Hye Ran berjalan dengan lemas memanggil kakaknya,
Direktur Choi mendekati adiknya menanyakan alasan sebenarnya Tuan Kim
menikahinya,
“Jika dia tak menikah denganmu... Dia hanya bisa mendapat sebagian dari Gahong. Dia menikah denganmu agar dia bisa memberi semuanya pada Kim
Young Ho. Jika
hidup Kim Young Ho baik-baik
saja... maka
hidup Young Joon lah yang
akan hancur.” Tegas Direktur Choi dengan mata melotot
lalu meninggalkan rumah sakit
Hye Ran berjongkok memikirkan keadaanya sekarang,
Direktur Choi menelp anak buahnya untuk menemukan keberadaan Young Ho sekarang.
Ketua Min duduk dibangku ruang tunggu mendengarkan
semuanya, lalu menelp Young Ho dengan wajah tegang menanyakan keberadaanya. Young
Ho sedang memilih-milih kemeja memberitahu sedang ada dirumah, Ketua Min
menutup telp di pundaknya seperti berusaha mengatur nafasnya.
“Syukurlah,
Tuan. Untuk keselamatan anda,
jangan tinggalkan rumah anda. Sepertinya, Direktur Choi akan...”kata Ketua Min
Mata Young Ho melotot mengetahui rencana Direktur Choi
dari Ketua Min. Teringat sebelumnya Joon Sung memberitahu akan menemui ibunya
dan ia memberikan kunci mobilnya. Dengan mata melotot keluar dari rumah membawa
jaketnya.
Hye Ran
berjongkok menatap kakaknya yang akan membuat sesuatu pada Young Ho, akhirnya
mengikuti mobil kakaknya sambil mengelengkan kepalanya tak ingin kakaknya
melakukan hal yang tak dinginkan. Young Ho mengendarai mobilnya mencari Joon
Sung agar tak terjadi sesuatu denganya.
Dirumah, Joo
Eun siap dengan pitanya menyambut Young Ho datang setelah makan malam dengan
neneknya, lalu menatap ponselnya sudah hampir jam 12 malam tapi tak ada kabar
dari Young Ho.
Young Ho melihat dari sisi kiri langsung memutar balik,
Direktur Choi sudah siap dengan mobilnya akan membalas dendam pada Young Ho.
Hye Ran melihat kakaknya sudah ada dibelakang mobil Young Ho, membuat mobilnya
sejajar dengan kakaknya. Direktur Choi menginjak gas dalam-dalam, dari sisi
Kanan Young Ho membanting stir, mobil Direktur Choi menabrak mobil adiknya.
Joon Sung melihat dari kaca spion dibelakang ada kecelakaan.
Young Ho kaget melihat ada bunyi klakson truk didepanya,
akhirnya membanting stir dan menabrak mobil yang sedang berhenti didepanya.
Kaca dirumah Joo Eun tiba-tiba jauh dan pecah berserakan dilantai. Joo Eun kaget
melihat kaca dikamarnya jatuh. Mobil yang dikendarai Young Ho melayang diudara
lalu berputar setelah menabrak mobil, beberapa kali berguling dan akhirnya
semua bagian depanya rusak.
Direktur Choi keluar dari mobilnya, terlihat luka di
wajahnya dan mobilnya sudah mengeluarkan asap. Badannya bersandar dibagian
pinggir mobilnya agar bisa berdiri, lalu melihat mobil dibagian depan dengan
plat nomor yang dikenal. Pelahan ia berjalan, melihat Hye Ran sudah tak
sadarkan diri didalam mobil dengan kepala sudah berdarah, jeritan histeris
terdengar meminta tolong agar membantunya.
Joon Sung turun dari mobil melihat ada mobil yang
kecelakaan, melihat sosok di dalam Young Ho, jeritan histerisnya terdengar. Young
Ho sudah penuh dengan darah dibagian wajahnya, Joon Sung berusaha membuka pintu
mobil, dengan jeritan histeris mencoba memanggil Young Ho dengan mengangkat
bagian stir yang menjepit bagian kaki kakaknya.
Young Ho tak sadarkan diri hampir semuan wajahnya
tertutup darah. Joo Eun melotot seperti merasakan pertanda buruk dengan cermin
yang jatuh. Ketua Min datang melihat keadaan Young Ho, ikut histeris lalu
mengunakan syal untuk menutupi luka dibagian kaki Young Ho yang terjepit.
Joon Sung terus menangis histeris melihat Young Ho
seperti ayahnya, Ketua Min memanggil Young Ho agar sadarkan diri tapi tetap
saja Young Ho tak bergeming, lalu berteriak memarahi anak buahnya yang hanya
diam bukan memanggil ambulance. Salah satu pengawal menelp ambulance yang
lainnya berusaha membantu mengeluarkan Young Ho dari mobil. Joon Sung terus
saja menangis histeris melihatnya.
Joon Sung, Ketua Min, para perawat mendorong Young Ho
yang sudah memakain alat bantu oksigen ke ruang operasi. Para dokter dan juga
Tuan Kim sudah menunggu didepan ruangan, Tuan Kim melihat anaknya yang masuk
ruang operasi mengingat saat masih kecil, Young Ho menangis meminta ayahnya
agar tak melakukan operasi karena sangat takut.
“Rasanya sakit sekali.. Tolong aku, kumohon!!! Apa tak bisa aku dioperasi saat dewasa saja? Tak bisakah? Aku mohon, ayah...” jerit Young Ho saat masih kecil harus masuk ruang
operasi.
Young Ho melakukan hal yang seperti saat masih kecil
melakukan operasi dengan keadaan tak sadarkan diri dan bantuan alat pernafasan.
Dokter mulai membersihkan darah dibagian kaki dan mulai membedah kaki kananya.
Didepan ruang operasi,
“Urus semuanya, jangan sampai kabar ini menyebar ke media Dan beritahu Ketua, hasil operasinya nanti.” Perintah Tuan Kim
“Baik dan Maaf, Tuan. Semuanya...adalah salahku.” Kata Ketua Min dengan nada suara bergetar, menahan
tangis.
“Tak ada gunanya menangisi susu yang sudah tumpah. Bagaimanapun, kita harus menghadapi masalah ini.” ucap Tuan Kim.
Direktur Choi duduk sendirian dengan tatapan kosong,
seperti merasakan hampa dengan para perawat yang ada didepanya tapi merasakan
sendirian. Didalam ruang operasi, Hye Ran sedang melakukan operasi juga dengan
membedah bagian perut. Direktur Choi duduk dilantai melampiaskan rasa kesalnya
dengan menendang meja alat operasi sampai jatuh berantakan.
Ji Woong datang kerumah sakit dengan mata memera
menanyakan keadaan Young Ho sekarang. Joon Sung diam, tak bisa menjawabnya. Ji
Woong ingin mendekat ke pintu operasi, Joon Sung menahanya tapi Ji Woong
berusaha ingin masuk. Akhirnya Joon Sung memeluknya agar tak pergi, Ji Woong
memanggil Young Ho lalu jatuh lemas. Joon Sung sedari tadi menahan tangisnya,
merosot disamping managernya sambil menepuk pundaknya mensugesti kalau Young Ho
akan baik-baik saja.
Ibu Joon Sung menelp anaknya yang belum datang tapi
ponselnya tak aktif, jaket pemberian Joon Sung sengaja digunakan dengan sarung
tangan hitam. Joo Eun duduk diatas tempat tidurnya melihat cermin yang jatuh,
lalu berusaha menelp Young Ho tapi tak ada yang mengangkat. Ponsel Young Ho ada
dimobil dengan kaca yang berserakan, tertulis nama dilayar [Oh!
My Venus.]
Pagi hari dikantor hukum
Semua orang keluar dari lift setelah pintu terbuka, Joo
Eun melamun sampai Hyun Jung memanggilnya lalu memintanya keluar dari lift. Joo
Eun baru sadar sudah sampai lantai 15 dan keluar dari lift. Setelah mengantung
jaketnya, Joo Eun kembali terdiam lalu kembali menelp Young Ho tapi tetap tak
aktif, akhirnya berusaha menelp Joon Sung untuk mengetahui keadaan Young Ho.
Ibu Joon Sung kaget melihat anaknya pagi-pagi sudah
berdiri didepan rumahnya, pelahan mendekati anaknya. Joon Sung meminta maaf
karena datang terlambat, Dengan terbata-bata, Ibunya malah berpikir terjadi
sesuatu pada anaknya, lalu mengucap syukur anaknya sekarang ada didepanya.
Joon Sung menatap ibunya dan memanggil untuk pertama kali
dengan panggilan “ibu”. Sang ibu langsung memeluk anaknya dan menangis
bersama-sama.
“Maaf... Aku tahu, aku sudah tak punya hak... Tapi, mulai sekarang, aku akan sering memelukmu.” Janji ibunya, Joon Sung menangis dipelukan ibunya.
Hye Ran masih terbaring dengan wajah bekas memar dan juga
perban dibagian kepalanya. Sementara Direktur Choi sudah tertempel plester
dibagian wajah sebelah kirinya menatap sang adik.
“Awalnya, kami sangat khawatir, lukanya akan sangat
parah. Tapi,
syukurlah setelah
dioperasi kondisinya
sudah stabil. Pergelangan
kaki dan tulang rusuknya, juga
baik-baik saja...” jelas dokter, Direktur Choi
langsung mengucapkan terimakasih. Dokter dan perawat meninggalkan keduanya.
Direktur Choi melamun di ruang IGD, sampai tidak
mendengar suara Young Joo memanggil pamanya. Young Joon memanggil kedua kali
memanggil paman menanyakan keadaan ibunya. Direktur Choi dengan mata
berkaca-kaca mengatakan ibunya akan segera datang.
“Kenapa kau bias sebodoh ini?” tanya Direktur Choi pada keponakanya.
“Aku ada di sana... di perayaan ulang tahun ke-61. Aku mendengar pembicaraan telepon kalian... Aku merasa menjadi biang masalah... Kalau saja aku tak ada, kalian tak perlu seperti ini, aku pikir... semuanya akan baik-baik saja.” Ucap Young Joon sambil menangis
“Berhenti mengatakan omong kosong begitu!” tegas Direktur Choi
“Maaf, paman.... Aku tak akan mengulanginya lagi.” Ucap Young Joon menarik nafasnya dalam-dalam.
“Tidak, tidak... Akulah yang bodoh di sini dan Akulah yang harusnya minta maaf.” Kata Direktur Choi dengan mata memerah merasa bersalah.
Woo Shik menemui Direktur Choi yang duduk dengan wajah
tertunduk diruang IGD, melihat wajah atasanya terluka menanyakan apa sebenarnya
yang terjadi. Direktur Choi melihat Woo Shik duduk disampingnya. Woo Shik
menanyakan keadaan Direktur Choi dengan wajah khawatir.
“Aku perlu bantuanmu. Tapi, ini adalah masalah
pribadi...” ucap Direktur Choi, Woo Shik pun
mempersilahkan Direktu Choi untuk mengatakan padanya.
Joo Eun mengantar kliennya sampai ke depan ruangan, Pria
beruban mengatakan ingin melindungi tanah miliknya jadi mempercayakan semua
masalahnya pada Joo Eun. Dengan senyuman Joo Eun pun berjanji akan melakukan
yang terbaik. Hyun Jung memanggil Joo Eun akan masuk
kembali ke ruanganya.
“Wakil Presdir hari ini juga tak hadir. Dia menelepon Presdir, katanya dia sedang tak enak badan kemarin. Tapi, sampai sekarang masih tak ada kabar lagi darinya.”kata Hyun Jung binggung
“Apa? Dia tak biasanya bolos
begini.” Ucap Joo Eun heran
“Benar..., dan juga banyak dokumen yang harus dia tandatangani.” Kata Hyun Jung
“Berikan aku alamatnya. Aku akan pergi menemuinya.” Perintah Joo Eun.
Joo Eun berusaha menelp kembali Young Ho dalam
perjalanan, tapi tetap saja tak diangkat. Sesampai di parkiran apartement, Joo
Eun melihat ponselnya belum ada kabar dari Young Ho juga, saat keluar dari mobil, Joo Eun melihat mobil
Soo Jin terpakir didekatnya lalu berjalan masuk ke dalam apartement.
Dirumah sakit
Kaki Young Ho satu diangkat dengan alat agar bisa kaki
kirinya ditekuk, kaki kanan di perban, begitu juga kepala, dan masih mengunakan
alat bantu oksigen. Dokter, Ketua Min dan juga Tuan Kim serta pengawal sudah
ada didalam ruang melihat Young Ho terbaring.
“Operasinya berjalan lancer Dan kondisinya sudah stabil. Tapi, dia mengalami patah tulang dan juga cedera otot. Kami sudah melakukan yang
terbaik, tapi.... sepertinya
dia tak bisa berjalan lagi. Dalam
keadaan seperti ini, aku
tak bisa menjamin apa-apa.” Kata Dokter
Tangan tuan Kim langsung terkepal seperti menahan rasa
sedihnya dan marah, Kepala Min memalingkan wajahnya mencoba menahan tangisnya.
“Tolong rawat dia.” Pesan Tuan Kim pada Dokter menatap Young Ho
“Kabari Ketua jika dia sudah sadar nanti.” Perintah Tuan Kim pada Ketua Min, ketua Min pun
mengerti.
“Berdasarkan penyelidikanku, sepertinya, Tuan Muda ingin melindungi Jang Joon Sung Dia mencoba untuk menghalangi Direktur Choi, lalu Nyonya juga ingin menghalangi mobil Direktur Choi. Dan karena itu, mereka juga akan menjadi tersangka
kecelakaan.” Jelas Ketua Min sambil berjalan di
lorong rumah sakit.
“Direktur Choi mau tak mau harus ikut bekerja sama karena masalah
ini.” tegas tuan Kim.
Ketua Min pikir memang seharusnya seperti itu. Tuan Kim
melirik memerintahkan agar menstabilkan kondisi sekarang ingin dan jangan sampai orang yang terluka
menjadi tersangkanya. Ketua Min
meminta maaf.
Joo Eun menekan bel sambil berteriak memanggil Wakil Presdir dan mengedor-gedor
pintu meminta Soo Jin keluar apabila ada didalam rumah, tapi tak ada sahutan.
Akhirnya ia mencoba menekan bel kembali, tetap tak ada sahutan dari Soo Jin, Joo
Eun pun memilih untuk menekan pasword di pintu rumah temanya.
Ia masuk ke dalam
rumah memanggil Soo Jin, lalu masuk ke kamar melihat temanya sudah terbaring
seperti orang mati. Dengan wajah panik berusaha membangunkan temanya, dengan
memukul wajahnya dan berteriak memanggilnya.
Soo Jin terbangun mengeluh Joo Eun berlebihan lalu
mengeluh kepalanya sangat sakit, Joo Eun menghela nafas panjang karena bisa
bernafas lega melihat Soo Jin yang membuatnya panik. Soo Jin menyuruh Joo Eun
pulang saja karena ia masih hidup dan kembali tertidur dengan memiringkan
badanya.
Joo Eun memberikan semangkuk oatmeal, dengan memalingkan
wajahnya mengatakan temanya tak punya nasi dirumahnya jadi tak
bisa membuatkannya bubur dan menyuruh makan seadanya saja. Soo Jin menyingkirkan
mangkuk ke pinggir tempat tidurnya, menyindir juniornya yang bersikap baik. Joo
Eun melihat ada gelas sisa wine dan juga obat.
“Karena kita tak di kantor, aku akan bicara unformal saja.” Kata Joo Eun, Soo Jin seperti tak peduli.
“Sebelum aku kesal, kau harus berhenti mabuk-mabukan sekarang. Tubuhmu itu bukanlah barang yang sudah pakai langsung kau
buang. Dan juga,
ganti password-mu. 0413. Kenapa
harus pakai tanggal
lahir ? Apa kau tak takut? Dan juga, minta maaflah.” Perintah Joo Eun, Soo Jin menatap sinis, untuk apa ia
meminta maaf. Joo Eun berteriak menyuruh
Soo Jin cepat meminta maaf padanya
“Bukannya sudah kujelaskan, Bukan aku yang mencuri Woo Shik jauh darimu!” tegas Soo Jin tak mau kalah.
“Minta maaflah! Sebelum aku marah.” Teriak Joo Eun, Soo Jin menatap temanya seperti menahan
tangisnya.
“Setelah kau lulus dan pergi ke Amerika... Kenapa kau tak menghubungiku? Kenapa kau tak membalas semua surat yang aku kirimkan? Apa kita hanya teman sekelas
saja? Kita
adalah sahabat! Kenapa
kau seperti ini? Kenapa?” teriak Joo Eun. Soo Jin
hanya menatap temanya lalu memanggil namanya. Joo Eun akhirnya duduk disamping
Soo Jin.
“Aku merasa seperti hidup di neraka sekarang. Jadi, tolong minta maaflah, oke?” kata Soo Jin dengan nada lembut
“Apa kau sudah terjatuh dari tangga tadi atau bagaimana?” sindir Soo Jin, Joo Eun mengumpat temanya itu wanita
kejam sambil memukul lenganya.
“Kau lebih kejam daripada aku!” teriak Soo Jin, Joo Eun binggung menanyakan
kesalahanya.
“Mahasiswa dari jurusan tekhnik
itu! Pria baik
yang kau perkenalkan
padaku dulu. Dia
bilang, kau menjodohkanku dengannya
hanya karena kasihan padaku Dan
dia menginjak harga diriku. dia
juga bilang, orang
yang sepertiku ini bahkan
tak usah keluar dari
rumah selamanya.” Cerita Soo Jin menahan
sedihnya.
Joo Eun mengumpat pria brengsek yang memperlakukan
temanya seperti itu. Soo Jin mengingatkan saat Joo Eun ingin membantu hubungan
dengan Lee Ji Hoon tapi bertukar nomor dengannya, menurutnya karena Joo Eun Cantik maka semua orang
menyukainya dan Karena ia jelek dan gemuk, maka tak ada satupun yang menyukainya.
“Dasar bodoh. Dia hanya mau
mengenalkanku dengan
manager sebuah talent show! Jadi,
dia memberikanku nomor
manager itu.” Jelas Joo Eun. Soo Jin seperti tak
percaya dan tak peduli lagi.
“Jadi, selama ini kau salah paham? Apa kau Temanku, Oh Soo Jin? Karena masalah sepele ini?” ucap Joo Eun tak percaya
“Manusia pasti mendapatkan masalah yang sepele, dan karena masalah itu juga, manusia bisa mati. Kesepian dan menderita itulah akibat masalah itu.” Tegas Soo Jin sambil mengumpat Joo Eun si wanita
kejam.
Joo Eun menghela nafas dengan mata berkaca-kaca, Soo Jin
melirik temanya merasa harusnya Joo Eun meminta maaf padanya. Joo Eun mengaku tak
pernah tahu, jadi tak tahu
harus mengatakan
apa lagi, akhirnya ia meminta maaf pada Soo Jin.
Soo Jin menceritakan kalau bukan ia yang
merayu Woo Shik. Joo Eun sudah mengenal Woo
Shik selama selama 15 tahun, jadi tahu pria yang pernah
dicintainya itu bukanlah pria yang akan luluh karena rayuan saja dan sangat yakin Woo Shik sangat
menyukainya.
“Dia mungkin masih merasa bersalah padaku Dan mungkin waktunya sedang
kacau.” Jelas Joo Eun tentang kesalahpahaman sebelumnya.
“Jadi, apa yang terjadi? Apa kau bertengkar dengan direktur Gahong?” tanya Soo Jin, Joo Eun mengumpat kesal sendiri.
“Kenapa rasanya hubunganku banyak sekali cobaannya begini?” ungkap Joo Eun lalu menangis sambil menutup wajahnya
dan membaringkan dikasur. Soo Jin ingin memegang punggung temanya tapi
diurungkan niatnya.
“Syukurlah, aku tak mengubah password ku.” Kata
Soo Jin membiarka Joo Eun menangis disampingnya.
Ji Woong membawa pot bunga dengan wajah tegang masuk ke
lorong VIP, Joon Sung menahan managernya untuk melangkah masuk meminta agar tak
menangis didepan Young Ho, Ji Woong menatap Joon Sung mengangguk seperti
berusaha menahan air matanya.
Joon Sung memegang pundak Ji Woong, mengingatkan agar
mereka tak boleh membuat Young Ho menderita lagi. Ji Woong mengerti tapi Joon Sung malah merasa sedih dan
mengumpat untuk dirinya sendiri karena tak bisa menahanya. Ji Woong berjanji
tak aka menangis lalu menghembuskan nafasnya agar tak menangis tapi air matanya
malah mengalir. Joon Sung mengusapkan air mata Ji Woong yang tumpah.
Keduanya masuk melihat keadaan Young Ho masih terbaring
dengan penopang kaki,Young Ho membuka matanya, Joon Sung menyadarinya langsung
menghampiri memanggil kakaknya, Young Ho masih bisa menyadari Joon Sung yang
mendatanginya. Joon Sung dengan menahan air matanya mengucapkan permintaan
maafnya.
“Bagaimana dengan ibumu?” tanya Young Ho
“Kami sudah bertemu, dan dia ingin berterima kasih padamu. Dan kecelakaan ini karena aku,
'kan? Karena
aku mungkin saja..” ucap Joon Sung, Young Ho
menyuruh adiknya itu lebih baik diam saja lalu memanggil Ji Woong.
“Hyung! Aku disini! Aku Ji Woong! Aku akan selalu menemani Joon
Sung dan
membuatnya menjadi juara! Kau tak perlu khawatir...Oke?” kata Ji Woong mendekati Young Ho, Joon Sung memalingkan
wajahnya berusaha keras menahan sedihnya.
“Oh yahh,
aku juga membawa hadiah. Bunga yang tak perlu selalu disiram. Hanya perlu disiram tiap 20 hari sekali. Bunga yang tak merepotkan! Jadi, jadi...” kata Ji Woong akhirnya tak bisa menahan rasa sedihnya, Air
mata Young Ho juga mengalir.
Joon Sung melihat ponselnya, tertulis [Kakak
Ipar, Pengacara
Kang Joo Eun] lalu mengusap air matanya bertanya apa
yang harus dikatakan pada Joo Eun sekarang. Young Ho mengataan tak
ingin Joo Eun melihatnya seperi ini, karena tak mau Joo Eun
menangis bahkan ia sendiri tak tahu kondisinya sekarang. Joon Sung mengerti
sambil mengusap air matanya kembali. Ji Woong juga mengusap air matanya akan mendoakan Young
Ho dengan mendapatkan keajaiban, Young Ho menyuruh keduanya pulang dan latihan seperti
biasanya.
bersambung ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar