PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 28 Februari 2018

Sinopsis Radio Romance Episode 10 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Soo Ho melihat Geu Rim yang berdiri di tempat melihat keadaan kota seoul dan bertanya kenapa Geu Rim selalu ingin bertemu di tempat itu. Geu Rim pikir Tidak ada yang datang di malam hari dan Ada sesuatu yang ingin dikatakan dan tidak tahu harus pergi ke mana.
“Kau bisa saja datang ke tempatku.” Kata Soo Ho. Geu Rim heran Soo Ho yang selalu ingin mampir kesana.
“Lagi pula, kita tidak pacaran, tapi tempatnya hanya rumahmu, atau rumahku. Mengapa kita selalu pergi ke rumah masing-masing?” kata Geu Rim heran

“Kita bisa pacaran saja. Kau bisa Pergi denganku dan Pacaran denganku.” Ucap Soo Ho. Geu Rim terdiam dan gugup mendengar ucapan Soo Ho lalu keduanya saling menatap dengan jarak yang dekat
“Aku menyukaimu.” Ungkap Soo Ho benar-benar serius. Geu Rim seperti masih tak percaya mengeluh kalau Soo Ho sangat menganggunya.
“Apa aku... membuatmu terganggu?” tanya Soo Ho tak percaya. Geu Rim membenarkan.
“Jadi.. Apa Kau tidak menyukaiku?” tanya Soo Ho. Geu Rim menjelaskan kalau bukan maksudnya tidak menyukai Soo Ho
“Lalu, apa kau menyukaiku?” tanya Soo Ho kembali. Geu Rim terlihat binggung menjelaskan ucapanya.
“Apa Maksudmu, jadi kau suka padaku atau tidak suka padaku?” tanya Soo Ho. Geu Rim mengaku kalau bukannya tidak suka pada Soo Ho. Soo Ho akhirnya menarik tangan Geu Rim untuk pergi. 

Geu Rim dan Soo Ho sudah makan ramyun di meja makan. Geu Rim mengejek kalau Soo Ho itu hanya ingin "Pergi" ke rumahnya dengan Makan Ramyeon. Soo Ho tak menjawab, Geu Rim pun h berkomentar kalau ramyun yang dimakanya sangat lezat.
“Sudah kukatakan, kan? Banyak sekali kamera yang mengikuti artis terkenal sepertiku.” Ucap Soo Ho bangga.
“Lalu apa kau selalu berkencan di rumah dan di mobil?” tanya Geu Rim dan membuat Soo Ho tersedak karena terkejut.
“Memangnya berapa umurmu? Apa yang salahnya jika berkencan? Sebelum kau berkencan dengan Jin Tae Ri, apa kau berkencan dengan model atau Penyiar?” tanya Geu Rim penasaran.
“Hanya kau satu-satunya untukku.” Ungkap Soo Ho. Geu Rim tak banyak bicara mengajak mereka makan saja. 


Nyonya Nam membaca berkas report, merasa Tidak ada hal yang penting pada Geu Rim. Jason mengaku berencana untuk memulai sekarang, karena menurutnya timing adalah kuncinya. Nyonya Nam bertanya Apa Soo Ho mengatakan sesuatu tentang drama ini.
“Tidak sama sekali.... Jika dia tahu kalau Anda sedang mengatur dramanya, disaat Anda tahu kalau ia menentangnya, maka dia akan menunjukkan banyak emosi yang berbeda. Aku sangat menantikan itu. Aku masih mengawasi.” Ucap Jason sangat penasaran. Saat itu Tuan Ji berusaha menerobos masuk ke dalam ruangan.
“Presdir Nam... Apa kau harus melakukan itu? Da Seul mengancamku sekarang!” teriak Tuan Ji
“Jangan marah-marah begitu. Kita bicarakan nanti.” kata Nyonya Nam seperti tak inin jason melihatnya.
“Lupakan nanti... Jika kau menyebabkan masalah seperti itu, bagaimana aku harus memperbaikinya?” teriak Tuan Ji. Jason melirik melihat keduanya adu mulut.
“Apa Aku yang menyebabkan masalah? Karena masalah yang kau buat, kita...” teriak Nyonya Nam lalu terhenti. Jason menyadarinya lalu pamit pergi.

Jason keluar dari ruangan terdengar teriakan Nyonya Nam meluapkan emosi “Tolong, berhenti menyakitiku... Kau dan Soo Ho... sudah banyak menyakitiku! Sudah cukup!” wajahnya terlihat dingin seperti menyimpan sesuatu. 
Geu Rim berjalan melihat ruang tengah Soo Ho, lalu berkomentar kalau Soo Ho banyak sekali berubah dan membuatnya takut. Soo Ho hanya memberikan berkas yang diberikan Tuan Moon, Geu Rim pikir Soo Ho ingin makan kue denganya.
“Kapan kau akan menyelesaikan naskahku?” tanya Soo Ho.  Geu Rim mengaku kalau sebenarnya mengajak bertemu karena hal itu.

“Aku kena omelan dari PD-nim karena naskahku tadi. Dia mengatakan untuk menulis bagaimana perasaanku. Aku harus berpikir Apa yang menggangguku, Apa yang terjadi padaku, Hal seperti itu. Namun, yang bisa kupikirkan sepanjang hari adalah dirimu.”akui Geu Rim
“Aku tidak menyadari, tapi jika aku ingin masuk rumahmu, maka aku harus membuka empat pintu. Dan kau pasti tahu Presdir JH, Ibumu, dia sangat menakutkan. Yang terpenting lagi, kau adalah orang yang paling menyebalkan di dunia ini bagiku.” Ungkap Geu Rim

“Jadi, kenapa aku memelukmu? Bahkan tidak sekali, tapi dua kali.” Kata Soo Soo Ho
“Mengapa aku melakukannya? Aku berpikir "Bertemu dengan Soo Ho dan cari tahu apa yang aku rasakan, dan kemudian menulis lagi." Itulah sebabnya aku datang, tapi...Tapi kau malah berkencan denganku.” Kata Geu Rim dengan helaan nafas
“Aku pikir...kau menyukaiku. Jadi Tulislah dengan jujur perasaan itu. Aku akan membacanya. Dan Juga, setelah acara berakhir besok, kita adakan kencan lagi.” Kata Soo Ho. Geu Rim setuju. 

Presdir Park berbicara di telp terlihat binggung karena Soo Ho belum mengatakan dengan langsung dan sepertinya timnya juga tidak tahu. Ia pikir kalau   syarat dari JH sangatlah bagus tapi merasa untuk membubarkan tim hanya karena Soo Ho keluar sedikit keterlaluan.
“Baiklah.. Aku akan memanggil direktur produksi yang bertanggung jawab dan memastikan semuanya dengannya.” Ucap Presdir Park menutup telp dan mengeluh kalau Tidak ada hari-hari tenang untuknya. 

Geu Rim berjalan masuk ke kantor dengan rambut digerai dan pakaian rok. Gammoon memanggilnya melihat pakaian yang tak bisa meminta penjelasn dan berpikir kalau temanya itu ingin kencan buta atau Ada seseorang yang disukanya.
“Apa sangat jelas sekali? Apa kelihatan jelas sekali saat aku berpakaian begini?” tanya Geu Rim panik. Gamoom menjawab kalau  itu Sangat jelas. Geu Rim kebingungan karena takut ketahuan.
“Jadi Siapa orangnya? Kau memakai rok dan memakai lipstik hanya saat kau berkencan.” Kata Gamoom penasaran
“Kau tidak boleh memberi tahu siapa pun.” Ucap Geu Rim ingin memberitahu temanya.
Tapi saat itu juga Tuan Lee tiba-tiba sudah berdiri dibelakang keduanya. Geu Rim dan Gamoom benar-benar kaget. Tuan Lee lalu berkomentar kalau suka naskah yang dibuat oleh Geu Rim lalu berjalan pergi. Gamoom berkomentar kalau Tuan Lee itu orangnya. Geu Rim pikir temanya sudah gila memikirkan hal itu. Gamoom ingin tahu siapa itu orangnya. 


Geu Rim kembali memoles bibirnya di toilet lalu teringat ucapan Soo Ho semalam “Setelah acara berakhir besok, kita adakan kencan lagi.” Ketika akan masuk ke dalam ruangan, Tuan Lee lebih dulu  keluar dan mengajak Geu Rim untuk ikut denganya.  Keduanya pun bertemu dengan Tuan Kang di ruanganya.
“Apa Kau melakukan acara dari rumah sakit karena penulis ada disana? Hei. Apa kelompokmu ini kelompok Private?” ucap Presdir Kang marah
“Anda terdengar sangat senang di telepon setelah disiarkan. Mengapa mengeluh?” kata Tuan Lee heran
“Dan Juga, kau sudah diberikan tempat siaran Sung Woo. Mengapa selalu siaran di luar?” kata Presdir Kang, Geu Rim berdiri dibelakang Tuan Lee hanya bisa terdiam.
“Bagaimana dengan Soo Ho? Kau yakin dia tidak akan syuting drama, kan? Apa Kau yakin bisa mengendalikannya? Aku cek lagi kemarin dengan DJ kami, dan dia bilang akan melakukan acara radio.” Kata Tuan Lee yakin
“Tapi... bagaimana jika dia menusuk kita di belakang? Bagaimana jika dia tiba-tiba mengatakan dia tidak akan melakukannya? Apa Kau punya rencana?” kata Tuan Kang merasa kebingungan.
Tuan Lee menyakinan aklau Soo Ho tidak akan melakukan itu dan menurutnya kalau DJ-nya itu sudah banyak beradaptasi dengan radio. Tuan Kang seperti tak yakin. Tuan Lee yakin dengan hal itu. Tuan Kang lalu memanggil Geu Rim sebagai Pembuat masalah.
“Mengapa masalah muncul sepanjang waktu setiap kali kau terlibat!! “ teriak Tuan Kang kesal
“Mengapa Anda menyalahkan orang yang tidak bersalah? Kalau sudah selesai kami pergi.” Ucap Tuan Lee lalu keluar mengajak Geu Rim ikut denganya. 
Tuan Lee mengeluh dengan Tuan Kang yang melindungi punyanya sendiri dan meminta agar Geu Rim melakukan yang di inginkan karena Yang terburuknya, paling hanya dipecat saja. Geu Rim pun tak banyak berkata-kata.

Soo Ho baru saja turun dari mobil dan menghela nafas melihat yang menelpnya. Nyonya Nam menyuruh Soo Ho agar datang ke kantor, karena Soo Ho yang tidak mematuhi jadwalnya dan tidak boleh hanya bergantung pada satu acara radio itu.
“Kau memiliki banyak pertemuan...dan...” ucap Nyonya Nam yang langsung disela oleh Soo Ho
“Aku ingin istirahat... Sudah kukatakan beberapa kali.” Tegas Soo Ho lalu menutup telpnya.
Soo Ho akhirnya masuk ke gedung dan melihat Geu Rim yang berdiri sangat dekat dengan Tuan Lee membahas tentang naskah, tapi hatinya seperti bergejolak melihatnya akhirnya mendekat dan menarik Tuan Lee mengajak bicara. 

Soo Ho merasa sudah mengatakan pada Tuan Lee untuk jangan merangkul Geu Rim atau memanggilnya "Magnae" dan juga meminta  jangan sekali-kali melakukan kontak mata dengannya. Tuan Lee pikir tak adan yang bisa dilakukan apabila tanpa melakukan kontak mata dengan penulisnya.
“Jangan melakukan apapun.” Kata Soo Ho kesal. Tuan Lee pikir lebih baik menghentikan permasalahan itu.
“Aku berhenti memanggilnya "Magnae" beberapa waktu yang lalu. Aku memperlakukannya seperti penulis sebenarnya sekarang. Aku tidak akan merangkul bahunya. Jadi Ayo masuk. Ayo kita rapat.” Kata Tuan Lee lalu berjalan pergi. Soo Ho menatapnya dan Tuan Lee membalikan badan.
“Hanya untuk memperjelas, Kau hanya mengatakan untuk jangan merangkulnya.” Ucap Tuan Lee mengodanya sebelum menuruni tangga 


Semua berkumpul di ruangan, Tuan Lee pikir sudah saling tahu banyak, selama sebulan ini, kalau DJ tahu banyak tentangnya dan penulis mereka juga tahu banyak tentang Hoon Jug.  Ia merasa kalau ini tidak akan berhasil.
“Rumah sakit dan sekolah adalah kejadian spontan karena keadaan. Itu tak masalah, dan semuanya sukses berkat dirimu, tapi itu bukan sesuatu yang telah kita rencanakan.” Ucap Tuan Lee. Soo Ho pun ingin tahu yang akan dilakukan Tuan Lee.
“Aku ingin merencanakan sesuatu yang baru.” Kata Tuan Lee. Geu Rim pikir  mereka akan mengadakan pertemuan setelah acara?
“Hei. Bagaimana dengan kencan kita?” gumam Soo Ho. Tuan Lee setuju kalau mereka tidak punya waktu untuk beristirahat. Soo Ho makin menjerit kesal dengan nasib kencanya.
“Aku ingin DJ kita lebih ikut serta juga. Berapa lama kau akan terus diam seperti itu?” kata Tuan Lee
“Aku melakukan yang terbaik sebisaku.” Kata Soo Ho. Tuan Lee pikir itu Tepat sekali, menurutnya mengatakan hal ini karena itu tidak cukup.
“Bisa tolong jelaskan dalam angka bagaimana hal itu tidak mencukupi?” tanya Soo Ho. Tuan Lee dibuat binggung ketika diminta Angka.
“Seperti Rating, keuntungan dari iklan, atau jumlah komentar. Sesuatu yang terlihat Apa dari semua itu ada yang kekurangan? Aku percaya melakukan yang terbaik bahkan dalam siaran langsung yang tak terduga dan yang tidak pernah sekali pun aku pertimbangkan. Tolong jelaskan dimana tidak cukupnya.” Ucap Soo Ho. Tuan Lee hanya bisa menghela nafas.
“Ya, penting bagiku untuk membuka diri, tapi bagaimana kalau kau juga membuka hatimu dan berpikir tentang apa yang harus kau lakukan dengan seorang DJ sepertiku? Itulah pendapatku.” Kata Soo Ho. Geu Rim dan Hoon Jung hanya terdiam melihat keduanya berbicara.
“Kau tidak salah.... “ komentar Tuan Lee. Soo Ho dengan bangga kalau ucapanya tepat sekali. Hoon Jung melihat keduanya hanya bisa menuliskan pada bukunya “Haruskah aku mengundurkan diri?” 

Tuan Lee membaca tulisan naskah Geu Rim “Memeluk seseorang mengundang orang itu ke duniaku.” Lalu menatap Geu Rim yang ada diruang siaran duduk disamping Soo Ho.
Soo Ho pun membaca naskah Geu Rim “ Pelukan itu penuh harapan kalau kau akan lupa kesedihanmu dalam pelukanku. Pelukan itu penuh harapan kalau kau akan berhenti menangis di pelukanku.” Lalu menatap Geu Rim yang bersiap-siap melakukan siaran, seperti hatinya berdegup kencang.
Siaran dimulai, Soo Ho membaca pesan dari  3390 yang berkomentar dan meminta lagu yang bagus untuk meringankan insomnia nya. Lalu nomor 9486 mengatakan, kalau dimarahi oleh atasannya dan keadaan hatinya saat ini sedang buruk.

“Aku harap kau tidak merasa kesal lagi, dan tidurlah yang nyenyak. Mari dengarkan lagu "Turn on the Radio".” Ucap Soo Ho dan Tuan Lee pun memutar lagunya, seperti siaran kali ini berjalan dengan sempurna.
“Aku penggemarmu! aku sangat bersungguh-sungguh... Aku benar-benar menyukaimu.” Jerit histeris seorang wanita. Soo Ho terlihat gugup mengucapkan terimakasih
“Hari ini ulang tahunku dan Minggu depan ulang tahunmu... Jadi Untuk ulang tahunku...” ucap si wanita. Tuan Lee terlihat mendengarnya kaget kalau Soo Ho akan ulang tahun minggu depan.
“Aku ingin mendengarmu berkata, "Aku mencintaimu." Aku akan merekamnya dan mendengarkannya setiap hari... Kumohon. Namaku Cho Sun Hee...” ucap Sun Hee mengebu-gebu. Soo Ho terdiam seperti tak bisa melakukanya, Geu Rim memberikan kode agar Soo Ho bisa melakukanya.
“Aku cinta... Aku cinta... Aku mencintaimu.” Ungkap Soo Ho terbata-bata lalu menatap Geu Rim yang duduk disampingnya. Tuan Lee melihat Soo Ho seperti mengungkapkan perasaanya.
“Baiklah. Selamat ulang tahun, Sun Hee.” Kata Soo Ho menyudahi telpnya, setelah itu mengatakan kalimta penutup
"Memeluk seseorang mengundang orang itu ke duniaku. Pelukan itu seperti harapan agar kau melupakan kesedihanmu dalam pelukanku.” Ucap Soo Ho. Geu Rim seperti mengingat saat masih remaja memeluk Soo Ho di rumah sakit
“Pelukan itu seperti harapan agar kau berhenti menangis di pelukanku." Bila seseorang memeluk orang lain, itu berarti... kau akan mendekap kehidupan orang itu. Ji Soo Ho Radio Romance... akan mengucapkan selamat tinggal setelah mendengarkan "Hug Me" oleh Jung Joon Il.” Kata Soo Ho. Geu Rim mendengar hasil tulisan bisa tersenyum bahagia. 

Soo Ho dan Geu Rim berjalan keluar bersama dari ruang siaran.  Geu Rim heran dengan Soo Ho yang terus tersenyum. Soo Ho mengaku merasa seperti sedikit lebih dekat ke radio hari ini. Saat itu Tuan Lee datang dan diantara keduanya.
“Mari kita makan dan tidur disini bersama hari ini.” Ucap Tuan Lee.
“Aku tidak bisa hari ini dan punya rencana.” Kata Soo Ho menolak
“Lalu kita akan pergi tanpamu. Apa Kau juga tidak ikut?” kata Tuan Lee pada Geu Rim. Soo Ho memberikan kode, tapi Geu Rim hanya terdiam. 

Soo Ho dan Geu Rim bertemu di parkiran, Soo Ho kesal karena Geu Rim  bersikeras tidur di kantor. Geu Rim menjelaskan kalau merkea harus mengadakan pertemuan malam ini dan harus bekerja pada segmen dengan PD Lee. Soo Ho ingin tahu jam berapa akan selesai hari ini
“Aku tidak tahu.. Aku tidak yakin, tapi mungkin akan terlambat” kata Geu Rim
“Akan berbahaya jika sudah lewat malam, Jadi ambil ini. Meski kau tidur selama satu jam, tidurlah di rumah.” Kata Soo Ho memberikan kunci mobilnya.

“Soo Ho. Aku tidak akan menerima ini. Seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, ini agak memberatkan...” ucap Geu Rim mengembalikanya.
“Apa yang memberatkan? Aku ingin memberikannya padamu. Mengapa begitu memberatkan?” keluh Soo Ho. Geu Rim seperti tetap enggan memberikanya.
“Baiklah. Lupakan mobilnya...Tapi... apa kau melihat hadiah yang aku taruh untukmu di sana?” tanya Soo Ho menunjuk ke kursi belakang. Geu Rim mengelengkan kepala
“Apa Kau tidak membukanya satupun? Apa Kau tidak melihat itu semua? Yang ingin kuberikan padamu bukanlah beban, tapi hatiku. Meskipun kau merasa tidak berhak mendapatkannya, apa tidak bisa paling tidak, kau membukanya?” kata Soo Ho kesal
Geu Rim akhirnya meminta maaf karena tidak berpikir sejauh itu dan berjanji untuk membukanya. Soo Ho masih tetap kesal, Geu Rim akhirnya meminta izin untuk bisa bertemu besok, karena ingin berkencan dengannya. Soo Ho terdiam mendengarnya karena kali ini Geu Rim yang memintanya berkencan. 

Soo Ho berjalan ke dalam mobilnya, tersenyum bahagia mengingat sata Geu Rim mengajaknya berkencan besok. Saat itu ia menerima telp dan terlihat kaget lalu bergegas pergi. Ia bertemu dengan Manager Kim di pinggir jalan.
“Apa Kau sama sekali tidak tahu?” tanya Manager Kim. Soo Ho mengaku baru kali ini mendengarnya.
“Rencana Presdir Nam membuatmu meninggalkan radio, membubarkan tim itu, dan membuatmu untuk syuting drama. Aku baru saja mendengar itu dari direktur perencanaan. Dan itu Sudah dijadwalkan besok.” Kata Manager Kim. Soo Ho binggung apa maksudnya itu.
“Pengumuman kalau kau akan syuting drama.”kata Manager Kim. Soo Ho akan bergegas pergi masuk ke dalam mobil dengan wajah marah.
“Kau tidak bisa menyetir dalam keadaan ini. Aku akan menyetir jadi Masuklah.” Ucap Manager Kim. Soo Ho pun menuruti Manager Kim. 


Soo Ho menemuinya kalau sudah mengatakan lebih dari 100 kali bahwa tidak akan melakukannya dan sudah mengatakan lebih dari 1.000 kali bahwa tidak mau. Ia mengeluh karena Nyonya Nam yang  tidak mau mendengarkannya sekali saja?
“Karena aku akan tetap melakukannya, karena aku masih akan pergi sesuai keinginanmu, kau pasti mengira aku akan selalu seperti itu. Tapi sekarang tidak akan... Aku tidak mau.” Tegas Soo Ho
“Sudah kukatakan, aku menandatangani kontrak nya.” Balas Nyonya Nam,
“Tepat sekali. Kenapa kau melakukan apa yang kau inginkan tanpa bertanya padaku. Saat kukatakan aku tdak mau, tidak bisakah kau memikirkan mengapa aku menolaknya? Tidak bisakah kau memikirkan tentang itu sekali saja? Kumohon... Ibu.” Ucap Soo Ho 
“Soo Ho... Apa Menurutmu, aku ingin melakukan itu?” kata Nyonya Nam lalu memperlihatkan foto Soo Ho yang mencium Geu Rim. Soo Ho heran maksud dengan foto dirinya.
“Itulah yang ingin aku tanyakan... Apa yang telah kau lakukan? Apa kau tahu betapa sulitnya bagiku untuk memperbaiki masalah yang kau buat dengannya?” ucap Nyonya Nam. Soo Ho ingin tahu siapa orangnya.
“Yang penting fakta bahwa jika aku punya ini, artinya orang lain juga punya yang lainya. Jika kau tidak berperilaku dengan baik, maka semua ini akan tertimpa pada Geu Rim... Aku bisa menghentikannya untuk pertama kali. Aku tidak dapat menjamin jika hal itu terjadi lagi.” Kata Nyonya Nam
“Kau bilang "Jika kau ingin melindungi Geu Rim lakukan seperti yang aku katakan." Kau benar-benar luar biasa... Aku tidak berpikir sejauh itu.” Ungkap Soo Ho
“Jangan pura-pura tidak tahu sebab-akibat dari pilihanmu. Jadi Besok jam 6 sore.” Kata Nyonya Nam sebelum Soo Ho meninggalkan rumah. 

Geu Rim menelp Soo Ho tapi ponselnya tak aktif,  Hoon Jung berjalan melewati mesin kopi, mendengar dua pria membahas Ji Soo Ho akan meninggalkan acara radio, bahkan timnya akan dibubarkan. Hoon Jung langsung bergegas pergi dan melihat Ra Hee berbicara dengan juniornya.
“Sudah kukatakan, aku dekat dengan Presdir JH.” Ucap Ra Hee bangga
“ Dan Kudengar dia keluar karena drama. Mengapa dia tidak bisa melakukan drama dan acara radio bersamaan?” tanya Gamoom binggung
“Dramanya akan syuting di negara lain. Jika mereka menghabiskan uang sebanyak itu, apa kau mau juga ikut acara radio?” ucap Ra Hee dengan nada mengejek.
“Apa yang terjadi dengan Geu Rim?” tanya Gamoom kasihan, Hoon Jung yang medengarnya pun panik ingin tahu nasib dirinya juga dalam tim. 


Geu Rim dan Tuan Lee berada dalam ruangan, seperti bahagia setelah menyelesaikan tugas. Saat itu Hoon Jung datang dengan panik. memberitahu kalau Soo Ho meninggalkan acara radio. Geu Rim kaget, Hoon Jung memberitahu kalau Soo Ho berhenti. 

Di ballroom hotel, sudah disiapkan tempat Konferensi Pers drama Who Am I dengan papan nama Ji Soo Ho., Saat itu Soo Ho menatap ponsel seperti ingin menelp Geu Rim tapi diurungkan niatnya. Manager Kim datang menemui Soo Ho.
“Tolong bantu aku... Aku tidak akan membicarakan tentang melipatgandakan gajimu. Apa Kau bisa membantuku?” ucap Soo Ho. Saat itu Tuan Lee menerobos masuk dengan wajah penuh amarah.
“Soo Ho... Kau kenapa?.. Katanya, kau tidak akan syuting drama. Katamu, kau akan akan berbicara denganku dulu... Apa yang kau lakukan? Tidakkah kau tahu tujuanmu?” ucap Tuan Lee sangat marah
“Aku seharusnya tidak pernah memulai acara ini denganmu... Kau tidak bisa menepati janji. Bukan hanya bertindak dengan apa yang mereka tulis untukmu, tapi kau juga menjalani hidup sesuai dengan tulisan mereka juga.” Kata Tuan Lee murka lalu keluar dari ruangan. Manager Kim hanya bisa menatap Soo Ho seperti mengetahui isi hatinya. 


Soo Ho pun melakukan pemotretan dengan wartawan didepan backdrop Who Am I, dengan lawan mainya. Geu Rim menonton dari laptop acara Soo Ho  yang memilih untuk melakukan syuting drama. Akhirnya Geu Rim mengirimkan pesan pada Soo Ho
“Soo Ho. Apa yang sedang terjadi? Apa Kau benar-benar berhenti dari acara radio? Kau tidak mengatakan apapun tadi malam. Mengapa tidak kau angkat?”
Saat itu Tuan Lee masuk ruangan, Geu Rim ingin tahu Apa yang dikatakan Soo Ho. Tuan Lee yang merasa dikhianti berpikir kalau tidak membutuhkan seseorang seperti Soo Ho lagi dan akan tetap siaran tanpa Soo Ho. Ia pikir kalau ini kesalahana karena menyuruh Geu Rim untuk merekrutnya.
“Tidak apa-apa... Aku akan bertanggung jawab penuh.” Tegas Tuan Lee. Geu Rim sepertitak percaya kalau Soo Ho benar-benar berhentidari acara radio lalu keluar dengan membawa jaketnya. 

Geu Rim keluar dari ruangan teringat kembali ucapan Soo Ho saat pertama kali bertemu  “Jika aku mengatakan kalau aku akan melakukan acara radio, kau tidak akan menangis? Aku akan melakukan acara radio. Ayo lakukan acara radio.”  Lalu Soo Ho mengaku perasaaanya “Aku menyukaimu.” Geu Rim seperti tak percaya dengan sikap Soo Ho yang mengkhianatinya. 

Soo Ho akhirnya selesai melakukan jumpa pers. Geu Rim duduk diruangan sendirian melihat ponselnya berdering, Soo Ho menelp tapi enggan untuk diangkat. Akhirnya Geu Rim berdiri ditempat favoritnya dan membiarkan ponselnya karena Soo Ho menelp.
Tiba-tiba Soo Ho datang dan langsung menarik Geu Rim lalu memeluknya.  Ia berkata kalau sudah mengatakan untuk jangan mengabaikan telponnya. Geu Rim terdiam menahan air matanya. Soo Ho tahu apa yang ingin dikatakan Geu Rim sekarang.
“Aku tahu bagaimana perasaanmu saat menungguku.” Ungkap Soo Ho. Geu Rim pikir Soo Ho  tidak tahu.
“Bagaimana kau tahu perasaan aku?” ucap Geu Rim
“Mengapa aku tidak bisa? Kau berpikir kalau aku berhenti dari acara radio dan berdiri di sini, membenciku.” Ungkap Soo Ho lalu keduanya saling menatap
“ Tapi... Aku akan melakukannya.. Aku akan terus melakukannya denganmu... Kau hanya harus percaya padaku.” Kata Soo Ho memohon
“Aku ingin mempercayaimu.. Aku percaya padamu.” Ungkap Geu Rim dengan mata berkaca-kaca.
“Maka, percayalah padaku.” Kata Soo Ho lalu mencium Geu Rim, Geu Rim pun membiarkan Soo Ho menciumnya.
Bersambung ke episode 11

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar