi setuju mereka bersama mengalahkan penguasa Sungai Styx dan mengajak untuk bersalaman. Tapi Yeon seperti enggan bergandengan tangan.



Di rumah, Rang kaget kalau Lee Yeon dan Imoogi dan berpikir Shin Joo sedang bercanda. Shin Joo membenarkan. Rang mengatakan kalau itu tak boleh. Shin Joo bingung apa maksudnya.  Rang memberitahu kalau Ini misi bunuh diri.

“Bedebah itu berencana mati bersama Imoogi.” Kata Rang yakin. Di rumah Tuan Kwon Yeon dan Immogi saling bertatapan dan akhirnya berjabat tangan. 



“Lee Yeon, kau akan terjebak dalam perangkap yang kau buat.” Gumam Immogi berjabat tangan

“ Dengan ini, kita berdua akan berada dalam situasi yang sama. Situasi yang begitu memasukinya, kau tidak akan bisa keluar sampai kita berdua mati.” Balas Yeon bergumam.

Tapi saat itu Ji A dirumah kaget melihat seseorang yang tiba-tiba datang kerumahnya. Tuan Kwon dengan pistol memberitahu kalau Ji A harus mati agar  bisa hidup jadi Akan mengakhiri semuanya dengan tangannya.

“Jangan lakukan ini. Jika melakukannya, kau akan...” ucap Ji A tapi Tuan Kwon langsung melepaskan tembakanya. 


Ji A keluar dari kantor melihat hujan yang turun padahal Tidak ada hujan di prakiraan cuaca. Ia pun menutupi kepala dengan tas tapi tiba-tiba Yeon datang membawakan payung. Ia kaget mbertanya Kapan Yeon tiba di sini. Yeon mengaku Begitu hujan tidak terduga dimulai.

“Apa Kau akan mengantarku pulang?” tanya Ji A. Yeon meminta Ji A agar  Jangan kehujanan.

“Apa Kau sudah selesai bekerja?” tanya Yeon. Ji A membenarkan karena  hanya perlu menyunting, jadi menyelesaikannya dengan cepat.

“Siapa yang ganggu pertemuan Ji-ah dengan keluarganya yang lama hilang?” tanya Yeon

“ Ketua timku.” Kata Ji A. Yeon mengaku kalau itu dirinya. Ji A kaget mendengarnya.

“Aku tidak naik mobilku hari ini.” Kata Yeon. Ji A mengingat Yeon meninggalkannya di rumah

“Hanya butuh 20 menit untuk sampai ke rumahmu. Kita tidak akan punya banyak waktu untuk berkencan karena orang tuamu. Belikan aku ramyeon. Maka, aku akan melepasmu.” Ucap Yeon sengajak memeluk Ji A dengan erat. 



Ji A membeli ramyun cup dan makan berebutan. Yeon mengeluh kalau satu tidak cukup. Ji mengaku Sama sekali tidak cukup dan langsung makan kimbap. Yeon pikir harus beli dua. Ji A memberitahua kalau Ada dua syarat agar ramyeon terasa enak.

“Kau tahu itu apa?.. Pertama, sup kimchi. Apa yang kedua? Orang yang selalu mencoba memakannya. Aku akan membuatnya terasa sangat enak.” Ucap Ji A dan Yeon melihat Ji A makan dengan lahap.

“Aku ingin minum kuahnya, tapi tidak jadi.” Kata Ji A. Yeon bingung memangnya kenapa. 

“Aku takut akan menginginkan soju.” Ucap Ji A. Yeon memuji Ji A  sangat berpendidikan.

“Apa Kau tahu mi dalam ramyeon sepanjang 40 meter jika direntangkan? Setinggi lantai 13 apartemen.” Kata Yeon.

“Kenapa kau tiba-tiba sok pintar?” ucap Ji A heran. Yeon mengaku   bahkan tidak ingin setengah bungkus ramyeon jauh dari Ji A dengan terus memeluknya. 

“Siapa yang menyatakan suka dengan ramyeon? Kau selalu menggemaskan.” Kata Ji A

“Aku terkenal menggemaskan sejak di Baekdudaegan. Sudah lama kau tidak terlihat sebahagia ini.” Kata Yeon melihat Ji A tersenyum dipelukanya.

“Saat aku pulang, ibu dan ayahku menungguku, dan kau ada di sampingku. Semua impian masa depanku telah terwujud, tapi siapa yang akan mewujudkan impian masa depan Lee Yeon?” kata Ji A

“Aku penasaran seperti apa rasanya menjadi manusia.” kata Yeon. Ji A pikir Siapa yang peduli Yeon manusia atau Gumiho

“Kau ada di sampingku sekarang.” Kata Ji A dan mereka terus memeluknya dengan erat.

Bersambung ke episode 15

Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

 

1 komentar:

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus