PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 13 Juni 2018

Sinopsis Are You Human Too Episode 5

PS : All images credit and content copyright : KBS
Soo Bong melihat tiang yang akan jatuh menimpanya, saat itu sudah bisa di pikirkan olehnya kalau seperti ini akhirnya.
Flash Back
Pertandingan DFC, So Bong melawan seorang wanita dalam ring. Terlihat ayah dan dua orang temanya terus mendukung So Bong yang terus menyerang. Tiba-tiba Si wanita mulai bermain curang dengan membenturkan kepala dan sengaja mencolok matanya. Tuan Kang pun mulai berteriak marah pada wasit.
“Dia menyundul kepalanya! Wasit! Dia tidak bisa lihat!  Hentikan pertandingannya!” teriak Tuan Kang. So Bong sedikit terhuyung-huyung lalu akhirnya di banting.
Tuan Kang ingin masuk ke dalam ring, tapi So Bong memberikan kode agar ayahnya tak masuk, saat itu juga lawan So Bong langsung memutar bagian kakinya sampai terkilir. So Bong pun akhirnya menjerit kesakitan.

So Bong akan dibawa ke rumah sakit dengan kakinya yang sudah balut papan, lalu matanya melihat sosok wasit lalu pergi begitu saja. Tuan Kang berteriak melihat So Bong yang pergi dengan kaki yang pincang. So Bong masuk ruangan melihat wasit dengan uang 50ribu won diatas meja, dengan wajah  penuh amarah langsung memukul wasit, begitu juga Tuan Kang karena ternyata Wasit disogok oleh lawan.

So Bong membawa berita [Kang So Bong Dikeluarkan Secara Permanen Dari DFC] Tuan Kang mengeluh anaknya malah membaca berita karena menurutnya DFC tidak akan pernah bisa mengeluarkan anaknya.  So Bong tahu kalau Menurut pihak persatuan DFC tapi yang salah dan wasit tidak salah.

“Semua bajingan itu sekongkol.. Pelatih, wasit, dan ketua persatuan. Akan Ayah tuntut mereka semua karena suap dan Ayah akan mengurus semuanya. Mereka pasti akan berlutut untuk Ayah.” Kata Tuan Kang menyakinkan anaknya. So Bong malah menyuruh ayahnya diam saja.
“Kau tahu kuatnya tinju Ayah, 'kan? Jika hukum tidak berfungsi, maka Ayah yang akan...” kata Tuan Kang menyakinkan.
“Hentikan, kubilang! Memang apa yang bisa dilakukan tangan kosong Ayah? Tangan Ayah saja tak sekuat uang. Jadi apa gunanya? Apa Ayah tidak lihat kakiku patah? Apa Ayah tak lihat kalau hidupku ini sudah berakhir? Aku takkan bisa masuk ke ring lagi. Semuanya sudah berakhir!” teriak So Bong sambil menangis 


“Kehidupan Kang So Bong. Game over. Lagipula hidupku sudah hancur. Cari uang pun susah.”
So Bong akhirnya menjadi pengawal dan mengambil foto Shin saat bertemu dengan wanita. Lalu terakhir kali ketahuan karena Shin mengetahui kalau  selama ini menjual fotonya dan menyebarkan di Internet. So Bong mencoba membela diri tapi malah kena tampar oleh Shin dan dilihat oleh semua orang.

“Jika aku ketahuan, aku selalu pura-pura tak tahu dan rela menerima pukulan. Tapi apa yang kau lakukan ini, Kang So Bong? Menjaga dirimu sendiri saja, kau tak bisa. Kenapa kau selalu ikut campur? Baguslah... Kau memang pantas mati... Tapi... ini tidak adil... Aku takut, Ayah... Ayah... Selamat tinggal.”
Saat tiang akan jatuh, tiba-tiba Shin datang menahanya setelah itu mengendong So Bong yang sebelumnya sudah pasrah akan mati. Terdengar bunyi suara jantung yang berdegup kencang. So Bong panik meminta Shin agar Jangan salah paham.
“Itu pasti suara detak jantungmu.” Ucap So Bong. Shin mengaku  tidak punya jantung lalu berjalan membaca So Bong dari ruangan yang terbakar. 


So Bong dibawa keluar lalu di turunkan, dengan wajah khawatir menanyakan keadaan Direktur Nam. Shin kembali ke setting semua terlihat binggung bertanya “Ini dimana? Kenapa aku menggendongmu?” So Bong pun heran karena Shin seperti hilang ingatan lalu berteriak meminta tolong.
Tuan Ji lebih dulu melihat keduanya dan langsung mendekat, lalu melihat dibagian belakang tubuh Shin terbuka dan buru-buru menutupinya dengan jaket. Akhirnya keduanya dibawa masuk ke dalam ambulance, Se Ra khawatir melihat Shin tak sadarkan diri. 

Nyonya Oh memperingatkan agar Jangan biarkan orang menyentuh robot shin karena akan cari cara. Di dalam ambulance, Petugas ingin memeriksa. Tuan Ji langsung memperingatkan agar Jangan sentuh. Petugas heran karena mereka harus mengecek kondisi pasien.
“Dia baik-baik saja, jadi hentikan.” Ucap Tuan Ji menyakinkan. Petugas kesal karena takut pasienya nanti akan mati.
“Ini tanggung jawabku!” tegas Tuan Ji dan mereka pun bergegas agar segera menuju ke rumah sakit.
Tiba-tiba sebuah ambulance mencoba menghentikan ambulance, sopir ambulance pun  kesal karena sedang bawa pasien. Saat itu akhirnya ambulance yang dibawa oleh Nyonya Oh bisa mengehentikan ambulance dan segera membaca Shin untuk pindah ke ambulance yang dibawanya.
“Hei... Apa Kau sudah gila? Kau ini menculik pasien.” Teriak petugas marah
“Aku akan bertanggung jawab penuh... Aku minta maaf.” Ucap Tuan Ji lalu bergegas masuk membawa ambulance. 

Tuan Ji mengemudikan ambulance bertanya apakah Nyonya Ji bisa memperbaikinya. Nyonya Oh menjawab akan mengusahakan dan meminta agar bisa menepi dulu.
Berita akhirnya sudah ada di TV [Kebakaran di Acara Resepsi PK, Nam Shin Menyelamatkan Nyawa] Tuan Seo di dalam mobil tak percaya kalau Shin  berlari ke dalam gedung yang kebakaran.  Sek Park memberitahu kalau Artikel sudah menjuluki Shin sebagai pahlawan.

“Seolah-olah karena dia, maka tidak ada orang yang meninggal.” Jelas Sek Park. Tuan Seo tak percaya mendengarnya.
“Kau bilang, Si bocah egois, berhati dingin, menyelamatkan seseorang? Lalu Ye Na aman, 'kan?” kata Tuan Seo. Sek Park membenarkan.
“Dia ada di UGD bersama korban lain.” Kata Sek Park lalu mendengar ponselnya berbunyi. 


Tuan Seo bertanya siapa yang menelp. Sek Park memberitahu kalau itu telp dari Ceko. Tuan Seo mengeluh kalau anak buahnya itu bahkan tidak bisa kerja yang becus dan menyuruh agar segera mengangkatnya.
“Dia ditabrak truk. Jadi mana mungkin dia bisa ke Seoul dalam keadaan sehat?” ucap Sang Guk. Sek Park kesal karena malah menanyakan hal itu padanya dan meminta agar mengatakan yang didapatkan.
“Berkas perkara dan rekam medis menghilang. Aku tahu dari paramedis.” Kata Sang Guk mengamati rumah Nyonya Oh dari kejauhan.
“Kalau ada yang kutemukan, akan kuhubungi kau.” Perintah Sek Park.
David melihat Hujan turun dan sengaja membuka jendela karena tahu kalau Shin merasa sesak berada diruangan jadi sekarang bisa menghirup udara segar. Saat itu Sang Guk seperti bisa melihat ada sosok orang didalam ruangan. 

So Bong menelp Reporter Jo menceritakan kalau Shin seperti orang yang sangat berbeda karena Begitu mereka keluar, Shin langsung bertanya "Ini dimana? Kenapa aku menggendongmu?" Reporter Jo tak percaya mendengarnya.
“Aku tahu... Aku bersyukur dia menyelamatkan nyawaku..., tapi menurutku ini aneh saja... Kau 'kan juga lihat Direktur Nam menggendongku keluar.” Kata So Bong, Tiba-tiba Ye Na masuk dan langsung merampas ponsel dari tangan So Bong
“Kau lagi? Kembalikan ponselku.” Keluh So Bong kesal melihat Ye Na kembali
“Intinya dia menyelamatkanmu, bukan menggendongmu. Kenapa kau terus menekankan dia menggendongmu?” ucap Ye Na marah
“Yang bisa kupikirkan dia menggendongku..., tapi bukan itu maksudku.” Kata So Bong
“Kenapa? Apa kau akan terus bicara omong kosong kalau dia berbeda atau aneh?” ucap Ye Na.
Saat itu Tuan Seo datang melihat ayahnya yang datang, Tuan Seo memeluk anaknya karena sangat khawatir pada anaknya. Ye Na pun meminta maaf pada ayahnya karena membuatnya khawatir lalu bertanya apakah melihat Shin.
“Dia kelihatannya terluka parah..., tapi dia belum sampai disini” ucap Ye Na khawatir. Tuan Seo terlihat binggung.
“Putri Ayah pasti khawatir.” Ucap Tuan Seo lalu meminta Sek Park agar mencari tahu. Ye Na pun merangkul ayahnya agar bisa ikut karena Terlalu sesak dirumah sakit. 


So Bong yang sedari tadi melihat sikap Tuan Seo merasa sebagai Ayah sangat baik dan lembut, bahkan baik sekali. Tuan Kang masuk melihat anaknya dan langsung menanyakan keadaan anaknya. So Bong mengikuti gaya Ye Na merengek pada ayahnya, tapi Tuan Kang malah memukul anaknya.
“Aigoo! Lihatlah kau ini! Apa kau itu jadi tukang kurir briket batu bara atau apa?” teriak Tuan Kang marah. So Bong heran melihat ayahnya berbeda dengan Tuan Seo.
“Kenapa tidak sekalian mati saja?” teriak Tuan Kang. So Bong makin kesal karena ayahnya malah memukul. 

Tuan Seo bertemu dengan sopir ambulance menceritakan kalau seseorang menghalangi ambulans dan membawanya pergi. Sopir dengan wajah kebingungan mengaku baru kali ini merasakan kejadian seperti ini, karena Tuan Ji tidak mau membiarkan menyentuh pasien.
“Lalu dia menculik pasien tepat di depan rumah sakit.” Kata Petugas. Tuan Seo ingin tahu apakah mereka mengatakan akan dibawa kemana.
“Tidak. Wali-nya bilang dia akan bertanggung jawab selain itu, dia tak ada bilang apa-apa lagi. Aku harus mengurus pasien lain. Permisi.” Ucap petugas lalu beranjak pergi.
“Ye Na... Mobilnya sudah disini, jadi pulanglah dulu.” Ucap Tuan Seo pada anaknya. Ye Na menolak.
“Aku takut kalau ada apa-apa sama Shin Oppa.” Kata Ye Na.
“Kaulah yang paling utama bagi Ayah daripada Shin. Pulanglah. Percayalah pada Ayah, dan tunggulah kabar dari Ayah.” Ucap Tuan Seo lalu menyuruh Sek Park agar mengantar anaknya. 


Nyonya Oh berusaha agar bisa memperbaiki Shin, Tuan Ji melihat ponselnya kalau Direktur Eksekutif Seo lalu memberi kode Nyonya Oh agar tak bersuara ketika mengangkat telp. Tuan Seo ingin tahu keberadaanya dan apakah sedang bersama Direktur Nam.
“Ya. Dia sedang dioperasi karena cedera punggungnya.”ucap Tuan Ji
“Tapi kata orang 119 tadi, ada yang aneh... Jadi Shin kau bawa kemana?” kata Tuan Seo sinis.
“Rumah sakit. Kalau operasi sudah selesai, maka akan kukabari Anda.” Kata Tuan Ji
“Ketua tadi bilang, dia mau pergi. Apa kau tidak peduli jika aku memberitahunya apa yang kau lakukan? Jadi Di rumah sakit mana kau?” kata Tuan Seo sinis
Tuan Ji pun memberitahu kalau mereka ada di Rumah Sakit PK lalu memberitahu Nyonya Oh kalau mereka bergegas karena Direktur Eksekutif Seo akan menuju rumah sakit.

Tuan Seo yakin kalau Pasti ada yang aneh dan harus segera mencari tahunya. Sesampai di rumah sakit, Sek Park menelp ingin tahu Apa ada korban kecelakaan kebakaran hari ini yang dioperasi, lalu terlihat terkejut dan memberitahu Tuan Seo.
“Katanya, tak ada jadwal operasi satu pun hari ini.” Ucap Sek Park. Tuan Seo mengaku Sudah menduganya.
“Ji Young Hoon. Apa yang kau lakukan tanpa sepengetahuanku? Hubungi Ketua sekarang.” Perintah Tuan Seo
Saat itu Tuan Ji keluar dari ruangan menyapa dengan sopan,  memberitahu kalau Direktur Nam masih dioperasi dan meminta agar menunggu. Tapi Tuan Seo tak bisa menahan diri ingin menerobos masuk, Tuan Ji larang masuk.
“Kau saja habis keluar dari sana. Jadi kenapa aku tidak boleh masuk?” ucap Tuan Seo sinis
“Dia adalah Direktur Nam Shin. Apa pantas Anda sembarangan begini?” kata Tuan Ji
Tuan Seo tak peduli menyuruh Sek Park agar menarik Tuan Ji, Sek Park langsung menahanya. Tuan Ji berteriak agar melepaskan tanganya dengan wajah kesal. 


Tuan Seo mencoba masuk ke dalam ruangan Area terlarang, lalu dengan sengaja menarik bagian belakang Shin dan melihat ada dua perban. Dokter Cha Hyun Joon berteriak marah melihat Tuan Seo karena masuk ked alam ruang operasi.
“Memangnya ruang operasi tempat bermain Anda! Keluar sekarang!” teriak Dokter Cha. Tuan Seo terkejut ternyata Shin baru saja selesai operasi, Nyonya Oh mengunakan masker pun tak terlihat.  Tuan Ji pun akhirnya masuk melihat semuanya dengan sedikit lega. 

Di luar ruangan
Tuan Seo meminta maaf mengaku pasti tidak fokus Tapi menurutnya Tuan Ji juga salah karena menculiknya dan ganti rumah sakit jadi mengira ada yang serius terjadi padanya.
“Tapi tidak seharusnya Anda sembarangan masuk ruang operasi dan membuat keributan.” Kata Tuan Ji menahan kesal
“Makanya, aku tadi memang agak berlebihan. Kuakui itu.. “ ungkap Tuan Seo
“Mulai sekarang Anda tak boleh ikut campur urusan Direktur Nam dan aku. Jika tidak..., maka aku akan melaporkan insiden hari ini pada Ketua.” Kata Tuan Ji sinis lalu pamit pergi. 

Nyonya Oh melihat wajah Robot Shin yang masih terbaring, Tuan Ji pun masuk ke ruangan. Dokter Cha ingin tahu maksud semua ini dan ingin tahu siapa, kenapa Shin. Tuan Ji pikir akan menjelaskan nanti.
“Tolong buat laporan operasi ini dan memprosesnya.” Ucap Tuan Ji memohon
“Aku tidak berniat membuatnya mengalami hal ini. Aku seharusnya tidak memaksa dia pergi ke Seoul.” Ucap Nyonya Oh kasihan melihat robot Shin.
“Kenapa Anda tidak memberitahuku soal Mode Bencana? Kalau dia tak bertingkah seperti manusia normal, aku harus bagaimana?” kata Tuan Ji kesal
“Aku padahal sudah menghapus Mode Bencana sebelum membuat dia pergi ke Seoul. Aku perlu mencari tahu kenapa mode itu tidak terhapus. Aku belum sepenuhnya mengerti apa yang terjadi.” Jelas Nyonya Oh
“Sekarang ini, aku akan memindahkannya ke ruang pemulihan. Hati-hati jangan sampai ketahuan saat Anda keluar.” Tegas Tuan Ji. Nyonya Oh pun meminta agar menjaga anaknya baik-baik. 


Tuan Ji menatap Shin yang terbaring akhirnya membuka matanya. Shin mengaku sungguh hari yang melelahkan. Tuan Ji ingin tahu apakah Shin ingat apa yang terjadi. Shin mengaku cuma ingat sampai ada kebakaran dan mengingat kalau 2 jam, 38 menit, 52 detik.
“Telusuri ingatan yang hilang.” Ucap Shin lalu melihat berita yang beredar dari alat pencarinya.
[Kebakaran terjadi di lokasi resepsi PK Group, Pahlawan yang berlari ke dalam kebakaran dan menyelamatkan orang telah menarik perhatian publik. Rasa kemanusiaannya masih ada meskipun dia menghirup gas beracun, dan kini dia dielu-elukan sebagai pahlawan.]
“Mode Bencana... Jadi itulah yang kulakukan... Aku juga baru kali ini mengalaminya. Aku berbeda dari si manusia Shin, kan? Maaf. Aku hampir membuat kita ketahuan.” Ucap Shin.
“Tak apa... Lagipula kau sudah menyelamatkan nyawa orang... Kau itu hanya bertindak sesuai programmu. Berkat kau, Shin menjadi pahlawan jadi jangan menyesal.” Ungkap Tuan Ji
“Tapi aku pahlawannya.” Kata Shin. Tuan Ji tersenyum mengakui karena hanya Shin yang dikenalnya sekarang memanggil “Tuan Pahlawan.”


Tuan Seo menonton berita di layar besar sambil melamun “Kebakaran terjadi di klub PK yang mengadakan pesta sekitar pukul 9 malam ini. Sekitar 100 orang berada di dalam gedung. Polisi mencurigai adanya kobaran api dari kembang api merupakan sumber kebakaran. Kepolisian kini tengah menyelidiki penyebab pastinya.”
Flash Back
Tuan Seo masuk ke rumah sakit, mencari seorang pasien UGD saat itu mendengar suara So Bong berbicara di telp. So Bong menceritakan Shin seperti orang yang sangat berbeda dan Begitu keluar Shin bertanya, "Ini dimana? Kenapa aku menggendongmu?"
“Kebakaran menyebar ke seluruh gedung..., tapi berkat tindakan heroik satu orang..., tidak ada korban yang meninggal.”
Tuan Seo tak percaya kalau Shin melakukan itu bahkan Takkan pernah.

Reporter Jo memperlihatkan foto miliknya, So Bong merasa tak percaya kalau yang menolongnya memang Nam Shin. Reporter Jo pikir tak ada yang salah tapi hanya  terburu-buru, jadi fotonya tidak fokus.
“Dia langsung berubah dengan cepat dan dia berlari ke gedung yang kebakaran tanpa ragu.” Kata Reporter Jo
“Lalu dia bahkan tidak ingat apa yang dia lakukan.” Ucap So Bong
“Firasatku aneh... Pasti ada yang aneh.” Pikir Reporter Jo. So Bong pikir  Amnesia atau Demensia stadium awal.
Reporter So merasa penasaran. Saat itu Tuan Seo datang mengaku kalau penasaran juga. So Bong dan Reporter Jo melonggo binggung siapa yang datang. Sek Park memperkenalakan Seo Jon Gil sebagai Direktur Eksekutif PK Group
“Dia juga ayah dari tunangannya Direktur Nam Shin.” Kata Tuan Seo
“Putriku mengatakan ada yang aneh..., jadi aku juga ingin menanyakan tentang hal itu. Tolong katakan padaku apa yang terjadi dengan Shin?” ucap Tuan Seo.

Sang Guk melihat David yang keluar dari rumah, akhirnya diam-diam mencoba masuk ke dalam rumah dengan melihat seluruh kamar. Tapi saat akan melihat kamar Shin, terdengar suara orang masuk. Ternyata David kembali mencari sesuatu.
Saat itu Sang Guk bersiaga memegang pistolnya, David mencari kunci di kamar dan keluar tersadar melihat pintu depan terbuka dan melihat sosok Sang Guk dengan tato dileher, teringat ucapan Shin “Aku lihat ada manusia lain yang membuntuti si manusia Nam Shin.” Dan yakin kalau itu pasti orangnya. 



Nyonya Oh yang mengetahui ingin tahu Siapa orang itu. David pikir tak penting Shin mengetahuinya, tapi Intinya orang itu sudah menemukan  mereka jadi pasti akan datang lagi, lalu akan melihat putranya.
“Ayo kita bertemu dan bicara secara langsung.” Kata David. Nyonya Oh binggung apa maksudnya Bertemu
“Aku akan membawa putramu ke Korea.” Ucap David, Nyonya Oh kaget mendengarnya. 

Di rumah sakit
Reporter Jo berusaha masuk untuk mengambil lebih dekat, Pengawala menahanya karena hanya diperbolehkan memotret dari jarak jauh. Reporter Jo mencari cara akan ke Kamar mandi. Pengawal menunjuk toilet yang ada dibelakangnya.
“Tolong beri tahu kami apa yang terjadi.” Tanya wartawan pada tiga wanita diselamatkan oleh Shin.
“Si Oppa itu melepas sepatuku dan berkata..., "Kau tidak akan mati hanya karena luka di kakimu.Kau sendirilah yang harus selamatkan nyawamu." Dia memang pewaris perusahaan, 'kan?” ucap wanita dengan bangga.
Semua memuji Shin dari wajah dan tindakan yang terlalu sempurna, seperti pahlawan, layaknya Iron man, Batman, Kingsman!

Shin melihat hasil wawancara terlihat bangga karena memujinya seorang pahlawan dan terlalu sempurna. Tuan Ji tak banyak bicara, membantu memasangkan jas. Saat itu Tuan Nam masuk kamar langsung menampar wajah Tuan Ji, Shin ingin membela tapi Tuan Ji memberi kode agar tetap diam.
“Lain kali, kau harusnya yang terluka! Keselamatan Shin lebih diutamakan dan pekerjaannya juga! Jika kau lupa lagi soal itu..., maka tak hanya tamparan yang akan kau terima.” Ucap Tuan Nam dengan nada tinggi. Tuan Ji menganguk mengerti.
“Para wartawan sedang menunggu... Ayo, Direktur Nam.” Ucap Tuan Seo dengan wajah liciknya.
“Kenapa Anda menelepon wartawan padahal dia baru selesai dirawat?” komentar Tuan Ji kesal
“Ini menguntungkan untuk reputasi Shin. Kita harus memanfaatkan citra pahlawannya di media sosial sebaik mungkin.” Jelas Ye Na. Tuan Ji pun tak bisa melawan lagi.

Shin melihat Tuan Ji merasa khawatir kalau pasti sakit tamparan dari kakeknya.  Tuan Ji mengaku sudah sering mengalaminya. Jadi jangan khawatir.  Shin pikir kalau nanti agar dia saja yang ditampar  karena tidak bisa merasakan sakit.
“Tapi itu tidak ada gunanya buatku... Karena aku asisten, bukan Shin.” Kata Tuan Ji lalu mengajak Shin pergi. 

Shin berjalan keluar dari rumah sakit, seluruh wartawan langsung mendekatinya ingin mendengar jawaban dari pertanyan “Apa Anda tidak merasa takut? Bagaimana rasanya dipuji sebagai pahlawan? Apa Anda melakukannya untuk citra perusahaan Anda?”
Tapi Shin malah melihat tiga wanita yang ditolongnya lalu bertanya keadaan mereka. Ketiganya terlihat senang langsung mendekat, merasa kalau akan mati kalau tak ditolong oleh Shin bahkan meminta agar bisa selfie. Shin pun memperbolehkan dengan ramah.
Saat itu terdengar teriakan “Direktur Nam!” So Bong datang dengan pakaian rapi seperti keadaanya sudah mulai membaik.
Bersambung ke episode 6

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar