PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 09 Juni 2017

Sinopsis Fight My Way Episode 6 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Ae Ra menangis seperti anak kecil melihat Dong Man yang terbaring dirumah sakit. Dong Man melihat sesekeliling yang menatapnya, lalu merasa kalau Ae Ra membuat malu saja dan meminta Berhentilah menangis, karen tidak mati.
“Jangan pernah lakukan itu. Aku takkan mau melihatmu lagi jika kau melakukannya. Jika kau melakukannya lagi, aku takkan menemuimu. Jangan berani kau melakukannya.” Kata Ae Ra mengancam
“Hei, apa Kunyuk itu tahu? Kalau kau terlihat seperti babun saat menangis Dan kalau kau itu cengeng.” Ejek Dong Man.  Ae Ra menyuruh diam saja.
“Jangan katakan lagi kepadaku kalau kau mau melakukannya.” Ucap Ae Ra masih terus menangis.
“Kenapa kau menangis keras begitu? Nanti lelah. Jangan makan rambutmu.” Kata Dong Man merapihkan rambut Ae Ra yang berantakan. 


Hye Ran tiba-tiba datang dengan memperlihatkan wajah sedihnya, Ae Ra terlihat sinis melihat Hye Ran yang datang memperlihatkan wajah sedihnya. Hye Ran menanyakan keadaan Dong Man sekarang. Ae Ra mengeluh Hye Ran yang terus muncul.
“Karena aku sudah di sini, maka Eonni bisa pergi.” Ucap Hye Ran. Ae Ra kesal mendengar Hye Ran seperti mengusirnya.
“Eonni.. Aku kasihan kepadamu. Memang siapa kau?” kata Hye Ran sinis menyuruh Ae Ra segera pergi.
“Tidak, kau yang harus pergi... Kau harus pergi.... Jangan SMS maupun telepon aku... Jangan datang ke rumah untuk mencariku. Kau membuatku muak.” Ucap Dong Man pada Hye Ran dengan memegang tangan Ae Ra.
“Aku akan pergi hari ini karena sudah tahu kau baik-baik saja. Aku punya lebih banyak kesempatan di masa depan.” Kata Hye Ran percaya diri.
Ae Ra yang mendengarnya merasa kalau Hye Ran itu mau mencoba untuk berkelahi dan memperingatkan kalau untuk tidak berkeliaran di sekitar Dong Man. Hye Ran malah dengan sombongnya mengatakan kalau Ae Ra itu  harus tahu tempatnya.
“Aku akan menjelaskannya karena kau terlihat bingung. Alasan kenapa dia memegang tanganmu sekarang... bukan karena dia ingin. Tapi Dia melakukan untuk menunjukkannya kepadaku.” Kata Hye Ran. Ae Ra mengumpat kalau Hye Ran itu tak tahu apapun.
“Jawab saat aku telepon. Jika tidak, aku akan menanggap kau ingin aku menjengukmu.” Ucap Hye Ran langsung keluar dari ruangan 


Ae Ra langsung melotot marah menatap Dong Man, Dong Man bingung Ae Ra  yang melotot kepadanya. Ae Ra bertanya apakah Dong Man itu   sungguh memegang tangannya agar Hye Ran melihatnya, dan kenapa juga harus memegang tanganya. Dong Man mengaku tak tahu dan langsung berbaring sambil mengeluh kalau merasa sakit. 


 Ae Ra mengumpat kesal kalau Hye Ran itu memang murni jahat bahkan bisa  berpikir untuk kembali kepadanya. Dong Man pikir Hye Ran masih ada baiknya karena tetap menunggu dua tahun saat wamil. Ae Ra malah tak habis pikir Dong Man yang merasa kalau Hye Ran itu menunggunya.
“Sudah kubilang kepadamu. Aku lihat dia di ruang karaoke dengan beberapa pria.” Kata Ae Ra. Dong Man membela kalau Hye Ran itu suka menyanyi.
“Dia suka menyanyi.., jadi dia menyanyikan lagu duet dengan pria pada tengah malam.” Ucap Ae Ra dongkol. Dong Man merasa kalau  Itu semua masa lalu.
“Kau kelihatan seperti... itu bukan masa lalu. Sangatlah jelas... apa yang akan dia lakukan, dan betapa tololnya... kau baginya. Itu jelas sekali.” Kata Ae Ra

Dong Man menyangkal lalu bertanya apakah Ae Ra itu tahu semuanya tentang kami. Ae Ra mengeluh Dong Man mengaku bersama Hye Ran adalah “Kami”. Dong Man menjelaskan kenapa Ae Ra yang menjadi seperti tu dan tahu kalau bukan itu maksudnya.
“Tentu. Aku tidak seharusnya ikut campur dengan urusan "kalian". Aku tidak seharusnya melakukan sesuatu jika kau bertindak tolol dan mati.” Ucap Ae Ra kesal, saat itu Pelatih Hwang datang dengan wajh marah.
“Ahjussi, bunuh dia.” Kata Ae Ra kesal lalu masuk ke dalam rumah. Dong Man panik meihat Pelatih Hwang terlihat sangat marah dan ingin membunuhnya.
“Aku sebenarnya mau memberitahumu, jadi Tenang.  Alisku robek dan Aku cedera. “ kata Dong Man. Pelatih Hwang terlihat sangat marah.
“Aku senang kau masih hidup. Kau beruntung karena tidak mati.” Ucap Pelatih Hwang yang langsung memeluk Dong Man. 

Pelatih Hwang melihat video dengan judul “Identitas Petarung Jalanan yang Sesungguhnya” dan Dong Man yang jatuh pingsan.  Dong Man terlihat sibuk makan seperti kelaparan. Pelatih Hwang pikir kalau Dong Man itu  melakukan pukulan mendarat.
“Aku tidak tahu. Aku terlalu banyak dipukuli untuk ingat.” Ucap Dong Man. Pelatih Hwang meminta Dong Man agar bisa melihat videonya
“Dia goyah sebentar setelah dipukul olehmu.” Kata Pelatih Hwang. Dong Man binggung kenapa Orang-orang sangat cepat dan bisa merekam ini. Pelatih Hwang sudah bisa menebak kalau itu pasti Tae Hee. Dong Man kaget mengetahui Manager Yang.
“Kenapa kau panggil dia "Manajer"? Brengsek itu benar-benar menipumu. Karena itulah mereka sama sekali tidak memperlihatkan wajah Karel.” Ucap Pelatih Hwang. Dong Man binggung apa maksudnya itu karel.
“Apa Kau kenal pria yang memukuliku?” tanya Dong Man. Pelatih Hwang memperlihakan ada tatto sebagai simbol mereka.

Sebuah tato terlihat di pergelangan tangan,  Tak Soo mengucapkan terimakasih dengan bahasa inggris pas-pasa mengatakan kalau istrinya akan baik-baik saja. Dan juga uang sudah dikirimkan. Seperti si pria brazil tak mengerti.
“Katakan kepadanya aku mengirimkan uang tagihan RS istrinya.” Kata Tak Soo. Tae Hee ingin bicara tapi menurutnya si pria brazil sudah tahu.
“Dia langsung mengeceknya setelah pertarungan.” Kata Tae Hee yang juga tak fasih berbahasa inggris. Si pria pun menjabat tangan Tak Soo
“Try your best to avoid him... because you will lose.” Kata Si pria memperingati dengan mengejeknya. Tak Soo yang tak mengerti hanya bisa senyum saja. (Cobalah yang terbaik untuk menghindarinya...karena kau akan kalah.)

Pelatih Hwang memberitahu kalau  Masyarakat umum tidak tahu soal Karel dan hanya melatih keponakannya di rumah. Dong Man ingin tahu keluargnya itu. Pelatih Hwang megatakan kalau Karel  Juara selama tiga generasi jujitsu Brazil.
“Pria yang kau tarungi itu anak kedua. Keponakan yang dia latih secara informal di rumah adalah legenda UFC, John Carlos. Ini seperti anak TK mendaratkan pukulan ke anak kuliahan. Jadi Kau menang.” Ucap Pelatih Hwang bangga. 

Tae Hee memberikan kopi untuk Tak Soo, Tak Soo seperti tak suka  Pelatihnya membelikan karel tiket kelas bisnis menurutnya itu yang sangat dermawan dengan keuangan orang lain. Pelatih Hwang pikir apa yang harus diberikan pada orang yang tulang rusuknya patah untuk diterbangkan ke Brazil. Tak Soo kaget mengetahui tulang rusuknya patah.
“Dong Man mendaratkan serangan 58 detik di pertandingan. Itu mematahkan dua tulang rusuk. Tapi masalahnya.., .itu bukan tendangan tapi kaitan.” Jelas Pelatih Choi
Tak Soo panik lalu meminta Tae Hee agar memutar videonya kembali, Pelatih Choi merasa Tak Soo tak mengerti yang dikatakan Karel tadi, Tak Soo yang tak bisa bahasa inggris tentu saja tak mungkin bisa mengetahuinya.
“Dia bilang agar kau melakukan sebisamu untuk menghindari Dong Man. Dan Dia bilang kau akan kalah.” Kata Pelatih Choi
“dasar Kunyuk itu. Aku memberi dia uang.., dan dia mengatakan hal tidak masuk akal.” Umpat Tak Soo kesal
Pelatih Choi pun bertanya kemana Tak So akan pergi ke rumah sakit atau gym. Tae Hee binggung berpikir Tak Soo sakit atau terluka. Pelatih Choi dengan sinis mengatakan kalau ia ingin botox. Tak Soo pun meminta agar Tae Hee untuk Pergi ke gym.

Joo Man membawakan koper dengan memperingatkan Sul Hee kalau  Hanya menyapa lalu pergi padahal tak menginginkanya agar datang. Sul Hee dan Ae Ra sibuk makan kue. Joo Man kesal Sul Hee yang  tidak mendengarkan lalu berjalan pergi. Sul Hee pun berteriak agar Joo Man menghasilkan banyak uang.
Dong Man sibuk dengan memberikan gaya pukulanya, Sul Hee heran melihat Dong Man yang harus berlatih memukul seperti itu. Ae Ra memberitahu kalau Dong Man harus lebih banyak dipukuli agar menyerah soal Pertarungan MMA dan belum cukup dipukuli. Dong Man memberitahu kalau bengkak di wajahnya sudah mulai hilang.
“Sul Hee. Apa Kau mau pergi ke pesta ulang tahun bayi?” tanya Dong Man. Sul Hee membenarkan lalu bertanya tentang penampilan yang menurutnya sudah terlihat manis. Dong Man hanya bisa terbatuk seperti mengejek.
“Kau memang seperti itu.. Cheongdam-dong, rupa yang halus. Kau tahu, rupa yang halus tapi mewah. Kau bisa pakai sepatu sport saja. Kau kelihatan seperti menantu ideal. Orang dewasa suka dengan tipe anak anjing sepertimu.” Kata Ae Ra memuji temanya.
“Kau adalah tipe kucing yang disukai orang.” Balas Sul Hee. Keduanya pun saling bergaya imut dengan memberikan suara anjing dan juga kucing.
“Hei.. Kenapa kau tidak mengatakan apa-apa?” kata Ae Ra. Dong Man mengaku merasa tersinggung.
“Kenapa manusia harus bicara saat hewan sedang rusuh?” ejek Dong Man “jadi Anjing. Nikmati pesta ulang tahunnya dan Kucing. Ayo kita Makan!” ajak Dong Man. Ae Ra mengejek untuk apa makan dengan Dong Man dan menyuruh makan saja dengan Hye Ran. Dong Man kesal dengan Ae Ra yang tiba-tiba berbeda dan  jadi menjengkelkan, bahkan bertingkah seperti wanita lalu berlari mengejarnya. 


Keduanya makan di minimarket dengan duduk saling berjauhan, Ae Ra sibuk dengan ponselnya dan melihat lowongan untuk Rekrutmen Penyiar EBC dan melihat pesan yang masuk dari penyiar KBC “Anda telah lolos tahap satu.” Ia menjerit tak percaya kalau bisa lulus dan langsung berdiri. Dong Man binggung mendekati Ae Ra.
“Aku melewati tahap satu untuk jadi penyiar. Mereka mau mewawancaraiku!” kata Ae Ra lalu langsung memeluk Dong Man yang juga bahagia. Dong Man pun memuji Ae Ra yang hebat.
“Tunggu... Apa kau... Kenapa kau seperti itu? Aku tahu kita sedang ada di dekat rumah, tapi...” ucap Dong Man sedikit gugup karena merasakan sesuatu. Ae Ra pun merasa canggung berada didekat Dong Man dengan posisi berpelukan. 

Sul Hee menunggu didepan stasiun binggung dengan orang yang ditelp tak mengangkatnya, lalu kesal sendiri tak ada gunanya memiliki ponsel.  Seorang ibu keluar dari stasiun menyuruh Sul Hee untuk menutup telpnya. Sul Hee mengeluh pada ibunya yang membawa barang lalu membantu untuk membawaknya. Ibunya menolak.
“Kau seharusnya naik taksi jika bawa banyak barang, bukan naik subway.” Kata Sul Hee khawatir.
“Aku khawatir nanti macet.” Ucap Ibunya lalu Sul Hee bertanya apakah ad cairan yang dibawa ibunya. Ibunya berkata kalau ada beberapa botol minuman shikey.
“Kau bilang  hanya membuat sedikit makanan.” Kata Sul hee. Ibunya pikir tak mungkin hanya membawa sedikit pada calon besan.
“Ini hanya sedikit japchae.., dan sedikit makanan dari kaki babi. karena itu keistimewaanku.” Ungkap Ibunya, keduanya pun berjalan keluar dari subway. 

Ae Ra memakai jaket Dong Man karena tak mengunakan pakaian dalamnya,  lalu merasa kalau sangat tidak perlu. Dong Man mengancam Ae Ra yang akan mati karena tak menurut. Keduanya menaiki tangga bersama-sama.  Si bibi langsung bertanya apakah keduanya itu punya hubungan yang dekat. Dong Man binggung, siapa bibi itu
“Dia Ahjumma yang tinggal di lantai lima dan pemilik yang baru pindah.” Kata Ae Ra
“Jangan panggil Ahjumma, aku belum menikah. Namaku Ganako Hwang. “ kata Si bibi Ganako.
“Apa Anda memasang wallpaper sendiri?” tanya Ae Ra melihat Si bibi Ganako melakukan perkerjaan pria sendiri.
“Kenapa aku harus buang-buang uang untuk menyewa pekerja? Aku tidak suka orang yang tidak bekerja dan bermain sepanjang hari lebih dari apapun dan siapapun. Dan Bayarlah sewa tepat waktu. Selain itu Satu hal lagi, Entah seberapa dekat kalian.., kalian tidak boleh tidur di kamar yang sama.” Pesan Bibi Ganako sebelum pergi.
“Kenapa juga kami melakukan itu? Aku menutup dan mencegah segala kemungkinan. Orang-orang yang ada di lantai kami lebih suci daripada biksu yang tinggal di biara.” Ucap Dong Man, Ae Ra langsung melirik sinis mendengarnya.
“Aku suka betapa tegasnya seorang pria untuk berubah.” Kata si bibi langsung pergi.
Dong Man meminta Ae Ra agar membuatkan kopi yang manis untuk masuk ke rumah. Ae Ra  memperingatkan agar Dong Man tidak boleh masuk kerumahnya bahkan memblokirnya. Dong Man binggung kenapa Ae Ra jadi marah-marah.
“Kubilang berhentilah bersikap seperti wanita di hadapanku.” Teriak Dong Man kesal 


Ibu Sul Hee memakan cookies  merasa rasa anaknya sudah siap untuk menikah, karena tidak bisa percaya bisa memasak kue. Sul hee mengaku kalau itu Hanya karena bosan setelah bekerja semalam. Ibunya heran melihat anaknya yang bekeja sangat keras, menurutnya lebih baik berhenti  saat sudah menikah.
“Ayahmu mematikan TV kapanpun dia melihat channel home shopping. Dia tidak bisa berpikir putrinya sendiri, selalu mengangkat telepon untuk menerima order home shopping. Katanya, itu membuatnya muak dan marah.” Cerita Ibunya.
“Aku hanya harus duduk dan menjawab telepon.” Kata Sul Hee lalu melihat tempat pesta yang sudah di hiasi balon.
Sul Hee menawarkan ibunya untuk masuk dan menyapa, Ibunya pikir tak mungkin, karena tidak berpakaian bagus. Sul Hee merasa baik-baik saja. Ibunya merapihkan rambut anaknya agar bisa memberikan poni pada dahinya. Sul Hee menolak karena lebih suka gayanya yang sekarang.
“Saat kau menemui calon mertuamu.., tanyakan kepadanya kapan keluarga kita bisa bertemu.” Pesan Ibu Sul Hee. Sul Hee mengangguk mengerti. Ibu Sul Hee pun pamit pergi dengan melihat kalau bawaan makan anaknya yang banyak. Sul Hee meminta ibunya agar bisa berhati-hati dan mengangkat telpnya nanti. 

Hye Ran menuruni tangga dan ingin menekan bel pintu Dong Man tapi sepertinya ragu.  Ae Ra didalam kamar berlatih menjadi penyiar yang menyampaikan berita lalu melihat berita di laptopnya “Park Hye Ran Kembali ke TV”
“Beraninya dia muncul di hadapan Dong Man lagi Dan dia akan jatuh cinta kepadanya lagi.” Umpat Ae Ra kesal lalu mendengar bunyi bel rumahnya.
“Beli kopi di biara sana atau Berbagilah dengan Hye Ran. Hye Ran-mu...” teriak Ae Ra lalu kaget saat membuka pintu ternyata Hye Ran yang datang.
“Apa Sedang bicara tentangku?” ucap Hye Ran lalu menyelonong masuk melihat tempat tinggal Ae Ra dengan nada mengejek.
“Apa Eonni mau coba jadi penyiar lagi Dengan aku sebagai panutannya?” ejek Hye Ran duduk di sofa melihat layar laptop.
“ternyata Kau sekarang punya kebiasaan datang kesini” keluh Ae Ra sinis dengan menutup laptopnya. Hye Ran mengaku  tapi mampir untuk melihat Ae Ra sebelum bertemu Dong Man  untuk mengatakan sesuatu.
Ae Ra menegaskan mau Hye Ran mengatakannya atau tidak maka tak akan pernah peduli.  Hye Ran membalas kalau tak akan elakukan yang dinginkan Ae Ra, lalu bmemberitahu kalau Ae Ra itu seperti ibu yang bilang... "Menikahlah atau berhenti kerja"
“Kau mau aku duduk di sini denganmu dan berbincang sambil minum kopi atau semacamnya?” kata Ae Ra kesal.
“Baiklah. Aku akan ke intinya saja... Oppa dan aku akan memulai lagi.” Kata Hye Ran percaya diri. Ae Ra kaget mendengarnya. 



Dong Man keluar dari rumah merasa tak enak hati dengan sikap Ae Ra. Sementara Ae Ra berpikir memangnya Dong Man mengatakan mengingikanya dan menegaskn kalau Dong Man itu belum pernah menikah. Hye Ran pikir tak perlu pria yang bercerai menurutnya ia memiliki  punya semuanya, mulai Uang, koneksi, dan nama besar.
“Sekarang, aku sungguh hanya memerlukan Oppa.” Ungkap Hye Ran
“Sudah kubilang padamu untuk tidak muncul di hadapannya lagi.” Tegas Ae Ra.
“Aku tidak ke sini untuk izin darimu, tapi  Ini pemberitahuan. Dia milikku...” kata Hye Ran langsung disela oleh Ae Ra. Ae Ra pikir Hye Ran meminta agar menyingkir.
“Tidak... Jangan buat dirimu lebih menyedihkan.” Ungkap Hye Ran menyindir. Ae Ra kesal dianggap menyedihkan.
“Kau berpura-pura jadi teman setia bahkan saat kau tidak bisa jadi teman setia. Itu cukup lucu...Lebih baik jadi gila daripada jadi menyedihkan.” Kata Hye Ran
“Hei. Sudah kubilang kepadamu aku bisa memukul wanita juga. Pikirkan itu.” Ungkap Ae Ra 

Hye Ran malah makin mengejeknya kalau Ae Ra itu tak pernah memukulnya,  saat itu terdengar suara dari luar. Dong Man memanggil yang ada di dalam kalau menarik lagi perkataannya tentang Ae Ra dan biara.
“Kenapa kau selalu membuatku cemas dengan jadi marah? Kenapa kau bertingkah di luar karaktermu?” teriak Dong Man
“Apa Eonni bertingkah di luar karakter? Untuk apa? Ini Menyedihkan sekali.” Ejek Hye Ran
Ae Ra akhirnya membuka pintu memberitahu Dong Man kalau Hye Ran nya ada dirumahnya dan menyuruh agar mengambilnya. Hye Ran dengan wajah melasnya memanggil “Oppa”. Dong Man dengan sinis bertanya untuk apa Hye Ran datang.
“Aku khawatir dan ingin melihat keadaan Oppa.” Ucap Hye Ran, Dong Man menyindir Haruskah berterima kasih dengan perkataan itu.

“Sudah kubilang kepadamu untuk jawab teleponnya.” Kata Hye Ran. Dong Man mulai berbicara serius.
“Hye Ran.. Saat aku dengar kau cerai.., sejujurnya... hatiku tenggelam. Saat kau meneleponku.., kupikir aku hampir tidak bisa bernafas.” Akui Dong Man. 
Ae Ra mendengar perkataan Dong Man dari jendela kesal sendiri mendengarnya,  mengumpat kalau si Idiot itu kena lagi. Ia merasa kalau Pecundang dan jalang itu diciptakan untuk satu sama lain dan takkan peduli dengan mereka lagi.
“Sebuah telepon dariku cukup membuatmu gugup.” Kata Hye Ran  ta percaya dengan memegang lengan Dong Man. Dong Man langsung menariknya.
“Ya. Mungkin kau akan melakukan ini lagi. Aku takut kau akan mengatakanya lagi dalam lima tahun kita yang menyedihkan itu. Jadi Aku mohon... Enyahlah.” Tegas Dong Man. Hye Ran terdiam tak percaya Dong Man bisa melakukanya. 


Keluarga Joo Man melihat barang-barang yang dibawakan oleh Sul Hee.  Sul Hee memberitahu kalau  minumnan sikhye yang dibuat sendiri oleh ibunya,  menurutnya kalau ada Orang yang mencicipinya maka akan minta dikirimi beberapa botol lagi. Dua kakak Joo Man berbisik ibu Sul hee yang  mengirim dua botol.
“Apa Bahkan dia mengirimi kaki babi?” bisik kakak lainya seperti mengejek Sul Hee.
“Ini yang keluarga kami jual di restoran. Ibuku tidak hanya memakai bahan buatan tapi merebusnya hanya dengan bahan alami.”kata Sul Hee. Kakak ipar sedang hamil menyuruh agar menutup makana saja karena ruanganya akan Jadi bau daging babi dan bisa muntah pagi-pagi.
“Kau tidak spesial... Kaki babi kan juga babi. Karena itulah baunya babi. Terima kasih atas pemikiran dan usahanya.., tapi kami mau mengadakan pesta dengan tema makan siang. Kaki babi tidak cocok dengan temanya.” Ungkap si kakak ipar pertama.
“Lalu Apa yang ada di koper? Kau mau pergi?” tanya si kakak ipar mengejek. Ae R membuka koper dan terlihat Cookies yang sudah dibungkus rapi.
“Aku membuatnya untuk diberikan kepada tamu undangan saat mereka pergi” ucap Sul Hee
Si kakak ipar tak percaya Sul Hee bisa bisa membuatnya padahal sedang  sibuk bekerja. Sul Hee mengaku kalau sengaja ambil cuti dan harus melakukan sesuatu di ulang tahun Min Seo yang pertama. Ibu Joo Man pun bertanya apakah anak lakinya itu mengatakan tidak bisa datang. 

Joo Man masuk ke ruangan fotokopi binggung melihat banyak kertas yang berserakan dan Ye Jin berjongkok sambil menangis. Ye Jin menceritakan  Tiba-tiba, saja terjadi dan harus membuat salinan tapi berpikir kalau suda merusaknya. Saat itu Joo Man merasa seperti mengingat pertama kali bertemu dengan Sul Hee.
Flash Back
Sul Hee panik melihat banyak kertas yang berserakan dengan mata anak anjing yang ketakutan merasa merusaknya lagi dan kesal karena selalu menyebabkan masalah. Seperti saat itu ia mulai jatuh cinta denganSul Hee.
“Kenapa aku selalu menyebabkan masalah?” ucap Ye Jin melakukan hal yang sama. Joo Man menyadarkan dirinya lalu menyuruh Ye Jin menyingkir agar pakaian tak kotor dan memperbaiki mesin foto kopi. 

Dong Man berteriak meminta Ae Ra membuka pintu dan mengajaknya bicara. Ae Ra hanya diam saja lalu melihat Moo Bin menelpnya, Moo Bin bertanya apakah Ae Ra sedang ada department store. Ae Ra heran kenapa Moo Bin harus datang ke tempat kerjanya.
“Apa Kau akan menungguku sampai aku selesai?” tanya Mo Bin.
“Harusnya kau menyumpahiku saja. Kenapa kau terus marah? Ini bukan seperti dirimu.” Teriak Dong Man duduk didepan pintu.
Ae Ra mendengarnya mengingat ucapan Hye Ran “Kau berpura-pura jadi temannya bahkan saat kau tidak bisa jadi temannya. Itu cukup lucu.” Lalu akhirnya menyetujui Moo Bin untuk bertemu. 

Ae Ra sudah berganti pakain dan keluar dari rumah. Dong Man menarik tanganya bertanya mau kemana dan mengajaknya bicaranya. Ae Ra heran kenapa Dong Man harus peduli kemana akan pergi.
“Aku tidak meneleponnya, tapi Dia datang atas kemauannya sendiri.” Jelas Dong Man seperti tak ingin Ae Ra salah paham.
“Kenapa kau memberitahuku itu? Apa Kau menyukaiku Atau apa aku menyukaimu? Jadi Mari kita jaga batas. Aku tidak ingin wanita gila itu mengasihaniku. Mari kita perhatikan perilaku kita masing-masing” tegas Ae Ra. Dong Man pun tak bisa berkata-kata lagi. 

Joo Man akhirnya berhasil memperbaikinya, memberitahu kalau  Printer ini agak macet dan memberitahu caranya agar bisa sisipkan halaman secara terpisah kalau ingin mencetaknya. Ye Jin tertawa melihat ada  Ada tinta di wajah Joo Man.
“Pak Kim... Terima kasih banyak. Aku harus membelikanmu minum hari ini. Ada tempat souvlaki baru. Di sana rasanya enak.., dan suasananya bagus. Ayo kita minum hari ini.” Ajak Ye Jin penuh semangat.
“Aku... Beban kerjaku berat, jadi aku harus lembur malam ini.” Ungkap Joo Man berusaha menolak.
“Kalau begitu, apa kau mau nonton di bioskop akhir pekan ini?” tanya Ye Jin. Joo Man mengaku ada rencana keluarga akhir pekan ini.
“Bagaimana dengan makan malam besok?” tanya Ye Jin tak mau kalah. Joo Man mengatakan kalau besok  harus menonton bola. Ye Jin tiba-tiba mendekat dan memberikan kecupan di bibir Joo Man.
“Kubilang aku berterima kasih kepadamu. Jadi Mari minum. Kenapa kau mempersulit suatu hal?” kata Ye Jin kesal lalu beranjak pergi. Joo Man hanya bisa terdiam tiba-tiba meneriman ciuman. 

[Episode 6 - Sayang, Jangan Berikan Aku Ciuman Itu.]
Dong Man ingin mengirimkan pesan “Aku meminta maaf dan  Aku tidak tahu soal apa itu.” Tapi akhirnya memilih untuk menghapusnya. Pelatih Hwan mengeluh Dong Man yang lambat dan tak mengikutinya. Dong Man memberikan selotip lalu tersadar melihat poster dirinya bahkan menuliskan  ukuran sepatunya juga.
“Kenapa ini sangat detail?” kelu Dong Man.
“Aku tidak tahu apakah wanita di kota ini akan memintamu. Sebagai instruktur, maksudku .. Ini sangat strategis.” Ungkap Pelatih Hwang terus menempelkan poster.
“Aku bahkan tidak tahu kenapa aku meminta bantuannya.” Keluh Dong Man. Pelatih Hwang menyuruh Dong Man untuk segera mendekat.

Pelatih Hwang bertemu dengan seseorang di ruang latihan, Si fotographer mengatakan mau bertemu bintangnya dulu. Pelatih Hwang mengenalkan Dong Man lalu menyuruh untuk Pergilah ke toilet dan basahi rambutnya untuk pemotretan. Dong Man binggung bertanya apa lagi sekarang, Pelatih Hwang memberitahu ini Serangan balik dan Awal untuk serangan balasan jadi harus memberi respon.
“Apa Anda sudah mengkonfirmasi semuanya?” tanya Pelatih Hwang. Si pria mengatakan  punya informasi check in hotel Carl Carelas dan penerbangannya tepat setelah pertandingan selesai Rencana milik Tak Su cukup kacau Ini akan membuat sejarah.” Ungkap si pria.
Dong Man tersenyum bahagia mendengarnya, Pelatih Hwang menegaskan kalau  tak akan membiarkan ini. Dong Man measa pelatihnya itu terlihat dingin tapi hatinya sangat hangat. Pelatih Hwang memperingatkan Dong Man untuk  Bersiaplah untuk mati, karena sudah mengatur pertandingan debutnya.
“Kaulah yang harusnya menyerang balik. Kau tidak terlihat terlalu buruk melawan orang Brazil.” Ucap Pelatih Hwang
“Pelatih Hwang, boleh aku panggil kau Hyeong? Sebagai Pelindung.”ucap Dong Man mengejek. Pelatih Hwang langsung memukul kepala Dong Man yang sering bercanda.
Bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 
INSTRAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

Tidak ada komentar:

Posting Komentar