PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Rang
akhirnya terbangun dan langsung melihat Su Ho yang terus menangis. Ia pun
bertanya Bagaimana dengan Yu-ri, Di mana dia. Su Ho menjawab Dia pergi
mengikuti pria yang menakutkan dan tidak akan kembali.
Yeon
bertemu dengan Nyonya Bong di restoran bertanya Apa kata peramal itu dan apa
menemukan sesuatu. Nyonya Bong mengaku sudah meminta pelanggannya untuk
bertanya menurutnya tidak tampak seperti
dewa kelas rendah yang asli.
“Apa
pekerjaannya?” tanya Yeon. Nyonya Bong pikir
Ini terkesan seperti rumor yang tidak berdasar,
“tapi
kudengar salah satu dewa yang mengatur Akhirat cenderung menghilang sesekali dari
posisinya.” Kata Nyonya Bong
“Menarik
sekali. Beri tahu aku jika kau tahu sesuatu tentang itu.” Kata Yeon
Ji A
memberikan kantung tas di pada orang tuanya. Keduanya mengeluarkan isi tas
dengan wajah bingung. Ji A merasa belum sempat memberi pakaian dalam panjang
sejak menerima gaji jadi selalu memikirkannya.
“Ayah
yakin kau sibuk. Kapan kau sempat membeli ini?” ucap Ayah Ji A dan memuji kalau
pilihan Ji A keren. Ibunya pun ikut senang. Ji A meminta agar bisa mencobanya.
“Ayah
tidak bisa memakainya. Putri kami bersusah payah mencari uang dan membeli ini. Kami
harus memakainya dengan baik.” Kata Ayah Ji A. Ji A bisa tersenyum melihat
kedunya yang tersenyum bahagia.
Yoo Ri
mengemudikan mobil melihat Immogi yang sibuk membaca lalu mengarahkan ke jalur
lain. Immogi sadar kalau Ini bukan jalan ke rumahnya. Yoo Ri meminta waktu lima
menit. Di klinik, Shin Joo sedan memberikan makanan untuk anjingnya.
Tiba-tiba
Yoo Ri datang, Shin Joo terlihat bahagia melihatnya. Dan Yoo Ri langsung
menciumnya. Shin Joo tersipu malu tiba-tiba Yoo Ri menciumnya dan ingin tahu
alasanya. Yoo Ri menjawab Ini perpisahan dan mereka harus putus. Shin Joo kaget
mendengarnya.
“Gu Shin
Joo.. Kau baru saja diputuskan. Jadi, jangan menungguku lagi. Jangan mencariku
juga.” Ucap Yoo Ri
“Kenapa?
Aku melakukan kesalahan?” tanya Shin Joo kaget. Yoo Ri mengaku tidak menyukai
Yoo Ri lagi.
“Aku tipe
orang yang mudah bosan.” Kata Yoo Ri berbohong. Shin Joo tak percaya begitu
saja.
“Apa yang
kau tahu tentangku?” kata Yoo Ri marah. Shin Joo mengaku tahu tentang Yoo Ri.
“Dari
sikapmu pada Lee Rang dan anjing.” Kata Shin Joo. Yoo Ri kesal meminta Shin Joo
agar Berhentilah bersikap baik.
“Aku
menjadi geram tiap kali kau menceramahiku tentang aku butuh teman dan keluarga.
Aku benci kau tampak tidak modis dan tersenyum setiap hari. Aku benci semuanya.”
Kata Yoo Ri marah
“Aku
tidak akan menceramahimu. Aku hanya akan memakai pakaianyang kau pilihkan
untukku. Aku akan berhenti senyum jika kau mau.” Kata Shin Joo
“Tolong
hentikan. Aku tidak menyukaimu! Aku membencimu!” tegas Yoo Ri. Shin Joo yain
kalau Yoo Ri bohong.
“Berhenti
menempel padaku juga. Aku pergi.” kata Yoo Ri. Shin Joo langsung mengejar dan
memeluknya dari belakang.
“Aku
tidak bisa membiarkanmu pergi.” ucap Shin Joo. Yoo Ri meminta agar
melepaskanya.
“Tidak.
Aku tidak bisa...Aku tidak bisa sampai kau bilang kita tidak putus.” Ucap Shin
Joo
“Gu
Shin-joo.. Ini hanya membuatku makin tidak menyukaimu.” Ucap Yoo Ri. Shin Joo
menangis meminta maaf atas segalanya. Yoo Ri tak peduli langsung melepaskan
tanganya. Shin Joo mengejarnya.
“Jangan
ikuti aku... Tolong pergilah dari hidupku.” Ucap Yoo Ri marah.Shin Joo akhirnya
menatap Yoo Ri yang pergi. Di dalam mobil Imoogi melihat Shin Joo yang berpisah
dengan Yoo Ri.
Shin Joo
menangis menceritakan pada Yeon kalau Yoo Ri pikir yang berpura-pura baik,
tidak suka penampilannya atau caranya berpakaian. Yeon pun mengaku Sebenarnya
bisa sedikit memahaminya lalu mengumpat Pencuri ceplukan itu sangat jahat!
“Beraninya
dia mempermainkan rubah.” Kata Yeon. Shin Joo mengeluh meminta agar Berhentilah
menjelekkan Yu-ri.
“Berhentilah
menangis.” Kata Yeon. Shin Joo mengaku Yoo Ri cinta pertama dan terakhirnya.
“Aku berniat
melamarnya. Aku bahkan membeli cincin emas di Jongno kemarin. Teganya dia
melakukan ini padaku.” Kata ShinJoo
“Pasti
ada alasan dia tiba-tiba memutuskanmu.” Ucap Yeon. Shin Jo mengaku tidak tahu.
“Ini ulah
Imoogi. Dia membawanya.” Kata Rang tiba-tiba datang. Shin Joo kaget melihat
Rang dan Yeon bahagia melihat Rang yang akhirnya tersadarkan diri dan langsung
memeluknya dengan erat.
“Apa yang
kau lakukan?” keluh Rang. Yeon senang adiknya
sudah siuman dan sudah kembali.
“Hentikan
ini, atau aku ingin mati lagi.” Kata Rang.
Yeon pun ingin tahu Bagaimana Rang bisa siuman
“Apa
maksudmu? Imoogi membawanya?” tanya Shin
Joo. Rang memberitahu kalau Yoo Ri mengikutinya dengan syarat ia bisa hidup dan Su-ho
melihatnya.
“Tidak.
Aku harus mencari Yu-ri.” Kata Shin Jooo emosi, Yeon menahan Shin Joo karena tak
boleh pergi menemuiny.
“Bagaimana
jika dia membunuhnya? Lepaskan aku!” kata Shin Joo. Rang langsung memberikan
pukulan pada Yeon.
“Dasar bodoh. Kau ingin kalian berdua terbunuh? Aku memukulnya karena tahu kau tidak tega.” Ucap Rang kesal. Yeon bisa menganguk mengerti.
“Aku
berjanji akan menyelamatkan pacarmu dan membawanya kepadamu. Aku akan membunuh
Imoogi.” Ucap menenangkan Shin Joo.
“Serahkan kepadaku. Dia berusaha membunuhku
dua kali.” Ucap Rang. Shin Joo pun ingin tahu keberadaan Su Ho
“Apa Dia
di rumah sendirian?” tanya Shin Joo khawatir. Rang membenarkan.
“Jangan
meninggalkan anak kecil sendirian! “ teriak Shin Joo kesal. Rang menyuruh Shin
Joo agar menyeretnya keluar.
Su Ho
sibuk dengan banyak mainan di rumah dan terlihat tak ingin keluar dari rumah.
Ji A datang dengan Sae Ron dan juga Jae Hwan dan melihat Semua orang berkumpul, meski tidak semua
orang diterima. Rang bertanya Siapa mereka.Yeon menjawab mereka Pekerja paruh
waktunya.
“Apa yang
kau lihat?” ucap Rang sinis melihat Sae Ron terus menatapnya. Sae Ron
merasa bisa tahu dari penampilan luar
biasanya.
“Kau
bukan manusia, bukan? Ucap Sae Ron. Rang memperingatkan Berhenti bicara dengannya atau akan menggigitnya.
“Sudah
kuduga... Tiga manusia dan dua rubah. Kau di pihak mana?” ucap Jae Hwan pada
Shin Joo
“Ada tiga
manusia dan tiga rubah.” Ucap Shin Joo. Jae Hwan melonggo. Ji A pikir Karena
mereka sudah bertemu jadi akan mulainya.
“Kudengar
ini rapat strategi. Kenapa kau di sini?” sindir Rang pada Ji A. Ji A mengaku
lebih berpengalaman dengan Imoogi daripada Rang.
“Kau juga
punya Imoogi dalam dirimu.” Ucap Rang. Ji A melotot mendengarnya.
“Usir
gadis ini. Bagaimana jika Imoogi dalam dirinya mendengarkan?” kata Rang pada
Yeon.
“Tidak.
Ji-ah berperan penting dalam operasi ini. Jika kau keberatan, pergilah.” Ucap
Yeon. Akhirnya Rang hanya bisa terdiam.
“Semua
orang di sini pernah bertemu Imoogi setidaknya satu kali. Beberapa dari kita
hampir dibunuh olehnya. Dia menyandera kenalan kita. Selain itu, dia ada dua orang.”
Ucap Yeon
“Kita
buat mereka mengakhiri pertarungan ini. Yang terburuk...” ucap Yeon ragu.
“Yang
terburuk... Ini tubuh utamanya.” Kata Ji A memperlihatkan tanganya yang mulai
bersisik.
“Hei,
sarang Imoogi. Kenapa kau tidak kembali sebelum membuat semua orang dalam
masalah?” sindir Rang.
“Kenapa
kau harus siuman? Putri Tidur cocok denganmu.” Ejek Ji A. Keduanya pun berhenti
adu mulut.
“Serangan
fisik seperti menusuk dan menebas tidak bisa membunuh Imoogi. Dia bisa
mengendalikan pikiran orang. Hanya aku dan Ji-ah yang bebas dari hal itu. Ini
akan sulit, tapi jangan sampai menghadapinya sendirian.” Kata Yeon.
“Bagaimana
kita bisa melawannya tanpa menghadapinya?” ucap Jae Hwan
“Kau bisa
apa jika menghadapinya? Kau hanya akan berteriak minta tolong.” Kata Rang. Yeon
menjawab kalau ini Peringatan.
"Peringatan."
Apa yang ingin dicapai Tae-ri melalui semua ini?” tanya Sae Ron.
“Setelah
itu, akan ada wabah di seluruh dunia. Dengan begitu, tidak akan ada yang
bahagia.” Ucap Tae Ri. Sae Ron dan Jae Hwan kaget mendengar Wabah
“Lee
Rang, berhentilah bermain gim.” Keluh Shin Joo. Rang mengau bisa mendengarkan jadi Langsung saja
ke intinya.
“Sejauh
ini, aku takut menyakiti Ji-ah dan hanya mencoba melawan Imoogi yang kita
kenal. Tapi sekarang, target kita berubah.” Ucap Yeon
“Bagaimana
caramu membunuh Imoogi di dalamnya?” kata Rang. Ji A bertanya apakah Yeon sudah menemukan cara.
Yeon mengaku Sudah.
Nyonya
Bong membawakan sebuah tas dan dan masuk ke retoran Makanan Korea tradisional,
Pengantin Siput. Yeon pikir Ji A ingat peramalyang mereka temui di Desa Rakyat.
Ji A mengaku pasti mengingatnya.
“Kita
kehilangan kelereng rubahmu karena seseorang.” Ucap Ji A menatap pada Rang
“Rumornya
dia orang penting. Benarkah?” ucap Rang. Yeon menjawab Salah satu dari sepuluh
raja Neraka. Rang kaget mendenagrnya.
“Tampaknya,
dia bahkan punya pedang Uiryeong.” Kata Yeon. Ji A tak percaya
mendengarnya. Jae Hwan tak mengerti Apa
itu
“Pedang yang
menebas dosa.” Kata Shin Joo. Jae Hwan masih tak mengerti Menebas dosa?
“Kukira
pedang itu menghilang dari dunia ribuan tahun lalu.” Ucap Jae Hwan.
“Pengantin
Siput baru saja mengambilnya.” Kata Yeon. Jae Hwan pikir Tapi jika Yeon ayunkan pedang itu, Produser Nam akan terluka
“Tidak
akan... Pedang Uiryeong terbuat dari kayu. Pedang itu menebas hal yang tidak
bisa ditebas. Dalam hal ini, roh Imoogi.” Kata Shin Joo. Sae Ron pun mengucap
syukur.
“Kapan
kau melakukannya?” tanya Rang. Yeon menjawab Besok. Nyonya Bong sudah
menyiapkan pedang dan menaruh dalam kotak.
Di sebuah
kedai kopi, Yeon menatap adiknya yang meminum kopi bertanya Bagaimana rasanya
lahir kembali. Rang mengaku Karena
pernah mati menurutnya kopi terasa nikmat. Yeon mengejek adiknya yang
bodoh agar bisa hidup lebih lama.
“Jika
mati lebih cepat, kau tidak bisa minum kopi lagi. Bukankah itu menyedihkan?”
ucap Yeon.
“Kau
takut aku akan mati?” ejek Rang. Yeon mengaku kalau takut kehilangan adiknya.
“Apa
pesananmu? Boleh kucoba?” ucap Rang melihat minuman Yeon yang berwarna. Yeon
mengaku cukup enak lalu memberikan gelasnya.
“Aku
hanya perlu menjangkau lebih dahulu. Kenapa itu sulit sekali?” ucap Yeon
bersikap sebagai kakak.
“Ada apa
denganmu? Kau bicara seolah akan segera mati.” Ucap Rang dan mencicipi minuman
Yeon yang cukup enak.
“Rasanya
seperti pelangi, bukan? Biar kucoba pesananmu.” Kata Yeon. Rang
melarangnya. Yeon mengumpat kesal dan
tetap akan mengambilnya.
“Jangan meminumnya!” kata Rang dan langsung mendorong dada Yeon. Yeon mengeluh kesakitan. Rang bingung ada apa dengan kakaknya. Yeon mengaku Bukan apa-apa. Rang membuka baju Yeon dan melihat ada perban.
“Apa Karena
wanita itu?” tanya Rang sinis. Yeon berbohong kalau itu bukan. Rang tahu Yeon
melindunginya jadi pasti Ji A.
“Pedang
Uiryeong atau apa pun itu akan berhasil padanya?”tanya Rang. Yeon pikir sudah
600 tahun.
“Aku akan
mengakhiri pertarungan panjang ini selamanya.”kata Yeon yakin. Rang memikirkan
kalau Yeon gagal.
“Apa yang
terjadi kepadaku?” tanya Rang. Yeon mengaku Karena itu membutuhkan adiknya.
Di dalam
sel penjara. Tuan Kwon mengeluh sudah berusaha keras dan hanya selangkah lagi dari
puncak negeri ini. Ia mengumpat kesal karena berakhir di ruangan kecil ini. Tiba-tiba ia
tertawa bahagia karena selamat. Dan bisa hidup.
Ia merasakan tubuhnya mulai gatal dan melihat
ada bintik-bintik merah yang keluar. Di ruangan kepolisian, seorang detektif
terus meraskan bagian lehernya yang gatal. Saat itu detektif Kim merasa heran
seperti penyakit menular dan melihat ada bintik merah yang keluar.
Ji A dan
dua juniornya pergi ke restoran toppoki. Ia meras heran tooppoki rasanya bisa
selezat ini bahkan dalam situasi ini. Mereka menyetujuinya. Ji A lalu
memperingatkan agar Jangan carinya untuk sementara arena Tetap bersamanya
mungkin akan menyulitkan mereka berdua.
“Aku
bebas bertindak.” Ucap Sae Ron. Ji A mengingatkan keduanya hampir mati.
“Kau
ingat saat ibuku datang ke Seoul untuk operasi cakram hernia?” ucap Sae Ron.
“Ada
acara yang tayang hari itu, jadi, dia tidak bisa ke rumah sakit dan menangis.”
Kata Jae Hwan.
“Dia
benar. Kami hanya orang biasa dan tidak punya kekuatan, tapi aku ingin
melakukan apa pun untuk menyelamatkan nyawamu.” Kata Jae Hwon.
“Saat ini, kembali ke kantor adalah membantuku. Jika Pak Choi melihat kita bertiga pergi, maka dia akan marah.” Ucap Ji A
“Dia sudah pergi.” ucap Jae Hwan. Ji A kaget mendengarnya.
Yeon
mengetahui kalau Tuan kwon menyerahkan diri. Rang pikir Mustahil Imoogi
membiarkannya hidup lalu Yeon berbicara dengan Ji A meminta agar periksa apa
yang terjadidi kantor polisi.
Polisi
yang sebelumnya merasa gatal dan
langsung mengeluarkan sesuatu dari mulut. Mereka pun kaget seperti buah telur
besar yang keluar.
Yeon
memberitahu Nyonya Bong kalau harus melanjutkan rencana mereka. Nyonya Bong
langsung menutup restorannya. Rang memasang jimat dan juga tali seperti
perangkap. Shin Joo berlari membawa sesuatu pada kotaknya. Ji A sudah siap
didepan restoran dan yakin akan masuk ke dalam.
“Dia
mulai membuat gerakan. Waktu kita tidak banyak. Hari ini, kita akan menangkap
Imoogi dalam Ji-ah lebih dahulu. Mulai sekarang, kita tidak boleh membuat
kesalahan.” Ucap Yeon.
“Aku
mengerti. Katakan saja.”kata Rang. Yeon
mengatakan Rencananya sederhana.
“Ji-ah
akan berdarah untuk memanggil Imoogi. Saat dia muncul, akan kutebas dia dengan
pedang Uiryeong sekaligus. Shin-ju, saat Ji-ah dan aku masuk, kunci pintunya
dari luar. Sebelum aku mengirim sinyal, jangan ada yang mendekat.” Kata Yeon.
“Dia
mungkin akan menempel di tubuh kalian.” Kata Yeon. Rang memberitahu Karena itu membuat batasan dengan darah kuda.
“Dia
berbeda dari Imoogi yang pernah kita lihat. Untuk saat ini, kita tidak tahu
bagaimana penampilannya dan ke mana dia akan pergi. Jangan sampai ada satu pun
kesalahan.” Ucap Yeon
“Bagaimana
jika dia menempel padamu?” tanya Rang. Yeon pikir Asalkan ia sadar, itu tidak akan terjadi dan
meminta sesuatu pada Shin Joo.
“Jadi,
sebaiknya kau menebasnya sekaligus. Sekalipun dia berhasil kabur, satu-satunya
tubuh yang akan dia temukan adalah tubuh ular itu. “Kata Nyonya Bong. Yeon
menganguk.
“Ayo. Aku
ingin segera menyingkirkannya.” Kata Ji A sudah memegang sebuah peniti.
Mereka
pun bersiap masuk ke ruangan dengan berisi jimat. Ji A sempat takut tapi menguatakan diri. Yeon masuk dan Nyonya
Bong memberikan pedangnya. Yeon mengucapkanTerima kasih dan memperbolehkan Yeon
pergi. Nyonya Yeon meminta agar berhati-hati. Rang dkk mulai memaku pintu agar
Immogi tak keluar.
“Sekarang...
Bisa kita mulai?” ucap Yeon. Ji A pikir
Sebelum itu, ikat tubuhnya di kursi dengan ini.
“Bagaimana
jika aku menyakitimu lagi?” ucap Ji A. Yeon pikir Tidak perlu. Ji A meminta
Yeon agar mendengarkanya.
“Kenapa
kau terus berusaha melindungiku?” keluh Yeon menatap Ji A.
Rang
berjalan berkomentar kalau Firasatnya buruk. Shin Joo meminta agar Jangan bilang begitu karena Itu bisa membawa
sial. Didalam ruangann, Yeon pikir akan mengikat Ji A. Ji A menghela nafas dan
meminta memeluknya. Yeon pun mendekat
dan langsung memeluk Ji A.
“Jangan
ragu karena aku..” kata Ji A. Yeon pikir
Jangan gugupkarena Ini pedang kayu yang bahkan tidak tajam.
“Aku
bersiap untuk terluka.” Ucap Ji A. Yeon pikir tak ada alasa membiarkannya
terluka
“Pedang
ini hanya bisa menebas hal yang tidak bisa ditebas, seperti roh Imoogi.” Kata
Yeon.
“Tentu
saja bisa. Tapi... Aku ingin bertanya kepadamu. Siapa kau?”kata Yeon bisa tahu
kalau Immogi sudah keluar.
“Roh yang
akan menghilang adalah rohmu.” Kata Immogi dan langsung memegang pisau. Yeon
tak bisa meraihnya. Pisau pun langsung mengenai Yeon dan jatuh tak sadarkan
diri.
Rang bisa
tahu kalau terjadi sesuatu didalam ruangan dan akan masuk. Shin Joo langsung
menahanya. Rang marah menyuruh minggir karena Jika sesuatu menimpa Lee Yeon,
maka akan membunuh wanita itu.
“Kau
tidak boleh masuk. Jika ingin masuk ke sana, singkirkan aku dahulu.” Ucap
Nyonya Bong.
“Kau
pikir aku tidak mampu?” kata Rang marah. Nyonya Bong dan Shin Joo berusaha agar
terus menahan Rang masuk.
***
“Ini
Menyedihkan sekali. Tidak kusangka dia bisa mendapatkan pedang Uiryeong.” Ucap
Immogi yang ada ditubuh Ji A terlihat bahagia.
“Hei. Kau
berpura-pura tidur? Apa ini?Apa Rohnya benar-benar menghilang?” kata Ji A
memastikan Yeon yang tak sadarkan diri saat menarik kepalanya.
Ia pun
mencoba melepaskan sisik dibagian lehernya. Immogi yang ada dimobil merasakan
dibagian lehernya yang sakit. Yoo Ri menatap bingung dan terus mengemduikan
mobilnya.
“Lagi
pula, ini akan tetap terjadi. Aku akan memberimu rumah lama. Jadi, berikan aku
yang baru.” Ucap Ji A memberikan sisiknya pada mulut Yeon. Tiba-tiba Yeon
membuka mata dan melepaskan sisiknya.
“Bagaimana
menurutmu? Aku ingin memastikan ini. Kau bertukar tubuh dengan sisikmu, bukan?”
ucap Yeon.
Flash Back
Nyonya
Bok menelp Yeon kalau Tidak ada yang
tahu keberadaan peramal itu sejak Desa Rakyat. Bahkan tetua di Sungai Styx yang
punya penerawangan tidak bisa menemukannya. Yeon mengumpat kesal mendengarnya.
“Apa
tindakan kita?” tanya Nyonya Bok khawatir. Yeon meminta Nyonya Bok mendapatkan
pedang kayu apa pun.
“Pedang
kayu? Apa rencanamu dengan pedang yang tidak bisa memotong?” ucap Nyonya Bok
binggung.
“Aku akan
menebas sesuatu yang tidak bisa ditebas.” Ucap Yeon tersenyum bahagia.
“Haruskah
kita mulai bermain dengan cara berbeda?” kata Yeon bahagia.
Didalam
mobil, Immogi memegang lehernya yang sakit dan meminta Yoo Ri agar menghentikan
mobilnya. Immogi pun mengerti Berarti sejak awal, pedang ini... Yeon mengaku
membelinya di Pasar Loak Cheonggyecheon, 10.000 won.
“Peramal
sialan itu hanya muncul kapan pun dan di mana pun dia mau.” Kata Yeon. Immogi
langsung mengumpat Dasar bajingan.
“Siapa
yang kau panggil bajingan? Kenapa Ji-ah bersikap konyol?” ucap Yeon. Immogi
tahu tentang itu.
“Kau
pikir bisa mengubah keadaan hanya karena punya sisikku? Meski kau memasukkannya
ke tempat lain, aku akan kembali ke wanita ini sampai kau menyerah dan
merelakan tubuhmu.” Kata Immogi
“Jadi,
aku bisa memasukkanmu ke tempat lain dengan ini. Misalnya, apa pendapatmu tentang
ular seperti ini?” kata Yeon yang sudah membawa ular.
“Cobalah.
Kau tidak berpikir aku akan diseret keluar secara paksa dan melepaskan tubuh
ini dengan mudah, bukan?” ucap Immogi
“Kau
benar. Sejujurnya, aku lebih menyukaimu daripada Imoogi yang lain. Sudah
sewajarnya penjahat bersikap kurang ajar sepertimu. Aneh sekali Imoogi
mendambakan romansa.” Ucap Yeon akhirnya mengurunkan niatnya memberikan sisik.
“Bagiku, wanita ini hanyalah sandera.”ucap Immogi. Yeon yakin pria itu lebih tertarik kepada Ji-ah daripada menyempurnakan tubuh mereka.
“Pria itu
hanya bagian dari tubuhku.” Ucap Immogi. Yeon merasa dia tidak merasa begitu.
“Kau pikir
bisa memisahkan aku darinya? Jangan harap.” Kata Immogi. Yeon pikir Immogi itu
harus tahu pria itu.Tiba-tiba Ji A meraskan kepalanya sangat sakit lalu jatuh
pingsan.
Immogi
terlihat sangat marah dan tak merasakan sakit lagi. Yoo Ri pun hanya bisa
menatapnya. Nenek Yeon pun melihat komputerny [Daftar. Nama, Nam Ji-ah. Lahir,
3 Maret 1991, Mati, Hari Ini] Tuan Hyun berkomentar kalau Nyawa yang tidak
bersalah akan mati.
“Jika
kita biarkan seperti ini, dunia akan hancur dalam sekejap.” Ucap Nenek Yeon.
“Tidak.
Kau salah... Itulah dirimu sejak awal.” Ucap Tuan Hyun marah. Nenek Yeon memanggil
“Sayang.”
“Jangan
bercanda. Siapa yang mengizinkanmu? Berhenti.Apa Kau tidak mendengarku? Begitu
membuka pintu itu dan pergi, kau akan kehilangan semuanya. Akan kupastikan itu!”teriak
Nenek Yeon. Tuan Hyun tak peduli terus keluar dari rumah.
Immogi
terlihat sangat marah dan berjalan di trotoar, setiap orang yang menabraknya
langsung tak sadarkan diri.Semua orang yang melihatnya pun bingung karena teman
mereka jatuh pingsan. Ji A akhirnya terbangun dan melihat Yeon didepanya.
“Mari
bergegas... Aku ingin menghabiskan momen terakhirku sebagai diriku sendiri. Di
sampingmu... Mari kita akhiri pertarungan membosankan ini. Untuk selamanya.” Kata
Ji A.
Di ruangan,
Nenek Yeon memastikan [Nam Ji-ah. Lahir, 3 Maret 1991. Mati, Hari Ini]
Bersambung ke episode 14
Cek My Wattpad... First Love
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar