PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 12 November 2020

Sinopsis Tale of the Nine Tailed Episode 11 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Ji A akhirnya keluar dari kantor dan merasa kalau sudah selamat. Tuan Hyun pun mengikutinya. Ji A pikr Tuan Hyun bisa melihat kakinya yang gemetar.  Tuan Hyun mengaku sama sekali tidak tahu.

“Kupikir masa lalu dan Akhirat hanya ada dalam kartun, tapi semua itu nyata.” Kata Ji A

“Rumor orang yang melakukan lebih banyak dosa hidup lebih baik tidak berlaku saat kau mati.”ucap Tuan Hyun

“Apa Kalian mengirim orang mati ke Sungai Styx dari sini?” tanya Ji A

“Aku memberi mereka presentasi tentang pergi ke Akhirat dan aku menangkap mereka yang menolak untuk pergi. Aku juga berusaha menghibur istriku.” Ungkap Tuan Hyun

“Syukurlah orang pertama yang ditemui orang mati saat mereka datang ke sini adalah orang sehangat dirimu.” Kata Ji A memuji. Tuan Hyun tersipu malu mendengarnya.

“Kau bilang terpisah dari orang tuamu saat masih kecil, tapi kau tumbuh dengan baik. Jika melihatmu sekarang, orang tuamu pasti sangat bangga.” Ungkap Tuan Hyun

“Bisakah mereka melihatku?” tanya Ji A. Tuan Hyun pikir mereka percaya pada Yeon dan menunggu.



 

Rang duduk dengan Nenek Yeon berkomentar kalau nenek Yeon Ktidak seperti biasanya. Nenek Yeon bertanya balik seperti apa dirinya.  Yeon membahas Imoogi menurutnya Dengan watak nenek Yeon pasti sudah mengubahnya menjadi batu.

“Aku melihat roh gunung utara berubah menjadi pilar batu setelah kau memergoki mereka menggila. Tapi kenapa kau membiarkannya?” tanya Yeon

“Karena aku tidak ingin melihatmu menggila.”ucap Nenek Yeon. Yeon tak mengerti maksudnya.

“Dia juga ada di tubuh anak itu... Imoogi.” Kata Nenek Yeon. Yeon igin tahu Adakah cara untuk mengeluarkannya dari tubuh Ji-ah

“Tidak ada... Entah dia harus mati atau Imoogi harus pergi sendiri.”ucap Nenek Yeon

“Tidak. Kau pasti melihat atau mendengar bagaimana makhluk itu keluar dari tubuh manusia.” ucap Yeon marah

“Terlepas dari apa pun usahamu, Imoogi sudah membuka matanya, anak itu akan dikurbankan, dan kau akan hidup menderita lagi. Itu adalah takdirmu.” Kata nenek Yeon

“Jadi, itu alasanmu melarangku mencarinya. Sejak awal, kau bilang Ji-ah dan aku tidak seharusnya bertemu. Kau khawatir aku akan terluka lagi. Bahwa aku akan terseret ke takdir yang sama lagi.” Kata Yeon marah

“Terima kasih, Nenek... Tapi aku tetap memilihnya. Aku menunggu seumur hidupku untuk bertemu dengannya.” Kata Yeon

“ Sekalipun aku bertanya berkali-kali, kau akan selalu mengambil pilihan yang sama.” Komentar Nenek Yeon. Yeon pun berjalan pergi.

“Ceplukan... Orang tuanya terjebak di dalamnya.”ucap Nenek Yeon. Yeon tersenyum menndengarnya langsung memberikan ciuman jauh pada sang nenek. 


Yeon keluar dan langsung mengajak Ji A pergi lalu pamit pada Tuan Hyun. Tuan Hyun memberitahu Ji A Jika terjadi sesuatu,Ji A bisa datang kemari dan panggil namanya “Hyuneuiong” tiga kali.

“Kau mengalahkan takdir atau tidak, aku ingin yakin pada kalian.” Ucap Tuan Hyun. Ji a pun mengucapkan Terima kasih. Tuan Hyun pun menyuruh merkea pergi. Yeon pun memeluk Ji A pergi bersama. 




Di dalam mobil

Ji A bertanya apakah Yeon menemukan sesuatu. Yeon menjawab Ceplukan. Ji A mengingat tentang Ceplukan, saat dirumah Tuan kwon dan Tuan Choi mengatakan tidak percaya melihat ceplukan di Seoul.

“Apa itu ceplukan? Ibu dan ayahku ada di sana? Bagaimana bisa?” tanya jji A bingung

“Tanaman itu mengurung daging dan darah manusia. Dengan itu, dia memperpanjang hidup pengikutnya.” Kata Yeon

“Ayo. Itu ada di ruang tamu. Itu ada Tepat di tengahnya.” Kata Ji A. Yeon memberitahu kalau Tuan Kwon pasti memindahkannya karena tidak melihatnya saat ke sana.


Rang berjalan melihat Yeon dan Ji A pergi dengan mobil, lalu mengingat yang dikatakan Tuan Kwon “Hanya tersisa 24 jam di kontrak kita.” Saa itu Tae Ri duduk di  restoran dan melihat seorag anak tersenyum padanya. Ia pun saling melambaikan tangan seperti orang yang sangat baik hati.

“Kau meracuni persaudaraan mereka. Lee Rang akan memihak kita?” tanya Tae Ri.

“Pasti... Dia sangat terobsesi pada kakaknya. Ini lebih rumit dari dugaanmu. “ kata Tuan Kwon

“Kau yakin dia sangat menyayangi kakaknya hingga bisa membunuhnya?”ucap Tae Ri

“Serahkan saja kepadaku. Aku akan membawakan jantung Lee Yeon kepadamu.” Ucap Tuan Kwon

“Jangan meremehkan dia. Dahulu aku mati di tangannya karena meremehkannya.” Kata  Tae Ri

“Karena itu aku memasang tiga jebakan. Kita hanya perlu satu jebakan saja berhasil. Setelah ini selesai, aku akan terjun ke politik. Aku bosan memimpin stasiun penyiaran. Aku ingin kompensasi yang layak...” ucap Tuan Kwon

“Baiklah..” ucap Tae Ri memotong. Tuan Kwon pun menutup telp mengejek Imoogi itu monster.



Rang ada didalam mobil mengingat kembali  yang dikatakan Tuan Kwon “Di mana Lee Yeon sekarang? Apa Dia meneleponmu karena khawatir? Kau ditelantarkan lagi. Apa Kau sungguh akan menyerahkan nyawamu demi kakakmu yang hanya memedulikan wanitanya?”

Saat itu Rang seperti bimbang dan menerima telp dari kakaknya. Yeon langsung memastikan Rang kalau pernah melihat ceplukan di rumah Imoogi dan memberitahu kalau Orang tua Ji-ah terjebak di sana.

“Apa Kau tahu sesuatu?” tanya Yeon.  Rang tak percaya Yeon Hanya itu yang ingin dikatakan

“Kau tahu sesuatu atau tidak?”keluh Yeon. Rang mengaku tahu. Yeon bertanya Ke mana dia memindahkanny

“Aku tidak tahu itu.” Ucap Rang. Yeon pikir akan Tutup teleponnya. Rang memberitahu kalau bisa cari tahu.

“Direktur menghargainya lebih dari nyawanya sendiri.” Kata Rang. Yeon pun tak percaya mendengarnya.

“Mari bertemu besok. Aku akan memberitahumu.” Ucap Rang lalu terlihat kesal setelah menutup telp. 



Yeon memberitahu Ji A aklau Rang akan mencari tahu jadi akan bertemu besok. Ji A ingin tahu Di mana, Pukul berapa, apakah Mau ditemani. Yeon menegaskan kalau akan menyerahkan kepadanya dan Ji A Lakukan saja yang hanya bisa dilakukan.

Saat itu pintu bel rumah terdengar, Yeon membuka pintu dan kaget melihat Sae Rom dan Jae Hwan lalu bertanya alasanya datang. Sae Rom pikir Pacar teman mereka adalah kumiho jadi hanya terlalu khawatir lalu memanggil Ji A

“Bagaimana bisa kemari?”tanya Ji A.  Sae Rom memberitahu kalau Produser Nam pernah memeriksa latar belakang sidik jarinya.

“Kalian tidak perlu kemari.” Ucap Ji A. Sae Rom mengaku datang untuk memastikan Tuan Putri aman.

“Aku tidak pernah bisa menerima kumiho sebagai pacarmu.” Ucap Sa Se Rom lalu melihat Ruang tamu ini luas sekali dan mengubah pendapatnya kalau bisa melakukanya. 


“Kami pikir kami harus membawa hadiah.” Ucap Jae Hwan memberikan sebuah tas. Yeon bertanya apa ini.

“Camilan.” Kata Jae Hwan. Yeon kaget melihat isinya Ulat hongkong dalam toples.

“Aku menanyai produser acara hewan dan ini makanan favorit rubah. Kami mendebatkan antara ulat hongkong dan jangkrik. Nikmatilah.” Ucap Jae Hwan. Yeon kesal menatap Ji A.

“Apa Kalian sudah makan malam?” tanya Ji A mencoba agar mengubah pembahasnya. Sae Rom mengaku belum  Ji A pun bergegas akan memesan makanan.


Rang duduk sendirin di bar, mengingat kembali ucapan nenek Yeon “Kecuali kau mati, rubah tidak bisa lepas dari kontrak mereka. Sementara Ji A membuka pintu melihat bungkus makanan “Gopchang Gobbuni” dan dibungkus dengan kain

“Direktur adalah kaki tangan dalam kasus mumi itu?” tanya Jae Hwan.  Ji A memberitahu  menanyakan soal kuku yang ditemukan di rumahnya padanya dan dia mengaku.

“Laporkan ke polisi.” Kata Jae Hwan. Sae Rom pikir Apa yang harus dia katakan

“Bos kami sebenarnya dari Goryeo. Dia pengikut Imoogi yang legendaris dan membunuh orang." Siapa yang akan percaya?” kata Sae Rom. Ji A membenarkan.

“Bagaimana kalau kita memakaikan kacamata bulu mata harimau pada Detektif Baek? Begitu tahu masa lalu itu nyata, dia akan percaya pada ucapan kita.” Kata  Jae Hwan.

“Apa Dia lulusan universitas terbaik di negeri ini?” ucap Yeon berbisik dengan suara lantang di telinga Ji A. Ji A tertawa memberitahu kalau Jae hwan itu baik. 



“Kenapa kau tidak makan? Kau tidak makan ulat hongkong atau gopchang. Apa Kau makan lever manusia?” ucap Sae Rom

“Saat ini, aku ingin memakannya.” Ejek Yeon. Akhirnya mereka pun makan dengan tenang.

“Mungkin ini tidak sopan, tapi apa kau punya ekor?” tanya Jae Hwan penasaran.

“Kenapa bertanya hal tidak sopan?” keluh Yeon. Jae Hwan mengaku masih tidak percaya Yeon kumiho.

“Dia punya ekor. Aku pernah melihatnya.” Kata Ji A. Yeon merasa ini Sulit dipercaya.

“Bisakah kau berubah dengan menempelkan daun di dahimu?” kata Jae Hwan penasaran. Yeon memberitahu kalau Itu rakun.

“Aku bisa berubah, tapi tidak mau karena itu tidak pantas.” Kata Yeon Jae Hwan meminta agar bisa menunjukanya.  Yeon dengan mata mendelik meminta berhenti dan makan saja. 


Akhirnya Rang datang ke tempat Tuan Kwon kalau akan melakukannya. Tuan Kwon heran Rang tiba-tiba berubah pikiran. Rang mengaku ingin hidup. Tuan Kwon bertanya paakah Rang siap mengeluarkan jantung kakaknya. Rang menjawab akan memercayakan itu padanya.

“Aku bisa membantumu memancingnya.”kata Rang. Yeon pikir Rang  terlalu berhati lembut.

“Ambillah... Pancing Lee Yeon ke tempat yang kuceritakan. Sekarang kita berdua bertindak bersama. Tidurlah di sini malam ini.” Kata Tuan Kwon memberikan botol kecil. Rang pun mengikuti Tuan Kwon masuk kamar. 


Di dalam ruangan, Sae Rom pikir Tae Ri cocok untuk pekerjaan ini. Jae Hwan meminta agar tetaplah di sini. Ji A melihat Tae Ri yang datang pagi-pagi sekali dan mereka sarapan roti bersama.

“Sejak kapan kalian menjadi dekat?” tanya Ji A. Sae Ro memberitahu kalau Tae Ri sangat hebat.

“Sejarah, budaya, seni, dan agama. Dia tahu semuanya. Dia ensiklopedia manusia.” kata Sae Rom

“Dia juga cukup berguna di lapangan.”kata Ji A. Jae Hwan memberitahu Untuk menemukan contoh pengalaman masa lalu dari luar negeri,

“dia menerjemahkan tesis berbahasa Inggris, Prancis, dan Mandarin sepanjang malam.” Kata Jae Hwan. Ji A ingin tahu Apa rahasianya.

“Saat masih kecil, aku tidak bisa keluar rumah karena masalah kesehatanku. Selain pengasuhku, aku tidak punya siapa pun di rumah. Jadi, aku membaca banyak buku.” Kata Tae Ri

“Selamat pagi. Ternyata kalian di sini... Astaga. Roti bakar?” kata Tuan Choi akan mengambilnya roti. Sae Rom menahanya. Tuan Choi mengeluh agar Jangan pelit.

“Tim Urban Legend, kita akan berkumpul hari ini.” Kata Tuan Choi. Semua pun menolak untuk ikut.

“Tidak. Pengumpulan berita, penulisan naskah, pengeditan. Tidak ada alasan untuk hari ini. Kenapa? Kita akan mengadakan penyambutan Tae-ri.” Ucap Tuan Choi. Ji A hanya bisa diam saja. 



Yeon berjalan menuju sebuah tempat, Tuan Kwon sudah duduk di dalam mobil bahagia karena Yeon akhirnya datang.  Rang sedang sibuk membuat kopi.  Yeon bertanya sedang apa disini. Rang mengeluh kalau Tentu saja membuat kopi.

“Kenapa ada banyak bunga? Tidak cocok untukmu.” Ejek Yeon. Rang mengaku ingin Yeon menikmati aroma kampungnya.

“Ambillah yang kau suka. Wanita suka bunga.” Kata Rang dan menaruh tetesan obat didalam kopi.  Yeon menolaknya karena Tidak perlu.

“Kau sudah tahu letak ceplukannya?” tanya Yeon saat Rang membawakan kopi.

“Kenapa terburu-buru?” keluh Rang menahan Yeon minum. Yeon mengeluh tidak punya waktu untuk mengobrol dan bertanya Ada apa?

“ Aku juga tidak punya waktu... Tetap saja, aku ingin kau mendengarkanku.” Ucap Rang. Yeon ingin tahu Ada apa

“Apa arti diriku bagimu?” tanya Rang dengan nada sinis. Yeon mengeluh Apa yang membuatnya kesal kali ini

“Kurasa aku sudah cukup membantu. Apa masalahnya sekarang?” keluh Yeon.

“Jawab aku... Apa arti diriku bagimu?” tanya Rang. Yeon menjawab kalau  Rang adalah keluarganya. 



“Hanya karena kita berbagi ayah, kau bersikap seolah berhak menggangguku. Kau keluarga yang menyebalkan. Jangan pikir aku akan mengatakan hal baik kepadamu karena kau mendudukkanku di antara bunga. Berhentilah bersikap kekanakan. Aku sudah muak!” ucap Yeon

“Kau sangat kejam kepadaku sementara kau sangat baik kepada wanita itu.” Keluh Rang

“Benar. Dia jauh lebih kuat darimu. Dia memiliki sejarah keluarga yang tragis sepertimu, tapi dia tidak merengek sepertimu.” Ejek Yeon

“Tapi ini aneh. Kau tidak pernah menjadi kakak yang baik bagiku, tapi kau tampak sangat berkilau bagiku. Kau tampak sempurna. Aku ingin menjadi sepertimu.” Kata Rang dan menyuruh minum.

“Apa yang kau masukkan dalam kopi ini?” tanya Yeon. Rang terlihat tegang. Yeon menyuruh Rang agar santai saja karena hanya bercanda. Tuan Kwon pun melihat dari rekaman CCTV kalau Yeon sudah meminum kopinya.

“Jadi, di mana ceplukannya?” tanya Yeon penasaran. Rang pikir Yeon bisa menunggu saja karena akan segera menemukannya.

“Kuperingatkan kau. Jangan macam-macam.” Kata Yeon marah. Yeon menegaskan kalau Yeon sudah menyelamatkannya di Hutan Agui.

“Inilah yang kupikirkan saat itu. "Aku harus mati untukmu suatu hari nanti. Aku akan bertaruh nyawa untukmu." Tapi tahukah kau? Saat hampir mati untukmu, aku berubah pikiran. Aku ingin hidup.” Ucap Rang 

“Karena itulah... Aku ingin kau mati, Yeon.” Kata Rang memukul kepala kakaknya. Yeon pikir adiknya ingin berkelahi?

“Jika kita berkelahi, aku tidak akan bisa mengalahkanmu.” Kata Ran dan Yeon pun mulai merasakan mengantuk dan tahu itu efek dari Kopinya.

“Jika kau sedikit saja mencemaskanku seperti kau mencemaskan dia, aku tidak mungkin melakukan ini. Aku tidak mungkin bisa melakukan ini.” Ucap Rang marah. Yeon mengumpat Rang bodoh lalu jatuh tak sadarkan diri.

“Kami menangkap Lee Yeon.” Ucap Tuan Kwon menelp Immogi, Immogi meminta menungg sampapi tiba dan Jangan hubungi nomor ini lagi.

“Sial. Kau pikir aku bawahanmu?” kata Tuan Kwon marah melihat sikap Immogi. 




Tuan Choi mengajak Tae Ri untuk duduk disampingnya dan mulai mengisi gelas minuman pada semuanya lalu bersulang. Ji A menatap Tae Ri yang duduk didepanya.  Tuan Choi mengaku Andai punya putra seperti  Tae Ri seperti tampan dan pintar.

“Lihat tubuhnya. Dia kekar.. Sungguh. Kau baik.” Ucap Tuan Choi. Tae Ri mengaku hampir mengaguminya.

“Kau sungguh tidak pernah berubah. Bukan begitu?” ucap Jae Hwan. Tae Ri tiba-tiba pergi. Ji A melihatnya dan pikir mau menghirup udara segar.


“Tae-ri, kau mau ke mana?” tanya Ji A melihat Tae Ri yang pergi meninggalkan restoran.

“Aku harus menemui seseorang sebentar. Tidak akan lama.” Ucap Tae Ri  Ji A menyindir Dari mana Tae Ri belajar sikap seperti itu. Tae Ri kaget mendengarnya.

“Jangan pergi begitu saja di tengah makan malam. Apalagi, pesta ini untukmu.” Tegas Ji A. Tae Ri akhirnya tertunduk meminta maaf.

“Ada banyak hal yang ingin kutanyakan kepadamu.” Ucap Ji A. Tae Ri bertanya Contohnya

“Apa buku kesukaanmu?” tanya Ji A. Tae Ri menjawab "A Lover's Discourse".

“Karya Roland Barthes?” ucap Ji A. Tae Ri bertanya apakah Ji A sudah membacanya

“Aku tertipu oleh judulnya. Kukira itu panduan untuk berkencan, tapi untuk memahami bahasa cinta yang dia bicarakan, minimal kita harus memahami sastra.” Kata Ji A

“Di situ juga ada banyak frasa indah. "Dia memuji orang lain karena sempurna, dia mengagungkan dirinya karena telah memilih orang lain yang sempurna ini."  Kata Tae Ri. Ji A pikir akan memuji bom soju dan mengajak Tae Ri masuk kembali. 



Rang duduk dengan wajah sendu, Tuan Kwon yang ketakutan memastikan kalau Yeon memang sudah tertidur denga terus menendangnya. Rang memberitahu kalau  Lima menit lagi jadi meminta agar akhiri kontraknya. Tuan Kwon memberitahu Tepatnya, jantung Lee Yeon adalah akhirnya.

“Aku menepati janjiku dan membawakanmu Lee Yeon. Katakan bahwa kontraknya sudah berakhir.” Ucap Rang

“Aku sedang menunggu Imoogi.” Ucap Tuan Kwon. Rang pikir TuanKwon  meremehkannya.

“Ini membuatmu gila, bukan? Kau bahkan tidak bisa membunuh orang yang berutang padamu.” Kata tuan Kwon

“Kudengar kau terlahir sebagai budak. Kau tidak bisa melakukan apa pun tanpa pemilikmu.” Ejek Rang

“Jaga ucapanmu. Jika aku menyuruhmu membayar utangmu, kau harus menurutiku.” Kata Tuan Kwon

“Kau menjilat Imoogi yang membunuh keluargamu.” Ejek Rang. Tuan Kwon marah menyuruh Rang agar menutup mulutnya. 



“Bagaimana rasanya saat orang tua, istri, dan anak-anakmu menjerit sampai mati? Apa Kau menangis? Katakan... Katakan bahwa kontrak kita berakhir.” Ucap Rang

“Baiklah. Aku akan menyelesaikan kontraknya dengan caraku sendiri.” Kaat Tuan Kwon lalu berjalan pergi mengambil pisau dan akan membunuh Yeon.

Tapi Rang langsung melawan dan melemparnya. Tuan Kwon kaget melihatnya sikap Rang yang sudah gila.  Rang pikr Bagaimanapun tidak bisa melakukannya. Ia mengakui mungkin benar-benar berengsek, tapi tidak bis mengorbankan keluarganya seperti Tuan Kwon.

“Kalau begitu, kau akan mati.” Ucap Tuan Kwon. Rang pikir tidak akan mati.

“Rubah akan mati jika melanggar kontrak.” Kata Tuan Kwon. Rang memberitahu kalau Rubah bisa menyamar. Tuan Kwon melonggo melihat Rang berubah jadi Yeon dan  Yeon yang tergeletak menjadi Rang. 


“Aku benci melakukannya karena itu membuatku kehilangan harga diri.” Keluh Yeon

“Kau selalu bicara soal harga dirimu.” Balas Rang akhirnya terbangun. Yeo mengeluh kalau Rang  bilang hanya akan minum kopi sedikit, tapi malah tertidur pulas.

“Sejak kapan?” tanya Tuan Kwon kaget. Yeon mengaku Tadi malam di rumah Tuan Kwon.

 Rang akan keluar dari bar, tiba-tiba melihat Yeon yang datang. Ia kaget bertanya Sedang apa kakaknya di sini. Yeon langsung meminta maaf  karena baru mendengar Rang salah satu sandera. Rang terdiam dengan mata berkaca-kaca.

“Aku tidak tahu kau hampir mati. Mari menghadapi ini bersama.” Ucap rang mengelus kepala adiknya.

“Apa pun yang kulakukan, aku tidak bisa melanggar kontrak.” Kata Rang putus asa.

“Kau bisa melakukannya.” Ucap Yeon. Rang ingin tahu Bagaimana caranya. Yeon meminta agar Bertukar tempat dengannya.

“Turuti keinginannya dan bawa aku kepadanya.” Kata Yeon. 



Akhirnya Yeon menyamar jadi Rang mengatakan akan melakukannya. Tuan Kwon pun memberikan botol obat tidur dan menyura agar tidur dirumahnya. Yeon pun tersenyum dicermin karena Tuan Kwon bisa dikelabuhinya.


“Beraninya kau... Beraninya kau melakukan ini. Bunuh Lee Yeon sekarang juga.” Teriak Tuan Kwon.  Yeon langsung menusuk pisau ke perut Tuan Kwon dan mencekiknya.

“Berhentilah mengusik adikku. Jika meneruskannya, kau akan benar-benar mati... Baiklah. Pilihannya ada padamu. Kau akan membunuh Lee Rang dan mati di tanganku, atau mengubah kontraknya?”ucap Yeon mencekik Tuan Kwon

“Tolong aku. Bayar utangmu. Bawa aku ke tempat ceplukan.” Kata Tuan Kwon lalu berjalan pergi. Rang pun mengikuti ke tempat ceplukan dengan Tuan Kwon yang mencoba bertahan hidup. 


Ji A mendorong Tuan Choi masuk taksi, walaupun Tuan Choi mengeluh kalau ingin minum untuk mabuk. Tae Ri akan menaiki taksi Ji A menahanya kalau  akan mengantarnya dan sudah menelepon sopir. Tae Ri menolaknya tapi Ji A memaksa kalau harus melakukannya dan meminta maaf pada supir taksi.

“Produser Nam.. Apa Kau punya pacar?”tanya Tae Ri. Ji A membenarkan.  Tae Rin ingin tahu Seperti apa dia

“Dia seperti pria dalam dongeng.”ucap Ji A Tae Ri menegaskan kalau merea  harus putus. Ji A kaget mendengarnya.

“Dongeng untuk orang dewasa biasanya berakhir dengan kejam.” Kata Tae Ri menatap Ji A. 


Yeon pun melambaikan tangan pada Tuan Kwon yang buru-buru pergi dan mengucapkanTerima kasih. Ia tak percaya kalau Tuan Kwon menceritakan semuanya. Rang pun melihat di jarinya sudah tak ada ikatan lagi jadi sudah berakhir.

“Kau pandai berakting... Kau bisa menjadi aktor.” Ejek Yeon. Rang dengan senyuman akan memikirkanya.


Saat itu Yeon mengirimkan pesan pada Ji A kalau bisa menemukan bunga celepukan.  Ji A membacanya dan terlihat merubah mimik wajahnya, lalu berbicara pada Tae Ri agar Jangan mencoba berlagak gagah di depannya.

“Bagiku, kau tidak lebih dari musuh orang tuaku.” Ucap Ji A dengan mata penuh amarah. Tae Ri tersenyum mendengarnya.

“Rupanya kau tahu siapa aku. Apa Karena ini kau tidak melepaskanku?” ucap Tae Ri. 


Flash Back

Yeon meminta Ji Aa agar meLakukan sesuatu yang hanya bisa di lakukan. Ji A bingung Sesuatu yang hanya bisa diakukan. Yeon meminta Selagi Ia mencari ceplukan maka Ji A harus membuatlah Imoogi sibuk. Ji A bingung dimana Imoogi.

“Dia mungkin di tempat yang lebih dekat denganmu melampaui dugaanmu.” Kata Yeon

“Di tempat yang dekat denganku? Maksudmu...” kata Ji A sedikit kaget. 


“Kau sangat tidak berdaya mengingat kau tahu siapa aku.”ucap Immogi mengejek

“Lee Yeon memberitahuku bahwa kau tidak bisa membunuhku.” Kata Ji A berani menatap Immogi

“Benar... Karena aku menyukaimu.” Ucap Immogi lalu mencium tangan Ji A dan pergi. Ji A terlihat sedikit gemetar dan akhirnya berlari pulang. 


Ji A melihat Yeon yang sudah menunggunya. Yeon pun tersenyum melihat Ji A lalu membentangkan tanganya. Ji A pun berlari kearah Yeon lalu memeluknya. Yeon pun menyuruh Ji A masuk rumah. Kedua orang tua Ji A sedang melihat foto diatas meja. Ji A menangis melihat orang tuanya kembali dan langsung memeluknya dengan erat.

Bersambung ke episode 12

Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar