PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Ji A
akhirnya keluar dari kantor dan merasa kalau sudah selamat. Tuan Hyun pun
mengikutinya. Ji A pikr Tuan Hyun bisa melihat kakinya yang gemetar. Tuan Hyun mengaku sama sekali tidak tahu.
“Kupikir
masa lalu dan Akhirat hanya ada dalam kartun, tapi semua itu nyata.” Kata Ji A
“Rumor
orang yang melakukan lebih banyak dosa hidup lebih baik tidak berlaku saat kau
mati.”ucap Tuan Hyun
“Apa
Kalian mengirim orang mati ke Sungai Styx dari sini?” tanya Ji A
“Aku memberi mereka presentasi tentang pergi ke Akhirat dan aku menangkap mereka yang menolak untuk pergi. Aku juga berusaha menghibur istriku.” Ungkap Tuan Hyun
“Syukurlah
orang pertama yang ditemui orang mati saat mereka datang ke sini adalah orang
sehangat dirimu.” Kata Ji A memuji. Tuan Hyun tersipu malu mendengarnya.
“Kau bilang
terpisah dari orang tuamu saat masih kecil, tapi kau tumbuh dengan baik. Jika
melihatmu sekarang, orang tuamu pasti sangat bangga.” Ungkap Tuan Hyun
“Bisakah
mereka melihatku?” tanya Ji A. Tuan Hyun pikir mereka percaya pada Yeon dan
menunggu.
Rang
duduk dengan Nenek Yeon berkomentar kalau nenek Yeon Ktidak seperti biasanya.
Nenek Yeon bertanya balik seperti apa dirinya.
Yeon membahas Imoogi menurutnya Dengan watak nenek Yeon pasti sudah
mengubahnya menjadi batu.
“Aku
melihat roh gunung utara berubah menjadi pilar batu setelah kau memergoki
mereka menggila. Tapi kenapa kau membiarkannya?” tanya Yeon
“Karena
aku tidak ingin melihatmu menggila.”ucap Nenek Yeon. Yeon tak mengerti
maksudnya.
“Dia juga
ada di tubuh anak itu... Imoogi.” Kata Nenek Yeon. Yeon igin tahu Adakah cara untuk
mengeluarkannya dari tubuh Ji-ah
“Tidak
ada... Entah dia harus mati atau Imoogi harus pergi sendiri.”ucap Nenek Yeon
“Tidak.
Kau pasti melihat atau mendengar bagaimana makhluk itu keluar dari tubuh
manusia.” ucap Yeon marah
“Terlepas
dari apa pun usahamu, Imoogi sudah membuka matanya, anak itu akan dikurbankan, dan
kau akan hidup menderita lagi. Itu adalah takdirmu.” Kata nenek Yeon
“Jadi, itu alasanmu melarangku mencarinya. Sejak awal, kau bilang Ji-ah dan aku tidak seharusnya bertemu. Kau khawatir aku akan terluka lagi. Bahwa aku akan terseret ke takdir yang sama lagi.” Kata Yeon marah
“Terima
kasih, Nenek... Tapi aku tetap memilihnya. Aku menunggu seumur hidupku untuk
bertemu dengannya.” Kata Yeon
“ Sekalipun
aku bertanya berkali-kali, kau akan selalu mengambil pilihan yang sama.”
Komentar Nenek Yeon. Yeon pun berjalan pergi.
“Ceplukan... Orang tuanya terjebak di dalamnya.”ucap Nenek Yeon. Yeon tersenyum menndengarnya langsung memberikan ciuman jauh pada sang nenek.
Yeon
keluar dan langsung mengajak Ji A pergi lalu pamit pada Tuan Hyun. Tuan Hyun
memberitahu Ji A Jika terjadi sesuatu,Ji A bisa datang kemari dan panggil
namanya “Hyuneuiong” tiga kali.
“Kau
mengalahkan takdir atau tidak, aku ingin yakin pada kalian.” Ucap Tuan Hyun. Ji
a pun mengucapkan Terima kasih. Tuan Hyun pun menyuruh merkea pergi. Yeon pun
memeluk Ji A pergi bersama.
Di dalam
mobil
Ji A
bertanya apakah Yeon menemukan sesuatu. Yeon menjawab Ceplukan. Ji A mengingat
tentang Ceplukan, saat dirumah Tuan kwon dan Tuan Choi mengatakan tidak percaya
melihat ceplukan di Seoul.
“Apa itu
ceplukan? Ibu dan ayahku ada di sana? Bagaimana bisa?” tanya jji A bingung
“Tanaman
itu mengurung daging dan darah manusia. Dengan itu, dia memperpanjang hidup
pengikutnya.” Kata Yeon
“Ayo. Itu
ada di ruang tamu. Itu ada Tepat di tengahnya.” Kata Ji A. Yeon memberitahu
kalau Tuan Kwon pasti memindahkannya karena tidak melihatnya saat ke sana.
Rang
berjalan melihat Yeon dan Ji A pergi dengan mobil, lalu mengingat yang
dikatakan Tuan Kwon “Hanya tersisa 24 jam di kontrak kita.” Saa itu Tae Ri
duduk di restoran dan melihat seorag
anak tersenyum padanya. Ia pun saling melambaikan tangan seperti orang yang
sangat baik hati.
“Kau
meracuni persaudaraan mereka. Lee Rang akan memihak kita?” tanya Tae Ri.
“Pasti...
Dia sangat terobsesi pada kakaknya. Ini lebih rumit dari dugaanmu. “ kata Tuan
Kwon
“Kau yakin dia sangat menyayangi kakaknya hingga bisa membunuhnya?”ucap Tae Ri
“Serahkan
saja kepadaku. Aku akan membawakan jantung Lee Yeon kepadamu.” Ucap Tuan Kwon
“Jangan
meremehkan dia. Dahulu aku mati di tangannya karena meremehkannya.” Kata Tae Ri
“Karena
itu aku memasang tiga jebakan. Kita hanya perlu satu jebakan saja berhasil.
Setelah ini selesai, aku akan terjun ke politik. Aku bosan memimpin stasiun
penyiaran. Aku ingin kompensasi yang layak...” ucap Tuan Kwon
“Baiklah..”
ucap Tae Ri memotong. Tuan Kwon pun menutup telp mengejek Imoogi itu monster.
Rang ada
didalam mobil mengingat kembali yang
dikatakan Tuan Kwon “Di mana Lee Yeon sekarang? Apa Dia meneleponmu karena
khawatir? Kau ditelantarkan lagi. Apa Kau sungguh akan menyerahkan nyawamu demi
kakakmu yang hanya memedulikan wanitanya?”
Saat itu
Rang seperti bimbang dan menerima telp dari kakaknya. Yeon langsung memastikan
Rang kalau pernah melihat ceplukan di rumah Imoogi dan memberitahu kalau Orang
tua Ji-ah terjebak di sana.
“Apa Kau
tahu sesuatu?” tanya Yeon. Rang tak
percaya Yeon Hanya itu yang ingin dikatakan
“Aku
tidak tahu itu.” Ucap Rang. Yeon pikir akan Tutup teleponnya. Rang memberitahu
kalau bisa cari tahu.
“Direktur
menghargainya lebih dari nyawanya sendiri.” Kata Rang. Yeon pun tak percaya
mendengarnya.
“Mari
bertemu besok. Aku akan memberitahumu.” Ucap Rang lalu terlihat kesal setelah
menutup telp.
Yeon
memberitahu Ji A aklau Rang akan mencari tahu jadi akan bertemu besok. Ji A ingin
tahu Di mana, Pukul berapa, apakah Mau ditemani. Yeon menegaskan kalau akan
menyerahkan kepadanya dan Ji A Lakukan saja yang hanya bisa dilakukan.
Saat itu
pintu bel rumah terdengar, Yeon membuka pintu dan kaget melihat Sae Rom dan Jae
Hwan lalu bertanya alasanya datang. Sae Rom pikir Pacar teman mereka adalah
kumiho jadi hanya terlalu khawatir lalu memanggil Ji A
“Bagaimana
bisa kemari?”tanya Ji A. Sae Rom
memberitahu kalau Produser Nam pernah memeriksa latar belakang sidik jarinya.
“Kalian
tidak perlu kemari.” Ucap Ji A. Sae Rom mengaku datang untuk memastikan Tuan
Putri aman.
“Aku tidak
pernah bisa menerima kumiho sebagai pacarmu.” Ucap Sa Se Rom lalu melihat Ruang
tamu ini luas sekali dan mengubah pendapatnya kalau bisa melakukanya.
“Kami pikir
kami harus membawa hadiah.” Ucap Jae Hwan memberikan sebuah tas. Yeon bertanya
apa ini.
“Camilan.”
Kata Jae Hwan. Yeon kaget melihat isinya Ulat hongkong dalam toples.
“Aku
menanyai produser acara hewan dan ini makanan favorit rubah. Kami mendebatkan antara
ulat hongkong dan jangkrik. Nikmatilah.” Ucap Jae Hwan. Yeon kesal menatap Ji
A.
“Apa Kalian
sudah makan malam?” tanya Ji A mencoba agar mengubah pembahasnya. Sae Rom
mengaku belum Ji A pun bergegas akan
memesan makanan.
Rang
duduk sendirin di bar, mengingat kembali ucapan nenek Yeon “Kecuali kau mati,
rubah tidak bisa lepas dari kontrak mereka. Sementara Ji A membuka pintu
melihat bungkus makanan “Gopchang Gobbuni” dan dibungkus dengan kain
“Direktur
adalah kaki tangan dalam kasus mumi itu?” tanya Jae Hwan. Ji A memberitahu menanyakan soal kuku yang ditemukan di
rumahnya padanya dan dia mengaku.
“Laporkan
ke polisi.” Kata Jae Hwan. Sae Rom pikir Apa yang harus dia katakan
“Bos kami sebenarnya dari Goryeo. Dia pengikut Imoogi yang legendaris dan membunuh orang." Siapa yang akan percaya?” kata Sae Rom. Ji A membenarkan.
“Bagaimana
kalau kita memakaikan kacamata bulu mata harimau pada Detektif Baek? Begitu
tahu masa lalu itu nyata, dia akan percaya pada ucapan kita.” Kata Jae Hwan.
“Apa Dia
lulusan universitas terbaik di negeri ini?” ucap Yeon berbisik dengan suara
lantang di telinga Ji A. Ji A tertawa memberitahu kalau Jae hwan itu baik.
“Kenapa
kau tidak makan? Kau tidak makan ulat hongkong atau gopchang. Apa Kau makan
lever manusia?” ucap Sae Rom
“Saat
ini, aku ingin memakannya.” Ejek Yeon. Akhirnya mereka pun makan dengan tenang.
“Mungkin
ini tidak sopan, tapi apa kau punya ekor?” tanya Jae Hwan penasaran.
“Kenapa
bertanya hal tidak sopan?” keluh Yeon. Jae Hwan mengaku masih tidak percaya
Yeon kumiho.
“Dia punya
ekor. Aku pernah melihatnya.” Kata Ji A. Yeon merasa ini Sulit dipercaya.
“Bisakah
kau berubah dengan menempelkan daun di dahimu?” kata Jae Hwan penasaran. Yeon
memberitahu kalau Itu rakun.
“Aku bisa
berubah, tapi tidak mau karena itu tidak pantas.” Kata Yeon Jae Hwan meminta
agar bisa menunjukanya. Yeon dengan mata
mendelik meminta berhenti dan makan saja.
Akhirnya
Rang datang ke tempat Tuan Kwon kalau akan melakukannya. Tuan Kwon heran Rang
tiba-tiba berubah pikiran. Rang mengaku ingin hidup. Tuan Kwon bertanya paakah
Rang siap mengeluarkan jantung kakaknya. Rang menjawab akan memercayakan itu
padanya.
“Aku bisa
membantumu memancingnya.”kata Rang. Yeon pikir Rang terlalu berhati lembut.
“Ambillah...
Pancing Lee Yeon ke tempat yang kuceritakan. Sekarang kita berdua bertindak
bersama. Tidurlah di sini malam ini.” Kata Tuan Kwon memberikan botol kecil.
Rang pun mengikuti Tuan Kwon masuk kamar.
Di dalam
ruangan, Sae Rom pikir Tae Ri cocok untuk pekerjaan ini. Jae Hwan meminta agar tetaplah
di sini. Ji A melihat Tae Ri yang datang pagi-pagi sekali dan mereka sarapan
roti bersama.
“Sejak
kapan kalian menjadi dekat?” tanya Ji A. Sae Ro memberitahu kalau Tae Ri sangat
hebat.
“Sejarah,
budaya, seni, dan agama. Dia tahu semuanya. Dia ensiklopedia manusia.” kata Sae
Rom
“Dia juga
cukup berguna di lapangan.”kata Ji A. Jae Hwan memberitahu Untuk menemukan
contoh pengalaman masa lalu dari luar negeri,
“dia
menerjemahkan tesis berbahasa Inggris, Prancis, dan Mandarin sepanjang malam.”
Kata Jae Hwan. Ji A ingin tahu Apa rahasianya.
“Selamat
pagi. Ternyata kalian di sini... Astaga. Roti bakar?” kata Tuan Choi akan
mengambilnya roti. Sae Rom menahanya. Tuan Choi mengeluh agar Jangan pelit.
“Tim
Urban Legend, kita akan berkumpul hari ini.” Kata Tuan Choi. Semua pun menolak
untuk ikut.
“Tidak.
Pengumpulan berita, penulisan naskah, pengeditan. Tidak ada alasan untuk hari
ini. Kenapa? Kita akan mengadakan penyambutan Tae-ri.” Ucap Tuan Choi. Ji A
hanya bisa diam saja.
Yeon
berjalan menuju sebuah tempat, Tuan Kwon sudah duduk di dalam mobil bahagia
karena Yeon akhirnya datang. Rang sedang
sibuk membuat kopi. Yeon bertanya sedang
apa disini. Rang mengeluh kalau Tentu saja membuat kopi.
“Kenapa
ada banyak bunga? Tidak cocok untukmu.” Ejek Yeon. Rang mengaku ingin Yeon
menikmati aroma kampungnya.
“Ambillah
yang kau suka. Wanita suka bunga.” Kata Rang dan menaruh tetesan obat didalam
kopi. Yeon menolaknya karena Tidak
perlu.
“Kau
sudah tahu letak ceplukannya?” tanya Yeon saat Rang membawakan kopi.
“Kenapa terburu-buru?” keluh Rang menahan Yeon minum. Yeon mengeluh tidak punya waktu untuk mengobrol dan bertanya Ada apa?
“ Aku
juga tidak punya waktu... Tetap saja, aku ingin kau mendengarkanku.” Ucap Rang.
Yeon ingin tahu Ada apa
“Apa arti
diriku bagimu?” tanya Rang dengan nada sinis. Yeon mengeluh Apa yang membuatnya
kesal kali ini
“Kurasa
aku sudah cukup membantu. Apa masalahnya sekarang?” keluh Yeon.
“Jawab
aku... Apa arti diriku bagimu?” tanya Rang. Yeon menjawab kalau Rang adalah keluarganya.
“Hanya
karena kita berbagi ayah, kau bersikap seolah berhak menggangguku. Kau keluarga
yang menyebalkan. Jangan pikir aku akan mengatakan hal baik kepadamu karena kau
mendudukkanku di antara bunga. Berhentilah bersikap kekanakan. Aku sudah muak!”
ucap Yeon
“Kau
sangat kejam kepadaku sementara kau sangat baik kepada wanita itu.” Keluh Rang
“Benar.
Dia jauh lebih kuat darimu. Dia memiliki sejarah keluarga yang tragis
sepertimu, tapi dia tidak merengek sepertimu.” Ejek Yeon
“Apa yang
kau masukkan dalam kopi ini?” tanya Yeon. Rang terlihat tegang. Yeon menyuruh
Rang agar santai saja karena hanya bercanda. Tuan Kwon pun melihat dari rekaman
CCTV kalau Yeon sudah meminum kopinya.
“Jadi, di
mana ceplukannya?” tanya Yeon penasaran. Rang pikir Yeon bisa menunggu saja
karena akan segera menemukannya.
“Kuperingatkan
kau. Jangan macam-macam.” Kata Yeon marah. Yeon menegaskan kalau Yeon sudah
menyelamatkannya di Hutan Agui.
“Inilah yang kupikirkan saat itu. "Aku harus mati untukmu suatu hari nanti. Aku akan bertaruh nyawa untukmu." Tapi tahukah kau? Saat hampir mati untukmu, aku berubah pikiran. Aku ingin hidup.” Ucap Rang
“Karena
itulah... Aku ingin kau mati, Yeon.” Kata Rang memukul kepala kakaknya. Yeon
pikir adiknya ingin berkelahi?
“Jika
kita berkelahi, aku tidak akan bisa mengalahkanmu.” Kata Ran dan Yeon pun mulai
merasakan mengantuk dan tahu itu efek dari Kopinya.
“Jika kau sedikit saja mencemaskanku seperti kau mencemaskan dia, aku tidak mungkin melakukan ini. Aku tidak mungkin bisa melakukan ini.” Ucap Rang marah. Yeon mengumpat Rang bodoh lalu jatuh tak sadarkan diri.
“Kami
menangkap Lee Yeon.” Ucap Tuan Kwon menelp Immogi, Immogi meminta menungg
sampapi tiba dan Jangan hubungi nomor ini lagi.
“Sial.
Kau pikir aku bawahanmu?” kata Tuan Kwon marah melihat sikap Immogi.
Tuan Choi
mengajak Tae Ri untuk duduk disampingnya dan mulai mengisi gelas minuman pada
semuanya lalu bersulang. Ji A menatap Tae Ri yang duduk didepanya. Tuan Choi mengaku Andai punya putra seperti Tae Ri seperti tampan dan pintar.
“Lihat
tubuhnya. Dia kekar.. Sungguh. Kau baik.” Ucap Tuan Choi. Tae Ri mengaku hampir
mengaguminya.
“Kau
sungguh tidak pernah berubah. Bukan begitu?” ucap Jae Hwan. Tae Ri tiba-tiba
pergi. Ji A melihatnya dan pikir mau menghirup udara segar.
“Tae-ri,
kau mau ke mana?” tanya Ji A melihat Tae Ri yang pergi meninggalkan restoran.
“Aku harus
menemui seseorang sebentar. Tidak akan lama.” Ucap Tae Ri Ji A menyindir Dari mana Tae Ri belajar sikap
seperti itu. Tae Ri kaget mendengarnya.
“Jangan
pergi begitu saja di tengah makan malam. Apalagi, pesta ini untukmu.” Tegas Ji
A. Tae Ri akhirnya tertunduk meminta maaf.
“Ada
banyak hal yang ingin kutanyakan kepadamu.” Ucap Ji A. Tae Ri bertanya
Contohnya
“Apa buku kesukaanmu?” tanya Ji A. Tae Ri menjawab "A Lover's Discourse".
“Karya
Roland Barthes?” ucap Ji A. Tae Ri bertanya apakah Ji A sudah membacanya
“Aku
tertipu oleh judulnya. Kukira itu panduan untuk berkencan, tapi untuk memahami
bahasa cinta yang dia bicarakan, minimal kita harus memahami sastra.” Kata Ji A
“Di situ
juga ada banyak frasa indah. "Dia memuji orang lain karena sempurna, dia
mengagungkan dirinya karena telah memilih orang lain yang sempurna
ini." Kata Tae Ri. Ji A pikir akan
memuji bom soju dan mengajak Tae Ri masuk kembali.
Rang
duduk dengan wajah sendu, Tuan Kwon yang ketakutan memastikan kalau Yeon memang
sudah tertidur denga terus menendangnya. Rang memberitahu kalau Lima menit lagi jadi meminta agar akhiri
kontraknya. Tuan Kwon memberitahu Tepatnya, jantung Lee Yeon adalah akhirnya.
“Aku menepati
janjiku dan membawakanmu Lee Yeon. Katakan bahwa kontraknya sudah berakhir.”
Ucap Rang
“Aku
sedang menunggu Imoogi.” Ucap Tuan Kwon. Rang pikir TuanKwon meremehkannya.
“Ini
membuatmu gila, bukan? Kau bahkan tidak bisa membunuh orang yang berutang padamu.”
Kata tuan Kwon
“Jaga
ucapanmu. Jika aku menyuruhmu membayar utangmu, kau harus menurutiku.” Kata
Tuan Kwon
“Kau
menjilat Imoogi yang membunuh keluargamu.” Ejek Rang. Tuan Kwon marah menyuruh
Rang agar menutup mulutnya.
“Bagaimana
rasanya saat orang tua, istri, dan anak-anakmu menjerit sampai mati? Apa Kau
menangis? Katakan... Katakan bahwa kontrak kita berakhir.” Ucap Rang
“Baiklah.
Aku akan menyelesaikan kontraknya dengan caraku sendiri.” Kaat Tuan Kwon lalu
berjalan pergi mengambil pisau dan akan membunuh Yeon.
Tapi Rang
langsung melawan dan melemparnya. Tuan Kwon kaget melihatnya sikap Rang yang
sudah gila. Rang pikr Bagaimanapun tidak
bisa melakukannya. Ia mengakui mungkin benar-benar berengsek, tapi tidak bis
mengorbankan keluarganya seperti Tuan Kwon.
“Kalau
begitu, kau akan mati.” Ucap Tuan Kwon. Rang pikir tidak akan mati.
“Rubah
akan mati jika melanggar kontrak.” Kata Tuan Kwon. Rang memberitahu kalau Rubah
bisa menyamar. Tuan Kwon melonggo melihat Rang berubah jadi Yeon dan Yeon yang tergeletak menjadi Rang.
“Aku
benci melakukannya karena itu membuatku kehilangan harga diri.” Keluh Yeon
“Kau selalu
bicara soal harga dirimu.” Balas Rang akhirnya terbangun. Yeo mengeluh kalau
Rang bilang hanya akan minum kopi
sedikit, tapi malah tertidur pulas.
“Sejak kapan?” tanya Tuan Kwon kaget. Yeon mengaku Tadi malam di rumah Tuan Kwon.
“Apa pun
yang kulakukan, aku tidak bisa melanggar kontrak.” Kata Rang putus asa.
“Kau bisa
melakukannya.” Ucap Yeon. Rang ingin tahu Bagaimana caranya. Yeon meminta agar
Bertukar tempat dengannya.
“Turuti
keinginannya dan bawa aku kepadanya.” Kata Yeon.
Akhirnya
Yeon menyamar jadi Rang mengatakan akan melakukannya. Tuan Kwon pun memberikan
botol obat tidur dan menyura agar tidur dirumahnya. Yeon pun tersenyum dicermin
karena Tuan Kwon bisa dikelabuhinya.
“Beraninya
kau... Beraninya kau melakukan ini. Bunuh Lee Yeon sekarang juga.” Teriak Tuan
Kwon. Yeon langsung menusuk pisau ke
perut Tuan Kwon dan mencekiknya.
“Berhentilah
mengusik adikku. Jika meneruskannya, kau akan benar-benar mati... Baiklah.
Pilihannya ada padamu. Kau akan membunuh Lee Rang dan mati di tanganku, atau
mengubah kontraknya?”ucap Yeon mencekik Tuan Kwon
“Tolong
aku. Bayar utangmu. Bawa aku ke tempat ceplukan.” Kata Tuan Kwon lalu berjalan
pergi. Rang pun mengikuti ke tempat ceplukan dengan Tuan Kwon yang mencoba
bertahan hidup.
Ji A
mendorong Tuan Choi masuk taksi, walaupun Tuan Choi mengeluh kalau ingin minum
untuk mabuk. Tae Ri akan menaiki taksi Ji A menahanya kalau akan mengantarnya dan sudah menelepon sopir.
Tae Ri menolaknya tapi Ji A memaksa kalau harus melakukannya dan meminta maaf
pada supir taksi.
“Produser
Nam.. Apa Kau punya pacar?”tanya Tae Ri. Ji A membenarkan. Tae Rin ingin tahu Seperti apa dia
“Dia
seperti pria dalam dongeng.”ucap Ji A Tae Ri menegaskan kalau merea harus putus. Ji A kaget mendengarnya.
“Dongeng
untuk orang dewasa biasanya berakhir dengan kejam.” Kata Tae Ri menatap Ji A.
Yeon pun
melambaikan tangan pada Tuan Kwon yang buru-buru pergi dan mengucapkanTerima
kasih. Ia tak percaya kalau Tuan Kwon menceritakan semuanya. Rang pun melihat
di jarinya sudah tak ada ikatan lagi jadi sudah berakhir.
“Kau
pandai berakting... Kau bisa menjadi aktor.” Ejek Yeon. Rang dengan senyuman
akan memikirkanya.
Saat itu
Yeon mengirimkan pesan pada Ji A kalau bisa menemukan bunga celepukan. Ji A membacanya dan terlihat merubah mimik
wajahnya, lalu berbicara pada Tae Ri agar Jangan mencoba berlagak gagah di
depannya.
“Bagiku, kau
tidak lebih dari musuh orang tuaku.” Ucap Ji A dengan mata penuh amarah. Tae Ri
tersenyum mendengarnya.
“Rupanya
kau tahu siapa aku. Apa Karena ini kau tidak melepaskanku?” ucap Tae Ri.
Flash Back
Yeon
meminta Ji Aa agar meLakukan sesuatu yang hanya bisa di lakukan. Ji A bingung
Sesuatu yang hanya bisa diakukan. Yeon meminta Selagi Ia mencari ceplukan maka
Ji A harus membuatlah Imoogi sibuk. Ji A bingung dimana Imoogi.
“Dia
mungkin di tempat yang lebih dekat denganmu melampaui dugaanmu.” Kata Yeon
“Di
tempat yang dekat denganku? Maksudmu...” kata Ji A sedikit kaget.
“Kau
sangat tidak berdaya mengingat kau tahu siapa aku.”ucap Immogi mengejek
“Lee Yeon
memberitahuku bahwa kau tidak bisa membunuhku.” Kata Ji A berani menatap Immogi
“Benar...
Karena aku menyukaimu.” Ucap Immogi lalu mencium tangan Ji A dan pergi. Ji A
terlihat sedikit gemetar dan akhirnya berlari pulang.
Ji A
melihat Yeon yang sudah menunggunya. Yeon pun tersenyum melihat Ji A lalu
membentangkan tanganya. Ji A pun berlari kearah Yeon lalu memeluknya. Yeon pun menyuruh
Ji A masuk rumah. Kedua orang tua Ji A sedang melihat foto diatas meja. Ji A
menangis melihat orang tuanya kembali dan langsung memeluknya dengan erat.
Bersambung ke episode 12
Cek My Wattpad... First Love
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar