PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 07 September 2017

Sinopsis School 2017 Episode 16 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Tae Woon mengemudikan motornya kembali, lalu menuju atap dengan brbicara pada Joong Gi, bertanya Apa yang harus dilakukannya, karena benar-benar tidak tahu.
“Aku mulai menjadi X karena rasa bersalahku padamu.” Ungkap Tae Woon.
Saat itu ibu Joong Gi ingin supaya abu anaknya melihat kelasnya, Tae Woon pun berlutut sambil menangis pada ayahnya agar Mohon izinkan Joong Gi ke sekolah sebelum pemakamannya, agar temanya bisa melihat sekolah untuk terakhir kalinya. sudah berhutang pada Joong Gi..
Akhirnya X pun mulai mengacaukan semua yang dilakukan sekolah dengan yang menekan semua murid. Ia membuat kegaduhan dalam rangka melawan semua ketetapan sekolah yang membuat kesenjangan, bahkan membuat video pelanggaran Kepala sekolah.
“Aku ingin menghukum dan menghentikan kebobrokan sekolah. Tapi sekarang, aku ingin kembali ke sekolah bobrok itu. Apa yang harus kulakukan?” ungkap Tae Woon mengingat saat ia membuka jaketnya mengakui kalau dirinya ada X. 


Petugas Han bertemu dengan Ketua Hyun dirumahnya. Tuan Hyun bertanya apa yang ingin dilakukan petugas Han. Petugas Han mengatakan ingin memberikan kesempatan jadi meminta agar Mengakul sebelum aku melaporkan dan serahkan semua barang bukti, karena akan meringankan hukumannya
“Kau bilang Bukti? Bukti apa? Aku tidak melakukan apapun. Aku tidak tahu kenapa kau ke sini tanpa bukti apa-apa.” Ejek Tuan Hyun, Saat itu Tae Woon baru pulang sengaja bersembunyi sambil mendengarkan.
“Kau benar. Aku memang belum punya bukti yang konkrit sekarang. Mungkin ini sedikit keterlaluan, tapi tidakkah kau ingin membereskan masalah ini demi Tae Woon dan Geumdo?” kata Petugas Han.
“Kau memang keterlaluan. Aku mengizinkanmu masuk ke sekolah karena semangat kerjamu tapi kau sama sekali tak beretika. Kau sebaiknya bersiap untuk pemindahtugasan.” Kata Ketua Hyun marah. 

Tae Woon duduk diam di dalam kamarnya, mengingat saat ayahnya memberikan berkas kalau Akan ada kompetisi Matematika sebentar lagi dan memberikan lembar jawabannya jadi tinggal Hafalkan saja. Ayahnya juga berkata tinggal mencari alasan lain dan mengeluarkan Eun Ho dari sekolah, lalu memilih untuk keluar rumah dan bertemu Eun Ho ditaman bermain.

“Aku ditanya kenapa aku menjadi X, dan kenapa aku sangat benci sekolah, dan semua itu karena ayahku. Aku harus membereskan masalah dengan ayahku, tapi aku tidak punya keberanian berkonfrontasi dengannya. Jadi aku bersembunyi di balik topeng X dan meluapkan semua kemarahanku.” Cerita Tae Woon.
“Kuharap kau bisa menyelesaikan masalah dengan ayahmu sebagai Tae Woon, bukan X.” Kata Eun Ho menasehati.
“Kau harus tetap menyemangatiku, yah” kata Tae Woon. Eun Ho piki itu sudah pasti. 

Tuan Hyun sedang ada di mobil dan melihat dalam ponselnya video saat ditemukan makanan kadaluarsa di dapur sekolah dan berteriak marah saat masuk rumah memanggil Tae Woon dan bertanya apa video itu. Tae Woon dengan santai berkomentar kalau ayahnya sudah melihatnya.
“Ayah harus bertanggungjawab kali ini Aku sudah pernah bebas dari masalah yang lebih parah dari ini.” Ucap Tae Woon
“Apa Kau kira ini akan menjatuhkanku?” kata Tuan Hyun menantang.
“Kenapa? Apa Ayah akan mengubur semua ini lagi? Apa Ayah akan menyalahkan orang lain dan lari dari semua ini?” kata Tae Woon lalu keluar dari kamarnya. Tuan Hyun hanya bisa berteriak memanggilnya. 

Tuan Hyun berjalan di kantor polisi, mengucapkan Terima kasih. Semua ini pasti menyulitkan untuk mereka dan mengajak  makan malam bersama. Saat itu Tae Woon datang, melihat ayahnya seperti tak mengubris dan memilih untuk masuk bertemu dengan petugas Han. Petugas Han seperti tak percaya Tae Woon menemuinya dengan memberikan USB.
“Ini adalah bukti tentang ayahku. Seharusnya akan cukup membantu investigasimu.” Ucap Tae Woon.
“Apa kau akan baik-baik saja?” tanya Petugas Han. Tae Woon dengan tertunduk mengaku baik-baik saja, tapi lama kelaman terlihat sedih mengaku tak baik-baik saja.
“Sejujurnya aku juga tidak ingin memberikannya padamu.” Ungkap Tae Woon.
“Kalau begitu ambillah lagi dan Anggap aku tidak dengar apa-apa.” Kata Petugas Han seperti masih memiliki hati.
“Tapi kalau tidak kuberikan, ayahku tidak akan berubah. Dia tidak akan berubah sama sekali. Dan itu jauh lebih menakutkan bagiku. Karena itu aku bisa saja kehilangan ayahku selamanya dan Aku lebih takut itu.” Kata Tae Woon sambil menangis. Petugas Han seperti tak tega melihatnya.
“Jadi kumohon, gunakan ini untuk menghukum ayahku Aku sangat menyukai ayahku. Dia adalah satu-satunya keluarga yang kupunya di dunia ini. Jadi.. mohon gunakan ini untuk membantu agar aku tidak kehilangan ayahku.” Ungkap Tae Woon harus melakukan demi ayahnya. 

Kepsek Yang terlihat gelisah merasa punya firasat buruk soal ini. Guru Park berpikir Bagaimana kalau polisi benar-benar menginvestigasi mereka. Kepsek Yang meminta agar Guru Park berhati-hati dengan ucapanya. Guru Park pikir mereka tidak membunuh orang.
“Yahh... Kau benar dan  sangat bijak. Kita sudah melakukan yang terbaik untuk sekolah.” Ucap Guru Park menyakinkan, tapi saat itu Petugas Han datang. Keduanya terlihat binggung.
“Aku yakin kalian tahu... Kalian harus diperiksa terkait kasus korupsi di Geumdo. Aku tidak yakin kalian akan jadi saksi atau tersangka.” Ucap Petugas Han
“Bagaimana bisa kau mengatakan hal itu di dalam sekolah yang suci ini?” kata Kepsek Yang mengomel.
“Tentu saja karena aku menganggap sekolah ini tempat yang suci. Jadi apa Mau ikut dengan kami sekarang Atau mau diborgol nanti? Sekali kami menyerahkan surat Penahanan maka kalian tidak akan bisa bebas.” Ucap Petugas Han
“Aku tidak melakukannya sendirian.” Kata Kepsek Yang melirik pada Guru Park. Guru Park mengeluh Kepsek Yang malah melihatnya.
“Aku hanya melakukan apa yang diperintahkan. Aku tidak tahu apa-apa.” Kata Guru Park. Petugas Han tak peduli menyuruh keduanya untuk ikut saja. 


Tuan Hyun terlihat gugup karena pasti akan menerima panggilan, lalu ponselnya berbunyi dan bertanya apa yang terjadi. Ia pun bertemu dengan Petugas Han, di ruang interogasi. Petugas Han mengatakan kalau Kekurangan barang bukti.Tuan Hyun kaget mendengarnya.
“Ya. Aku sudah memeriksa semuanya, tapi tidak ada bukti konkrit adanya sesuatu yang ilegal. Jadi aku tidak punya pilihan lain.” Ucap Petugas Han. Tuan Hyun mengucap syukur dan akan segera pamit pergi.
“Dia bilang dia takut....kehilangan ayahnya. Dia bilang ayahnya tidak akan berubah kalau dia tidak melakukan ini.” Ungkap Petugas Han tentang Tae Woon. Tuan Hyun terdiam mendengarnya.
“Aku harap Bapak memikirkan tentang perasaan Tae Woon, saat dia membawakan bukti ini padaku. Dia sangat menyukaimu. Dia mungkin bersikap sok hebat, tapi dia hanya anak 18 tahun. Dia hanya anak yang sangat membutuhkan ayahnya.” Kata Petugas Han. Ayah Tae Woon tak percaya kalau anaknya mengatakan itu pada Petugas Han. 

Tae Woon akan masuk kamar dikagetkan dengan ayahnya yang sudah ada di meja belajarnya, lalu memilih untuk pergi. Tuan Hyun bertanya  Apa saja yang membuat anaknya tak puas, karean merasa sudah melakukan yang terbaik.
Tae Woon tahu tapi ia harap Ayahnya akan mengatakan, "Berbohong itu perbuatan buruk, Jangan menjelek-jelekkan temanmu, Bertanggung jawablah atas perbuatanmu," seperti orangtua yang lain Bukannya malah bilang, "Aku akan membereskannya" atau "Biar kuurus," seperti yang biasa Ayahnya  katakan. Tuan Hyun mengerti. Tae Woon kaget mendengarnya.
“Baiklah... Aku akan melakukan itu mulai sekarang.” Kata Tuan Hyun
“Itu... Itu sangat.. mendadak.” Ungkap Tae Woon gugup malah jadi canggung dan bergegas keluar
“Sejak kapan kau jadi sedewasa ini? Dasar Berandal.” Ejek Tuan Hyun melihat foto anaknya bersama dua sahabatnya. 

Guru Goo datang ke rumah Tuan Hyun kaget kalau Ayah Tae Won  akan mengajukan pemeriksaan ke kepolisian. Tuan Hyun pikir harus mempertanggungjawabkan apa yang sudah dilakukan. Guru Goo mendengar kalau Tuan Hyun sudah bebas dari tuntutan penahanan.
“Jadi Apa Bapak sudah memikirkannya? Kalau aku jadi kepsek yang baru m maka kau harus merelakan banyak hal. Apa tidak masalah? Angka penerimaan universitas di sekolah juga akan menurun. Kita akan kehilangan banyak donatur terutama dari Anggota Komite Sekolah.” Kata Guru Goo menyakinkan lebih dulu.
“Sebenarnya, aku ingin mendonasikan Geumdo ke yayasan sosial secepatnya. Aku sudah membeli sebuah sekolah kecil di perkampungan. Aku ingin mencoba belajar menjadi guru yang benar di sana, Sedikit demi sedikit. Mohon jadikan Geumdo sekolah yangs ewajarnya sampai aku kembali.” Ucap Tuan Hyun seperti sangat pasrah tapi terlihat bahagia. 


Tae Woon dan Eun Ho kembali ke sekolah berjalan menuruni tangga, Eun Ho menanyakan kabar Ayah  Tae Woon sekarang. Tae Woon menceritakan ayahnya yang sudah berkoordinasi dengan baik untuk pemeriksaan lanjutan jadi cukup bersiap.
“Kalau begitu, kau tidak perlu jadi X lagi.” Ucap Eun Ho. Tae Woon membenarkan.
“Jangan pernah kau pakai baju hitam lagi. Mulai sekarang, pakai baju ini. Jangan jadi X lagi, Hyun Tae Woon. Jadi pacarku saja, Hyun Tae Woon.” Ucap Eun Ho dengan sedikit mengoda. Tae Woon menganguk setuju dengan melihat isi kotak yang diberikan Eun Ho
“Apakah menurutmu ini bagus? Seleramu benar-benar..” ejek Tae Woon melihat baju pilihan pacarnya. Eun Ho langsung menariknya agar Tae Woon tak usah menerimanya saja.
“Hei... Mana boleh diambil lagi.” Ucap Tae Woon ingin menariknya tapi Eun Ho tak lau meLepaskan!
“Kau harus bilang "Kumohon berikan itu padakuuu~.." dengan gaya imut” kata Eun Ho. Tae Woon memilih untuk beli saja sendiri. 
Eun Ho pun akan pergi saja. Tae Woon menahanya dan dengan menahan mau melakukan gaya imutnya untuk memohon. Eun Ho yang jahil mengatakan tak mau lalu berlari kabur. Tae Woon mengejarnya dan meminta agar Eun Ho mengembalikanya.


Tuan Hyun bertemu dengan petugas Han membenarkan semuanya. Petugas Han bertanya apakah Tuan Hyun mengaku bersalah atas semua tuduhan. Tuan Hyun mengaku semuanya, 

Kepala sekolah membereskan barang-barang dan juga papan nama “Kepala Sekolah Yang Do Jin” Guru Park memberitahua Mobilnya sudah sampai lalu mengeluh Kepsek Yang lambat sekali dan berpikir kalau sengaja berlama-lama mengemasi barangnya.
“Kau tidak akan memerlukan ini jadi Buang saja” ucap Guru Park menaruh kembali papan nama diatas meja. Kepsek Yang menolaknya.
“Kembalikan!” teriak Kepsek Yang. Guru Park meminta agar   Jangan berteriak, karena jarak yang dekat, jadi meminta Mohon bicaralah yang lembut, denga memanggil Bapak Yang Do Jin.
“Apa katamu? Kau bilang Pak Yang Do Jin? Berani sekali kau menyebutkan namaku.. Pak Yang Do Jin.”ucap Kepsek Yang tak terbiasa dengan panggilan tanpa jabatan.
“Kau sudah bekerja keras selama 10 tahun ini. Kau kelihatan 10 tahun lebih tua, padahal kau hanya lebih tua 2 tahun dariku. Haruskah kita.. Hei kau, Do Jin.... Kalau aku melihatmu di luar sana, sebaiknya larilah. Aku akan membunuhmu, mengerti? Dasar kau kunyuk kecil kurang ajar.” Ucap Guru Park berani melawan
Kepsek Yang bener-benar tak percaya dengan tingkah Guru Park, merasa temanya itu gila dan tak mungkin  hancur dengan cara seperti ini, karena akan membersihkan namanya dan kembali. Guru Park kembali memanggil Do Jin, karena tidak akan bisa kembali, bahkan berani taruhan dengan tangan kanannya. Kepsek Yang membalas kalau akan bertaruh dengan lehernya. Guru Park mengatakan Kepsek Yang sudah kena potong. Kepsek Yang pun membalas kalau arwahnya yang akan kembali, keduanya saling menatap sinis. 


Tuan Hyun membereskan semua barang dan dimasukan ke dalam kardus, Tae Woon pulang membantu ayahnya melihat bajunya,  dan menanyaka keadan ayahnya. Tuan Hyun menasehati Tae Woon kala  bukan anak direktur lagi, jadi jangan sombong.
“Bagaimana bisa aku tidak sombong kalau aku sekeren ini?” ungkap Tae Woon. Tuan Hyun mengumpat dengan  dengan senyuman.
“Bersyukurlah karena kau mirip denganku.” Kata Tuan Hyun. Tae Woon mengod kalau lebih mirip ibunya. Tuan Hyun melempar anaknya dengan pakaian. Tae Woon mengeluh karena baru saja melihat baju untuk ayahnya. 

Eun Ho melihat rantai sepedanya kembali lepas, sambil berbicara kalau tidak sadar diri karean harus rusak tiap hari. Saat itu terdengar bunyi suara bel, Eun Ho kaget melihat Tae Woon yang datang dengan sepeda mengunakan pita, lalu bertanya apa maksudnya.
“Uangku banyak, jadi aku beli satu. Apa ini kau anggap terlalu mudah? Apa sekarang aku juga tidak boleh melakukan ini?” kata Tae Woon. Eu Ho tersenyum mengejek Tae Woon pendendam lalu menuntun sepeda baru.
“Kau harus lihat, Kalau rantainya rusak, maka kau bisa memperbaikinya.. kalau kau tahu caranya” kata Tae Woon
“Kau ini kenapa? Perbaiki saja untukku setiap hari.” Kata Eun Ho bangga
“Untuk sementara sepertinya tidak bisa.” Kata Tae Woon. Eun Ho memegang pundak Tae Woon terlihat kaget. 

Keduanya duduk diatap sekolah, Eun Ho menangis. Tae Woon meminta Maaf, karean sudah memikirkanny tapi ia adalah satu-satunya keluarga yang dimiliki ayahnya. Ia tahu ayahnya  memang galak, tapi dia bahkan tidak bisa masak mi instan.
“Pacarku sudah jadi dewasa sekali... Baiklah... Kau boleh pergi.” Kata Eun Ho melepaskan Tae Woon.
“Jangan pikir kau bisa melakukan semua sesukamu hanya karena aku tidak ada. Aku sudah memasang banyak mata-mata. Kalau kau melirik cowok lain., maka Geumdo akan berubah jadi lautan darah. Paham?” kata Tae Woon mengancam
“Jangan berani kau senyum pada cewek lain atau kau akan mati. Aku akan langsung terbang ke sana” kata Eun Ho. Tae Woon berjanji  dan akan datang tiap akhir pekan. Eun Ho juga Kalau libur yang akan datang berkunjung.
“Sepertinya kau tidak akan bisa datang. Karena.. kau hanya bisa ke sana kalau naik bus.” Ucap Tae Woon. Eun Ho kembali menangis.
“Aku akan tetap datang” kata Tae Woon menenangkanya. Eun Ho mengatakan akan mencoba juga. Tae Woon memina agar Eun Ho Jangan menangis lagi. Keduanya saling menatap dengan matahari senja. 


Eun Ho berjalan dilorong lalu melihat Tae Woon yang datang menghampirinya bahkan sangat dekat. Ia mengingat saat akan melihat siapa X, hanya ingat bagian bibirnya saja. Tae Woon yang sangat berani dengan sengaja mendekat seperti ingin mencium Eun Ho dengan mengejeknya pasti takut.
Eun Ho melihat Tae Woon pergi seperti bayangan. Ia akhirnya duduk di meja Tae Woon dan membaringkan kepala diatas tanganya, seperti yang Tae Woon lakukan sampai semua murid pun pulang dan kelas kosong.
“Seperti itulah, kami pun naik ke kelas 3.” 

Eun Ho berjalan menuruni tanga dengan bukunya, Guru Goo sudah menjadi Kepsek dengan wakilnya berjalan dan melihat Ibu Sa Rang sedang mengangkut sampah, tanpa malu-malu membantunya. Ibu Sa Rang merasa tak enak berpikir bisa melakukannya dan mengucapkan Terima kasih.
“Dinding tempat kami sering duduk bersama, tumbuh jadi semakin hijau. Sekolah masih sama gaduhnya dengan sebelumnya. Langit bercahaya dan terlihat jernih sama seperti kami dulu.”
Petugas Han melatih lari untuk Young Gun dkk, lalu Young Gun masuk sinis paling akhir dan terjatuh. Bo Ra mengulurkan tangan, Young Gun pun meraihnya dan keduanya tersenyum. Dua teman Young Gun ikut senang melihatnya
“Young Gun sedang bersiap ikut ujian masuk kepolisian. Tapi karena tidak cukup gesit, maka dia masih harus latihan.”
Guru Shim panik saat berjalan, Petugas Han tanpa malu merangkul lenganya. Ia melihat sekeliling, Tapi Petugas Han seperti tak peduli ingin berjalan bersama dengan pacarnya. Lal Guru Jang terlihat sedih melihat keduanya berkencan.
“Bu Soo Ji juga berhasil mengejar karir dan cintanya dan Pak Jun Soo.. mengalami patah hati akut.”
Kyung Woo duduk dipinggir lapangan memetik gitar bersama Isseu menyanyi dengan Sa Rang.
“Issue. Bukan... Maksudku Hyun Il dan Kyung Woo jadi musisi jalanan. Mereka bilang masih belum menemukan impian, tapi mereka menikmati hari ini. Sa Rang-ku sekarang sudah tidak mau jadi PNS lagi, tapi ingin jadi warga biasa saja.”


Dae Hwi menutupi bagian kepala Nam Joo agar tak terkena sinar matahari. Tapi Nam Joo dengan sengaja berjalan menghindarinya, keduanya seperti sudah kembali menjadi sepasang kekasih yang romantis. Nam Joo pun tak segan untuk memeluk Dae Hwi.
“Nam Joo dan Dae Hwi....Mereka benar-benar manis.” 

Eun Ho sibuk mengambar di ruangan kontainer yang ditinggalka Tae Woon.
“Dan aku..Aku menggambar cerita tentang teman-temanku. Peringkatku masih ada di kolom keenam, Universitas Hanguk, mungkin hanya sekadar impian.”
Beberapa anak murid keluar dari Sekolah Geumdo dengan jaket hitam yang biasa dipakai oleh X
“Semakin banyak anak-anak.. yang mulai memakai jaket hitam di sekolah. Dan saat aku melihat mereka, aku teringat pada seseorang yang kurindukan.”
Eun Ho mengingat saat pertama kali melihat Tae Woon diruang guru,  lalu duduk diatap gedung dengan Eun Ho yang mengatakan kalau mengambar  adalah impiannya. Lalu Tae Woon mengejek Eun Ho memilki impian iyu norak. Mereka pun mulai berkencan dan Tae Woon memberanikan diri mengenggam tangan Eun Ho disekolah. Eun Ho langsung menariknya karena malu.
“Kau hanya memikirkan dirimu saja. Aku juga hanya memikirkan dirimu. Melihatmu membuatku berdebar dan aku menyukainya.” Ungkap Tae Woon akhirnya resmi berkencan dengan mengalungkan tanganya di badan Eun Ho. Mereka juga kabur dari kejaran Kepala sekolah saat menjadi X bersama.
“Apa itu artinya kau adalah impianku?” ungkap Tae Woon duduk ditaman saat ditanya impianya yang membuat berdebar. Eun Ho pun mengengam tanganya saat bersama di lapangan sebagai X.
Eun Ho berjalan dilapangan menatap pohon dan mengingat saat hujan berteduh di bawahnya bersama Tae Woon. Tae Woon meminta agar Jangan tersenyum seperti itu karena membuatnya berdebar, lalu mencoba untuk mendekati bibirnya.
“Belakangan, aku sangat merindukan Tae Woon. Apa yang terjadi antara kami berdua selama ini?”


Tae Woon duduk di meja makan, Ayahnya terlihat seperti orang biasa memberikan sekotak ayam goreng karena kehabisan beras dan Te Woon yang suka ayam. Tae Woon mengeluh dengan harus sarapan dengan ayam padahal sudah murid kelas 3, Tuan Hyun membuka isi ayam menyuruh anaknya mulai makan.
“Ayam ini terlalu..” ungkap Tae Woon dan akhirnya memakanya juga. Ayahnya kembali mengejek tingkah sang anak.
“Apa kau baik-baik saja dengan Eun Ho?” tanya Tuan Hyun. Tae Woon mengaku hubungan mereka sedang panas-panasnya.
“Kau ini mirip siapa bisa seganteng ini?” ejek Tuan Hyun. Tae Woon dengan bangga kalau mirip ibunya. Keduanya seperti sudah makin dekat layaknya orang tua dan anak pada umumnya. 

Tae Woon baru saja pulang dan didepan sekolah sudah ada dua wanita menunggu dan menyapa, salah satunya memberikan coklat dan juga soda., Mereka tahu Tae Woon besok ada ujian percobaan dan berharap Semoga beruntung dalam ujiannya. Tae Woon terlihat gugup lalu mengucapkan terima kasih.
“Tapi.. aku sudah punya pacar.” Kata Tae Woon. Saat itu terdengar suara menyindir Tae Woon yang bahagia. Tae Woon melonggo melihat Eun Ho datang dengan taksi.
“Kau Ambil itu.” Ucap Eun Ho, Dua wanita binggung. Tae Woon akhirnya mengembalikan pemberian dari dua wanita yang menganguminya. Eun Ho terlihat mulai bersiap-siap.
“Hari ini adalah perayaan ulang tahun Sekolah makanya aku ke sini. Aku akan sedih kalau Oppa menerima hadiah seperti ini.” Ucap Eun Ho dengan nada suara dan gaya imutnya.  Dua wanita itu binggung siapa wanita yang tiba-tiba memperlihatkan Aegyonya.
“Oppa... Cewek ini sedang tanya.. aku ini siapamu.” Ucap Eun Ho sengaja memegang wajah Tae Woon agar bisa menatap dua wanita.
“Dia.. Pacarku.” Kata Tae Woon tersenyum melihat tingkah Eun Ho yang imut. Eun Ho mengaku tidak bisa dengar jadi meminta agar Katakan lebih keras.
“Dia pacarku. Cantik, 'kan?” kata Tae Woon bangga. Eun Ho merengek meminta agar Tae Woon Lebih keras.
“Dia pacarku! Jadi pergilah!” kata Tae Woon. Akhirnya keduanya pun pergi. 
Keduanya saling mengalungkan tangan mereka di leher dan pundak. Te Woon terlihat bahagia dan bertanya Bagaimana caranya datang ke sekolahnya. Eun Ho mengaku kalau  sangat merindukan, Tae Woon pun tersenyum mendengarnya.
“Tapi apa kau mau mati? Apa kau senang ?” ucap Eun Ho dengan tatapan sinis. Tae Woon binggung melihat sikap Eun Ho berubah. Eun Ho menyuruh Tae Woon agar ikut denganya sekarang. Tae Woon berusaha menjelaskan kalau salah paham.

Keduanya duduk bersama, Tae Woo tahu kalau Pembaca webtoon pacarnya minggu lalu banyak sekali. Eun Ho tahu karena  Karakter utama prianya mengungkapkan cintanya dan Semua orang jadi heboh karenanya, lalu bertanya pada Tae Woo apakah sudah selesai mendesain sepeda motornya. Tae Woon terlihat gugup dan mencoba menghindar.
“Kau bilang akan selesai sebelum akhir pekan dan hasilnya akan sangat keren.” Ucap Eun Ho dengan wajah cemberut.
“Aku masih menunggu inspirasi datang.” Ungkap Tae Woon lalu melihat bus mereka sudah datang. 

Eun Ho terlihat gugup sebelum masuk bus, Tae Woon dibelakangnya seperti menjaganya. Keduanya duduk dengan Eun Ho seperti tak bisa membuka matanya, Tae Woon pun terus duduk disamping sambil memeluk pundaknya, Eun Ho membuka mata terlihat bahagia karena gejala traumanya sudah hilang.
Tapi beberapa saat kemudian, bus berhenti. Eun Ho terus dengan nafas yang tak beraturan. Tae Woon menenangkanya mencoba agar Eun Ho bisa kembali mengatur nafasnya.
“Aku masih belum bisa mengatas traumaku dengan bus. Luka tidak akan mudah sembuh. Perasaan yang bersembunyi di dalamnya masih sangat rapuh.”
Keduanya berjalan di taman dengan pepohonan sambil mengobrol dan terlihat bahagia.
“Tapi kenyataan kalau kau tidak berhenti berjalan sampai sekarang sama pentingnya dengan hasil yang ingin kau capai.” Kata Eun Ho
“Aku bersembunyi di balik topeng X. Tapi aku belajar kalau melepaskan topeng dan menghadapi dunia dengan berani akan menjadikan seseorang lebih dewasa.” Ucap Tae Woon
“Itu adalah... kenyataan.. yang kupelajari di sekolah.” Ucap keduanya.
THE END

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


9 komentar:

  1. Ooooh, co cuiit, pasangan yang satu ini emang..... sesuatu.

    BalasHapus
  2. Makasiii sudah menyelesaikan drama iniii 😘😘

    BalasHapus
  3. Makasiii sudah menyelesaikan drama iniii 😘😘

    BalasHapus
  4. terimakasih kak atas sinopsisNya. tetap semamgat

    BalasHapus
  5. Makasih ya mbak DeeDee... Fighting 🙆🙆

    BalasHapus
  6. Coba Episode yh Lama Kya yh lebih enak di lihat yh

    BalasHapus
  7. Terima kssih sudah berjuang menuliskan sinopsisnya ...

    BalasHapus