PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 26 Februari 2020

Sinopsis When the Weather is Fine Episode 2 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Hye Won mengambar kembali tanganya dengan tinta hitam, lalu menatap ke arah jendela toko buku Eun Seob yang masih menyala. Sementara Eun Seob kembali menuliskan blognya
“Anggota Klub Good Night, klub tertua di dunia organisasi nokturnal yang tersebar. Apa kalian sudah tidur?” Lalu tiba-tiba mengumpat kesal mengingat kejadian sebelumnya dan mendengar suara ketukan pintu.
Hye Won datang dan membuat Eun Seob kaget sambil bergumam “Aku mau berkata...
“Maaf. Ada yang mau aku tanyakan.” Kata Hye Won. Eun Seob langsung menjawab tidak. Hye Won bingung apa maksudnya tidak
“Itu, yang kukatakan tadi. Aku membicarakan masa lalu.” Kata Eun Seob. Hye Won memastikan kalau yang dimaksud saat bilang menyukainya.
“Benar, itu adalah perasaan yang sudah tak ada.” Kata Eun Seob dan langsung menutup pintu. Hye Won kaget melihatnya.
“Aku mau katakan... Aku gagal... Benar-benar gagal.” Gumam Eun Seob lalu bergegas masuk ke dalam rumah .
[EPISODE 2: APA INI MASA LALU YANG SEMPURNA?]


Kereta jurusan JECHEON-CHEONGNYANGNI berjalan di rel meninggalkan stasiun. Hye Won berdiri sendirian dengan koper, papan nama terlihat STASIUN HYECHEON. Ia hanya berdiri sendiri, akhirnya HyeWon diantar oleh bibinya pergi ke SMA HYECHEON
Hye Won berjalan dengan gurunya, saat dilorong banyak orang yang penasaran dengan murid pindahan dari Seoul. Akhirnya sang guru masuk ke dalam kelas dan menyuruh semua anak murid untuk tetap tenang.
“Perhatian. Ada murid pindahan baru... Namanya Mok Hye Won. Dia dari Seoul.Ada yang mau dikata'kan?” ucap Guru. Hye Won hanya terdiam seperti merasa tak perlu.
“Dia dari Seoul.Kalian semua tahu sekolah kita tak memiliki perundung bersikap baiklah padanya.” Pesan Guru. Semua mengerti dan salah satu anak yang duduk dipaling depan seperti tertarik dengan Hye Won.
“Silakan duduk... Kalian tahu ujian simulasi minggu depan, 'kan? Daripada semester pertama kalian harus lebih tinggi 5 poin, ya? Hye Won, duduk di situ... Dan jika kau bertugas mingguan, datang ke ruang guru sesudah pelajaran. Mengerti?” ucap Pak guru. Hye Won pun duduk dibangku yang kosong. 

Eun Seob membuka pintu melihat Hye Won masih ada didepan pintu lalu bertanya apa yang ingin dikatakan. Akhirnya Hye Won masuk ke dalam toko buku, dan melihat buku "ANGIN YANG MENGHEMBUS POHON WILLOW"
“Aku ingin meminjam buku ini.” Kata Hye Won. Eun Seob mengangguk mengerti.
“Maaf karena mengganggumu.” Ucap Hye Won. Eun Seob mengaku tak masalah dan mempersilahkan Hye Won untuk meminjamnya.
“Tapi, mana yang kau suka?” tanya Hye Won. Eun Seob mengaku suka semuanya. Hye Won mengerti dan akhirnya pamit pergi.  Eun Seob pun seolah tak peduli mempersilahkanya. 

Hye Won berjalan di jalan desa yang cukup gelap, tiba-tiba ada sinar dari belakang. Eun Seob datang dengan senter besar ditanganya lalu berkomentar kalau jalanya cukup gelap.  Hye Won pun akhirnya berjalana bersama dengan Eun Seob.
“Kau tak perlu antar aku pulang.” Kata Hye Won. Eun Seob mengatakan untuk berjaga.
“Bukankah jaraknya dekat?” ucap Hye Won. Eun Seob pikir tetap sja karena hari mulai gelap.
“Apa yang...kukatakan selama reuni... kuharap tak mengganggumu.” Kata Eun Seob gugup
“Tak ada yang perlu dikhawatirkan.” Kata Hye Won santai. Eun Seob pikir seharusnya  mengarang nama saja dalam perjalanan pulang.
“Kau bilang, itu adalah masa lalu,... apakah bukan?” kata Hye Won. Eun Seob hanya diam saja lalu berkomentar tampak berbeda. Hye Won. terlihat bingung.
“Gambarnya.” Ucap Eun Seob melihat tanganya Hye Won,  Hye Won memberitahu kalau itu henna.
“Aku menggambarnya karena sulit tidur.” Kata Hye Won. Eun Seob meminta izin agar bisa melihatnya.
Hye Won menganguk lalu memperlihatkan tanganya, Eun Seob melihat dengan senternya dan melihat kalau itu gambar daun willow. Hye Won membenarkan. Eun Seob ingin tahu Berapa lama gambar itu akan bertahan.
“Entahlah. Kecuali sengaja dihapus, mungkin sekitar satu minggu?” kata Hye Won. Eun Seob mengerti lalu memuji kalau gambarnya Cantik.
Keduanya tiba-tiba saling menatap dan mencoba berjalan berjauhan mengurangi rasa canggung.
“Omong-omong, bukankah sakit?” kata Eun Seob. Hye Won membenarkan kalau sangat sakit.
“Dibuat menggunakan besi panas.. Apa Kau tak tahu?” kata Hye Won. Eun Seob melihat wajah Hye Won tahu kalau sedang Bohon dan sedang mempermainkannya. Keduanya pun hanya bisa tertawa. 


Pagi hari dipemakaman, Bibi Sim menaruh bunga di samping batu nisan, lalu berbicara pada ibunya memberitahu kalau Hye Won tak akan kembali ke Seoul dan berhenti kerja. Hye Won menatap sinis sang bibi.
“Ketika satu juta orang menganggur... Astaga... Dia sangat manja.” Ejek Bibi Sim
“Nek, si Bibi merokok.” Kata Hye Won mengandu. Bibi Sim mengeluh dengan yang dikatakan keponakanya.
“Rumah itu berantakan, dan dia melaporkan sanggarloka ditutup tanpa berkonsultasi dengan siapa pun. Juga, dia memakai kacamata hitamnya sepanjang waktu. Aku tak tahu kenapa dia begitu.” Kata Hye Won
“Ini mode.” Kata Bibi Sim membela diri. Hye Won ingin mengadu tentang bibinya.
Juga, Bibi terus...” ucap Hye Won lalu terdiam. Bibi Sim ingin tahu apa yang akan dikatakan Hye Won. 

Flash Back
Hye Won berbaring dipangkuan neneknya sambil makan jeruk. Neneknya terlihat serius menonton berita di TV. Hye Won melihat sang nenek lalu menjahili dengan naruh kulit jerit dihidungnya. Nenek Sim langsung memukul kepala cucunya.
Hye Won yang kaget langsung menangis kesakita, Nenek Sim pun juga kaget lalu mengusap kepala cucunya lalu tertawa lalu berkomentar Kenapa masukan sesuatu hidungnya.
“Nek, aku sangat merindukanmu.” Ucap Hye Won sambil menahan tangisnya dan berjalan pergi. Bibi Sim pun heran melihat Hye Won. 

Hye Won pergi ke toko obat meminta obat karena Kepalanya sakit sekali. Si pegawai bertanya Di mana dan berapa lama sakitnya. Hye Won hanya merasa sakit kepala dimulai pagi tadi. Nyonya Jang Ha Nim memberikan obat pada Hye Won.
“Sudah lama tak berkunjung.” Sapa Nyonya Jang. Hye Won kaget kalau wanita itu mengenalnya.
“Tentu saja... Kau adalah cucu pemilik Sanggarloka Bukhyeon-ri.” Kata Nyonya Jang
“Tapi, tampaknya ada anak yang suka di sini.” Kata Hye Won. Nyonya Jang mengetahui anaknya itu.
“Dia Sudah tak ada lagi.” Kata Nyonya Jang. Hye Won terlihat bingung. “Anak itu sudah lama hilang, tapi untuk Kwon Hyun Ji, gadis 18 tahun yang penuh semangat, yang selalu siap bertengkar denganmu dan meledak kemarahannya... Entahlah. Dia mungkin bermain dengan teman-temannya di suatu tempat di Hyecheon.” Kata Nyonya Jang.
Hye Won tak banyak komentar hanya mengucapkan Terima kasih. Nyonya Jang tiba-tiba membahas bertanya apa bibinya sudah pergi ke rumah sakit, karena mengidap sakit kepala parah. Hye Won tak tahu memastikan kalau itu bibi Sim.
“Ya... Jika memburuk, dia harus pergi ke rumah sakit. Jika tiba-tiba pingsan, dia bisa berubah menjadi kondisi kritis.” Ucap Nyonya Jang. Hye Won hanya bisa terdiam lalu pamit pergi. 


Hye Won mencoba menelp rumah dengan telp umum tapi tak ada yang mengangkat. Saat itu Jang Woo lewat melihat Hye Won menyapa karena belum pergi. Hye Won hanya bisa tersenyum. Jang Woo pikir kalau ada waktu mengajaknya untuk minum kopi
Di kantor BALAI KOTA HYECHEON, Jang Woo mengambil kopi dari mesin lalu  dengan bangga memberitahu kalau Kopi dari mesin penjual otomatis ini adalah yang terbaik di balai kota. Hye Won melihat sekeliling tempat kerja Jang Woo
“Bagaimana jika kau belum dapat kerja di sini?” tanya Hye Won. Jang Woo pikir akan melakukan pekerjaan lain.
“Kapan kau kembali ke Seoul?” tanya Jang Woo. Hye Won mengaku tak tahu.
“Kau mau tinggal di sini sebentar?” tanya Jang Woo. Hye Won pikir mungkin sampai musim semi.
“Oh benar, kau ingat Kim Bo Yeong, 'kan?” kata Jang Woo. Hye Won terlihat kebingungan mendegar nama Bo Yeong.
“Kim Bo Yeong. Di sekolah kalian berdua dekat. Apa aku salah?” ucap Jang Woo mencoba mengingatkanya. Hye Won mengaku kalau mereka dekat.
“Dia benar-benar penasaran dengan kabarmu. Hari itu, dia harusnya datang, tapi tak bisa. Karena merindukanmu, dia sangat sedih.” Cerita Jang Woo. Hye Won seperti tak percaya dan berusaha untuk tenang.
“Ayo kita rencanakan berkumpul dalam waktu dekat. Semua teman dari SMA Hyecheon masih tinggal di sini. Kau mungkin salah satu dari sedikit yang pindah ke Seoul untuk sekolah.” Ucap Jang Woo bahagia.
“Tapi kau kuliah di Seoul juga. Bukankah kau kuliah di Universitas Nasional Seoul? ” Kata Hye Won. Jang Woo
“Tapi aku kembali, seperti yang kau lihat. Dan aku bangga bekerja untuk Kota Hyecheon. Mari kita berkumpul lagi. Aku akan panggil semua orang yang tak bisa datang hari itu.” Kata Jang Woo penuh semangat. 
“Semakin tua engkau, semakin kau sadari bahwa teman lamamu adalah yang terbaik. Mereka ingat aku di masa jayaku. Dan mereka berbicara soal...” kata Jang Woo lalu berhenti karena harus membaca pesan yang masuk
 “Hae Won...  Apa yang kau lakukan malam ini?” tanya Jang Woo. Hye Won pikir tidak banyak.
“Kalau begitu, aku tahu tempat yang menyenangkan. Apa Mau pergi bersama?” tanya Jang Woo. 


Disebuah rumah, seorang anak berteriak memanggil ibunya bertanya Di mana kaus kaki neonnya. Seorang ibu yang sibuk berdandan mengaku tak tahu dan bertanya apakah sudah melihat dilaci. Sang anak menjawab Tak ada, itu sebabnya abertanya.
“Kalau begitu, ibu juga tak tahu. Kau harus Cari lagi. Sudah ibu bilang ada rencana penting hari ini.” Ucap Choi Soo Jung.
“Ibu, bantu aku mencari! Kumohon!” teriak anaknya. Nyonya Choi tak peduli langsung bergegas pergi. 

Seorang anak mengambil beberapa barang di apotik. Nyonya Jang berteriak memanggil Kwon Hyun Ji, bertanya apakah tak akan pulang dengannya. Hyun Ji terus mengambil barang menyembunyikanya lalu berusaha kabur tapi pintu didepan terkunci.
“Hei... Apa yang ada di tanganmu? Kenapa kau melarikan diri?” teriak Nyonya Jang melihat alat pemanas tangan. Hyun Ji sudah berlari cepat keluar toko
“Mau diberikan kepada siapa? Aku penasaran buat siapa vitamin itu.” Ucap Nyonya Jang heran.
Disamping apotik ada toko LED, LAMPU, PERLENGKAPAN LISTRIK. Tuan Bae Geun Sang menjelaskan tentang soal cahaya itu. Jika memasangnya di atap maka tak perlu mengganti selama sisa hidupnya dan itu lampu semipermanen.
“Ini Sungguh menakjubkan, silakan hubungi aku jika kau ingin membelinya. Aku sedang terburu-buru... 010. Tolong telepon aku! Selamat tinggal.” Ucap Tuan Bae mendorong pelangganya  untuk keluar dari toko. 


Seorang anak kecil memanggil sang kakek yang baru pulang. Kakek memanggil Seung Ho agar memmatikan lampu. Seung Ho pun masuk ke dalam ruma mematikan lampu. Sang kakek pun memuji ucunya.
“Kakek, kita terlambat... Ayo Lekas pergi. Hari ini, kita akan membicarakan musim dingin... Itulah sebabnya kubaca "Matahari Musim Dingin".  Tapi  Apa ini?”tanya Seung Ho.
“Jeruk.” Jawab kakek Jung. Seung Ho bertanya apakah ini akan dipanggang juga
“Semua terasa lebih enak saat dipanggang.” Ucap Kakek Jung lalu mereka pun bergegas pergi. 

Di sekolah, Hwi mengayuh sepeda dengan cepat lalu berteriak menyuruh mereka semua minggir. Semua pun berkumpul di TOKO BUKU GOOD NIGHT, Hwi bergegas masuk karena sudah telat. Jang Woo menyapa semua anggota memebirtahu kalau ada anggota baru yaitu Mok Hye Won. Hwi langsung berdiri mengulurkan tanganya.
“Aku Lim Hwi. Aku tak mirip dia, tapi aku adalah adiknya. Ayo berjabat tangan.” Ucap Hwi. Hye Won pun menjabat tangan adik Eun Seob.
“Aku Lee Jang Woo, seperti yang sudah kau ketahui. Aku adalah permata tersembunyi balai kota dan aset yang tak ternilai.” Ucap Jang Woo percaya diri.
“Jangan konyol... Jang Woo, kenapa kau berusaha keras untuk melucu hari ini? Apa Kau ingin menjadi pelawak?” ejek Hyun Ji
“Tidak mudah menjadi pelawak.” Komentar Hwi. Hyun Ji membenarkan. Jang Woo langsung meminta izin agar bisa memukul mereka.
“Ya, paling kau yang akan babak belur.” Kata Eun Seob yang sibuk membuat minum. Hwi sudah siap dengan kepala tanganya melawan Jang Woo. 

“Hye Won, kau tahu aku, 'kan? Aku Bibi Soo Jung... Senang bertemu kau.” Kata Bibi Choi
“Aku Kwon Hyun Ji, 18 tahun.” Ucap Hyun Ji. Hye Won tahu tahu ia adalah putri apoteker.
“Aku Bae Geun Sang. Aku memiliki toko lampu. Jika ada lampu rusak atau membutuhkan yang baru, jangan ragu untuk menghubungiku kapan saja. 010...” kata Tuan Bae dan langsung disela oleh bibi Choi.
“Aku Seung Ho, Jung Seung Ho... Aku berumur sembilan tahun. Dan dia adalah kakek-ku.” Kata Seung Ho menunjuk kakek yang sibuk di ujung meja.
“Halo. Pinggulmu baik-baik saja, 'kan? Aku dengar pinggulmu terluka.”sapa Hyun Ji. Tuan Jung menganguk.
“Omong-omong, mau apa hari ini?” tanya Hye Won. Jang Woo mengaku mereka  akan melakukan sesuatu yang sangat menyenangkan. Hye Won bingung memikirkanya.
“Kalau begitu, haruskah kita memulai rapat klub buku pertama kita di tahun yang baru? Tepuk tangan!” kata Jang Woo. 


Eun Seob akhirnya membagikan minuman hangat pada semua anggota, Hye Won mulai membuka buku berjudul "ORANG YANG KUCINTAI" dan ada dibagian bab MINUM. Bibi Choi mulai membaca dan Hye Won mengingat hidupnya di Seoul.
"Hidup tak pernah membelikanku minuman. Malam musim dingin, di warung camilan gang buntu, kuhabiskan uangku membeli minuman untuk kehidupan."
Hye Won duduk sendiri dalam restoran, semua terlihat bercengkrama hanya ia hanya duduk makan sendiri. Saat pulang kantor pun terlihat sangat lelah dengan pekerja lain yang mengunakan kereta. Ia seperti melakukan aktifitas yang sama setiap hari.
Pesan dari kepala sekolah masuk “Mulai besok, cobalah untuk menghibur anak-anak.”
"Tapi kehidupan tak pernah membelikanku minuman sekalipun."
Hye Won melihat ada tiga kostum yang bisa dipakai, mengingat saat seorang guru yang muridnya bilang pelajarannya membosankan jadi sengaja memakai kostum. untuk menghibur mereka. Hye Won melihat acara TV Knowing Brother seperti berharap bisa melucu dan menghibur. 


"Mau itu hari bersalju atau hari saat bunga lotus mekar diam-diam, pada hari berguguran pula." "SEGELAS MINUMAN" oleh Jeong Ho Seung.” Ucap Bibi Choi dan ingin tahu tanggapan mereka.
“Aku ingin alkohol.” Ungkap Tuan Bae mengoda. Jang Woo pikir pilihan Bibi Choi luar biasa.
“Baiklah. Selanjutnya...” kata Jang Woo. Hwi mengangkat tangan mengaku sudah menyiapkan juga.
“Puisi dan novel yang berkaitan dengan musim dingin... Biarkan aku membaca milikku.” Ucap Hwi.
“Tidak... Kau dapat melafalkan sesuatu di lain waktu. Aku ingin anggota baru, Hae Won untuk membaca bagian yang berhubungan dengan musim dingin untuk kita.” Ucap Jang Woo. 

Mereka setuju kalau itu ide bagus. Hye Won bingung tiba-tiba ditunjuk.  Jang Woo pikir Hye Won bisa mengatakan Apa pun yang terlintas dalam pikirannya saat memikirkan musim dingin. Eun Seob melihat Hye Won yang terlihat gugup.
“Aku tak berpikir Hae Won punya waktu untuk mempersiapkan sesuatu.” Kata Eun Seob tapi Hye Won mulai bicara.
"Hujan jatuh di perairan Danau Hyecheon. Waktu yang mereka habiskan bersama sebagai kekasih tadi malam tampak seperti kebohongan. Aku memikirkannya, yang dia tinggalkan di rumput."
"Berapa lama lagi aku harus berjalan di sepanjang tepi rasa sakit untuk membunuh semua kenangan? Jika ingatan cinta itu hujan es atau manusia salju tersesat di musim yang salah, tak perlu penyesalan.”
“Aku hanya ingin mereka hilang. Hanya kekecewaan yang tersisa di rumput yang sepi. Cinta lama melintasi sungai, menjauh Andai saja, aku juga bisa melintasi medan kegagalan ini."
Semua terdiam mendengar semua yang dikatakan Hye Won lalu bertanya apa maksud ucapanya. Hye Won menjawab buku "Medan Rumput Kosong" oleh Shim Myeong Yeo. Mereka pun memuji kalau Itu Bagus sekali.
“Mungkin kalian tahu atau tidak, itu adalah novel yang ditulis oleh bibi Hae Won. Shim Myeong Yeo dulunya salah satu penulis terkenal.” Ucap Jang Woo bangga
“Bagaimana kau mengerti semua itu dengan hati?” tanya Bibi Choi lalu mengaku belum pernah tersentuh dalam waktu yang lama. Hye Won pun mengucapkan Terima kasih.
“Kakek memanggang jeruk ini.” Kata Seung Hoo memberikan jeruk. Semua pun mengucapkan Terima kasih. Jang Woo pikir Ini Terlihat luar biasa.
“Tapi kenapa kau memanggang jeruk?” tanya Hwi. Seung Ho memberitahu kakeknya memanggang apapun.


“Dia bilang rasanya lebih enak.” Ucap Seung Ho. Hye Won membenarkan karena Baunya jauh lebih enak.
“Aku dengar, serat jeruk ini memiliki nama. Ada namanya?”ucap Hwi. Eun Seob menjawab disebut empulur.
“Orang itu memiliki banyak pengetahuan yang tak berguna.” Komentar Hwi
“Benar. Eun Seop memiliki banyak pengetahuan yang tak berguna.”ejek Jang Woo
“Dan kau bahkan tak memilikinya.”balas Hwi. Jang Woo mengeluh kalau itu tak benar.
“Aku selalu peringkat satu di kelasku. Kau tahu aku, 'kan? Eun Seop, tolong beritahu mereka.” Kata Jang Woo
“Aku tak yakin... Aku belum pernah mendengarnya.” Ejek Eun Seob. Jang Woo mengeluh mendengar temanya.
“Aku selalu berada di posisi tiga... Kau tahu itu.” Kata Jang Woo. Hwi mengejek Ini adalah sejarah SMA Hyecheon.
Tuan Jung tersenyum melihat Jang Woo dkk saling mengejek tapi saling menyayangi. Hyun Ji memberikan alat pemanas tangan pada Tuan Jung, Seung Ho dan Hwi bermain bersama, semua terlihat sangat dekat dan bahagia. Hye Won tersenyum melihatnya. 


Akhirnya Tuan Bae pulang dengan Hyun Ji dan Hwi, Tuan Bae bertanya pada Hyun Ji, apa impiannya.  Hwi mengeluh kalau akan mendengar untuk yang ke-101 kalinya. Hyun Ji mengaku ingin menjadi seorang rapper. Tapi tak akan pernah berada di acara kompetisi.
“Aku akan menjadi terkenal, tapi aku tak ingin menjadi selebriti. Aku ingin menulis lirik populer yang dapat dikaitkan dengan publik, tapi aku tak ingin menulis sesuatu yang umum.” Kata Hyun Ji memberikan alat pemanas
“Terima kasih. Apa arti semua itu?” tanya Tuan Bae. Hwi menjelaskan Tak ada karena semuanya omong kosong.
“Apa kalian sungguh teman?” kata Tuan Bae heran. Hwi ingin tahu pendapat Tuan Bae
“Lalu, kenapa kau main bersama?” tanya Tuan Bae. Hwi mengaku karena tak punya teman lain.
“Aku hanya menemaninya karena aku tak tega melihat seseorang yang sengsara.” Kata Hyun Ji
“Hei, aku tak sengsara.” Ucap Hwi. Hyun Ji menyuruh Hwi bisa makan sendiri. Hwi menegaskan tak bisa melakukan itu.
Tuan Bae pun menyuruh Hwi agar segera masuk ke dalam. Hwi pun pamit pergi. Tuan Bae pun akan mengantar Hyun Ji pulang juga lalu membahas tentang apotek ibunya,  Apa lampunya bekerja dengan baik dan berpikir ingin beralih ke lampu LED. Hyun Ji pikir agar bicara dengan ibunya saja.


Hye Won melihat kembali buku "ORANG YANG KUCINTA" Eun Seob melihatnya mengatakan kalau Hye Won dapat pinjam juga jika mau. Hye Won mengaku Sebenarnya, tak membaca buku untuk sementara waktu. Eun Seob ingin tahu alasanya.
“Kau tahu bahwa buku mempunyai cerita. Aku tak bisa menangani konflik antara aku dan orang-orang dalam cerita. Hidupku cukup sulit. Aku tak punya energi untuk peduli dengan masalah orang lain.” Ucap Hye Won
“Itu Masuk akal.” Ucap Eun Seob. Hye Won pikir karena hari ini jadi sedikit penasaran.
“Apa itu hal yang baik?” ucap Eun Seob. Hye Won menaku Terutama soal buku puisi ini menunjuk ke buku "ORANG YANG KUCINTA"
“Aku masih membaca "Angin yang Menghembus Pohon willow". Aku akan mengembalikannya sesegera mungkin.” Kata Hye Won duduk didepan Eun Seob.
“Kau dapat mengembalikannya dengan santai.” Kata Eon Seob. Hye Wo menceritakan Ji Yeon mengatakaan kalau ini aneh.
“Dia bilang bahwa kita tak dekat sama sekali meskipun tinggal bersebelahan. Tapi aku punya beberapa kenangan.” Akui Hye Won. Eon Seob terlihat bingung.
“Kau.” Ucap Hye Won. Eun Seob terlihat bingung. Hye Won mengaku tahu Bagaimana Eun Seob yang berangkat sekolah.
Ini Sangat samar, tapi aku ingat itu. Bagaimana denganmu?” tanya Hye Won. 


Eun Seob masuk ke dalam kamarnya lalu mengingat yang dikatakan Hye Won kalau punya beberapa kenangan tentang dirinya. Ia membuka agendanya tahun 2010.
Flash Back
Guru sedang membahas "Puisi Kematian" yaitu Puisi ini tentang keputusasaan seorang intelektual karena kehilangan negaranya. Sementara Eun Seob sibuk menuliskan agendanya. Lalu guru masuk memberitahu kalau ada murid pindahan baru.
Saat itu tatapan Eun Seob langsung terpana pada Hye Won tapi seolah tak peduli.
Bersambung ke part 2


 Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar