PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yeon
meminta Ji A agar bisa menatapnya dan memastikan kalau baik-baik saja. Tapi
tatapan Ji A langsung berubah seperti dirasuki Immogi dengan berkata “Lama
tidak bertemu, Lee Yeon” Yeon mengingat saat terakhir kali bertemu dengan
Immogi.
“Lama
tidak bertemu, Lee Yeon... Wanita ini milikku.” Ucap Imoogi dan Yeon pun
akhirnya menghabisi Immogi dengan mengambil jantung Ji A.
“Bagaimana
rasanya? Kau menunggu selama 600 tahun hanya untuk kembali menghadapi wanita
yang kau cintai sebagai musuh.” Ucap Immogi
“Bagaimana
dengan Ji-ah? Di mana dia?” tanya Yeon. Immogi menunjuk kalau ada didalam
tubuhnya.
“Aku akan
menanyakan satu hal. Siapa pria tadi dan siapa kau?” tanya Yeon.
“Semua
ini salahmu. Andai kau menawarkan wanita ini sebagai kurban di sumur pulau itu,
kami pasti menjadi satu, bukan dua sejak awal. Saat waktunya tiba, kami akan
menjadi satu lagi.” Ucap Immogi
“Kapan
waktunya?” tanya Yeon. Immogi menjawab Saat ia pindah ke tubuh Yeon.
“Kenapa
kalian sangat terobsesi dengan tubuhku? Kalian bisa tinggal bersama dan hidup
dengan baik.” Ucap Yeon
“Kau
tidak lihat betapa cepatnya dia tumbuh?” kata Immogi . Yeon pikir secepat
Immogi tumbuh, ia juga menua dengan cepat
“Rupanya
itu kutukanmu.” Ucap Yeon. Immogi pikir Ada
satu kesempatan baginya untuk mengubah takdir
“Jika kau
menjadi naga?” kata Yeon. Immogi menegaskan Maka, roh gunung Baekdudaegan
adalah dirinya bukan Yeon.
“Ini
pembalasan dendammu. Karena itu dari semua makhluk abadi, kau terobsesi
denganku.” Ucap Yeon
“Asal kau
tahu, asalkan aku keluar seperti ini, kau akan berpisah dengan wanita ini.”
Kata Immogi
“Jika
wanitamu hidup, kau mati, Lee Yeon. Kau ingin menyelamatkannya atau kau ingin
hidup?” Ucap Immogi
“Sayang
sekali, jawaban yang kami inginkan tidak ada di pilihanmu.” Ucap Yeon dan
Immogi mulai menyerang Yeon mencekik lehernya.
“Apa pun
yang kau katakan, kau tidak bisa menyentuh tubuh ini.” Ucap Immogi . Yeon mengejek
kalau Immogi itu lemah karena bisa menahan tanganya.
“Kau
melemah jika ada di tubuh ini?Sebagian besar kekuatan dan kekuasaanmu ada pada
Imoogi itu dan kau sama seperti jantungnya. Karena itu kau butuh Ji-ah untuk
menjadi perisaimu. Agar aku tidak tahu selemah apa kau.” Ucap Yeon. Ji A
langsung mengambil lingis dan menusuk dada Yeon.
“Kalian
tidak bisa mengubah takdir. Kau hanya perlu menghilang. Hanya kau.” Kata Immogi
“Aku hanya membutuhkanmu, Ji-ah.” Kata Yeon. Immogi memohona agar Berikan saja tubuhnya dan mati dengan memegang tangan Ji A.
“Ji-ah...
Kau mendengarkanku? Kau di sana, bukan?” ucap Yeon. Immogi tak mau mendengarny
menyuruh Yeon agar menutup mulutnya.
“Kembalilah...
Aku akan selalu menunggumu...Kembalilah, Ji-ah...Aku akan selalu menunggumu”
ucap Yeon.
Ingatan
Ji A tentang Yeon seperti kembali teringat
[Entah soal hal lain, tapi aku
pandai menunggu. Aku bisa duduk di sana selama 24 tahun, apalagi 24 jam. Aku
akan tetap di sisimu. Aku milikmu sampai aku mati.
Saat itu Ji A seperti berusaha keluar dari tubuhnya, dengan mata berkaca-kaca akhirnya menatap Yeon dan melepaskan tanganya. Ia langsung menangis meminta tolong pada Yeon.
“Lebih
baik kau membunuhku agar aku tidak bisa menyakitimu.” Ucap Ji A menyadari kalau
tanganya menusuk tubuh Yeon
“Tidak
apa-apa... Semua akan baik-baik saja.” Kata Yeon menenangkan Ji A.
[Episode 13, Imoogi Lain]
Jae Hwan
yang ada di atas gedung berterimakasih pada Shin Joo untuk hari ini karena mereka berdua masih
hidup berkatnya. Shin Joo pikir mereka bisa berterima kasih kepada Lee Yeon,
bukan dirinya dan berpesan agar lebih berhati-hati.
Saat itu
Yeon menelp dengan wajah panik Shin Joo mengatakan segera ke sana.
Di dalam
mobil, Tuan Kwon mengemudikan mobilnya merasa Lee Yeon atau Imoogi, tidak
penting lagi baginya karna hanya butuh ceplukan. Ia pun senag hati bisa membawa
ceplukan ini. Tiba-tiba Tuan Hyun duduk dibelakang mengeluh pada Tuan Kwon agar
Jangan mengemudi dengan ceroboh.
“Siapa
kau?” ucap Tuan Kwon kaget. Tuan hyun pun menjawab “Hyuneuiong dan datang untuk
mengambil ceplukan.
“Siapa
yang mengirimmu? Imoogi atau Lee Yeon?” kata Tuan Kwon. Tuan Hyun pikir Kenapa
itu penting karena Itu bukan miliknya.
“Diam! Ceplukan
ini milikku. Milikku!”kata Tuan Kwon dan langsung mengeluarkan pistol pada
tembakannya.
Tuan Hyun
langsung tak sadarkan diri. Tuan Kwon pun bisa tersenyum melihatnya. Tuan Hyun
terbangun sambil mengeluh kalau tidak tahan dengan bau mesiu. Tuan Kwon kaget ternyata
Tuan Hyun tak mati dan bisa hidup kembali.
“Dengar,
jangan mencoba hidup lebih lama dari yang seharusnya.” Ucap Tuan Hyun. Tuan
Kwon pun berpikir kalau Tuan Hyun juga monster
“Sepertinya
kita akan segera bertemu lagi.” Kata Tuan Hyun.
Di dalam
ruangan dokter, Ji A mencoba mengobati Yeon, saat itu Shin Joo datang dengan
wajah panik melihat Yeon dengan luka tusuk. Akhirnya Ji A menunggu didepan
klinik, menatap tanganya yang penuh dengan darah dan hanya bisa menangis karena
melukai Yeon.
Shin Joo
memberikan perban pada luka Yeon, lalu bertanya apakah yakin dia Produser Nam
lagi sekarang karena bisa berubah dan menyerang Yeon kapan saja, Yeon mengau sengaja
membiarkan Ji A menyerangnya. Shin Joo kaget mendengarnya.
“Aku
ingin mengujinya. Terbagi menjadi dua mungkin membuat Imoogi lebih kuat, tapi
itu juga bisa menjadi kelemahan terbesarnya.” Kata Yeon. Shin Joo tak mengerti
maksudnya.
“Imoogi
di dalam tubuh Ji-ah agak berbeda dari sebelumnya.” Kata Yeon. Shin Joo tak
mengerti Imoogi yang sama, tapi berbeda?
“Yang ini
jauh lebih dekat dengan Imoogi dari masa lalunya.” Jelas Yeon. Shin Joo
bertanya Yeon ingin ia melakukan apa
“Temui
Pengantin Siput dan cari tahu ke mana peramal itu pergi.” kata Yeon. Shin Joo
bertanya Pria tua yang menghilang membawa kelereng rubah milik Yeon. Yeon
membenarkan.
Tuan Hyun
akhirnya membawa celepuan dan bertanya apakah harus mengembalikan ini menjadi
manusia. Nenek Yeon mengatakan Hanya orang-orang yang masih punya usia menurut
daftar dan Jangan mengembalikan mereka sekaligus.
“Baiklah.
Tapi mari makan dahulu... Sayang, mau makan tteokbokki? Dengan lauk gimmari dan
sundae?” ucap Tuan Hyun. Nenek Yeon melirik sinis.
“Dengan
keju di atasnya.” Kata Nenek Yeon memberikan kartunya. Tuan Hyun mengerti dan
tahu Nenek Yeon Tingkat pedas tiga dan ia hanya di tingkat satu.
Nenek
Yeon pun sibuk dengan komputernya tertulis [Daftar, Dokumen berisi usia manusia
- Nam Ji-ah, 3 Maret 1991 - Tanggal Kematian, 2020]
“Bencana akan melanda jika ini tidak
dihentikan sekarang.” Ucap Nenek Yeon dan Yeon saat itu menjawab tetap
memilihnya.
Yeon
akhirnya keluar dari klinik, Ji A langsung meminta maaf. Yeon pikir Ji A tidak
perlu minta maaf. Ji A merasa kalau kalau tanganya sudah menikam dan menyakiti
Yeon. Yeon pikir yang paling tahu bahwa bukan Ji A pelakunya.
“ Coba
Lihat aku... Bagaimana keadaanmu? Kau baik-baik saja?”ucap Yeon menatap Ji A
“Bahkan
dalam kondisi ini, kenapa kau masih mengkhawatirkanku?” keluh Ji A
“Apa Mau
kuantar pulang?” tanya Yeon. Ji A merasa tidak bisa pulang karena takut berubah
lagi dan menyakiti ibu dan ayahya.
“Aku
tidak sanggup mengatasinya.” Ucap Ji A. Yeon pun menawarkan pergi ke tempat lain. Ji A hanya diam saja.
Yeon langsung memeluk Ji A.
“Ayo
pergi ke tempat yang hanya kita berdua saja.” Kata Yeon memeluk erat Ji A.
Di dalam
mobil, Ji A hanya bisa diam saja. Yeon
bisa mengerti lalu meminta Ji A agar Jangan terlalu mencemaskan orang tuanya
karena sudah meminta Shin Joo mengawasi keduanya. Ji A pun mengucapkan Terima
kasih lalu bertanya mereka mau ke mana. Yeon menjawab mau ke mana saja.
Yeon
memberikan back hug pada Ji A ditepi pantai, Ji A bertanya pakah Yeon ingat
kali pertama mereka bertemu. Yeon bertanya apakah saat Ji A masih kecil. Ji A mengaku Bukan. Yeon
mengaku ingat karea Seumur hidupnya mengejar orang lain.
“Itu kali
pertama seseorang mengejarku dengan begitu bertekad.” Ucap Yeon
“Seharusnya
aku bertekad untuk mengajakmu berpacaran di sana. Maka, kita bisa tetap tidak
tahu dan bahagia sedikit lebih lama.” Kata Ji A.
Di dalam
mobil, Tuan Kwon mengumpat kesal karena celepukanya diambil oleh Tuan Hyun.Saat
itu ia melihat Immogi didepanya, Tuan Kwon kaget melihatnya. Immogi menyindir
Tuan Kwon yang mau pergi. Tuan Kwon langsung keluar mobil sambil berlutut.
“Maafkan
aku. Aku pasti sudah gila. Aku terobsesi dengan ceplukan. Aku bodoh!” kata Tuan
Kwon
“Angkat
kepalamu. Terlahir sebagai budak di pondok penuh tungau, kau menempuh
perjalanan panjang.” Ucap Immogi
“Semua
ini berkat kau.” Kata Tuan Kwon. Immogi merasa ia yang menyelamatkan Tuan
Kwon agar tidak dihukum karena
berkhianat.
“Ternyata
kau memberi tahu Lee Yeon banyak hal.” Kata Immogi marah.
“Ampuni
aku. Beri aku kesempatan lagi dan aku akan...” kata Tuan Kwon. Immogi merasa
Tidak perlu.
“Aku
tidak lagi memerlukan siapa pun atau apa pun. Rencanaku berubah.” Kata Immogi.
Tuan Kwon kaget mendengarnya.
“Kuharap
hidup akan sulit untuk setiap orang yang hidup di dunia. Serahkan dirimu. Kau
adalah pendosa.” Ucap Immogi seperti memberikan hipnotis.
Yeon
mengajak Ji A pergi ke dalam kamar memikirkan untuk bermain. Ji A bertanya
Permainan apa. Yeon pikir Seperti kata Ji A mereka akan berpura-pura tidak
tahu. Ji A bertanya Bagaimana caranya?
“Kau
orang biasa yang bosan akan hidupnya yang membosankan dan nyaman. Aku bukan
kumiho.” Ucap Yeon
“Apa kita
saling mengenal?” tanya Ji A. Yeon malu-malu mengatakan kalau mereka sudah
menikah.
“Kita
pasangan yang sangat umum. Kau bekerja seperti biasa, dan aku menunggumu sambil
menyiapkan makan malam. Bagaimana?” kata Yeon.
“Aku tulang punggung?” kata Ji A. Yeon pikir punya banyak properti dan uang jadi ingin tetap di rumah, mengumpulkan sewa. Ji A tertawa mendengarnya.
“Jangan
tertawa. Seriuslah.” Ucap Yeon. Ji A pun bertanya apa yang akan dilakukan.
“Tunggu
sebentar... Sekarang, kau akan pulang bekerja... Ayo Pulanglah.” Kata Yeon
sibuk didapur. JiA pikir ini konyol.
Tapi
akhirnya Ji A mengikuti usulan Yeon dan berpura-pura baru pulang sebagai
pasangan suami istri. Yeon kesal mendengar Ji A yang hanya mengatakan
"Sayang, aku pulang" Ji A
pikir Yeon marah dan ingin tahu alasanya.
“Pukul
berapa sekarang? Kau selalu bilang wanita bisa terlambatkarena punya kehidupan
sosial. Kau berjanji akan pulang tengah malam, bukan? Kau berjanji padaku.”
Ucap Yeon marah
“Apa Aku
juga punya jam malam?” kata JiA. Yeon membenarkan dan Ji A sudah melanggar jam malam dua kali bulan lalu.
“Kau
tidak menghormati janjimu?” kata Yeon marah. Ji A membenarkan dan meminta maaf
karna sekali ini saja.
“Aku
harus bertindak soal ini. Sayang, duduklah... Duduklah. Kita harus bicara.”
Ucap Yeon membawa dua gelas dan wine.
“Sayang, kau
baru kembali dari rehabilitasi.” Kata Ji A mengambil botol winenya. Yeon tak
percaya mendengarnya.
“Kau
ingin bermain seperti itu? Sayang, kau berubah belakangan ini. Apa kau
mencintaiku?” tanya Yeon.
“Aku
mencintaimu.” Kata Ji A lalu memberikan ciuman. Yeon membalas kalau
mencintainya.
“Jadi,
masalah kita sudah selesai.” Kata Yeon. Ji A menganguk dan Yeon merasa
Pertengkaran mereka tidak pernah lebih dari lima menit.
“Ini
tidak adil. Kenapa kita tidak bisa menjalani hidup normal seperti ini? Ini
sangat tidak adil.” Ucap Ji A. Yeon pun memeluk Ji A.
Yeon
membawa Ji A ke dalam kamar dan langsung menciumnya. Keduanya bercumbu sangat
dalam, sampai akhirnya Ji A menarik baju Yeon yang dipakainya. Beberapa saat
kemudian, Yeon menatap Ji A yang tertidur
lelap.
“Aku akan melindungimu... Di akhir pertarungan
ini, apa pun yang terjadi, kau harus hidup. Hanya itu yang kuinginkan.” Kata
Yeon bergumam mengelus kepala Ji A.
Immogi
terlihat bisa berdiri tegang sambil berkata kalau terlahir kembali berkali-kali,
tapi semuanya gelap di dunia ini.
“Lee Yeon,
aku juga akan menunjukkannya. Gambaran akhir dunia tempat aku hidup.” Ucap
Immogi yakin.
Pagi hari, Ji A sedang meminum kopi melihat nama Tae-ri di ponselnya. Ia pun memberanikan diri mengangkatnya. Tae Ri memberitahu kalau Pesta akan dimulai dan tidak akan bersikap baik kepada Ji A mulai sekarang jadi tidak akan kecewa.
“Aku
kasihan padamu. Kau belum belajar cara mencintai dan dicintai. Karena itu kau
hanya bisa mengancam orang seperti ini.” Ucap Ji A
“Seperti
katamu, aku mengancammu. Mulai sekarang, tubuhmu adalah bom waktu. Lihat
penampilanmu sekarang. Tidak lama lagi, itu akan mengambil alih seluruh
tubuhmu.” Ucap Immogi.Ji A melihat bagian lehernya yang sudah bersisik.
“Saat itu
terjadi, kau akan membunuh Lee Yeon dengan tanganmu.” Kata Immogi. Ji A melihat
Yeon yang tertidur dikamar dan hanya bisa menangis.
Tuan Hyun
mengintip komputer milik istrinya. Nenek Yeon datang mengumpat Tuan Hyun sudah
gila karena mengintip komputernya. Tuan Hyun ingin Apa rencananya dan Kenapa
nenek Yeon harus mengacau dengan namanya di daftar.
“Dia yang
asli... Imoogi yang asli.” Kata Nenek Yeon. Tuan Hyun tak mengerti maksudnya
“Yang ada
di tubuhnya adalah esens Imoogi yang asli. Kita harus mengendalikan itu untuk
menangkap Imoogi yang lain.”kata Nenek Yeon.
“Kau akan
mengorbankan gadis yang tidak bersalah untuk membunuh Imoogi? Kau tahu apa arti
dia bagi Yeon.” Ucap Tuan Hyun
“Ya. Aku
lebih tahu dari siapa pun.”kata Nenek Yeon. Tuan Hyun pun heran kenapa Nenek
Yeon melakukanya.
“Kau akan
membunuh seorang gadis karena hal yang belum terjadi? Apa yang ingin kau
lindungi dengan melakukan itu?” kata Tuan Hyun
“Ini
tugasku!” teriak Nenek Yeon. Tuan Hyun pikir Untuk alasan yang sama, putra
mereka kehilangan istrinya dan mereka kehilangan putra.
“Kau juga
menulis ulang namanya di daftar. Karena itu, putraku bunuh diri dan aku belum
menemukan rohnya.” Kata Tuan Hyun marah
“Begitulah
cara kita menghentikan wabah.” Kata Nenek Yeon. Tuan Hyun marah karena Bok-gil
bahkan tidak bisa dilahirkan kembali!
“Itu adalah
takdirnya.” Kata Nenek Yeon. Tuan Hyun pikir istrinya sudah berubah setelah
kehilangan putranya.
“Tapi kau
belum berubah sama sekali.” kata Tuan Hyun. Nenek Yeon menegaskan Akan ada
gangguan yang lebih besar jika tidak dihentikan sekarang
“Baiklah...
Hentikan gangguan itu. Aku akan menghentikanmu.” Ucap Tuan Hyun. Nenek Yeon tak
mengerti maksudnya.
“Saat kau
mengubah hari kematiannya, hubungan kita akan berakhir.” Kata Tuan Hyun
memberikan peringatan.
Yeon
terbangun dari tidurnya lalu panik karena tak melihat Ji A dalam kamar. Ia pu
menemukan surat yang ditulis oleh Ji A [Saat
menulis ini, aku melihatmu tidur. Aku memutuskan untuk kembali ke Seoul.]
[Menginap semalam di sini membuatku menarik
kesimpulan. Lari sejauh apa pun, aku tidak bisa lolos. Sekarang aku di dekat
laut. Mari jalan-jalan bersama. Mari berjalan ke ujung pantai, lalu kembali.]
Yeon
panik keluar dari kamar, tapi bisa bernafas lega karena melihat Ji A yang
berjalan di pantai sendirian. Ia pun pergi menemui Ji A dipantai dan mereka
bermain air bersama dengan wajah bahagia.
“Aku hanya makhluk kecil dan tidak penting. Takdirku di bahuku sangat berat hingga aku merasa akan tenggelam ke laut. Tapi Yeon, kau membesarkanku seperti daya apung.Kau membuatku mengapung. Kau mencegahku tenggelam.” Gumam Ji A
“Hidup
yang membosankan dan hangat seperti hidup orang normal. Aku berjanji akan
mengembalikan hidupnya kepadanya seperti hadiah. Tapi di pantai itu, dia bilang
kepadaku bahwa dia tidak ingin sendirian.” Gumam Yeon
“Jika
mati, kami mati bersama. Jika hidup, kami hidup bersama. Mungkin itu
satu-satunya janji yang tidak bisa aku tepati.” Gumam Yeon.
Di dalam
lemari, Su Ho terlihat ketakutan. Yoo Ri meminta pada seseorang agar selamatkan
Lee Rang karenaberusaha semampunya tapi tidak akan berhasil. Ternyata Immogi
yang datang dan ingin tahu alasan harus melakukannya.
“Kenapa
aku harus membantumu?” kata Immogi sinis. Yoo Ri mengingatkan kalau menikam Lee
Rang dan menjebaknya karena Immogi jadi harus bertanggung jawab.
“Kau
pikir aku siapa?” tanya Immogi. Yoo Ri mnejawab Pemilik pabrik ceplukan dan
tidak takut padanya.
“Kau mengatakan kebenaran. Tapi jika kau ingin bersepakat denganku, bukankah aku juga harus mendapat imbalan? Sepertinya kau tidak punya apa pun dan kini rubah ini tidak berguna bagiku.” Ucap Immogi mengejek
“Ambil nyawaku
dan selamatkan Lee Rang.” Ucap Yoo Ri. Immogi bertanya apakah Yoo Ri tidak
keberatan
“Tunggu...
Lee Rang. Yu-ri pergi seperti ini, tapi hiduplah lama. Makanlah teratur dan
naikkan berat badanmu. Berhentilah mengikuti kakakmu. Sedikit saja... Jadilah lebih
bahagia sedikit saja.” Kata Yoo Ri berbicara pada Rang yang tak sadarkan diri.
“Bunuh
aku.” Ucap Yoo Ri memberikan tusuk kondenya. Immogi pun siap menusuk lehernya
tapi berhenti sejenak.
“Berhenti
mengulur waktu. Ini lebih menyebalkan!” keluh Yoo Ri yang menutup mata karena
ketakutan.
“Buka
matamu... Aku akan menuruti permintaanmu. Sebagai imbalannya, ikut denganku.”
Kata Immogi lalu memberikan celupkan pada Yeon.
“Saat Imoogi
di dalamnya memanggilmu, kau akan menjadi prajuritku.”kata Immogi pada Rang.
Saat itu Su Ho yang ketakutan menutup mulutnya.
“Jika
terlalu lama di tempat seperti itu, kau akan ditelan oleh kegelapan.” Ucap
Immogi. Su Ho hanya terus menutup mulutnya.
Tuan Kwon
tiba-tiba datang ke kantor polisi. Detektif Kim bingung menanyakan alasanya.
Tuan Kon mengatakan ingin menyerahkan diri. Detektif melonggo bingung. Akhirnya
didudukan didepan meja. Tuan wo mengaku datang
untuk menyerahkan diri.
“Aku
membunuhnya.” Ucap Tuan Kwon. Detektif Kim bertanya Siapa yang dibunuh
“Mayat
mumi yang ditemukan di lokasi konstruksi Geumran-gu.” Ucap Tuan Kwon. Detektif
tak percaya begitu saja
“Ada
empat lagi. Jika melihat rekaman di navigasi mobilku, kau bisa menemukan empat
tempat aku mengubur mayatnya.” Kata Tuan Kwon. Detektif pun meminta anak
buahnya agar segera memeriksanya.
“Kenapa
kau melakukannya? Kau direktur stasiun penyiaran. Kenapa?” tanya Detektif
heran.
“Aku
hanya ingin berumur panjang. Jika berada di situasi yang sama denganku, kau
pasti membuat pilihan yang sama.” Ucap Tuan Kwon.
Yeon
mengantar Ji A pulang dan bertanya apakah mau ditemani. Ji A menolak karena
ingin melihat wajah ibu dan ayahnya dengan baik lalu berpikir seandainya
terjadi sesuatu padanya. Yeon menyakinkan kalau itu tidak akan pernah terjadi.
“Tapi
tetap saja, jika itu yang kau rasakan, lakukanlah. Jangan khawatir. Dia hanya keluar
saat merasa dalam bahaya atau saat aku berdarah.”ucap Yeon menyakinkan
“Jika
kupikir-pikir...” kata Ji A mengingat saat menyapa Yeon pertama kali dihutan
dan sekarang.
“Sisiknya membesar. Mungkin tidak banyak waktu tersisa untuk aku menjadi diriku.” Kata Ji A
“Aku
harus menemui Pengantin Siput. Ajak pekerja paruh waktuku ke rumahku nanti.”
kata Yeon. Ji A memastikan kalau yang dimaksud
Nona Kim dan Jae-hwan.
***
Bersambung ke part 2
Cek My Wattpad... First Love
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar