PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 27 Februari 2018

Sinopsis Radio Romance Episode 9 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Jason dan Hoon Jung ikut gabung bersama Tuan Lee, Soo Ho dan Geu Rim minum bersama. Tuan Lee menyuruh keduanya Berhenti makan karena makanannya enak dan mengajak mereka minum. Semua memulai menghitung dan Soo Ho yang tak mengerti hanya diam saja, akhirnya Jason dkk tertawa menyuruh Soo Ho minum sebagai hukuman.
“Kau kalah... Kau bisanya apa? Main permainan begini saja tidak bisa.” Ejek Jason lalu kembali bermain. Tapi Soo Ho kalah juga.
“Jangan repot-repot main seperti itu Apa gunanya? Permainan ini untuk membuat Soo Ho minum. “ kata Tuan Lee mengejek
“Apa Kau baik-baik saja? Kau tidak bisa banyak minum.” Ucap Geu Rim khawatir. Tuan Lee pikir Geu Rim tak perlu ikut main saja. Soo Ho seperti diejek. Jason bertanya-tany berpikir kalau Soo Ho lemah.
“Dia lemah. Berikan itu padaku. Aku akan minum itu untukmu.” Ejek Tuan Lee. Soo Ho mengaku tidak lemah dan kembali meminum gelas sojunya.
“Permainan kesukaan Ji Soo Ho saat mabuk.” Ucap Tuan Lee. Jason pikir Soo Ho tidak mengetahuinya.
Mereka main “3, 6, 9. 3, 6, 9.” Dimana setiap angka 3 dan 9 harus bertepuk tangan. Soo Ho masih benar di putaran pertama tapi putaran berikutnya, Soo Ho kembali kalah dan harus minum.  Tuan Lee mengajak mereka main geografi dengan membuat tangan seperti gunung.
Tuan Lee menyebut Gunung Everest. Geu Rim menyebut Gunung Fuji. Soo Ho terlihat binggung,  Geu Rim pikir Soo Ho bisa menjawab Pegunungan Rocky. Akhirnya Soo Ho kembali minum dan minum dan akhirnya jatuh pingsan karena terlalu banyak minum. 


Seung Hoo memberitahu kalau Song Geu Rim itu imut, bahkan selalu berkeliaran, dan tersenyum pada apapun yang dikatakan,serta sabar. Ra He berkomentar kalau Geu Rim yang tidak bisa menulis. Seung Hoo mengeluh dengan Ra Hee merasa kalau tak mengetahuinya.
“Kau bahkan tidak pernah melihat karyanya.” Ucap Seung Hoo membela
“Hei.. Kenapa nada suaramu berubah? Jadi Kau berpihak pada siapa?” kata Ra Hee kesa
“Bagi stasiun radio, dia adalah seorang penulis yang tidak bisa menulis.  Pasti Ahjumma ada hubungannya dengan itu.” Kata Tae Ri
“Tapi dia berbakat untuk merayu orang. Sejujurnya, aku menyukainya sebagai penulisku.” Kata Seung Goo memuji. Ra He mulai marah mendengarnya.
“Itu benar. Seorang penulis harus melihat orang dengan hangat. Tidak sepertimu.” Kata Seung Goo. Ra Hee langsung memberikan pukulanya.

“Bagaimana dia bisa merekrut Soo Ho untuk menjadi DJ radio?” tanya Tae Ri penasaran
“Aku yakin ada semacam kontrak. Soo Ho benar-benar Oppa nya Geu Rim, dan Lee Kang benar-benar seperti ayahnya.” Kata Ra Hee. Seung Goo melonggokan kepalanya.
“Lalu haruskah aku menjadi paman nya Geu Rim?” kata Seung Hoo. Ra Hee memberikan pukulanya. 




 Geu Rim melihat Soo Ho yang tertidur. Tuan Lee masuk restoran memberitahu kalau mengantar semuanya pulang. Geu Rim binggung dengan nasib Soo Ho dan Apa Jason pergi juga. Tuan Lee membenarkan kalau Jason pergi dan tak kembali.
“Dia ternyata begitu orangnya. Soo Ho  bahkan tidak bisa minum, tapi dia benci kekalahan.” Komentar Geu Rim
“Haruskah aku mengatakan ini imut atau semacamnya? Dia tidak bisa memainkan permainan minum dengan benar. Keterampilan sosial sangat kurang.” Komentar Tuan Lee
“Tetap saja, dia adalah aktor terkenal. Mungkin sebaiknya kita melindunginya.” Ucap Geu Rim khawatir
“Kita sudah cukup sibuk menyelamatkan radio. Mengapa kita harus melindunginya?” kata Tuan Lee enggan.
“Tetap saja, dia adalah DJ kita.” Kata Geu Rim. Tuan Lee pikir Banyak orang yang akan melindunginya, jadi...”
Geu Rim ingin tahu kelanjutanya, Tuan Lee tak ingin membahasnya. Geu Rim akhirnya mencoba untuk membangunkan Soo Ho yang tertidur. Tuan Lee menatap Geu Rim yang perhatian seperti tak percaya. 
Jason bertemu dengan Nyonya Nam di galeri mengaku kalau rasanya mendebarkan sekali bertemu dengan sendirian. Nyonya Nam pindah ke rumah Soo Ho jadi seharusnya menunjukkan hasilnya. Jason tahu pergi ke sekolah karena JH mensponsorinya.
“Apa menurut Anda Soo Ho tidak tahu?” ucap Jason. Nyonya Nam tak ingin berlama-lama hanya ingin tahu inti pembicaraannya.
“Aku belajar aspek psikologi selama bertahun-tahun, jika ada seseorang yang tidak bisa berhasil membujuk satu orang itu, maka ia akan mencoba untuk memenuhi obsesi itu melalui orang lain. Bukankah itu lucu?” kata Jason. Nyonya Nam hanya diam saja.
“Makanya, Anda merenggut segalanya dari Soo Ho. Bahkan... diriku juga.” Ungkap Jason.
“Jadi dimana Soo Ho sekarang?” tanya Nyonya Nam penasaran. 

Soo Ho yang tertidur mulai berbicara meminta agar dibuatkan juga. Geu Rim bertanya apa yang ingin dibuatkanya. Geu Rim mengatakan kalau itu Soju dan bir lalu ia meminta Geu Rim jangan membuatnya untuk sembarang orang. Geu Rim berbisik pada Soo Ho agar Jangan katakan sesuatu yang aneh dengan melihat Tuan Lee yang sedang berbicara di telp di luar restoran.

“Kau tahu, setiap kali aku melihatmu. Suasanaku hati membaik... Begitulah caranya aku tahu bahwa lebih baik disaat suasana hatimu membaik daripada terlihat menawan... Hal seperti itu.... Aku hanya memilih... apa pun terlihat menawan sampai sekarang, begitulah aku sampai disini.” Ungkap Soo Ho yang mabuk
“Tapi... semua itu bau... Jadi, aku tidak perlu terlihat menawan. Aku ingin suasana hatiku terasa baik sekarang.” Kata Soo ho
“ Kau lebih pintar mengungkapkan perasaanmu tanpa adanya mic.” Komentar Geu Rim. 


Akhirnya Tuan Lee masuk melihat Soo Ho benar-benar yang mabuk, lalu mengeluh pada Geu Rim kalau benar-benar kesal. Lalu mengajak bicara Soo Ho, Geu Rim panik takut Soo Ho berkata-kata yang lain.  Soo Ho kembali berbicara pada Geu Rim.
“Kau tidak mau enyah, saat aku menyuruhmu untuk enyah. Sekarang setelah aku bilang aku menyukaimu, tapi kau mencoba melarikan diri.” Ungkap Soo Ho
“Dia pasti sudah gila... Mungkin dia sedang latihan naskah.” Komentar Geu Rim panik yang membuat Tuan Lee terdiam. 

Akhirnya Tuan Lee memapah Soo Ho ke depan restoran yang akan tutup.  Ia lalu berpikir kalau mereka membuang Soo Ho saja. Geu Rim pikir mereka tidak bisa membuang aktor terkenal. Tuan Lee mengejek Geu Rim yang sepertinya sudah sangat dekat dengannya.
“Apa kau Tidak ingin melapor padaku?” ucap Tuan Lee penasaran. Geu Rim mencoba menjelaskan tapi Tuan Lee lebih dulu bicara.
“Apa itu? Tidak ada yang tidak bisa kau ceritakan padaku. Benar, kan?” kata Tuan Lee penasaran.
“Apa kau ingat saat aku bercerita tentang cinta pertamaku?” kata Geu Rim. Tuan Lee tahu.
“Pria yang kau temui di rumah sakit dengan wajah yang tidak pernah kau lihat ‘kan?” kata Tuan Lee. Geu Rim membenarkan dengan menunjuk Soo Ho adalah pria itu. 

Soo Ho terbangun dari tidurnya dan dikagetkan dengan Tuan Lee duduk di di kursi lalu menyapanya.  Ia bertanya Apa yang terjadi dengan dirinya. Tuan Lee menceritakan Soo Ho yang sama sekali tidak bisa menangani alkohol,
“jadi aku ingin membuangmu, tapi aku membawamu pulang.” Ungkap Tuan Lee sinis.
“Apa bagusnya jika memang jago minum?” keluh Soo Ho
“Tidak jago minum juga bukan hal yang baik.Seperti merawat diri sendiri. Pola pikir profesional.” Kata Tuan Lee. Soo Ho akhirnya melompat turun dari tempat tidur.
“Soo Ho... Orang akan salah faham dan berpikir kau menyukai Geu Rim.” Ucap Tuan Lee seperti mengulang kalimat yang diucapan Soo Ho

Saat itu Tuan lee mengatakan “Itu benar.. Aku suka pada Geu Rim.” Lalu Soo Juga mengatakan hal yang sama kalau suka pada Geu Rim dengan menegaskan Bukan karena Geu Rim penulis yang mengikuti kemana-mana dan melakukan semua yang diminta.
“Bukan karena dia datang dan pergi seperti yang aku minta dan tidak mengeluh saat menolak naskahnya. Aku menyukai Geu Rim apa adanya. Jadi tolong, berhenti merangkul bahunya dan berbicara santai padanya. Meskipun kau seperti itu pada orang lain, tolong jangan lakukan itu padanya mulai sekarang.” Tegas Soo Ho lalu keluar dari ruamh
“Apa itu yang dia katakan? Apa Dia yang larang begitu? Aku akan melakukan yang kau katakan jikalau Geu Rim menerima perasaanmu untuknya.” Ungkap Tuan Lee
“Lee Kang. Song Geu Rim... Mereka bisa di bilang tinggal bersama.” Ungkap Soo Ho kesal melihat rumah Geu Rim yang berdekatan dengan PD. 

Soo Ho masuk ke kantor real estate dengan menutupi wajahnya mengunakan koran,  mengatakan kalau ingin membeli bangunan yang didepan restoran.  Si paman meminta Soo Ho agar duduk lebih dulu karena akan menghubungi pemilik gedungnya. Soo Hoo pun bertemu dengan si pemilik
“Apa Kau pemilik bangunan itu?” kata Soo Ho kaget dan membuka koran yang menutupi wajahnya.
“Ya, aku pemilik bangunannya. Mengapa?” ucap Tuan Lee. Soo Ho mendengar kalau pemiliknya orang asing.
“Tidak, bukan orang asing, tapi seseorang yang tinggal di negara asing. Yaitu India...Kenapa?” kata Tuan Lee. Soo Ho tak bisa berkata-kata lagi. 



Soo Ho masuk rumah sambil mengomel sendiri kalau Tuan Lee dan Geu Rm yang bisa di bilang tinggal bersama, bahkan ditakdirkan. Jason duduk di ruang tengah bertanya Bagaimana bisa pulang. Soo Ho mengaku kalau naik taksi.
“Mengapa kau marah padaku? Dan apa? Ji Soo Ho naik taksi?” kata Jason seperti tak percaya
“Mengapa wanita ini tidak mau menelepon? Dia belum menelepon atau mengirim sms.” Kata Soo Ho kesal
“Obsesi! Kau harus menelepon.” Ucap Jason. Soo Ho mengaku terus menelepon dan sudah telpon saat dijalan kemari.
“Tapi Apa tidak di angkat? Ibunya Penulis Song sedang dipulangkan dan Dia ada di sana.” Kata Jason 

Flash Back
Tuan Lee berpikir kalau memang  tidak ada yang perlu dikatakan maka harus pergi lalu pamit pergi.
Soo Ho mengingat semuanya langsung bergegas pergi, Jason melihat Soo Ho tersenyum bahagia karena sudah mulai mengikuti kata hatinya.

Nyonya Jo membantu anaknya melipat baju lalu bertanya pada anaknya apakah punya pacar. Geu Rim terlihat binggung. Nyonya Nam pikir Geu Rim itu bertingkah aneh dan bisa merasakan kalau merahasiakan sesuatu darinya. Geu Rim mengejek Nyonya Jo yang bisa melihat itu.
“Tentu saja bisa.” Kata Nyonya Jo bangga. Geu Rim memuji Ibu yang luar biasa.
“Siapa itu? Apa dia bilang dia menyukaimu? Apa kau bilang padanya duluan kalau kau menyukainya?” ucap Nyonya Jo penasaran.
“Tidak. Yang terjadi adalah...” kata Geu Rim tapi saat itu Soo Ho datang dengan tergesah gesah.
“Kudengar Anda akan dipulangkan hari ini, jadi aku ingin mengantar pulang. Terlalu tidak nyaman jika naik taksi.” Ucap Soo Ho
“Apa Dia orangnya?” bisik Nyonya Jo. Geu Rim meminta ibunya agar tenang.  Saat itu juga Tuan Lee datang dengan menyapa Ibu Geu Rim ramah.
“Ibu... Selamat karena sudah boleh pulang. Anda benar-benar sakit, jadi jangan kembali kesini lagi.” Kata Tuan Lee. Tuan Lee menganguk setuju.
Ia lalu bertanya pada Geu Rim apakah orangnya itu Tuan Lee, Geu Rim mengaku kalau bukan dia. Tuan Lee melihat Soo Ho mengejek kalau aktor terkenal punya banyak waktu luang dan baru saja pisah kurang dari satu jam yang lalu.

“Itulah yang ingin aku tanyakan padamu. Kenapa kau punya banyak waktu luang?” balas Soo Ho.
“Ibu. Aku akan mengantar pulang... Aku sudah mencuci sudah mobil.” Kata Tuan Lee tak mau kalah
“Dia sudah setuju untuk naik mobilku.” Kata Soo Ho
“Kalian berdua, hentikanlah. Ibuku dan aku akan naik bus. Kami memiliki rute yang biasa. Terima kasih banyak.” Ucap Geu Rim. Nyonya Jo hanya bisa tersenyum. 
Soo Ho dan Tuan Lee sudah menunggu didepan rumah sakit dan membuka pintu mobil. Soo Ho mengatakan akan mengantar pulang karena harus pergi ke kota itu. Tuan Lee pikir  Rumahnya dan Geu Rim berjarak satu menit bahkan tidak berjarak 3m dan dianggap seperti teman serumah.
“Jadi, meski tidak dijadwalkan, maka aku akan mengantar pulang” ucap Tuan Lee
“Kami akan naik bus atau kereta Kami akan menanganinya.” Kata Geu Rim menolak
“Mobilku memiliki spesifikasi terbaik untuk mengendarai pasien. Mobil ini berkendara dengan baik, dan aman. Kurasa mobilku akan jauh lebih baik daripada mobil PD-nim.” Kata Soo Ho membandingkan mobilnya.
“Sedangkan mobilku, aku membersihkannya kemarin dan hari ini. Aku membersihkannya dan memeriksanya. Kebersihan adalah yang paling penting bagi pasien.” Ucap Tuan Lee.
Soo Ho kesal karena dianggap mobilnya kotor. Tuan Lee mengaku bukan seperti itu tapi hanya akan mengantar dengan mobilnya saja. Geu Rim hanya bisa menatap kesal dengan tingkah keduanya, sementara Nyonya Jo senang karena ada dua pria yang memperebutkan anaknya.
“Ahjumma! Jangan kembali ke rumah sakit lagi. Sampai jumpa.” Ucap Eun Jung datang menghampiri ketignya.
“Oke, Eun Jung. Cepat sembuh dan jangan lupa mampir. Aku akan membuatkan makanan enak.” Kata Nyonya Jo. Eun Jung menganguk setuju.
“Dan Soo Ho Oppa... Aku sangat bahagia kemarin, berkat dirimu” kata Eun Jung lalu meminta Soo Ho mendekat. Saat Soo Ho membungkuk, Eun Jung langsung memberikan ciuman di pipi artis kesayanganya.
“Penulis Song. Ahjussi. Sampai ketemu lagi.” Kata Eun Jung lalu berlari masuk. Tuan Lee kesal karean di panggil  "Ahjussi"


Akhirnya Soo Ho naik mobil bersama dengan Nyonya Jo  tanpa ada Geu Rim. Nyonya Jo mengaku bisa tahubagaimana perasaan Soo Ho. Soo Ho binggung apa maksud ibu Geu Rim. Nyonya Jo membahas Selama acara radio kemarin.
“Kau berbicara tentang ayah dan keluargamu. Kau tidak banyak bicara, tapi aku merasa bisa mengerti apa yang kau rasakan. Sepertinya kau memiliki hati yang hangat.” Ungkap Nyonya Jo. Soo Ho hanya diam saja. 

Jam 7 malam, Seung Goo memberikan petunjuk agar Tae Ri mulai siaran. Tae Ri memberitahu Hari ini mereka akan mengadakan lomba saingan komentar jahat satu lawan satu.
“Aku yakin dia akan menyebabkan semacam masalah. Aku sangat yakin dia akan melakukan kesalahan.” Komentar Seung Hoo panik. Ra Hee menyuruh Seung Hoo untuk diam saja.
“Baik. Pertama... Kau lupa dulu pernah jadi orang yang tidak bisa bersosialisasi.. Itulah yang dikatakan 0976.” Ucap Tae Ri membaca pesan yang masuk

“Apa kau pernah mengalami masa-masa seperti itu? Apa Kau tahu berapa banyak iklan yang aku punya? Aku membelikan ibuku kulkas baru dengan uang itu.” Kata Tae Ri. Seung Goo di luar ruangan panik karena Tae Ri  sedang merendahkan pendengarnya.
“Saat umur 7 tahun, kau sudah berbuat apa saja? Kau seharusnya tidak berbicara.” Kata Tae Ri
“Mengapa dia berbicara santai pada pendengar?” ucap Ra Hee mulai panik dan menuliskan pada komputernya.  “Tae Ri. Kau harus berbicara dengan hormat.. Kumohon.” Seung Goo pikir kalau yang dikatakan tadi benar.
“Saat Jin Tae Ri pemotretan dengan bikini, Aku mendownloadnya..., Hei.. Apa Kau mendownloadnya secara gratis? Dasar brengsek kau.” Ucap Tae Ri. Seung Goo menuliskan Satu umpatan.
“Bayar jumlah yang sesuai untuk apa yang kau terima! Aku hafal nomor ini, jadi aku akan melaporkanmu atas pelanggaran hak cipta.” Teriak Tae Ri marah
“Selanjutnya. Kau sering iklan bersama dengan Ji Soo Ho akhir-akhir ini. Kau tidak selevel dengannya.” Ucap Tae Ri membaca pesan yang dituliskan pendengarnya
“Kau bilang Tidak selevel? Kau pasti mau mati.  Memangnya kenapa?  Sudah ada 15 iklanku bersama Ji Soo Ho... Saat jadi artis cilik, aku lebih baik. Aku aktris yang lebih baik... Aku memenangkan penghargaan artis cilik lebih banyak!” teriak Tae Ri
Ra Hee meminta Seung Hoo agar bisa memotongnya karena Ini tidak bisa ditayangkan. Tae Ri terus berbicara didepan mic dengan kesal,  Ra He berusaha agar mereka memutar musik. Setelah musik di putar Ra Hee hanya bisa menangis dibawa meja. 

Tae Ri keluar dari ruang siaran berkata kalau Ra Hee tidak perlu berterima kasih padanya. Ra Hee memegang tissue pikir  Terima kasih untuk apa. Seung Goo memberitahu Tae Ri yang berbicara santai kepada orang-orang dan mengutuk  sebanyak 64 kali dengan memperlihatkan kertasnya.
“Kita hancur sama-sama saja, jika begitu.” Ucap Tae Ri santai. Ra Hee memohon pada Tae Ri agar bisa mengerti.
“Apa yang kau inginkan dariku? Siapa yang merencanakan ini? Aku ingin membunuh orang itu.” Kata Tae Ri. Ra Hee menjawab Song Geu Rim.
“Kami membicarakan tentangmu. Katanya, kau banyak mendapat komentar negatif. Itulah yang dia katakan.” Cerita Ra Hee. Tae Ri akhirnya keluar ruangan dengan helaan nafas. 

Tae Ri berjalan ke parkiran mobil dengan wajah sedih. Saat itu Managernya berbicara di telp kalau Jin Tae Ri tidak memiliki masa depan, bahkan menurutnya tidak tahu bagaimana bisa JH merekrutnya, padahal tahu tentang industri hiburan.
“Aku muak mendengar tentang masa-masa saat dia masih jadi artis cilik. Dia bikin ribut selama acara hari ini dan mungkin akan dipecat...” ucap Manager Tae Ri dan kaget karena Tae Ri sudah ada didepan mobil.
“Aku lapar... Belikan aku salad.” Kata Tae Ri lalu masuk ke dalam mobil. Managernya berpikir kalau Tae Ri yang tidak mendengarnya.
Tae Ri duduk di dalam mobil mencoba menelp Manager Kim tapi tak diangkat, seperti keadaanya benar-benar sedih. 

Geu Rim membantu Ibunya turun dari mobil dan Tuan Lee membawakan tas yang ada dibagasi. Soo Ho melihat ketiganya seperti sebuah keluarga. Nyonya Jo mengucapkan Terima kasih dan berpesan agar Hati-hati di jalan.
“Ibu, bagaimana kalau kita adakan pesta?” ucap Tuan Lee penuh semangat. Soo Ho menatapnya lalu memanggil  Geu Rim.
Geu Rim akhirnya naik ke dalam mobil Soo Ho bertanya apa permintaanya dan mereka akan pergi kemana. Soo Ho mengatakan  ingin makan makanan yang enak bersama Geu Rim. Mendengar ucapan Soo Ho membantu Geu Rim terdiam. 


 Tuan Ji bertemu dengan Da Seul bertanya Apa yang membuatnya tiba-tiba berubah pikiran dan mengajak bertemu duluan. Da Seul terlihat binggung, Tuan Ji mengaku kalau berbicara dengan Presdir Nam, jadi jangan khawatir.
“Untuk ini dan itu, dia mendengarkan semua yang aku katakan.” Kata Dae Seul dan akhirnya Nyonya Nam datang. Tuan Ji kaget melihat istrinya.
“Apa Anda ingat, Presdir Nam? Anda bilang untuk makan malam bersama suatu waktu.” Ucap Da Seul
“Kau terlalu sibuk berlutut memohon padaku saat itu, jadi kita tidak bisa makan bersama.” Komentar Nyonya Nam sinis
“Mengapa kalian berdua seperti ini? Aku pergi” kata Tuan Ji kesal
Da Seul mengeluarkan sebuah amplop agar Nyonya Nam bisa melihatnya. Nyonya Nam ingin tahu apa yang akan dilakukan Da Seul. Da Seul pikir  Jika melihat ini, maka Nyonya Nam mungkin akan berlutut di hadapannya. Tuan Lee melihat kalau itu foto dengan wanita lainya dan terlihat geram dengan Da Seul. 
Soo Ho baru saja datang melihat ayahnya yang keluar dari restoran, Tuan Ji senang melihat Soo Ho datang meminta agar masuk dan  dan menghentikannya lalu bergegas pamit pergi. Saat  Soo Ho masuk, Nyonya Nam memberikan tamparan pada wajah Da Seul yang membuat Geu Rim kaget.

“Itu sudah cukup.” Ucap Soo Ho menahan tangan ibunya agar tak memukul. Nyonya Nam akhirnya keluar dari ruangan.
“Dia pasti sudah kehilangan akal sehatnya. Aku tidak akan membiarkannya.” Tegas Dae Seul marah
Geu Rim terdiam melihat kejadian yang ada didepanya lalu terikat saat Eun Jung bertanya  pada Soo Ho, hal apa yang paling banyak dibicarakan dengan keluarga. Soo Ho berkata “Entahlah... Kurasa... kami saling bicara hari ini, tapi aku tidak bisa mengingatnya. Kurasa itu bukanlah sebuah percakapan.”


Keduanya makan bersama, Soo Ho mengatakan kalau restoran ini satu-satunya tempat yang pernah dikunjungi dan bertanya Geu Rim apakah rasanya enak.  Geu Rim hanya menatap Soo Ho seperti berusaha tak membahas masalahnya.
“Setelah makan malam, ayo pergi ke tempat yang lebih baik untuk makanan penutup.” Ucap Soo Ho
“Aku tidak ingin makan... Aku ingin pergi Aku juga merasakan hal yang sama dengan dirimu.” Kata Geu Rim. Soo Ho terdiam melihat Geu Rim yang mengerti perasaanya. 

Keduanya duduk dengan pemandangan lampu kota Seoul.  Soo Ho mengingatakn kalau masih punya satu permintaan yang tersisa, jadi akan membawanya ke tempat yang lebih bagus. Geu Rim langsun meminta maaf pada Soo Ho. Soo Ho bertanya meminta Maaf kenapa.
“Saat bertanya mengapa kau malah tertawa, padahal itu tidak lucu. Aku minta maaf. Aku bertindak seperti aku tahu segalanya, padahal tidak. Aku meminta Maaf.” Kata Geu Rim dengan mata berkaca-kaca
“Soo Ho... Saat aku berumur 14, ayahku meninggal dunia. Saat aku berusia 15 tahun, ibuku menjalani operasi mata...bukan maksudku, aku yang lebih menderita. Hanya saja... Aku merasa sedikit kurang terbebani. begitu aku mengatakannya dengan keras.” Cerita Geu Rim
“Hati adalah sesuatu yang lucu. Terkadang, aku merasa lebih baik... begitu aku mengatakan apa yang memberatkan hatiku. “ kata Geu Rim


“Aku... memanggil Ibuku "Presdir Nam." Dia bukan ibu kandungku. Tapi aku mendengar tentang itu pada ulang tahunku yang kesembilan. Ayahku tidak ada di rumah. Dia sedang dalam perjalanan dengan kekasihnya atau semacamnya.” Cerita Soo Ho sambil berjalan
“Beginilah... kenyataan tentang keluargaku,yang membuat semua orang iri.” Ungkap Soo Ho.
“Soo Ho... Ada sesuatu yang aku pelajari tentangmu. Meskipun kau tidak berbicara, Tapi kau sebenarnya sedang berbicara. Itulah yang aku sadari. Itulah sebabnya, bahkan jika kau tidak berbicara, tapi kau masih berbicara dengan caramu sendiri. Aku menyadari itu sekarang.” Ungkap Geu Rim dengan mata berkaca-kaca
“Kapan pun kau menulis tanda kutip "...", Aku pikir, "Apa ini?" "Apa dia mengabaikanku lagi?" "Dia kenapa?" Begitulah aku dulu. Tapi kau... pasti sudah berbicara selama ini. Kau berkata, "Enyahlah" dari dalam sana. "Lupakan saja." Kata Geu Rim yang bisa mengerti
“Tapi kau sebenarnya mengatakan "Bantu aku." Seperti "Peluklah aku," atau "Aku ingin menangis." Aku sadar... diam adalah salah satu metode yang kau sebutkan. Itu sebabnya... ketika kau melihat aku tanpa mengatakan apapun, Seperti yang kau lakukan... sekarang, Aku ingin memelukmu” kata Geu Rim lalu memeluk Soo Ho dan Soo Ho menangis di pelukan Geu Rim.
Bersambung ke episode 10

 PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar