PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 26 September 2017

Sinopsis Andante Episode 1 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Akhirnya mereka sampai didepan rumah Nenek Lee, Shi Kyung langsung menanyakan dengan nasib ponselnya yang jatuh.  Saat itu Nenek Lee keluar dari rumah dengan menatap sinis bertanya apa yang sedang dilakukanya. Nyonya Lee menyapa Nenek Lee karena Sudah lama tidak bertemu.
“Aku minta maaf karena datang kesini, dengan semua barang milik kami, seperti ini.” Ucap Nyonya Oh. Nenek Lee menduga keduanya akan pindah kerumahnya.
“Tidak ada jalan lain bagi kami bertiga untuk hidup. Mereka adalah keturunanmu, jadi tolong biarkan kami masuk. Kumohon.” Kata Nyonya Oh. Nenek Lee seperti tak suka mereka datang.
“Setelah apa yang terjadi pada ayah mereka, kami tidak pernah menemuimu lagi, Ibu. Jadi, aku mencoba melakukan apapun yang kubisa sendiri. Tapi, tidak ada tempat yang bisa kutuju dan tidak ada lagi yang bisa kulakukan. Aku juga tidak punya uang. Tolong bantu aku.” Kata Nyonya Oh memohon.
Nenek Lee mengejek Nyonya Oh pasti gila dengan menyia-nyiakan waktunya jadi menyuruh Pulang saja, lalu tiba-tiba menatap ke arah Shi Kyung dan berjalan perlahan dan memanggil nama Shi Yoon, seperti teringat dengan anaknya yang sudah meninggal.
“Dia adalah yang tertua, Shi Kyung. Dia terlihat sangat  mirip ayahnya. Tapi, dia adalah siswa yang nakal. Dia kecanduan game dan bahkan berani memalsukan rapornya.” Ucap Nyonya Oh mencoba menceritakan cucu nenek Lee.
“Aku tidak tahu apa kau masih ingat, tapi ini Shi Young. Kupikir dia pintar, jadi aku mengirimnya ke sekolah setahun lebih awal. Sekarang, dia sangat nakal dan  berkeliling bertingkah aneh.”cerita Nyonya Oh.
“Apa yang kau ingin aku lakukan?” tanya Nenek Lee.
“ Aku sibuk mencari nafkah, dan aku tidak bisa fokus mendidik anak-anakku. Jika aku tidak fokus mendidik mereka sekarang, maka aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada mereka. Mereka adalah cucu-cucumu, Tolong biarkan mereka masuk.” Ucap Nyonya Oh
“Kau membesarkan mereka dengan buruk. Apa yang kau ingin aku lakukan?”  Tak ada yang bisa aku lakukan Jadi Pergilah.” Kata Nenek Lee lalu masuk ke dalam rumah. 


Nyonya Oh sempat memanggilnya tapi Nenek Lee sudah masuk ke dalam rumah.  Akhirnya Nyonya Oh meminta sopir truk untuk membongkar barang. Bibi Oh pun menanyakan rencana kakaknyaitu.  Nyonya Oh menanyakan tentang tenda. Bibi Oh pun memberikanya.
“Shi Kyung, bongkar truk bersama supir... Ahh... Tidak, ayo kita bongkar truk, lalu mendirikan tenda disini.” Kata Nyonya Oh
“Bu, Apa kita akan mendirikan tenda? Dimana? Kenapa?”kata Shi Young binggung. 

Nenek Lee membersihkan semua tempat penyimpanan kimchi, mendengar suara berisik diluar rumahnya. Nyonya Oh mencoba membangun tenda dengan membuat pasak, tapi semua seperti tak bisa melakukan dengan benar. Ia pun mengeuh kalau mereka berempat tapi tak bisa mendirikan tenda ini;
“Lalu lakukan sendiri, Bu.. Apa Kau tidak bisa melakukannya sendiri, jadi kenapa membawanya kesini?” ucap Shi Young kesal
“Bibi, apa kau yakin ini tenda yang tepat?” tanya Shi Kyung. Bibi Oh jug tak tahu karena ibu Shi Kyung hanya menyuruh untuk membawanya.
“Ibu, misalkan kita mendirikan tenda, apa kau benar-benar berpikir kita bisa tidur disini?” kata Shi Kyung
“Dia benar... Bahkan untuk semalam pun. Bagaimana bisa empat orang tidur di dalamnya?”  Apa menurutmu jika kita melakukan ini, Nenek akan mengasihani kita dan membuka pintu? Jadi bagaimana kalau itu tidak masuk akal?” keluh Shi Young
“Kecuali kau memiliki solusi yang lebih baik, jangan katakan sepatah kata pun dan pasang tendanya.” Tegas Nyonya Oh
“Masih ada yang lebih baik dari pada tenda. Aku benci tenda ini!” kata Shi Young lalu bergegas pergi.
Bibi Oh memanggil Shi Young agar tak pergi,  Shi Kyung memberitahu kalau ini buka Seoul. Nyonya Oh tak banyak bicara. Shi Kyung mengeluh akhirnya memutuskan untuk mengikuti Shi Young. 


Shi Kyung mengejar adiknya agar bisa Berhenti, lalu mereka melihat seperti sedang melakukan upacara kematian dengan membawa foto mendiang dan juga ada banyak pria mengikutinya. Salah satu pria melihat kearah Shi Young, yaitu Park Ga Ram.  Mereka tak percaya kalau Hal seperti itu masih ada.
“Apa Kau pikir bisa  tinggal di sini? Ada gadis berpura-pura menjadi mayat dan sekarang ada pemakaman. Tidakkah semuanya terasa aneh?” ucap  Shi Young. Shi Kyung pun menanyakan cara melakukanya.  
“Ayo kabur ke Seoul.” Kata Shi Young. Shi Kyung menanyakan cara dan akan pergi kemana.
“Kita bisa mendapatkan pekerjaan paruh waktu. Kau berteman dengan Myung Soo, maka tinggallah di warnet. Aku bisa tinggal di rumah temanku. Aku yakin Ibu akan mendapatkan tempat tinggal untuk kita. Jadi Ayo kembali sekarang, buat tenda, dan berpura-pura mendengarkan Ibu.” Jelas  Shi Young
“ Kita bisa menyembunyikan barang-barang kita di mobilnya Bibi Jung Soo. Kau ingin pergi malam ini. Bagaimana? Apa kau akan tidur di tenda itu?” kata Shi Young. Shi Kyung mengelengkan kepala.
“Aku akan mencari cara untuk pergi, jadi Ayo pergi.” Kata Shi Young. Shi Kyung seperti bisa menurut kata-kata adiknya. 

Nyonya Oh menarik kedua anaknya yang ada di dalam mobil Bibi Oh,  Keduanya beralasan kalau mereka tidak bisa tidur di sana jadi mereka berdua akan tidur di mobil. Nyonya Oh menyuruh kednya Tidur di tenda saja jadi Keluar saja.
“Apa kau berencana melakukan demonstrasi tenda kepada Nenek?” kata Shi Young. Ibunya terus menarik keduanya agar keluar dari mobil.
Saat itu Nenek Lee melihat keributan, Nyonya Oh melihat Ibu mertuanya langsung mengikutinya agar bisa mendengarkanya. Shi Young memberikan kode kalau harus pergi. Saat itu juga mereka pun mencoba pergi. Bibi Oh melihat kakaknya mengikuti Nenek Lee tanpa sadar kalau dua keponakanya sudah kabur. 

Rumah sakit
Dokter melihat Nenek Lee bertanya apakah mau keluar  malam ini, Nenek Lee melihat Dokter masih ada dirumah sakit memberitahu harus bertemu kakek Yong Gi. Dokter Tahu kalau Nenek Lee pasti  punya tamu di rumah. Nenek Lee kaget karena dokter mengetahuinya.
“Aku dengar dari Ga Ram. Dia bilang melihat beberapa anak.” Kata Dokter. Akhirnya Nenek Lee pun duduk disamping dokter.
“Menantuku dan cucu-cucuku datang.” Kata Nenek Lee. Dokter terkejut.
“Kau pasti sudah lama  tidak bertemu mereka dan pasti senang bertemu mereka.” Komentar Dokter
“Masalahnya adalah aku sama sekali tidak senang bertemu mereka.” Kata Nenek Lee. Dokter ingin tahu alasanya.
“Apa mereka pernah mengunjungi atau meneleponku? Apa mereka pernah mengajakku  untuk liburan? Karena sekarang mereka tidak punya tempat untuk pergi, maka mereka membawa semua barang mereka. Apa mereka pikir aku akan berlari tanpa sepatu dan menyapa mereka?” keluh Nenek Lee.
“Itu aneh. Aku tidak ingat seperti itu. Bahkan tahun lalu, menantumu datang bersama anak-anak. Lalu Siapa yang mengunci pintu dan mengusir mereka? Apa itu orang lain?” ejek Dokter. Nenek Lee mengaku tidak pernah melakukan itu.
“Saat menantumu menelepon selama liburan, kau menutup telepon dan menyuruhnya diam. Aku melihatnya dengan mataku sendiri. Benarkan? Jadi apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan mengusir mereka?” kata Dokter melihat Nenek Lee akan pergi.
“Sejak kapan kau begitu tertarik dengan urusan orang lain?”ejek Neke Lee.
“Kau bilang Orang lain? Kau bukan orang lain. Kau adalah anggota keluarga hospice.”kata Dokter.
Nenek Lee pikir Benar karena Keluarga hospice lebih dari cukup untuknya jadi tidak peduli jika mereka pergi atau tinggal disini dan memberitahu agar Beritahu mereka untuk melakukan apa yang diinginkan. Dokter memberitahu Nenek Lee kalau Kakek Yong Gi pergi ke tempat penyimpanan.

Shi Kyung mengeluarkan suara teriakanya. Shi Young menyuruh kakaknya agar menghentikanya karena bisa  mengundang hantu. Shi Kyung pikir kalau hanya takhayul, lalu berteriak menunjuk ke langit kalau terlihat banyak bintang yang bertaburan. Keduanya hanya bisa melonggo melihatnya.
Saat itu Shi Kyung berhenti melangkah melihat di pohon besar, teringat ukembali saat di siang hari melihat Bon yang mengelantung seperti mayat diatas pohon. Shi Young menarik kakaknya untuk pergi karena bisa  ketinggalan bus terakhir.

Sementara Bibi Oh terlihat panik karena Shi Young tidak mengangkatnya lalu berpikir untuk melaporkannya ke polisi. Nyonya Oh pikir tak perlu dan membiarkan saja. Bibi Oh merasa kasihan, Nyonya Oh sudah tahu kalau kedua anaknya sudah merencanakan dan melarikan diri jadi lebih baik Tinggalkan dan biarkan mereka menderita.
“Mereka tidak tahu jalan, dan mereka tidak punya uang. Mereka akan kembali jika mereka tidak punya tempat untuk pergi. Disini Dingin. Ayo masuk tenda.” Ucap Nyonya Oh menarik adiknya masuk ke dalam tenda. 

Keduanya terlihat kedinginan dalam tenda. Nyonya Oh pikir  walaupun tahu kalau suhunya dingin tapi meminta agar bibi Oh untuk tidur  Bibi Oh pikir akan begadang semalaman. Nyonya Oh pikir seperti itu juga karena  tidak bisa tidur.
“Kau mengejutkanku berkali-kali hari ini. Ini benar-benar misteri kenapa kau menyuruhku membawa tenda ini. Kau tahu bagaimana  Nenek bereaksi.” Ucap Bibi Oh
“Jika kau mengenalnya, itu tidak mengejutkan lagi.” Kata Nyonya Oh
“Kupikir kau akan sedikit naif sepertiku. Ternyata Kau sangat kuat. Jujur saja, kau sedikit tidak tahu malu... “ ungkap Bibi Oh.
“Bagaimana denganmu? Kau mengikutiku. Bukankah kau yang tidak tahu malu?” ejek Nyonya Oh.
Bibi Oh pikir ikut berjaga-jaga kalau Nenek Lee yang tak  mengizinkan masuk. Nyonya Oh mengejek adiknya itus seperti bonus tambahan. Bibi oh merasa tak seperti itu menurutnya ia memang tak seperti mereka.
“Tapi, kau dan Nenek hidup seperti orang asing. Sekarang, kau membawa semuanya, dan mendatanginya seperti ini.” Pikir Bibi Oh merasa kasihan.
“Apa yang bisa kulakukan? Ini satu-satunya pilihanku.” Kata Nyonya Oh.
“Tapi, aku sangat takut pada Nenek jadi aku merasa jantungku akan berhenti.” Cerita Bibi Oh.
Nyonya Oh pikir adiknya itu benar-benar pandai berakting. Bibi Oh mengaku kalau Ini hanya naluri bertahannya, lalu bertanya apa yang akan dilakuakn Nyonya Oh apakah kaan  meninggalkan anak-anak seperti ini. Nyonya Oh pikir tidak bisa melakukan apa-apa sekarang dan harus menunggu Ibu mertuanya membuka pintu dan hanya menunggu anak-anak kembali.
“Akankah Nenek benar-benar membuka pintu?” tanya Bibi Oh merasa tak yakin
“Entahlah. Setelah apa yang terjadi dengan ayahnya anak-anak, maka dia membenciku. Dia mungkin takkan pernah membuka pintu” kata Nyonya Oh. Bibi Oh panik yang akan mereka lakukan sekarang
“Dia tidak mau membuka pintu untukku, tapi Kupikir dia akan berubah pikiran untuk anak-anak.” Kata Nyonya Oh yakin. 


Di pinggir jalan, Shi Kyung memegang papan bertuliskan [Seoul]  dan mencoba menghentikan mobil aga bisa menumpang. Tapi tak ada mobil yang mau menghentikanya. Shi Young mulai mengumpat kalau ini salah kakaknya jadi ketinggalan bis terakhir.
“Hei... Itu karena kau jelek, jadi Pakailah makeup. Kau makhluk yang jelek.” Ucap Shi Kyung kesal
“Tidakkah kau melihat ke cermin?” ejek Shi Young. Shi Kyung berkata tidak bisa  melihat ke cermin.
Saat itu sebuah mobil akan lewat, mereka pun berusaha untuk menghentikanya agar bisa menumpang. Mobil itu pun berhenti, mereka terlihat gembira. Shi Kyung pikir Sopir itu pasti buta. Saat itu si Ketua Genk dan anak  buahnya turun dari mobil menyapa Shi Kyung. 

Shi Young mengumpat kesal orang itu datang lagi dan berusaha untuk kabur. Adiknya pun bertanya kemana adiknya akan pergi dan malah kabur begitu saja. Tiga orang terus mengejar Shi Kyung.
Nyonya Oh menerima telp dari ankanya memberitahu kalau akan datang ke sana, jadi jangan ke mana-mana lalu berpikir kalau pertama  harus menghubungi polisi. Bibi Oh mendengar kata polisi bertanya Apa ada yang terjadi pada Shi Kyung dengan wajah panik. Nyonya Oh menyuruh adiknya agar Cepat cari nomor kantor polisi di daerah ini. 

Shi Kyung terus berlari memohon agar Berhenti mengikutinya. Si ketua Genk pun meminta agar Shi Kyung juga Berhenti berlari. Shi Kyung mengeluh merkea yang terus mengikutinya sampai ke desa, lalu  masuk ke dalam rumah sakit.
Tiga orang lainya pun ikut masuk, Dokter wanita melihatnya bingung dan bertanya mau kemana mereka. Shi Kyung bisa bersembunyi didalam ruang rawat, tapi saat itu terdengar dokter memberitahu kalau pasien sudah meninggal. Shi Kyung kaget mendengar tangisan lalu bergegas keluar dari ruangan. 

Tiga orang temanya tak bisa menemukan Shi Kyung, mereka heran karena harus mengejarnya sampai ke desa.  Si ketua Genk merasa kalau ini menyenangkan dan agak lucu bagaimana karena berusaha keras untuk menangkapnya. Teman yang lain pikir Mungkin tidak.
Shi Kyung melihat ketiganya masuk lorong, mencari tempat persembunyian. Si ketua Genk pikir akan menyenangkan begitu menginjak-injaknya. Shi Kyung kebingungan, akhirnya bersembunyi didalam peti dan mencoba tak bersuara.
Pria tambun pikir, Shi Kyung tak mungkin ada digudang. Tapi Si ketua merasa Firasatnya mengatakan Shi Kyung ada disini, lalu melihat ada sedikit jaket yang terlihat dari peti, mereka pun mengajak agar pergia saja. Shi Kyung bisa mendengar dan ingin membuka peti. 

Tapi ketiganya sudah ada diatasnya dengan sengaja memakunya, bahkan mengucapkan Selamat tidur selamanya dan Beristirahatlah  saat ada disana. Shi Kyung panik ingin membukanya, tapi tak kuat. Teman yang lain mengejek kalau Shi Kyung seharusnya mandi dulu dan Semoga perjalanannya aman.
“Aku ingin membuat sebuah pengakuan. Aku menyukaimu. Mari kita segera  bertemu lagi. Di kehidupan berikutnya, oke?” ucap Si Ketua. Shi Kyung berteriak agar meminta dibuka dan menyelamatkanya.
Tapi ketiganya sudah pergi meninggalkan Shi Kyung yang berada dalam peti. Shi Kyung berteriak akan bisa membukanya, lalu teringat dengan kata-kata ibunya “Kau harus mati dan hidup kembali beberapa kali untuk menjadi dewasa.” Lalu bertanya-tanya Apa ini kematian pertamanya. 

Shi Young memanggil ibunya yang baru turun dari mobil,  Nyonya Oh bertanya kenapa Shi Kyung dikejar dan apakah sudah menelepon polis atau melihat kemana mereka pergi. Shi Youn hanya menujuk ke arah berlawanan saat Shi Kyung pergi meninggalkanya.
“Apa yang mereka inginkan?” tanya Nyonya Oh. Shi  Young juga tak tahu.
Saat itu polisi datang bertanya apakah mereka yang  melaporkan bahwa  seseorang sedang dikejar. Nyonya Oh memberitahu nama anaknya Lee Shi Kyung kalau Ada tiga orang yang mengejarnya.
“Seseorang di rumah sakit mengatakan kalau empat siswa menyusup masuk. Ayo pergi kesana.” Ucap Polisi. Nyonya Oh kaget mendengarnya.  Bibi Oh pikir akan mengikuti polisi menuju kesana dengan mobilnya. 

Rumah sakit.
Dua dokter bersama Nenek Lee berada diluar kebingungan karen  ada siswa disini. Dokter juga tidak tahu karena tidak pernah terjadi sebelumnya dan merasa Mereka sepertinya bukan berasal dari sekitar sini. Nenek Lee pikir Hal-hal aneh terus terjadi.
“Siapkan peti matinya” ucap Nenek Lee. Dokter bertanya Siapa yang butuh peti mati hari ini?
“Seorang pemuda yang mengalami kecelakaan sepeda motor. Dia juga tidak punya saudara. Kupikir dia harus dikirim dengan pakaian pemakaman, jadi aku membawanya.” Jelas Nenek Lee memberikan bungkusan yang dibawanya. 

Nyonya Oh turun dari mobil kaget melihat ibunya juga ada dirumah sakit. Nenek Lee malah kesal berpikir Nyonya Oh mengikutinya jauh-jauh kemari. Saat itu di gudang, kakek Yo Gi berteriak memberitahu kalau Ada seseorang di peti mati, mereka pun bergegas masuk ke dalam gudang.
“Kita akan menggunakan peti mati di pemakaman.” Kata Nenek Lee. Dokter bertanya  Apakah itu mayat?”
“Aku tidak tahu dan harus membukanya.” Ucap Kakek Yo Gi.  Saat membukanya, merkea kaget melihat Shi Kyung sudah tak sadarkan diri.
“Lee Shi Kyung! Apa yang kau lakukan di sana? Anakku...” ucap Ibu Shi Kyung histeris dan bertanya Apa dia masih hidup. Dokter memeriksa denyut nadinya kalau Shi Kyung masih hidup dan memindahkan ke rumah sakit.


Shi Kyung sudah dibaringkan diatas tempat tidur, semua berkumpul melhatnya. Shi Kyung perlahan membuka matanya. Ibunya langsung menanyakan keadaan anaknya. Shi Kyung masih  binggung menanyakan keberadanya, lalu teringat kalau sebelumnya terkunci dalam peti.
“Shi Kyung, apa yang terjadi? Ketiga anak laki-laki itu yang melakukannya, bukan? Kita harus melaporkan hal ini ke polisi.” Kata Dokter
“Tidak, bukan mereka.” Kata Shi Kyung seperti tak ingin cari gara-gara lagi dengan para berandal.
“Ini adalah kejahatan karena mengurung seseorang di peti mati.” Kata Dokter
“Sudah kubilang bukan  itu yang terjadi. Aku masuk ke peti mati sendiri.” Kata Shi Kyung
“Kau tidak bisa memalunya sendiri. Ucap Dokter Heran
“Aku tertidur disana. Seseorang pasti melakukannya secara tidak sengaja.” Kata Shi Kyung.
Nyonya Oh pikir itu masuk akal menurutnya mana mungkin ada orang yang tidak tahu Shi Kyung ada di sana. Neneknya juga tak yakin cucunya  masuk  masuk peti mati itu sendiri dan ingin tahu alasanya. Shi Kyung mengaku kalau itu karena tidak memiliki tempat untuk tidur. Nenek Lee kaget mendengarnya.
“Aku tidak mau tidur di tenda.” Kata Shi Kyung
“Apa Karena kau tidak mau tidur  di tenda? Itu tidak masuk akal. Katakan yang sebenarnya sekarang.” Ucap Nyonya Oh tak percaya
“Itu yang sebenarnya terjadi. Aku tidak mau tidur di tenda. Tidak ada tempat untuk tidur.” Ucap Shi Kyung, Shi Young pikir Shi Kyung benar.
Ibunya pikir bisa membawanya sekarang. Shi Kyung merengek kalau langsung berbaring karena sakit.  Dokter mengatakan kalau Shi Kyung tidak terluka di manapun dan bisa pergi. Shi Kyung merengek kalau benar-benar sakit dengan mengalami trauma mental dan merasa panik, bahkan merasa sangat pusing, lengan serta kakinya mati rasa.

Nyonya Oh bergegas agar merkea memasukan semua barang di halaman sebelum Ibu mertuanya berubah pikiran dan Lakukan dengan benar. Nenek Lee keluar dari rumah memberitahu, Nyonya Oh dan adiknya bisa berbagi ruangan di dalam lalu membawa barang-barang ini juga ke dalam rumah.  Nyonya Oh mengucapkan terima kasih.
“Dan Kau bisa tidur denganku.” Ucap Nenek Lee pada Shi Young. Shi Young langsung menolaknya. Ibunya langsung menyenggol anaknya untuk diam.
“Shi Kyung, kau bisa menggunakan kamar yang ada di sana. Kamar itu belum pernah ditinggali seseorang untuk waktu yang lama jadi Akan terasa dingin  di kamar itu. Aku menyalakan pemanas dan meletakkan selimut di sana.” Kata Nenek Lee.
“Kenapa Shi Kyung mendapatkan kamarnya sendiri dan aku..” keluh Shi Young
“Kenapa kau memanggil kakakmu dengan namanya, Shi Kyung?” ucap Nenek Lee marah
“Aku memanggil Shi Kyung, Shi Kyung. Kenapa?” kata Shi Young melawan dan ibunya langsung menutup mulut anak bungsunya.
“Mereka berada di kelas yang sama, jadi dia belum terbiasa. Maaf ibu.” Jelas Ibu Shi Young.
“Sebelum ayahmu kuliah, itu adalah kamarnya. Dia menggunakannya saat dia seusiamu dan selalu memiliki begitu banyak rahasia. Dia selalu mengunci kamarnya.  Sekarang, kau bisa menggunakannya. Sekarang Kau sedang sakit dan Istirahat saja.” Ucap Nenek Lee masuk ke dalam rumah
“Kupikir kita perlu mulai mendapatkan sisi baik Shi Kyung.” Bisik Bibi Oh pada kakanya. 

Shi Kyung masuk kamar yang penuh dengan rak buku lalu bertanya-tanya dalam hati Seperti apa ayahnya saat seusianya lalu melihat foto ayahnya, dan rahasia apa yang dimaksud dengan neneknya, lalu berbaring di tempat tidur tanpa sadar kalau sesuatu yang terjatuh
“Anehnya, aku tidak memiliki kenangan tentang Ayahku.  Malam itu, aku bermimpi tersesat di tempat yang tidak kukenal.” Gumam Shi Kyung
Shi Kyung sudah tertidur lelap, lalu terdengar suara ibunya memanggil agar bangun karena harus masuk sekolah. Shi Kyung bangun dan melihat figura yang sebelumnya jatuh, membaca tulisan quote [Aku tahu jika aku tinggal cukup lama, hal seperti ini akan terjadi.] Ia mengeluh sekolah apa lagi sekarang. 

Ibunya memberikan ponsel jadul yang hanya bisa mengirimkan pesan dan telp pada dua anaknya. Shi Young mengeluh ibunya yang meminta agar menggunakan ponsel itu, bahkan mungkin sudah tak ada lagi yang mengunakan. Nyonya Oh pikir Kembalikan saja. Shi Young mengembalikan sementra Shi Kyung langsung menaruhnya disaku.
“Hei, kau mau kemana? Kau tidak tahu jalan kesana.” Teriak Shi Kyung melihat kakaknya pergi lebih dulu.
“Hei, Lee Shi Kyung. Kau dilarang bermain game dan  dilarang pulang larut malam Dan juga, siapa tiga anak itu tadi malam? Apa itu tentang kau menjadi saksi?” ucap Nyonya Oh. Shi Young mengaku kalau itu bukan.
“Bukan apa-apa, jadi jangan khawatir, Bu.” Kata Shi Kyung.
“Apa Ibu tidak perlu mengkhawatirkanmu?” tanya Nyonya Oh. Shi Kyung membenarkan. Nyonya Oh langsung memukul anaknya. Shi Kyung menjerit kesakitan.
“Ibu! Aku dirawat di rumah sakit kemarin.” Keluh Shi Kyung
“Jangan pernah berpikir untuk melakukan sesuatu  seperti yang kau lakukan di Seoul. Mengerti?” tegas Nyonya Oh
“Tapi, itu tidak mungkin. Aku banyak menderita kemarin.” Kata Shi Kyung lalu berpura-pura mengaduh kesakita dan meminta agar  butuh CT scan Nyonya Oh menyuruh agar Cepat dan ikuti Shi Young setelah itu memanggil adiknya kalau harus pergi.


Shi Kyung duduk di dalam bus melihat hampir semua anak mengunakan ponsel, lalu bergumam “Apa ini Seoul atau semacamnya, Semua gadis di Korea terlihat sama dari belakang. Rambut panjang, seragam sekolah, dan rok pendek. Mereka bahkan terlihat mirip dari samping dan depan dan juga melihat ponsel mereka, berfoto selfie, atau bergosip.” Lalu melihat kearah Shi Young sudah tertidur pulas.

Saat itu Shi Kyung melihat sosok yang dikenalnya, Bon membuka jendela bus ingin merasaka udara di pagi hari. Mata Shi Kyun melotot kaget karena bisa kembali bertemu si gadis mayat tergantung di pohon.
“Ada seorang gadis di Korea yang berbeda dari yang lainnya.” Gumam Shi Kyung seperti mulai jatuh cinta dengan Bon pada pandangan pertama.
Bersambung ke episode 2
Ps : Hanya tayang 1 minggu sekali jadi updatenya juga tiap hari senin depan yah. Terimakasih sudah membaca sinopsis aku. ^_^

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar