PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 06 Juni 2018

Sinopsis Are You Human Too Episode 3

PS : All images credit and content copyright : KBS
Robot Shin menatap Nam Shin yang berjalan didepanya sambil bergumam “Manusia yang sangat mirip denganku. Aku melihatnya pertama kali saat 46 menit 43 detik lalu.”
Flash Back
Robot Shin melihat bunga untuk ibunya, tanpa sadar Shin lewat disampingnya. Penjual bunga melihat keduanya, lalu berkomentar kalau keduanya yang kembar dan sangat tampan. Ia ingin tahu siapa yang menjadi kakaknya, Robot Shin binggung siapa yang dimaksud dari matanya melihat sosok Shin berjalan tak jauh darinya.
“Nam Shin, 28 tahun. Kakek: Nam Geon Ho. Lulusan S3 (Doktor) Jurusan Bisnis NYU. Pebisnis di PK Group.” Gumam Robot Shin melihat data dari matanya.
“Nam Shin... Aku juga Nam Shin.” Ucap Robot Shin mengikuti Shin lalu melihat sosok Sang Guk dengan pistol yang ada di balik celana.
“Melindungi orang dalam bahaya itu suatu aturan. Untuk sekarang ini, aku akan melindunginya.” Gumam Robot Shin lalu mengikuti Shin mengunakan jaket dan juga topi lalu berdiri dalam kerumunan.
Robot Shin akhirnya bisa meretas lampu merah sampai akhirnya Sang Guk tak bisa mengikutinya. Shin dan Robot Shin bertemu dengan saling menatap binggung.
“Serupa dan satu nama apa maksudnya ini? Kau siapa sebenarnya?”  gumam Robot Shin melihat sosok yang mirip denganya. 


Saat itu sebuah truk langsung menabrak Shin dan terjatuh dengan kepala terluka. Semua orang hanya melihat, Nyonya Oh melihat Shin tergeletak di dijalan langsung berlari melihat anaknya meminta agar bisa membuka matanya sambil menangis.
“Kini, aku mengerti... Dia si manusia Nam Shin... Dia... anaknya Ibu.” Gumam Robot Shin melihat Nyonya Oh lalu ingin mendekat. Tapi David langsung menariknya agar tak mendekat
“Memeluk dia saat menangis, itu aturannya.”kata Robot Shin. David langsung menahanya
“Jangan sekarang... Kita harus pergi dari sini.” Ucap David mengajak Robot Shin pergi dari kerumunan orang. Nyonya Oh pun melihat sekeliling agar bisa membantunya. 

Shin memberitahu kalau Bunganya tak sempat diberikan pada ibunya karena terjatuh. David pikir tak masalah karena lain waktu bisa melakukanya.  Shin memberitahu kalau melihat ada orang yang  mengikuti si manusia Nam Shin dengan membawa pistol. David terlihat kaget mendengarnya. 

Pengemudi truk kembali ke tempatnya, tapi teringat saat menginjak gas menabrak Shin melihat sosok yang mirip dari kaca spionya. Akhirnya ia berusaha untuk melupakan dengan minum wine, lalu turun dari mobil ingin memberitahu Sang Guk kalauAda orang yang mirip, tapi Sang Guk langsung menembak pengemudi truk.
[Seoul]
Sang Guk melaporkan pekerjaanya, Sek Park memujinya lalu menyuruh agar Sang Guk kembali ke Korea sebelum ada yang melihatnya. Setelah itu melaporkan pada Tuan Seo kalau Sang Guk sudah menuntaskan tugasnya. Tuan Seo tersenyum bahagia mendengarnya. 

Tuan Ji mengemudikan mobilnya sambil mendengarkan pesan dari ponselnya, dari Ye Na yang ingin agar Shin kembali pulang. Lalu Manajer Tim Yeo bidang  mobil otonom Direktur Eksekutif  Seo yang akan presentasi...
Akhirnya Tuan Ji sampai ke sebuah rumah sambil mengedor pintu,  memanggil Shin karena tahu kalau ada didalam dan pergi untuk menemuia ibunya. Robot Shin membuka pintu, Tuan Ji langsung menariknya pergi. Robot Shin binggung siapa yang menemuinya.
“Apa Kau serius sekarang? Apa kau tahu Bagaimana aku bisa menemukanmu? Aku memeriksa riwayat panggilan di hotel yang kau tempati dan aku dengar dari seorang detektif. Apa Kau tahu bagaimana keadaan perusahaan sekarang?” ucap Tuan Ji marah
“Tentu saja tak tahu.” Kata Robot Shin polos. Tuan Ji tak peduli ingin menariknya pergi.
“Aku memang Nam Shin, tapi bukan Nam Shin yang itu.” Jelas Robot Shin. Tuan Shin mengumpat Shin itu sudah gila.
“Jangan salah paham... Aku bukan manusia.” Akui robot Shin.  Tuan Ji hanya bisa melonggo mendengarnya. 


Saat itu sebuah ambulance datang, Shin langsung menghampiri David dan ibunya. Tuan Ji hanya menatap tak percaya melihat sosok Shin terbaring dengan bantuan alat nafas dan juga Robot Shin yang sangat mirip. Nyonya Oh panik melihat sosok Tuan Ji ada dirumahnya.
“Aku kenal dia... Dia asisten pribadinya Shin... Satu-satunya orang yang dekat dengannya.” Kata David menenangkan Nyonya Oh. Tuan Ji menatap keduanya seperti tak percaya karena keduanya sama-sama mirip. 

Shin akhirnya dibaringkan dalam kamar, Tuan Ji menatap Shin lalu menanyakan pada Nyonya Oh keadaan Shin sekarang. Nyonya Oh bisa bersyukur karena  pendarahannya sudah berhenti tapi tetapharus menunggu sampai sadar dan tak tahu kapan akan terbangun. 
Tuan Ji bertanya Apa sudah menemukan truk yang menabraknya. Nyonya Oh mengatakan sudah  tapi orang yang mengendarai truk itu sudah mati karena Kepalanya tertembak. Tuan Ji pikir kalau ini berarti pertanda buruk.
“Aku hanya butuh Shin di sisiku. Sudah 20 tahun aku berpisah dengannya karena kakek gila itu. Dia ditabrak mobil di depan mataku. Jadi aku yang akan menjaganya sekarang.” Ucap Nyonya Oh mengenggam tangan Shin.
“Tapi kalau Direktur Eksekutif tahu...” kata Tuan Ji. Nyonya Oh terlihat marah karena yang dimaksud Seo Jong Gil
“Anda tahu sendiri bagaimana dia... Jika dia tahu..., maka dia pasti akan melepas alat bantu pernapasannya dan mengambil alih perusahaan. Maka nanti Shin bisa dalam bahaya.” Jelas Tuan Ji
“Seo Jong Gil. Nyawa suamiku tidak cukup baginya. Tapi sekarang, putraku juga...” kata Nyonya Ji marah
Shin harus menghentikannya. Dia harus kembali.” tegas Tuan Ji. Nyonya Shin pikir Tapi tidak ada cara lain.


David memberitahu kalau tak bisa melacak orang itu, Sang Guk dan Robot Shin yang tak bisa juga. Robot Shin membenarkan karena Sang Guk   tak terlacak. David meminta agar Shin tak memberitahu Nyonya Oh karena pasti ibunya lagi banyak pikiran. Nyonya Oh keluar dari kamar bersama Tuan Ji.
“Bagaimana keadaan anak manusia Ibu?”tanya David. Nyonya Oh memanggil Shin.
“Ibu ada permintaan.” Kata Nyonya Oh menatap Shin. David heran melihat Nyonya Oh yang sangat serius.
“Pergilah ke Seoul dan lindungi posisi Shin.” Pinta Nyonya Oh. David kaget mendengarnya.
“Jangan bilang... Kau sekarang mau menyuruhnya ke Seoul, tempat tinggal anak kandungmu?” ucap David marah sambil mengumpat kalau sudah gila.
“Aku akan menuruti permintaan Ibu.”kata Shin. David terlihat kesal memilih untuk pergi.
“Terima kasih... Maafkan Ibu.” Ucap Nyonya Oh dengan mata berkaca-kaca. Robot Shin langsung memeluk ibunya meminta agar jangan bersedih lagi. 



Semua sudah berada di depan rumah menyambut Shin yang pulang dari rumah. Shin turun dari mobil melihat semua pelayan membungkuk langsung ikut membungkuk juga. Tuan Ji melihatnya hanya bisa menghela nafas.
“Shin itu tak menyapa para karyawan.” Kata Tuan Ji menutup layar. Robot Shin heran ingin tahu alasanya.
“Dia orangnya agak kasar.” Ucap Tuan Ji lalu menyuruh Robot Shin agar mengangkat dagunya ke atas dan menatap sinis dan mengajak agar mencari cara lain saja.

Tuan Nam duduk di ruangan sambil membaca buku, Shin duduk mendekat dan ikut membaca buku. Tuan Ji memberitahu kalau  Shin biasanya menghindari Ketua, jadi jarang berbicara dengannya. Akhirnya Shin pergi meninggalkan kakeknya. Tuan Seo datang menyapa Shin tapi Shin sudah lebih dulu menatap sinis.
“Seo Jong Gil itu musuh, tapi dia itu ayahnya Ye Na, tunanganmu. Setidaknya kau harus menyapa dia.” Jelas Tuan Ji. Shin pun membungkuk pada Tuan Seo seperti calon ayah mertuanya.
Ye Na makan di restoran lalu mendekatkan wajahnya agar Shin memberikan ciuman. Shin ikut mendekat tapi Tuan Ji lebih dulu menghentikanya.
“Tunanganmu, Ye Na, itu seperti  adik bagimu... Jadi tak boleh ada kontak fisik.” Tegas Tuan Ji. Shin pun memilih untuk mundur. 
 Robot Shin pergi ke dress room memakai kemeja, Tuan Ji memberitahu  Shin biasanya tidak mengancing semua kancing bajunya. Robot Shin melepaskan kancing bajunya, tapi Tuan Ji tetap menyuruh membukanya. Shin pun membuka kancing bajunya lagi.

Akhirnya Shin mencoba semua simulasi bertemu dengan semua orang akan ditemuinya. Shin pun bertemu dengan seorang anak kecil yang ada dirumah dan hanya menatap sinis, sama seperti sikap Shin yang sebenarnya. Nyonya Oh dan juga David melihat semuanya.
“Sekarang, kau sudah mirip Shin... Dia pun bisa menipuku.” Ungkap Tuan Ji. Nyonya Oh bisa sedikit bernafas lega. 


[PK Medical Center]
Dokter memberitahu kalau dari hasi permeriksaan MRI, CT, gelombang otak, dan tes darah, Tuan Nam itu menderita tahap awal penyakit  Alzheimer jadi harus tetap minum obat. Tuan Nam mengatakan  akan meminumnya jadi meminta agar bisa memimpin presentasi.
“Ayah... Ayah sudah gila? Apa Ayah mau menunjukkan ke semua orang  kalau kau itu pikun? Apa Ayah nanti mau dipermalukan  sama Direktur Eksektutif Seo?” ucap Ho Yeon marah. Tuan Nam menyuruh anaknya diam saja. Dokter pun membenarkan.
“Presentasi hari ini, biar Direktur Eksekutif Seo saja yang pimpin...” kata Ho Yeon
“Tapi kalau dia yang presentasi,dia nanti yang dipuji orang-orang.” Sela Tuan Nam.
“Ini semua karena Shin  sialan itu, Ayah.” Umpat Ho Yeon marah. 

Tuan Seo berdiri diatas panggung dengan wajah bangga, lalu bertanya pada Manajer Tim Yeo, apakah sudah cukup. Manager Yeo mengangguk dengan menunjuk tempat Tuan Seo berdiri, memberitahu Sesudah kalimat pembuka nanti ada mobil tanpa pengemudi  yang akan masuk.
“Kenapa tidak kalau Direktur Eksekutif Seo masuk ke mobil itu juga?” ucap Direktur lain
“Kalau seperti itu, nanti rencana kita terlalu dramatis.” Komentar Manager Yeo
“Coba pikirkanlah. Direktur Eksekutif Seo harus dapat sorotan dengan begitu semua orang akan fokus ke presentasi” balas Direktur lain. Tuan Seo terlihat tersenyum sumringah.
“Memangnya hari ini, bintangnya Direktur Eksekutif Seo atau mobilnya?” sindir Ye Na. Semua pun hanya terdiam.
“Kalau begitu seperti rencana awal saja.” Kata Tuan Seo. Semua pun langsung setuju. Mereka pun akhirnya langsung mempersiapkan masing-masing. 


Tuan Seo menahan anaknya menanyakan penampilannya yang kelihatan keren. Ye Na meminta maaf karena berharap Shin Oppa yang akan keren hari ini Bukan Ayahnya. Tuan Seo terlihat sedih. Ye Na memberitahu kalau akan jemput Shin sekarang. Tuan Seo melotot kaget.
“Apa Kau dapat kabar dari Shin?” tanya Tuan Seo.
“Tidak. Aku saja baru tahu Manajer Tim Ji Young Hoon kemana. Aku rasa Pasti dia pergi mau meyakinkan Shin. Jadi aku juga harus membantunya.” Jelas Ye Na
“Ya, jemputlah dia. Dengan begitu, Ayah bisa menghindari acara yang tak nyaman ini. Kalau kau butuh apa-apa, hubungi Ayah.” Kata Tuan Seo berusaha menutupi rasa paniknya. Ye Na pun pamit pergi. 

Kepala Keamanan melihat CV So Bong, ingin tahu alasan dipecat dari PK. So Bong ingin menjelaskan tapi kepala sudah tahu kalau  So Bong ditampar karena memotret diam-diam dengan memperlihatkan video yang sudah menyebar luas. So Bong pun tak bisa membela diri.
“Lihatlah. Kau tak memasukkan itu ke CV-mu. Memangnya kau anggap apa mall kami ini?” ucap Kepala
“Tapi Anda sudah bilang,  saya boleh mulai kerja hari ini. Saya bersedia kerja tujuh hari seminggu. Anda juga tidak perlu kasih diskon karyawan.” Kata So Bong
“Kenapa? Apa Biar kau bisa memotret pelanggan VVIP mal ini?” sindir Kepala
“Bagaimana agar Anda bisa percaya pada saya? Kalau begitu Anda boleh  menyuruh saya belanja.” Ucap So Bong. Kepala tetap tak percaya. 

Direktur Kang melatih dua orang anggotanya dengan saling menyerang. So Bong berteriak dengan memegang sebotol Soju agar Gigit telinganya atau colok matanya. Keduanya hanya bisa melonggo, begitu juga Direktur Kang  karena anaknya sembarangan bicara.
“Wasitnya takkan melihat.  Jadi ini kesempatan buat main curang.” Kata So Bong melihat ayahnya menatapnya. Akhirnya Direktur Kang meyuruh keduanya lanjut latihan dan menarik So Bong agar ikut denganya. 

So Bong mengeluh saat ayahnya meminum soju miliknya. Tuan Kang heran melihat anaknya yang pulang lebih awal karena seharusnya mulai kerja di mall hari ini dan berpikir kalau So Bong mencari masalah lagi dengan menyembunyikan kamera  di kamar mandi atau semacamnya.
“Cukup... Aku dipecat lagi karena itu dan kurasa aku takkan bisa dapat kerjaan.” Keluh So Bong marah
“Aigoo... Apa Kau merasa dirugikan? Pengawal ketahuan memotret diam-diam, tapi kau marah karena hal itu?” sindir Tuan Kang
“Sudah berapa kali kubilang, aku takkan melakukan hal itu lagi!” tegas So Bong
“Coba lihat Tadi , kau menyuruh atlet main curang! Mana bisa Ayah percaya padamu?” ucap Tuan Kang. So Bong membela diri kalau tadi beda.
“Apa bedanya? Sekalinya sampah,  tetaplah sampah.” Umpat Tuan Kang. So Bong tak terima dianggap sampah.
“Baik. Aku menahan amarah  karena Ayah..., tapi aku akan menuntut dia  karena menyerangku. Aku akan mendapatkan  banyak uang darinya!” tegas So Bong. Tuan Kang menahanya.
“Laporkan Ayah juga... Ayah akan masuk penjara karena  membesarkan anak sepertimu.” Ungkap Tuan Kang lalu keluar dari ruangan.  So Bong ingin meminum soju tapi sudah dihabiskan oleh ayahnya. 


Akhirnya So Bong pergi ke minimarket meminum bir, lalu menatap ke arah kanan dan kiri di layar besar terlihat iklan dari PK Grup. Ia mengeluh kesal karena Di mana-mana semuanya  ada PK Group dan berpikir kalau  Ia tinggal di negara Republik PK.
“Bisa-bisanya perusahaan global membesarkan masalah seperti itu?” kata So Bong Kesal. Saat itu Reporter Jo menelp dan langsung meminta maaf.
“Kenapa kau terus minta maaf,  'kan aku marahnya sama PK?” keluh So Bong heran.
“Sayang. Aku sekarang lagi berlutut di tengah Hongdae.” Ucap Reporter Jo berlutut di tengah jalan dengan banyak orang yang menatapnya.
“Aku akan mengaku padamu. Kamera tersembunyi itu sebenarnya idenya Direktur Nam Shin. Direktur Nam yang membuatmu  memotret diam-diam biar dia dianggap sebagai bajingan di depan umum. Uang yang kuberikan padamu juga semua uang itu dari dia.” Akui Reporter Jo. So Bong sangat kaget mendengarnya.
“Berarti dia tahu tentang kamera itu tapi menamparku sambil pura-pura tak tahu?” tanya So Bong tak bisa menahan amarah.
“Itu semua pura-pura... Aku saja sampai kaget.” Akui Reporter Jo. So Bong mengumpat  dan akan menyerbu PK. Reporter Jo memohon agar So Bong tak melakukannya.
“Reporter Jo. Kau juga tak usah menjadi temanku lagi.” Tegas So Bong lalu menutup telpnya. 


In Tae menerima telp dari So Bong, ingin tahu keberadaanya dan kedaaannya sekarang. Robocop menyuruh So Bong agar minum soju dan melampiaskan semua amarahnya saja. So Bong mengatakan akan membuat bom soju dan membelikan kalian daging sapi jadi mau pinjam otot mereka. 

Tuan Seo berdiri diatas panggung dengan wajah bangga memberitahu  Nam Shin, direktur utama PK merencanakan proyek mobil otonom tapi Karena beberapa alasan,  jadi Ia menggantikannya dengan memperkenakan diri sebagai Direktur Eksekutif PK Group, semua memberikan tepuk tangan.
“Revolusi Industri Keempat bagaikan perubahan ajaib yang mengubah imajinasi  menjadi kenyataan. PK Group berencana untuk  memulai keajaiban itu dengan mobil otonom, tanpa pengemudi” ucap Tuan Seo lalu sebuah mobil pun keluar tanpa pengemudi.
“Seperti yang Anda lihat, tidak ada apapun di kursi pengemudi.” Kata Tuan Seo dan pintu dibagian belakang terbuka dan membuatnya melonggo.
Shin turun dari mobil meminta maaf karena terlambat, Tuan Seo terlihat sangat terkejut. Ho Yeon tak percaya kalau Tuan Ji melakukan hal yan gila. Tuan Ji hanya tersenyum lalu meminta maaf dengan alasan kalau Direktur Nam ingin membuat  kemunculannya semenarik mungkin.
Robot Shin dengan matanya bisa melihat data Cha Sang Il, Kim Myung Ho, Park Sang Hyun, sebagai anak buah Seo Jong Gil. Lalu Ho Yeon begitu juga Tuan Nam. Dan melihat sosok Tuan Seo yang ingin mengincar PK Group.
“Direktur Eksekutif Seo.  Terima kasih atas kerja keras Anda. Sisa dari presentasi ini, silakan  Anda dengarkan dari tempat duduk Anda.” Ucap Shin meminta semua memberikan tepuk tangan. Tuan Seo turun dari panggung dengan wajah malu.
“Syukurlah saya datang tepat waktu. Saya akan mengambil alih presentasinya sekarang. Saya direktur utama bidang Perencanaan,  Nam Shin.” Kata Nam Shin memberikan sambutan lebih dulu


Di depan gedung, 3 lembar karton bertuliskan [Saya bukan penipu. Berhenti mempermalukan nama baik saya! Sadarlah, Direktur Nam] In Tae mengeluh ingin tahu sampai kapan tangan mereka harus memegang karton.  So Bong menyindir tangan Joint sudah sakit lebih dulu.
“Bukan "Joint". Tapi Jo In Tae.” Tegas In Tae. Robocop mengejek kalau temanya manja padahal tanganya masih baik-baik saja dengan menegaskan dirinya Robocop.
“Kang So Bong, sikap tak tahu malumu memang tak ada batasnya, y Pulanglah sekarang.” Kata rekan kerjanya menyuruh So Bong menyerah.
“Kalau Direktur Nam keluar, bisa gawat nanti.” ungkap temanya. So Bong malah makin naik pitam karena tahu Shin ada didalam gedung. 



Shin menjelaskan Mobil tanpa pengemudi tidak merasakan amarah, kelelahan atau desakan, kalau Mobil yang tak mengemudi sembarangan, tak linglung atau mengemudi dalam keadaan mabuk jadi dapat menonton film, berbelanja atau menikmati kontak fisik seperti yang ada di drama.
“Namun, harap pasang jendelanya dalam warna gelap.” Goda Shin dan semua orang tertawa mendengarnya.
“Bagaimana jika mobil itu mengalami kecelakaan?” tanya Tuan Seo yang membuat semua orang tercengang.
“Bisa-bisanya kau mengajukan pertanyaan negatif seperti itu?” keluh Ho Yeon. Tuan Seo berdalih lebih baik dari pihak mereka yang bertanya itu sebelum para wartawan.
“Sebuah mobil tanpa pengemudi  tengah menyusuri jalan sempit. Lalu ada dua sepeda motor yang datang dari arah berlawanan. Salah satu pengemudi  motor pakai helm dan satunya tak pakai helm. Jika Anda tidak dapat  menghindari tabrakan, manakah sepeda motor yang harus Anda tabrak?” tanya Tuan Seo sambil berdiri
“Anda harus menabrak pengemudi motor yang pakai helm Karena luka yang dialami pasti lebih sedikit.” Kata anak buah Tuan Seo, tapi yang lainnya
“Karena orang yang memakai helm menaati aturan.” Ucap Tuan anak buah lainya. Semua saling adu argumen.  Tuan Seo meminta agar Direktur Nam.
“Keputusan apa yang harus dibuat M-Car kita?” tanya Tuan Seo yang ingin menjatuhkan Shin. Shin menatap Tuan Ji seperti ingin memberikan kode.
“Pertanyaan yang sulit juga. Haruskah kita bermain suit “batu gunting kertas” untuk memutuskannya? Mari kita ulang pertanyaan itu. Bagaimana jika yang pakai helm berusia 100 tahun dan yang tak pakai helm,  seorang remaja? Haruskah remaja itu mati... hanya karena melanggar hukum?” ucap Shin dengan percaya diri
“Siapa yang Anda bunuh dan  siapa yang Anda selamatkan? Keputusannya adalah dari manusianya sendiri. Sekarang..., kita memiliki kekuatan untuk memutuskan antara hidup dan mati. Dewa atau tuhan hanya memaksakan nasib dan takdir pada manusia..., tapi PK akan menjadi  dewa yang kompeten..., yang menguntungkan manusia  dengan keputusan manusia itu sendiri. Keajaiban PK...” jelas Shin yang membuat semua memberikan tepuk tangan 



Saat itu terdengar suara So Bong berteriak marah “Nam Shin brengsek” Tuan Ji panik ingin menjelaskan, tapi semua sudah melihat So Bong di bagian atas. Ho Yeon tahu So Bong adalah perempuan yang ditampar di bandara. Tuan Ji ingin menahan So Bong tapi Tuan Nam menahanya.
“Biarkan wanita itu dan Biarkan Shin yang mengatasinya.” Ucap Tuan Nam ingin melihat sikap cucunya. So Bong akhirnya naik keatas panggung.
“Kau yang membuatku memotretmu diam-diam, 'kan? Kau pura-pura tidak tahu dan menyerangku.” Kata So Bong marah. Shin binggung melihatnya.
“Kau ini pura-pura bodoh lagi... Apa kau berencana mengelaknya?” kata So  Bong marah. Shin melihat data di komputernya video Pewaris PK Group Menyerah Pengawal
“Aku juga salah, jadi aku  terima perlakuanmu itu dan aku sekarang sampai tak diterima kerja dimana-mana dan dianggap seperti sampah. Tapi kau rupanya mempermainkanku. Apa Kau pikir aku robot mainanmu? Sampai kapan kau tertawa di belakangku? Kau pasti menertawaiku karena aku bodoh!” ucap So Bong akhirnya tak bisa menahan tangisnya.
“Jika kau menangis, aku harus memelukmu. Itulah aturannya.” Kata Shin lalu memeluk So Bong. Semua wartawan yang melihatnya langsung mengambil gambar, semua yang ada di dalam ruangan pun terlihat kaget. 
bersambung ke episode 4 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar