PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 24 Februari 2020

Sinopsis Hi Bye Mama Episode 2 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Bayi yang masih mungil dan tak berdosa tergeletak di lantai, Kang Hwa berlutut didepan orang tua Yu Ri. Ibu Yu Ri terlihat kesal meminta Kang Hwa agar jangan bicara omong kosong, lalu berkomentar kalau tak ada alasan harus  mengasuh anak Kang Hwa.
“Kang-hwa harus bekerja, dan orang tuanya di Amerika, tak mungkin mereka mengasuhnya.” Ucap Tuan Cha
“Jangan membelanya. Tak ada rotan, akar pun jadi. Ada tempat penitipan anak,  dan pengasuh. Berhenti mengeluh,  rawat anakmu sendiri.” Ucap ibu Yu Ri dan berjalan pergi. Kang Hwa hanya bisa menangis.
“Kenapa? Setelah menitipkan kepada kami, Apa kau mau menyusul anak kami?!!” kata Ibu Yu Ri marah
“Satu hari pun, aku tidak dapat hidup. Di sini, aku tidak dapat bernapas.” Ungkap Kang Hwa terus menangis.
“Jangan sempat bernapas sekali pun. Teruslah bekerja, dan rawat anakmu. Hidup sesibuk mungkin hanya demi hari ini. Saat esok tiba, hidup hanya demi hari esok. Kau akan bertahan, jika terus seperti ini. Bertahanlah.” Tegas Ibu Yu Ri terdengar sinis.
“Ibu mertuamu benar. Dia khawatir kau akan mencoba bunuh diri lagi. Itu sebab kau butuh Seo-woo. Dengan begitu, kau dapat hidup.” Kata Tuan Cha. Kang Hwa pun hanya bisa diam sambil menangis. 


Akhirnya Kang Hwa merawat anaknya sendiri, memberikan susu botol menganti popok, mencuci wajahnya bahkan menenangkanya saat menangis. Ia pun mempersiapkan kebutuhan Seo Woo saat akan pergi ke penitupan anak sebelum pergi ke kantor.
Kang Hwan melewati jalan yang sama saat pergi dan pulang kantor setelah mengantar dan menjemput anak. Ia lalu tertunduk jatuh dan langsung menangis sendirian karena harus bertahan demi sang anak saat kehilangan belahan jiwanya.
“Siapa pun pasti pernah melewati masa kelam dalam hidupnya. Seolah-olah cahaya tak pernah terlihat dalam terowongan panjang.”
Kang Hwa berjalan di jalan yang sama dengan berganti musim, dari Seo Woo hanya bisa digendong, lalu mendorong dengan trolly. Ia pun berjalan dengan Seo Woo yang masih kecil dan bisa berjalan. Seo Woo seperti anak yang sangat ceria berjalan dengan sang ayah.
“Seperti terowongan yang selalu ada pintu keluar, di dunia ini, tidak ada cinta dan luka yang abadi.” 


[EPISODE 2- MUSIM YANG TERLUPAKAN]
Seo Woo berjalan dengan ayah dan ibunya. Kang Hwa terlihat bahagia berjalan dengan anak dan istri barunya. Yu Ri melihat dari kejauhan sang suami terlihat sudah punya kehidupan baru dengan istri baru dan anaknya.
Saat itu Kang Hwa melihat Yu Ri disampingnya hanya bisa melonggo, Yu Ri pun hanya diam saja dengan Kang Hwa yang menatapnya karena masih berpikir kalau dirinya hantu tanpa sadar kalau salju bisa jatuh menyentuh tubuhya. 

Kang Hwa masih terkesima melihat Yu Ri terus menenggok kebelakanga. Min Jung pun bertanya ada apa. Kang Hwa kebingungan. Yu Ri ingn tahu Apa yang dilihat suaminya. Kang Hwa terlihat bingung dan mengaku bukan apa-apa lalu berjalan pergi.
Sementara Yu Ri sudah kabur berteduh didepan restoran sambil bertanya-tanya apa yang terjadi pada dirinya.  Ia pun mulai merasa kedinginan lalu memegang salju kembali dan mulai merasakan Dingin sekali, bahkan melelah di tubuhnya.
“Ada apa dengan dia?” tanya seorang pelajar melihat Yu Ri seperti baru melihat salju.
“Kurasa dia sudah gila. Tapi Apa yang dia lakukan?” komentar si pelajar melihat Yu Ri
“Apa Kau bisa melihatku? Diriku?” kata Yu Ri memastikannya. Si pelajar merasa Yu Ri anak menantangnya, lalu menatap sinis.
“Apa kau lihat-lihat! Kau mau mati, ya?” kata  Si pelajar. Yu Ri memastikan kalau dirinya memang bisa terlihat lalu berjalan pergi
“Jangan-jangan aku berubah menjadi manusia?” kan ata Yu Ri kaget dan akhirnya hujan salju kembali ke semula. 


“Tapi apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba? Ini pasti ada alasannya!”  Tapi, kenapa aku merasa sangat lelah?” ucap Yu Ri dan duduk di bangku taman.
Flash Back
Yu Ri yang bahagia menyapa semua orang yang lewat menyapa memastikan kalau bisa melihatnya.  Ia terlihat bahagia kalau sungguh keren dan terus memastikan kalau semua orang bisa melihat dirinya.
Semua orang melihat Yu Ri memang aneh dan Yu Ri pun bisa meraskan sangat dingin karena terkena salju.
“Permisi, kau mau ke tempat karaoke? Akan aku berikan harga spesial.” Sapa seorang sales.
Yu Ri mengambil kartu nama dan berlari bahagia karena bisa menyentuh sesuatu.  Sales bingung dengan tingkah Yu Ri, Yu Ri terus berjalan mengambil cermin yang dipegang oleh seorang wanita memastikan kalau ada bayangan lalu berjalan pergi. 


Yu Ri sudah memastikan kalau memang dirinya berubah jadi manusia dan mulai merasakan dingin. Ia merasa Saljunya turun banyak sekali, walaupn segar sekali rasa anginnya dan mulai merasakan lapar.
“Sudah lama aku tak merasakan keduanya... Ini sangat Dingin, dan aku kelaparan.”keluh Yu Ri memang perutnya dan mengigil. Tiba-tiba seorang datang memayunginya.
“Kau bisa terkena flu!” ucap si peramal. Yu Ri tersenyum bahagia lalu memanggil Mi-dong lalu memeluk erat. 

Yu Ri kaget kalau dirinya itu sudah melawan dan ingin tahu melawan siapa. Mi Dong pikir siapa lagi lalu menunjuk ke arah atas. Yu Ri menatap kearah atas yang dimaksud adalah dewa lalu merasa tak seperti itu dan ingin tahu kapan sambil mengingat-ingat.
Flash Back
“Kenapa tidak bisa? Kenapa aku saja yang tidak bisa? Memangnya kau siapa? Kenapa melarangku? Aku masih belum dapat menerima kematianku, apa kini kau membuat Seo-woo dapat melihat arwah?” teriak Yu Ri marah
“Kenapa? Jika tahu akan begini, aku akan pergi dari awal. Katamu aku boleh menetap! Katamu boleh di sini! Kenapa? Kenapa tak boleh? Apakah karena kau adalah Dewa, jadi, bisa seenaknya? Bagaimana bisa kau Dewa! Sialan!”teriak Yu Ri. 

Yu Ri pun hanya bisa melonggo karena sangat marah, Min Dong mengeluh kalau Yu Ri sudah mengingatnya lalu ingin tahu sebenarnya apa yang dilakukan  sehingga bisa seperti ini. Yu Ri mengaku bukan mau seperti itu tapi hanya ada sedikit masalah.
“Jadi, Apa aku berubah menjadi manusia karena semua itu?” tanya Yu Ri senang. Min Dong terlihat bingung
“Dewa memang berselera unik. Karena aku wanita pertama yang melawan Dewa,jadi  Apa diberikan penghargaan?” ucap Yu Ri bahagia.
“Bukan penghargaan. Tapi ini Pengadilan.” Tegas Min Dong. Yu Ri bingung apa maksudnya  "Pengadilan"
“Benar... Dalam 49 hari, semua orang akan diadili sebelum mereka reinkarnasi, apa kau tahu itu?” ucap Min Dong 
“Tentu saja. Itu menentukan kita akan terlahir menjadi manusia atau hewan 'kan?” kata Yu Ri
“Benar! Tapi kau akan menerima pengadilan itu sekarang, di dunia ini.” Kata Min Dong. Yu Ri kaget merasa tak percaya dan ingin tahu bagaimana.
“Waktumu 49 hari. Dalam 49 hari, jika kau menemukantempatmu yang seharusnya, maka kau bisa terus berada di dunia ini. Jika gagal, aku juga tidak tahu kau akan terlahir menjadi apa.” Jelas Mi Dong 
Yu Ri bingung memikirkan "Tempatku yang seharusnya" Mi Dong pikir Jika Yu Ri tidak mati, maka itu tempat seharusnya berada yaitu Istri dari suami dan  Ibu dari anaknya.
“Kau sudah gila? Bagaimana aku bisa menemukannya? Gang-hwa sudah menikah lagi!” kata Yu Ri heran
“Itu yang kukhawatirkan. Aku juga tidak mengerti maksud dari semua ini. Aku tidak akan melakukannya. Aku sudah bilang, aku akan pergi saja!” kata Yu Ri
“Seharusnya kau tidak melawan jika akan pergi ke atas! Ini Sudah terlambat. Selama 49 hari, kau tak bisa pergi.” kata Mi Dong
“Apa ini? Kenapa dia seenaknya? Penghargaan macam apa ini? Aku tidak bisa mengusik mereka. Itu yang aku ingin katakan.” Ucap Yu Ri kesal. 


Di dalam kamar, Min Jung duduk di dalam kamar lalu mengeluarkan sebuah amplop yang disimpanya. Ia melihat berkas FIRMA HUKUM JW, PENGADILAN KELUARGA, SURAT GUGATAN CERAI dan sudah mengisi data dirinya.
Tiba-tiba terdengar suara terjatuh, Min Jung langsung berlari keluar kamar dengan wajah panik. Seo Woo terjatuh dari bangku, Min Jung memperingati Seo Woo kalau jangan melompat dari sofa, Seo Woo tersenyum menatap arwah yang mengajaknya bermain.
Sementara di kamar mandi, Kang Hwa sedang mandi lalu mengingat sat melihat Yu Ri yang ada disampingnya, lalu teringat kembali saat Yu Ri meninggal diatas meja operasi. Ia seperti masih tak percaya dengan yang dilihatnya. 

Yu Ri akan menekan bel rumah, tapi ragu merasa kalau Jantung ibunya sudah sangat lemah jadi tak mungkin masuk rumah. Saat itu terdengar suara ayahnya, Ia langsung bersembunyi dibalik mobil agar tak terlihat.
“Apa sebutan angin yang mengeluarkan suara lucu?” tanya Tuan Cha. Ibu Yu Di dan adiknya memikirkan jawabanya.
“Bun-Dang!” ucap Tuan Cha mencoba melucu. Ibu Yu Ri mengeluh kalau Tidak lucu dan meminta yang lain.
“Kalau begitu, apakah kau tahu makanan yang dibuat saat biksu marah?” tanya Tuan Cha. Keduanya memikirkan jawabanya.
“Makanan Tionghoa.” Jawab Tuan Cha. Keduanya mengeluh dengan lelucon Tuan Cha.
Saat itu anjing mereka mengongong ke arah tempat Yu Ri bersembunyi. Mereka pun bertanya-tanya ada apa dengan “Popo” Yu Ri panik mencoba bersembunyi lebih dalam. Ibu dan adik Yu Ri heran dengan Popo yang terus mengonggong.
“Popo, kumohon. Jangan mendekat.” Bisik Yu Ri takut kalau keluarganya bisa melihatnya. Mereka pun heran dengan Popo seperti melihat sesuatu.
“Tidak ada apa-apa... Pasti hanya kucing. Dingin. Ayo masuk” ajak Tuan Cha.
Akhirnya Ibu dan adik Yu Ri masuk rumah membawa popo. Yu Ri pun keluar dari persembunyian hanya bisa menatap sedih karena tak bisa mendekati keluarganya saat jadi manusia kembali. 


“Di dunia ini, kau sudah tak punya tempat Manusia hidup tanpa memedulikan kita. Hanya kau yang hidup membawa penyesalan. Kau bukan lagi manusia.” ucap Nenek Jung
“Ucapan dia benar. Pria itu sudah melupakanmu. Mengikutinya akan membuatmu menderita. Itu karena dia tidak bisa melihatku.” Kata Nyonya Seo
“Tapi, aku bisa melihatnya.” Ucap hantu baru menangis. Nyonya Seo menegaskan Walau dia bisa melihat sang pria tidak akan mengubah apa pun.
“Dia tidak akan menyambutmu dengan senang. Bukankah dia sudah punya pacar baru?” ucap Nyonya Seo. Si hantu pun hanya bisa menangis.
“Maaf... Aku bisa menebak bahwa kau arwah muda. Penyesalanmu terlalu banyak.” Kata Nyonya Seo
“ Kita bukan arwah, jika tidak ada penyesalan.” Kata Nenek Jung. Nyonya Seo pikir kalau ucapan Nenek Jung itu memang benar.
“Tunggu! Kenapa kau terus memanggilku nenek? Dua hari lagi, usiamu seratus tahun. Usiamu hampir sama dengan ibuku! Kau sudah berkeriput juga. Kau sudah tidak muda lagi!” ucap Nenek Jung kesal
“Sudah cukup sedih aku mati muda, kenapa tak boleh berpura-pura muda?” keluh Nyonya Seo. Nenek Jung mengeluh kalau ini Konyol sekali.
“Omong-omong, Yu-ri tak terlihat sejak kemarin.” Kata Nyonya Seo heran.
“Dia pasti sedang melakukan hal bodoh karena penyesalannya belum berakhir.” Kata Nenek Jung.
 

Yu Ri mengambil kunci dibawah pot bunga dan akhirnya masuk ke dalam restoran. Ia merasa temanya itu tidak pernah berubah. Ia berpikir kalau perlu pura-pura menjadi maling agar Hyun Jung lebih berhati-hati lalu melihat foto yang berjejer dipapan.
“Dia tak pernah mendengarkanku... Benar! Semua foto ini tidak rapi. Aku selalu ingin menata posisi foto ini.” Ucap Yu Ri lalu melihat foto kebersamaan dengan Kang Hwa dan langsung menutupinya.
Ia  lalu teringat dengan ucapan Mi Dong. “Waktumu 49 hari. Dalam 49 hari, jika kau menemukan tempatmu yang seharusnya kau bisa terus berada di dunia ini. Jika kau tidak mati, tempat seharusnya kau berada.”
“Ini bukan penghargaan tapi hukuman. Aku merindukan Seo-woo.” Ucap Yu Ri lalu berbaring diatas meja. 


Pagi hari, Hyun Jung masuk ke dalam restoran lalu melihat di papan foto yang terusun rapi. Ia yakin kalau ada orang yang masuk ke dalam restoran, lalu memeriksa mesin kasir, hanya dengan jarinya bisa tahu seberapa banyak tumpukan uangnya.
Ia mulai menghitung uangnya dan merasa yakin ada yang hilang dan Sudah pasti kalau ada tikus yang mengambil uangnya. 

Geun Sang mengeluh di telp kalau Hyun Jung menyebut suaminya itu tikus dan merasa istrinya itu benar-benar keterlaluan. Ia menegaskan kalau bukan dirinya dan menurutnya bukan anak kecil yang  yang iam-diam mengambil uangnya.
“Dokter Gye, kau baru saja datang?” sapa perawat. Geun Sang mencoba untuk ramah menyapa dengan perawat dan bicara manis pada istrinya.
“Ya, Sayang... Sepuluh ribu won? Untuk apa aku mengambil sepuluh ribu won? Beli seekor ayam pun tak bisa!” ucap Geun Sang kesal. 


Yu Ri memberikan uang 10ribu won pada bibi penjual kaki lima, lalu mengambil odeng sambil meminta maaf pada Hyun Jung dan berjanji akan mengembalikan nanti. Ia makan dengan cepat sambil merasa kalau odengnya sangat Enak sekali.
“Pelan-pelan makannya, hati-hati tersedak. Kau makan seperti dirasuki arwah.” Komentar bibi
“Bu. Walaupun kelaparan, tak semua arwah merasuki tubuh manusia.” ucap Yu Ri. Si bibi pun tak peduli. 

Saat itu Kang Hwa datang disisi toko menanyakan Berapa harga kopi, Bibi menjawab seribu won. Kang Hwa pun akan memberikan uang dan berharap semoga dagangannya laris. Yu Ri bersembunyi dibalik banner agar tak terlihat saat Kang Hwa berpindah tempat.
“Kalau tteokbokki, berapa?” tanya Kang Hwa. Si bibi menjawabTiga ribu won.
“Kalau tambah Rasa pedas seberapa?” tanya Kang Hwa. Si bibi menjawabSeribu won.
“Kalau yang biasa?” tanya Kang Hwa. Si bibi menjawab Lima ratus won. Kang Hwa hanya mengambil kuah odeng.
“Oh.. Begitu. Semoga daganganmu laris.” Ucap Kang Hwa lalu melangkah pergi. Si bibi kesal karena Kang Hwa hanya bertanya tanpa membeli.
“Astaga, hampir saja ketahuan.” Ucap Yu Ri bisa bernafas lega dan melihat kartu Kang Hwa tertinggal lalu menatap RS UNIVERSITAS DONGSUNG, JO KANG-HWA

“Kau sudah tua, tapi masih terus merokok. Pantas kesehatanmu memburuk.” Ucap Kang Hwa memeriksa pasienya dengan gambar paru-paru.
Perawat menyadarkan Kang Hwa dan orang tua pasien bingung karena yang sakit adalah anaknya yang masih kecil dianggap sudah tua dan merokok . Kang Hwa pun tersadar tentang Grafiknya lalu bertanya dakah anggota keluarganya yang merokok
“Ahh... Sepertinya hasilnya tertukar dengan pasien lain... Tidak. Aku salah.” Ucap Kang Hwa seperti tak bisa konsetrasi setelah melihat Yu Ri dan mencari file pasienya. 

Di kantin beberapa orang sedang mengantri makanan,Geun Sang melihat temanya sedang melamun berkomentar kalau sudah gila. Atau kecanduan karbohidrat. Kang Hwa tersadar dan melihat banyak nasi yang menutupi piringnya.
“Apa ini? Kenapa banyak sekali?” ucap Kang Hwa lalu menaruh sebagian nasi.
“Astaga... Kenapa tak dimakan semuanya? Aku mau tahu perutmu muat atau tidak.” Ejek Geun Sang. Kang Hwa mengeluh meminta temanya agar diam saja lalu menyuruh Kang Hwa mengambil sendoknya dan Jangan melamun.

Di meja kantin, Geun Sang menuliskan caption pada fotonya "Mode untuk pria.Pria menarik. Itu aku." Perawat berkomentar kalau  Dokter Gye tidak pernah lepas dari ponselnya dan merasa kecanduan media sosial. Perawat yang lain merasa Geun Sang melebihi kecanduan.
“Pengikutnya melebihi 100.000 orang. Bahkan melebihi artis.” Komentar Perawat.  Semua tak percaya  mendengarnya, sementara Kang Hwa tak peduli mendengar ocehan rekan kerjanya.
“Pengikutku saja tak sampai seratus orang. Apa kau mengunggah materi bedah saraf?” tanya Perawat heran
“Ada apa denganmu? Hei... Sayang... Aku tak mengunggah itu. Sosial media itu tempat untuk mengunggah sesuatu yang ingin dilihat orang lain.” Jelas Geun Sang 

“Lalu, apa unggahanmu?” tanya perawat. Geun Sang menjawab OOTD. Semua tak tahu apa itu maksudnya.
“Outfit Of The Day, Pakaian yang kau kenakan hari ini.” Jelas Geun Sang. Mereka heran Kenapa orang-orang mau melihatnya
“Karena aku membuatnya menarik. Pakaian dan sepatu edisi terbatas yang ingin mereka beli, aku unggah dengan sangat menarik. Ditambah figur badanku.” Ucap Geun Sang bangga
“Seratus ribu pengikut! Aku yakin mereka menjadi tidak konsumtif. Sangat membanggakan negara. Jika semangat itu dipakai untuk belajar, pasti sudah menjadi profesor.” Komentar perawat dan rekan lainya.
“Diam kalian.” Keluh  Geun Sang lalu perawat memanggil Kang Hwa yang hanya melamun.
“Dokter Cho. Dia memanggilmu.” Kata Geun Sang menyadarkanya. Kang Hwa pun tersadar dari lamunannya dan bertanya Siapa yang memanggilna.
“Apakah kau ada masalah? Dari pagi, kau terus melakukan kesalahan.” Ucap perawat. Geun Sang ingin tahu Kesalahan apa
“Kau tidak perlu tahu.” Ucap Kang Hwa sinis. Perawat memberitahu  Kartu akses Kang Hwa hilang.
“Dia bilang ke pasien anak kecil bahwa dia sudah tua, dan harus berhenti merokok.” Cerita perawat. Geun Sang langsung tertawa lebar
“Anak kecil sudah tua? Apa kau sudah gila?” ejek Geun Sang. Kang Hwa membenarkan kalau sudah gial agar Geun Sang puas mengejeknya.
“Di dunia ini, pasti ada orang yang terlihat sama seperti kembar, bukan?” kata Kang Hwa memulai percakapan. 
“ Bisa ada orang yang terlihat mirip. Bukan kembar, tapi jika mirip seperti kembar itu mustahil.” Kata perawat. Geun Sang membenarkn dan ingin tahu Kenapa Kang Hwa membahasnya.
“Kenapa bilang begitu? Mungkin saja terjadi. Kenapa mustahil? Jangan berpikir begitu. Mereka mungkin mirip... Benarkan?” ucap Kang Hwa.
Semua hanya menatap heran pada Kang Hwa, akhirnya Kang Hwa meminta maaf dan menyuruh mereka menghabiskan makanan lalu pamit pergi.  Semua bertanya-tanya ada apa dengan Kang Hwa, perawat pun tak mengerti dengan sikap Kang Hwa.
“Jika ada orang yang mirip, apa urusannya denganmu? Ada apa?” tanya Geun Sang. Kang Hwa akhirnya kembali ke meja.
“Apakah kalian... Pernahkah kalian melihat doppelgänger?” tanya Kang Woo. Geun Sang bertanya balik Apakah itu pertanyaan serius
“Benar... Ini bahkan bukan pertanyaan.” Ucap Kang Hwa akhirnya berjalan pergi.
“Apa itu? Kenapa dia? Bisakah jelaskan kepadaku apa yang sedang terjadi? Manusia gila... Bahkan psikiater tidak dapat mengobati kegilaanmu!” teriak Geun Sang Heran melihat temanya. 


Yu Ri menatap ID Card milik Kang Hwa dengan senyuman bahagia, lalu tanpa sadar kalau akan menabrak seorang pengemudi sepeda. Si Pria mengeluh dengan Yu Ri karena hampir saja tertabrak dan sudah menyusahkannya.
“Maafkan aku.” Ucap Yu Ri seperti baru menyadari kalau sudah menjadi manusia sekarang.
Yu Ri akan naik bus tapi tak bisa menembus,seperti kembali lupa. Ia pun naik ke dalam bus dengan membayarnya, saat akan duduk melihat hantu yang duduk disamping seorang pria. Ia hanya terdiam menatapnya, si hantu pun menatap sinis.
“Jangan sampai ketahuan arwah lain. Walau kau bisa melihatnya, pura-pura tidak lihat. Mengerti? Jika mereka tahu kau menjadi manusia, kita berdua akan repot. Mengerti?” pesan Mi Dong
Yu Ri akhirnya duduk di dekat jendela menghindari si hantu lalu melihat si hantu yang ikut menonton video dari ponselnya. Ia akhirnya membuka jendela bus untuk menikmati udara. 


Di ruangan, Kang Hwa mengambil kotak cincin yang masih disimpanya lalu  menatapnya dan tak sengaja terjatuh dari tanganya. Geun Sang berjalan ke ruangan temanya lalu bertanya apakah sudah makan bersamanya dengan nada mengoda. Dua perawat hanya menatap heran.
“Apa Tidak lucu? Kalian sepertinya sedang kesal.” Kata Geun Sang heran.
“Dokter Jang datang dan memarahi kami.” Ucap Perawat kesal. Geun Sang pikir seharusnya dia memarahi Kang-hwa, bukan malah memarahi mereka.
“Jika begini terus, Dokter Cho bisa dipecat.  Dia dokter bedah toraks, tapi hanya melayani pasien rawat jalan.” Ucap Perawat khawatir.
“Bukankah Dokter Cho sudah membaik?” komentar perawat yang lainya.
“Tak seperti yang kita lihat. Dia masih sakit. Dia terluka.” Ucap Geun sang lalu berteriak menyambut Dokter Jang.
Keduanya langsung berdiri ingin memberikan hormat, tapi Geun sang mengejeknya kalau tadi hanya bohong saja. Dua perawat hanya bisa terlihat kesal menurutnya Geun Sang itu juga sakit dan banyak pria yang juga sakit jiwanya.
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar