PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 09 Februari 2020

Sinopsis Crash Landing On You Episode 13 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Jung Hyuk langsung berkomentar Se Ri yag  tak bohong saat bilang mau mengencani pria setelah pulang kantor. Se Ri mengau  Mereka hanya lewat sementara dalam hidupnya. Jung Hyuk bisa mengerti sambil melihat daun yang ada didepanya.
“Apa Aku pun hanya lewat sementara dalam hidupmu? Katakan jika sudah lewat.” Ucap Jung Hyuk
“Astaga,.. apakah Hyeoky Kecil cemburu?”goda Se Ri. Jung Hyuk menegaskan tidak.
“Menurutmu, salah siapa ini?” kata Se Ri. Jung Hyuk mengeluh kalau dianggap ini salahnya.
“Seharusnya kau muncul lebih awal dalam hidupku.” Kata Se Ri. Ju Hyuk balik bertanya
“Bagaimana bisa sementara ada gencatan senjata?” kata Jung Hyuk. Se Ri pikir  Itu sebabnya ia begitu pengertian.
“Ini sejarah menyedihkan, bukan salahmu.. Itu juga terasa sulit bagiku. Aku selalu bertanya "Diakah takdirku?" Ternyata bukan dia. "Diakah takdirku?" Ternyata bukan dia juga.. Karena takdirku ada di Utara, aku terus putus hubungan.” Jelas Se Ri
“Itu sangat melelahkan dan menyebalkan. Karena kita bertemu setelah melewati ujian dan cobaan, bagaimana kalau kita bolos kerja? Apa kau Mau?” ucap Se Ri mencoba menenangkan Jung Hyuk.
Di sebuah bioskop mereka menonton bersama, Se Ri menaikan pembatas kursi. Jung Hyuk hanya menatapnya lalu memberikan tanganya. Se Ri pun menganggengam tangan Se Ri. 



Keduanya menaiki mobil dengan Se Ri yang mengemudi dengan wajah bahagia.  Mereka pun pergi jembatan gantung, Jung Hyuk bertanya apakah Se Ri merasa puas karena bolos kerja. Se Ri pikir Hari yang dihabiskan untuk bolos tak pernah memuaskan.
“Karena terjadi tanpa rencana, maka kau tak bisa melakukan banyak hal. Tapi, ini mengesankan, walau tak banyak kegiatan.” Kata Jung Hyuk.
“Apakah kau pernah bolos?” Tanya Se Ri. Jung Hyuk mengaku pernah. Se Ri ingin tahu yang dilakuan Jung Hyuk.
“Tak banyak. Aku bolos kuliah, dan bepergian untuk memotret. Lalu aku bertemu seseorang yang ingin melompat dari jembatan tinggi.” Kata Jung Hyuk. Se Ri ingin tahu siapa orangnya.
“Dia seorang wanita. Dia tipe kesukaanku.” Kata Jung Hyuk. Se Ri menyindir Tak heran Jun Hyuk bilang hari-hari itu berkesan.
“Aku memintanya memotretku.” Kata Jung Hyuk. Se Ri yang cemburu meminta Jung Hyuk berhenti.
“Hentikan. Jangan ceritakan secara merinci.” Kata Se Ri kesal tapi Jung Hyuk terus berbicara.
“Dia bertanya kenapa harus memotret di tempat seram. Sembari gemetar, dia mengambil kameranya.” Cerita Jung Hyuk. 


Flash Back
Jung Hyuk mendekati Se Ri yang akan bunuh diri meminta agar mengambil foto mereka berdua.  Se Ri dengan panik setu meminta agar memberikan kameranya.
Se Ri ingin tahu Kejadiannya di mana. Jung Hyuk menjawab  Swiss. Yaitu Di Jembatan Panorama Sigriswil menurutnya Wanita itu sungguh mengesankan. Se Ri hanya bisa melonggo mendengarnya. Jung Hyuk mengaku  Bahkan setelah Foto itu.
“Aku memikirkan apakah dia baik-baik saja dan akankah dia melakukan hal buruk lagi? Karena dia tipe kesukaanku.” Kata Jung Hyuk
“ Lalu... wanita di sebelahmu saat itu adalah Seo Dan?” kata Se Ri memegang rekaman suara dirinya. 
“Kau bilang pria itu pantas dapat orang yang lebih baik. Aku penasaran berapa kali kita telah bertemu.” Kata Jung Hyuk memegang tangan Se Ri.
“Aku sangat bahagia. Konon, seseorang melihat kilas balik momen terbaik kehidupannya sesaat sebelum mereka meninggal. Kurasa ini merupakan salah satu momen itu.” Kata Se Ri bahagia. 

Di restoran ayam, semua memesan segala jenis ayam diatas meja. Semua orang terlihat saling berbicara dengan suara keras dan berseru.  Tentara Pyo bingung Kenapa mereka ribut sekali. Ju Meok memberitahu kalau mereka melihat pertandingan sepak bola.
“Sungguh hiburan yang luar biasa... Itu kompetisi internasional.” Kata Eun Dong bangga.
“Siapa peduli soal kompetisi itu?” keluh tentara Pyo. Tuan Jung pun menyetujuinya.
“Kita harus fokus dalam misi kita, memulangkan Kapten Ri dengan selamat sampai pulang.” Kata Tuan Pyo
“Tapi, ini Korea melawan Jepang.” Ucap Ju Meok. Semua melihat ke arah TV dengan melonggo.
Akhirnya semua langsung berteriak melihat pertandingan sepak bola, tak peduli korea selatan atau utara mereka hanya mengharapkan menang. Saat itu Jung Hyuk dan Se Ri bingung melihat semua yang berteriak-teriak menonton bola.
Tuan Pyo melihat Jung Hyuk datang langsung berteriak bahagia karena sat itu gol datang dan langsung mereka saling berpelukan. Jung Hyuk pun hanya bisa diam saja. 


Se Ri dkk akhirnya duduk sambil menonton bersama,  dan korea akhirnya menang. Se Ri langsung berdiri memberitahu semua pengunjun kalau akan mentraktir semua ayam hari ini. Jung Hyuk hanya bisa melongo. Mereka kembali saling bermain sambung kata.
“Yangsongi beoseot” ucap Se Ri. Tuan Pyo mengeluh kalau Se Ri selalu pilih kata yang berakhiran seot dan akhirnya langsung minum karena kalah. 

Tuan Jung keluar untuk merokok, koreknya terjatuh saat akan mengambilnya seseorang membantunya. Ia kaget melihat Tuan Jo yang datang. Tuan Jo dengan nada sinis mengaku senang rasanya bisa menemuinya di sini. Akhirnya mereka pergi ke sisi tempat yang lebih gelap.
“Saat aku tahu kau mengkhianatiku, awalnya aku kesal. Tapi, aku paham. Seseorang tak bisa selalu makan satu jenis masakan. Tapi, kau harus hadapi kenyataan.” Ucap Tuan Jo sinis
“Apakah kau beranggapan  Direktur Biro Politik Umum akan melindungimu saat kau kembali? Lagi pula, kaulah orang yang membunuh putra sulungnya. Setelah digunakan, kau akan dicampakkan.” Kata Tuan Jo menyakinkan.
“Apakah Direktur Biro Politik Umum yang memberimu nafkah selama ini? Apakah Ri Jung Hyuk yang membebaskan ibumu dari penjara?” kata Tuan Jo menyindir.
“Bisakah kau pura-pura tak melihatku? Aku mau membalas jasaku kepada Ri Mu Hyuk” kata Tuan Jung.
“Mana pilihanmu? Membayar utang kepada orang yang sudah mati, atau menyelamatkan anakmu?” kata Tuan Jo mengancam. Tuan Jun mulai panik.
“Ini U Pil tadi pagi” kata Tuan Jo memperlihatkan foto diponselnya. Tuan Jung menangis melihat anaknya.
“Kesetiaan dan Keadilan. Keduanya memang bagus. Aku tak mengejar keduanya bukan karena aku tak tahu itu bagus. Daripada memegang prinsip itu, aku lebih ingin melindungi keluargaku dan anak-anakku. Itulah sebabnya.” Kata Tuan Jo
“Siapa yang bisa menyalahkan itu? Aku pernah menjadi pengemis cilik yang terlahir di jalanan. Aku tak punya orang yang harus kulindungi dan tak takut apa pun. Sebab itu kupertaruhkan segalanya dan melakukannya.” Tegas Tuan Jo
“Jika kutangkap Ri Jeong Hyeok di sini dan membawa Yoon Se-ri ke Utara, maka aku bisa naik ke jabatan yang lebih tinggi. Jadi, tentukan pilihanmu, Kamerad.” Kata Tuan Jo. Tuan Jun hanya bisa diam saja. 



Eun Dong diatas tempat tidur masih mengunakan topinya, melihat Jung Hyuk tidur dilantai meminta agar dikasur saja. Jung Hyuk menolak agar Eun Dong bisa menikmati kasurnya. Eun Dong pun mengucapkan terima kasih.
“Sebelum bertemu kami, apa kalian tidur di sauna?” tanya Jung Hyuk. Eun Dong membenarkan.
“Tapi, tempat itu bagus juga. Ada banyak yang menarik di Selatan.” Kata Eun Dong. Jung Hyuk ingin tahu Ada apa lagi.
“Aku dan Ju Meok mampir ke tempat bernama kafe internet. Aku memainkan game komputer untuk kali pertama.” Cerita Eun Dong
“Kau bermain gim komputer juga. Baguslah kau sempat mencobanya.” Kata Jung Hyuk
“Awalnya, aku melihat banyak amatir menembak senapan seperti bocah. Lalu kupikir, "Akan kutunjukkan caranya", dan mulai bermain. Tapi, ternyata lebih sulit dari dugaan. Tidak semudah yang terlihat.” Cerita Eun Dong. Jung Hyuk pun membenarkan.
“Jadi, aku mempelajari fitur senjata dan armor yang kupunya. Lalu ada berandal Selatan dengan perlengkapan senjata mahal muncul dan mengacau... Astaga... Aku jadi marah, dan bilang, "Jangan sembunyi di balik komputer. Aku mau lihat wajahmu." Cerita Eun Dong.
Jung Hyuk ingin tahu kelanjutanya. Eun Dong menceritakan orang itu tak datang dan Lagi pula, menurutnya pria itu cuma salah satu orang kaya yang pembual dan pengecut lalu mengumpat si “Pemanen Tomat” Jung Hyuk menahan emosi dengan meremas selimutnya.
“Siapa namamu di game itu?” tanya Jung Hyuk memastikan. Eun Dong dengan bangga menjawab Namanya Usaha Terakhir.
“Jadi, aku...” ucap Eun Dong mencoba bercerita, tapi Jung Hyuk yang kesal menyuruh Eun Dong Berhenti mengobrol dan tidurlah, karena sudah malam.
“Kau mau ke mana?” tanya Eun Dong heran melihat Jung Hyuk keluar dari kamar.
“Aku mau ambil air.. Tidurlah yang nyenyak.” Kata Jung Hyuk yang kesal untuk mereda emosinya. 



Di ruang makan, Tuan Jung menangis sendirian. Jung Hyuk datang bertanya ada apa. Tuan Jung buru-buru menghapus air matanya. Jung Hyuk pikir kalau Tuan Jung lapar maka... Tuan Jung mengaku tak lapar dan akan masuk kamar.
“Apakah karena kau rindu keluargamu? Kau akan segera bertemu mereka lagi. Ini semua karena aku. Maafkan aku.” Ucap Jung Hyuk merasa bersalah. Tuan Jung hanya bisa menatap sedih. 

Di dalam rumah, Nyonya Na mengaku mereka telah memutar otak mencari cara untuk membantu Nyonya Ma dan Nyonya Hyun juga ingin membahas sesuatu dengannya. Nyonya Ma ingin tahu apa itu. Nyonya Hyun menceritakan Suaminya tak bisa dihubungi selama perjalanan bisnis.
“Jadi, aku menghubungi teman dekatnya dan menanyakan mereka.”kata Nyonya Hyun
“Teman, Apa maksudmu, para penyadap?” tanya Nyonya Ma. Nyonya Hyun membenarkan.
“Para penyadap itu hebat. Mereka tahu segalanya soal desa kita.” Kata Nyonya Hyun. Mereka semua menyetujuinya.
“Lalu teman-temannya bilang apa kepadamu?” tanya Nyonya Ma penasaran.
“Mereka bilang, insiden yang melibatkan Letkol terjadi karena Letnan Cho Cheol Gang mencari aib Direktur Biro Politik Umum.” Kata Nyonya Hyun.
Semua terkejut mendengarnya, Nyonya Ma makin lemas mendengarnya. Nyonya Yang tak percaya Beraninya Tuan Jo berusaha mengusik pejabat tinggi menurutnya Jo Cheol Gang pasti dibunuh diam-diam. Mereka pun heran Kenapa Ri Jung Hyuk harus berada di perbatasan sekarang. Nyonya Na mengaku tahu.
“Ini mungkin bukan jalan langsung ke Direktur. Aku tahu jalan pintas terdekatnya.” Kata Nyonya Na. Semua ingin tahu.
“Keponakan ibu calon menantu Direktur yang pernah tinggal di Eropa.” Kata Nyonya Na. Semua terlihat bingung. 


Di rumah, Seung Jung baru saja keluar mandi merasa bahagia karena bisa mandi dengan air yang direbus di kuali dan sudah menuntaskan segalanya. Tiba-tiba terdengar gedoran pintu di depan rumah.
“Kamerad Keponakan dari Eropa, Apa kau ada di dalam? Tolong buka pintunya.” Teriak Nyonya Na. Seung Jung kaget. Nyonya Yang pikir Seung Jung sedang pergi.
“Dia di dalam... Kita tadi lihat uap dari kuali keluar dari apartemen ini.” Kata Nyonya Na. Seung Jung tak percaya kalau dari kamar mandi bisa terlihat uap.
“Terus ketuk pintunya... Buka pintunya... Kami bisa buka pintunya jika mau.” Kata Nyonya Na.
Seung Jung yang sudah mengunci pintu mengeluh kalau itu ilegal. Saat itu terdengar kalau mereka melihat Dan datang. Nyonya Na mengaku Sebagai kepala desa, jadi mau memeriksa... Dan langsun mempersilahkan masuk. Seung Jung kaget ingin masuk ke dalam kamar mandi.
Tapi saat itu Dan serta para ibu-ibu sudah masuk. Mereka melonggo melihat Seung Jun bertelanjang dada. Seung Jung pun dengan senyuman dan tingkah konyolnya menyapa kalau sedang kedatangan banyak tamu.
Akhirnya mereka duduk di ruang tengah, Nyonya Ma meminta maaf karenamereka tiba-tiba mampir jadi berharap tidak mengganggunya. Dan dengan sinis mengaku merasa terganggu. Nyonya Na langsung membahas tentang Seung Jung.
“Kita ingin bertemu keponakan ibu calon menantu Direktur Biro Politik Umum yang dari Eropa. Tapi, kita malah kebetulan bertemu calon menantunya.” Kata Nyonya Na.
“Ada urusan apa kemari?” tanya Dan. Nyonya Ma memperlihatkan cincin yang didapata dari ibu mertuanya.
“Aku menyimpannya baik-baik.” Kata Nyonya Ma, Dan pun menyuruh agar menyimpan baik-baik saja.
“Sebenarnya, suamiku dipenjara oleh Badan Keamanan. Bisa tolong rekomendasikan dia kepada Direktur Biro Politik Umum, yang akan jadi mertuamu?” kata Nyonya Ma
“Aku tak menerima permintaan pribadi. Ada lagi yang ingin kau katakan?” kata Dan sinis. 




Saat itu Seung Jung keluar mengeluh dengan sikap Dan, lalu berusaha akrab dengan menyentuhnya.  Dan langsung menghindar. Seung Jung meminta Dan agar Jangan kaku lalu memberitahu kalau Dan itu memang terdengar dingin layaknya angin musim dingin, tapi hatinya sehangat musim semi.
“Sebutkanlah nama suamimu. Aku akan merekomendasikannya lewat bibiku.” Ucap Seung Jung
“Astaga, Kamerad Keponakan dari Eropa bisa diajak berdiskusi rupanya. Tolong bantu kami.” Kata Nyonya Ma bahagia. Seung Jung dengan bangga mengatakan Jangan cemas...
“Omong-omong, sepertinya aku pernah bertemu denganmu. Aku pernah melihatmu keluar dari rumah Kapten Ri.” Kata Seorang ibu. Seung Jung bingung.
“Aku yang menyuruhnya... Aku harus mengambil sesuatu.” Kata Dan. Semua pun langsung percaya. 


Seung Jung berjalan keluar apartemen terlhat bahagia karena bisa eluar berkat Dan, sambil mengeluh tinggal di rumah beberapa hari terakhir terasa itu sulit. Dan berhenti berjalan memita Seung Jung mengatakan alasan datang ke rumah Jung Hyuk.
“Kau tahu Jeong Hyeok ada di perbatasan.” Kata Seung Jung. Dan menegaksan kalau Jangan coba membohonginya.
“Aku tak membohongimu, Dan... Aku tak mau bohong. Masalahnya, Ri Jeong Hyuk menghubungiku dari perbatasan.” Kata Seung Jung. Dan ingin tahu alasanya.
“Jo Cheol Gang tidak mati saat dipindahkan. Dia menghilang. Dia ke Selata, lalu  ingin membawa Se-ri ke Utara dan menghancurkan keluarga Ri Jung Hyuk.” Kata Seung Jung. Dan ingin tahu kelanjutanya.
“Lalu, Ri Jung Hyuk...  pergi ke Seoul. Demi menyelamatkan Se-ri dan menangkap Jo Cheol Gang. Dia tak mau menyulitkan orang-orang sekitarnya, jadi, dia tak bilang siapa-siapa, dan minta bantuanku. Jadi, aku membantunya, dan kenalkan dia dengan orang.” Kata Seung Jung
“Entah kenapa aku melakukannya, tapi... Dan... Apa Kau tak apa-apa?” ucap Seung Jun panik melihat Dan menangis. Dan langsung menghempaskan tangan Seung Jung.
“Dan. Maafkan aku... Jangan menangis...” kata Seung Jung. Dan memilih untuk pergi. 



Di rumah, Nyonya Go meminta adiknya agar mengatakan yang ingin diketahuinya. Tuan Go memberitahu Ada kabar baik dan buruk lalu bertanya mau yang mana lebih dahulu. Nyonya Go mengumpat agar adiknya  Jangan main-main dan Katakan saja.
“Pertama, Alberto Gu.. memang pebisnis dari Inggris. Dia memiliki bisnis internasional di seluruh dunia.” Ucap Tuan Go
“Apa kabar buruknya?” tanya Nyonya Go. Tuan Go menegaskan Ini kabar buruknya. Nyonya Go ingin tahu apa maksudnya.
“Direktur Biro Politik Umum baru-baru ini melacak bisnis ilegal dalam skala besar. Dia melacak penyelundup, penjual narkoba, dan oknum yang dibayar untuk sembunyikan penjahat.” Kata Tuan Go
“Apa Kau baik-baik saja?” kata Nyonya Go yang merasa Tuan Go sedang mabuk.
“Tentu saja. Berkat kekayaanmu, aku tak tertarik soal uang. Tapi Ada pebisnis Inggris yang terlibat dalam insiden itu. Dia adalah Alberto Gu.” Kata Tuan Jo. Nyonya Go tak percaya mendengarnya.
“Badan Keamanan sedang mencarinya. Tampaknya, dia menggelapkan banyak uang di Selatan dan kabur ke negara kita.” Jelas Tuan Go
“Lalu apa kabar baiknya?” tanya Nyonya Go. Tuan Go mengatakan Dan tampaknya tahu soal ini. Nyonya Go kaget mendengarnya.
“Dia sudah tahu sejak awal. Artinya, Dan tak jatuh cinta dangan penipu itu.” Kata Tuan Go
“Kau bocah gila... Apanya yang berita bagus?” ucap Nyonya Go langsung memeluk adiknya.
“Kau ini kenapa? Kenapa? Kenapa Kakak selalu memukuliku? Apa salahku?” keluh Tuan Go kesal 


Se Ri sibuk memasang masker pada semua wajah tim korea utara, Jung Hyuk heran melihat Se Ri dan bertanya apa yang dilakukan. Se Ri memberitahu  mau menugaskan Ju Meok nanti, jadi mau dia terlihat tampan lalu menyuruh Ju Meok agar melepas maskernya. Jung Hyuk ingin tahu tugas apa.
“Dia akan tampak seperti orang Selatan yang berkelas, dan mengambil sesuatu.” Kata Se Ri
“Aku pun bisa menjadi orang Selatan yang berkelas. Kemarin, aku berdiri di persimpangan, dan orang-orang menanyakan arah kepadaku. Mereka pikir aku dari Seoul.”kata Tentara Pyo
“Bukan begitu... Ju Meok, sebaiknya kau ganti pakaian sebelum kau pergi.” kata Se Ri. Ju Meok heran karena harus ganti pakaian.
“Ya. Kami tak pakai baju sembarangan saat mengerjakan tugas.” Jelas Se Ri. 
Akhirnya Ju Meok keluar dengan jas panjangnya, Semua langsung memuji Ju Meok yang terlihat tampan bahkan tampak hebat. Se Ri pun melihat Ju Meok  Cocok sekali. Ju Meok tak percaya kalau pakainya memang cocok.
“Apa Orang Selatan berpakaian begitu saat mengerjakan tugas?” kata Tentara Pyo. Se Ri membenarkan.


Tentara Pyo datang ke sebuah cafe dan kaget melihat sosok wanita yang menunggunya. Seorang wanita duduk menunggu dan Ju Meok terkesima melihat artis idolanya sambil malu-malu dibalik tiang. Mereka pun duduk sambil minum bersama.
“Benar. Aku sudah bilang... Se-ri biasanya tak meminta bantuanku seperti ini, tapi dia bilang butuh bantuanku soal ini. Dia bilang, kau salah satu orang yang paling dia sukai. Dia bilang, kau dari tempat yang jauh untuk menemuiku. Terima kasih.” Kata Ji Woo
“Tak perlu.” Ucap Ju Meok gugup. Ji Woo pikir kalau ada yang ingin dikatakan kata saja.
“Kau bilang, mereka yang saling mencintai akan selalu bertemu. Tak peduli seberapa jauh jarak mereka... Kau akan selalu kembali ke satu sama lain.” Ucap  Ju Meok mengikuti kalimat.
“Ya. Benar... Cinta sejati selalu kembali.” kata Ji Woo ikut tersenyum. 


Semua makan malam, Jun Hyuk bertanya dimana Ju Meok. Tentar Pyo memberitahu kalau Ju Meok bilang tak lapar. Jun Hyuk heran anak buahnya yang tak lapar.
“Dia tak mau makan apa pun setelah makan siang sakralnya dengan Aktris Choi Ji-woo.” Kata Tentara Pyo. Se Ri hanya bisa tersenyum mendengarnya. 

Ju Meok dikamar melihat fotonya dengan Ji Woo dengan pesan “Ju Meok, mari bertemu lagi.” Wajahnya langsung tersenyum bahagia dan berjanji akan bertemu kembali. Tapi Ia menyadari kalauhanya bisa bertemu lagi saat Korea bersatu.
“Apakah kau menjalankan tugas dengan baik?” tanya Se Ri datang masuk kamar.
“Se-ri, kau menipuku... Kenapa kau menipuku semudah itu?” keluh Ju Meok
“Apa Kau tak lihat aku melakukan ini tadi pagi?” kata Se Ri menyilangkan jarinya.
Saat Se Ri berkata kaau Orang Selatan berpakaian begitu saat mengerjakan tugas, jarinya menyilang tanda kalau sedang berbohong.  Mereka pun ingin tahu apa artinya tangan itu.
"Menyilangkan jariku." Imperialisme Amerika melakukan ini sebagai pertanda bahwa mereka akan berbohong.” Ucap Eun dong
“Benar. Walau aku berbohong, Tuhan akan memaafkanku.” kataSe Ri
“Kenapa kau begitu toleran terhadap dirimu sendiri?” sindir Tentara Pyo. Tapi Ju Meok tetap mengucapkan Terima kasih banyak.
“Kau membuat impianku terwujud. Aku tak punya penyesalan walau harus mati hari ini.” Kata Ju Meok
“Kau dapat penghargaan yang sepantasnya. Penghargaan Cinta Gelombang Korea. Eun Dong, kau mendapatkanPenghargaan Kebaikan. Dan... Chi Su, kau dapatPenghargaan Kulit Kepala Wangi.”kata Se Ri menangis haru
“Apa Kita mulai mengucapkan perpisahan lagi?” tanya Eun Dong. Se Ri pikir seperti itu.
“Kita kembali mengucapkan perpisahan seperti biasanya. Siapa tahu? Mungkin ini bukan kali terakhir. Walau begitu, kita harus ucapkan perpisahan selagi sempat.” Kata Se Ri
“ Omong-omong, kuberikan kartuku agar kalian bisa hamburkan uangku, tapi kalian tak habiskan banyak. Jadi, aku siapkan hadiah untuk kalian.” Kata Se Ri. 


Di ruang tengah semua berkumpul, Jung Hyuk bertanya apakah mereka sudah siap untuk pergi. Semua membenarkan, tentara Pyo memberitahu kalau akan mengirim bus lain agar atlet lain tidak sadar dan bertanya apakah Jung Hyuk tak ikut.
“Pria bernama Manajer Oh akan menghubungiku. Kalian pergi lebih dahulu. Aku akan ikut begitu selesai.” Ucap Jung Hyuk
Saat itu Tuan Jo mendengarkan suara Jung Hyuk berpikir itu sudah bagus, karena akan memancingnya lewat Manajer Oh. Ia meminta agar untuk sementara, bersikap dengan wajar dan laporkan lokasi Jung Hyuk dan Se-ri.
Bersambung ke Part 3

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar