PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 12 November 2020

Sinopsis Tale of the Nine Tailed Episode 11 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Immogi bisa merasakan ada orang yang mengikutinya, tapi saat melihat di penyembrangan jalan tak melihat siapapun. Ia pun melihat ke arah belakang, Yeon sudah menungu dengan senyuman dan langsung menyerangnya. Mereka pun dengan ceapat berpindah ke sebuah gedung.

“Sudah kubilang tunggu aku.” Ucap Yeon. Immogi pun menyapa mereka yang bertemu lagi dan bertanya-tanya sudah berapa lama

“Pengkhianat itu memberitahuku semuanya meski aku tidak memukulnya.” Ucap Yeon.

“Aku memintanya melakukan itu. Kubilang ingin bertemu denganmu di sini.” Kata Immogi.

“Pedang ini tidak akan membunuhmu.” Ucap Yeon akhirnya menarik pedangnya dan terlihat ada lubang ditubuh Immogi saja.

“Dahulu aku meminjam kulit gadis manusia. Tapi sekarang tidak.” Ucap Immogi. 


Keduanya pun saling adu kekuatan dan berpindah dengan cepat ke dalam lift. Yeon mengejek Trik murahan Immogi yang  banyak. Immogi mengaku ingin menghadapinya tanpa ada yang menghalangi. Yeon mengaku kalau juga menginginkannya.

Mereka pun pindah tempat ke atas gedung,  Yeon mengejek Immogi  yang cukup hebat. Immogi mengejek Yeon yang  tidak tahu apa pun tentangnya. Dan mengaku sudah hidup lebih lama dari yang Yeon tahu tahu, bahkan ada di Bumi sebelum Yeon lahir.

“Jangan memikirkan masa lalu.” Ucap Yeon. Immogi menegaskan kalau iajuga akan hidup lebih lama dari Yeon

“Jangan menunggu masa depan yang tidak akan datang. Kau lahir dari wabah dan ingin menaklukkan dunia ini serta menjadi dewa, maka kau menunggu di perairan gelap selama 1.000 tahun?” kata Yeon

“Posisimu seharusnya milikku. Andai aku tidak terlihat oleh manusia saat menjadi naga.” Kata Immogi. Yeon langsung memberikan tepuk tangan mengejek.

“Sayang sekali. Ini seperti pelajar yang dikeluarkan dari ujian universitas setelah ketahuan membawa ponsel. Sayang sekali. Tapi itu karakter dan takdirmu, Imoogi. Kau dipanggil Imoogi, tanpa nama?” ejek Yeon

“Kau belum berubah sedikit pun. Kau sangat arogan. Kau pikir semua orang ada di bawahmu?” ucap Imoogi

“Aku tahu setidaknya kau ada di bawahku. Aku tidak sabar menginjakmu.” Kata Yeon.

“Adikmu, wanitamu, dan orang tuanya. Nyawa mereka ada di tanganku. Kau punya apa? Biar kuberi saran yang masuk akal. Serahkan tubuhmu kepadaku, maka yang lainnya akan selamat.” Kata Immogi. 




Di ruangan CEO TV, Ia bertanyaterlihat seperti apa bagi Ji A. Ji A pun melihat di cermin tulisan “Seo Gyeong” di dahinya. Ia pun tahu kalau itu artinya  Tuan Kwon adalah Pengkhianat Seo Gyeong dan yang membawa ibu dan ayahnya. Tuan Kwon memberikan sesuatu pada Ji A.

“Ini anyelir yang kubuat.” Ucap Ji A. Tuan Kwon pun menyuruh Ji A agar melihat bagian belakangnya. Ji A membaca tulisannya [Ji-ah, kenapa kau tidak menyelamatkan kami?]

“Mereka masih hidup Di mana mereka?” ucap Ji A. Tuan Kwon meminta Ji A agar membawakan roh gunung.

“Maka, aku akan mengembalikan orang tuamu padamu.” Kata Tuan Kwon. Ji A marah meminta agar mengatakan keberadaan orang tuanya.

“Kau melihat mereka. Kau hanya tidak mengenali mereka.” Ucap Tuan Kwon. Ji A tak mengerti Apa maksudnya. 


“Kau akan segera tahu.” Ucap Tuan Kwon. Ji A merasa tidak akan membiarkan Tuan Kwon begitu saja. “

“Apa Kau mau menelepon polisi? Atau mungkin pacarmu? Apa pun yang kau lakukan, kau tidak akan bertemu orang tuamu lagi.” Ejek Tuan Kwon

“Kenapa? Kenapa kau membawa orang tuaku?” kata Ji A marah. Tuan Kown beralasan Karena tahu hari ini akan datang.

“Kau rela melakukan apa pun demi menyelamatkan orang tuamu. Seperti kau menyelamatkan putramu dahulu. Aku juga berharap kali ini kau membuat keputusan bijaksana.” Ucap Tuan Kwon. Tiba-tiba Ji A merasakan tubuhnya yang sakit. 


Yeon bertanya jika menyerahkan tubuhnya,  apakah mereka akan selamat, Ji-ah, orang tuanya, bahkan Lee Rang.  Immogi pikir Jika mungkin, ingin mengambil seluruh tubuh Yeon tapi jika tidak mungkin, Yeon bisa memberikan jantungnya saja.

“Apa Kau serius?” tanya Yeon. Immogi membenarkan dan ingin tahu jawabannya ya atau tidak

“Aku akan... Jawabanku adalah... Aku tidak mau.” Ucap Yeon. Immogi kaget ingin tahu alasanya.

“Sepertinya kau tipe orang yang melarikan uangku. Aku tidak bersepakatdengan orang sepertimu. Aku akan merebut semuanya sendiri.” Ucap Yeon 


“Rasakan bagaimana rasanya menghancurkan semua yang kau pedulikan dengan tanganmu sendiri.” Kata Immogi

“Aku tahu ini bukan saat yang tepat, tapi kenapa kau kembali? Siapa yang menerima lambang gangguan, wabah, dan perang?” kata Yeon

“Jika kau menanyakan pendapatku,aku tidak punya. Hanya ada satu hal yang kuinginkan. Wanita itu. Wanita yang dipersembahkan kepadaku sebagai kurban saat lahir, tapi akhirnya menyelamatkanmu dan membunuhku. Aku menyukai dia.” Ucap Immogi


Yeon marah ingin memukul Immogi yang sudah gila akhirnya mereka berpindah ke pinggir jalan. Immogi pikir Sudah cukup berkelahi dan hanya menguji kekuatan Yeon. Tapi Yeon merasa baru saja mulai dengan mata membara ingin melampiaskan amarahnya.

"Aku ingin mati sekarang." Ucap Immogi dan tiba-tiba langit menjadi hitam. Saat itu suasana berubah menjadi mencekam, seorang lompat dari atas gedung bunuh diri.

Seorang wanita pun mencoba melompat dari atas jembatan,  Seorang pria langsung meminum cairan yang pembersih yang baru dibelinya. Yeon berusaha untuk mencegah kematian yang dipengaruhi oleh Immogi. 

Tuan Kwon melihat Ji A memastikan apakah bisa merasakannya. Ji A merasakan sakit sekali. Tuan Kwon merasa sudah menduga kalau Ji A akan terhubung dengannya. Ji A bingung apa maksudnya. Tuan Kwon memberitahu Ji A seperti wadah baginya.

“Kenapa kau melakukan ini? Kau manusia.”ucap Ji A marah. Tuan Kown pikir Karena ia manusia, jadi takut mati dan punya banyak keinginan.



“Apa menjadi pengkhianat tidak cukup?” kata Ji A. Tuan Kwon pikir Satu-satunya kesalahannya adalah mendambakan dunia baru sebagai orang rendahan.

“Anak-anakku, istri, dan ibuku... Aku hanya ingin memberi mereka makan dengan baik, tapi mereka mengeksekusiku atas pengkhianatan. Saat itulah aku bertemu dengannya.” Kata Tuan Kwon

“Tidak mungkin secara cuma-cuma. Apa yang kau korbankan demi keselamatanmu?” tanya Ji A

“Anak-anakku, istri, dan ibuku. Aku mempesembahkan keluarga tercintaku kepada Imoogi agar selamat.” Kata Tuan Kwon

“Kau gila...” ucap Ji A. Tuan Kwon pikir  Ada harga untuk semuanya. Ji A measa Tuan Kwon yang menyuruhnya mengkhianati Lee Yeon, Agar menjadi sama seperti Tuan Kwon

“Pilihannya ada padamu, Ji-ah. Orang tuamu kehilangan separuh hidup mereka karenamu. Kau ingin mengadakan pemakaman untuk mereka atau...” ucap Tuan Kwon memberikan sebuah botol kecil

“Setetes ini saja sudah cukup untuk membuatnya tertidur lelap. Buatlah Lee Yeon tidur, maka kau akan menerima kehidupan yang selalu kau dambakan.” Kata Tuan Kwon. Ji A pun menerikanya. 


[Episode 11, Ceplukan]

Kantor Imigrasi Akhirat

Tuan Hyun memijat bahu istrinya mengeluh agar membeli kursi pijat. Nenek Yeon pikir itu akan segera menjadi rak pengering yang sangat mahal. Tuan Hyun pun mengeluh kalau  makin tua jadi Seluruh tubuhnya sakit.

“Tidak bisakah kau memijat lebih kuat?” keluh Nenek Yeon. Tuan Hyun pun menurutiknya, sementara Di papan terlihat papan pengumuman [Serahkan diri 49 hari setelah mati, Tukarkan uang perjalanan di sini. Laporkan imigran ilegal di 000]

“Dahulu Bok-gil pandai memijat. Untuk persendian ibunya yang pekerja keras, dia mengumpulkan kulit pohon Eucommia dan ginseng Siberia, lalu merebusnya berjam-jam...” kata Tuan Hyun.

“Aku tidak mau mendengar tentang bedebah itu.” Kata Nenek Yeon. Tuan Hyun langsung melepaskan tanganya.

“Jangan menyebut putraku bedebah.” Ucap Tuan Hyun. Nenek Yeon kesal menyuruh suaminya agar keluar 



“Apa yang membuatmu berpikir hanya kau yang terluka oleh kematian putra kita?” keluh Tuan Hyun

“Kubilang, keluar!” kata Nenek Yeon. Tuan Hyun berkomentar kalau itu semua salah istrinya.

“Andai kau tidak membunuh istrinya,maka dia tidak mungkin bunuh diri.” Kata Tuan Hyun

“Dia dirasuki oleh yeokgui, Roh penyebab wabah. Aku tidak bisa membiarkannya menyebarkan wabah di seluruh negeri.” Tegas Nenek Yeon.

“Ya, begitulah dirimu. Kau bukan ibu Bok-gil atau istriku. Kau penjaga gerbang Sungai Styx. Aku gila karena selama bertahun-tahun berusaha keras memahamimu walau sedikit saja.” Keluh Tuan Hyun.

“Aku tidak tahan melihatmu. Keluar!” kata Nenek Yeon marah lalu tiba-tiba menerima pesan dari ponselnya. Tuan Hyun juga menerimanya dan keduanya saling berpandangan. [132 orang bunuh diri di Geumran-gu. Seluruh Malaikat Maut menuju Myeongbujeon] Tuan Hyun tahu kalau ini pasti perbuatan Imoogi.




Rang berjalan merdengar bunyi suara ambulance yang lalu lalang, lalu teringat yang dikatakan Tuan Kwon padanya “Berikan aku Lee Yeon. Kuberi waktu dua hari. Aku butuh tubuhnya.” Ia juga mengingat perkataan Tuan Hyun “Jangan coba-coba melanggar kontrak. Cobalah untuk melepaskan semuanya.”

“Imoogi berengsek... Apa yang dia pikirkan?” kata Rang marah. 

Tuan Choi melihat berita [Kematian Massal yang Tidak Biasa Mengejutkan Warga] Ia pun merasa tak percaya kalau ini terjadi, dan berpikir speerti film horor karena 132 orang bunuh diri di waktu yang sama dan berdekatan

“Mereka anggota klub bunuh diri?” kata Jae Hwan. Tuan Choi memberitahu  Tapi tidak ada yang meninggalkan catatan bunuh diri.

