PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 06 November 2020

Sinopsis Tale of the Nine Tailed Episode 10 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Jae Hwan berjalan dengan mengendong A Eum yang masih kecil, bertanya mereka  mau ke mana. Sae Rom memberitahu kalau mereka akan pergi jauh dari istana. A eum bertanya Apa hanya kalian berdua yang ikut denganya. Seo Rom meminta maaf pada A Eum

“Kami berdua akan melindungimu sampai akhir.” Ucap Sae Rom. 


Akhirnya mereka tinggal dirumah yang jauh dari istana. A Eum lalu meminta agar Mulai sekarang, siapkan satu meja saja. Sae Rom bingung karena itu tak mungkin. A Eum pikir mereka sudah tidak di istana dan tidak ada yang melihat.

“Siapa yang peduli hukum? Mari makan bersama.” Kata Ae Eum. Sae Rom menolaknya.

“Jika tidak, aku tidak akan makan.” Kata A Eum marah.  Jae Hwan mengejarnya bertanya mau kemana.

“Aku ingin menghirup udara segar. Jangan mengikutiku.” Kata A Eum. Jae Hwan memperingati agar Jangan mendekati hutan utara. A Eum ingin tahu alasanya.

“Konon, rubah berusia 1.000 tahun tinggal di sana.” Ucap Jae Hwan. A Eum seperti tertarik mendengar ada rubah. 

Saat makan, A Eum pun duduk dengan dua pelayanya. Keduanya seperti keluarga dan memberikan potongan ikan lalu saling menyuapi satu sama lain. A Eum terlihat bahagia dengan dua pelayanya.

Akhirnya mereka bermain bersama, Jae Hwan tiba-tiba datang memberkan buket bunga pada A Eum dan juga Sae Rom. A Eum pun dewasa masih bermain dengan dua pelayanya. 


Sae Rom tak percaya kalau Ini masa lalu, dan Ini mimpi atau kenyataan, lalu berpikir kalau sedang kerasukan. Jae Hwan memukul wajahnya berpikri Ini bukan kacamata VR atau semacamnya. Sae Rom pikir kalau ini sulit dipercaya.

“Jika kita benar-benar punya masa lalu, kukira aku akan menjadi tuan putri. Kenapa malah kau?” kata Sae Rom

“Itu lebih baik daripada menjadi kasim. Benar juga. Anak kecil yang memanggilku kasim waktu itu. Ini kacamata yang sama. Tidak masuk akal. Kita pasti kerasukan setelah lama mengerjakan acara legenda perkotaan.”Ucap Jae Hwan.

“Beri tahu kami. Aku yakin bukan karena kau ingin kami terkejut. Apa alasan sebenarnya kau menunjukkan ini kepada kami?” kata Sae Rom 


“Orang yang mengincarku lebih dekat daripada dugaanku. Dia mungkin seseorang yang kita kenal.  Sama seperti kalian melindungiku di masa lalu, aku ingin melindungi kalian.” Ucap Ji A

“Bagaimana dengan pacarmu? Siapa dia?” tanya Sae Rom. Ji A memanggil agar masuk.

“Hai, kalian pernah bertemu Gumiho? Apa? Kalian tidak percaya?” ucap Yeon tiba-tiba masuk. Sae Rom dan Jae Hwan hanya bisa melonggo mendengarnya. 



Yeon mengemudikan mobilnya berkomentar kalau  tidak menyangka mereka akan sangat terkejut. Ji A pikir Sudah menduga ini tidak akan mudah dan Bisa dimengerti jika mereka tidak percaya. Yeon pikir Ji A bisa memberi tahu jika ingin  menghapus ingatan mereka.

“Kau sudah bertemu adikmu?” tanya Ji A. Yeon menjawab Belum karena Imoogi mendahuluinya. Ji A menganguk mengerti.

“Karena dia mengawasi kita melalui Eoduksini, dia pasti tahu bahwa Lee Rang akan menjadi bom waktu begitu terpengaruh.”ucap Yeon

“ Kita hampir menemukan petunjuk.” Keluh Ji A. Yeon meminta Ji A agar Jangan kecewa.

“Aku sudah menduganya dan menyiapkan rencana cadangan.” Kata Yeon. 


Rang akhirnya pulang, Yoo Ri bertanya Dari mana saja. Rang mengeluh kaalu  ingin menyendiri. Yoo Ri melihat tubuh Rang bertanya apakah makan ceplukan. Rang memohon pada Yoo Ri agarJangan ganggunya. Yoo Ri meminta agar Rang melihat barang diatas meja.

“Lee Yeon mengantarkannya.” Kata Yoo Ri. Rang terdiam melihat bunga azalea diatas meja.

Ia pun duduk sambil menangis karena Yeon memberikan bunga yang disukainya bahkan mau menyelamatkanya, tapi ia sangat jahat pada Yeon . 

Di sebuah tempat ditemukan kerangka mayat dan Detektif Baek datang melihatnya. 


Shin Joo melihat rumah CEO TV, seperti tak percaya lalu mengingat saat sengaja mengikuti Rang dari kejauhan dan tahu kalau itu tempat Immogi.

Sementara Tuan Choi menaiki taksi kaget melihat seseorang yang menelpnya. CEO TV menelpnya, Tuan Choi bertanya Ada apa selarut ini. CEO TV mengaku punya permintaan pribadi. Tuan Choi bingung Permintaan pribadi dan meminta agar mengatakan saja.

“Baiklah. Dia akan mendatangimu besok.” Ucap Tuan Choi bahagia dan CEO TV mengucapkanTerima kasih dan Tidur yang nyenyak.


Ji A tertidur lelap dengan Yeon yang mengelus kepalanya, lalu keluar dari kamar. Shin Joo bertanya Di mana Nona Nam, apa Dia tidak mau ayam? Yeon pikir Ji A pasti lelah jadi tertidur. Shin Joo bertanya apakah Dia menginap di sini untuk sementara

“Tempat ini lebih aman sebagai markas. Jadi Kau melihatnya?” tanya Yeon

“Aku tidak melihat Imoogi, tapi aku melihat pria paruh bayayang membawa Lee Rang.Kurasa dia yang bertato di dahinya.” Ucap Shin Joo

“Kita menemukan tempatnya. Sudah cukup. Berhati-hatilah.” Kata Yeon. Shin Joo menganguk mengerti lalu memberikan paha ayam untuk Yeon. “Kenapa kau selalu memberiku paha ayam?” keluh Yeon. Shin Joo mengatakan kalau Karena itu paha ayam lalu mereka pun mulai makan.

“Kinerjamu bagus, baik kali ini dan soal Eoduksini.” Ucap Yeon. Shin Joo mengaku tidak bisa melakukannya tanpa orang di Sungai Styx.

“Masalah soal Nenek, dia tidak pernah memberikan informasi secara gratis. Apa yang dia ambil darimu? Apa kesepakatan kalian?” tanya Yeon.

“Aku akan menjadi budak mereka.” Akui Shin Joo. Yeon kaget mendengarnya.

“Aku akan menjadi pendayung Sungai Styx, mengantar orang mati ke Neraka. Masyarakat menua, jadi, mereka kekurangan orang.” Jelas Shin Joo 



“Kau mabuk laut.” Ucap Yeon. Shn Joo memberitahu kalau akan mulai bekerja setelah ia mati.

“Aku ragu rubah mati akan mabuk laut.” Kata Shin Joo. Yeon memberitahu kalau Mereka tetap mabuk laut.

“Tidak boleh begini. Akan kupastikan kau bekerja di kantor. Aku akan memberi atasan sogokan besar.” Kata Yeon

“Aku percaya padamu. Tapi aku tidak akan mati dalam waktu dekat.” Ucap Shin Joo

“Sebelum mati, selesaikan urusan dengan pencuri kalung itu.” Kata Yeon. Shin Joo memberitahu kalau Namanya Yoo-ri. Nama itu indah.

“Kau bertemu dengannya?” tanya Shin Joo. Yeon membenarkan kalau Yoo Ri lebih baik daripada dugaannya. 


CEO TV keluar dari kamarnya. Yeon sudah berbaring di sofa menayap CEO TV  yang bangun siang. CEO TV kaget melihat Yeon yang ada dirumahnya. Yeon mengejek CEO TV yang sangat terkejut. CEO TV berjalan mundur ketakutan.  Yeon pikir CEO TV tahu siapa saja dirinya. 


Ji A sedang ada di pantry, Sae Rom datang mengelh sakit, Ji A akhirnya membuatkan kopi untuk temanya.  Mereka pun berandai hidup ini mudah dan manis seperti kopi ini dan Sae Rom pun ingin membahas kemarin tapi Tuan Choi  masuk ruangan.

“Astaga, aku mencari kalian ke mana-mana... Istirahat sudah usai. Kembali ke kantor... Sekarang! Cepatlah.” Kata Tuan Choi

Mereka pun bergegas masuk ruangan sambil mengeluh Ada apa ribut-ribut. Tuan Choi memberitahu agar memperkenalkan rekan baru yang bergabung dengan tim sebagai pemagang. Immogi datang menyapa mereka Senang bertemu dengan mereka.




“Bagaimana kau bisa masuk?” tanya CEO TV panik.  Yeon  menjawab kalau ini rahasia.

“Aku tidak bisa menemukannya. Di mana?” kata Yeon. CEO TV mengaku tak tahu.

“Aku bahkan belum mengatakan apa yang kucari. Awalnya semua orang bilang begitu.” Ucap Yeon. CEO TV ketakutan mengaku bener-benar tak tahu.

“Kau belum dengar soal aku? Semua orang yang menemuiku akhirnya menceritakan semua rahasia mereka.” Ucap Yeon. CEO TV tak percaya mendengarnya.

“Lihat ke luar... Astaga. Cuacanya sempurna untuk penyiksaan, bukan?” kata Yeon mengancam. 


Immogi mengaku  bernama Tae-ri. Jae Hwan menjawab Seperti di Terrius, tokoh kartun. Tuan Choi pikir jadi Mudah mengingatnya dan Tae Ri bilang usiamu 22 tahun. Ia memberitahu kalau Tae Ri kuliah di kampus bergengsi di Amerika.

“Siapa yang kau kenal di perusahaan?” tanya Ji A sinis. Tuan Choi melonggo kaget mendengarnya.

“Semua pemagang di sini direkrut lewat koneksi. Mengingat semua keributan yang dibuat Pak Choi, kau pasti kenalan salah satu atasan.” Ucap Ji A. Tuan Choi menghentikanya.

“Dia bisa cukup agresif... Hati-hati. Dia menjadi lebih agresif saat lapar.” Ejek Tuan Choi tentang Ji A.

“Waliku, yang bukan ayahku, adalah orang penting. Di industri yang sama.” Kata Ji A.

“Dia di industri media?” tanya Sae Rom langsung bersemangat. Tae Ri membenarkan. 

“Aku suka kejujuranmu... Aku Nam Ji-ah.” Kata Ji A dan akhirnya mengulurkan tanganya. Tae Ri pun senang bisa berjabat tangan.

“Ini bagus.. Bukankah suasananya ramah? Bersikap baiklah kepadanya. Sekarang, kirim materi yang kubicarakan tadi.” Kata Tuan Choi

“Omong-omong, apa kita pernah bertemu?” tanya Ji A. Tae Ri berpura-pura tak mengenalnya. Mereka pun kembali ke meja masing-masing.

“Kenapa aku tidak mendengar apa pun?” gumam Tae Ri tak bisa mendenga suara hati Ji A.

“Dia pemagang, tapi akan lebih seperti ada bos lain.” Gumam Jae Hwan. Sae Rom pun bergumam ini  Luar biasa karena Wajah Tae Ri yang sempurna.</i>

“Jika mendapatkan hati Direktur kali ini, aku akan menjadi presdir termuda di stasiun ini.” Gumam Tuan Choi. Tae Ri bisa mendengar semuanya kecuali Ji A 




Nenek Yeon bisa merasakan kalau Dia akhirnya mulai bergerak, lalu bertanya-tanya Benarkah pengorbanannya adalah satu-satunya cara untuk mencegah kekacauan itu. Di papan terlihat [Periode Hukuman Intensif untuk Mati Secara Ilegal]

Tuan Hyun masuk membawa buket bunga dan mulai berlatih, bicara pada istrinya.

“Sayang... Kau tahu ini hari jadi pernikahan kita. Kau lupa lagi? Apa kau mencintaiku?” ucap Tuan Hyun. Nenek Yeon tiba-tiba membuka pintu.

“Astaga, kau mengagetkanku!” ucap Tuan Hyun langsung menyembunyikan buket bunganya.

“Kau tahu ini pukul berapa? Kenapa tidak jawab teleponku? Di mana kau memakai kartu kreditku?” ucap nenek Yeon marah

“Ini sebabnya ada pepatah berbunyi, orang tidak pernah berubah.” Gumam Tuan Hyun.

“Sayang, tebak apa yang kubeli. Sebelum itu, tebak apa yang ada di belakangku.” Kata Tuan Hyun ingin bersikap romantis.

“Entahlah.” Kata Nenek Yeon dan langsung memukulnya. Tuan Hyun mengeluh kesakitan dan terlihat buket bunga dibelakanganya.

“Sudah kubilang jangan tinggalkan tempat kerja.” Keluh Nenek Yeon mengacak-acak rambut suaminya. 

“Tunggu, aku membayar mahal untuk rambut ini.” Ucap Tuan Hyun. Nenek Yeon merasa rambut bodoh itu.

“Kau pikir Neraka adalah kelab malam? Menyedihkan sekali.” ucap Nenek yeon lalu berjalan pergi. Tuan Hyun hanya bisa menghela nafas melihatnya. 



Tuan Hyun mengingat pembicaraan dengan Yeon di depan gedung yang ingin meminta bantuannya.

Flash Back

“Mulai sekarang, aku akan melakukan apa pun untuk menyelamatkan diriku dan dia.” Ucap Yeon.

“Kau ingin aku melakukan apa?” kata Tuan Hyun. Yeon meminta tolong agar bisa buat Nenek membuka hatinya.

“Hati wanita tua itu?” kata Tuan Hyun bingung. Yeon yakin kalau Nenek pasti tahu cara membunuh Imoogi.

“Dia sangat khawatir saat Imoogi bangun. Andai tahu, dia pasti melakukannya.” Kata Tuan Hyun. Yeon yakin Itu mungkin melanggar tabu.


Sae Rom terus menatap Ji A lalu melirik pada Jae Hwan, Ji A bisa merasakan bertanya Ada sesuatu di belakang kepalanya. Keduanya langsung menjawab tidak ada. Ji A menyuruh keduanya mengatakan saja. Sae Rom memberanikan diri mengatakanya.

“Apa kau manusia? Bagaimana kau bisa begitu tenang setelah melihat itu?” ucap Sae Rom

“Apa yang dia lihat?”tanya Tuan Choi. Jae Hwan mengaku bukan apa-apa. Tuan Choi merasa kalau Jae Hwan sedang menantangnya.  Jae Hwan mengaku Sungguh bukan apa-apa.

“Jika bukan apa-apa, kau bisa memberitahuku. Ada apa?” kata Tuan Choi. Saat itu Tae Ri seperti sengaja mengubah topiknya.

“Apa Sudah lihat berita terbaru ini?” ucap Tae Ri memperlihatkan tabnya.  Mereka bingung kalau melihat Berita terbaru, Mayat Mumi Ditemukan di Lokasi Bangunan

“Beberapa jasad mumi ditemukan di lokasi bangunan.” Kata Tae Ri. Sae Rom bingung Mumi, Bukan di Mesir, tapi di Korea. Tuan Choi pun meminta memberikan tab padanya. Tae Ri melihat Ji A seperti sengaja memancingnya.

“Hei. Ini tampak seru... Hei, Pyo Jae-hwan, pergilah.” Kata Tuan Choi. Jae Hwa memberitahu ada wawancara satu jam lagi.

“Ambil kamera. Aku akan pergi.” kata Ji Ah. Jae Hwan pun tak bisa menolaknya. Tae Ri akhirnya meminta izin agar bisa ikut. 



Tae Ri akhirnya duduk disamping Ji A. Ji A memperingatakan Tae Ri kalau Ini bukan karyawisata, tapi insiden sungguhan dan menurutnya Itu hanya beberapa kalimat di CV Tae Ri  tapi hidup bagi mereka.

“Jika kau menghalangi...” ucap Ji A dan Tae Ri menjawab kala bisa Pecat saja lalu memberitahu kalau akan memeriksa kamera dahulu.

“Dari mana kau belajar pakai kamera?” tanya Ji A. Tae Ri mengaku  belajar sendiri.

“Aku tidak yakin apa aku cukup andal untuk berguna.”kata Tae Ri. Ji A memastikan Tae Ri bisa merekam video dengan itu,  Tae Ri menganguk.

“Bahkan mayat?” kata Ji A. Tae Ri bertanya apakah  harus merekam mayat. Ji A membenarkan. Tae Ri mengaku tidak yakin.

“Kenapa?” ucap Ji A. Tae Ri menjawab kalau merasa orang mati tidak akan menerima ini. Ji A tak mengerti maksudnya.

“Apa pun alasannya, jika kematianku harus diperlihatkan dengan kamera sembarang orang, maka aku akan sangat sedih.” Ucap Tae Ri

“Kau boleh memakai kamera itu. Kurasa mereka yang hanya fokus pada rasa penasaran di depan orang mati tidak boleh memakai kamera.” Ucap Ji A

“Apa itu berarti aku lulus?” tanya Tae Ri. Ji A menjawab kalau  Tae Ri lulus. Tae Ri langsung tersenyum mendengarnya.

“Kenapa kau tersenyum?” ucap Ji A. Tae Ri mengaku karena menyukai. Ji A bertanya suka apa. Tae Ri mengaku suka dengan Ji A. Ji A tak menanggapinya. Tae Ri seperti berusaha mendekati Ji A. 




Shin Joo melihat selembaran ditangannya [Kucing Hilang, Bomi,Russian Blue, betina, usia tiga tahun] lalu menelp pemilik kucing agar bisa periksa belakang toilet di taman tepi sungai. Si pemilik bingung Shin Joo yang tahu dari mana.

“Aku tahu dari kucing liar di sekitar sini. Dia pasti di sana. Kau bisa mentransfer uang kompensasinya, 200.000 won, ke bankku...” ucap Shin Joo tapi telpnya sudah ditutup. Tiba-tiba anjingnya keluar dari tempat berbaring.  Yoo Ri tiba-tiba datang

“Kenapa kau kemari, Yoo-ri?” kata Shin Joo kaget. Yoo Ri membawa tas mengaku ingin minum, tapi semua bar sudah tutup. Shin Joo bingung Yoo Ri yang ingin minum.

“Jika kau tidak mau, lupakan saja.” Kata Yoo Ri.  Shin Joo bingun lau melihat anjingnya yang ada disamping Yoo Ri.

“Anastasia sudah menunggumu.” Kata Shin Joo bahagia. Yoo Ri mengeluh agar Jangan bersikap seolah dekat. Shin Joo tak bisa menahan tawanya.

“Kenapa kau tertawa?” ucap Yoo Ri. Shin Joo memberitahu kalau anjingnya bilang juga ingin dendeng di kantong itu.

“Kau hebat.” Ucap Yoo Ri tak percaya. Shin Joo berjanji pada anjing akalu akan memberimu dendeng untuk anjing.



Tuan Hyun melihat Yeon yang datang dan langsung menyapanya, tapi Yeon tak peduli berjalan begitu saja. Ia merasa kalau Yeon tampak sangat murung. Yeon melihat sekeliling ruangan, dan melihat Informasi Pribadi, tentang Lee Rang

“Lihat siapa yang datang.” Sapa Nenek Yeon. Yeon mengaku datang untuk menanyakan sesuatu.

“Aku ingin menanyakan sesuatu. Kau menganggapku apa?” kata Nenek Yeon. Yeon pikir Sudah jelas. Nenek Yeon meminta agar menjawabnya.

“Pemilik Sungai Styx yang menguasai perbatasan dunia dan Neraka. Dengan penerawanganmu, kau bisa...” ucap Yeon

“Jawabanmu salah. Di masa lalu, saat diberi pertanyaan yang sama di tempat yang sama, kau mengatakan ini. "Semoga kau terkena reumatik." Tunjukkan dirimu.” Kata nenek Yeon marah. 



Yeon terlihat kesal dan akhirnya mengubah dirinya menjadi Rang.  Nenek Yeon merasa kalau Rang pikir bisa membodohinya dengan trik payah itu . Rang pikir Itu patut dicoba. Nenek Yeon poikir Sepertinya Rang  hanya belajar hal-hal buruk dari kakaknya.

“Lee Yeon tidak berubah. Dia benci karena menurutnya itu hina.” Ucap Rang

“Wajahmu sebelum dan setelah berubah tetap tampak bodoh. Tapi aku penasaran. Kenapa rubah penuh dosa ini masuk ke tempat yang dia bisa saja mati? Apa Kau ingin aku mengirimmu ke Neraka?” ucap Nenek.

“Tolong maklumi aku hari ini. Lagi pula, aku sudah memesan tempat.” Kata Rang. Nenek Yeon berteriak marah.

“Apa Neraka adalah restoran bintang Michelin yang kau bisa datang dan pergi semaumu?” teriak Nenek Yeon


“Aku tidak takut Neraka.”kata Rang. Nenek Yeon sudah tahu itu.  Karena jika bekerja sama dengan kakakya. Rang hanya terdiam.

“Kenapa? Bukankah sudah lama kau menginginkannya? Kau ingin membunuh kakakmu sendiri.” Kata Nenek Yeon

“Sesuai dugaan, Nenek tahu segalanya. Karena keadaan menjadi seperti ini,

aku akan jujur padamu. Aku ingin melanggar kontrak.” Kata Rang menceritaan kejadianya. 


Flash Back

CEO TV menyelamatkan dirinya, Rang pun bertanya Apa alasan menyelamatkannya. CEO Meminta agar mebalas saja kebaikannya kelak. Ia pun meminta agar memberikan Lee Yeon dan waktunya dua hari karnea butuh tubuhnya.

“Dahulu, dewa memberimu lebih banyak bakat daripada manusia, tapi memberimu batasan tidak bisa membebaskan diri. Karena rasa takut pada rubah sombong sepertimu yang menginjak dan membunuh manusia.” komentar Nenek Yeon

“Tidak masalah apa pun kritikmu, asalkan ada cara.” Ucap Rang. Nenek Yeon memberitahu  Memang ada cara.


“Apa itu?” kata Rang. Nenek Yeon menyuruh Rang agar mati saja.  Rang terdiam mendengarnya.

“Kecuali kau mati, rubah tidak bisa lepas dari kontrak mereka. Jangan coba-coba melanggar kontrak. Cobalah menyelesaikan semuanya.” Kata Tuan Hyun . Rang tersadar dari lamunanya.

“Ingat ini... Semua kontrak setara.” Ucap Tuan Hyun . 


Shin Joo dan Yoo Ri minum bersama. Yoo Ri mengaku takut Lee Rang akan mati karena tidak punya teman atau keluarga dan ia tidak punya apa-apa. Shin Joo mengeluh mendengarnya memberitahu Yoo Ri itu punya Anastasia dan juga dirinya.

“Jika bukan karena Lee Rang, aku pasti pingsan dan mati di kebun binatang ilegal itu. Aku tidak bisa tidur saat siang karena anak-anak mengetuk kaca dan aku tidak bisa tidur saat malam karena gatal akibat kutu. Buluku terus rontok dan makanannya tidak enak. Penjaga kebun binatang akan memukuliku.” Cerita Yoo Ri

“Apa? Di mana tempat itu? Aku harus mengeringkan penjaga kebun binatang itu! Bagaimana dia bisa memukulmu?” kata Shin Joo marah

“Kau mabuk?” kata Yoo Ri. Shin Joo terunduk meminta maaf. Yoo Ri bingung kenapa harus minta maaf

“Aku lebih suka sisi dirimu yang itu.” Kata Yoo Ri. Shin Joo tak percaya mendengarnya lalu menceritakan

“Julukanku dahulu adalah Gwangho. Artinya Rubah Gila.” Ucap Shin Joo. Yoo Ri tak percaya mendengarnya.

“Aku kehilangan semua saudaraku sekaligus karena perangkap oleh manusia dan aku benar-benar sudah gila.” Kata Shin Joo. Yoo Ri meminta agar Lebih spesifik.


“Aku merasuki semua orang yang kutemui, entah dia pemburu, penebang kayu, atau pedagang garam. Banyak orang mati karena sangat ketakutan.” Aku Shin Joo. Yoo Ri pikir Shin Joo lebih buruk daripada dirinya.

“Aku kabur dari roh gunungku yang mengancam akan membunuhku dan berakhir di hutan Lee Yeon. Roh gunungku berteriak selantang petir untuk mengembalikanku, tapi Lee Yeon mengatakan satu hal.” Kata Shin Joo/

Flash Back

“Kenapa kau berteriak... Tidak. Semua yang memasuki hutanku adalah milikku.” Ucap Yeon dan Shin Joo berdiri dibelakang Yeon seperti ketakutan.

“Pada saat itu, aku memutuskan. Aku milik Lee Yeon. Itu sebabnya aku belajar kedokteran dan...” kata Shin Joo

“Mau tidur denganku?” ucap Yoo Ri. Shin Joo kaget. Yoo Ri menegaskan kalau Shin Joo akan tidur dengannya. 

“Aku sangat suka masa lalumu yang compang-camping. Ada berbagai langkah untuk mengatakan bahwa kau menyukai sesuatu. Contohnya, kau bisa mengajakku berpacaran. Atau bisa dibilang ini hari pertama hubungan kita. Mari lewati perkenalan itu.” Kata Yoo Ri.  Akhirnya terjadi kegaduhan di Rumah Sakit Hewan Shin Joo. 



Ji A melihat mayat dan mengaku belum pernah melihat mayat aneh seperti ini. Detektif mengaku tidak bisa tidur karena bermimpi buruk semalaman. Ji A ingin memastikan kalau memang mumi. Detektif menyuruh agar melihat sendiri.

“Hei. Jangan rekam ini.” Ucap Detektif saat melihat Tae Ri yang akan merekamnya.

“Kau bilang tidak bisa identifikasi karena sidik jarinya kering. Jika ingin mendapatkan petunjuk, kami juga butuh detail tertentu. Apa Aku pernah merilis sesuatu tanpa izin polisi? Bahkan dalam kasus orang hilang di pulau...” kata Ji A. Detektif akhirnya mengerti.

“Apa semua darahnya sudah tersedot?”tanya Ji A mulai mencatat. Detektif menjawab  Kondisinya mirip pohon tua yang disedot getahnya, Tidak ada luka yang terlihat.

“Dia ditemukan di lokasi bangunan, bukan?” ucap Ji A. Detektif memberitahu Pekerja menemukannya, tapi tidak ada jejak mereka berusaha menguburkannya.

“Mereka tidak coba menyembunyikannya, tapi menunjukkannya?”kata Ji A

“Jika bukan pembunuhan, tapi kematian wajar? Dia bisa saja mati dan mengering sendiri di tempat yang pembangunannya ditangguhkan.” Ucap Detektif

“Ada penggalian mumi alami di Provinsi Gyeonggi pada tahun 2002.” Kata Tae Ri. Ji A mengingat kalau itu Wanita dari Papyeong Yoons.




“Wanita dari Papyeong Yoons dikubur di bawah granit tebal yang mirip dengan beton. Itu menghalangi oksigen hingga terbentuk ruang hampa di peti mati dan mencegah pembusukan mayat.” Kata Tae Ri

“Tidak mungkin di lokasi bangunan yang dia terpapar suhu normal.” Ucap Ji A.

“Berarti seseorang sengaja membuat mumi?” kata Detektif. Ji A melihat mayat dan melihat kuku palsu yang hilang.

“Apa yang kau lihat?” ucap Detektif. Ji A merasapernah melihat ini kukunya dan langsung pamit pergi. Detektif Baek bingung Ji A yang tiba-tiba pergi.

“Berikan sisa bahannya kepadanya.” Kata Ji A. Detektif Baek memanggilnya. Tapi Ji A sudah berlari dan masuk ke dalam ruangan mengambil kuku yang ditemukan di rumah CEO TV.


 Ji A pun bertemu dengan CEO TV diruangan, merasa  tahu pemilik kuku ini. CEO TV pikir Ji A juga melihatnya karena Yang tersisa hanya kulitnya dan menurutnya itu luar biasa. Ji A merasa ada yang aneh lalu bertanya siapa CEO TV itu.

“Aku terlihat seperti apa bagimu?”ucap CEO Dan memperlihatak tulisan di dahinya. Ji A melihat di cermin tertulis “Seo Gyeong”

“Pengkhianat Seo Gyeong.” Kata Ji A mengingat datang yang dicari da tato wajah samar di dahinya.

“Seo untuk barat dan Gyeong untuk Seoul.” Ucap CEO TV. Ji A pun marah karena Ia yang membawa ibu dan ayahnya.  CEO TV memberikan  pada Ji A

“Ini anyelir yang kubuat.” Kata Ji A. CEO TV menyuruh agar melihat bagian belakangnya.

Ji A kaget melihat tulisan “Ji-ah, kenapa kau tidak menyelamatkan kami?” Ia pun tak percaya kalau Mereka masih hidup dan ingin tahu keberadanya. CEO meminta Ji A agar membawakan roh gunung jad akan mengembalikan orang tuanya. 



Tae Ri berjalan pulang dan meraskan ada yang mengikutinya diseberang jalan, tapi saat akan menyeberang jalan tak melihatnya. Yeon ternyat sudah ada dibelakanganya dan langsung mendorongnya sampai berpindah ke sebuah dinding gedung.


“Aku sudah menyuruhmu untuk menungguku.’ UcapYeon marah dan Ji A masih tak percaya melihat tulisan “Ji-ah, kenapa kau tidak menyelamatkan kami?” Mereka pun pindah diatas gedung.



“Kau belum berubah sedikit pun. Kau sangat arogan.Apa Kau pikir semua orang ada di bawahmu?”ejek Imoogi

“Aku tahu setidaknya kau di bawahku. Aku tidak sabar menginjakmu.” Kata Yeon

“Adikmu, wanitamu, dan orang tuanya. Nyawa mereka ada di tanganku. Kau punya apa? Biar kuberi saran yang logis. Serahkan tubuhmu kepadaku, maka yang lainnya akan hidup.” Kata Imoogi, Yeon pun terdiam mendengarnya.

Bersambung ke episode 11


Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar