Han Na keluar dari sebuah restoran mencoba menyadarkan
diri dengan memukul pipinya. Sementara didalam ruangan terdengar terikan salah
seorang mengajak bersulang untuk Presdir dan Wakil Presdir masa depan Asuransi Ill Ho. Han Na masuk ke dalam, seorang pegawai menarik Han Na
yang baru masuk dan duduk disamping Tuan Kang.
“Kita harus memberi kesan yang baik untuk Wakil Presdir.” Bisik Seniornya.
Han Na duduk disamping Tuan Kang, dengan ramah Tuan Kang
menanyakan keadaan Han Na yang terlihat lesu. Han Na mengatakan baik-baik saja.
Pegawai mulai mencampur bir dengan Soju lalu memberikan pada keduanya dan
meminta love Shot.
Tuan Kang ingin menolak tapi semua pegawai meminta
keduanya untuk melakukan love shot. Akhirnya mereka ingin menyilangkan tangan
agar melakukan love shot, Pegawai meminta Tuan Kang melakukan level dua karena
jabataya sudah tinggi, keduanya berpelukan dan minum bersama, Han Na meremas
tanganya seperti terlihat sangat gugup.
Diruangan lain
Joo Il menanyakan rasanya Dong Ho menjadi “anjing” untuk
Gyu Man, Dong Ho bertanya balik bagaimana rasanya Joo Il jadi “Anjing” untuk Il
Ho (ayah Gyu Man) Keduanya tertawa bersama sambil minum bir. Joo Il menyadari
mereka berdua itu seperti budak.
“Tapi, untung saja aku sudah menjadi Presdir Dan kau menjadi pengacara paling mahal di Korea.” Kata Joo Il sambil minum birnya mengungkapkan bir yang
mereka minum bisa terasa pahit bisa juga tidak.
“Dan juga, aku bisa mabuk hanya minum sebotol saja, tapi juga aku tak akan mabuk walaupun ribuan botol telah
kuminum.” Ungkap Dong Ho, keduanya saling high five dengan
kepalan tangan.
“Rasa minuman itu semua sama. Tapi, lidahku lah yang sepertinya jelek.” Kata Dong Ho. Joo Il mengungkapkan dengan lidahnya itu
Dong Ho bisa menghasilkan uang dan mengingatkan Tuhan
bisa marah jika tidak
mensyukurinya. Keduanya kembali tertawa.
“Dia sudah menjadi pengacara.” Kata Dong Ho dengan wajah serius. Joo Il menanyakan
siapa yang dimaksudnya.
“Anak dari sidang yang tak kumenangkan dulu.” Jelas Dong Ho kembali meminum birnya, Joo Il terdiam
mengingat karena itu mereka bisa seperti sekarang.
Han Na sudah babak belur berjalan ke kantor polisi, tanpa
alas dan terhuyung-huyung. Semua polisi terlihat kaget dan berdiri melihat
seorang wanita datang terlihat amburadul. Polisi yang posisinya paling dekat
menanyakan keadaan Han Na.
Kim Han Na hanya terlihat menangis dengan tubuh bergetar,
lalu terjatuh. Semua polisi langsung menghampiri berusaha membantu Han Na dan
menyuruh menelp 911. Han Na hanya menangis dengan tubuh bergetar dan penuh
luka, polisi menanyakan apa sebenarnya yang terjadi.
Polisi mengedor pintu mobil Tuan Kang dengan sangat
keras, Tuan Kang terlihat baru bangun keluar dari mobil. Polisi memperlihatkan
ID Cardnya dan menangkap Tuan Kang dugaan pemerkosaan Kim Han
Na. Tuan Kang terlihat binggung, polisi melakukan prosedur
dengan memborgol pelaku dengan memiliki hak untuk diam atau menyewa
pengacara.
Pengacara Song membawakan kopi untuk Jin Woo dan Manager
Yoon, Jin Woo memperlihatkan berita di koran meminta Pengacara Song mencari
tahu tentang hal itu. Pengacara Song melihat judul berita [Wakil Presdir Asuransi Ill Ho dituduh memerkosa pegawai magang.] lalu bertanya apakah Jin Woo akan mengambil kasus itu
juga. Jin Woo tak menjawab malah memuji kopi buatan Pengacara Song sangat enak.
Pengacara Song tersenyum lalu berkomentar kalau mereka pasti tak
akan menang.
“Kasus yang disiarkan di media
pers akan 90
persen kalah di pengadilan. Bagaimana
menurutmu, Manager Yoon?” kata Pengacara Song
“Aku setuju dengan Pengacara Seo.” Ucap Manager Yoon ikut duduk bersama
“Apa ini? Apa aku dikucilkan lagi? Kembalikan kopinya, berhenti minum.” Kata Pengacara Song kesal ingin mengambil gelas kopi
yang dibuatnya.
“Dasar pelit. Aku berdoa agar hatimu
jadi hitam setelah minum kopi!” teriak Manager Yoon
memukul pengacara Song lalu melihat sekilas koran yang dibawa Jin Woo.
Pengacara Song kembali melihat berita dikoran, menurutnya
Jika itu kasus
Asuransi Ill Ho, maka pasti
tim hukum Ill Ho yang akan maju. Jin Woo
hanya terdiam lalu tertunduk seperti menerawang sesuatu.
Ruang makan
Tuan Nam makan bersama dengan dua anaknya, Yeo Kyung
membahas tentang wakil Presdir yang melakukan tindakan pemerkosaan, menurutnya
itu tak mungkin lalu menanyakan pendapat ayahnya.
“Apa kau sudah menenangkan situasi kantor?” tanya Tuan Nam, Gyu Man menjawab sudah melakukan dan tak
ada masalah.
“Ayah, apa kau tak khawatir pada Wakil Presdir?” tanya Yeo Kyung penasaran
“Kita tak boleh menyimpan barang yang sudah kotor.” Kata Tuan Nam pada Gyu Man
“Tapi, dia sudah mengabdikan pada perusahaan lebih dari 20 tahun. Aku akan menyiapkan tim hokum terbaik untuk membantunya.” Jelas Gyu Man terdengar simpati.
“Pastikan citra perusahaan tak akan hancur karena ini.” tegas tuan Nam, Gyu Man mengerti, Yeo Kyung terlihat
gelisah dengan kasus di kantor ayahnya. Sementara Gyu Man tersenyum melihat
ayahnya yang ingin menyingkirkan Tuan Kang.
In Ah membanting berkas diatas meja Pengacara Tak,
menegaskan akan mengambil kasus itu. Pengacara Tak menanyakan kasus apa yang
diinginkan juniornya itu, lalu melihat ada foto Han Na dengan luka lebab di
wajahnya dan berpikir In Ah tak tahu siapa terdakwa dalam kasus itu.
“Dia adalah Wakil Presdir Asuransi Ill Ho! Kasus ini berhubungan dengan ribuan awak media pers. Kau tak mungkin bisa
menanganinya.” Kata Pengacara Tak
“Aku pasti bias, Tugaskan aku dalam kasus ini.” pinta In Ah
“Aku bilang tidak!” teriak Pengacara Tak membanting berkas lalu keluar
ruangan.
Pengacara Tak pergi ke toilet, In Ah langsung masuk dan
Pengacara Tak dan pria disebelahnya panik buru-buru menutup celananya.
Pengacara Tak marah karena In Ah berani masuk ke dalam toilet pria, sementara
Pria yang satunya memilih untuk keluar buru-buru. In Ah meminta maaf tanpa
melihat ke arah Pengacara Tak, sementara Pengacara Tak masih kesal karena
celananya jadi kena air kencingnya sendiri.
“Aku bisa menanganinya.” Ucap In Ah menyakinkan Pengacara Tak
“Kau tak bisa mengerti situasinya?” teriak Pengacara Tak kesal sambil mencuci tanganya, In
Ah mengikutinya disampingnya.
“Hei! Kenapa kau sangat menginginkan kasus ini?” tanya Pengacara Tak
“Korban pemerkosaan itu juga adalah korban pencurian asrama. Aku berjanji pada korban bahwa aku akan membantunya. Jika tidak, aku pasti tidak akan tenang selama hidupku.” Jelas In Ah dengan wajah memohon, Pengacara Tak menatap
juniornya.
Dong Ho masuk ke dalam ruangan melihat Gyu Man sudah
duduk dengan mengangkat kaki ke atas meja. Wajah Dong Ho seperti tak
bersahabat, Gyu Man melihat Dong Ho jadi sangat sibuk sekarang.
“Aku ingin tahu tentang sesuatu. Setelah menjadi pengacara selama ini, apa kau bisa langsung mengetahui klienmu itu bersalah atau tidak?” kata Gyu Man
“Bagaimana aku bisa tahu apa yang ada dalam pikiran seseorang?” ucap Dong Ho dingin
“Kau pasti sudah tahu, 'kan? Jadi, aku ingin kau menjadi pengacara Wakil Presdir.” Ucap Gyu Nam
Di tangga, Sek Ahn membawakan bakpao untuk Manager Pyun,
terlihat Manager Pyun bahagia karena dimusim dingin makan Bakpao memang paling
enak. Sek Ahn mengaku dompetnya tertinggal dimobil jadi hanya membeli satu
buah, Manager Pyun yang baik hati akhirnya membagi dua bakpao untuk dimakan
bersama.
“Nam Gyu Man membuatku kesal lagi kemarin. Dia bilang, aku tak becus
bekerja. Kenapa
pekerjaan aku semua yang
kerjakan? Apa aku anjing?” keluh Sek Ahn
“Bukan, tapi kau adalah anjing yang berkelas, Bukan anjing biasa.” Kata Manager Pyun
“Jujur saja, dia pasti akan hancur jika aku tak membantunya. Tiap hari mabuk-mabukan dan bermain wanita.” Teriak Sek Ahn kesal, Manager Pyun menepuk punggung Sek
Ahn mengerti kalau temanya itu pasti kesulitan.
“Dia sungguh anak papi yang tak tahu berterima kasih! Dasar Nam Gyu Man!” teriak Sek Ahn lalu berpikir Manager Pyun juga
menderita jadi bisa menceritakanya. Manager Pyun merasa tak seperti itu sambil
memakan habis bakapo ke dalam mulutnya.
Manager Pyun masuk ke dalam ruangan memberitahu sudah
menerima dokumen persidangan
untuk Wakil Presdir Dan
ada nama yang mengganggunya, Dong Ho melihat berkas
dari anak buahnya. Manager Pyun merasa Kejaksaan
untuk kasus kali ini membuatnya khawatir.
Dong Ho menanyakan alasanya. Manager Pyun merasa Dong Ho pasti mengenalnya di kantor kejakasaan Seoul, Dong Ho kembali melihat
lembaran berkas ditanganya.
Jin Woo terkejut mendengar nama Jaksanya adalah Lee
In Ah. Pengacara Song memberitahu nama yang tertulis dalam
dokumen persidangan adalah Jaksa Lee In Ah. Jin Woo terdiam dengan pandangan lurus kedepan,
Pengacara Song berpikir Jin Woo tak mengenalnya, Jin Woo mengelengkan
kepalanya.
“Pastinya, kau tak akan mengenal satupun jaksa wanita. Aku ingat seluruh daftar jaksa wanita.Mulai dari
Kantor Kejaksaan Agung. Tapi,
dia tak tercatat dalam dataku,
dia pasti jaksa baru!” kata Pengacara Song tanpa
sadar Jin Woo sudah pergi meninggalkanya.
Jin Woo menatap parkiran melihat kembali bayangan saat
kejadian dan mulai berbicara dengan semua ingatanya.
“Korban Kim Han Na mengantar Wakil Presdir yang mabuk ke
tempat parkir. Saat Kim
Han Na menuju ke tempat
parkir... Mereka
masuk ke mobil Wakil Pres dir Lalu, Kim Han Na diperkosa Dan dia keluar dari mobil.” Kata Jin Woo
Diluar gedung, Polisi dan In Ah turun dari mobil bersama
masuk ke dalam gedung.
“Pengacara Park Dong Ho dari tim hokum Ill Ho yang akan menangani kasus
ini. Aku tak
tahu bagaimana jalannya
persidangan ini nantinya. Kecuali
kau bisa mencuri kasus ini.” jelas Pengacara Soo
Jin Woo mendengar seseorang memanggil nama Jaksa Lee,
buru-buru menarik Pengacara Song untuk sembunyi dan memita untuk tak
meneluarkan suara. In Ah dengan polisi melihat TKP, melihat CCTV dan bertanya Apa
tak ada rekaman CCTVnya. Polisi mengatakan tak
ada karena TKP berada diluar jangkauan.
“Kalau begitu, selidiki semua mobil yang keluar dan masuk parkiran ini selama kejadian. Lalu periksa black box mereka dan
laporkan padaku
jika kalian menemukan sesuatu.” Perintah In Ah, polisi
mengerti perintahnya. Jin Woo mendengar dengan seksama lalu melihat In Ah yang
keluar dari parkiran.
Dong Ho menemui Tuan Kang yang sudah memakain baju
tahanan membahas tentang pernyataan Tuan Kang yang ingat pergi ke
parkiran bersama Kim Han Na, tapi saat membuka mata
sudah sendirian dan berada didalam mobil. Tuan Kang membenarkan pernyataan Dong
Ho.
“Aku tak tertarik dengan kebenarannya. Tapi, kebenaran bisa membantu dalam penyusunan strategi.” Tegas Dong Ho
“Aku tak ingat... Tapi, aku bersumpah tidak memperkosanya.” Kata Tuan Kang yakin
Dong Ho mengingat dengan Tuan Seo saat menjadi
menemuinya, “Otakku memang tidak mengingatnya Tapi, hatiku bisa mengingatnya. Aku tidak membunuhnya. Jika anda tak percaya padaku, anda tak perlu membelaku.” Dong Ho terdiam
sejenak lalu mengucapkan selamat tinggal dan akan bertemu lagi di pengadilan
dengan Tuan Kang
Jin Woo melihat kembali pohon keluarga Tuan Kam, melihat
Foto Gyu Nam saat masuk ke dalam villa dengan dibagian bawahnya adalah Wakil
Presdir Kang Man Soo, lalu dibagian bawah adalah Senior
Manager Kim Joon Sik.
Manager Kim menemui Jin Woo disebuah cafe, Jin Woo
menjabat tangan Manager Kim melihat hidup enak selama ini, Manager Kim merasa itu semua berkat Jin Woo, karena
penyewa membuatnya kesal dan Jin Woo berhasil memenangkan kasus itu. Jin Woo
tersenyum mendengarnya.
“Oh ya, kenapa kau mengajakku ke sini?” tanya Manager Kim.
“Aku punya sedikit kerjaan di sini dan Kudengar, Wakil Presdir
ditangkap.” Kata Jin Woo memulai pembicaraanya.
“Tak hanya itu.... Semua karyawan wanita sangat marah sekarang dan Karyawan pria diminta untuk tak menimbulkan keributan.” Cerita Manager Kim
“Presdir Nam Gyu Man pasti sangat tertekan sekarang.” Komentar Jin Woo
Manager Kim tak tahu tapi menurutnya Gyu Man tak
terlalu tertekan, lalu mendekatkan badanya
untuk menceritakan sambil berbisik.
Flash Back
Tuan Kang membahas mereka menerima
banyak keluhan dibandingkan
dengan tahun lalu. Gyu Man merasa itu hal wajah
ketika mereka sedang ada diatas maka banyak angin yang menjatuhkan mereka,
dengan santai merasa punya tim hukum tersendiri untuk menangani masalah ini.
“Tapi, jika diteruskan, citra perusahaan akan....” ucap Tuan Kang di potong oleh Gyu Man
“Wakil Presdir... Aku adalah Presdir perusahaan ini. Aku, Nam Gyu Man. Kenapa aku harus takut pada keluhan konsumen? Apa kau pikir aku hanya akan duduk diam saja?” tegas Gyu Nam dengan mata liciknya.
Manager Kim menceritakan Kinerja
Wakil Presdir sangat bagus dengan selalu mengatakan apa yang ada didalam
otaknya, Jin Woo mengangguk mengerti dengan kasus yang akan dipegangnya
sekarang, terlihat ada senyuman dari bibirnya.
In Ah pergi ke kantor Ill Ho dengan menemui beberapa
karyawan wanita dan memberikan kartu namanya juga, merekam semua percakapan dan
juga mencatat dalam bukunya. Pintu lift terbuka, In Ah dan Gyu Man saling
menatap. Gyu Man masuk ke dalam lift, In Ah terlihat tegang mengingat kembali
dengan wajah orang yang pernah dilihatnya.
Gyu Man menatap In Ah saat menuju lantai delapan lalu sedikit
memberikan senyuman liciknya. In Ah masih melotot mengingat kembali saat
menemukan rekaman dikantor Dong Ho.
“Dia duluan yang bersikap kasar. Menurutmu, bagaimana aku bias menahan emosiku pada wanita itu?”
In Ah bisa mengingat orang itu yang ada didalam video,
Gyu Man keluar dari lift sambil merapihkan rambut belakanga dan tersenyum
licik. In Ah menatap punggung pria sebagai pembunuh Jung Ah tapi masih
melangkah bebas tanpa dihukum.
Jin Woo menatap kearah jendela, layar besar gedung asuransi
Ill Ho terlihat dengan jelas dimalam hari, Manager Yoon berdiri disampingnya
sambil melihat tanganya bertanya apakah Jin Woo akan memulainya
sekarang. Jin Woo pikir sudah memulainya sejak 4
tahun yang lalu, tag line dilayar terlihat [Asuransi Ill Ho untuk masa depan yang cerah.]
In Ah berkerja diruangan sendirian, membuat bagan dengan
semua bukti yang dimiliknya dan rekaman dari wawancara pengawai dikantor, lalu
kembali melihat berkas perkara.
Pagi Hari di Pengadilan Seoul
Dong Ho dan In Ah tak sengaja bertemu dilorong, tangan
Dong Ho sudah terulur untuk berjabat tangan karena sudah lama tak bertemu. In Ah
hanya melirik sinis tanpa meraih tangan Dong Ho, seperti masih ada rasa amarah
empat tahun lalu. Dong Ho akhirnya menarik kembali tanganya.
“Kasus kali ini cukup kejam, iyakan? Kita harusnya bertemu di kasus yang lebih keren sedikit.” Kata Dong Ho
“Kudengar, kau sudah jadi pengacara termahal, agar bisa menyelamatkan klienmu. Kau harusnya tahu diri Karena kau tak pantas menjadi pengacara.” Tegas In Ah penuh amarah
“Klienku belum terbukti bersalah. Kaulah yang seharusnya malu langsung mengambil keputusan
sepihak. Apa kau
ini jaksa?” sindir Dong Ho lalu pergi meninggalkan
In Ah.
Ruang Sidang, Hakim memberitahu Kasus
nomor 20155D5697 yang akan
memulai siding di
Pengadilan Seoul dan meminta agar Jaksa
memulainya. In Ah berdiri dari tempat duduknya mengatakan menggugat
terdakwa, Kang Man
Soo atas tindakan pemerkosaan.
“Pihak Pembela, apakah tuduhan itu kebenaratan?” tanya Hakim, Dong Ho mengatakan tidak
“Terdakwa
Kang Man Soo...telah menghadiri pesta minum bir dengan karyawan dan korban, Kim
Han Na. Lalu,
Kang Man Soo meminta Kim Han Na untuk
mengantarnya ke tempat parkir. Dia
mengatakan bahwa sopirnya
ada di sana.” Ucap In Ah berdiri ditengan ruang
sidang
“Tapi, ternyata tak seorapun di sana. Kang Man Soo meminta Kim Han Na untuk menemaninya menunggu
sopirnya. Dan
mengajaknya masuk ke mobilnya.”
Digambarkan saat Han Na mengantar keparkiran, dengan Tuan
Kang menahan tangan Han Na untuk masuk ke dalam mobilnya.
“Tapi, ternyata tak ada catatan panggilan untuk sopir. Catatan panggilan Kang Man Soo pada hari kejadian saya jadikan
bukti.” Ucap In Ah memberikan lembaran kertas dan tertulis
dibagian bawah [Tak
ada panggilan apapun setelah
pukul 08:30 malam]
“Kang Man Soo berusaha memperkosa Kim Han Na di dalam mobil.” Jelas In Ah
Han Na duduk didalam ruang sidang, seperti mengingat saat
kejadian ingin menolak dan berteriak tapi Tuan Kang tetap melakukan pemerkosaan
padanya, lalu keluar dari mobil dengan badan babak belur, tanpa alas kaki
memakai jaketnya. Lalu In Ah mengatakan memanggil
korban, Kim Han
Na, sebagai saksi. Han Na masuk ke dalam ruang
sidang. Jin Woo masuk dibagian lantai dua untuk mengikuti sidang.
“Anda bilang, terdakwa sering mencoba menyentuh tubuh anda. Benarkah itu?” tanya In Ah memulai pertanyaan.
“Dia memijat bahuku, walaupun saya sudah bilang tidak usah. Saya tak menyukainya, tapi tak bisa menolaknya.” Kata Han Na dengan wajah tertunduk
“Kapan saya melakukan hal itu?” teriak Tuan Kang tak terima, Dong Ho menarik Tuan Kang
untuk kembali duduk. Dong Ho membela mengatakan pernyataannya
belum bisa dibuktikan.
“Tak ada bukti nyata yang bias dihadirkan jika TKP-nya ditempat
kerja.” Tegas In Ah, Jin Woo menatap Dong Ho berdiri disamping
Tuan Kang
“Jika memang korban ingin membuat novel yang dramatis, Semua karyawan laki-laki di Asuransi Ill Ho akan diadili. Saya keberatan!” tegas Dong Ho, Jin Woo tersenyum mendengarnya.
“Saya akan mendengar rincian lebih lanjut dari pernyataan
saksi.” Kata Hakim, Han Na terlihat sudah menangis sebelum
bicara.
“Tepat sebelum anda keluar dari
mobil, Apa yang diberitahu oleh
terdakwa?” tanya In Ah
“Dia mengancam akan memecatku jika aku melaporkannya pada
polisi. Dan juga mengatakan bahwa, dia bisa saja memecatmu kapan
saja” kata Han Na
In Ah bertanya apakah itu karena Han Na masih karyawan
magang, Han Na membenarkan, Jin Woo menatap In Ah dalam-dalam saat menanyakan
pada saksi. Tuan Kang yang mendengarnya memejamkan matanya, seperti tak
percaya. Dong Ho hanya mengaruk keningnya. In Ah menghadap Hakim memulai dengan
pernyataanya.
“Pelecehan seksual dalam area
kerja diakibatkan
karena penyalahgunaan kekuasaan. Sesuatu
yang Kang Man Soo miliki, tapi
tak dimiliki oleh Kim Han Na. Ini
adalah penyalahgunaan kekuasaan.” Tegas In
Ah membela Han Na, Hakim dan juga Jin Woo menatapnya dalam-dalam.
Semua keluar dari ruang sidang yang berakhir, Dong Ho
memuji In Ah yang hebat dan tak sabar menunggu sidang selanjutanya. In Ah
melirik dengan tatapan sinisnya, saat Dong Ho akan pergi memberitahu Persidangan
ayah Jin Woo belum
berakhir. Dong Ho menatap In Ah yang terlihat
masih anak kecil dimatanya.
“Aku akan membuktikan ayahnya tidak bersalah. Nam Gyu Man, yang menjadi atasanmu itu. Aku akan membuat dia membayar kejahatannya Dan kau juga.” Tegas In Ah penuh dendam,
“Apa karena itu kau mengambil kasus ini? Untuk menyakitinya dengan cara menyerang pegawainya? Jika memang seperti itu..... Jaksa, kau masih terlalu polosm Kasus ini tak sesederhana itu, Dunia memang kejam.” Kata Dong Ho tak bisa menjelaskan lebih detail lalu
keluar ruangan.
In Ah tak sengaja melihat ke lantai atas seperti melihat
Jin Woo dengan jas coklat keluar ruangan , lalu berusaha berlari mencari keluar
tapi Jin Woo lebih dulu keluar dari pengadilan. Hakim memanggil In Ah yang
sedang mencari-cari Jin Woo.
“Jaksa Lee.... sidang hari ini...kau sangat
mengesankan.” Puji Hakim
“Sidang ini masih belum berakhir.” Kata In Ah ingin
buru-buru pergi.
Hakim memberikan pulpen yang dijatuhnya kemarin, In Ah
mengambil dan mengucapkan terimakasi lalu berlari keluar gedung untuk mencari
Jin Woo. Hakim melihat In Ah yang pergi seperti terkesima dengan caranya
menjadi jaksa.
Tuan Kang seperti tak yakin Jin Woo ingin
menangani kasusnya. Jin Woo menegaskan akan
mengambil alih karena apabila hasil sidang seperti ini terus makan tuan Kang
bisa kalah. Tuan Kan meminta alasan dirinya harus menyewa Jin Woo sebagai
pengacara.
“Pertama, anda telah dibuang oleh Nam Gyu Man. Kedua, Pengacara Park tak ingin memenangkan kasus ini. Ketiga, aku mengenal Hakim Kang
Suk Gyu, yang
memimpin sidang ini.” jelas Jin Woo lalu
mengeluarkan lembara berkas dari tasnya. Tuan Kang melihat Daftar
Calon Wakil Presdir
Flash Back
Didalam mobil, Manager Kim memberikan berkas memberitahuk
kalau itu dokumen rahasia dan Jin Woo pasti sudah tahu artinya. Jin Woo
mengerti dengan senyuman mengeluarkan berkas dari amplop tentang calon daftar
Wakil Presdir.
Tuan Kang tak percaya karena pengacaranya bilang Presdir
Nam sangat
khawatir padanya. Jin Woo memberitahu apabila itu
benar, maka Gyu Man pasti akan menjenguknya datang.
“Jika anda kalah, anda pasti akan langsung dibuang oleh Ill Ho Bahkan jika anda menang, anda akan tetap dibuang.” Tegas Jin Woo, Tuan Kang tertunduk diam.
“Hakim Kang Suk Gyu juga menangani kasus pemerkosan 2
tahun lalu. Terdakwa
yang dinyatakan bersalah
oleh Hakim Kang Bunuh
diri, mengklaim bahwa
dia tak bersalah. Dia
tak ingin membuat kesalahan
yang sama dua kali Dan
aku juga tak ingin begitu. Selain itu Jaksa
Lee In Ah... Aku
sangat mengenalnya.” Kata Jin Woo memperlihatkan
mata penuh keyakinan.
Dong Ho duduk diam dalam ruangan denga memegang foto Tuan
Kang, wajahnya terlihat begitu sedih.
Flash Back
Gyu Man membahas tentang Tuan Kang yang dimatanya
terlihat egois, karena ia tak peduli jika karyawan wanita itu terluka atau tidak. Dong Ho melirik sinis melihat Gyu Man berdiri
mendekatinya.
“Apa kita akan lebih untung jika kalah atau menang dalam sidang
ini?” kata Gyu Man
“Jadi, kau mau melakukannya?” tanya Dong Ho to the point
“Kalahlah dalam sidang ini. Buat Wakil Presdir menjadi pelaku pemerkosaan. Ini adalah perintah.Bukannya kau
sudah pernah memilih
kalah karena aku, benarkan?” ucap Gyu Man dengan senyuman liciknya.
Manager Pyun masuk ke dalam ruangan dengan nafas
terengah-engah memberitahu Wakil Presedir telah memecatnya sebagai pengacara. Dong Ho terlihat kaget, Manager Pyun menceritakan Tuan
Kang telah menyewa
pengacara muda.
Gyu Man selesai berenang dengan memakain jubahnya,
berjalan bersama Dong Ho menanyakan apakah Manager
Ahn sudah memberitahunya dan siapa Jaksa dalam
sidang itu karena tak mau mengambil hadiah yang telah diberikanya.
“Dia adalah Jaksa Lee In Ah, Jaksa baru.” Kata Dong Ho
“Jadi...Jaksa baru menangani kasus ini? Kenapa ini bisa terjadi? Lau Siapa pengacara barunya?” tanya Gyu Man dengan mata melotot
“Dia adalah anak dari seseorang yang sangat kita kenal....Seo Jae Hyuk....Kau masih mengingatnya?” kata Dong Ho
“Seo Jae Hyuk siapa? Apa nama itu harus kuingat? Aku tak ingat.” Kata Gyu Man sambil mengaruk alisnya lalu berjalan
pergi.
“Seo Jae Hyuk yang terpidana mati, Orang yang menggantikanmu di
penjara. Anak Seo
Jae Hyuk sudah menjadi
pengacara dan kembali.” Kata Dong Ho mengingatkan.
Sek Ahn ikut gugup mendengarnya karena ia juga
menyembunyikan buktinya, Gyu Man melirik sinis pada Dong Ho karena mengingatkan
kejadian empat tahun yang dilupakannya teringat kembali.
Ruang sidang
Hakim Kang bertanya apakah pihak
pembela belum datang, In Ah melihat pengacara yang
membela Tuan Kang belum datang. Jin Woo masuk ke dalam ruang sidang, In Ah
berdiri dari tempat duduknya, melotot kaget melihat Jin Woo selama ini
dicarinya menjadi lawannya.
“Saya adalah Seo Jin Woo, pengacara Kang Man Soo mulai hari
ini.” ucap Jin Woo pada hakim, lalu melihat ke arah In Ah
yang terlihat sangat kaget melihat kedatangan sebagai pihak pembela terdakwa.
Dong Ho ikut masuk ke dalam ruang sidang duduk dibagian belakang.
“Saya memikirkannya lagi, jika mungkin semuanya adalah salah saya. Saya sungguh membenci diri saya
sendiri Dan saya
ingin mati rasanya.” Ungkap Han Na tertunduk,
Tuan Kang yang mendengarnya terlihat tersentuh.
“Silahkan angkat kepala anda, karena Anda tak melakukan sesuatu yang salah.” Kata In Ah yakin
“Saya tak menyangka jika masalahnya akan sekacau ini. Saya merasa takut harus berada dalam satu ruangan
dengannya.”kata Han Na melirik ke arah tuan Kang.
“Pihak Pembela, apa anda memiliki pertanyaan untuk saksi?” tanya Hakim Kang, Ji Woo berdiri mengatakan tak ada dan
akan mengajukan pertanyaan
pada saksinya, Hakim pun memint agar saksi
dipersilahkan masuk.
Seorang pria berkacamat masuk keruang sidang, Han Na
terlihat sedikit kaget. Jin Woo meminta pria itu memperkenalkan dirinya, Pria
itu memperkenalkan diri sebagai asisten professor jurusan managemen di Universitas
Seomyung. Jin Woo menanyakan awal pertama mengenal
Kim Han Na. Pria itu
“Saya adalah profesornya saat dia masih kuliah di sana” kata Si pria kacamata
“Apa Dia mengajukan gugatan terhadap
anda atas
tindakan pemerkosaan?” tanya Jin Woo, Pria
berkacamata membenarkan, In Ah dan yang lainya terlihat kaget
“Apa anda diadili?” tanya Jin Woo
“Tidak. Dia menarik gugatannya setelah membuat kesepatakan
dengannya.” Kata Pria kacamata
“Tidak! Tak ada kesepakatan
apapun!” teriak Han Na dari bangku belakang.
Jin Woo membawakan laporan
rekening sebagai bukti kesepatakan antara saksi dan Kim Han Na. In Ah mengajukan keberatan karena Pihak
Pembela telah keluar
dari jalur persidangan.
“Fakta bahwa Kim Han Na telah mengalami permerkosaan sebelumnya adalah poin yang sangat penting dalam sidang ini.” tegas Jin Woo, Han Na akhirnya duduk lemas, Hakim pun
meminta pembela melanjutkannya dan In Ah pun kembali duduk.
“Saksi, selain hubungan profesor dan mahasiswa, Apa hubungan anda dengan Kim Han Na?” tanya Jin Woo
“Dia adalah pacarku.”kata si pria, semua orang langsung saling berbisik, Dong
Ho mendengarnya langsung melipat tangan didada.
“Jadi, Kim Han Na menuduh pacarnya memerkosanya?” kata Jin Woo, Pria berkacamata itu membenarkan.
“Kau yang berbohong bahwa kau
belum menikah!
Dasar penipu! Hakim,
saya sangat mencintainya... Tapi,
saya marah karena dia
telah membohongiku Karena
itulah saya mengajukan gugatan!” teriak Han Na membela
diri.
Hakim menyuruh untuk tenang didalam ruang sidang, Han Na
akhirnya kembali duduk. Jin Woo bertanya Siapa
yang ingin mengajukan
kesepakatan itu, Pria berkacamta mengatakan Ha Na yang
meminta uang padanya. In Ah memejamkan matanya dengan wajah kecewa, Dong Ho
tersenyum mendengar dari ruang sidang. Jin Woo terlihat sangat yakin bisa
memenangkan kasus ini.
bersambung ke episode 6
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Wow..makin seru aja ni drama,ditunggu ep 6 mba dyah dee..
BalasHapusGumawo