“Kebanyakan orang yang bunuh diri berusaha keras menjelaskan alasan mereka bunuh diri.” Kata Tuan Choi

“Mereka anggota kultus? Pada tahun '70-an, anggota kultus melakukan bunuh diri massal di tempat bernama Jonestown.” Kata Sae Rom

“Mereka semua memakai racun. Dalam kasus ini, caranya beragam.Ini aneh sekali.” ucap Tuan Choi. 


Saat itu Tae Ri datang, Tuan Choi langsung menyapa dengan wajah bahagia Lalu teringat kalau tadi ari di Geumran-gu. Ia pun memastikan apakah  baik-baik saja dan tidak terluka. Tae Ri bingung apa maksudnya. Jae Hwan pikir Tae Ri belum mendengarnya.

“Banyak orang mati di sana sekitar satu jam lalu.” Kata Jae Hwan. Tae Ri berpura-pura kaget mendengarnya.

“Di mana Ji-ah? Dia belum kembali?” tanya Tuan Kwon. Tae Ri memberitahu Ji A pergi lebih awal, mengatakan sesuatu terjadi.

“Apa Dia tidak kemari?” kata Tae Ri, Mereka pun bertanya-tanya Kapan Ji A kembali.

“Ini yang kami rekam hari ini.” Ucap Tae Ri. Jae Hwan pun mengucapkan  Terima kasih. Tae Ri menutupi wajah senyumanya karena bisa membunuh banyak orang.

“Ji-ah menyiksamu atau semacamnya?” kata Tuan Kwon. Tae Ri mengaku  Sama sekali tidak menurutnya Ji A jauh lebih baik daripada dugaannya. 


Yeon mencoba menelp Ji A sambil mengemudi tapi tak diangkat. Ji A hanya duduk diam di dalam rumahnya melihat foto orang tuanya dan ada botol obat tidur didepanya. Ia pun mengingat yang dikatakan Tuan Kwon padanya.

“Bawakan aku roh gunung. Maka, aku akan mengembalikan orang tuamu padamu.”

Saat itu Yeon menelp, tapi Ji A hanya tak mau mengangkatnya dan melihat pesan dari orang tuanya [Ji-ah, kenapa kau tidak menyelamatkan kami?]


Shin Joo mengajak masuk Yoo Ri kedalam rumahnya. Yoo Ri  terkesiam melihat Tempat ini tampak luar biasa. Shin Joo memberitahu kalau Ruang tamunya cukup luas, tapi kamarnya tidak banyak. Yoo Ri tak percaya kalau ternyata dokter hewan lebih makmur daripada dugaannya.

“Ikuti aku... Duduklah.” Kata Shin Joo. Yoo Ri pun duduk di meja makan dan melihat Shin Joo mulai masak dengan cepat.

Shin Joo lalu memberikan  sepiring makan diatas meja. Yoo Ri melihatnya  hanya bisa terdiam. Shin Joo memberitahu kalau Hidangan tradisional Rusia, borscht. Yoo Ri hanya diam saja.

“Meski kau mungkin tidak menyantapnya saat tumbuh, kuharap aromanya mengingatkanmu akan rumah. Kau tidak suka? ” Kata Shin Joo melihat Yoo Ri hanya diam saja.

“Terkadang aku sangat merindukan hutan tempat aku tumbuh. Sekarang menjadi kompleks apartemen. Aku mengenali aroma ini. Aku suka aroma ini. Rasanya bahkan enak.” Kata Yoo Ri. Shin Joo tersenyum dan menyuruh mulai makan saja. 




Rang berjalan dan mendengar suara tangisan seorang anak yang meminta maaf. Tiba-tiba anak yangdikenalnya berlari menabraknya, Ia pun memanggilnya Geomdung. Geomdung pun melihat Rang dengan air mata yang mengalir.

“Anak nakal. Kemari... Jangan membuatku marah. Aku akan membunuhmu.” Teriak seorang pria yang membawa kayu

“Siapa ini?” tanya Rang. Geomdung pun memberitahu dia adalah Ayah tirinya sambil bersembunyi dibalik tubuh Rang. Sang ayah menyuruh Geumdong keluar.

“Kau yang memutuskan. Jika meminta bantuanku, kau tidak akan pernah melihat pria ini lagi. Jika tidak, aku akan melanjutkan perjalananku.” Kata Rang

“Hei, kau mengenalnya? Kenapa kau mencampuri urusan keluarga lain?” teriak si pria marah

“Diam. Aku menunggu jawabannya.” Ucap Rang sinis. Si pria ingin tahu siapa Rang dan berpikir kalau polisi. Geumdong kebingungan.

“Kim Su-ho. Jawab dengan benar.”ucap Rang marah. Su Ho pun mengatakan kalau harus pulang. Rang pun mepersilahkan pergi.

Su Ho akhirnya menangis ditarik oleh bapak tirinya. Rang seperti tak bisa menahan diri akhirnya menarik baju ayah Su Ho. 



Shin Joo meliha Yoo Ri makan, lalu mulai membahas kalau Yoo Ri tidak punya teman atau keluarga, Yoo Ri binggung Shin Joo membahas hal itu. Shin Joo memberitahu kalau tidak bisa hidup tanpa ayam, tapi jika Yo R ingin menyantap makanan Rusia setiap hari maka ia bisa mengubah seleranya. Yoo Ri tak mengerti maksudnya.

“Aku ingin menjadi mereka. Keluarga dan temanmu.” Ucap Shin Joo. Yoo Ri pikir punya hal semacam itu.

“Orang tua palsu buatan Rang untukmu? Pemilik pasaraya?” kata Shin Joo. Yoo Ri membenarkan.

“Meski aku hanya pengganti mendiang putri mereka dan jadi boneka, mereka bilang membutuhkanku.” Ucap Yoo Ri

“Orang bilang akan diam-diam meninggalkan keluarga mereka jika tidak ada yang melihat. Karena mereka merepotkan. Tapi pada akhirnya, kau akan menerima mereka kembali. Seperti itulah keluarga.” Kata Shin Joo

“Seperti Lee Yeon dan Lee Rang?” tanya Yoo Ri. Shin Joo membenarkan.

“Jadi, kembalikan nyawa putri pemilik pasaraya dan tinggallah di sini bersamaku...” kata Shin dan tiba-tiba pintu dibelakangnya terbuka. 



“Sedang apa kalian di sini?” tanya Yeon. Shin Joo kaget melihat Yeon dan Yoo Ri marah melihat Yeon yang datang.

“Kenapa kau di sini?” tanya  Yoo Ri. Yeon memberitahu kalau ini rumahnya.

“Omong-omong, kau melihat Ji-ah?” tanya Yeon mendekati Shin Joo. Shin Jo mengaku belum melihatnya dan bertanya balik kenapa menanyakanya.

“Dia juga tidak menjawab telepon di kantor. Ke mana dia pergi? Bagaimanapun, selesaikan urusanmu dengan pencuri kalung itu.” Ucap Yeon berjalan pergi.

“Ini rumah Lee Yeon?” kata Yoo Ri sinis. Shin Joo tersenyum menaku tak masalah dengan hal itu karena Rumah Lee Yeon adalah rumahnya juga.

“Apa Ini lucu?” keluh Yoo Ri marah melihat Shin Joo. Shin Joo tak ingin membahasnya menyuruh Yoo Ri makan saja dulu. Yoo Ri merasakan ponselnya berbunyi dan bahagia karena Lee Rang menelp dan terlihat kaget. 


Ji A duduk diam di dalam rumahnya melihat kembali tulisan “Ji-ah, kenapa kau tidak menyelamatkan kami?” akhirnya Ia keluar rumah dan kaget melihat Yeon yang menunggunya. Ia pun bertanya Sedang apa Yeon di sini. Yeon mengaku Entah kenapa merasa bisa bertemu dengannya di sini.

“Kau tidak menjawab teleponku seharian. Apa terjadi sesuatu?” tanya Yeon. Ji A membenarkan.

“Begitu pula aku.” Kata Yeon. Ji A ingin tahu Ada apa. Yeon pikir Sebelum itu dan memberikan sebuah kotak sebagai Kejutan lalu meminta Ji A membukanya.

“Memikirkan ini saja bisa membuatmu senang.” Kata Yeon. Ji A kaget melihat isinya sepasang sepatu dan ternyata Yeon mengingatnya.

“Tentu saja. Aroma nasi yang baru matang. Koleksi sastra dunia. Gimbap buatan ayahmu. Sepatu kets baru. Dan aku.” Kata Yeon bangga lalu membeirtahu kalau Ini Promo beli satu gratis satu. 



“Konon, memberi sepatu ke pacarmu membuatnya melarikan diri.” Ucap Yeon memasangkan sepatu pada Ji A.

“Meski kau melarikan diri, aku ingin kau memakai sepatu baru dan hanya berjalan di jalan yang baik. Kenapa kau tersenyum sedih? Apa Kau tidak suka sepatunya?” ucap Yeon

“Aku suka. Aku baru menyadari betapa manisnya kata "sepatu". “ kata JiA

“Aku sangat menyukaimu hingga aku rela mempertaruhkan nyawaku untukmu.” Ungkap Yeon. 

“Apa kau Mau jalan-jalan? Di jalan yang baik... Bersama.?” kata Ji A mengulurkan tanganya. Yeon pun pikir 


Rang datang membawa ayah tiri Su Ho, Tuan Kwon bertanyaApa ini. Ang pikir ini sudah jelas, dia manusia segar. Tuan Kwon ingin tahu Siapa ini? Rang pikir Bukan urusan Tuan Kwon, menurutnya Tidak akan ada masalah nanti.

“Gantilah dengan ceplukan dan jadikan makanan darurat.”kata Rang. Tuan Kwon pun mengucapkan Terima kasih atas hadiahnya.

“Dia memindahkan pot pohon ceplukan.” Gumam Rang melihat sudah tak ada lagi pot bunga yang biasa di ruang tamu.

“Apa Kau ingin melihatnya sendiri?” ucap Tuan Kwon. Rang bertanya balik apakah Tuan Kwon yakin bisa menunjukkannya kepadanya.

“Apa gunanya saling menyimpan rahasia?” kata Tuan Kwon dan mengeluarkan sesuatu kecil yang menghitam.

“Tampak seperti biji biasa, bukan? Karena ini mengunci tubuh dan jiwa seseorang, aku menyebutnya "pengunci tubuh dan jiwa". Hanya Imoogi yang bisa membuat ini.” Ucap Tuan Kwon akhirnya menaruh pada mulut ayah Tiri Suho.

Saat itu tubuh ayah Su Ho seperti menarik semua tubuh ayah Su Ho dalam bunga. Bunga yang hitam dan langsung berbuah jadi bunga yang cantik. Tuan Kwon pun akhirnya mulai menghirupka merasakan kalau orang itu Manusia yang jahat.

“Dia sering ke penjara seolah itu rumah. Apa Kau menyelamatkan anak itu?” sindir Tuan Kwon

“Aku harus punya alasan sebelum pergi ke Neraka.” Kata Rang. 




Yoo Ri terlihat kesal melihat Su Ho yang makan di meja makan.  Shin Joo bertanya apakah Su Ho ingin menambah susu. Su Ho menganguk dengan senyuman. Shin Joo pun menyuruh agar Minum sepuasnya. Yoo Ri melarangnya.

“Jangan minum terlalu banyak. Susu itu milikku.” Ucap Yoo Ri sinis. Su Ho pun mengeluh Kenapa wanita itu tidak pulang

“Kau saja yang pulang.. Jika tidak, aku bisa memakan levermu.” Kata Yoo Ri  sinis.

“Aku tidak punya rumah sekarang.” Ucap Su Ho sedih. Yoo Ri mengeluh agar Berhentilah bersikap menyedihkan.

“Bukan hanya kau yang tidak punya rumah di Seoul.” Kata Yoo RI. Su Ho pikir Yoo Ri juga tidak punya rumah

“Aku tidak membicarakan diriku.” Kata Yoo Ri. Shin Joo mengeluh aagar keduanya Berhentilah bertengkar.

“Namamu Su-ho, bukan? Di mana ibumu, Su-ho?” tanya Shin Joo. Yoo Ri memberitahu kalau Dahulu ibunya dipukuli setiap hari.

“Lalu dia kabur dengan pria yang tidak kukenal. Karena itu ayah tiriku marah kepadaku.” ucap Yoo Ri

“Kini kau tidak punya tempat tujuan.. Astaga.” Ucap Shin Joo. Yoo Ri mengeluh pada Rang yang melakukan ini kepadanya. Shin Joo menyuruh Su Ho agar minum susu saja. Su Ho pun terlihat sangat lahap memakanya. 




Yeon dan Ji A berjalan bersama, Yeon pun bertanya Apa yang dipikirkan Ji A.  Ji A pikir Yeon tahu dongeng "Putri Duyung". Yeon memastikan kalau itu Ditulis oleh Andersen. Ji A membenarkan.  Ji A mengaku kalau selalu membenci akhir ceritanya sejak kecil.

“Dia bisa saja selamat andai membunuh Pangeran. Kenapa Putri Duyung memilih menjadi busa laut?” ucap Ji A

“ Apa yang akan kau lakukan jika menjadi dia?” tanya Yeon. Ji A pikir  Dahulu berpikir akan membunuh Pangeran untuk menyelamatkan dirinya.

“Lalu? Kau berubah pikiran sekarang?” tanya Yeon. Ji A pikir  Karena memiliki pangeran, jadi sadar menyukai pangeran lebih dari dugaanya.

“Jika pangeran menghilang, dongeng bisa berakhir bahagia.” Kata Ji A

“Jika aku putri duyung, aku akan membunuh penyihir yang mengutuknya. Aku tidak mau dimanipulasi oleh orang seperti dia.” Ucap Yeon

“Aku dikutuk. Dia bilang jika aku memberinya Lee Yeon, dia akan mengembalikan orang tuaku.” Kata Ji A akhirnya memberitahu Yeon dan memberikan sebuah botol

“Jangan pikirkan mereka. Katakan apa keinginanmu.” Kata Yeon. Ji A menata Yeon

“ Aku ingin menemukan suaraku dan menginginkan pangeranku. Tentu saja, aku tidak ingin berubah menjadi busa laut.” Kata Ji A

“Apa Mau menangkap penyihir itu denganku?” kata Yeon. 



Rang masih dirumah Tuan Kwon, Tuan Kwon mengejek apakah Rang punya waktu untuk melakukan ini karena Hanya tersisa 24 jam di kontrak mereka. Rang pikir Ini bisa menjadi hari terakhir dalam hidupnya.

“Apa pedulimu jika aku menjalani hari dengan maksimal atau membuang waktu?” ucap Rang

“Kau mau mempertaruhkan nyawamu demi kakakmu yang kau benci? Imoogi bertemu dengan Lee Yeon hari ini. Dia memberitahunya bahwa kami punya tiga sandera. Ji-ah, orang tuanya, dan kau.” Ucap Tuan Kwon. Rang hanya diam saja.

“Tapi di mana Lee Yeon sekarang? Dia meneleponmu karena khawatir?” ejek Tuan Kwon.

“Jangan bercanda.” Kata Rang. Tuan Kwon tahu kalau Rang  ditelantarkan lagi.

Rang terdiam mengingat yang dikatakan Yeon padanya “Ya. Aku menelantarkanmu... Maafkan aku karena menyelamatkanmu saat ibu kandungmu menelantarkanmu.”  Rang terus mengingat yang dikatakan Yeon pada di Hutan.

“Aku tidak pernah menelantarkanmu.” Ucap Yeon saat itu.  Rang pun yain kalau Yeon bilang tidak pernah menelantarkannya.

“Kau yang paling tahu itu tidak benar.” Kata Tuan Kwon. Rang mengingat saat Yeon datang menyelamatkan di dalam hutan. 



“Dia menyelamatkanku ke Hutan Agui.” Ucap Rang. Tuan Kwon memberitahu  Itu hanya sandiwaranya untuk menyelamatkan Ji-ah.

“Kau hanyalah properti.” Ejek Tuan Kwon. Rang marah menyuruh Tuan Kwon agar menutup mulutnya.

“Lee Yeon akan melakukan apa pun untuk Ji-ah. Sekalipun artinya dia harus membunuhmu.”kata Tuan Kwon.

Rang mengingat saat di tempat mobil bekas, Yeon berkata “Jika kau macam-macam dengannya, kali ini aku benar-benar akan membunuhmu.”

“Kau sungguh akan menyerahkan nyawamu demi kakakmu yang hanya memedulikan wanitanya?” kata Tuan Kwon. Rang terihat sangat marah



Di rumah, Shin Joo sibuk memberikan membersihkan hidung Su Ho, sementara Yoo Ri terlihat kesal dan wajahnya bahagia karena Rang menelp. Tapi Rang malah ingin berbicara pada Shin Joo. Ia pun memberikan ponselnya pada Shin Joo karena Rang ingin bicara.

“Kau tahu di mana Lee Yeon sekarang, bukan?” ucap Rang. Shin Joo memberitahu kalau Dia menemui Produser Nam.

“Jadi, di mana mereka?” tanya Rang marah. Shin Joo pikir akan menanyainya dan meneleponnya kembali.


Tuan Hyun membahas kalau Totalnya ada 132 orang tapi Sebanyak itulah yang tidak ada di daftar. Nenek Yeon pikir Sebentar lagi jumlahnya akan lebih banyak. Tuan Hyun kaget mendengarnya. Nenek Yeon memberitahu Dia adalah inti gangguan dan Ini baru permulaan.

“Mari segera singkirkan dia. Katakan saja aku harus bagaimana.” Kata Tuan Hyun

“Kau tidak bisa melakukannya. Jika ingin menangkapnya, kau harus melakukan satu hal yang paling kau benci.” Ucap Nenek Yeon

“Apa itu?” tanya Tuan Hyun dan saat itu melihat Yeon yang datang. Saat itu Ji A masuk ruangan juga. Tuan Hyun kaget melihat Ji A berani datang. 


“Halo, Pak dan Bu... Namaku Nam Ji-ah.” Ucap Ji A. Tuan Hyun mengaku  banyak mendengar tentangnya dari Yeon.

“Hei!. Berandal. Beraninya kau membawa manusia ke sini.”teriak Nenek Yeon marah

“Dia manusia, tapi dia juga orang yang kalian ributkan.” Ucap Yeon. Nenek Yeon menegaskan kalau Ini bukan tempat yang boleh dimasuki oleh manusia dan menyuruhnya pergi.

“Aku tahu kau sangat memedulikan peraturan dan prinsip. Alasan aku kemari meski ini tidak sopan adalah...” kata Ji A

“Apa ini seperti tempat untuk mewujudkan keinginanmu? Berhenti. Atau kau ingin tahu kapan kau akan mati?” ucap Nenek Yeon marah 


“Tidak. Aku tidak mau ada bocoran dalam hidupku. Aku bahkan tidak meramal nasibku.” Kata Ji A. Nenek Yeon pun ingin tahu apa itu.

“Aku terpisah dari orang tuaku saat usiaku sembilan tahun.” Kata Ji A memberitahu.

“Apa ini audisi? Kenapa kau menceritakan kisah hidupmu?” kata Nenek Yeon sinis

“Kudengar sesuatu milik Imoogi ada di tubuhku sekarang.” Ungkap Ji A. Nenek Yeon pikir Itu juga pasti takdirnya.

“Aku berniat menentang takdir itu dengan segenap kekuatanku Karena itu meski tahu manusia tidak boleh datang ke tempat ini, aku datang kemari..” Ucap Ji A. Yeon membiarkan Ji A berbicara

“Kalian berdua sama saja.” Ucap Nenek Yeon. Yeon pun dengan bangga kalau mereka serasi.


“Aku mengakui keberanianmu karena tidak terintimidasi olehku. Apa maumu?”tanya Nenek Yeon

“Tolong pinjami aku penerawanganmu. Aku ingin tahu keberadaan orang tuaku.” Ucap Ji A. Nenek Yeon kaget mendengarnya.

“Aku tidak memintanya secara gratis.” Kata Ji A. Nenek Yeon bertanya apakah Ji A  mampu membayarnya untuk itu

“Aku ingin memakainya sekalipun kau ambil semua milikku, tapi aku tidak punya apa-apa.” Ucap Ji A

“Bagaimana kau akan bersepakat jika tidak punya apa-apa?” keluh Nenek Yeon. Ji A memberitahu kalau akan menangkap Imoogi.

“Lee Yeon dan aku akan melakukannya bersama.” Kata Ji A dengan penuh keyakinan.

Bersambung ke part 2


Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar