PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Ji A
melihat ibu dan ayahnya di rumah dan langsung memeluknya sambil menangis. Ia
memastikan kalau Ini sungguhan dan benar-benar ibu dan ayahnya. Keduanya hanya
terdiam menatap anaknya Ji A karena sudah lama tak bertemu.
“Ibu...
Apa Ibu tidak mengenaliku? Ayah. Aku Ji-ah, putri Ayah.” Ucap J A. Tapi
keduanya hanya bisa terdiam melihat Ji A yang tak dikenalinya.
“Ini
Masuk akal... Sudah lebih dari 20 tahun.” Kata Ji A. Ibunya akhirnya melihat
anaknya yang sudah dewasa. Yeon melihat
mereka bertemu ikut terharu.
“Orang
tua macam apa yang tidak bisa mengenali anak mereka?” kataSang ibu. Ji A pun
memeluk ibunya kembali.
“Maaf membuatmu
menunggu begitu lama... Maafkan ibu.” Ucap Ibu Ji A. Ji A menngaku sangat merindukan keduanya.
Yeon pun memilih untuk meninggalkanya.
Yeon
keluar rumah dan Shin Joo sudah menunggu.Shin Joo memuji Yeon dan adiknya
melakukan hal hebat menurutnya kalau Produser Nam akan tidur pulas kali pertama
dalam 20 tahun. Yeong mengaku selalu menepati janjinya.
“Kontrak
Lee Rang juga usai?” tanya Shin Joo. Yeon menjawab Sepenuh usai.
“Kau
keren sekali.” puji Shin Joo. Yeon dengan bangga agar menlanjutkan pujianya.
“Dunia
ini sangat tidak adil. Konon, sikap pria tampan sesuai tampang dan bisa
melakukan apa saja. Kau menyilaukan.” Ucap Shin Joo. Yeon hanya tersenyum
bangga.
Di dalam
mobil, Rang menatap jari tanganya yang
sudah menghilang cincin ikatan. Yoo Ri
pun bertanya apakah Rang sudah berbaikan dengan Lee Yeon. Rang pikir i tidak
bisa dibilang berbaikan, tapi bisa memakluminya. Yoo ri mengaku Tapi tidak suka
Lee Yeon.
“Kenapa?”
tanya Rang. Yoo Ri pikir Yeon sangat mengganggunya selama bertahun-tahun.
“Kau
tidak akan tinggal dengan Lee Yeon, bukan?” ucap Yoo Ri memastikan. Rang pikir
dirinya itu tak gila.
“Kau
tidak boleh mengabaikanku karena kalian berbaikan.”ucap Yoo Ri memastikan
“Bagaimana
jika aku mengabaikanmu?” kata Rang. Yoo Ri menjawab akan menggigitnya. Rang tertawa berkomentar sudah membesarkan Yoo Ri dengan buruk.
Flash Back
[Lima
tahun lalu]
Yoo Ri
yang compang camping duduk dengan wajah
ketakutan. Rang datang memberikan sepiring daging. Yoo Ri malah
menyerang Rang dengan mengigitnya, tapi tak berhasil. Rang akhirnya memberikan
conton dengan mengigit tangan Yoo Ri.
Yoo Ri kaget dan melihat tanganya ada bekas gigitan.
Jika ada
yang menggigitmu, kau harus menggigitnya. Dunia ini kejam pada mereka yang
tidak bisa bilang sakit saat digigit.” Ucap Rang
“Aku tidak
minta tolong!” terik Yoo Ri. Rang pikir benar kalau Mereka mengambil secara paksa, memberi makan dan merawatnya.
“Saat tidak diinginkan lagi, kita dibuang. Aku benci orang seperti itu. Jadi, setelah selesai makan, keluarlah dari rumahku.” Ucap Rang. Yoo Ri terlihat bingung.
Rang
berjalan lebih dulu, Yoo Ri sudah berganti pakaian dengan dress hijau dan
terlihat cantik. Ia berjalan dibelakang Rang, Rang bisa merasakan ada yang
mengikutinya lalu memperingatkan Yoo Ri aga jangan mengikutinya tapi Yoo Ri
terus mengikutinya. Akhirnya keduanya saling kejar-kejaran seperti seorang
pasangan.
***
Rang
memberikan sebuah tusuk rambut yang tajam menyuruh Yoo Ri agar menusuknya. Tapi
Yoo Ri tak bisa menghalau tangan Rang
yang menahanya, keduanya mencoba saling serang dan menahan tapi Yoo Ri
tak bisa menusuk di tubuh Rang.
Yoo Ri berlari
masuk ke dalam mobil dengan wajah bahagia memanggil Rang dan masuk ke dalam
mobil. Ia memberitahu kalau menusuk
titik tekanan dalam sekali coba. Rang pun memujinya. Yoo Ri langsung memberikan
ciuman di pipi Rang. Rang hanya bisa tersenyum menerimanya.
Rang
tersenyum mengingat kenangana dengan Yoo Ri lalu mengajak makan jokbal. Yoo Ri menolak karena Jokbal telah dikubur dengan masa lalunya yang
kelam tapi mau bossam. Rang mengeluh kalau Jokbal yang paling cocok untuk
suasana hari ini.
“Dia selalu
berbuat semaunya.” Keluh Yoo Ri. Rang tiba-tiba mengigit tangan Yoo Ri. Yoo Ri
pun kaget
“Jangan
lakukan itu!” jerit Yoo Ri tertawa lalu mengajaka agar memesan setengah
setengah saja.
Ji A
mengajak ayah dan ibunya masuk ke dalam kamarnya. Keduanya bingung melihat
kamar anaknya penuh dengan selembaran [Aku Mencari Orang Tua Yang Hilang]
Ibunya pun bertanya Apa ini. Ji
memberitahu Awalnya, membagikan selebaran,
“tapi
tidak ada yang memercayaiku. Karena itu aku memutuskan menjadi produser dan
mencari kalian sendiri. Akhirnya aku menemukan kalian.” Ucap Ji A
“Ji-ah...
Ayah sangat bangga pada putri ayah.” Ucap Ayah JiA. Ji A pun keluar dari kamar
dan bertanya menanyakan keadaan ibunya apakah merasa kesakitan
“Ibu dan
ayah tidak kesakitan. Jangan khawatir.” Ucap Ibu Ji A. Ji A pkir mereka tidak
pernah tahu.
“Mari
periksa ke rumah sakit.” Kata Ji A. Ayah Ji A
melihat kotak musik dari malam itu.
“Rasanya
baru kemarin kita mengalami kecelakaan di Yeou Gogae. Semuanya di tempat yang
sama, tapi 20 tahun sudah berlalu.” Ucap Tuan Nam
“Di mana
kalian selama ini?” tanya Ji A. Nyonya Nam mengaku tak tahu Rasanya seperti terbangun setelah tidur lama.
“Apa Ayah
juga?” tanya Ji A. Tuan Nam menganguk. Ji A pu mengeluarkan kertas lipat
ditanganya memastikan kalau ini tulisan tangan Ayah
Tuan Nam membaca tulisan "Ji-ah, kenapa kau tidak menyelamatkan kami?"
“Ayah
pernah satu kali terbangun dari tidur dan pria berwajah pucat muncul dan
memberi tahu ayah bahwa ayah bisa menemuimu jika menulis pesan ini. Dia pasti
membantu kami.” Ucap Tuan Nam
“Bukan
dia. Tapi Itu Lee Yeon... Lee Yeon menyelamatkan kalian berdua.” Kata Ji A
kalau bukan Tuan Kwon yang menyelamatkan keduanya.
“Pria
yang tadi?” tanya Ibu Ji A. Ji A membenarkan. Mereka pun bertanya siapa pria
itu.
“Dia orang
yang selalu mengutamakan aku. Dia sudah lama menungguku. Dia bahkan
mengorbankan nyawanya untukku.” Kata Ji A.
“Dia
pacarmu?” tanya Ibu Ji A. Ji A membenarkan dengan wajah malu. Ibu Ji A pu
merasa Putrinya sudah dewasa.
“Ayah
merasa terluka. Ayah ingin menjadi orang pertama yang mendengar tentang pacarmu
dan mengomelimu.” Kata Tuan Nam
“Tolong
omeli aku. Aku sangat merindukannya.” Ungkap Ji A.Tuan Nam mengaku Ada banyak hal yang ingin dilakukan untuknya.
“Kini
Ayah bisa melakukan semua hal yang Ayah inginkan.” Kata Ji A. Ibu Ji A pun
merasa sangat bangga kepadanya.
“Kau
menjadi luar biasa bahkan menjadi produser keren.” Puji ibunya. Ji A pun
bahagia bertemu kembali dengan orang tuanya.
Di rumah,
Yeon melamun di meja kerjanya lalu melihat ada panggilan video dari Ji A. Ia
pun mengangkatnya mengeluh Ji A yang harus panggilan video. Ji A mengejek kalau
khawatir Yeon si bayinya takut tidur sendirian. Yeon tak percaya dianggap bayi.
“Mari
kita lakukan hal-hal biasa. Kita akan saling memberi julukan, membeli cincin
pasangan, dan melakukan semua hal norak di telepon.” Ucap Ji A Yeon bingung apa
itu Hal norak
“<Seperti
ini.” Ucap Ji A. Yeon melihat Ji A tampak senang. Ji A membenarkan kalau sangat
senang sekali sampai bisa terbang.
“Kau
menemukan ibu dan ayahku seperti yang kau janjikan.” Ucap Ji A tersenyum
bahagia.
“Kuharap
kau akan sebahagia ini setiap malam. Aku akan memastikannya.” Kata Yeon.
Ibunya
memanggil agar cepat tidur. Ji A pun menyudahi telp dengan Yeo dan meminta agar
memimpikan dirinya. Yeo pun bisa tersenyum bahagia melihat Ji A yang sangat
bahagia.
[Episode 12. Tangkap Ekor]
Tuan Kwon
mengemudikan mobilnya dengan wajah kesal karena hampir mati dan mengumppat
kesal pada Guminho gila. Saat akan masuk ke dalam rumah, ia menghentikan
mobilnya seperti ragu. Tuan Kwon melihat Immogi yang menelp lalu mengangkatnya.
“Aku
hendak meneleponmu. Sudah selesai 99 persen, tapi mereka menipuku. Ya. Ada
kesalahan kecil.” Ucap Tuan Kwon
“Kau kehilangan
ceplukan dan sandera? Karena kau, aku tidak lagi punya banyak kartu.”kata
Immogi marah
“Aku di
jalan.” Ucap Tuan Kwon. Immogi mengaku bisa mendengarnya. Tuan Kwon panik
“Aku bisa
mendengar pikiran kacaumu lewat telepon. Masuklah... Kau akan tahu entah itu
hidup atau mati yang menantimu.” Kata Immogi marah. TUan Kwon menutup telp dan
langsung memutar balik mobilnya.
“Aku tidak
mau mati. Aku tidak bisa. Tidak setelah apa yang kualami... Aku tidak boleh
mati. Tidak akan pernah.” Ucap Tuan Kwon.
***
Ji A
tertidur di kamar dengan ayah dan ibu disampingnya, tiba-tiba ia berpindah
tempat ke rumah Tuan Kwon. Ia pun bingung kenapa ada dirumah itu lalu tiba-tiba
bibi yang kehilangan kuku mengejarnya dengan jalan mengesot, ia pun berlari
masuk ke kamar dengan wajah ketakutan.
Tapi saat
itu Imogi seperti sudah menunggu dan menyapanya. Selamat datang. Ji A tak
percaya melihat Imoogi. Immogi mengaku kalau lebih suka dipanggil Tae-ri karena
Panggilan pertama Ji A untuknya.
“Rupanya
ini perbuatanmu.” Gumam Ji A dan bertanya Bagaimana bisa membawanya ke sini
“Bukan
aku. Kau memanggilku kemari... Ini mimpimu. Artinya kita berkomunikasi.” Ucap
Immogi
“Tidak
mungkin.” Kata Ji A tak percaya. Immogi memberitahu kalau mereka terhubung oleh
takdir.
“Pergilah.
Enyahlah!” kata Ji A marah. Immogi
meminta Ji A agar meihat baik-baik.
“Aku
adalah kau.” Ucap Immogi menatap ke arah
cermin. Ji A menatap wajahnya dan terlihat kaget lalu terbangun dari
tidurnya.
Ia
melihat disampingnya masih ada ayah dan ibunya, lalu keluar dari kamar dan
melihat kearah cemin memastikan bagian lehernya. Sementara Yeon bolak balik dirumahnya
sambil bergumam sendirian
“Jika aku
ingin menangkap Imoogi dan memastikan Ji-ah tidak terluka... Sekarang, aku
harus mulai dari mana?”
Akhirnya
Yeon menelp seseorang dan mengaku juga enggan bicara dengannya. Tapi berpikir
orang itu butuh sesuatu seperti ceplukan, tapi terserah padanya.
“Benarkah?..
Kalau begitu, mari bertemu.” Ucap Tuan Kwon terlihat bahagia.
“Baiklah,
siapa peduli? Asalkan kudapatkan kembali ceplukannya, aku tidak peduli Imoogi
atau Lee Yeon.”kata Tuan Kwon yang bersembunyi dibawah jembatan.
Ji A
membawakan sebuah kotak, dan memberikan Kejutan untuk ibunya. Ibunya bingung
apa yang diberikan Ji A. Ji A memberitahu kalau Ponsel baru untuk Ibunya karena
Ada yang memesannya agar tidak perlu ke
toko. Ibu Ji A tak percaya kalau Ponsel bisa dikirim kepadanya.
“Kita bisa
menerimanya dalam satu jam... Mari kita lihat. Tekan ini, maka Ibu akan
diarahkan padaku.” Ucap Ji A memperlihatkan ponselnya. Ibu Ji A melihat nama
anaknya “Putriku Tersayang, Ibuku Tersayang”
“Jangan
terima telepon dari siapa pun selain aku. Jangan buka pintu untuk siapa pun.”
Ucap Ji A
“Jangan
khawatir dan pergilah. Mungkin butuh waktu lama agar kami terbiasa dengan 2020,
tapi ibu dan ayah bukan anak-anak.” Ucap Ibu Ji A
“Kalian
bisa mengandalkan aku.” Kata Ji A. Tuan Nam datang memberitahu kalau ingin
mengundang pria itu untuk makan.
“Siapa? Lee
Yeon?” tanya Ji A kaget.
Yeon
mengemudikan mobilnya terlihat gugup karena Ji A memberitahu tentang "Takdir" dan
"berkomunikasi" dan Immogi membahas omong kosong itu dalam mimpinya.
Ji A merasa itu bukan mimpi biasa karena Wajahnya dipenuhi sisik yang
mengerikan.
“Bagaimana
jika sesuatu di dalam diriku memanggilnya? Apa yang harus kita lakukan? Kenapa
harus aku?” keluh Ji a.
“Aku
pasti akan menangkapnya. Apa Kau percaya padaku?” kata Yeon memegang tangan
pacarnya agar tenang. Ji A
menganguk.
“Oh
Yah.. Apa Kau senggang malam ini? Ibu
dan ayahku ingin bertemu denganmu. Mereka ingin bertemu pacarku.” Kata Ji A.
Yeon kaget kalau itu dirinya. Ji A menganguk dengan senyuman.
Shin Joo
akan bergegas pergi, tiba-tiba Immogi datang meminta agar periksa kucing ini.
Shin Joo tak mengenal Immogi mengaku hendak pergi dan merasa kasihan pada
kucing yang terus mengeong, lalu bertanya apakah terluka.
“Dia
kucing liar dan terjebak dalam jerat. Aku
akan membayar pengobatannya. Bantulah kucing ini.” Kata Immogi dengan wajah
sedih
“Kau
baik, tidak seperti anak muda lainnya... Biar kuperiksa. Letakkan kucingnya di
sini.” Kata Shin Joo.
Shin Joo
pun memegang kucing memastikan sakit dibagian mana, Si kucing terus mengeong.
Immogi pun terus menatap Shin Joo, Shin Joo meliha lukanya tidak terlalu dalam.
Immogi pun mencoba tetap tenang.
“Sayang,
siapa yang melakukan ini kepadamu?” tanya Shin Joo lalu terdiam karena bisa mengetahui
apa yang dikatakan si kucing.
“Siapa
pelakunya?” tanya Shin Joo. Si kucin mulai mengeong. Shin Joo terdiam karena
tahu kalau didepanya orang yang berbeda.
“Ada apa?
Kucing itu bisa bicara?” kata Immogi memancing. Shin Joo bertanya Di mana menemukan
kucing ini?
“Di jalan depan tempat ini.” Kata Immogi. Shin Joo hanya bisa berguma kalau pria didepanya Imoogi. Immogi terus menatapnya.
Nyonya
Bok membawakan Tteokgalbi dengan daun
teratai, Yeon mengatakan ia yang traktir karena ini hari baik. Jae Hwan ingin
tahu Apa pekerjaan paruh waktu itu. Sae Rom meminta agar mengatakan bayarannya
dahulu karena tenaga kerja berkualitas.
“Aku bisa
menambahkan satu nol lagi pada upah minimum.” Kata Yeon. Jae Hwa kaget totalnya
85.900 won
“Apa
tugas pertama kami?”tanya Sae Rom. Yeon
meminta agar meLakukan keahlian merkea sebagai staf stasiun penyiaran.
“Pemeriksaan
latar belakang.” Kata Yeon. Sae Rom bertanya Latar belakang siapa
“Imoogi. Fabel,
legenda, cerita rakyat, dongeng, bahkan kartun juga bisa. Cari semua yang
berkaitan dengan Imoogi.” Kata Yeon. Sae Rom ingin tahu lasanya.
“Kelemahan...
Aku akan mencari kelemahannya.” Kata Yeon dengan wajah penuh keyakinan.
Shin Joo
berusaha mengobati kucing tapi tanganya tak bisa menutupi rasa gugupnya. Immogi
pun bisa melihat Tangan Shin Joo sangat gemetar. Dan bertanya Apa dokter hewan
memang seperti itu. Shin Joo yang panik meminta izin sebentar lalu melihat
pisau bedah.
“Jika
menyentuhnya, kau akan mati hari ini...” ucap Immogi. Shin Joo pun terdiam dan
Immogi langsung mencekik leher Shn Joo
“ Kau
tahu siapa aku, bukan? Gu Shin-Joo. Tangan kanan Lee Yeon. Sepertinya kau
berbakat memahami hewan.” Kata Immogi
“Apa
maumu?” tanya Shin Joo. Immogi mengaku sedang bermain tangkap ekor dengan Lee
Yeon. Shin Joo bingung apa maksudnya Tangkap ekor
“Omong-omong,
kau sandera yang baik?”kata Immogi. Shin Joo pkr Lebih baik Immogi membunuhnya.
“Daripada
menjadi kelemahan Lee Yeon, lebih baik aku mati.”kata Shin Joo. Immogi mengejek
Shin Joo orang seperti itu.
“Aku tidak
takut. Bunuh aku.” Kata Shin Joo. Immogi pikir Ini semacam implikasi lalu
mendekati Shin Joo.
“Suatu
saat, saat Imoogi dalam wanita itu memanggil, kau...” bisik Shin Joo seperti
dibuat terhipnotis. Shin Joo pun seperti hilang kesadaran.
Sae Rom
tak percaya Dahulu mereka dibunuh oleh Imoogi dan Imoogi itu adalah pemagang di
tim mereka. Ia masih tak percaya menurutnya Omong kosong dan mengeluh semua
pria tampan di Korea adalah rubah berekor sembilan atau Imoogi. Yeo pun meminta maaf.
“Kalau
begitu, sampai nanti.” kata Ji A. Sae Rom bertanya mau ke mana?
“Menyerahkan
video yang sudah diedit, lalu pulang. Aku akan berbelanja bersama Ayah.” Ucap
Ji A berbisik.
“Mau
kuantar ke sana?” tanya Yeon. Ji A menolak dan akan jumpa di rumah jadi meminta
agar terlihat tampan.
“Kami
juga harus pergi.” kata Sae Rom. Yeon langsung menyuruh keduanya duduk.
“Aku akan
mengatakan sesuatu yang lebih penting. Aku butuh saran. Apa yang harus
kulakukan agar orang tuanya menyukaiku?” kata Yeon.
Tuan Nam
sibu memasakan dan Ji A membantu menyiapkan bahan. Ibu Ji A sudah menyiapkan
vas bunga dan Ji A meminta agar menaruh diatas meja tamu agar terlihat cantik
lalu menyuapi ayahnya agar bisa merasakan japchae buatanya. Tuan Nam memuji
rasanya enak.
***
Yeon
keluar dari kamar pas, Jae Hwan dan Sae Rom meminta agar menganti baju yang
terlihat tak cocok. Yeon pun keluar dengan jas warna merah, mereka pun
memberikann komentar. Yeon pikir bisa membuaka satu kancing lagi.
Keduanya
mengeluh meminta agar Yeon mencoba yang lainya. Yeon akhirnya memilih setelah
yang hitam. Keduanya langsung berdiri memberikan tepuk tangan karena sangat
cocok.
“Rupanya
kalian suka ini.... Terima kasih, pekerja paruh waktu.” Ucap Yeon.
Ji A pun
keluar menyambut Yeon yang datang dengan wajah gugup. Ia memberitahu kalau mereka sebelumnya sudah
pernah bertemu. Yeon pun memperkenalkan diri dengan sopan.
“Kami
ingin makan malam denganmu.” Ucap Tuan Nam dan mengajak masuk. Yeon meminta
agar menunggu sebentar.
Ia
mengingat apa yang dikatakan Jae Hwan sebelumnya “Kau tahu harus ingat apa? "Terima
kasih sudah mengundangku. Ini hadiah untuk kalian." Minimal ginseng merah,
akar bunga lonceng, atau kosmetik.” Yeon pikir Intinya, harus memamerkan kekayaanya
“Terima kasih banyak sudah mengundangku... Ini hadiah untukmu.” Ucap Yeon memberikan pada Tuan Nam
“Pemantik?
Tapi aku tidak merokok.” Kata Tuan Nam bingung. Yeon menyalakan alaram dan
terlihat mobil dibelakangnya.
“Ini model
yang biasa aku kemudikan. Semoga kau suka.” Kata Yeon lalu berjalan masuk. Ji A
melonggo bingung begitu juga orang Tuan Ji A.
“Dia pria
yang murah hati.” Kata Ibu Ji A. Yeon yang masuk lebih dulu mengajak mereka
segera masuk juga.
“Aku
memasak dengan Ji-ah setelah sekian lama. Tapi aku tidak yakin ini sesuai
dengan seleramu.” Ucap Tuan Nam duduk didepan Ji A
“Sejujurnya,
ini tidak sesuai dengan seleraku. Bulgogi-nya agak terlalu asin.” Komentar
Yeon. Ji A langsung menginjak kaki Yeon memuji kalau makanan ayahnya Semuanya
lezat.
“Kau
pemuda yang sangat jujur.” Ucap Tuan Nam, Sementara Yeon mengingat apa yang
dikatakan Sae Rom
“Jangan
mengatakan banyak hal saat mereka bertanya... Jujur saja.” Ucap Sae Rom
“Berapa
usiamu?” tanya Ibu Ji A. Yeon pikir
keduanya akan terkejut mendengarnya.
“Kenapa?
Berapa usiamu?” ucap Ibu Ji A penasaran. Yeon mengaku mungkin terlihat muda,
tapi .. Ji A langsung menyela.
“Di
Korea, usianya 36 tahun. Dia sudah lama tinggal di luar negeri. Benar?” ucap Ji
A kembali menginjak kaki Yeon
“Kau belajar di luar negeri? Kami juga bertemu saat belajar di luar negeri. Apa Kau lulusan universitas luar negeri?” tanya Tuan Nam penasaran.
“Aku
tidak kuliah.” Kata Yeon . Tuan Nam pikir Gelar sarjana tidak penting. Yeon
mengaku ia juga tidak lulus SMA.
“Aku
tidak punya latar akademis.” Kata Yeon. Ibu Ji A kaget dan ingin ahu
pekerjaannya.
“Aku
tidak punya pekerjaan.” Kata Yeon. Keduanya seperti tertundu lesu dan merasa
Yeon itu pemuda yang liberal.
“Tapi aku
punya banyak uang. Aku memberimu mobil.” Kata Yeon. Keduanya seperti tak
bersemangat. Yeon bingung menatap Ji A dan Ji A hanya meminta agar Yeon
berhenti.
Immogi
duduk direstoran, kupingnya terus mendengar pikiran orang [Tapi kau bilang
mereka putus. Mereka kembali bersama? Itu sangat memalukan. Bukankah dia
terlalu obsesif? Mau pergi ke biosko?”
Nyonya
Bok pun datang bertanya mau pesan apa. Imoogi merasa Sebelum memesan menurutnya di sini agak berisik,
Nyonya Bok binggung, Immogi langsung berkata “Aku sangat lelah jadi ingin
tidur.” Semua pungunjung pun langsung tertidur. Nyonya Bok kaget dan ingin kabur.
“Kau
Pengantin Siput, bukan?” ucap Immogi menghalanginya. Nyonya BOk panik bertanya
kenapa datang
“Untuk
makan... Tulis pesananku.” Ucap Immogi. Nyonya Bok bertanya Immogii mau pesan
apa.
“Apa yang
biasanya dimakan Lee Yeon di sini? Aku ingin makan yang biasa Lee Yeon makan di
sini.” Kata Immogi.
Yeon pun
mulai membaha ayah Ji A profesor universitas dan ibunya dokter lalu Ji-ah
produser TV lulusan universitas terbaik di Korea. Ia pun sadar, tidak punya hal
yang mengesankan Tapi tetap saja, Ia sangat menyukainya. Ibu Ji A ingin tahu
apa yang disukai dari Ji A.
“Aku melewati
lebih banyak kesulitan dari yang bisa kalian pikirkan. Masa yang sangat kejam.
Tapi anehnya, duduk di sebelah Ji-ah sambil makan membuatku jatuh ke delusi
hangat bahwa aku bagian dari keluarga kalian. Ini membuatku sangat nyaman.”
Ungkap Yeon
“Aku juga
merasa seperti itu. Aku hidup sendirian di rumah ini tanpa kalian berdua, tapi
kusadari ini saat bertemu Lee Yeon. Orang harus hidup dalam perlindungan orang
yang bisa mereka andalkan.” Kata Ji A
“Aku ingin
menjadi orang seperti itu.” Kata Yeon. Ibu Jia melihat keduanya tumbuh menjadi
orang baik.
“Rasanya
agak asin, tapi nikmati makanannya.” Kata Tuan Nam. Yeon pun mulai makan dan
memuji Tuan Nam pandai memasak.
“Kenapa
kau mengincar Lee Yeon? Selama ini dia hidup kekal sendirian dan baru mulai
menemukan kebahagiaan. Jadi, kenapa?”tanya Nyonya Bok memberikan makanan pada
Immogi
“Kisah
Pengantin Siput beragam menurut siapa yang menceritakannya. Tapi kenyataan
bahwa kisahnya berakhir tragis tidak berubah. Lee Yeon dan aku sama. Kisah ini
akan berakhir jika salah satu dari kami mati.” Ucp Immogi. Nyonya Bok hanya
bisa terdiam
“Dengarkan
aku baik-baik... Kau...” bisik Immogi seperti mulai menghipnotis.
Di rumah,
ayah dan Ibu Ji a memperlihatkan foto anak mereka saat usia 100 hari pada Yeon.
Ji A membawakan minuman untuk mereka
bertiga. Ibu Ji A mengaku kalau Ji A mewarisi sifatnya dan parasnya. Ji A
mengeluh ibunya yang memperlihatkan foto putri mereka seperti ini
“Meski
aku mencari, tidak ada yang memalukan.” Kata Yeon. Tiba-tiba Tuan Yeon
mempelihatkan foto Ji A yang memalukan. Ji A malu langsung menutupi wajahnya.
“Apa ini?
Ini tidak benar, Ayah.” Keluh Ji A. Yeon merasa kalau ini manis dan cantik.
Yoo Ri
berjalan di lobby, tiba-tiba bertabrakan dengan seseorang. Ia pun menatap
sinis. Ternyata Immogi yang menabraknya dan langsung berkata “Aku ingin
membunuhnya.” Yoo Ri terdiam meantap Immogi.
Rang
menunggu di rumah melihat Yoo Ri yang sudah pulang, tapi tiba-tiba Yoo Ri
langsung menyerangnya membabi buta. Rang pun tak bisa menghindarinya dan tak
percaya kalau Yoo Ri melakukanya. Yoo Ri pun hanya bisa terdiam seperti baru
saja dihipnotis.
Ji A
melihat Yeon yang selalu minum Americano tapi sekarang minum kopi latte, Yeon
mengaku ingin mengingat hari ini yang mungkin tidak akan pernah kembali. dan
menyadari ada hari-hari yang seperti kopi latte lembut ini dalam kehidupan
pahitnya.
“Kau
sangat menyukainya?” tanya Ji A. Yeon menganguk sambil terus meminum kopinya.
“Aku
sempat membayangkan sesuatu selagi melihat album fotomu. Aku membayangkan
menikah dan memiliki anak yang mirip dengan kita. Kita akan ke Sungai Han dan
makan kimbap buatanku. Kita akan bertengkar selagi makan.” Ucap Yeon
“Meski aku akan kalah. Meski aku tidak akan pernah menua, kepalaku penuh dengan uban. Dan kau masih di sisiku saat itu. Jika aku manusia... Jika aku manusia biasa, bukankah akan menyenangkan?” kata Yeon dengan wajah sedih.
“Hidupmu
pahit lagi? Mau kubuat netral untukmu?” kata Ji A memegang tangan Yeon. Yeon
mengangguk. Ji A langsung memasangkan cincin di jari manis Yeon.
“Kejutan...
Cincin pasangan... Aku ingin melakukan ini... Aku ingin membelikannya untukmu.
Aku menerima banyak darimu. Selama ini kau selalu memberiku. Apa Kau suka?”
tanya Ji A.
Yeon pun
tak berdaya karana ditusuk oleh Yoo Ri dan langsung jatuh tak berdaya karena
Yoo Ri tega melakuan dan ta sadarkan diri. Yoo Ri akhirnya tersadar dari
hipnotisnya, lalu panik karena tidak mungkin melakukan ini.
Bersambung
ke part 2
Cek My Wattpad... First Love
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar