PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 29 Juni 2018

Sinopsis What's Wrong with Secretary.Kim Episode 7 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Pagi hari
Semua membawa semua barang ke depan gedung. Mi So mengoda Nona Seol yang datang paling awal. Nona Seol mengaku saat sekolah selalu terlambat  masuk kelas Tapi selalu pastikan datang paling awal saat liburan. Tuan Park mengejek kalau itu bukan sesuatu yang pantas dibanggakan.
“Nn. Seol, apa kau sudah belanja yang kita butuhkan?” tanya Tuan Jung. Se Ra mengatakan kalau mereka harus punya daging untuk barbekyu.
“Aku tak tahu apa saja kesukaan kalian. Jadi, aku beli semua bagian daging. Mulai dari perut, leher, paha serta seluruh bagian  dari daging babi Korea. Jadi kalian bisa pilih mana yang kalian suka.” Kata Nona Seol memperlihatkan pada kotak penyimpan es
“Apa kau belanja sayuran juga?” tanya Se Ra. Nona Seol memperlihatkan kotak yang kedua banyak macam sayuran yang dibawa.
“Bagaimana dengan minuman?” tanya yang lainya. Nona Seol pun sudah menyiapkanya.  Tuan Park pun memuji kalau semua persiapan itu sempurna.
“Lihat kau, kerjamu bagus selain untuk pekerjaan kantor. kalau kinerjamu sebaik ini terus, Kau pasti sudah setingkat Sekretaris Kim sejak dulu.” Ucap Tuan Jung.  Semua pun setuju.
“Astaga, kau selalu saja mengatakan hal yang keren.” Kata Nona Seol tersipu malu. 


Saat itu Tuan Ko datang menyapa semua anggota tim,  semua melonggo melihat Tuan Ko yang datang dengan setelah jas seperti akan pergi berkerja. Tuan Jung heran karena Tuan Ko yang datang dengan setelah jas untuk pergi workshop.
“Oh, Ini karena aku yakin workshop bagian dari kelangsungan kerja kita.” Kata Tuan Ko.
Ji Ah hanya bisa menatap heran dengan Tuan Ko teringat kembali percakapanya di atap rumah “Yah benar...  aku Cuma punya satu setelan. Tapi apa hubungannya denganmu?” Tuan Ko menatap Ji Ah seperti memberikan kode agar menjaga rahasia. Tuan Jung pun melihat semua sudah berkumpul mengajak segera masuk mobil. 

Tuan Ko dengan sengaja menarik Ji Ah untuk bicara lebih dulu,  Ia menegaskan kalau Ji Ah pasti tahu alasan ikut workshop ini. Ji Ah pikir kalau Tuan Ko ingin sekalian melihat galeri setelah dari workshop. Tuan Ko menegaskan bukan itu alasan.
“Aku ikut karena harus mengawasimu. Kau tahu kalau aku Cuma punya satu setelan dan betapa menyedihkan tempat tinggalku yang sempit, Maksudku, aku tak ingin kau bercerita pada siapapun tentang kehematanku.” Tegas Mi So
“Tapi, kenapa orang lain tak boleh tahu? Apa itu masalah besar untukmu?” ucap Ji Ah heran.
“Ya, masalah besar... Orang mengira aku pria gila kerja Dan telah dijuluki pria paling menarik di Perusahaan. Aku tak ingin menghancurkan citraku. Jadi sebaiknya kau...” tegas Tuan Ko memperingatkan Ji Ah agar tutup mulut.
Se Ra berteriak dari pintu mobil agar keduanya segera masuk mobil. Tuan Ko pun bergegas masuk mobil, tapi Ji Ah kesal dengan sikap Tuan Ko yang selalu membuatnya risih. 


Semua berhenti di peristirahatan Gapyeong karena  harus makan cemilan. Tuan Ko hanya duduk diam saja melihat semua makan. Young Ok heran melihat Tuan Ko yang tak makan dan berpikir sedang diet.  Se Ra pun menyuruh agar Tuan Ko berhenti bekerja dan makan dengan ingin menyuapinya toppoki. Tuan Ko menolak, tapi Se Ra memaksa agar Tuan Ko mencicipinya dan akhirnya malah menjatuhkan toppoki diatas setelah jas.
“Astaga! Ini satu-satunya setelan yang kupunya.” Ucap Tuan Ko marah, Ji Ah mulai panik, Se Ra pun hanya bisa melonggo setelah mengambil tissue.
“Apa kau cuma punya satu setelan? Bukannya kau punya 10 setelan yang sama?” ucap Se Ra heran.
“Ya, aku punya 10 setelan yang sama, Tapi aku menyayangi masing-masing setelanku seolah aku cuma punya satu setelan saja.” Jelas Tuan Ko. Se Ra bahagia mendengarnya, sementara Ji Ah kesal dengan sikap Tuan Ko yang ingin terlihat kaya padahal berbanding terbalik.
“Tolong buka jasmu, aku akan mengelap nodanya.” Kata Se Ra. Tuan Ko menolaknya dan saat itu Tuan Jung baru saja datang membawa makanannya.
Mereka mengeluh dengan Tuan Jung yang lama sekali. Tuan Jung mengaku bingung bingung antara ingin makan udon atau ramyun, lalu menawarkan apakah mereka ingin mencoba juga dengan berkata “Apa Kau mau makan ramyung denganku?”
“Itulah saat wanita ingin mengoda pria.” Kata Nona Seol
“Oh, Benar, Kata itu sama artinya dengan menggoda.” Ucap Tuan Jung. Mi So teringat saat mengatakan kalimat yang sama pada Young Joon di rumahnya.
“Sejak kapan menawarkan Ramyung punya maksud semacam itu? Itu Bisa jadi seseorang memang berniat menawarinya ramyun saja.” Kata Mi So dengan nada tinggi. Semua terdiam melihat Mi So yang marah .
“Aku cuma bercanda. Kenapa kau serius sekali, Sekretaris Kim?” ucap Tuan Jung heran. Mi So pun akhirnya tertawa karena merasa dirinya terlalu serius.
“Tidak, aku setuju” ucap Mi So sambil tertawa. Semua bernafas lega karena berpikir Mi So berubah jadi pemarah.

Young Joon duduk di halaman belakang sambil bermain drone, wajahnya terlihat kebingungan dan memainkan drone tanpa arah.
“Dia mengira aku dipenuhi dengan rasa cemburu dan tak menginginkan kekalahan? Setiap kata yang kusampaikan selalu membuatnya salah paham.” Ucap Young Joon kesal. 

Young Ok menatap heran Mi So sedang membaca buku dan makan snack dengan cara yang berbeda. Sementara Se Ra, Seol, dan Ji Ah sibuk memainkan aplikasi baru dari ponsel barunya.
“Ngomong-ngomong, apa kita boleh bersantai seperti ini?” tanya Seol
“Menurut jadwal, Kita seharusnya mempresentasikan visi kita sekarang.” Kata Ji Ah melihat jam tanganya.
“Kita buat jadwal karena harus dilaporkan pada atasan. Benarkan, Sekretaris Kim?” ucap Young Ok
“Ya... Pikirkan saja kalian sedang liburan dan istirahat sebanyak yang kalian inginkan.” Kata Mi So
“Kuharap aku bisa berdiam diri dan bersantai seperti ini setiap hari.”ucap Nona Seol, Se Ra dan Ji Ah juga berharap yang sama. 

Saat itu Tuan Jung datang dengan sekaleng bir, Se Ra mengeluh mereka yang mulai minum-minum. Tuan Jung merasa kalau  minum-minum di siang hari terasa baik, Tuan Park pun mengajak agar mereka bergabung dan mulai pesta.
“Aku tadi lihat anak sungai didekat sini. Kenapa kita tak kesana dan mengobrol serta minum-minum? Bagaimana?” ucap Tuan Jung
“Tidak, kita harus saling bertukar informasi mengenai galeri...” kata Tuan Ko
Tapi semua tak peduli memilih untuk pergi ke anak sungai. Tuan Ko terlihat tak bisa berkata apa-apa karena harus menerima berkas dari Tuan Jung. 

Semua berjalan menyeberangi jembatan, merasakan udaranya sejuk sekali dan nyaman berada di luar kota. Tuan Jung pun senang karena semua bisa ikut workshop bersama, lalu melihat kalau masih ada truk fumigasi lalu bertanya pada Mi Aso apakah tahu tentang truk tersebut.
“Dulu, anak-anak berkerumunan tiapkali mereka dengar truk itu datang dan membututinya untuk sengaja menghirup asapnya.” Kata Tuan Jung dan mereka melihat banyak sekali asap didepan mereka.
Semua mengeluh kalau hidunya jadi panas dan matanya perih, tapi terlihat dibalik asap, Young Joon datang dengan Sek. Yang. Semua melonggo kaget termasuk, Mi So yang pertama kali melihat Young Joon berada dibelakang asap.

“Bos, kenapa kau kemari?” tanya Mi So heran. Young Joon mengaku sengaja datang jauh-jauh karena Sekretaris Yang. Sek. Yang berada dibelakang Young Joon terlihat binggung.
“Dia juga salah satu anggota tim. Jadi sudah jelas dia harus ikut workshop juga.” Kata Young Joon.
“Kalau begitu dia bisa datang sendirian.” Ucap Mi So. Young Joon mengaku ingin mengirimnya sendirian.
“Tapi kalian semua sudah bekerja keras datang untukku. Jadi kupikir akan lebih bermakna lagi kalau aku bisa ikut bergabung juga.” Ucap Young Joon bangga.
“Bos, apa itu artinya kau akan disini selama 2 hari bersama kami?” tanya Tuan Jung mulai panik
“Benar, Asal kalian tahu Tim kurang lengkap tanpa pimpinan.” Kata Young Joon.
Semua dengan terpaksa mengaku setuju dan merasa terhormat. Young Joon bertanya mereka akan pergi kemana. Ji Ah mengaku sedang menuju ke anak sungai untuk minum-minum, Tuan Jung langsung mengubah ucapanya kalau baru saja beli semangka Dan sedang menuju ke penginapan.
“Sepulang dari sini, Kami akan mempresentasikan visi yang telah kami buat. Setelah itu, kami berencana untuk bisa berkontribusi dalam bentuk apapun untuk masa depan yang cerah bagi Yumyung Group.” Kata Tuan Jung
“Bagus. Kalian harus segera kembali dan berdiskusi.” Ucap Young Joon. Semua berusaha berteriak gembira dan kembali berbalik arah. 

Di ruang makan yang dibuat jadi ruang pertemuan, Se Ra mengeluhu tak pernah memikirkan visi apa yang akan ditulis dan presentasikan. Tuan Ko yang duduk disampingnya terlihat kesal melihat sikap Se Ra. Tuan Jung menyuruh Se Ra agar segera menulisnya dan berhenti merengek.
“Bandingkan masa lalu dan masa kini dan bayangkan apa yang terbaik untuk masa mendatang. Pertahankan cita-citamu dan juga kehidupan nyatamu. Kau harus Punya impian besar dan wujudkan. Apa kau Mengerti? Itu yang harusnya kita pikirkan.” Ucap Tuan Jung dengan penuh semangat.
“Tuan Jung... Apa Visimu sudah selesai?” tanya Tuan Park. Tuan Jung seperti tersadar kalau ia sendiri belum melakukanya.
“Aku tak akan ikut kemari kalau tahu ini akan terjadi, aku menyesal.” Keluh Nona Seol
“Itulah... Jadwal cuma untuk formalitas, aku tak menyangka kita benar-benar melakukannya.” Keluh Se Ra
“Benar. Ini bukan seperti organisasi tim. Ini seperti menjalani hukuman. “ ucap Tuan Park. Se Ra setuju dan melirik ke arah Tuan Ko yang duduk disebelahnya. Tuan Ko langsung menutupi lembaran visi untuk perusahaan. 


Young Joon mendekati Mi So bertanya apakah tahu alasan datang,  Mi So dengan polos menjawab kalau tadi Young Joon mengatakan kalau itu karena Sekretaris Yang. Young Joon mengaku bukan itu alasan sebenarnya tapi itu karena Mi So.
“Memikirkan kau selalu saja menolakku membuatku kesal, jadi aku tak bisa berdiam dirumah. Dan aku tak ingin kau memikirkan oppamu itu. Makanya, aku memutuskan untuk kemari dan membuatmu memikirkanku setiap saat dan Yang mana bagus untuk otakmu. “ tegas Young Joon. Mi So hanya bisa mengernyit mendengarnya.
“Sekretaris Kim, apa kau tahu tujuan workshop itu?” ucap Young Joon. Mi So pikir itu untuk membangun kesatuan dan persatuan pekerja
“Salah... Ini Untuk mengakhiri status hubungan ini dan memulai pacaran. Jadi Tunggu dan lihatlah, sampai workshop ini selesai... Maka Kau akan jadi kekasihku.” Tegas Young Joon yakin 


Saat itu Ji Ah datang sedikit mendengar dan ingin tahu Young Jon ingin menjadikan apa. Mi So dan Young Joon terlihat gugup, Ji Ah mengaku kalau mendengar Young Joon mengatakan  Mi So akan menjadi sesuatu. Young Joon berusaha untuk memikirkanya.
“Aku berkata kita akan jadi tim yang baik. Kita akan jadi tim baik melalui workshop ini apalagi karena aku disini.” Ucap Young Joon.  Ji Ah menyetujuinya, Mi So mengajak mereka segera pergi karena semuanya sudah menunggu.

Tuan Jung terlihat gugup kalau mereka akan mempresentasikan masing-masing visi dan ingin tahu siapa yang akan maju lebih dulu. Se Ra menunjuk agar yang lainya lebih dulu. Sementara Young Joon terlihat menatap dingin layaknya CEO dalam perusahaan.
“Baiklah, berikan tepuk tangan, semuanya.. Nn. Bong akan presentasi duluan. “ ucap Tuan Jung. Se Ra kaget padahal meminta Tuan Jung agar memilih yang lain tapi akhirnya tetap berdiri didepan semuanya.
“visiku... Aku percaya untuk tak kehilangan semangat mudamu... guna menciptakan pencapaian yang lebih besar lagi. Karena itu akan... Itu juga akan membuatmu meraih...” ucap Se Ra gugup dengan terbata-bata.
“Kau Kembali ke tempat dudukmu, kalau tak ada yang bisa kau katakan lagi.” Kata Tuan Jung dingin. Se Ra pun kembali ke tempat duduknya.

“Kalau begitu, aku akan presentasikan visiku pada kalian.” Kata Tuan Ko penuh semangat maju ke depan.
“Psikolog Amerika, David McClelland berkata “Mengalami kesuksesan dan suka cita atau penghargaan atas kesuksesan itu memberi dorongan dan motivasi seseorang untuk terus maju” Berdasarkan teori motivasi manusia oleh McClelland. Aku akan lakukan terbaik untuk meminimalisir PPM dan memaksimalkan CSI kita.” Ucap Tuan Ko penuh semangat
“Apa itu PPM? Aku tahunya 2PM.”bisik Nona Seol polos, Se Ra mengaku tak tahu kedua dengan wajah kesal.
“Oleh karena itu, aku ingin menjadi aset yang berguna yang bisa mengembangkan dan mambangun perusahaan memakai ide mutakhir lewat kemampuan khasku. “ kata Tuan Ko penuh semangat.
Semua langsung memberikan tepuk tangan, Young Joon mengeluh kalau bukan itu alasan datang. Tuan Jung seperti mendengarnya, Young Joon buru-buru menyangkalnya. Tuan Park akan maju sebagai  kampus nasional Seoul, Young Joon langsung menahanya.
“Visi kalian tak harus diungkapkan lewat kata-kata... Kita bisa ungkapkan lewat tatapan. Kau Tak perlu kata-kata yang rumit, masing-masing kalian punya waktu 2 detik untuk memberitahuku visi kalian lewat tatap mata.” Ucap Young Joon.
Semua duduk sambil menatap Young Joon layaknya orang yang memberikan telepati. Young Joon menatap cepat sampai akhirnya ketakutan melihat tatapan Mi So yang serigala dan ingin memakanya.
“Apa raut wajahmu sesuai dengan visimu? Raut wajahku menunjukkan tekadku untuk terus bekerja menghadapi rintangan. Ini Sempurna.Jadi Mari kita sudahi presentasi hari ini dan nikmati waktu luang.” Kata Young Joon.
“Tidak, dalam jadwal tertulis kita harus mencari pita kuning.” Ucap Ji Ah melihat jam tanganya. Young Joon terlihat kecewa.
“Pita yang tertulis motto perusahaan akan disembunyikan dalam hutan. Masing-masing tim beranggotakan 2 orang Dan tim yang menemukan pita paling banyak yang akan menang. Seperti permainan berburu harta karun.” Kata Ji Ah
“Jadi masing-masing tim beranggotakan 2 orang. Bagus, mari langsung mulai. Kalau begitu, aku akan satu tim dengan Sekretaris Kim.” Kata Young Joon tak mengubris Tuan Ko yang terus mengangkat tangan. Mi So heran kenapa harus dirinya.
“Aku ingin merundingkan soal politik, sosial, ekonomi, dan pasar dunia dengan anggota tim-ku selagi mendaki gunung. Apa ada orang lain selain Sekretaris Kim yang ingin bergabung denganku?” kata Young Joon, semua langsung menunduk.
“Sekretaris Kim yang paling cocok.” Kata Se Ra, Semua menyetujuinya.
Tuan Jung akhirnya membagi tim sesuai dengan tempat duduk, Ji Ah terlihat kesal karena harus berpasangan dengan Tuan Ko, sementara Se Ra hanya bisa menahan kesal karena berpasangan dengan Sek Yang. Sementara Tuan Jung dan Park akan mengikat dan menyebarkan pita

Semua sudah menunggu diluar villa, Se Ra keluar dengan pakaian “U Can See” Nona Seol berkomentar Se Ra yang berganti pakaian dengan sangat seksi. Se Ra mengaku kalau ini karena Tuan Ko yang datang jadi sengaja mengunakan 3 bantalan bra.
“Tapi, bokongku tak aku pakai apa-apa. Aku dikaruniai bokong yang montok.” Ucap Se Ra bangga menunjukan bokongnya, tapi ternyata semua sudah pergi meninggalkanya.
“Baiklah, sekarang, semua sudah punya tim. Kalian harus berpasangan dengan tim kalian.” Kata Tuan Jung melihat semua wanita mendekati para pria.
Para wanita pun mendekati pasangan masing-masing,  Saat itu Tuan Jung memberikan permen caramel, mengaku kalau permen itu mengandung perasaannya, jadi kalau lelah saat mendaki bisa memakanya. Tuan Ko terlihat kesal karena tak bisa mengambil hati bosnya.
“Pemenang hari ini tak Cuma akan diberi hadia sertifikat tapi juga tablet PC.” Ucap Young Joon. Semua langsung bersemangat mendengarnya.
Tuan Ko terlihat berbinar-binar mendengarnya, Tuan Jung baru memberikan aba-aba, Tuan Ko yang penuh semangat langsung berlari lebih dulu. Semua hanya bisa melonggo, dan akhirnya ikut berlari. Mi So yang tadinya penuh semangat mengikuti langkah Young Joon yang berjalan perlahan. 
Ji Ah akhirnya menyusul Tuan Ko mencoba mencari pita kuning. Tuan Ko mengeluh melihat Ji Ah hanya diam saja karena harus dapatkan tablet PCnya. Ji Ah hanya bisa menatapnya, Tuan Ko heran dengan tatapan Ji Ah seperti mengejek dan merasa kasihan.
“Apa Kau mengira aku menyedihkan, Karena aku begitu ingin hadiahnya?” kata Tuan Ko. Ji Ah mengaku bukan seperti itu maksudnya.
“Dengar... Bukan hadiah yang aku pedulikan... Aku peduli menjadi pemenangnya... Aku selalu terpacu untuk menang.” Ucap Tuan Ko ingin bergegas mencarinya.
Ji Ah melihat ada sebuah pita diatas pohon, Tuan Ko langsung berlari dan berusaha melompat untuk meraihnya, tapi tingginya tak sampai. Akhirnya Ia melepaskan jasnya perlahan dan melipat dengan rapih lalu meminta Ji  Ah agar memegangnya dengan hati-hati. Ji Ah hanya bisa melonggo.
“Apa kau mau naik keatas?” ucap Ji Ah seperti tak percaya
“Tentu saja, aku harus menang dan dapatkan tablet PC. Aku tak peduli soal hadiahnya, tapi aku harus jadi pemenang.” Tegas Tuan Ko
Ji Ah berteriak agar Tuan Ko berhati-hati. Tuan Ko perlahan naik dan mendapatkan pita dengan wajah bahagia. Ji Ah juga merasakan hal yang sama. Tiba-tiba Tuan Ko sadar kalau naik pohon yang cukup tinggi, lalu meminta Ji Ah membantu agar bisa turun.
“Kau Kemari dan ulurkan bahumu. Aku akan naik bahumu dan turun.” Ucap Tuan Ko
“Apa Kau mau turun lewat bahuku?” kata Ji Ah terlihat kesal lalu berpura—pura mengangkat telp dari ibunya
Tuan Ko menyuruh Ji Ah segera cepat mendekat, tapi Ji Ah berpura-pura kalau sinya ponselnya hilang dan bergegas keluar dari hutan dengan menaruh jas Tuan Ko sembarangan. Tuan Ko terlihat makin panik karena jas satu-satunya tergeletak ditanah. 

Di rumah
Sung Yeon tersenyum membaca buku harian yang dituliskan Mi So
“Hari ini, ayah belikan aku karamel.. Aku sisakan banyak untukmu. Kakakku berusaha merebutnya, Tapi aku sudah simpan ditempat yang aman. Kapan kau menemuiku? Kau belum melupakanku, kan? Aku ingin kau segera menemuiku... Aku lupa namamu... Aku tak bisa ingat namamu... Sekarang aku bisa menulis dengan baik. Tapi aku tak bisa menulis namamu karena aku lupa. Segeralah menemuiku dan beritahu aku namamu.”
Sung Yeon pun penasaran apa yang sedang dilakukan Mi So sekarang. 

Mi So dan Young Joon sedang jalan bersama, young Joon pikir mereka perlu lanjutkan perbincangan tadi dengan menegaskan kalau menyatakan cintanya akibat kecemburuan atau ingin menang. Ia merasa kalau Mi So salah paham. Saat itu ponsel Mi So berdering, Young Joon langsung mengambil ponsel Mi So dan melihat nama “Penulis Lee Sung Yeon”  dan langsung mengangkatnya.
“Kenapa kau menelponnya?” ucap Young Joon Sinis. Sung Yeon balik membalas kenapa Young Joon yang mengangakat telp Mi So.
“Aku sedang bersamanya dan Sepertinya bukan hal penting, jadi aku akan menutup teleponnya. Karena Kami sedang ditengah perbincangan yang penting.” Ucap Young Joon dan langsung menutup telp.
“Apa yang kau lakukan sekarang?” kata Mi So kesal mengambil kembali Ponselnya.
“Sudah kubilang. Fokus pada orang yangkau sukai saat ini.” Tegas Young Joo.
“dan Sudah kubilang juga, aku ingin menemukan ingatanku.” Kata Mi So
“Lalu Apa Kau akan tetap bertemu dengan kakakku dan berusaha dapatkan ingatanmu kembali?” ucap Young Joon, Mi So membenarkan.
“Apa Meski aku tak menyukainya?” tanya Young Joon, Mi So menganguk lalu berjalan pergi. 


Se Ra melihat sebuah pita kuning dan menyuruh Sek Yang agar segera mengambilnya. Sek Yang berlari tapi Seol dan Young Ok lebih dulu mengambilnya, lalu bergegas pergi karena kesempatan mendapatkan Tablet PC. Se Ra mengeluh Sek Yang itu  tampak seperti bisa menghancurkan apapun. Sek Yang mengakui kalau dirinya memang lemah.
“Hei... Apa yang kau lihat? Apa aku lebih cantik di pegunungan?” ucap Se Ra melihat tatapan Sek Yang dibagian daanya.
“Serangga.” Kata Sek Yang. Se Ra kesal mengangap Sek Yang mengejeknya kalau yang mirip serangga.
“Bukan seperti itu Tapi Ada serangga disana.” Kata Sek Yang menunjuk arah dada.

Se Ra langsung panik mengoyangkan semua tubuhnya tapi malah membuat serangga masuk ke dalam kaosnya.  Saat itu Tuan Ko datang melihat heran Se Ra seperti orang yang kesurupan dan berusaha tak mengubrisnya. Se Ra terus mengoyangkan tubuhnya sampai akhirnya batalan branya keluar dari bajunya.
Sek Yang melihatnya, lalu bergegas menutupi dengan jasnya. Tuan Ko membalikan badan bertanya apakah melihat Ji Ah. Sek Yang menjawab tidak. Tuan Ko pun akhirnya pergi. Sek Yang langsung mengambil jas dan memberikan pada Se Ra, Se Ra melihat ada batalan bra didalam jas dan merasa tak enak hati karena Sek Yang sudah membantunya. 


Mi So yang kesal berjalan sendirian, lalu tiba-tiba hujan turun dengan deras. Saat itu Young Joon datang dengan jas dijadikan sebagai payung, layaknya dalam sebuah film.
“Kalau bukan sekarang, kapan lagi kau bisa gunakan payung seharga $9000? Jas ini edisi terbatas. Ayo cari tempat berteduh.” Ucap Young Joon bangga  lalu keduanya berjalan dibawah jas mencari tempat untuk berteduh, Mi So terlihat bahagia karena Young Joon yang menyelamatkanya.
“Aku khawatir terkena flu.” Kata Young Joon, Mi So pikir tak masalah karena fisiknya yang cukup kuat.
“Maksudku aku sendiri, bukan kau. Aku khawatir, diriku akan kena flu.” Ucap Young Joon, Mi So hanya bisa melonggo dan mengakui kalau Young Joon gampang terserang flu.
“Kapan hujannya berhenti?” kata Mi So melihat ke arah langit dan langsung menjerit kekuatan karena melihat ada laba-laba.
Young Joon langsung membuang laba-laba dan menenangkan Mi So yang terlihat sangat panik. Mi So terlihat sangat ketakutan, Young Joon menyakinkan kalau Mi So akan baik-baik saja dengan memberikan permenn supaya lebih tenang, Mi So terdiam karena itu sama yang dilakukan ketikan dalam penculikan. 


Flash Back
Mi So menangis karena ingin pulang. Anak kecil bersama Mi So meminta agar berhenti menangis dan berjanji kalau  akan memberikan sesuatu yang enak. Mi So langsun berhenti menangis, Si anak kecil memberikan permen caramel dan meminta Mi So agar tak menangis lagi.

Keduanya duduk dengan tenang, Young Joon bertanya apakah Mi So sudah lebih baik. Mi So mengangguk, Young Joon melihat kalau hujannya sudah berhenti. Mi So dengan gugup mengajak mereka agar turun gunung. Young Joon pun setuju dengan membawa kembali jas mahal yang digantikan menjadi payung. 


“Sejak kejadian itu... Aku jadi takut laba-laba. Maksudku, sejak penculikan Ketika aku masih kecil.Saat itu, ada laba-laba besar diluar pintu.” Cerita Mi So sambil menyeberangi jembatan
“Apa Kau tahu perasaan aneh saat mengunjungi tempat masa kecilmu setelah dewasa? Kau merasa penasaran apakah tempat itu memang sesempit dan sekecil itu.” Ucap Young Joon. Mi So terlihat bingung maksud ucapanya.
“Saat kau kecil, semuanya tampak besar. Itulah kenapa laba-laba yang kau lihat tampak besar. Tapi Tak perlu takut lagi sekarang.” Jelas Young Joon, Mi So seperti tak percaya mendengarnya.
“Apa Kau pernah punya anjing?” tanya Young Joon, Mi So mengelengkan kepala.
“Dulu, Aku punya anjing murnijenis Golden Retriever. Namanya adalah Big Bang Andromeda Supernova Sonic.” Ucap Young Joon bangga., Mi So seperti tak yakin kalau Young Joon menamai anjingnya sejak kecil. “
“Aku menamainya sejak kecil, Big Bang Andromeda Supernova Sonic adalah anjing yang baik. Dia tak banyak merengek. Dia cerdas. Lalu suatu hari, Big Bang Andromeda Super Sonic...” cerita Young Joon dan langsung disela oleh Mi So
“Apa Bisa kita singkat dan panggil dia 'Big Bang' saja?” ucap Mi So. Young Joon menolak
“Pokoknya, dia punya kebiasaan aneh. Setiapkali aku beri permen karet, maka dia selalu saja menguburnya. Lalu Dia tak pernah menggalinya lagi. Dia langsung melupakannya.” Cerita Young Joon.
“Apa mungkin dia hilang ingatan jangka pendek?” pikir Mi So, Young Joon berpikir seperti itu.
“Big Bang sudah lama mati. Tapi permen karet yang dikuburnya pasti masih berada disuatu tempat di halaman depan rumahku. Tapi, apa perlu aku menggalinya? Bagaimana kalau aku menggalinya dan menemukan permen karet itu sudah jorok dan membusuk?” kata Young Joon
“Aku...hanya tak ingin kau menggali ingatan pahit. Karena kejadian itu, keluargaku dan kakakku juag merasakan perasaan tersiksa. Aku khawatir kalau kau akan mengalami hal yang serupa.” Ucap Young Joon.
Mi So hanya bisa terdiam, Young Joon mengaku kalau dirinya memang cemburu. Mi So mengaku kalau sangat mengerti perasaan Young Joon dan meminta agar bosnya itu tahu kalau selama inihidup mengutamakan keluarga daripada dirinya sendiri.
“Bahkan pekerjaan membutuhkanku untuk mengutamakan orang lain. Itulah kenapa... Itulah kenapa aku tak terbiasa diperhatikan oleh orang lain. Tapi hari itu, .di momen yang menakutkan. Kakak mu melindungiku. Itu adalah hal terbaik yang seseorang pernah lakukan untukku. Jadi kuharap kau tak membenciku dengan menemui kakakmu Yang telah menunjukkan kebaikannya.” Jelas Mi So akan bergegas pergi.
“Kau boleh dapatkan yang diinginkan dan mengetahui yang ingin kau ketahui. Aku akan berusaha mengerti. Kau juga bisa lakukan segalanya yang diharapkan. Aku bisa memikulnya... Aku yakin...bisa memikulnya untukmu.” Ucap Young Joon sebelum Mi So pergi. Mi So hanya bisa menatap Young Joon seperti sangat tulus dengan perasaanya.
Bersambung ke episode 8


 PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



8 komentar:

  1. Jangan jangan anak kecil itu young joon bukan kakaknya ...

    BalasHapus
  2. Makiiin seru... lanjut dong miiin 😘😘😘

    BalasHapus
  3. Astagaaaaaaahhh, tambah jatuh cinta sm Young Joon Oppa 😄

    BalasHapus
  4. Mantapp... Tambah penasaran..

    BalasHapus
  5. Mantapp... Tambah penasaran..

    BalasHapus
  6. Ad yang tau aplikasi kartun itu apa namanya?

    BalasHapus