PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 05 November 2020

Sinopsis Tale of the Nine Tailed Episode 9 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Lee Rang terus diserang oleh para hantu hutan yang haus dengan darah, dengan wajah kesal sudah menduga kalau Yeon hanya memedulikan wanita. Saat itu Yeon datang memanggil “hei Bocah” Rang kaget Lee Yeon datang.

“Aku mendengar kamu menjelekkanku tadi.” Ucap Yeon dan akan membantu, tapi Rang menyuruh Yeon minggir.

“Ini bukan saatnya untuk berlagak.” Ucap Yeon saling berdiri bertolak punggung melawan para hantu

“Kau bukan dia. Lee Yeon tidak akan menyelamatkanku.” Kata Rang. Yeon menegskan Ucapan Rang tidak salah.

“Beri aku bukti bahwa kau Lee Yeon.” Ucap Rang. Yeon berpikir kalau mengambilkan salinan nomor registrasinya dengan senyuman mengejek

“Bulan purnama pertama. Jwibullori. Kita bersenang-senang main api malam itu dan malam itu kau mengompol saat tidur. Maka, itu julukanmu selama tiga tahun.” Ucap Yeon  mengejek,

“Diam.” kata Rang marah.  Tapi Yeon tetap mengejek Rang itu Tukang Mengompol!

“Aku akan membunuhmu.” Ucap Rang. Yeon pikir Rang harus Bunuh mereka dahulu. Keduanya sudah mulai kewalahan melawan hantu dan akhirnya Yeon mengajak Rang kabur. 



Ji A duduk di dalam mobil tersadar kalau ada di dalam mobil melihat Ibu dan Ayah. Saat itu Ibunya memberitahu kalau Ji-ah menjalani terapi hipnosis hari ini. Ayah Ji A ingin tahu Apa kata dokter Kang. Ji A terlihat penasaran karena tak pernah mendengar percakapan orang tuanya.

“Katanya dia belum pernah melihat kasus seperti ini. Aku tidak boleh merasa begini tapi aku terus merasa takut. Bisakah kita melindungi putri kita? Bisakah aku melakukannya dengan baik?”ucap Ibu Ji Ah menangis. Ji A tak percaya melihat ibunya menangis.

Di saat itu Ji A yang masih kecil akhirnya terbangun, Ji A yang sudah dewasa melihat ibunya yang menghapus airnyaa. Ayah Ji A pun tersenyum melihat anaknya yang sudah bangun. Ibu Ji A pun memberikan sesuatu pada anaknya.

“Ibu hendak memberikannya saat kita tiba di rumah. Ini kado ulang tahunmu!” ucap Sang ibu.

“Ulang tahunku? Kotak musik ini... Tidak mungkin.”ucap Ji A melihat kotak musik yang sama diberikan orang tuanya dan tersadar kalau sedang menuju jalan yang membuat kehilangan orang tuanya.

“Kita tidak boleh ke sana.” Ucap Ji A memberitahu orang tuanya, tapi mereka tak mendengarnya.

“Apa Kau suka kadomu?” tanya sang ayah. Ji A memberitahu kalau akan mengalami kecelakaan jadi meminta agar menghentikan mobilnya.

“Setelah kau sembuh, kita bertiga harus naik komidi putar lagi.” Ucap Ayah Ji A.

“Ayah tidak bisa mendengarku? Hentikan mobilnya!.. Ayah... Ibu.”teriak Ji A tapi keduanya terus melajukan mobilnya. 



Keduanya terus berlari dan bisa menahan dengan batang pohon yang menahan badan hantu. Rang melihat Mereka terus hidup kembali lalu bertanya pada Yeon apakah Agui memang sekuat ini, Yeon merasa mereka menjadi lemah. Rang tak mengerti maksudnya.

“Jangankan guntur dan petir, angin dan hujan pun bergeming.”ucap Yeon mencoba melawan semuanya.

“Kau tidak bisa memakai kekuatanmu?” kelh Rang. Yeon ingin tahu keberadaan mereka.

“Kau sungguh menanyakan itu? Hutan Agui.” Ucap Rang yakin. Yeon merasa tidak yakin soal itu.

Sementara Ji A berteriak pada ayahnya agar bisa menghentikan mobilnya.

[Episode 9, Eoduksini]


Kecelakaan pun terjadi di tempat yang sama. Immogi dan si nenek melihat kecelakaan dari jauh. Si nenek merasa Ini tidak terduga karena mengira pasti akan mendatangi gadis itu Tapi Yeon memilih adiknya padhal dengar mereka sangat saling membenci.

“Kau seharusnya tidak meremehkan roh gunung.” Kata Imoogi, Si nenek terlihat bingung.

“Dia mempermainkanku dalam situasi ini.” Ucap Immogi. Si neek mengartikan kalau Yeon sengaja ke sana

“Dia pasti tahu. Mungkin ini terlihat seperti tes untuk kedua orang ini, tapi ini juga tes untuk Lee Yeon.” Kata Immogi dengan senyuman liciknya. 


Tuan Choi terlihat kesal karena muak dengan ini dan membahas Bagaimana wanita jus sayur itu tahu kalau  tidak bisa naik pesawat. Jae Hwan tak percaya kalau Tuan Choi tidak bisa naik pesawat. Tuan Choi mengelengkan kepalanya. Sae Rom ingin tahu Bagaimana jika naik pesawat.

“Awalnya, aku kesulitan bernapas, lalu berkeringat dingin. Begitu memakai sabuk pengaman, ingatanku hilang.” Ucap Tuan Choi

“Apa kata wanita itu?” tanya Sae Rom.Tuan Choi menceritakan Dia bertanya apa yang paling ditakuti.

“Apa yang paling kau takuti? Apa menurutmu...” kata Sae Rom mencari sesuatu di laptopnya.  Tuan Choi ingin tahu ada apa.

“Ada cerita serupa dalam legenda perkotaan yang menyebar di internet.” Kata Sae Rom menujuk cerita “Mitos Wanita Jus Sayur. Tuan Choi bngung.

“Bukankah polanya mirip? Dia memberimu sampel jus sayur dan bertanya apa yang paling kau takuti.” Ucap Jae Hwan.

“Kami rasa ini legenda perkotaan yang mirip dengan Nenek Hong Kong. Hal yang menarik adalah jika dia menyihirmu, kau mendengar lagu.” Kata Sae Rom. Tuan Choi bingung lagu apa. 



“Apa Kau mendengarnya? Ini lagunya.” Kata Sae Rom lalu memutar lagu dengan lirik Penjaga gerbang, buka pintunya, Aku tidak bisa masuk tanpa kunci

“Lagu ini bagian dari ganggangsullae. Permainan penjaga gerbang.” ucapTua Choi

“Jika kau dengarkan baik-baik, liriknya agak menakutkan. Satu sisi menyuruh mereka membuka pintu, dan sisi lain bilang tidak punya kunci. Kedua kalimat itu diulangi hingga akhir.” Kata Jae Hwan. Tuan Choi pkir Ini bagus.

“Ada yang bilang mendengar lagu ini?” tanya Tuan Choi. Sae Rom mengaku mereka tidak bisa menyelidiki karena tidak ada siapa pun.

“Kenapa?” tanya Tuan Choi. Sae Rom memberitahu  Konon, jika mendengar lagu ini, maka tidak bisa bangun. Tuan Choi memastikan apakah Selamanya? Sae Rom menganguk. Tuan Choi merasa itu Tidak masuk akal.


Tiba- tiba penjaga datang bertanya apakah Ini tim Urban Legends. Ketiganya pun keluar dari ruangan berlari panik melihat Ji A yang sudah terbaring di lantai tak sadarkan diri. Sae Rom mencoba menyadarkanya, Jae Hwan pun mencoba menelp ambulance.

Didepan dua pintu, Shin Joo menangis melihat Yeon juga tak sadarkan diri meminta agar segera bangun.  Di rumah, Yoo Ri pun panik melihat Rang yang terluka tapi tak sadarkan diri diatas tempat tidurnya. 


Rang dan Yeon akhirnya masuk ke sebuah gua menghindari  para hantu, dan mereka pun keluar di tempat yang ada hantu. Yeon lebih dulu berbaring sambil bergumam menatap langit.

“Sekarang, dia pasti sudah pergi ke Yeou Gogae. Mampukah aku menyelamatkan mereka berdua dari penderitaan ini? Kumohon. Pilihanku harus tepat.” Gumam Yeon.

Rang akhirnya keluar menatap sinis Yeon langsung mencengkram bajunya. Yeon mengeluh kalau ini cara terimakasih adiknya yang sudah diselamatkanya nyawanya.  Rang pun akhirnya melepaskan cengkramanya.

“Apa rencanamu?” tanya Rang sinis. Yeon pun mengeluh menurut rang apa.

“Kenapa kau di sini? Aku ragu kau datang untuk menyelamatkanku.” Ucap Rang

“Aku hanya punya cukup banyak waktu luang. Kupikir aku harus datang dan melihat adikku satu-satunya mati.” Ucap Yeon

“Hentikan. Kenapa aku, bukan gadis itu?” kata Rang. Yeon pikir itu Pertanyaan yang sangat bagus.

“Aku masuk ke pintu yang salah.” Akui Yeon. Rang merasa itu bohong Yeon merasa yakin pintu itu akan membawanya kepada Ji-ah,

“tapi tiba-tiba aku menemukan tukang mengompol yang sekarat.” Ucap Yeon. Rang kesal memilih pergi tapi kakinya sakit. 


“Apa yang terjadi di sini?” tanya Yeon panik melihat luka dikaki Rang. Rang mengaku kalau tadi digigit sambil mengejek kalau pasti cukup lezat.

“Kau tidak hanya berdarah, tapi juga demam.” Kata Yeon setelah memeriksa dahi adiknya.

“Kurasa racunnya sudah mulai menyebar.” Ucap Rang santai. Yeon pun mulai bergumam  “Dalam satu jam, racun akan menyebar ke seluruh tubuhnya.Dia harus dikeluarkan dari sini.”

“Bukankah aku sudah melarangmu menemui Imoogi?” keluh Yeon kesal melihat tingkah adiknya sambil membalut luka dengan kain.

“Berhentilah bersikap seperti kakak. Menyebalkan.” Ucap Rang kesal. Yeon pun memberitahu kalau mereka harus menyelamatkan diri lalu berlari mengajak adiknya pergi. 


Shin Joo melihat luka di dahi Yeon bertanya pada Nyonya Bok, Bagaimana cara membangunkannya. Nyonya Bok memberitahu kalau mustahil membangunkannya dari luar karena ia sudah berusaha semampunya tapi gagal membangunkan suaminya.

“Kau yakin itu perbuatannya?” tanya Shin Joo. Nyonya Bok membenarkan dan mengingat kejadian pada suaminya.

“Dahulu, dia seorang penjaja. Dia akan membawa barang berkilau kepadamu dan bertanya apa yang paling membuatmu takut. Dia memancing orang seperti itu. Ketakutan terbesar suamiku adalah harimau.” Kata Nyonya BOk

“Hal yang dia tunjukkan padamu bukan ilusi?” tanya Shin Joo. Nyonya  Bok mengira itu hanya halusinasi.

“Tapi Shin-joo, aku melihatnya. Seekor harimau mengoyak tulang dan daging suamiku jadi berkeping-keping.” Ucap Nyonya Bok. Shin Joo panik mendengarnya. 



Di rumah, Yoo Ri kebingunga meminta agar Rang bangun, tapi Rang hanya diam saja. Akhirnya Yoo Ri pn bisa melihat luka yang ada dikaki Rang.

 Shin Joo bertanya Siapa namanya, Nyonya Bok menjawab namanya “Eoduksini.” Shin Joo tak mengerti maksudnya. Nyonya Bok memberitahu kalau Dia memakan kegelapan yang tersembunyi di lubuk hati orang.


Ji A terbaring ditempat tidur dan seseorang memanggilnya, sang ibu sudah ada didepan mata Ji A membangunkanya. Ji A membuka mata dan kaget melihat  ibunya. Sang ibu menyuruh Ji A bangun lalu sarapan. Ji A bingung bertanya Kenapa Ibu di kamarnya.

“Kenapa? Ini hari Minggu. Kau juga lembur kemarin? Kenapa perusahaanmu sering mengutusmu dan membuatmu lembur?” keluh ibu. 

“Perusahaanku? Apa Ibu tahu di mana aku bekerja?” ucap Ji A bingung. Ibunya pikir anaknya setengah tertidur. Ji A meminta ibunya agar bisa menjawabnya.

 “Kau produser di stasiun penyiaran. Kau selalu dipanggil ke Komisi Arbitrase Pers.” Ucap Ibunya.

“Kenapa aku menjadi produser?” tanya Ji A. Ibunya menjawab Karena... Tapi Ji A lebih dulu  menjawab Untuk mencari Ibu dan Ayah.

“Tahun 1999, di Yeou Gogae, hidupku... Tidak, seluruh keluargaku hancur berkeping-keping.” Ucap Ji A, ibunya tak mengerti apa yang dikatakan Ji A.

“Kau bukan ibuku. Aku tidak akan tertipu lagi.” Kata Ji A. Ibunya meminta sang anak Berhenti melantur

“Ayo keluar dan sarapan. Apa menyenangkan menggoda ibumu?” kata Ibunya. Ji A terlihat bingung.

“Ibu tidak mau mendengar soal kecelakaan itu. Kau koma selama bertahun-tahun. Kau tahu betapa sulitnya bagi ibu dan Ayah?” kata ibunya.

“Aku mengalami koma?” ucap Ji A akhirnya pergi ke meja belajar mengambil pisau untuk menusuk ibunya. 



“ Saat aku pergi untuk disuntik, apa yang Ibu berikan kepadaku?”tanya Ji A mencoba memastikan. Ibunya menjawab Permen rasa stroberi.

“Cukup dan cepat keluar.” Kata Sang ibu. Ji A masih saja tak percaya, ibunya mengeluh Ji A mau Apa lagi sekarang

“Aku ingin makan kue kenari.” Ucap Ji A mengingat saat masih kecil meminta kue kenari. Sang ibu palsu pun mencari didapur.

“Kami tidak menyimpan kue kenari di rumah. Aku alergi kacang dan pernah dibawa ke rumah sakit karena itu.” Ucap Ji A. Si ibu palsu pun berpura-pura kalau lupa.

“Kau bukan ibuku! Di mana ibuku?”ucap Ji A marah. Si ibu palsu mengaku kalau ia adalah ibu Ji A.

Ji A sudah siap dengan pisau ditanganya,  ibunya mengeluh pada JiAyang meminta Kue kenari sambil menjepit hidung anknya tahu kalau alergi kacang. Ji A pun menangis dan melepaskan pisau ditanganya. 


Immogi melihat dari depan rumah kalau Ji A Bertemu dengan keluargany lalu memuji kalau ini bagus sekali, lalu berkomentar Tapi mereka bukan orang tua palsu. Si nenek memberitahu alau Hal yang benar-benar membuatnya takut pasti hal lain.

“Dahulu dan sekarang, keluarganya menghalanginya. Udaranya mulai dingin?” ucap Immogi

“Alam bawah sadarnya menciptakan tempat ini. Sebagai orang asing di sini, kita tidak akan disambut.Ayo pergi dari sini.” Kata si nenek. 


Immogi memegang tangan si nenek sepertinya mereka mencoba kembali ke dunia nyata setelah pergi ke tempat Ji A. Sang nenek senang melihat kue keju diatas meja dan langsung memakanya. Si CEO melihat Immogi kembali langsung bertanya apakah melihatnya.

“Ini tidak sesuai rencanaku... Lee Yeon tidak datang.” Kata Immogi. CEO Pun bingung Lalu, kenapa Immogi sudah...

“Sekeras apa pun berusaha, dia tidak akan bisa keluar hidup-hidup. Hati seseorang lebih lemah daripada yang kita pikirkan.”kata si nenek

“Dunia telah diciptakan oleh luka yang dia alami seumur hidupnya.” Ucap Immogi

“Omong-omong, jika mati di sana, kau bisa mati sungguhan?”  tanya CEO panik

“Kau juga ingin mencobanya?”goda si nenek memegang tangan CEO. CEO panik meminta agar melepaskan tanganya.

“Eoduksini... Jangan sentuh milikku.” Kata Immogi marah. Si nenek mengaku hanya bercanda dan meminta maaf dengan tawa mengejek. 

“Kau ingin mengatakan lebih dari permintaan maaf. "Dia Imoogi, tapi tertidur lebih dari 600 tahun. Dia tidak mungkin masih hebat." Kenapa kau tidak mencobaku? Aku juga penasaran.” ucap Imoogi.

“Bagaimana bisa aku berani berpikir begitu? Tolong maafkan aku! Tolong maafkan aku! Kumohon!” kata si nenek langsung berlutut. CEO TV sampai melongo melihatnya. 



Ji A duduk dengan ibunya seperti tak percaya lalu meminta agar bisa memeluknya sekali saja. Sang ibu pun memeluk sang anak, Ji A dengan mata berkaca-kaca mengaku tidak peduli jika ini mimpi karena ingin Ibuny tetap di sini.

“Kumohon jangan tinggalkan aku sendiri.” Kata si Ji A. Ibunya merasa kalau Ji A bermimpi buruk lagi.

“Kurasa begitu... Kuharap semua ini hanya mimpi.” Kata Ji A. Ibunya bertanya Ji A bermimpi tentang apa

“Aku kehilangan Ibu dan Ayah dalam mimpi itu.” Ucap Ji A. Ibunya heran sang anak menangis dan menenangkan kalau Itu hanya mimpi.

“Maafkan aku... Maaf karena hanya aku yang selamat. Aku menanggungnya sendiri, tapi sejujurnya, aku sangat takut dan kesepian. Terkadang, karena tidak ingin pulang, aku duduk di halte bus selama berjam-jam.” Cerita Ji A.

“Maaf, Ibu... Sejujurnya, aku juga membenci kalian. Kalian meninggalkanku sendiri dan tidak pernah kembali. Kalian tidak melupakanku, bukan?” kata Ji A menangis.

“Bagaimana mungkin ibu melupakan putri yang manis?” kata Ibu Ji A memeluk anaknya. Ji A pun mengaku merindukan Ibunya. 


Yeon berjalan dengan Rang dihutan, sambil bergumam “Kami berputar-putar sejak tadi. Aku tidak sempat untuk berpikir ini. Apa Ji-ah baik-baik saja? Bertahanlah sebentar lagi.” Rang terjatuh, Yeon mengulurkan tangan tapi Rang menepisnya.

“Haruskah kau memedulikan egomu sekarang?” ucap Yeon. Rang pikr Tanpa egonya hampir menjadi mayat.

“Dari penampilanmu, kau sudah menjadi mayat.”ejek Yeon. Rang mencoba berdiri tapi saat itu seperti tubuhnya lemah. 


Immogi bertanya apakah pernah dengar istilah rasa sakit semu. CEO pikir itu Saat prajurit yang kehilangan kakinya akibat perang merasakan sakit di kakinya semalaman, itu namanya rasa sakit semu.

“Saat kau merasakan sakit di kaki yang tidak kau miliki adalah saat rasa sakit sesungguhnya dimulai. Saat rasa sakitnya dimulai, pintunya sudah hilang. Itulah dunia yang dia tunjukkan kepada kami.” Ucap Immogi dan Si nenek mulai menyanyi  Penjaga gerbang, buka pintunya Aku tidak bisa masuk tanpa kunci


Yeon bertanya ada apa dengan adiknya. Rang mengaku sudah tidak sanggup lagi karena Racun sudah menyebar ke seluruh tubuhnya dan penglihatannya memburuk. Ia juga lelah berjalan dengan kakinya. Yeon pun bertanya apa yang akan dilakukan Rang.

“Apa Kau akan duduk dan dimakan agui?” ejek Yeon, Rang menyindir Yeon yang tidak menemui pacarya karena Lagi pula, Ia tidak punya harapan.

“Kau belum berubah... Kau seperti saat pertama kita bertemu. Kau masih mudah menyerah dan merengek. Kenapa hidup dan mati begitu mudah bagimu?” ucap Yeon 


“Karena aku tidak hargai apa pun. Aku tidak punya cinta pertama yang harus kulindungi dengan nyawaku atau keluarga yang sangat kunantikan. Aku tidak punya.” Ucap Rang marah

“Harusnya aku tidak datang... Dahulu maupun sekarang.” Ucap Yeon mengingat saat menyelamatkan Rang

“Aku datang untuk melihat siapa keturunan ayahku, tapi kau biasa saja. Kau bahkan tidak punya semangat hidup. Harusnya aku tidak datang.” kata Yeon.

Akhirnya Yeon pun pamit pergi pada adiknya,  Rang pun berpesan kalau mati untuk mengubur di hutan Baekdudaegan. Yeon mengeluh kalau busak seperti penerima  wasiat.

“Andai aku bisa kembali ke masa itu. Dahulu bunga Azalea ada di mana-mana... Aneh sekali. Aku tidak ingat rasa bunga azalea yang dahulu kupetik dan kumakan.” Ucap Rang bicara sendiri.

“Jika kau tidak ingat rasanya, hadapi ini dan makanlah itu lagi! Setidaknya berusahalah untuk hidup!” teriak Yeon marah dan akhirnya kembali.

“Jujurlah kepadaku. Kenapa kau datang ke sini?”tanya Rang. Yeon menjawab Untuk menyelamatkan Ji-ah dan Rang.

“Apa Kau ingin aku percaya?” ucap Rang mengejek. Yeon menegaskan kalau tidak peduli!

“Aku hampir terbunuh oleh pedangmu.” Ucap Rang marah. Yeon mengingatkan kalau Rang membantai seluruh desa jadi  pantas mendapatkannya.

“Benar... Kenapa berusaha menyelamatkan orang yang ingin kau bunuh?” ejek Rang 



“Dengarkan aku... Pedangku tidak pernah memeleset. Aku tidak pernah melewatkan targetku. Gunakan otak bodohmu untuk memikirkan bagaimana kau selamat dari pedangku.” Kata Yeon. Rang mengingat saat pedang Yeon yang hanya mengenai bagian perutnya.

“Aku akan pergi dan tidak akan pernah kembali.” ucap Yeon berjalan pergi. Rang pun akhirnya langsung berdiri mengejar kakaknya. Yeon pun memapah adiknya untuk berjalan bersama.


[Kantor Imigrasi Akhirat]

Nenek Yeon berbicara di telp membahas Kapal Empat yang baru saja pergi ke Sungai Styx. Ia meminta agar Suruh kaptennya putar balik karena Ada lansia yang masih memakai alat bantu hidup naik ke kapal itu. Setelah menutup telp ia bertanya sampai mana pembicaraan mereka.

“Eoduksini.” Ucap Shin Joo bertemu dengan Nenek Yeon. Nenek Yeon terlihat santai mendengar nama Eoduksini.

“Makhluk itu masih berkeliaran di dunia ini?” ucap Nenek Yeon. Shin Joo mmberitahu kalau Setelah bertemu Lee Yeon dan A-eum..  Maksudnya, Produser Nam, mereka pingsan.

“Tolong beri tahu aku, Bu. Bagaimana aku bisa menyelamatkan mereka berdua?” kata Shin Joo

“Itu di luar kuasamu. Gadis itu bersama keluarganya dan Lee Yeon pergi ke Hutan Agui.” Kata Nenek Yeon. Shin Joo kaget Yeon ada di Hutan Agui

“Sepertinya dia ke sana untuk menyelamatkan adiknya.” Kata Nenek Yeon.  Shin Joo kaget kalau Lee Rang juga.

“Tapi apa mereka berdua sedekat itu?” kata Nenek Yeon. Tuan Hyun akhirnya turun tangan memberitahu kalau Bukan itu masalahnya sekarang.


Tapi nenek Yeon merasa itulah masalahnya. Tuan Hyun mengeluh mendengarnya. Nenek Yeon menegaskan kalau Yeon cenderung menanggung beban sendirian dan tipe orang yang mencelakai diri sendiri. Tua Hyun pikir Karena itulah dia menjadi roh gunung.

“Pemilik gunung memikirkan tumbuh dan layunya rumput. Tapi ini adiknya.”ucap Tuan Hyun

“Kerabat sedarah tidak semuanya sama. Lee Rang telah melakukan terlalu banyak dosa.” Kata Nyonya Yeon

“Kenapa kau selalu...” keluh Tuan Hyun, saat itu Shin Joo berlutut memohon pada Nenek Yeon agar bisa menyelamatkan mereka berdua.

“Silakan ambil nyawaku. Kumohon...” kata Shin Joo. Nenek Yeon mengeluh Shin Joo yang sangat menyebalkan.

“Kenapa kau bertaruh nyawa demi keputusan Yeon?” ucap Nenek Yeon. Tuan Hyun tak percaya Shin Joo berlutut di depan istrinya.

“Jika kau mengatakan cara menyelamatkan mereka, aku bersumpah akan melakukan apa pun perintahmu.” Ucap Shin Joo. Nenek Yeon tersenyum karena Shin Joo akan melakukan Apa pun itu. 



Shin Joo keluar dari ruang kantor memegang sebuah kain,  Tuan Hyun yan melihatnya merasa kalau Shin Joo berpikir  hanya hidup untuk hari ini? Dan menukar nyawamu dengan kain itu.  Shin Joo pkir kalau ini yang Lee Yeon inginkan.

“Yeon dan kau sama saja. Apa ini karakteristik rubah?” ejek Tuan Hyun.

“Tapi aku tidak mengerti. Kenapa dia mendatangi Lee Rang, bukan Produser Nam?” kata Shin Joo

“Dunia ini diciptakan dengan ikatan di antara hati. Bagi kedua pihak, itu keluarga. Jika gadis itu menemukan orang tua yang dia cari, menurutmu ada ruang bagi orang lain untuk campur tangan? Meski menemuinya, dia tidak akan bisa mengganggu keluarga itu. Apa itu artinya Yeon pasti sudah tahu apa yang dia hadapi..” Jelas Tuan Hyun 


Yeon membantu adiknya berjalan di hutan, Rang bertanya-tanya Apa ada jalan keluar. Yeon yakin Jika ada jalan masuk, pasti ada jalan keluar. Rang mengaku alau masuk lewat lemari dan Saat membuka lemari, ada di rumah yang dahulu ditinggali.

“Apa Bukan Hutan Agui?” ucap Yeon. Rang menjawab bukan. Yeon ingin tahu Katakan yang dilihat Rang di sana.

“Awalnya, warga desa datang membawa tongkat. Ibuku melihatku dipukuli oleh mereka. Lalu...” ucap Rang dan Yeon bisa menebak adiknya datang ke Hutan Agui.

“Pantas saja. Ternyata begitu... Karena itu aku tidak melihat pintunya.” Kata Yeon. Rang tak mengerti maksud ucapan kakaknya.

“Apa Kau tidak tahu siapa wanita itu?” ucap Yeon. Rang bingung apakah Yeon mengenalnya.

“Dia mempermainkan semua kenangan burukmu.” Kata Yeon. Rang kaget dan ingin tahu Siapa namanya Yeon mnejawab “Eoduksini.” 



Ji A melihat sekelilin kamarnya ada foto keluarga saat ia wisuda, lalu teringat dengan semua gambar yang ada di kamarnya artikel tentang orang tuanya [Hilang setelah kecelakaan mobil di Yeou Gogae tahun 1999] Ia pun bergumam kalau Tempat ini terlihat seperti kamarnya, tapi bukan.

“Di mana aku sekarang?” gumam Ji A bingung lalu mendengar suara tetesan air dan bertanya-tanya “Suara apa itu?”

Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar