PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 22 Februari 2018

Sinopsis Radio Romance Episode 7 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Nyonya Nam dan Tae Ri pergi ke toko pakaian, Nyonya Nam mengatakan kalau  memberikan Tae Ri kesempatan, bukan hanya karena foto atau ancamannya karena Sudah banyak orang seperti Tae Ri yang datang menemuinya.
“Jadi Tebak, apa yang terjadi pada mereka semua? Kalau kau diberi kesempatan..., apa kau bisa memanfaatkannya?” kata Nyonya Nam. Tae Ri dengan tegas mengaku kalau bisa melakukanya.
“Kalau begitu, mulailah rumor kencan bersama Soo Ho.” Kata Nyonya Nam memberikan misi pada Tae Ri. 

Geu Rim melihat perkiraan cuaca memberitahu ibunya kalau besok akan dingin jadi meminta agar Jangan lupa dengan syal. Nyonya Jo menganguk mengerti,  lalu membahas Mengenai siaran yang Geu Rim yang dilakukan di sekolah menurutnya komentar penutup Soo Ho sangat bagus.
“Bukankah itu yang sering kau katakan saat Ibu dioperasi? Dan itu Keren sekali mendengarkannya dari radio.” Kata Nyonya Jo terlihat bahagia.
“Sepertinya, Soo Ho menyukai kata-kata itu.” Pikir Geu Rim. Nyonya Jo seperti tak percaya mendengarnya.
Geu Rim seperti mengingat saat memeluk temanya di rumah sakit dan mengatakan "Menangis bukan berarti kau sedih. Tersenyum bukan berarti kau bahagia." Ia pun mengingat saat berlatih dirumah sakit menjadi orang yang tak melihat.
“Ibu... Apa ibu ingat...saat aku mengikuti pelatihan menjadi seorang disabilitas? Aku berjalan di koridor rumah sakit dengan penutup mata agar bisa berlatih.” Ucap Geu Rim mengingat saat seseorang menahanya sebelum terjatuh.
“Saat itu..., ada seorang teman yang bisa kuajak ngobrol dan mendengarkan radio bersama.” Ucap Geu Rim mengingat kalau pria itu selalu menemaninya.
Geu Rim ingin membuka penutup matanya. Soo Ho menahanya, sambil bertanya  “Apa kau akan mengingatku?” Geu Rim bermain diluar rumah sakit dengan masih mengunakan seragam sekolah. Nyonya Nam mengingat nama itu adalah Woo Ji Woo.
“Ya... Woo Ji Woo. Pria tanpa wajah itu.” Ucap Geu Rim mengingat kenangan dengan pria yang tak pernah dilihatnya. 


Geu Rim duduk di kamar membuka sebuah kotak dan mengeluarkan sebuah surat, senyumanya terlihat setelah membaca sebuah surat yang tertulisa “Kepada relunganku, Song Geu Rim”
“Hei, Song Geu Rim... Ini aku, Woo Ji Woo... Aku harusnya mengenalkan diri terlebih dulu..., tapi aku malu untuk bicara duluan. Aku biasanya tidak malu di hadapan wanita... Dari seseorang yang masih malu..., Woo Ji Woo.”
“Namanya Woo Ji Woo.” Kata Geu Rim mengingatnya.
Sementara di kamar Soo Ho juga membuka sebuah kotak dengan mengeluarkan surat yang bertuliskan “Untuk relunganku, Song Geu Rim” 

Ra Hee bertemu dengan Geu Rim mengatakan kalau akan membaca naskahnya. Geu Rim terlihat binggung. Ra Hee pikir Kalau membacanya maka Geu Rim takkan malu. Geu Rim menceritakan Sejak siaran terakhir Soo Ho mulai membaca naskahnya. Ra Hee tak percaya mendenagrnya.
“Ya... Aku menulis tangan naskah jadi Soo Ho punya  Itu saja. Apa Mau kubawakan yang lama?” ucap  Geu Rim penuh semangat.
“Apa Kau hanya punya 1 salinan saja?” tanya Ra Hee. Geu Rim membenarkan. 

Di sebuah restoran
Tae Ri sengaja berakting seperti menunggu seseorang dan mulai berdandan, beberapa orang langsung melihatnya. Tae Ri mengambil gambar selfie dan menuliskan caption “#BibirBerkilau Siapa mau berpesta hari Rabu? Pasanganku adalah Ji Soo Ho...” lalu mengantinya jadi “Siapa yang akan jadi pasanganku?” dengan senyuman
Sementara Soo Ho duduk di ruang siaran membaca naskah yang dituliskan Geu Rim "Apa kau akan memberitahuku jalan mana yang harus kuambil? Tergantung jalan mana yang mau kau ambil," kata kucing itu. "Aku tak memikirkan tempat tujuanku," ucap Alice.”

Saat itu Ra Hee masuk ruangan menyapa Soo Ho, berpikir kalau sudah mengenalnya dengan memperkenalkan diri sebagai penulis dari acara perlombaan. Soo Ho mengaku kalau memang mengenalnya.  Ra Hee pikir kalau cukup terkenal di bidang ini.
“Kau bertanya pada Penulis Song.. “ ucap Soo Ho masih  mengingatnya.
Ra Hee mengingat saat mengatakan apa dia bisa mengalahkanku di koridor saat itu. Tapi, Ji Soo Ho... Apa Kau pikir itu bisa dilakukan?”
“Apa Anda tak ingat? Kemungkinan aku menjadi seorang DJ lebih rendah daripada dia menjadi penulis utama ” ucap Soo Ho pada Ra Hee yang masih mengingat perkataan Ra Hee pada Geu Rim
Ra Hee seperti mengingat dengan jelas perkataan pada Geu Rim “Kemungkinan dia menjadi seorang DJ lebih rendah daripada kau menjadi penulis utama.” Lalu teringat kebingungan membela diri. Saat itu Soo Ho menerima telp dan keluar dari ruangan.  Ra Hee melihat naskah yang ditulis tangan oleh Geu Rim. 


Geu Rim berbicara di telp dengan  Sang Goo, memberitahu kalau Orang-orang yang mendengarkan di radio jadi ingin tahu perihal kabarnya dan bertanya apakah bisa menelpnya nanti. Soo Ho yang baru masuk ruangan bertanya ada apa memanggilnya.
“Ya. Dengan Paman Soo Ho...  Aku akan meminta Paman Soo Ho menghubungimu dalam 10 menit.” Ucap Geu Rim lalu menutup telp. Soo Ho binggung karena namanya yang diucapkan oleh Soo Ho.
“Hari ini kita akan menghubungi Sang Goo. Tak apa, 'kan? Kau bisa melakukan siaran langsung.” Ucap Tuan Lee
“Kurasa cukup sulit kalau melakukannya tiba-tiba tanpa naskah.” Kata Soo Ho seperti tak bisa berkomunikasi tanpa naskah.
“Dia bukan orang asing... Dia Sang Goo... Tanya saja kabarnya dan bicarakan hal lain... Kau bisa Percaya aku. Kalau ada yang salah, semua itu salahku.” Kata Tuan Lee menyakinkan.
“Kalau begitu, Penulis Song harus duduk di sampingku dan membantuku memulainya.” Kata Soo Ho. Geu Rim terlihat seperti tak masalah. 


Soo Ho bisa tersenyum bahagia dalam ruangan karena ada Geu Rim didekatnya. Di luar ruangan Tuan Lee berserta manager Kim dan yang lainya sudah siap. Geu Rim sempat melihat Soo Ho yang menatapnya dan Soo Ho langsung memalingkan wajahnya.
“Kurasa naskah ini menunjukkan apa dan bagaimana aku akan mengatakannya. Apa kau mempercepat wawancara Sang Goo...” keluh Soo Ho yang langsung disela oleh Soo Ho.
“Caramu berbicara kurang enak... Haruskah kita menambahkan kata "Matikan" dan "Berhenti bicara"? Atau kau bisa bilang "Hei, Sang Goo. Sialan. Jangan muncul lagi di hadapanku. Enyahlah!" Haruskah aku mengatakan hal yang biasanya kau ucapkan?” ejek Geu Rim
“Jadi Dengar. Lakukanlah sesuai naskahnya saja. Aku akan lebih perhatian kali ini..., paham?” tegas Geu Rim. Soo Ho menganguk mengerti.

Di luar studio, Tuan Lee meminta agar Soo Ho bersiap. Soo Ho menganguk mengerti dan akan membuka lembaran naskah, tapi saat itu hanya kertas kosong tanpa ada tulisan Geu Rim, wajahnya langsung panik.  Geu Rim melihatnya pun binggung bahkan sampai menumpahkan air diatas keyboardnya, Tuan Lee diluar ruangan bertanya ada apa disana.
Saat itu juga terdengar suara Soo Ho mulai berbicara "Bolehkah kau mengatakan jalan mana yang harus kuambil? Tergantung dimana tujuanmu, kata kucing itu. “Aku tak mau tahu tujuanku," ucap Alice. "Kalau begitu. kau bisa mengambil jalur mana saja." Geu Rim hanya bisa melonggo mendnegarnya.
“Itu Dialog ini dari film "Alice in Wonderland." Pendengar..., jika Anda sedang berdiri di tengah jalan dan tak yakin dengan arah tujuan Anda..., tidak apa-apa. Kemanapun Anda pergi jalurnya sama sekali tidak penting. Bukankah orang yang berjalan bersamamulah yang terpenting? Ji Soo Ho's Radio Romance dimulai sekarang.” Ucap Soo Ho dengan lancar.

“Ada apa dengannya?” tanya Tuan Lee setelah menaikan musik. Hoon Jung tak tahu tapi menurutnya kala semuanya baik-baik saja.
“Soo Ho... Bagaimana kau melakukannya?” tanya Geu Rim tak percaya. Soo Ho mengaku kalau sudah mengingat semuanya.
“Aku mengingat semua yang kau tulis di naskahmu.” Akui Soo Ho lalu memasang kembali earphonenya. 

Nyonya Nam melihat foto Soo Ho dan Geu Rim sedang berciuman lalu bertanya pada Sek Ah, Bagaimana bisa ini ada di ruanganya. Sek Ah mengatakan Ada di kotak pos jadi tak bisa tahu pengirimnya. Nyonya Nam menyuruh agar memeriksa semua rekanan CCTV dan laporkan padanya.
Di ruang siaran, Geu Rim akhirnya mengunakan laptopnya untuk menuliskan pengarahan.  Ia menuliskan (Penemuan yang mendukung impian anak muda) Soo Ho mulai berbicara pada nomor telp 4422, kalau akan memberikan penemuan yang mendukung impian anak muda.
“Kami akan memberikan Anda seperangkat alat rias.” Ucap Soo Ho dan melihat Geu Rim yang menuliskan kalau akan terhubung dengan Sang Goo.
“Aku Kang Sang Goo dari SD Dongil.” Ucap Sang Goo berbicara lebih dulu di telp. Soo Ho pun menyapanya. 
“Setelah mendengar siaranmu, banyak pemirsa yang ingin mendukung... Maksud saya, pendengar mengirimkan banyak kado untukmu. Jadi Bagaimana kabarmu?” tanya Soo Ho ramah

“Aku sedang menulis surat untuk seorang teman. Aku akan memberikan padanya saat dia kembali. Tapi, Ahjussi..., bagaimana dengan orang yang Anda suruh pergi?” ucap Sang Goo. Soo Ho terdiam mendengarnya, Manager Kim yang ada di luar ruang siaran pun seperti merasakan sesuatu.
“Kuharap dia tak pergi... Kudengar ada seseorang yang kau suruh pergi... Kuharap kau juga bisa menyuruhnya untuk tetap tinggal saja. Ucapkan "Jangan pergi" daripada "Pergilah." Paham?” kata Sang Goo. Soo Ho seperti tak bisa berkata-kata lagi mendengar ucapan Sang Goo. Jason yang ada diluar ruang siaran bisa tersenyum puas.  


Hoon Jung keluar dari ruang siaran terlihat bahagia karena Siarannya sukses dan membanggakan diri kalau Lagu-lagunya juga bagus. Saat itu Gamoom berlari memanggil Geu Rim dan mengajaknya pergi. Geu Rim binggung tiba-tiba ditarik oleh temanya.
“Semuanya, dengar... Bagi seorang penulis, apa itu naskah? Itu adalah kehidupanmu!” ucap  Ra Hee menujukan sebuah naskah dengan tulisan tangan yang sudah di fotokopi.
“Kenapa naskahku ada di sini?” ucap Geu Rim heran. Semua tak percaya kalau Geu Rim menulis dengan tangan naskahnya. Geu Rim meminta agar dikembalikan.
“Aku mengajari mereka... Aku sudah bilang berulang kali. Apa yang terjadi kalau kau tidak mempedulikan naskahmu.” Ucap Ra Hee mengejek. Saat itu Soo Ho dan Tuan Lee melihat dari kejauhan.
“Berikan padaku... Berhenti melihatinya dan kembalikan.” Kata Geu Rim. Saat itu Tuan Lee mendekat.
“Kembalikan naskahnya!!” teriak Tuan Lee yang membuat semua kaget dan buru-buru mengembalikan naskah ke tanganya.
“Kau juga seorang penulis dan Derajat kalian sama. Lalu Kenapa kau berdiri di sini seperti seorang pecundang? Aku memang tak paham bagaimana seekor tikus mempermainkan naskahmu.” Ucap Tuan Lee mengejek Ra He. Ra Hee tak terima mendengarnya.
“Aku memang tak bisa mengatakan apapun mengenaimu saat kau diperlakukan seperti pecundang..., tetapi sebagai penulisku, jika kau diperlakukan seperti itu, maka aku akan membunuhmu.” Kata Tuan Lee marah dan bergegas pergi. Geu Rim tak bisa berkata apa-apa dengan Ra Hee yang menatap sinis pada Tuan Lee. 


Di dalam mobil
Soo Ho mengingat kejadian sebelumnya berpikir kalau Saat wanita dalam bahaya maka tugas seorang pria adalah menolongnya,tapi Tuan Lee malah memarahi Geu Rim. Jason pikir Soo Ho itu bodoh.
So Ho mengingat ucapan Tuan Lee pada Geu Rim dengan nada tinggi  “Kau juga penulis. Derajat kalian sama. Kenapa kau berdiri di sini seperti seorang pecundang? Kalau kau diperlakukan seperti itu maka aku akan membunuhmu.”
“Kenapa dia tersentuh?” ucap Soo Ho. Jason menebak kalau itu maksudnya Kamikaze. Soo Ho menjawab kalau itu Siapapun orangnya
“Bagaimana kau "membantunya"?” tanya Jason. Soo Ho masih mengingat kalau menyingkirkan si pemabuk. Jason ingin tahu selanjutnya.
Soo Ho mengingat yang dikatakan “Kedengarannya menarik. Apa aku harus membawa penulis ke hotel juga? Aku tak pernah datang dengan seorang penulis.” Jason mengumpat Soo Ho yang bodoh.
“Kalau begitu kenapa aku menjegal kaki Geu Rim?” kata Soo Ho. Jason kaget Soo Ho  bisa menjegalnya
“Yang benar saja..., usia mentalmu sebenarnya berapa tahun ?” keluh Jason melihat Soo Ho masih seperti anak kecil. Soo Ho hanya bisa menghela nafas. 



Geu Rim duduk diam diruangan, Tuan Lee masuk bertanya apakah Geu Rim terluka dengan ucapanya. Geu Rim hanya terdiam. Tuan Lee maminta agar Geu Rim berhentilah menjadi Anak Baru baginyadan semua orang serta tak akan memanggilny "Anak Baru" karena meremehkan Geu Rim.
“Soo Ho banyak membawamu pergi belakangan ini.” Ucap Tuan Lee. Geu Rim ingin menjelaskan tapi Tuan Lee pikir Penulis harus kemana pun sang DJ membawanya.
“Memang bagus dibawa kemana-mana saat seseorang ingin melakukannya. Tapi, jangan mau dibawa kemana-mana sebagai seorang wanita.” Kata Tuan Lee lalu keluar ruangan. 

Soo Ho duduk dikamar sambil mendengarkan siaran radio, seperti sangat nyaman “Dia bilang akan mengurus kesehatan ayahnya. Penghargaan sang putera atas apa yang ayahnya sudah lakukan padanya adalah hal yang paling indah bagi seorang ayah yang pensiun. Kami akan mengirimkan Anda kue sebagai kado. Silakan dinikmati bersama ayah Anda.”

Seung Soo berkomentar Soo Ho benar-benar bagus. Ra Hee menyangkalnya. Seung Soo pikir lebih baik mengakui saja karena tak ada yan menyangka kala Soo Ho mengingat semuanya menruutnya Skill hapalannya memang bagus. Saat itu Geu Rim datang langsung duduk memesan Telur gulung, sosis tumis goreng, dan kikil bahkan Soju dan bir juga.
“Apa yang kau lakukan? Kenapa dia?” ucap Ra Hee heran melihat Geu Rim yang berani duduk dekatnya.
“Penulis Ra... Apa Anda tak menyukaiku? Saat aku masih asisten penulismu..., aku melakukan semua perintahmu dan akhirnya aku berada di posisi ini. Apa Anda tak bangga? Kenapa Anda tak mengajariku? Kenapa Anda membiarkan penulis buruk ini terus jadi pecundang seperti itu?” ucap Geu Rim.
Seung Soo yang mendengarnya hanya terdiam, sementara Ra Hee melihat Geu Rim berpikir kalau sedang mabuk. Geu Rim yang setengah sadar mengakui kalau sedang mabuk.
“Bukannya aku menyukaimu atau menghormatimu......tapi...Aku selalu menganggapmu... ...seniorku. Jadi aku selalu melakukan semua yang Anda katakan. Kupikir... Anda akan memperlakukanku Sebagai juniormu.” Kata Geu Rim teringat dengan masa lalunya. 

Flash Back
Seung Soo meminta Ra Hee agar membawa Geu Rim dengannya karena  bukan asisten pribadinya, bukan pesuruh bukan budaknya jadi apa yang akan dilakukanya.
“Aku akan terus menjadikannya asisten penulisku.” Ucap Ra Hee sinis
“Mengajarnya dan membuatnya lebih baik hingga aku bisa menggunakannya saat kau pergi menghilang lagi.” Kata Seung Goo
“Kalau begitu, ajarilah dia.” Kata Ra Hee. Diam-diam Geu Rim mendengar ucapan Ra Hee dari balik dinding
“Aku kenal dirimu. Karena dia mudah dan nyaman..., karena itu bukan pekerjaanmu sehingga dia terus digunakan...Apa aku salah?” kata Seung Goo. 

“Jadi Kenapa kau tak pernah mengajariku sama sekali?...Kenapa?” ucap Geu Rim.
Akhirnya Geu Rim pergi meninggalkan dua seniornya. Ra Hee mangku benci  melihat Geu Rim tak menangis, menurutnya juniornya itu pura-pura kuat dan pura-pura baik jadi tak bisa tahan melihatnya seperti itu. Seung Soo pikir Ra Hee sedang bercanda padanya.
“Maksudku dia boleh menangis sekali saja..., melawanku dan berhenti kerja. Jika dia melakukannya maka aku takkan melakukan hal ini.” Ungkap Ra Hee setengah mabuk. Seung Goo mengumpat Ra Hee itu jahat.
“Lebih baik jadi seorang pecundang dan Lampu terasku berkedip.” Komentar Ra Hee. Seung Goo heran kenapa harus memberitahunya.
“Ganti lampunya.” Ucap Ra Hee. Seung Goo kesal merasa kalau dianggap sebagai budak.
“Kau bilang akan menggantikannya untukku selamanya. Apa Kau tak ingat dengan janji yang kau buat saat melamarku? Inilah sebabnya aku mencampakkanmu. Apa Kau tak ingat... semua janji yang telah kau buat.” kata Ra Hee
“Apa Kau ingat semuanya dengan baik? Apa Kau ingat saat kita pergi merawat kukumu itu saat ibuku terluka dan dilarikan ke rumah sakit? Tapi, apa sekarang? Apa Kau menyalahkanku atas perceraian ini?” ucap Seung Soo marah
Ra Hee nepuk punggung Seung Soo kalau itu Dialog yang bagus jadi menyukainya. Seung Soo kesal memilih untuk pergi. Ra Hee mengejarknya sampai terjatuh karena mabuk. 

Soo Ho kaget dengan yang diminta oleh ibunya. Nyonya Nam mengatakan kalau Akan ada artikel yang terbit hari ini tentang Ji Soo Ho dan Jin Tae Ri. Soo Ho ingin tahu artikel tentang apa.  Nyonya Nam pikir Soo Ho nanti akan tahu sendiri.
“Wartawan akan datang ke pesta Tae Ri. Jadi Kau harus difoto.” Ucap Nyonya Nam. Soo Ho tak peduli keluar dari ruangan.
Saat Geu Rim baru keluar ruang siaran melihat Tae Ri dan menyapanya. Tae Ri beritanya apakah Geu Rim sibuk hari ini. Geu Rim bertanya balik ada apa. Tae Ri memberikan sebuah undagan kalau akan mengadakan pesta yaitu acara perayaan hari jadi yang penting.
“Apa Kau mau datang?” ucap Tae Ri memberikan pada Tuan Lee yang baru keluar, tapi Tuan Lee sinis melemparkan undangan pada Hoon Jung.
“Pasti acaranya akan seru... Terima kasih... Aku akan pergi.” Kata Hoon Jung penuh semangat. Tae Ri meminta agar Geu Rim datang sebagai Penggemar lamanya. 

Soo Ho keluar dengan Manager Kim yang ada dibelakanganya ingin tahu Sampai mana yang diketahui, lalu mencoba mengubah pertanyaanya Kapan manager Kim mengetahuinya. Manager Kim bertanya apa maksud ucapanya. Soo Ho mengetahui Peran Nam Joo Ha untuk Tae Ri
“Kau sudah lama menyukai Tae Ri. Siapa yang menyukai... Siapa lagi selain kau? Dan Skenario pacaran ini. Jadi Sejak kapan kau tahu?” ucap Soo Ho marah. Manager Kim hanya diam saja.  
“Kau tak bisa mengatakannya, 'kan?” kata Soo Ho bergegas pergi ke parkiran. 

Manager Kim menahanya. Soo Ho merasa kalau saatnya mereka tak usah bersama lagi. Manager Kim bertanya apakah Soo Ho yakin dengan ucapanya. Soo Ho bertanya Apa yang sudah dilakukan manager Kim selain mengawasi yang dilakukan.
“Apa Hanya itu yang bisa kau katakan?” kata Manager Kim.
“Lalu apa? Apa yang harus ku katakan? Katakan padaku. Aku akan melakukan keinginanmu. Apa yang harus kukatakan?” kata Soo Ho marah lalu mengemudikan sendirian. 

Soo Ho mengemdikan mobilnya teringat kembali kenangan saat masih remaja.
Flash Back
Manager Kim menemui Nyonya Nam mengaku kalau Soo Ho terus menelepon tapi tak mengangkatnya. Nyonya Nam memujinya meminta agar Manager Kim terus memberikan informasi. Saat itu SooHo yang baru pulang mendengarnya kalau semua ternyata atas perintah ibnya.
 “Aku yakin dia marah atas apa yang terjadi pada temannya hari ini.” Ucap Manager Kim. 

Tae Ri berada dalam ruangan menyapa semua tamu yang sudah datang ke acara pestanya dan juga wartawan yang berkumpul.  Soo Ho menelp mencoba menelp Geu Rim tapi telpnya sibuk.
Ternyata Geu Rims sedang berbicara dengan Tae Ri ditelp. Tae Ri ingin tahu Kapan Geu Rim akan datang. Geu Rim pikir tak bisa. Tae Ri mengaku kalau menunggu Geu Rim  datang dan akan memotong kuenya dengan mengaku tak punya banyak teman, Jadi Geu Rim harus datang. Geu Rim pun memutuskan untuk mampir sebentar.
Soo Ho heran karena Geu Rim tak bisa dihubungi, akhirnya mengirimkan pesan “Geu Rim.. Penulis Song.. Dimana kau? Kenapa kau tak mengangkat teleponnya? Apa kau di kantor?”
“Dia padahal mengejarku terus untuk merekrutku.” Keluh Soo Ho kesal dengan sikap Geu Rim. 

Tae Ri minum bersama dengan tamu lalu bergegas pergi saat melihat Geu Rim yang akhirnya datang.  Geu Rim mengucapkan Terima kasih sudah mengundangnya, tapi merasa tak yakin kalau harus datang karena belum pernah ke acara pesta sebelumnya jadi rasanya agak kurang nyaman.
“Itu bukan ciri seorang penggemarku dan Soo Ho akan segera tiba. Kau pasti lebih tahu dia karena kalian bekerja bersama. Bukankah itu malah bagus?” ucap Tae Ri. Geu Rim kaget Soo Ho datang juga?
“Ya. Kenapa? Apa ada masalah?” tanya Tae Ri. Geu Rim mengelengkan kepala.  Saat itu Soo Ho menelp, Tae Ri melihat nama Soo Ho seperti tak percaya kalau memiliki ponsel.

Soo Ho menunggu balasan dari Geu Rim dengan menatap ponselnya, saat itu nomor tak dikenal menelpnya. Tae Ri langsung bertanya kapan Soo Ho akan datang. Soo Ho heran bertanya bagaimana tahu nomornya. Tae Ri melirik pada Geu Rim yang sedang makan.
“Aku mencarinya sendiri. Wartawannya sudah datang jadi Cepat kemari.” Ucap Tae Ri.
“Kesana itu mudah tapi apa kau bisa mengendalikan apa yang terjadi selanjutnya?” kata Soo Ho menantang.
“Apa Kau pikir aku tak bisa?” balas Tae Ri. Soo Ho menegaskan kalau tak akan datang.
“Penulismu sudah tiba...” ucap Tae Ri. Soo Ho kaget mendengarnya. 

Tae Ri akhirnya duduk disamping Geu Rim bertanya Apa Soo Ho banyak menceritakan tentang dirinya, karena So Hoo mengatakan banyak hal perihal tentang Geu Rim. Geu Rim hanya diam saja. Tae Ri yakin kalau Soo Ho akan datang jadi meminta Geu Rim untuk menunggunya.
“Semuanya akan seru nanti. Tapi Aku akan memberitahumu lebih dulu. Sebenarnya..., Soo Ho dan aku berpacaran.” Ucap Tae Ri. Geu Rim kaget mendengarnya dan saat itu Soo Ho menelp. Ia akhirnya pamit untuk ke toilet.

Geu Rim tak mengangkat telp dari Soo Ho, tapi saat itu Soo Ho sudah ada didepanya. Soo Ho kesal karena Geu Rim menyuruhnya membeli ponsel bahkan memohon padanya, jadi meminta agar mengangkatnya. Geu Rim akhirnya mengangkat walaupun Soo Ho ada didepanya.
“Jangan tolak teleponkku lagi dan Ikut aku. Ada yang harus kukatakan... Ada yang ingin kukatakan padamu... Aku ingin melakukannya sekarang.” Ucap So Hoo. 

Keduanya akhirnya pergi ke sudut ruangan lainya. Soo Ho mengaku kalau Yang ingin dikatakan adalah yang seharusnya dikatakan semalam. Geu Rim ingin tahu apa itu.
“Aku menyukaimu... Aku... menyukaimu.” Akui Soo Ho. Geu Rim terdiam mendengar pengakuan Soo Ho.
Bersambung ke episode 8

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar