PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 13 Juni 2018

Sinopsis Are You Human Too Episode 6

PS : All images credit and content copyright : KBS

So Bong mendekat Shin mengaku kalau agak memalukan tapi sungguh ingin berterima kasih. Ia mengucapan Terima kasih sudah menyelamatkan dirinya dan ayahnya. Shin hanya terdiam. So Bong merasa tak bisa memikirkan apa yang terjadi pada yahnya kalau ia mati.
“Aku ingin membalas kebaikan Anda. Aku ingin melayani Anda dari dekat. Terimalah aku sebagai pengawal Anda, Direktur Nam.” Ucap So Bong
“Tak usah cari muka, berdirilah.” Sindir Ye Na melihat sikap So Bong
“Aku tidak perlu digaji.. Tolong terimalah aku.” Kata So Bong langsung berlutut. Tuan Ji meminta agar So Bong tak bersikap seperti itu.
“Bukankah Anda sudah janji mengembalikan pekerjaannya padanya? Anda memanfaatkan Kang So Bong soal perkara taktik kamera tersembunyi. Kemudian kau pura-pura bodoh dan memecatnya.” Teriak Reporter Jo.
Tuan Nam yang mendengarnya ingin tahu apa maksudnya  "Taktik"  Tuan Seo mengelengkan kepala tak mengerti. Reporter Jo terus berteriak kalau seharusnya minta maaf saat dan berjanji akan mempekerjakannya lagi. Wartawan langsung menanyakan maksud “Taktik kamera tersembunyi”
“Jadi maksudnya Kang So Bong itu korban? Mohon komentar Anda, Direktur Nam... Bisa Anda jelaskan ini?” kata Wartawan.  So Bong kembali bicara.
“Aku tidak peduli dengan masa lalu Entah dia mempekerjakanku untuk melakukannya atau tidak..., akulah yang menerima uang itu dan melakukannya. Tapi dia menerimaku apa adanya..., jadi aku kemari dengan hati yang tulus pula. Dimana pun dan kapanpun itu, aku akan melindungi Anda. Kumohon... terimalah aku, Direktur Nam.” Ucap So Bong sambil berlutut mohon.
Shin memeluk So Bong yang menangis sambil berlutut. So Bong pun mengucapkan Terima kasih sudah menerimanya dan berjanji akan mengerahkan seluruh jiwa raganya. Shin mengedipkan mata mengetahui kalau So Bong rupanya berbohong. So Bong menatap Tuan Seo seperti menyembunyikan sesuatu. Tuan Seo pun tersenyum melihatnya.

Flash Back
Tuan Seo kaget karena mengetahui Shin menjebak agar memotret diam-diam, merasa tak percaya kalau Shin memang punya banyak rahasia dan  seperti orang yang berbeda, terlihat dari Tatapan matanya dan So Bong juga khawatir.So Bong mengingat saat Shin mengatakan “Ini dimana? Kenapa aku menggendongmu?”
“Aku butuh lebih banyak informasi konkret tentang Shin. Apa kau bisa membantuku? Aku akan membayar berapapun yang kau inginkan.” Ucap Tuan Seo. Reporter Ji tak percaya kalau mereka akan membayar berapapun. 

Tuan Seo bertemu dengan Tuan Nam merasa kalau  harus mengabulkan permintaan So Bong dan harus membungkam Kang So Bong sebelum artikel tentang taktik kamera tersembunyi tersebar. Tuan Ji pikit mereka tidak bisa mempercayainya sebagai pengawal pribadinya.
“Shin pun hampir tidak memulihkan citranya yang hancur atas serangan di bandara itu. Dia membuat pengawal wanita itu memotret dia..., dan dia pura-pura bodoh sambil menampar perempuan itu” ucap Tuan Seo.
“Tapi kita tidak bisa mengabaikan privasinya hanya karena beberapa rumor.” Bela Tuan Ji. Tuan Seo pikir kalau  ini tidak selamanya.
“Maksudku kita harus memanfaatkan wanita itu untuk memperbaiki reputasinya. Kenapa kau sangat sensitif? Apa ada alasan wanita itu tidak boleh bersamanya?” sinis Tuan Seo
“Maksudku ini terlalu berisiko.” Jelas Tuan Ji. Ye na mengaku kalau tak setuju dengan usul ayahnya karena tidak menyukai So Bong.
“Aku ingin mendengar pendapat manajer senior PR (public relation) bukannya pendapat tunangan Shin. Mana yang bermanfaat bagi Shin dan perusahaan, Manajer Tim Seo?” kata Tuan Nam. 



Di depan ruangan ketua, So Bong penasaran apa yang terjadi lalu  melihat Shin berdiri didekatanya, lalu berkomentar Kelemahan Shin  pasti saat wanita menangis karena waktu presentasi waktu itu dan tadi, karena menangis jadi itu sebabnya memeluknya.
“Bukan karena wanita.” Kata Shin. So Bong binggung karena dirinya itu  wanita.
“Aku memeluk manusia atau hewan yang menangis.” Jelas Shin. So Bong heran dengan ucapan Shin yang menganggap Manusia atau hewan...,
“Pokoknya terima kasih sudah menerimaku.” Kata Shin mencoba mendekati Shin
“Kalau kau terima kasih, kenapa kau berbohong?” sindir Shin. So Bong kaget mendengarnya.
“Kau berbohong kalau  akan mengerahkan jiwa dan ragamu.” Ucap Shin. So Bong mengelak kalau dirinya tidak berbohong.
“Ayahku menyuruh melayanimu dengan segenap hidupku. Aku bersumpah demi nama ayahku. Aku bersungguh-sungguh.” Kata So Bong berusaha menyakinkan.
Shin bisa tahu kalau So Bong Bohong lagi. So Bong menegaskan kalau tak berbohong. Saat itu  Tuan Seo keluar dari ruangan memandang So Bong memberitahu kalau Ketua setuju, So Bong boleh bekerja sebagai pengawal selama satu bulan pertama.
“Jadi Kapan kau bisa mulai kerja?” tanya Tuan Seo. So Bong langsung menjawab Sekarang juga.
“Aku bisa mulai kerja sekarang. Terima kasih, Direktur Eksekutif Seo.” Ucap So Bong dan berteriak dari depan pintu mengucapkan terimakasih juga pada Tuan Nam.



Di dalam mobil
Suasana terasa canggung, Ponsel So Bong terus menerus berbunyi tapi tak diangkat. Tuan Ji menyuruh So Bong agar mengangkatnya. So Bong pun meminta izin dengan memakai hands free, ternyata ayahnya yang menelp.
“Dimana kau? Siapa yang memperbolehkan mu keluar rumah sakit?” teriak Tuan Shin marah di rumah sakit
“Aku lagi bekerja di perusahaan yang Ayah harapkan. Aku akan berusaha sebaik mungkin jadi pastikan jangan lupa makan walau aku tidak di rumah” ucap So Bong berusaha untuk tetap tenang.
“Mana bisa Ayah makan? Pekerjaan apa pula maksudmu itu? Apa lagi rencanamu itu? Kau ini memang harus dipukul, ya! Kembali kesini sekarang!” teriak Tuan Kang.
So Bong berusaha tetap santai dengan berkata kalau sangat menyayangi ayahnya, lalu berbicara pada Tuan Ji kalau ayahnya sangat mengkhawatirkan dirinya. Shin berkomentar tanpa bersuara kalau So Bong berbohong. So Bong berteriak marah kalau dirinya tak berbohong. Tuan Ji bingung mendengarnya.  So Bong hanya bisa meminta maaf dan memilih untuk diam. 


Ketiganya akhirnya sampai didepan rumah, para pelayan sudah menunggu dan menyapa Shin. Ketua Pelayan memberitahu kalau Ketua Nam ada di rumah dan memerintahkan bahwa pengawal harus tinggal di paviliun. Tuan Ji menyuruh So Bong masuk.
“Kamarmu ada di sana... Jangan naik ke atas atau ke rumah utama.” Tegas Tuan Ji menunjuk kamar So Bong. So Bong menganguk mengerti dan berjalan masuk ke kamar.
“Makin kacau saja ini!! Karena Kang So Bong akan selalu mengawasimu, jadi waspadalah. Mari kita caritahu apa yang dia incar sekarang.” Ucap Tuan Ji. Shin hanya bisa tersenyum. 

So Bong mengangkat telp mengaku sangat kaget karena berpikir ayahnya yang menelp, padahal sudah berpesan pada Reporter Jo tidak akan menelepon mendadak. Reporter Jo pikir seharusnya tak boleh datang ke rumah Shin.
“Aku merasa mengirim camilan ke sarang serigala. Jika kau ketahuan, mampuslah kita. Jadi Keluar saja kau sekarang darisana. Kita harus tetap hidup untuk menghabiskan uang.” Ucap Reporter Jo khawatir.
“Apa Kau sudah gila? Aku sudah mati-matian sampai sejauh ini. Aku mana bisa pergi darisini. Aku akan menangkap serigala, jadi sudah... Oke” kata So Bong. Reporter Jo khawatir karena pasti sangat berbahaya. So Bong pun mengeluarkan camera di tasnya. 


Tuan Ji melihat Shin yang berjalan di depan rak sama seperti Shin yang selalu ditemaninya, lalu berkomentar kalau Robot Shin memang sama. Shin melihat Tuan Ji datang ke kamarnya. Tuan Ji berkomentar  Robot Shin sepertinya menyukai action figure sama seperti Shin.
“Sepertinya si manusia Nam Shin juga suka robot.  Kalau dia siuman, apa dia juga akan menyukaiku?” ucap Shin. Tuan Ji tak bisa menjawab.
“Ini ponselnya Shin. gunakan kalau memang diperlukan.” Kata Tuan Ji memberikan ponsel.
“Rumah ini rupanya terhubung melalui IoT...  [IoT: Internet of Things. Perangkat penghubung jaringan]” komentar Shin melihat sekeliling.
Tuan Ji menerima telp dari ketua memberitahu kalau Shin memanggilnya, dengan berpesan kalau Lakukan seperti yang diajarkan. Robot Shin pun sudah siap bertemu dengan kakeknya. Saat itu juga diam-diam So Bong masuk ke dalam kamar Shin. 


Shin bertemu dengan kakeknya di luar rumah. Tuan Nam kesal karena cara membalas semuanya  karena sudah membesarkan selama ini. Ia tak habis pikir dengan Shin  pergi tanpa bilang apa-apa dan berpikir kalau ia hanya akan duduk diam saja dan akan menerimanya. Shin hanya diam saja. Tuan Nam menarik tangan Shin.
“Mana bekas lukamu?” teriak Tuan Nam, Robot Shin mengaku tidak punya bekas luka dan memberitahu pada Tuan Ji.
“Kau rupanya bukan dia... Kau siapa?” teriak Tuan Nam. Ho Yeon datang datang binggung melihat ayahnya kembali lupa.
“Kenapa Ayah mencari bekas luka Jung Woo pada dia? Jung Woo Oppa sudah meninggal. Dia bukan Jung Woo. Dia Shin!” ucap Ho Yeon. Tuan Nam terus berteriak memanggil Jung Woo. Tuan Ji menyuruh agar membawa Tuan Nam masuk saja.
“Sadarlah, Ayah... Jika yang lain tahu, tamatlah sudah... Hei.. Ini salahmu kalau Ayah seperti ini... Mengerti?” teriak Ho Yeon membawa ayahnya sambil memarahi Shin.  Tuan Ji menyuruh Shin agar menunggu di kamar. 


So Bong masuk ke dalam kamar Shin langsung memasang kamera pengintai yang dipasang dalam robot.  Shin masuk kamar menyapa vacum cleaner sebagai temanya lalu dengan wajah bahagia sengaja menyalakan lampu dengan peretas pada tubuhnya. So Bong berusaha menyembunyikan sema dalam tas ketika ingin kabur dari balkon melihat Tuan Ji sedang berjalan.
Shin masuk ke dalam ruangan dengan vacum cleaner dengan So Bong bersembunyi di bawah meja. Saat itu So Bong melihat lampu ruangan berkedap kedip seperti ada yang memainkan Stop kontak setelah itu mengajak temanya pergi.
“Kau bersenang-senang tadi, teman? Teman-teman lain di ruangan itu juga lancar bekerja, 'kan? Kau bagaimana? Apa Kau menyukai manusia?” ucap Shin menyapa Vacum cleaner yang hanya diam saja.
“Maaf sudah menanyakan pertanyaan yang sulit. Aku juga menyukaimu.” Kata Shin membiarkan Vacum cleaner pergi. 

So Bong keluar dari kamar merasa aneh dengan rumah Shin seperti angker karena lampunya menyala sendiri. Saat itu mendengar suara Tuan Ji yang berbicara di telp.
“Besok? Baiklah... Aku akan menemui Anda di Rumah Sakit PK jam 11 besok. Jangan khawatir... Pikirkan saja Anda ingin mengunjungi Shin... Shin harus cepat pulih... Dia pasti akan segera siuman... Akan kupastikan itu.” Ucap Tuan Ji.
So Bong pun berhasil menguping akhirnya kembali ke kamar melihat rekaman pada tabnya, karena gagal memergoki Shin hari ini maka nanti akan menemukanya.
Shin hanya duduk di ruang tengah sambil menatap ponsel,sementar So Bong tertidur pulas dan terbangun melihat pesan dari ayahnya “Dimana kau? Pulanglah sekarang!” dan membiarkanya. Ia menatap tabnya berpikir kalau So Bong tak tidur semalaman karena hanya duduk disofa.
“Apa yang dia lihat? Jangan bilang dia lagi nonton film porno.” Komentar So Bong sambil tersenyum. Shin melihat ponselnya, yaitu foto kebersamaan dengan ibunya saat masih kecil. 



Tuan Ji sarapan di ruang makan, So Bong masuk dengan wajah santai. Tuan Ji langsung ingin tahu alasan So Bong datang ke rumah Shin menurutnya Kelihatannya agak berlebihan bisa menjadi pengawal karena rasa terima kasih.
“Wah... Ini kelihatannya enak. Kenapa rotinya tidak dihabiskan?” komentar So Bong seperti tak ingin mengubris Tuan Ji dan ingin tahu membeli rotinya dimana.
“Menghindari sebuah pertanyaan yang ada malah akan menimbulkan kecurigaan.” Sindir Tuan Ji
“Lagipula kau sudah mencurigaiku. Bohong namanya kalau aku tidak butuh uang. Gaji pengawal memang tidak banyak..., tapi tinggal disini cukup memuaskan juga. Tapi aku sungguh berterimakasih..., jadi akan melayani Direktur Nam dengan segenap hidupku. Tolong berikan gaji dan tunjangan.”kata So Bong
“Kau rupanya sangat tak tahu malu dari dugaanku.” Sindir Tuan Ji dan akan beranjak pergi.
So Bong heran melihat Tuan Ji pergi padahal  akhir pekan dan berpikir harus bersiap-siap juga. Tuan Ji mengatakan kalau Ini janji pribadi dan memberitah kalau Direktur Nam akan beristirahat. Tapi saat itu Shin masuk dan mengambil buah apel.
“Sepertinya dia sudah selesai beristirahat.” Komentar So Bong.
“Aku mau keluar sebentar... Awasi dia untuk berjaga-jaga.” Tegas  Tuan Ji
“Apa Kau mau menemui Ibu?” tanya Shin. Tuan Ji mengaku Ini masalah perusahaan.
“Aku akan membuatmu menemui ibumu nanti.” ucap Tuan Ji. Shin menganguk mengerti. 


Sementara di kamar So Bong mengingat ucapan Tuan Ji “Aku akan menemui Anda di Rumah Sakit PK jam 11 besok. Jangan khawatir. Pikirkan saja Anda mengunjungi Shin.” Lalu segera menelp Tuan Seo untuk melaporkan yang didapatkanya.
“Ada yang aneh... Kurasa ada orang yang ingin menemui Direktur Nam..., tapi malah Manajer Ji pergi sendirian.” Kata So Bong
“Apa kau tak tahu siapa yang ingin dia temui?” tanya Tuan Seo.
“Ya. Dia bilang jangan khawatir dan pikirkan saja untuk menemui Shin. Itu yang dia katakan.” Kata So Bong
“Aku tahu ini mungkin sulit..., tapi bisakah kau mengikutinya?” kata Tuan Seo. 


David turun dari helikopter berbicara dengan petugas menutupi wajah Shin menyakinkan kalau kondisi parah dengan wajahnya. Petugas pikir akan membantu. David menolak, meminta mereka agar berhati-hati saja  mengemudinya karena Shin yang selalu takut berada di mobil. Pengemudi berjanji akan pelan-pelan mengemudinya.

 [Rumah Sakit PK]
So Bong akhirnya sampai di rumah sakit, tanpa sadar berpapasan dengan Nyonya Oh yang berjalan masuk. Sementara di dalam ruangan,  Dokter Cha ingin tahu alasan Tuan Ji tiba-tiba membutuhkan VIP suite dan ingin tahu Siapa orang yang bernama Cho Min Jae.
“Direktur Nam Shin.” Kata Tuan Ji. Dokter Cha kaget mendengarnya.
“Kenapa Nam Shin di disini sebagai Cho Min Jae? Dia 'kan sudah siuman... Apa kau ingin aku membuat rekam medis palsu? Dasar gila. Hei, aku ini dokter. Aku tahu kau melayaninya, tapi aku tidak bisa.” Kata Dokter Cha marah
“Hyun Joon... Jangan bertanya apapun, dan tolong turuti permintaanku.. Sekali ini saja.” Ucap Tuan Ji memohon.
“Biar Kuperjelas lagi... Aku tidak bisa melakukannya. Tidak, takkan. Ini pasti ada hubungannya dengan malam itu, 'kan? Aku seharusnya sudah menduganya ketika kau memohon padaku... untuk berpura-pura kalu aku sudah menjalankan operasi. Apa itu karena wanita yang datang bersamamu? Siapa sebenarnya wanita itu?” ucap Dokter Cha dengan nada tinggi. 


Nyonya Oh masuk ruangan mengakui sebagai ibunya Shin waktu malah dan hari ini juga, menegaskan keduanya adalah putranya. Tuan Ji binggung melihat Nyonya Oh datang kerumah sakit bukan menemui Shin. Nyonya Oh menduga kalau  Tuan Ji akan kesulitan membujuk Dokter Cha, dan ternyata dugaanya benar.
“Kenapa menurut Anda kau pasti bisa membujukku?” sindir Dokter Cha.
“Kau tampaknya salah paham. Aku tidak membujuk orang. Karena setelah kau menuliskan  laporan operasi yang tidak kau lakukan..., maka kau sudah tak punya pilihan lagi. Kau boleh menuduhku atas pemerasan. Apapun itu, tak masalah. Aku rela berbuat lebih parah demi putraku.” Tegas Nyonya Oh. 

So Bong berjalan masuk ke rumah sakit dan langsung bersembunyi melihat Nyonya Oh dan Tuan Ji duduk di ruang tunggu. Nyonya Oh yakin kalau Dokter Cha pasti kaget dan pasti butuh waktu berpikir, karena menyuruh menunggu jadi lebih baik menunggu dan melihat david yang menelp. Diam-diam So Bong mengambil foto Nyonya Oh dan juga Tuan Ji.
“Hai, darling... Aku tahu kau merindukanku, tapi bersabarlah. Kami hampir sampai. Berkat supir, putra kita akan aman.” Ucap David. Nyonya Oh pun meminta agar berhati-hati saat itu Dokter Cha keluar dari ruangan.
“Aku akan langsung membawa pasien ke ruang VIP kalau dia sudah datang. Jadi Antar dia ke sana dulu.” Ucap Dokter Cha. Tuan Ji pun mengucapkan terimakasih.
“Aku melakukan ini karena kasihan dengan dia ini. Aku sudah siap surat izinku dicabut kalau menandatangani grafik jadi jangan mengancamku lagi seperti ini.” Kata Dokter Cha lalu pergi lebih dulu.
“Kau pasti orang yang baik... Kau punya teman yang baik seperti itu.” Komentar Nyonya Oh pada Tuan Ji. 


Ambulance datang, Dokter Cha siap menurunkan Shin. Di lantai atas So Bong melihat hasil fotonya berpikir kalau sudah siap menghasilkan uang dan mengirimkan pada Tuan So.
Saat itu wajah Shin keluar dari Ambulance terlihat dengan jelas, So Bong melonggo kaget melihat Shin terbaring sebelum ditutup kembali oleh David. Saat itu Ia terkejut melihat Shin yang ada didepanya, padahal sebelumnya terbaring dan turunkan dari Ambulance. Shin menatapnya dengan tatapan sinis.
Bersambung ke episode 7

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar