PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 04 Juni 2017

Sinopsis The Best Hit Episode 4

PS : All images credit and content copyright : KBS
Hyun Jae mengemudikan mobilnya dan tiba-tiba berhenti dengan mesin yang tak mau menyala. Woo Seung siap dengan pengorenganya dan merasa setelah melihatnya seperti Hyun Jae itu tidak asing. Hyun Jae pun bahagia karena ada yang mengenalinya.
Woo Seung mengingat tak sengaja hampir menabrak Hyun Jae. Ia pun berteriak kalau Hyun Jae adalah orang yang kecelakaan tadi malam itu. Hyun Jae mengingat kejadian kemarin mengingat Woo Seung yang menginjak tanganya sebelum tak sadarkan diri.
“Jadi Kau wanita itu? Kenapa kau disini?” teriak Hyun Jae marah. Woo Seung balik menanyakan Hyun Jae kenapa ada dimobil dan  Bagaimana dengan yang lainnya
“Kau tanya Yang lain? Siapa?” tanya Hyun Jae binggung. Woo Seung mengatakan kalau maksudnya itu Pemilik mobil ini.
“Apa maksudmu? Ini mobilku... sebenarnya.” Jelas Hyun Jae.

“Kita akan kemana dengan mobil orang lain? Ini Aneh jika dipikir-pikir. Kau tiba-tiba muncul di depan mobil ini. Apa kau mencoba mendapatkan uang dengan pura-pura tertabrak?” kata Woo Seung curiga.
Hyun Jae kesal dianggap pura-pura, Woo Seung menegaskan kalau Hyun Jae itu memilih mobil yang salah, karena bertiga benar-benar lahir dengan "sendok kotor". Hyun Jae malah makin heran mendengar Woo Seung  membawa-bawa sendok. Woo Seung mengajak mereka segera pergi sekarang.
“Aku sudah ingin pergi daritadi. Namun, mobilnya rusak.” Ucap Hyun Jae. Woo Seung memeriksa ponselnya tapi batterynya habis.
“Pinjamkan aku hand phone-mu.” Kata Woo Seung. Hyun Jae mengaku  Tidak punya. Woo Seung merasa Hyun Jae itu bohong karena tak mungkin ada yang tidak punya ponsel zaman sekarang. Woo Seung kesal kalau itu ada yaitu Dirinya.
“Lalu kita harus bagaimana?”tanya Woo Seung. Hyun Jae dengan kesal berteriak juga tidak tahu. Woo Seung pun memikrkan yang harus dilakukan 


Sementara MC Drill kembali membuat siaran langsung dengan ponselnya,
“Hai.. Semuanya, ini Choi Woo Seung, wanita yang mirip ngengat. Tinggi 163 centimeters. Berat badan 43 kilograms. Dia kurus dan matanya sangat besar. Dia masih berada di Seoul. Dari matanya terpancar sinar ketamakan dan kebencian.” Ungkap MC Drill memperlihatkan wajah Woo Seung dari ponsel.
“Dan Foto ini mobilku. Jika kalian...bertemu ngengat betina ini... atau mobilku, maka aku akan memberikan imbalan kepada kalian.” Ucap MC Drill
Woo Seung kesal melihat MC Drill yang mengunakan ponselnya, lalu melihat kalau pengikutnya masih nol. Ia mengejek MC Drill yang selalu melakukannya, tapi tak ada yang menonton. Tiba-tiba seorang wanita dengan tinggi semampai dan juga dada yang besar, semua melonggo sambil memberitahu kalau Do Hye Ri yang datang.
“Itu Hye Ri si Hebat. Dia sangat kurus.” Ucap beberapa wanita merasa iri dan Hye Ri pun mulai melakukan pemanasan sambil menyalakan musik, lalu mulai menari dengan kursi didepanya.
“Kudengar ada renovasi di studionya. Dia bahkan tak istirahat dan terus latihan. Dia benar-benar hebat dan juga pakai sepatu hak tinggi saat latihan.”ucap MC Drill benar-benar kagum
“Kudengar dia ace dari grup yang akan segera debut.” Kata Ji Hoon juga ikut terpana
“Apa bagusnya hal itu? Kudengar dia tidak jadi didebutkan karena masalah kesehatan.” Kata MC Drill. Ji Hoon kaget mengetahui tentang Masalah kesehatan. 

Hyun Jae mencoba menghentikan mobil lalu berteriak kesal karena tak ada yang mengenalnya,  lalu berteriak kalau ia adalah Yoo Hyun Jae. Woo Seung memilih untuk tetap belajar dengan lampu kepalanya. Hyun Jae kembali masuk mobil sambil mengeluh Woo Seung tak membantu padahal Tenggorokannya mulai sakit. Woo Seung seperti tak peduli.
“Kurasa kau tidak tahu. Tapi aku bukan orang yang pantas diperlakukan seperti ini.” Ucap Hyun Jae. Woo Seung menyetujuinya saja dan tetepa menatap bukunya. Hyun Jae pun bertanya apa yang dilakukanya.
“Kira-kira kelihatannya aku melakukan apa?” kata Woo Seung. Hyun Jae berpikir kalau itu belajar. Woo Seung langsung membenarkan.
“Bagaimana bisa kau belajar sekarang? Sampai kapan kau akan duduk diam disitu?” ucap Hyun Jae. Woo Seung mengarahkan kepalanya, Hyun Jae mengeluh matanya jadi silau lalu mengumpatWoo Seung itu tidak sopan.

“Katakan padaku. Apa itu? Aku sangat membenci hal seperti itu.” Ucap Hyun Jae yang sebelumnya melihat Woo Seung seperti ingin berbicara.
“Aku sangat penasaran mengenai hal ini. Dimana kau mendapatkan pakaian seperti itu?” ucap Woo Seung
“Aku tertarik dengan fashion seperti ini dan suka memadu-padankan pakaianku.” Kata Hyun Jae bangga.
“Apa kau membelinya di Pasar Dongmyo?”pikir Woo Seung. Hyun Jae kesal dianggap beli di pasar
“Kudengar mereka menjualnya seharga 100 won.” Kata Woo Seung. Hyun Jae tak bisa menahan tawa merasa itu Tidak masuk akal.
“Ini Storm, apa kau mengerti? Storm! Jika ini harga 100 won, maka pakaianmu seharga 10 won.” Kata Hyun Jae menunjuk merek di belakang lehernya. 


“Aku selalu ingin berpenampilan terbaik kapanpun. Semua orang mengatakan fashionku yang terbaik. Kau tak tahu apapun.” Ejek Hyun Jae.
Woo Seung pujn tak peduli kalau memang Hyun Jae menyukainya karen  orang lain akan menganggapnya kuno dan mengaku hal itu. Hyun Jae makin geram bahkan Woo Seung yang bicara dengan  bahasa tidak formal. Woo Seung membalas kalau Hyun Jae yang  melakukannya lebih dulu. Hyun Jae menegaskan kalau ia berhak melakukannya.
“Tahun berapa kau lahir?” tanya Hyun Jae. Woo Seung balik bertanya pada Hyun Jae lebih dulu. Hyun Jae mengaku kalau ia lahir tahun 71.
“Kau terlihat seperti kelahiran 73.” Komentar Hyun Jae, Woo Seung hanya menatapnya. Woo Seung pun berpikir dengan menebak dari 74 lalu akhirnya 72
Saat itu terlihat truk derek lewat, Woo Seung langsung turun dari mobil. Sementara Hyun Jae masih kesal dianggap kuno dengan menatap kaca spion kalau sangat keren.
“Mereka berhenti karena melihat mobil kita disini dan akan membawa kita ke kantor pusat.” Kata Woo Seung setelah bicara dengan mobil derek lalu terdengar bunyi suara perut yang lapar.
“Bunyi perutmu itu seperti bukan dari orang yang baik” ejek Hyun Jae tapi setelah itu suara perutnya yang berbunyi. Woo Seung balik mengejek Hyun Jae seperti itu.
Hyun Jae teringat sebelum pergi membawa beberapa snack, Woo Seung melihatnya seperti sangat ingin makan. Hyun Jae mengeluarkan snack lainya dan menawarkan pada Woo Seung. Woo Seung menolaknya merasa tak tahu snack itu.
“Kau pikir aku siapa? Ini sangat laku, apa Kau tidak tahu?” ucap Hyun Jae dan langsung memperagakan iklanya. Woo Seung hanya bisa melonggo heran melihatnya. Hyun Jae merasa Woo Seung itu tak punya TV di rumah


Tuan Lee mencari gunting kuku di meja Kwang Jae padahal sudah meminta agar mengembalikanya, ketika membuka laci melihat Formulir pinjaman bank dan Peringatan tunggakan.
Woo Seung melonggo melihat struk pembayaran, lalu mengomel pada Hyun Jae yang tak punya kartu kredit, menurutnya uang  60.000 won ini sudah seperti darahnya sendiri dan mengancam agar membayarnya nanti.
“Aku benar-benar tidak punya apapun sekarang. Aku bukan orang yang tidak akan membayar utang sesedikit itu. Aku akan membayarmu nanti.” Ucap Hyun Jae.
“Kau hanya orang aneh yang tidak punya apa-apa.” Ucap Woo Seung. Hyun Jae kesal dainggap aneh
“Aku mungkin terlihat aneh, tapi aku tidak begitu.” Kata Hyun Jae. Woo Seung pun meminta agar Hyun Jae membayarnya. Woo Seung pun hanya diam saja.

“Sekarang, aku harus kemana? Dimana aku?” kata Hyun Jae binggung. Woo Seung meminta agar Hyun Jae menunggunya lalu berkata “Dimana ini?”
“Sudah kubilang aku tidak tahu.” Kata Hyun Jae kesal.
Cermin pun berbicara “Anda berada di Goyang, Gyeonggi-do.” Woo Seung mengeluh mereka pergi ketempat yang jauh.  Hyun Jae binggung  melihat Woo Jae berbicara pada ponsel. Woo Seung tak ingin Hyun Jae banyak tanya, dan memasang GPS di bagian depan. Woo Seung binggung kemana mereka akan pergi.
“Saya akan segera memberi petunjuk jalan untuk Anda. Belok kiri dalam 800 meter.” Ucap GPS. Hyun Jae hanya bisa melonggo.
“Apa dia bicara denganku sekarang?” tanya Hyun Jae binggung. Woo Seung menyuruh Hyun Jae agar Menyetirlah dengan benar.Hyun Jae ingin mengambil jalur kiri terdengar suara klakson.
Woo Seung berteriak agar menyalakan Lampu sen. Hyun Jae mengambil kabel kalau Woo Seung yang sudah merusaknya. Woo Seung berpikir yang harus dilakukan sekarang. 

Akhirnya Woo Seung dengan lampunya dan tangan keluar dari jendela sebagai lampu sen dan berhenti di tempat istirahat. Ia mengeluh kalau   melakukan banyak hal hari ini dan meminta Hyun Jae agar diam serta menunggunya.
“Ini benar-benar dimasa depan.” Ucap Hyun Jae melongo tak percaya. Woo Seung mengumpat kesal dengan sabuk pengaman yang tak bisa dilepas.
“Apa Kau pikir bisa memaksakannya? Aku akan melakukannya.” Kata Hyun Jae ingin membantu. Woo Seung mengatakan kalau  sedang terburu-buru. Hyun Jae pun akan membantu kalau memang terburu-buru.
Saat itu bangku mobil kembali turun, Hyun Jae pun mengikutinya dan bibirnya mencium Woo Seung tak sengaja, ciuman kedua mereka. Woo Seung langsung mendorong dengan wajah kesal. Hyun Jae berteriak kalau dirinya adalah korban.Woo Seung tak banyak bicara segera turun dari mobil dengan memegang bibirnya.
“Yang benar saja, aku harusnya... Kenapa dia marah denganku?”keluh Hyun Jae

“Saya tidak bisa mendengarkan perintah Anda.” Balas Cermin, Hyun Jae berkata kalau tidak mengatakannya padanya dan akan pergi ke toilet jadi menyuruhnya istirahat saja. 

Hyun Jae keluar dari toilet wanita dengan melihat sekeliling, seseorang mengangkat telp  mengaku bernama Lee Kwang Jae. Ia langsung berusaha mengikutinya tapi si pria sudah lebih dulu naik mobil. Woo Seung melihat Hyun Jae yang berlari, dan langsung masuk mobil. Ia berusaha mengejar Hyun Jae yang pergi meninggalkanya.
“Aku akan membunuhmu saat bertemu denganmu nanti!” teriak Woo Seung kesal.
Hyun Jae mengemudikan mobilnya, suara ponsel menganggunya dan akhirnya kehilangan mobil yang dikemudikan Kwang Jae. Ia pun berusaha untuk tenang karena Kwang Jae pasti  Pergilah ke studio.
“Dalam 500 meter, silahkan belok kanan.” Ucap GPS. Hyun Jae pikir orang itu tahu dimana dia bekerja.

“Silahkan belok kanan.” Kata GPS. Akhirnya Hyun Jae memutuskan untuk mempercayainya. 


Di telp umum, Woo Seung kesal karena Hyun Jae tak mengangkat telpnya, lalu berpikir caranya agar bisa pulang. Ji Hoon duduk di meja belajar menatap ponselnya, ketika ada deringan langsung mengangkatnya. Woo Seung dengan suara lemah akhirnya menelp.
“Kau kemana saja? Drill benar-benar marah. Dia sudah gila. Kenapa ponselmu mati? Aku mengirimkanmu pesan dan kau tidak membalasnya.” Ucap Ji Hoon yang khawatir.
“Sesuatu terjadi. Aku akan menceritakannya nanti. Apa kau bisa menungguku diluar dan membayar taksiku? Aku akan menghubungimu. Hei, aku sedang dalam masalah dan hanya nomor ponselmu yang aku ingat. Jadi Angkat saja atau kau akan mati hari ini.” Ucap Woo Seung buru-buru menutup karena koinya sudah habis.  Ji Hoon heran dengan Woo Seung menganggap dirinya pembantu.
Hyun Jae akhirnya sampai di tempat Kwang Jae dengan GPS milik Woo Seung, lalu menatap kalau tempat agencynya terlihat semakin tua. Dua wanita turun dari mobil, si rambut orange kembali mengeluh pada Kwang Jae agar menyetirlah dengan lebih baik lagi. Temanya langsung menarik masuk agar tak banyak komplain lagi. Kwang Jae membawa beberapa pakaian dari mobil, Hyun Jae terus menatapnya mengingat kenanganya. 

Flash Back
Kwang Jae meminta agar Hyun Jae  Percaya dan ikut saja dengannya karena Pekerjaannya memang selalu mengikuti Hyun Jae. Hyun Jae menegaskan kalau tidak bercanda dan pindah label. Kwang Jae kaget mendengarnya.
“Aku akan pindah label. Berapa yang akan didapatkan labelmu? Apakah Sekitar seratus? Aku akan membayarmu dobel.” Kata Hyun Jae.
“Bukan masalah uang. Apa yang akan terjadi dengan Asia Management kalau kau pergi? Kita bisa bangkrut. Direktur membeli gedungnya saat albummu laris saat itu. Kita mengambil pinjaman di bank.” Ucap Kwang Jae
“Siapa yang menyuruhnya melakukan itu?” kata Hyun Jae tak peduli. Kwang Jae kesal merasa Hyun Jae hanya memikirkan dirimu sendiri. 

Hyun Jae melihat Kwang Jae dan buru-buru menyembunyikan wajahnya, tapi berusaha mengangkatnya. Kwang Jae mentap ke arah Hyun Jae dan memanggilnya “Ahjussi” agar memindahkan mobil. Hyun Jae hanya bisa terdiam, Kwang Jae akan mendekat dan saat itu Tuan Lee keluar dan memanggil Kwang Jae.
“Kwang Jae... Apa gedung kita akan disita bank? Aku sudah melihatnya. Jadi Katakan yang sejujurnya.” Ucap Tuan Lee. Hyun Jae mendengarnya dari dalam mobil.
“Itu... Aku terlambat membayar pinjaman pokok dan bunganya.” Akui Kwang Jae.
“Hei, kau bisa mengatakannya padaku.” Kata Tuan Lee. Kwang jae tidak ingin membuat Tuan Lee khawatir.
“Dasar bodoh. Apa kau akan memberitahu saat kita sudah ditendang keluar? Apa itu Supaya aku tidak khawatir?” ucap Tuan Lee kesal.
Kwang Jae berkata akan mengurusnya. Tuan Lee langsung mengumpat Kwang Jae itu beruang bodoh, karena mengatakanakan mengurusnya tapi hal ini malah terjadi. Ia mulai mengumpat kesal kalau Semua ini karena bajingan terkutuk itu. Kwang Jae bertanya-tanya siapa Bajingan terkutuk lalu menebak itu adalah Hyun Jae. Tuan Lee pikir kalau saja Hyun Jae  tidak berkhianat dengan punya semua uang yang disembunyikan bahkan tidak tahu sekarang sudah mati atau terbang ke langit ketujuh. Kwang Jae heran Tuan Lee yang kembali membawan nama Hyun Jae lagi.
Hyun Jae terus mendengarkan seperti merasa bersalah, Saat itu Bo Hee keluar bertanya apa yang sedang mereka lakukanya. Kwang Jae mengaku  akan segera masuk. Hyun Jae pun melihat Bo Hee seperti terpesena, Kwang jae meminta agar meRahasiakan masalah ini dari Bo Hee. Tuan Lee tak peduli dan ingin mereka harus ke bank besok. Keduanya pun masuk, Hyun Jae seperti tak sanggup memilih untuk pergi saja.

Woo Seung terbaring dengan tatapan kosong. MC Drill mengumpat kesal kalau itu tak masuk akal dengan kehilangan tas, ponsel, dan semua barangnya. Ia menegaskan kalau dirinya itu tak bodoh yang bisa dibohongi.
“Apa Kau percaya dengannya?” kata MC Drill kesal
“Tapi, bagaimana dia bisa menyetir tanpa kunci mobil? Dia tidak mungkin punya kuncinya. Ini Tidak masuk akal.” Ucap Ji Hoon juga binggung.
“Choi Woo Seung, kau pasti kaki tangannya. Dimana kau menjual mobil kesayanganku? Apa yang harus kulakukan dengan bajingan itu? Jangan berakting didepanku. Beritahu yang sebenarnya... teriak MC Drill meluapkan amarahnya. Tiba-tiba Woo Seung terbangun.
“Aku akan menemukannya bahkan sampai ke neraka sekalipun. Aku Choi Woo Seung. Kau berurusan dengan orang yang salah!” teriak Woo Seung penuh dendam membuat Woo Seung ketakutan. 


Hyun Jae berada di pinggir sungai, mengingat saat Bo Hee keluar dari toko bertanya kenapa keduanya ada diluar. Ia dengan kesal melihat ketiganya yang tinggal bersama.
Flash Back
Hyun Jae melihat tumpukan uang ditangan dan depanya, Direktur dudu k didepanya merasa mereka yang akan  selalu senang bertemu lalu bertanya kenapa Direktur Lee yang tidak datang. Hyun Jae terlihat binggung dan menjawab kalau Tuan Lee sedang sibuk.
“Ini jumlah uang yang banyak. Aku harus mengecek ini dengannya.” Kata Direktur.  Hyun Jae pikir Tidak perlu lalu panik saat melihat Direktur menelp Tuan Lee.
“Dia tak mengangkatnya dan kau penyanyinya. Jadi Tidak akan terjadi apa-apa, kan?” kata Direktur. Hyun Jae menyakinkan akan baik-baik saja.
“Ini pertama kalinya aku membayar nominal sebesar ini.” Ungkap si direktur bangga. Hyun Jae pun tersenyum bahagia. 

Hyun Jae membawa tas berisi uang di bagasi mobil, dan ditahun 2017 Hyun Jae membuka bagasi isinya barang-barang milik Woo Seung yang baru pindah. Ia mencari-cari sesuatu dan menemukan sebungkus ramen menurutnya seseorang itu harus melanjutkan hidup.
Di kamar, Woo Seung tak bisa tidur karena masih marah pada Hyun Jae, lalu keluar dari kamar mengambil ponsel Ji Hoon saat melihat namanya yang disimpan adalah “Malaikat Pencabut Nyawa” walaupun sempat kesal mencoba menelp Hyun Jae kembali dari ponselnya, tapi tetap tak diangkat. 

Hyun Jae membaca koran dan tak peraya kalau Korea masuk semi final piala dunia, lalu melihat ada model wanita cantik bertanya-tanya siapa wanita itu. Lalu mencari alat untuk memasakn mie. Di pinggir sungai Hyun jae, memasak mie dengan kompor dan panci tapi gas milik Woo Seung semua habis akhirnya ia  hanya bisa makan mie tanpa direbus.  
“Apa Gun Mo Hyung masih belum menikah?” ucap Woo Seung sambil membaca koran lalu akhirnya mengajak ponsel bicara, tapi tak ada sahutan.
Hyun Jae mengingat Woo Seung yang menekan bagian pinggir ponsel sebelum bicara. Ia pun mengikutinya lalu bertanya keberadaanya, Cermin pun menjawab “Kota Seoul. Yeoeuido-dong, Yeongdeungpo-gu. Parkiran Sungai Han.” Hyun Jae tersenyun mendengarnya mengaku  butuh bantuan. Cermin pun mempersilahkan Hyun Jae untuk mendengarkan.
“Hari ini tanggal berapa?” tanya Hyun Jae. Cermin menjawab “Sabtu, 3 Juni 2017.”

“Apa.. perjalanan waktu itu mungkin dilakukan?” tanya Hyun Jae.
“Berikut adalah hasil pencarian mengenai perjalanan waktu.” Balas cermin. Hyun Jae tak mengerti dan ingin tahu apakah bisa atau tidak melakukan itu.
“Apa Anda tidak bisa mengerti ucapan saya? Apa perjalanan waktu bisa dilakukan? Apa kau tidak menanggapiku juga? Aku Yoo Hyun Jae. Yoo Hyun Jae!” kata Hyun Jae kesal Cermin pun memberikan  hasil pencarian Yoon Hyun Jae.
“Siapa yang menyuruhmu mencariku?” keluh Hyun Jae tapi setelah itu tak percaya menemukan profilnya dan kaget mengetahui Yoo Hyun Jae sudah meninggal Pada 17 Juni 1994 dan meninggal dalam usia 24 tahun.
“Aku... meninggal tahun depan.” Ucap Hyun Jae tak percaya ternyata ia diketahui sudah meninggal. 

Suasana pagi hari di Sungai Han ramai, beberapa orang yang sedang berlari melihat ke dalam mobil Hyun Jae berpikir kalau Ada kebocoran gas dengan tabung disekeliling tempat duduk dan meminta memanggil ambulance. Pihak Ambulance datang membangunkan Hyun Jae dari jendela.
Hyun Jae seperti sudah tak sadarkan diri dalam mobil, Akhirnya petugas memecahkan kaca dengan batu. Hyun Jae langsung terbangun karena terlonjak kaget, semua orang seperti bisa bernafas lega ternyata Hyun Jae masih hidup.
“Kami mengira kau bunuh diri, kau harus tetap hidup. Bertahanlah.” Ucap Seorang ibu menasehatinya. Hyun Jae duduk diam di pinggir sungai.  
“Ya, kau harus tetap hidup, Yoo Hyun Jae. Semuanya takkan berubah jika kau hanya duduk diam saja. Pergilah ke studio. Semuanya bermula dari sana.” Kata Hyun Jae menyakinkan diri. 

MC Drill mengomel kalau akan memasukkan Choi Woo Seung dalam penjara. Ji Hoon membujuknya kalau akan memasakan ramyun jadi Jangan marah lagi. MC Drill kesal karena mobilnya yang hilan dan tak bisa diganti dengan ramen, Ji Hoon kembali merayu dengan akan memberikan telur didalamnya. MC Drill akhirnya merasa lebih baik sekarang.
Keduanya terlihat bahagia masuk ke dalam gedung World Entertaiment, Hyun Jae melihat keduanya ternyata tinggal digedung yang sama juga. 

Woo Seung keluar dari kamar, Ji Hoon bertanya apakah Woo Seung tidak pergi les. MC Drill kembali meminta aagr Woo Seung membawa  pulang mobilnya atau akan melapor pada polisi.  Woo Seung pikir lebih baik Laporkan saja, karena akan menemukannya terlebih dahulu dan membunuhnya.
“Membunuh siapa?” tanya Ji Hoon binggung. Woo Seung mulai mengumpat Hyun Jae si Sialan itu.
“Jika dipikir kembali, kurasa dia sengaja melakukannya. Dia tiba-tiba ada di depan mobil bobrok itu.” Kata Woo Seung, MC Dril tak terima di ejek sebagai mobil bobrok
“Kau tidak tahu dimana keberadaannya, bagaimana kau akan mencarinya?” ucap Ji Hoon menahan Woo Seung untuk pergi.
“Di negara kita ada 3 jalur air dan 38 jalur paralel. Jadi Kemana dia bisa pergi?” kata Woo Seung
Ji Hoon meminta Woo Seung agar menahan emosinya dan jangan bicara omong kosong. Woo Seung menegaskan kalau sudah kehilangan semuanya, jadi tak mungkin kalau tidak marah. Ji Hoon pikir kalau Woo Seung tidak punya nomor ataupun alamatnya jadi seperti pergi tanpa tujuan jelas. Woo Seung meminta Ji Hoon melepaskan tanganya karena akan mencarinya.
Saat itu Hyun Jae masuk kamar, ketiganya kaget melihat Hyun Jae yang datang sendiri. Woo Seung akan melampiaskan amarahnya, Ji Hoon akan menariknya tapi malah terpelas begitu saja. Woo Seung tersandung kakinya sendiri dan kembali mendaratkan bibirnya pada bibir Hyun Jae. Ciuman ketiga mereka pun terjadi dengan dua pria yang melonggo melihatnya. 

Epilog
Ji Hoon yakin Semuanya akan berjalan lancar dan menurutnya MC Drill itu baginya sangat jago rap. MC Drill juga memuji Ji Hoon yang pandai  Menyanyi dan menari. Ji Hoon merasa kalau hanya seperti  lelucon dibanding temanya itu.
“Jika kau ini lelucon, maka semua penyanyi di negara kita juga sama.” Kata MC Drill memberikan semangat pada temanya.
“Karena kau sedang membicarakannya... Aku tidak pernah melihat seseorang yang bisa rap sekeren dan semaskulin dirimu. Coba Perlihatkan otot-otomu itu.” Kata Ji Hoon.
MC Drill pun membuka baju untuk memperlihatkan otot-ototnya, menurutnya Ji Hoon itu rasio tubuhnya 1 banding 8. Ji Hoon dengan bangg kalau ia memiliki rasiao 1 banding 9 dan ketika debut maka mereka akan ada diseluruh penjuru Korea dan melakukan gaya swag. 

Pintu lift terbuka boy band dengan pakaian jas putih masuk, keduanya langsung menutupi wajah malu dengan menghadap ke arah dinding. MC Drill pun buru-buru memakain bajunya, para anggota Boy band pun keluar dari lift bersama.
“Kau lihat bagaimana mereka tidak bisa memandang kita? Siapa peduli mengenai idol lagi? Mereka seperti cumi-cumi depan kita. Bukankah begitu?” ucap MC Drill mengejek.
“Dasar bodoh. Pakai bajumu dengan benar.” Kata Ji Hoon menutupi wajah temanya dengan hoddie yang terbalik.
Bersambung ke episode 5

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 
INSTRAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted
                                                                                                                                                                                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar