PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 23 Juni 2018

Sinopsis What's Wrong with Secretary.Kim Episode 5 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN 

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Young Joon sengaja mendekap Mi So saat berada diatas tubuhnya,meminta agar bertahan sebentar saja dan mengakui kalau Mulai sekarang, Aku akan tergila-gila Mi So. Mi So terdiam mendengarnya, keduanya saling menatap dengan wajah gugup.
“Itu Yang tertulis di buku kekanak-kanakan. Apa ini yang mereka sebut romantis?” ucap Young Joon gugup.
“Jadi Anda sudah hafal isi bukunya... Ingatan Wakil Ketua selalu mengejutkanku.”kata Mi So lalu bergegas pergi untuk melihat air yang sudah mendidih. Suasana masih terasa canggung berada dalam satu kamar. 

Mi So membawakan semangkuk ramyun dan meminta agar Young Joon mencoba lebih dulu. Young Joon mengaku biasanya tidak makan makanan yang dikemas dengan bahan-bahan kimia Tapi karena Mi So sudah berusaha memasaknya jadi akan memakan.
“Baiklah. Aku merasa terhormat.” Ucap Mi So mengoda lalu meminta pendapat rasa mie buatanya.
“Lumayan enak.” Kata Young Joon dengan wajah datar. Mi So memberikan kimchi diatas sumpit. Young Joon menatap heran.
“Jika memakan mie dan kimchi rasanya jadi tambah lezat.” Kata Mi So dengan bangga.
“Kau baru saja menggandakan tingkat natrium. Apa masuk akal dalam ilmu gizi?” kata Young Joon lalu mulai memakanya, wajahnya pun berubah. Mi So tersenyum bahagia karena Young Joon menyukai mie buatanya. 


Young Joon berjalan keluar rumah mengaku sangat menikmati Ramyun. Mi So mengejek kalau Young Joon yan bilang makanan itu  penuh dengan bahan-bahan kimia, tapi tetap sangat menikmatinya. Young Joon mengaku kalau pertama kalinya makan masakan Mi So. Mi So seperti baru menyadarinya.
“Sebelum tidur, pastikan untuk mendesinfeksi dan oleskan salep ke luka Anda.” Ucap Mi So. Young Joon menganguk mengerti.
“Terima kasih untuk hari ini.” Kata Young Joon lalu masuk ke dalam mobil. 

Mi So kembali ke kamar baru menyadari kalau pertama kalinya Young Joon datang ke rumahnya, lalu terdengar bunyi bel dan berpikir kalau Young Joon datang kembali dan melihat kalau Tidak ada yang ketinggalan. Tapi ternyata Pil Nam yang datang ke rumahnya.
“Unnie ada apa kemari?” tanya Mi So kaget. Pil Nam pikir bisa datang kapan saja ke rumah adiknya.
“Aku Kan tidak perlu buat reservasi, Aku bawakan makana dan kau Ada bir, kan?” ucap Pil Nam membuka kulkas. Mi So menganguk.
“Apa ini? Apa tadi ada yang kemari?” tanya Pil Nam curiga, Mi So mengaku kalau Young Joon yang baru datang ke rumahnya.
“Omoo...omoo...omoo...Kau pasti tak waras ya! Beraninya ada wanita dewasa yang membiarkan pria dewasa masuk ke rumahnya!” jerit kakaknya
“Yang dia lakukan cuma makan ramen dan pergi.” Kata Mi So. Kakaknya makin menjerit mengetahui Mi So mengajak makan Ramen
 “Bukan jjolmyun atau jjajangmyun, tapi R..A..M..E..N?!!!” teriak Pil Nam. Mi So masih terlihat binggung


Young Joon yang tak mengerti bertanya pada Tuan Park,Apa ramen itu luar biasa. Tuan Park menegaskan kalau Jika ada wanita yang bilang, "Oppa, mau makan ramen sebelum pergi?" kepada seorang pria, maka itu artinya "Jika Kau makan ramen ini, mulai sekarang kita pacaran ya!" jadi Artinya dia menyukai Young Joon.
“Tapi itu 'kan bukan kaviar (telur ikan mahal) atau truffle (jamur mahal). Cuma makanan cepat saji yang komposisinya bahan-bahan kimia, tapi Ternyata meminta seseorang untuk tetap tinggal dan memakan mie... punya arti tersebulung, yah?” kata Young Joon heran.
“Ya ampun, kau itu naif sekali, Ramen cuma alasan saja! Jika seorang pria dan seorang wanita bersama di ruang tertutup, mereka mulai ingin berpegangan tangan dan merangkul satu sama lain.” Ucap Tuan Park memperagakan dengan dua tanganya. Young Joon seperti bisa membayangkan tersadar karena tanganya jatuh dari meja.
“Apa kebetulan ini terjadi antara Kau dan Sekretaris Kim?” kata Tuan Park
“Bagaimana bisa Kau mengatakan hal seperti itu? Apa menurutmu kami punya waktu luang? Ini Cuma masalahnya teman sekelas di kampus sepupuku saja” kata Young Joon mencoba mencari alasan.
“Lalu, apa Aku kelihatan punya banyak waktu luang denganmu? Apa Aku benar-benar harus duduk di sini mendengarkan sesuatu... yang terjadi pada teman sekelas di kampus sepupumu jam segini lagi, hah?” balas Tuan Park kesal 


Pil Nam duduk disofa dengan adiknya, merasa yakin kalau Mi So itu sebenarnya menyukai Young Joon. Mi So menyangkalnya. Pil Nam mengeluh dengan sikap adiknya yang terus menyangkal. Pil Nam menasehati adiknya kalau permasalahan orang adalah mereka akan bahagia jika berkencan dengan kasta yang sama.
“Ini Bukan hanya orang. Hal yang sama juga berlaku untuk semua hal lain di bumi ini. Apa Kau pernah lihat anjing dan burung... bersama-sama seperti pasangan, seperti di acara "Bagaimana itu mungkin?" ucap Pil Nam. Mi So berpikir kakaknya sedang mengumpat.
“Bukan maksudku memaki... Jadi, Unnie bilang anjing dan burung adalah pasangan.” Kata Mi So
“Iya. Kedengaranya menarik, kan? Kau sendiri bilang, "Bagaimana ini bisa terjadi," kan? Seperti itulah saat orang dari dua ras yang berbeda menjadi pasangan.” Jelas Pil Nam
“Apa artinya Wakil Ketua Lee si anjing itu,dan Aku si burung?” tanya Mi So.
“Ya, mirip... Wakil ketuamu kaya, dan kita cuma orang biasa. Jadi, jauh beda dengan kita. Jika kita bilang padanya kalau saat masih kecil dulu kita bertiga suka rebutan paha ayam.... Apa menurutmu wakil ketua-mu bisa paham seperti apa itu?” ucap Pil Nam
“Nyatanya yang kita perjuangkan itu paha ayam dan bukan rebutan perusahaan. Itulah seberapa banyaknya perbedaan dengan dunia yang ia tinggali. Dunia yang jauh yang tidak pernah bisa kita jangkau. Kau tahu 'kan kalau Aku begini karena Aku menghawatirkanmu? Aku cuma tidak ingin Kau terluka nantinya.” Jelas Pil Nam
Mi So menganguk mengerti menurutnya kalau itu masalah yang perlu dihadapi, lalu berpesan pada kakanya untuk Pulanglah dengan selamat dan mengirimkan pesan setelah sampai rumah. Pil Nam pun pamit pergi dan meminta adiknya agar Cepat saja istirahat. Pil Nam mengaku kalau sangat khawatir sekali dengan Mi So.



Sung Yeon tertidur dikamarnya, terlihat bermimpi buruk seperti dalam sebuah rumah yang gelap. Ia memanggil ibu dan ayahnya dengan ketakutan, suasana terlihat sangat menyeramkan untuk seorang anak kecil. 

Mi So akan pergi ke kantor lalu ponselnya berdering, Young Joon menelp keberadan Sekreratis Kim. Mi So memberitahu kalau masih di rumah dan bertaya Apa ada urusan yang perlu dikerjakan. Young Joon bertanya apakah Mi So sudah selesai siap-siap mau kerja.
“Ya, Aku baru saja mau berangkat.” Kata Mi So. Young Joon menyuruh Mi So agar segera keluar. Mi So mengangguk mengerti lalu tersadar dan langsung membuka tirai ternyata Young Joon sudah ada didepan rumahnya.
“Aku akan segera keluar. “ kata Mi So lalu bergegas keluar dari rumah. 


 Mi So berlari dari rumah sambil bertanya kenapa Young Joon di pagi hari, lalu tak sengaja kakinya malah terselengkat dan jatuh di pelukan bosnya. Keduanya kembali canggung, Mi So segera berderi dan meminta maaf. Young Joon dengan wajah bahagia merasa kalauTidak perlu minta maaf. Keduanya tiba-tiba merasa kebingungan dengan sikap masing-masing.
“Kau mau kemana, Sekretaris Kim?” tanya Young Joon
“Aku harus menyetir, karena Pak Yang tidak datang untuk mengantarmu.” Ucap Mi So akan berjalan ke belakang kemudi.
“Tidak, Aku saja yang mengemudi. Jadi Masuklah, Sekretaris Kim.” Kata Young Joon membuka pintu agar Mi So masuk. 
Mi So terlihat canggung tapi akhirnya masuk ke dalam mobil. Young Joon langsung mengatakan  "Sekretaris Kim cantik hari ini." Mi So terlihat senang Young Joon pikir kalau Mi So mendengar kalimat seperti itu sebelumnya maka seharusnya sedikit lebih modis. Mi So sedikit heran
“ Kau mengenakan. blus ini Rabu dan Jumat lalu juga. Orang akan berpikir kalau itu adalah seragam Grup Yumyung.” Ucap Young Joon, Mi So kaget karena Young Joon bisa mengetahuinya.
“Bagaimana Anda bisa mengingatnya?” tanya Mi So heran. Young Joon kembali memperlihatkan sifat nasisnya.
“Ingatanku yang sangat baik juga beban bagiku. Terutama karena ada beberapa hal yang lebih suka kulupakan.” Kata Young Joon lalu memberikan kantung makanan.
“Koki pribadiku membuat roti lapis isi keju dan ham. Kau boleh memakannya kalau belum sarapan.” Ucap Young Joon. Mi So melihat ada sebotol Kopi dingin
“Kau juga boleh minum kopinya.” Kata  Young Joon. Mi So menganguk mengerti.
“Kau juga bisa menyimpan tas belanja ini.” Kata Young Joon. Mi So terlihat binggung dengan sikap bosnya.
Mi So akhirnya mengucapkan Terima kasih. Young Joon menatap  Mi So yang duduk disampingnya, Mi So terlihat binggung lalu bertanya apakah harus diminum sekarang.  Young Joon menganguk., Mi So seperti terpaksa minum dan akhirnya Young Joon pun tersenyum lalu mengemudikan mobilnya. 


Mi So berjalan bersama bosnya, saat di depan lift Young Joon tiba-tiba hanya diam saja. MiSo binggung ternyata Young Joon menyuruhnya masuk lebih dulu, lalu mengikuti perintah bosnya. Young Joon berdiri dalam lift sengaja mensejajarkan berdirinya dengan wajah bahagia.  Sementara di ruangan
“Nona Oh, bagaimana penampilanku hari ini? Aku mengganti alas bedakku.” Ucap Se Ra pada Young Ok
“Astaga, sayang periksa dulu matamu itu sebelum mengoles alas bedaknya. Coba lihat Ada belek di matamu.” Komentar Tuan Jung.
“Astaga, sejak kapan ada belek?” ucap Se Ra membersihkan wajahnya dengan kaca dan dikagetkan dengan Tuan Yang sudah berada dibelakangnya.
“Sejak 10 menit yang lalu.” Kata Tuan Yang. Se Ra mengeluh karena baru mengatakan sekarang.
Saat itu Young Joon masuk ruangan, Semua membungkuk memberikan hormat. Tapi Young Joon dengan senyuman menyapa “Selamat pagi seumuanya.” Semua melonggo binggung dengan sikap bosnya.
“Bukankah ini pertama kalinya Wakil Ketua menyapa kita sangat manis seperti ini?” komentar Tuan Jung
“Tidak, dia selalu baik padaku.” Kata Se Ra, Tuan Jung merasa tetap aneh dengan mengejek kalau itu hanya di dalam mimpi.
“Ngomong-ngomong, kenapa Wakil Ketua suasana hatinya lagi baik hari ini?” tanya Tuan Park penasaran.
“Entahllah.”ucap Mi So pura-pura tak tahu dan mengajak mereka mulai berkerja. 



Young Joon masuk ke ruangan mengantung jasnya lalu kembali memuji dirinya sendiri “Lee Young Joon memang sangat sempurna. Selain punya penampilan yang sempurna, Aku bahkan punya hati yang hangat dan penuh kasih.” Saat itu Mi So masuk ruangan.
“Wakil Ketua, izinkan Aku mengoleskan salep lagi pada luka Anda. Apa Anda mau mengoleskannya sendiri.” Kata Mi So lalu mengoleskanya, Young Joon menyuruh Mi So saja. Dan suasana terasa canggung kembali.
“Anda sudah membaca rencana bisnis ini untuk waktu paruh kedua, kan? Aku akan...” ucap Mi So tanpa sengaja membuat jarinya terluka. Young Joon langsung panik.
“Apa Kau tak apa?” kata Young Joon melihat tangan Mi So, Mi So mengaku baik-baik saja dan bisa sendiri melihat lukanya.
“Anggap saja imbalan karena perawatan yang kemarin. Aku selalu membayar kembali apa yang kuterima.” Ucap Young Joon memberikan plester pada tangan Mi So.
“Aku akan memeriksa dokumen dengan tablet saja mulai sekarang. Kertas itu berbahaya.” Ucap Young Joon. Mi So menganguk mengerti. Keduanya saling menatap lalu memalingkan wajah dengan canggung. 

Mi So membuat teh sambil melamun karena merasakan ada sesuatu yang aneh. Saat it Ji Ah masuk ruangan menyadarkan lamunan Mi So, lalu bertanya apa yang sedang dilakukan. Mi So pikir sedang membuat teh, tapi ternyata tak membuka bungkus teh langsung mencelupkan begitu saja.
“Sekertaris Kim, kadang-kadang kau bisa salah juga.” Komentar Ji Ah.  Mi So pun berusaha menenangkan diri agar bisa berkonsentrasi. 

Nyonya Lee duduk termenung di ruang tengah,  Tuan Lee masuk ruangan menanyakan keadaan istrinya. Nyonya Lee pikir tak mungkin baik-baik saja karena 2 putraku saling berkelahi satu sama lain lebih daripada orang asing dan membuatnya Sangat mengecewakan.
“Jangan tetap di rumah seperti ini, keluarlah berbelanja atau apapun. Apa itu? Kau menyebutkan soal tas edisi terbatas. Kau bisa Pergilah membelinya.” Saran Tuan Lee.
“Lupakan.” Ucap Nyonya Lee. Tuan Lee pikir tak ada alasan menolaknya karena punya cukup uang dan anugerah jadi bisa membeli tas itu sekarang.
“Kubilang, lupakan saja itu.” Ucap Nyonya Lee sinis, Tuan Lee pikir Pak Choi bisa mengantar pergi ke department store sekarang...
“Kubilang tidak usah.” Kata Nyonya Lee. Tuan Lee tetap menyuruh istrinya agar cepat mbeli tasnya.
“Aku sudah membelinya minggu lalu segera setelah dirilis.” Kata Nyonya Lee. Tuan Lee hanya bisa menghela nafas panjang. 


Tuan Lee datang menemui Sung Yeon, bertanya Kapan akan minta maaf kepada Young Joon. Sung Yeon sedang membaca buku, duduk diam. Tuan Lee memberitahu kalau Ibunya  sangat khawatir sampai tidak bisa tidur malam hari.
“Berdamailah dengan Young Joon agar Ibumu merasa lebih nyaman.” Pinta Tuan Lee. Sung Yeon menganguk mengerti.
“Oh, satu lagi... Mulai sekarang, jangan ganggu Young Joon Dia punya banyak proyek penting belakangan ini untuk ditangani. Jika dia goyah, perusahaan kita dan semua karyawan akan goyah juga.” Pesan Tuan Tuan Lee. Sung Yeon menurutinya. 

Ji Ah baru saja masuk memberitahu Mi So kalau ada tamu yang menunggu di lobi. Mi So binggung bertanya siapa namanya,  Ji Ah mengatakan tidak tanya namanya. Mi So menasehati Ji Ah agar Lain kali, periksa informasi pribadinya. Ji Ah menganguk mengerti dan meminta maaf. 

Mi So menemui Sung Yeon di lobby bertanya Apa memang ia yang ingin menemuinya. Sung Yeon membenarkan,  Mi So binggung karena Sung Yeon itu tahu nama dan departemen tempatnya berkerja. Sung Yeon melihat Mi So yang tidak tampak senang menemuinya.
“Tentu saja tidak. Tidak ada alasan bagiku untuk senang menemui Anda. Kurasa Anda kurang sopan saat meminta nomor ponselku dengan manja. Tapi ini sangat tidak tepat mengunjungiku di sini di tempat kerjaku.” Kata Mi So sinis
“Haruskah Aku pergi saja?” ucap Sung Yeon. Mi So pun mempersilahkan pergi saja.
“Itu sangat kasar. Kau memintaku untuk bertemu melalui email.” Kata Sung Yeon. Mi So merasa tak melakukanya.
“Kau ingin Aku mengadakan konser buku di Pusat Seni Yumyung.” Jelas Sung Yeon. Mi So teringat lalu melonggo kaget.
“Jangan bilang...Apa Anda Penulis si Morpheus?” kata Mi So. Sung Yeon tersenyum. 

Mi So duduk di cafe sambil meminta maaf, mengaku sebagai penggemar berat buku-buku karya Sung Yeon tapi membuat kesalahan besar karena tidak tahu wajahnya. Sung Yeon pikir Sudah cukup minta maaf dan mengajak makan saja.
“Makanmu belum dimakan sejak Kau memperhatikan reaksiku.” Komentar Sung Yeon. Mi So menganguk setuju lalu tiba-tiba merasakan sesuatu.
Sung Yeon lalu memanggil pelayan meminta agar vas bunga yang ada diatas meja di pindahkan karena Mi So alergi bunga. Mi So kaget karena Sun Yeon tahu kalau ia yang alergi bunga. Sung Yeon pikir tak mungkin tak mengetahuinya karena Sung Yeon yang terus melihat sekeliling danmengendus hidungnya.
“Lalu Kau melihat bunga dan Kau menemukan penyebabnya.” Kata Sung Yeon
“Mungkin itu karena Anda seorang penulis, tapi Anda sangat peka. Jadi, Apa Anda sudah membaca proposalnya?” tanya Mi So
“Secara singkat.” Jawab Sung Yeon. Mi So ingin tahu jawaban Sung Yeon
“Haruskah kujawab sekarang?” kata Sung Yeon mengoda. Mi So terlihat binggung. 


Young Joon menatap marah,Tuan Park bertanya Ada apa. Young Joon mengatakan Ada batu di makanannya.  Tuan Park langsung berdiri dan ingin memarahi Chef, Young Joon menahanya merasa tak masalah. Tuan Park merasa tidak tahu atasannya punya sifat dermawan.
“Siapapun bisa membuat kesalahan.”kata Young Joon mulai merubah sikapnya.
“Tampaknya suasana hatimu lagi bahagia. Apa Ada sesuatu yang bagus?” tanya Tuan Park penasaran
“Kau bilang "Sesuatu yang bagus"?” kata Young Joon mengingatnya sambil tersenyum
“ Apa akhirnya mereka pacaran atau tidak? Maksudku, tentang teman kuliah sepupumu yang Kau bicarakan terakhir kali. Apa dia akhirnya pacaran dengan gadis itu?” tanya Tuan Park
Young Joon menjawab belum, Tuan Park mengeluh mendengarnya sambil mengejek karena teman Young Joon itu itu tidak tahu bagaimana cara ambil kesempatan menurutnya kalau pria itu sangat mengerikan soal pacaran.
“Kau bilang Mengerikan? Bagaimana bisa Kau bilang itu?” kata Young Joon dengan nada tingggi.
“Aku hanya ngomongin soal temanmu, kenapa Kau yang marah-marah begitu?” kata Tuan Park heran
“Dia teman dekatku. Bagaimana bisa Kau bisa bilang dia mengerikan soal pacaran?”ucap Young Joon. Tuan Park mengaku cuma frustrasi saja sambil menahan senyuman.
“Kau tidak perlu frustasi. Dia akan segera mengungkapkan perasaannya.
 tegas Young Joon.
“Katakan padanya untuk melakukannya dengan cepat selagi pikirannya serius... Para gadis benci diberi harapan palsu” kata Tuan Park. Young Joon seperti baru mengetahuinya. 


Sementara Sung Yeon meminta agar menghentikan agar bicara topik yang membosankan  dan fokus makan dulu. Mi So meminta agar Sun Yeon menelpnya setelah memikirkannya.  Sung Yeon pikir Mi So bisa memberikan nomor ponsel aslinya. Mi So pun memberikan nomor ponselnya.


Young Joon duduk termenung di ruanganya tentang Menyatakan perasaannya, lalu teringat dengan pesan dari Mi So “Aku cuma ingin menjalani kehidupan romantis biasa dengan pria biasa.” Lalu berpikir kalau Mi So hanya ingin pria yang berkerja biasa saja.
“Seluruh hidupku luar biasa, jadi Aku tidak tahu apa atau bagaimana jadi orang biasa.” Kata Young Joon binggung lalu keluar dari ruangan.
“Sekretaris Kim Ji Ah... Aku ingin bertanya.” Ucap Young Joon saat itu Mi So datang langsung bertanya apa ada yang dibutuhkan.
“Beliau ingin bertanya. Jadi Silahkan pertanyaanya.” Kata Ji Ah. Young Joon terlihat binggung melihat Mi So.
“Apa persiapan pembukaan untuk pusat seni berjalan lancar?” tanya Young Joon.
“Ya, tim perencanaan akan rapat sebentar lagi.” Ucap Ji Ah. Young Joon pun memujinya lalu masuk ruangan. 


Ji Ah menanyakan apakah Pertemuan Mi So lancar dengan tamunya. Mi So menganguk. Ji Ah mengoda Mi So kalau itu pacar masa depannya. Mi So mengaku kalau itu tak mungkin dan Bukan itu masalahnya dan memberitahu kalau tamunya tadi adalah orang yang Ji Ah juga akan senang melihatnya.
“Apa Aku kenal orangnya?” kata Ji Ah binggung
“Aku akan memberitahumu saat sudah lebih pasti.” Ucap Mi So dengan senyuman bahagia. 

Young Joon melihat Tuan Jung di lorong mengatakan kalau ingin bertanya. Tuan Jung mempersilahkan. Young Joon bertanya apakah ada restoran populer yang sering dikunjungi oleh orang-orang biasa akhir-akhir ini. Tuan Jung terlihat binggung.
“Apa kau tahu, Restoran tempat orang biasa berbicara tentang isu-isu terkini.” Ucap Young Joon.
“Ada restoran babat di Hapjeong, dan itu sangat populer.” Kata Tuan Jung. Young Joon bertanya apakah itu Babat.
“Iya... Minum satu shot soju dengan babat panggang sangat cocok untuk berbicara jujur satu sama lain. Ada juga nasi goreng dengan saus kimchi, Rasanya fantastis.” Ucap Tuan Jung penuh semangat
“Bukan tempat seperti itu... Tempat biasa tapi istimewa” kata Young Joon. Tuan Jung memikirkan tentang Tempat biasa tapi istimewa.
“Di dekat Stasiun Gangnam, ada restoran yang menyajikan jeroan khusus. Dari usus sampai jantung dan perut, mereka melayani berbagai macam jeroan. Tempat di mana mereka menyajikan daging... yang biasanya tidak disajikan di restoran lain.” Kata Tuan Jung malah makin bersemangat
“Apa Anda punya ide lain selain jeroan hewan?”tanya Young Joon penasaran lalu memilih pergi meninggalkan bawahanya. 


Sek Tuan Park menyapa Young Joon yang datang. Yong Joon bertanya Apa CEO Park ada di dalam. Sek Tuan Park mengatakan Tuan Park ada didalam dan mempersilahkan masuk.  Young Joon membuka pintu memberitah kalau Tuan Park tidak ada di dalam.
“Kemana perginya?” ucap Sek binggung. Young Joon heran malah bertanya padanya karena tak mungkin bisa mengetahuinya.
“Bolehkah Aku tanya tentang sesuatu? Apa Kau tahu restoran populer yang sering dikunjungi oleh orang biasa? Tempat yang populer, disukai oleh wanita muda.” Ucap Young Joon
“Apa kebetulan Anda punya pacar?” tanya Sek Tuan Park
“Bukan itu. Aku sedang memikirkan bisnis waralaba. Target pelanggannya adalah perempuan usia 20-an dan 30-an.” Kata Young Joon.
“Ada tempat yang bagus, Akan aku tunjukkan fotonya. Kemarin, Aku bahkan mengambil selfie di sana.”ucap Sek Park menunjukan ceker pedas.
“Apa wanita di usia 20-an dan 30-an suka adalah ceker pedas.” Kata Young Joon heran
“Jika Anda tidak menyukai ide tadi, bagaimana kalau kaki daging babi (jokbal) pedas?” saran Sek Tuan park. Young Joon menolak untuk menerima saran. Sek Tuan park menyakinan kalau restoran itu sangat lezat.
Bersambung ke part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar