PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Nenek
Yeon sudah menuliskan di komputernya [Daftar. Nama, Nam Ji-ah. Lahir, 3 Maret
1991. Mati, Hari Ini] Ia sangat yakin menentukan kalau Ji A akan mati Hari ini.
[Episode 14, Jalan Buntu]
Ji A
akhirnya tersadar melihat Yeon, lalu meminta maaf. Ia mengaku Saat menuju ke
ruangan ini, tubuhny mulai bertindak sendiri. Yeon memberitahu kalau Ji A
menahannya dengan baik. Ji A mengaku masih bisa merasakannya.
“ Mari
kita akhiri pertarungan membosankan ini. Untuk selamanya.” Kata Yeon memegan
tangan Ji A.
Immogi
terlihat sangat marah, berjalan di trotoar dan setiap orang yang terkena
sisiknya langsung jatuh tak sadarkan diri. Di dalam mobil, Yoo Ri melonggo tak
percaya melihatnya. Immogi masuk mobil mengajak mereka segera pergi.
“Kenapa? Kenapa kau melakukan ini? Apa Kau suka
membuat dunia menjadi kacau? Itukah alasannya?” tanya Yoo Ri
“Tidak...
Sejujurnya, aku suka membaca buku.” Ucap Immogi. Yoo Ri ingin tahu alasan
Immogi melakukan ini
“Aku
ingin Lee Yeon mati.” Kata Immogi. Yoo Ri bertanya apakah Immogi pikir Lee Yeon
mudah mati
“Itulah alasannya. Dia tidak lelah dan terus mengejarku. Dia terus berusaha mengubah takdirnya. Tidak ada yang bisa dia ubah. Dia dan aku sudah melewati batas.” Ucap Immogi.
Yeon
akhirnya membawa Ji A keluar dari ruangan. Rang melihat kakaknya langsung
memastikan keadaanya apakah terluka. Yeon mengaku tidak. Rang tak percaya dan mengajak mereka terluka
sekarang sambil mengeluh Yeon yang berani berbohong.
“Ini
satu-satunya cara.” Kata Shin Joo. Rang menyuruh agar Shin Joo menutup mulutnya
saja.
“Sudah jelas
saat dia mengumpulkan kita untuk rapat strategi.” Kata Shin Joo. Rang mengeluh meminta Shin Joo Berhentilah
berlagak tahu.
“Dia
tidak mungkin membahas pencarian pedang Uiryeong yang asli. Dia kasar dan akan
membunuh seseorang lebih dahulu.” Kata Shin Joo. Yeon kesal mendengarnya.
“Jadi,
kau sudah mendapatkan jawaban yang kau inginkan?” tanya Rang. Yeon mengaku
kurang lebih seperti itu
“Apa
jawabannya?” tanya Rang. Yeon menjawab kunci. Rang tak mengerti kunci apa.
“Kunci
yang dia perlukanuntuk pindah ke tubuh lain.” Kata Yeon memberikan sebuah sisik
milik Immogi.
“Jadi, bisakah kita mengeluarkannya dari tubuh Produser Nam?” tanya Shin Joo. Yeon menjawab Itu tidak cukup. Shin Joo kaget mendengarnya.
“Aku akan
menguburnya selamanya agar tidak akan pernah bisa kembali.” ucap Yeon.
“Berhenti..
Apa Kau tidak mendengarku?!! Begitu membuka pintu itu dan pergi, kau akan
kehilangan semuanya. Akan kupastikan itu!” teriak Nenek Yeon. Tuan Hyun
membalikan badanya.
“Apa yang
kumiliki?” tanya Tuan Hyun. Nenek Yeon menjawab Pemilik Sungai Styx, status
yang menjadi dewa, dan kehidupan abadi.
“Kuberikan
semua itu padamu!” teriak Nenek Yeon. Tuan Hyun mengaku Bukan itu yang
diinginkan, Melainkan Istri dan putranya.
“Sayang...
Hidup bersamamu selamanya adalah hukuman terbesarku.”ucap Tuan Hyun lalu
melangkah pergi.
“Berhenti...
Kubilang berhenti!” teriak Nenek Yeon, tapi Tuan Hyun tetap pergi meninggalkan
istrinya.
Di
ruangan ["Looking For Urban
Legends"] Tuan Choi datang dengan tubuh yang lemah. Sae Ron dan Jae Hwan
datang melihat Tuan Choi bartanya Apa terjadi sesuatu dan apakah baik-baik
saja. Tuan Choi terlihat memiliki bintik merah dibagian lehernya.
“Pak Choi
bilang apa?” tanya Ji A menelp Jae Hwan. Jae Hwan memberitahu kalau Tuan Choibilang
seorang polisi meninggal.
“Apa penyebabnya?” tanya Ji A. Jae Hwan menjawab Penyebab kematiannya serangan jantung, tapi saat melakukan RJP, tubuhnya dipenuhi bercak aneh.
“Dia juga memuntahkan sejenis telur.” Ucap Jae Hwan. Ji A kaget mendengar Telur. Semua yang ada direstoran terdiam.
“Apa Mereka
masih bersama Pak Choi?” tanya Yeon. Ji A pun ingin tahu keberadaan keduanya.
Tuan Choi
sedang berdiri didepan Sae Ron sambil mengeluhKesialan macam apa ini di usianya
ini, karena melihat seseorang mati tepat di depan matanya da melihatnya
sendiri. Ji A bisa mendengar suara Tuan Choi dan langsung meminta agar cepat
menjauh darinya.
“Pak Choi
pergi ke kantor polisi?” tanya Nyonya Bok. Ji A membenarkan kalau Tuan Chi
melakukan RPJ pada orang yang meninggal.
“Tidak
ada yang terjadi, bukan?” kata Nyonya Bok
khawatir. Ji A mengaku belum tahu.
Rang melihat ponselnya dan meminta agar mereka melihatnay.
Ji A
melihat berita [Mayat Dipenuhi Bercak, Kematian Misterius di Tengah Kota] Ia
membaca Jumlah kematian meningkat sangat pesat. Yeon pun tahu kalau itu ulang
Immogi, lalu bergegas pergi dan akan
segera kembali. JiA bertanya kemana Yeon akan pergi.
“Pulanglah
lebih dahulu. Jangan pergi sendirian dan ikutlah dengan mereka.” Ucap Yeon pada
Ji A.
Ji A terlihat gugup melihat Yeon yang pergi. Yeon mengemudikan mobilnya dan Tuan Hyun sudah berharap agar Yeon harus bergegas karena Nenek merekayasa Daftar Ji-ah.]
“Ada
apa?” tanya Ji A pada Shin Joo. Shin Joo memberitahu Semua berjalan sesuai
peringatannya.
“Peringatan
apa?” tanya Ji A. Shin Joo mengatakan Dia bilang wabah akan menyebar dan semua
orang yang dipedulikan akan dibunuh.
“Tunggu.
Ibu dan ayahku.” Kata Ji A akan pergi. Shin Joo menahanya dan berjanji akan
memeriksanya.
“Kau Pulanglah
seperti kata Lee Yeon.” Ucap Shin Joo. Ji A tetap khawatir dan akan pergi.
“Jangan
khawatir... Lee Rang, tolong antar dia.” Ucap Shin Joo akhirnya pergi lebih
dulu meninggalkan Rang dan Ji A.
“Katakan, "Tolong antar aku pulang." Kata Rang mengoda. Ji A pikir lebih baik mati.
“Kalau
begitu, matilah. Aku tidak peduli jika Imoogi mengambilmu. Bagiku, kau sama
saja dengannya.” Ucap Rang
“Bukankah
itu yang seharusnya kukatakan kepadamu?” ejek Ji A. Rang pikir Ji A adalah Imoogi
wanita.
“Kenapa
kita tidak berpisah?” ucap Rang. Ji A tak peduli dan langsung berjalan
sendirian. Rang melihat Ji A Gadis yang keras kepala.
“Apa yang
dilihat Lee Yeon darinya? Sudahlah.” Keluh Rang tak peduli.
Rang
melihat dari kejauhan Ji A yang berjalan sendiri, saat itu sebuah truk tak bisa
mengerem dan Ji A mengambil boneka yang terjatuh. Truk pun akan menabraknya,
tapi tiba-tiba Truk berhenti dan seseorang menahanya. Ji A kaget melihat Tuan
Hyun menyelamatkanya.
“Syukurlah...aku
tidak terlambat... Ji-ah, kau baik-baik saja?” kata Tuan Hyun memastikan. Rang
melihat dari kejauhan seperti tak percaua
Yeon
masuk ke ruangan nenek Yeon terlihat sangat marah, Nenek Yeon meminta Yeon
Sebaiknya bicara dengan bijak
karenaSuasana hatinya saat ini seburuk suasana hati Yeon. Yeon tahu Pada akhirnya, Nenek Yeon merekayasa daftar
itu.
“Kau
berbalik melawanku dan melakukan sesuatu yang tidak akan kau maafkan. Inikah
yang kau inginkan?” ucap Yeon marah
“Wabah menyebar karena orang lain. Kenapa menghukum Ji-ah?”keluh Yeon marah
“Apa Kau
bisa menyakitinya dengan menusuknya pakai pedang?” kata Nenek Yeon. Yeon hanya
bisa terdiam mengingat saat menusuk imoogi hanya bolong saja tapi tak bisa
membunuhnya.
“Masalahnya adalah hal di dalam gadis
itu.Untuk menyingkirkan itu dan mengalahkan yang lain, gadis itu harus mati.”
Ucap Nenek Yeon
“Aku tidak
akan mengatakan ini lagi. Kembalikan menjadi normal.” Kata Yeon. Nenek Yeon
pikir Ini normal.
“ Ini
caramu mengakhiri semuanya.” Ucap Nenek Yeon. Yeon pikir tidak seperti itu.
“Tidak
ada yang boleh membawa Ji-ah. Bahkan kau.” Kata Yeon yakin. Nenek Yeon pikir
Ini sudah di luar kendalinya, Yeon langsung mengeluarkan pedangnya. Nenek Yeon
pun menyuruh Yeon maju
“Jadi,
sampai aku mati, hal-hal seperti kecelakaan mobil tadi akan terus terjadi?
Untung aku sudah berpamitan dengan ibu dan ayahku.” Kata Ji A baru tahu dari
Tuan Hyun
“Maafkan
aku.” Ucap Tuan Hyun. Ji A heran kenapa Tuan Hyun meminta maaf padahal sudah
menyelamatkan nyawanya.
“Aku
berusaha menghentikan ini, tapi hanya ini yang bisa kulakukan.” Kata Tuan Hyun
“Apa Dia
akan baik-baik saja?” tanya Ji A. Tuan Hyu mengaku tak tahu.
“Sampai
hari ini, dia tidak pernah merelakan sesuatu yang sudah dia tekadkan. Yeon juga
tahu itu.” Kata Tuan Hyun
“Karena
aku, Lee Yeon... Dia mempertaruhkan semua yang dia miliki.” Kata Ji A merasa
bersalah.
Yeon
menaruh pedang di meja nenek Yeon dan mengatakan kalau akan menawarkan nyawanya dan memberi waktu tiga hari saja. Ia pikir Jika gagal menangkapnya dalam tiga hari, maka
nenek Yeon bisa ambillah nyawanya. Nenek Yeon mengatakan tidak bisa melakukan
itu.”
“Dia
sudah lepas kendali.” Ucap Nenek Yeon.
Yeon kaget memberitahu kalau punya sisiknya.
“Ini
sudah terlambat.” Kata Nenek Yeon. Yeon yakin
bisa menangkapnya dan bisa mengalahkan Imoogi!
“Berapa orang yang akan dia bunuh dalam tiga hari ke depan? Apa nyawa mereka lebih berharga daripada orang yang ingin kau selamatkan?” kata Nenek Yeon.
“Selamatkan
dia. Tolong jangan bunuh Ji-ah. Aku akan melakukan apa pun. Aku akan melakukan
apa pun untukmu.” Ucap Yeon terlihat sangat frustas.
“Ambil
saja pedangmu. Hentikan ini dan lawan aku seperti sikapmu yang sewajarnya!”
kata Nenek Yeon. Yeon langsung berlutut memohon.
“Yeon...
Andai ini bisa dibatalkan, aku tidak mungkin memulainya.” Kata Nenek Yeon.
“Teganya kau melakukan ini kepadaku.” kata Yeon marah. Nenek Yeon menegaskan kalau kehilangan putra dan suaminya.
“Jangan
pikir aku takut kehilanganmu.” Ucap Nenek yeon. Yeon menegkasan kalau Nenek
Yeon akan menyesali ini.
“Kapan
semuanya menjadi kacau? Andai tidak bertemu denganku, Lee Yeon masih hidup
dengan baik sebagai roh gunung... Ahh... Tidak... Andai aku tidak lahir....”
Ucap Ji A sambil menangis.
“Nak, ini
bukan salahmu... Kenapa kau menyalahkan diri sendiri dan menyangkal takdirmu?”
ucap Tuan Hyun
“Aku
merasa semuanya salahku.”kata Ji A. Tuan Hyun menegaskan Makhluk abadi seperti
mereka pun sama saja.
“Kita semua membutuhkan kenangan untuk diandalkan. Aku punya kenangan akan putraku yang hilang. Pengantin Siput punya kenangan akan suami penyayangnya. Yeon mengandalkan kenangan tentangmu.” Kata Tuan Hyun
“Imoogi
memberitahuku bahwa aku akhirnya akan membunuh Lee Yeon dengan tanganku.” Kata
Ji A
“Sekarang,
kalian bertarung untuk saling menyelamatkan... Kau dan Yeon.” Ucap Tuan Hyun.
Yeon
terlihat sangat frustasi duduk didepan gedung, berkata kalau Ini jalan buntu.
Ia pun akan pergi tapi Nenek yeon keluar dari gedung mengeluh karena
pemantiknya tidak berfungsi. Yeon tahu Nenek yeon bilang akan berhenti merokok.
“Aku
berusaha keras untuk berhenti merokok. Aku pernah mencoba eundan, koyok
nikotin, dan permen karet nikotin. Kini bahkan ada obat untuk itu. Aku
melakukan berbagai hal, tapi tidak ada yang berhasil.” Keluh Nenek Yeon
akhirnya duduk dibangku taman.
“Apa
maksudmu?” ucap Yeon. Nenek Yeon piki Bagaimana jika memberitahu Yeon bahwa ini
akan berakhir sama, apa pun upayanya.
“Antara
kau dan dia, hanya satu dari kalian yang bisa hidup.” Kata Nenek Yeon. Yeon
bertanya apakah Ini harus berakhir dengan cara yang sama?
Rang
terbangun dari tidurnya tanpa sadar tubuhnya sudah di penuh stiker., lalu tak
sengaja mengingjak maninan dan berteriak kesakitan. Su Ho pun datang menawarkan
untuk meniup bagian yang sakit. Rang mengejek Su Ho yang baik sekali.
“Atau kau
mau mobil ini?” tanya Su Ho memperlihatka mainannya. Rang tak mau membahasnya
lagi.
“Omong-omong,
bersihkan hidungmu yang beringus saat ada aku. Aku sangat mudah mual. ...
tapi... Sudah berapa lama kau memakai baju itu? Apa Kau mencucinya?”tanya Rang.
Su Ho mengelengkan kepala.
“Pergilah
ke pasaraya dan belilah baju. Aku sangat sadar akan kebersihan.” Ucap Rang
memberikan kartu kreditnya. Su Ho mengikutinya, Rang memberitahu kalau mau ke
toilet. Su Ho menunggu didepan pintu.
“Hei...
Stiker apa ini? Habislah kau saat aku keluar!” teriak Rang. Tapi Su Ho
tersenyum mendengarnya.
Ibu dan
Ayah Ji A duduk ditaman merasa Cuacanya sangat cerah sambil kopi. Ibu Ji A
merasa Pohon ini sudah tumbuh besar. Tuan Nam juga merasa Pohon ini tumbuh
dengan baik dan bertanya apa yang dipikirkan istrinya seperti tak ceria.
“Entah ke
mana kita pergi selagi waktu berlalu.” Ucap Ibu Ji A. Tuan Nam membenarkan
kalau mereka hilang dalam jangka panjang.
“Rasanya
aneh, bukan? Yang kuingat hanyalah aku tertidur. Aneh karena aku tidak mengalami
luka baring dan Ji-ah tampak agak gelisah.” Ucap Ibu Ji A
“Aku teringat legenda Pulau Ieo. Legenda saat nelayantidak sengaja terbawa ke pulau dan saat kembali, 100 tahun telah berlalu.” Ucap Tuan Nam
“Bagaimanapun,
aku bersyukur Ji-ah tumbuh dengan baik seperti pohon itu.” Kata Ibu Ji A.
Di dalam
mobil, Shin Joo berjaga-jaga tersenyum mendengar percakapan kedua orang tua Ji
A. Ia pun melihat cincin yang disimpannya dan tak bisa diberikan pada Yoo Ri.
Rang
makan cornflakes dengan wajah sendu sambil mengeluh kalau Hanya itu makanan
yang mereka punya. Su Ho pikir Ini lezat. Rang megaku ingin makan naengmyeon
dan memanggil Yoo Ri dengan wajah sedih. Su Ho ingin tahu Kapan dia akan datang
“Aku
sedang memikirkan itu, waktu terbaik.” Ucap Rang. Su Ho heran rang yang hanya
berpikir
“Saat aku
selesai berpikir, Lee Yeon akan kehilangan sesuatu.” Kata Rang.
Flash Back
Di kedai
kopi, Yeon menegaskan sudah 600 tahun berlalu jadi akan mengakhiri pertarungan
panjang ini selamanya. Rang bertanya Bagaimana jika Yeon gagal. Yeon menegaskan
kalau Itu sebabnya membutuhkan adiknya.
“Jika
sesuatu terjadi padaku,maka aku ingin kau mengakhiri ini. Aku ingin kau menjadi
senjata terakhirku.” Ucap Yeon
“Aku menolak
melakukannya. Aku tidak peduli jika Imoogi mengakhiri dunia atau membunuh
wanitamu. Kita punya hal berbeda yang ingin kita lindungi.” Ucap Rang. Yeon
mengeluh mendengarnya.
“Lindungi
wanita itu. Aku akan menyelamatkan Yu-ri dan menyelamatkanmu.” Ucap Rang.
“Kenapa
kau tersenyum?” tanya Su Ho heran. Rang mengingat kalau baru sadar tidak bisa
menjadi anak baik lalu pamit perg.
“Jaga
rumah, Geomdung.” Ucap Rang. Su Ho heran dipanggil Geomdung. Rang hanya
tersenyum dan berjalan pergi.
Di restoran
Makanan Korea tradisional, Pengantin Siput
Tuan Choi
datang dengan penuh semangat. Nyonya Bok heran Tuan choi yang datang saat ini.
Tuan Choi mengaku ingin makan samgyetang. Nyonya Bok memastikan kalau Tuan Choi
tidak merasa sakit, Tuan Choi pikir itu Tidak mungkin.
“Mungkin tidak terlihat, tapi aku melakukan 200 squat per hari. Apa kau mau lihat pahaku?” ucap Tuan Choi bangga. Nyonya Bok malu meminta agar menghentikanya dan meminta Tuan Choi untuk duduk.
“Tujuh
polisi dibawa ke rumah sakit hari ini. Bagaimana dengan Pak Choi?” ucap Jae
Hwan berjalan dilorong dengan wajah khawatir.
“Kau melihatnya.
Dia baik-baik saja. Aku menyuruhnya ke rumah sakit, tapi dia tidak mau
mendengarkanku.”ucap Sae Ron
“Jika Pak
Choi baik-baik saja, kita juga akan baik-baik saja, bukan?” kata Jae Hwan
“Mari
pikirkan soal penyuntingan untuk saat ini. Ayolah.” Kata Sae Ron. Jae Hwan
menganguk.
Tuan Choi
mulai makan meminta maaf mengganggu Nyonya Bok selama persiapan karena ia
mengaku tidak berselera makan pagi ini Tapi makanan ini benar-benar melegakan
perutnya. Nyonya Bok pun berbisa tersenyum. Tiba-tiba Tuan Choi meminta Nyonya
Bok memegang tanganya.
“Ada apa?
Ada masalah?” tanya Nyonya Bok. Tuan Choi ingin tahu apakah demam. Nyonya Bok
memeriksa dahi Tuan Choi menjawab Sama
sekali tidak.
“Astaga,
kau dingin sekali... Ulurkan tanganmu. Tanganmu juga dingin. Bagaimana bisa
suhu tubuh manusia begitu rendah?” ucap Nyonya Bok dan kaget melihat ada bintik
merah.
Tuan Choi
tiba-tiba merasa tersedak sesuatu dan Nyonya Bok mencoba untuk mengeluarkanya.
Tuan Choi langsung mengeluarkan telur dari mulutnya. Nyonya Bok kaget kalau itu
adalah telur ular.
Jae Hwan
dan Sae Ron masuk ruang editing, melihat pria yang sedang tertidur. Sae Ron
menyuruh Jae Hwan membangunkanya. Jae Hwan menyuruh bangun tapi tubuh si pria
sudah lemas dan banyak bintik merah. Ia pu memeriks denyut nadi lalu memastikan
kalau pria itu sudah meninggal.
“Cepat
telepon ambulans. Aku akan memanggil seseorang.” Kata Sae Ron lalu bergegas
keluar ruangan, tapi Ia sangat shock karena melihat melihat semua pegawai tak
sadarkan diri.
Ji A
kaget mengetahui kalau Semua orang di lantaiyang sama dengan mereka itu
Meninggal. Ia pun menyalakan TV dilayar proyektor, berita pun disiarkan.
[Berita terkini. Banyak orang di Seoul
meninggal karena alasan yang tidak diketahui. Baru dua hari sejak kasus pertama
di rumah sakit di Geumran. Pemerintah menganggap itu penyakit yang tidak
diketahui dengan angka kematian tinggi yang sangat menular.]
[Ada bercak merah di sekujur tubuh orang yang
mati. Menurut laporan autopsi kasus pertama, organnya rusak parah seolah mereka
diserang hewan.]
Ji A
terlihat shock dengan Tuan Hyun karena Immogi seperti wabah yang mematikan.
Yoo Ri
masuk rumah Tuan Kwon yang cukup besar, Immogi menuruni tangga meminta pendapat
Yoo Ri tentang penampilanya. Yoo Ri
menjawab Payah dan itu bukan seleranya. Immogi pikir ini normal. Yoo Ri pun
bertanya Immogi ingin pergi kemana.
“Minum
teh... Kau juga boleh mengunjungi seseorang.” Kata Immogi. Yoo Ri bingung
Mengunjungi siapa.
“Kekasihmu...
Temui dia.” Kata Immogi. Yoo Ri tak percaya Immogi memperbolekanya pergi.
Shin Joo
menatap cincinya dan tersenyum bahagia melihat Yoo Ri yang menelp lalu
menanyakan keadaanya. Yoo Ri mengajak bertemu. Shin Joo kaget apakah harus
sekarang sambil melihat kearah rumah Ji A dan ingin tahu ingin bertemu dimana.
Yoo Ri pikir akan mendatanginya.
Ji A
frustasi dengan sosok Immogi di dalam tubuhnya. Ia membawa pisau menyuruhnya
keluar karena tahu kalau Immogi bersembunyi di dalam dirinya. Tapi Immogi tak
mau keluar. Ji A menyuruhnya segera keluar dan akan melukai tanganya.
“Jika tidak
keluar dalam hitungan tiga, maka aku akan bunuh diri... Satu, dua, tiga.” Ucap
Ji A sudah siap menusuk lehernya.
“Dasar
jalang gila. Beraninya kau menyuruhku keluar padahal kau hanya cangkang.” Ucap
Immogi yang terlihat ada sisik dibagian leher.
“Cangkang?
Kau tinggal di tubuh orang lain tanpa membayar sewa, tapi bersikap seperti
pemilik” ucap Ji A yang melihat Immogi ada dicermin.
“Pemiliknya
akan segera berubah. Dalam satu atau dua hari, tubuhmu akan sepenuhnya menjadi
milikku.”Ucap Immogi
“Itu
lebih lama dari dugaanku.” Kenapa? Kelereng
rubah sudah lama menghilang.” Kata Ji A
“Itu
akibatnya. Aku tidur terlalu lama karena diikat dengan kelereng. Berpamitanlah
lebih awal. Setelah pemiliknya berganti, orang yang akan terjebak di tubuh ini
dan tertidur selamanya adalah kau.” Ucap Immogi
“Artinya
sampai saat itu, kau tidak akan stabil. Sial. Apa yang bisa dilakukan oleh
orang sepertimu?” kata Immogi mengejk.
“Bagaimana
jika aku mati sebelum itu?” kata Ji A. Immogi pikir Ji A tidak bisa melakukan
itu.
“Manusia bisa
melakukan apa pun jika ingin melindungi sesuatu. Mereka bisa menjadi jalang
gila.” Kata Ji A memegang pisau.
Yeon
mengemudikan mobilnya dan mulai melihat orang-orang yang tiba-tiba mati dan
yang lainya meminta tolong. Ji A terus
berbicara dengan Immogi. Immogi mengejek Ji A itu wanita jalang. Ji A pikir ini
sudah selesai dan memperingatkan Immogi Jangan bertingkah dan masuklah.
“Aku
hanya ingin memastikan itu... Dengar. Aku akan membunuh Lee Yeon dengan
tubuhmu. Karena Lee Yeon tidak mungkin merelakanmu.” Ucap Immogi
“Jika punya
waktu untuk mengkhawatirkan hubungan orang lain, kau harus mengurus tubuhmu
yang lain. Sepertinya dia tidak bisa melupakan rasa sakit karena ditolak dan
ingin menyeretmu dan aku ke Neraka.” Ucap Ji A.
“Tidak mungkin.” Kata Immogi. Ji A menegaskan kalau Daftarnya sudah berubah.
“Kau
pikir dia tidak tahu Nenek Sungai Styx akan melakukan ini saat dia membunuh
orang tidak bersalah?” kata Ji A.
Tuan Hyun
mengetuk pintu bertanya apakah Ji A ada didalam. Ji A mengatakan akan segera
keluar lalu Imoogi pun menghilang.
Shin Joo
berlari menemui Yoo Ri yang menunggu ditaman lalu memastikan tak ada yang
terluka. Yoo Ri mengaku tidak terluka. Shin Joo pun mengucap syukur. Yoo Ri
mengaku sangat khawatir hingga berpikir akan mati.
“Bagaimana
kau bisa kemari? Kau kabur? Kenapa kau tidak bilang itu karena Imoogi?” kata
Shin Joo
“Bagaimana
dengan Lee Rang?” tanya Yoo Ri. Shin Joo memberitahu Lee Rang siuman dengan
selamat.
“Dia
tidak mengatakannya, tapi sepertinya dia sangat mencemaskanmu.”kata Shin Joo.
Yoo Ri pun mengucap syukur.
“Ayo.
Jika mendengar kau kembali dengan selamat, dia pasti akan...” kata Shin Joo
mengajak pergi. Yoo Ri mengaku tak bisa. Shin Joo bingung mendengarnya.
“Aku
tidak bisa pergi... Aku tidak bisa pergi, begitu juga kau.” Kata Yoo Ri
menahanya. Shin Joo tak mengerti apa maksudnya.
“Aku
memegangmu dan mengulur waktu.” Kata Yoo Ri. Shin Joo pun merasakan sesuatu dan
akan pergi. Yoo Ri langsung menghadangnya.
“Lepaskan
aku.” Ucap Shin Joo. Yoo Ri menegaskan kalau mereka tidak bisa pergi.
Immogi
memberitahu Yoo Ri kalau boleh mengunjungi seseorang. Yaitu pacarnya. Yoo Ri
pun heran ingin tahu alasan harus menurutinya. Immogi mengatakan Karena jika
Shin-ju muncul di depannya maka ia akan mati.
Yoo Ri
menatap Shin Joo tak ingin melepaskan karena takut akan mati oleh Immogi. Shin
Joo pun terdiam terlihat sangat marah dan kebingungan.
Bersambung
ke part 2
Cek My Wattpad... First Love
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar