PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 06 Februari 2018

Sinopsis Radio Romance Episode 3 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Nyonya Nam tak habis pikir Soo Ho memilih untuk Sebuah acara radio dan bertanya apakah nanti tidak akan menyesal. Soo Ho tahu kalau  Mungkin   akan menyesal. Nyonya Nam menantang Soo Ho agar mencobanya, karena menurutnya anaknya itu harus mencoba apa yang ingin dilakukan.
“Sekarang, kita akan bicarakan bisnis. Aku menghormati pilihanmu, jadi tolong hormati juga pilihanku. Karena dasar dari bisnis adalah Give-and-take (Timbal balik).” Tegas Nyonya Nam
“Haruskah aku benar-benar melakukan film itu?” kata Soo Ho sangat enggan. Nyonya Nam pikir Soo Ho sudah tahu.
“Kau memiliki tanggung jawab atas apa yang kau pilih. Dan hidup yang tak terhitung nilainya itu bergantung pada apa yang kau pilih.”kata Nyonya Nam, Soo Ho pikir itu benar. Nyonya Nam ingin tahu keputusan Soo Ho.
“Jika seperti yang kau katakan, hidup yang tak terhitung nilainya bergantung pada keputusanku. Maka, aku harus melakukan acara radio.” Tegas Soo Ho lalu keluar dari ruangan. Nyonya Nam pun tak bisa berkata apa-apa. 


Geu Rim menungu didepan gedung, sebuah mobil van datang. Keduanya saling menyapa dengan Manager Kim dan Jason ikut dibelakang Soo Ho. Soo Ho dengan ramah pun menyapa Geu Rim menanyakan kebarnya. Geu Rim menganguk kalau baik-baik saja dan mengajak masuk.
Semua orang yang ada di lobby hanya bisa melonggo, lalu semua memberikan jalan agar Soo Ho naik lebih dulu ke dalam lift. Beberapa orang naik ingin satu lift dengan Soo Ho, lalu pertanda kalau lift terlalu berat. Dua orang yang baru masuk tak ingin keluar dari lift.
“Aku akan turun.” Ucap Soo Ho mengalah. Keduanya langsung menolaknya karena mereka akan turun. Soo Ho memberikan senyuman saat pintu lift tertutup. Semua orang terkesima dengan sikap Soo Ho yang gentelman.
Soo Ho akhirnya berjalan di lorong gedung, beberapa pegawai melonggo dan langsung terpana melihatnya. Bahkan Hoon Jung tanpa segan memberikan tanda hati untuk Soo Ho, Geu Rim yang melihatnya seperti sangat malu dan buru-buru mengajak pergi.
“Manajer stasiun radio, General Manager, dan para eksekutif semuanya ada disini.” Ucap Geu Rim saat ada didepan pintu. Soo Ho seperti tak percaya.
“Ya. Manajer stasiun untuk variety show dan drama juga ada disini.” Kata Geu Rim mengajak masuk. Soo Ho pun masuk ruangan.
Manager Kim memberitahu akan menunggu di lobby. Jason akan ikut masuk juga, Manager Kim langsung menariknya untuk menunggu bersama. Jason mengeluh kalau perlu bekerja. Manager Kim tak peduli menarik Jason ikut ke lobby. 


Geu Rim masuk ruangan memberitahu Tuan Kang kalau Ji Soo Ho sudah tiba. Tuan Kang menatap Soo Ho seperti tak percaya dan mengucapkan Terima kasih telah datang, lalu memeluknya dengan berkata kalau berharap dapat bekerja sama dengan Soo Ho. Soo Ho sempat kaget tapi akhirnya menepuk punggung Direktur Kang
“Nah, Soo Ho, aku tahu ini hanya formalitas, tapi mari kita menandatangani kontrak... dan nikmati makan siang bersama, lalu membicarakan tentang kemajuan dan masa depan tentang radio kita...” ucap Direktur Park dan langsung disela oleh Soo Ho
“Aku ingin tandatangan itu sendiri dengan Song Geu Rim. Aku tersentuh oleh ambisinya yang tak ada habisnya dan cintanya untuk radio, itulah sebabnya aku setuju. Itulah sebabnya aku ingin tandatangan kontrak dengannya.” Jelas Soo Ho. Geu Rim yang mendengarnya telihat kaget, tapi Direktur Kang menyetujui permintaan Soo Ho. 

Keduanya duduk diruangan yang sempit dan kotor. Soo Ho seperti tak yakin melihatnya. Geu Ri membenarkan kalau ini adalah kantor penulis da baru berencana untuk membersihkan dan mendekorasi ulang. Menurut Geu Rim Pada saat Soo Ho datang.. dan langsung disela oleh Soo Ho.
“Aku akan sangat ingin menerima perencanaan acara. Dan naskah mengenai bulan ini, minggu ini, dan harian, pada satu minggu sebelumnya.” Ucap Soo Ho. Geu Rim terlihat kaget.
“Tapi acara radio tidak bisa seperti itu...” ucap Geu Rim. Soo Ho pikir kalau Geu Rim Tidak sanggup
“Apa Kau mau mundur, jika kami tidak bisa?” kata Geu Rim seperti menahan amarah.
“Jika kau melihat poin ke-4 di kontrak Song Geu Rim, kau tidak bisa menolak apapun yang aku katakan, benarkan?” kata Soo Ho. Geu Rim bingung Soo Ho mengatakan  surat Kontrak "Song Geu Rim"
“Kau setuju untuk melanjutkan kontrak itu. Aku mempercayaimu dan datang untuk menandatangani kontrak itu.” Tegas Soo Ho.
“Maaf, Soo Ho... Apa Kau mengancamku lagi?” kelh Geu Rim. Soo Ho pikir Ini bukan ancaman.
“Bagaimana bisa kata-kata ini dengan ekspresi wajah ini dikatakan sebagai ancaman? Aku meminta padamu, bukannya mengancammu.Aku tidak terbiasa dengan radio, dan seperti yang kau tahu, ada banyak orang yang memantau apa yang aku katakan dan lakukan.” Kata Soo Ho
Geu Rim tahu karena tidak berpikir sejauh itu. Soo Ho pikir  Itulah sebabnya membutuhkan bantuannya, dan merasa kalau memang Geu Rim menyetujuinya makan bisa tandatangani. Geu Rim pun menyetujuinya.  Keduanya saling memberitakan tanda tangan Surat Perjanjian atas nama mereka berdua. 



Setelah tanda tangan, Soo Ho terbantuk. Geu Rim mengerti kalau ruangan kotor dan berjanji untuk membersihkan ruangan dengan baik. Soo Ho pun pamit pergi dengan menaruh surat dalam saku jaketnya. Saat itu Tuan Lee masuk ruangan dan langsung menyapa Soo Ho dengan “Namaste.” Dan memperkenalkan dirinya.
“Aku seorang PD (Sutradara Produksi)... Percayalah padaku... Aku memenangkan dua penghargaan penyiaran.” Ucap Tuan Lee mengengam tangan erat Soo Ho.  
Geu Rim hanya bisa menghela nafas melihat sikap PD-nya.Soo Ho tetap dengan sikap dinginya mengenalkan namanya lalu menarik tanganya, seperti tak ingin berjabat tangan lebih lama.
“Ada rencana apa akhir pekan ini? Bisa kau luangkan waktu? Penulis kami, PD, dan DJ harus mendiskusikan acaranya.” Ucap Tuan Lee sambil memeluk pundak Geu Rim. Soo Ho melirik seperti menahan amarahnya.
“Aku minta maaf, tapi rasanya akan sulit. Jika ada rencana dan pengarahan, silakan hubungi agensiku.” Ucap Soo Ho lalu keluar ruangan. Tuan Lee yang melihatnya hanya berkomentar kalau Soo Ho itu sangat  Dingin sekali.


Geu Rim berlari memanggil Soo Ho yang akan masuk mobil, mengaku kalau tidak bisa mengatakan sesuatu. Soo Ho menatap Geu Rim seperti tak menyangka akan keluar mengejarnya. Geu Rim mengucapkan Terima kasih. Dan juga, mohon kerjasamanya.
“ Aku akan bekerja keras dan memastikan kau bahagia selama berada di radio. Aku akan mencoba membuatmu menyukai radio. Terima kasih banyak karena mempercayaiku dan memilih untuk ikut acara radio.” Ucap Geu Rim lalu masuk ke dalam gedung. Soo Ho menatapnya seperti senang bisa berdekatan dengan Geu Rim. 

Geu Rim baru saja masuk lobby dan Ra Hee langsung menghadangnya meminta agar bisa melihat surat kontraknya. Geu Rim terlihat binggung. Ra Hee mengaku kalau ingin melihat apa syarat yang Ji Soo Ho dan Geu Rim setujui. Geu Rim pikir tak ada yang pentting.
“Geu Rim. Kudengar kita akan saingan. Apa Kau tahu itu? Aku mendengar itu dari Lee Kang PD-nim. Apa Kau saingan denganku?” ucap Ra Hee. Geu Rim tak merasa seperti Saingan.
“Apa Kau percaya diri?” ejak Ra Hee. Geu Rim pikir sudah pasti tidak karena hanya akan berusaha keras.
“Aku harus pergi untuk menulis naskahku.” Ucap Geu Rim lalu melangkah pergi. Ra Hee seperti tak bisa berkata-kata. 


Tuan Lee menemui seseorang yang tertidur pulas dan langsung menawarkan apakah ingin jadi AD [Assitant Director]  Seseorang yang ada toilet pun dikagetkan dengan Tuan Lee yang ada diatas bertanya apakah ingin jadi Adnya.  Hoon Jung yang ada di ruangan pun dibangunkan oleh Tuan Lee.
“Kenapa kau tidur di atas itu?” keluh Tuan Lee melihat Hoon Jung.
“Mereka adalah pacuan di hidupku. Aku ingin menyerap bakat mereka...” ucap Hoon Jung
“Apa Mereka adalah pacuan di hidupmu?” keluh Tuan Lee sinis melihat CD ditanganya
“Ya. Maafkan aku. Aku tidak akan tidur di atas...” kata Hoon Jung. Tuan Lee langsung mengatakan kalau Seung Goo lulus.
Hoon Jung binggung maksud ucapan Tuan Lee, Tuan Lee menjelaskan kalau Hoon Jung  akan Bekerja dengannya sambil memiting kepala juniornya. Hong Jung pun meminta maaf dengan ucapnya pada Tuan Lee. 


Tuan Lee berbicara di atas panggung dengan poin-poin yang sudah dituliskan, menurutnya Ada alasan mengapa acara ini gagal dan akan tahu itu dari pengalaman. Geu Rim dan Hong Jung mendengarkan Tuan Lee berbicara.
“Pertama, jangan menjiplak program lain. Kedua, jangan gunakan musik untuk mengisi waktu. Ketiga, jangan abaikan komentar pendengar. Dan sekarang, karena kita berada di tim yang sama, Kita perlu tahu gerakan mematikan masing-masing, untuk memaksimalkan potensinya.” Ucap Tuan Lee, Geu Rim dan  Hong Joon hanya bisa saling menatap
“Jadi, kau dan Kau Apa gerakan mematikan kalian? Aku akan memberi kalian waktu seminggu.Cari tahu semua itu.” Ucap  Tuan Lee meminta keduanya mengulang kalimat “Gerakan mematikan.”
Keduanya pun mengikuti perintah PD mereka. Tuan Lee meminta keduanya agar lebih lantang lagi saat berbicara.  Keduanya pun berteriak mengatakan “Gerakan mematikan.”  Hong Jung tertawa bahagia, Tuan Lee berpikir kalau ucapanya dianggap lelucon. Hong Jung kembali meminta maaf. 


Tuan Lee mewawancarai beberapa wanita bertanya dengan bertanya apakah punya anjing. Hampir semua menjawab Punya. Lalu Tuan Lee menanayakan Apa Ibukota India. Seorang wanita malah menjawab  Namaste.
“Paling lama, berapa lama kau tidak mandi?” tanya Tuan Lee pada wanita lainya. Geu Rim yang medenganya hanya bisa terdiam dengan cara wawancara seniornya.
“Ahh.. Ini, aku menulisnya jadi kalian bisa melihatnya.” Ucap seorang wanita dengan rol rambut.
“Apa kau punya anjing?” tanya Tuan Lee. Si wanita menjawab  Tidak punya. Tuan Lee langsung memutuskan si wanita Lulus dan meminta agar bisa mulai besok
“Ya. Aku akan melakukan yang terbaik.” Kata si wanita takjub karena bisa dengan cepat Tuan Lee memutuskanya. 

Tuan Lee mengajak semua timnya Bersulang tapi dengan sengaja tak menyentuh semua gelas jadi hanya minum sendiri dan membiarkan ketiganya mengangkat jelasnya. Ia lalu berbicara pada Hong Jung meengaku kalau memilih sebagai AD nya, tapi hanya tahubilang "maaf." Jadi menurutnya juniornya itu  sangat lamban.
“Apa Kau tidak bisa memperbaiki semuanya dengan baik? Bagaimana aku bisa mempercayaimu?” ucap Tuan Lee
“Maka seharusnya kau tidak memilihku.” Keluh Hoon Jung. Tuan Lee akhirnya pindah ke Geu Rim tanpa mau bersulang dan hanya minum sendiri.
“Kau adalah penulis yang sangat tak becus, tapi kau penuh ambisi... dan menyebabkan masalah dimana-mana, kan? Bagaimana aku bisa mempercayaimu?” ucap Tuan Lee. Geu Rim berani mengeluh Tuan Lee itu gila.
“Kata-katanya manis sekali. Jika kau... tidak bekerja keras dan malah malas-malasan, apa yang harus aku lakukan?” ucap Tuan Lee pada anak barunya. Geu Rim berani mengeluh kalau lengan mereka sudah sakit jadi mengajak segera bersulang
“Kita semua punya banyak pengalaman yang kacau, dan seorang wanita yang membunuh programnya.” Ucap Tuan Lee
“Rasanya sudah sangat sakit saat kau katakan satu kali tadi.” Gumam Geu Rim sedih
“Jadi, kita harus tetap kuat bersama-sama. Mengerti? Jika kau... tidak dapat melakukan bagianmu di ruanganku... maka Aku akan membunuhmu dengan tangan kosongku. Mengerti? Dan akhirnya, tidak apa-apa jika kita kalah, Tapi setidaknya kita harus bersaing dengan baik. Okay?” ucap Tuan Lee. Semua menjawab okay dan akhirnya Bersulang.

Geu Rim pulang ke rumah di restoran Galeri Seni, saat masuk semua menyambutnya dengan sebuah kue dan ucapan Selamat atas promosinya. Ibu Geu Rim pun dibuat senang memeluk anaknya, Geu Rim mengucapkan terimakasih pada ibunya, lalu keduanya berjalan bersama.
“Ibu... Malam ini gelap sekali, tidak ada bintang di langit. Tapi ada bulan purnama, Yang sebesar wajahku.” Cerita Geu Rim pada ibunya.
“Kalau begitu, pasti sangat kecil.” Kata Ibu Geu Rim.  penuh semangat. Geu Ri menegeluh mendengarnya walaupun mengaku kalau memang Wajahnya memang mungil.
“Bagaimana perasaanmu, Song Geu Rim? Menjadi penulis radio sudah menjadi impianmu, sejak SMP, SMA sampai kuliah.” Ucap Ibu Geu Rim.
“Aku masih belum yakin dan masih belum merasakannya. Tapi Ibu, aku akan bekerja sangat keras. Aku akan bekerja sangat keras untuk membuat acara radio yang akan Ibu dengarkan setiap hari.” Ucap Geu Rim. Ibu Geu Rim seperti senang mendengarnya.
“Kalau begitu, aku akan bekerja sangat keras untuk mendengarkan.” Kata ibu Geu Rim yang mendukung anaknya. 


Geu Rim tertidur diatas mejanya,  dan terbangun dengan bunyi ponselnya lalu dibuat kaget dengan orang yang menelpnya. Akhirnya Geu Rim  pergi ke sebuah gedung yang tinggi dan sempat menarik nafas panjang, lalu bertemu dengan Nyonya Nam di ruanganya.
“JH memiliki kontrak sendiri jadi Silahkan membacanya dan menandatanganinya” ucap Nyonya Nam, Geu Rim melihat berkas yang tebal Kontrak Program Radio, Ji Soo Ho, Song Geu Rim mulai dari Hak.
“Jadwalnya penuh sampai akhir tahun depan. Dua jam sehari terlalu memberatkan baginya Tapi tetap saja, karena dia bersikeras melakukannya, maka kami akan melakukan apapun yang kami bisa untuk mendukungnya. Jika kau ingin mengirimkan naskahnya...” ucap Nyonya Nam disela oleh Geu Rim.
“Apa aku memerlukan persetujuan?” tanya Geu Rim. Nyonya Nam mengatakan kalau perlu memeriksanya.
Saat itu Soo Ho masuk ruangan berpikir kalau  boleh berada diruangan dengan menyindir Nyonya Nam ingin tahua kontrak apa yang sedang di bicarakan, tanpa dirinya. Ia membaca berkas yang di pegang oleh Geu Rim lalu meminta agar mengiirimkan naskah itu hanya untuk dirinya.

“Kami ingin memeriksa tamu yang akan undang di acara juga.” Ucap Nyonya Nam.
“Baik, itu sudah ada dalam kontraknya.” Kata Geu Rim. Soo Ho menegaskan kalau hanya perlu persetujuan darinya saja.
“Apa karya terkenal milikmu? Apa kau sudah pernah memenangkan penghargaan untuk menulis?” tanya Nyonya Nam, Geu Rim menjawab belum.
“Sebagai agensinya, itu adalah kekhawatiran besar. Bagaimana jika orang-orang membuat rumor kalau kalian berdua berkencan, hanya karena kalian berdua ada di ruangan bersama? Aku juga khawatir kalau akan menemuimu lagi di rumah anakku seperti waktu itu.” Kata Nyonya Nam menyindir
“Itu tidak akan pernah terjadi.... Tidak akan pernah dan Itu juga salah paham... Itu tidak akan pernah terjadi dengan Soo Ho. Alasan aku menambahkan "Tidak akan pernah" adalah, dia adalah Ji Soo Ho.” Ucap Geu Rim. Nyonya Nam ingin tahu maksudnya.
“Aku bisa janji... Aku tidak akan pernah jatuh cinta pada seseorang seperti dia.... Never.” Kata Geu Rim.,
“Seseorang seperti dia, apa maksudnya?” tanya Nyonya Nam, Soo Ho menatap Geu Rim ingin tahu jawabanya.
“Dia seseorang yang kepribadiannya kebalikan dariku. Jadi tidak perlu khawatir soal itu.” Ucap Geu Rim dan bergegas pamit pergi karena akan membahas kontrak dengan atasannya. Soo Ho hanya bisa terdiam mendengarkan jawaban Geu Rim. 


Seung Goo tak percaya kalau Ra Hee akan pergi. Ra Hee pikir kalau tak melakukanya merasa tak bisa bertahan dalam dunia radiao dan bertanya apakah Seung Goo benar-benar akan menjual ayam.  Ra Hee pikir bisa pergi ke tempat lain sebagai freelancer, tapi merasa kasihan pada rekan kerjanya.
“Kita harus saling hormat. Ji Soo Ho adalah DJ mereka. Apa yang bisa kita lakukan?” ucap Seung Goo. Ra Hee. pikir tak ada masalah.
“Lee Kang mengintimidasimu. Kau satu angkatan dengannya, tapi kau selalu kalah.” Ucap Ra Hee
“Bagaimana bisa kau mengadakan acara tanpa Geu Rim? Kau tidak bisa mengundang tamu.” Balas Seung Goo
“Kita hentikan... Tidak akan kubiarkan Geu Rim mengalahkan aku. Sebaiknya kau melakukannya dengan benar kali ini.” Tegas Ra Hee.
“Kau tidak akan membiarkan aku kalah dari Lee Kang, kan?” kata Seung Goo berusaha menyakinkan. Ra Hee pikir  Seung Goo tidak pernah ada niatan untuk melakukan pekerjaan dengan baik. 


Geu Rim tertidur diatas Surat Perjanjian, didalam mimpinya. Soo Ho sudah duduk dengan Geu Rim yang berlutut merasa semua  tidak masuk akal karena Soo Ho yang hanya meminjamkan tanah padanya selama sebulan jadi mana mungkin bisa menanam di tanah itu.
“Aku butuh waktu untuk menanam bibit, hingga tanamannya tumbuh, dan memberikan pupuk, bahkan memberikan sinar matahari. Bagaimana aku bisa melakukannya dalam sebulan?” ucap Geu Rim
“Itu bukan urusanku. Jika kau masih ingin meminjam tanah, ya sudah. Jika tidak, sana pergi.” Ucap Soo Ho. Geu Rim memohon. 


Lalu ia berusaha  duduk dengan Nyonya Nam dengan pakaian jaman joseon. Nyonya Nam mengaku harus memeriksa keahlian dan akan memotong kue berasnya, jadi Soo Ho yang menulis selagi memotong kue beras. Geu Rim hanya diam saja.
“Kau harus menulis 100 halaman, tidak maksudku, 1.000 halaman sampai naskahmu lulus dari pemeriksaanku!” ucap Nyonya Nam. Geu Rim pun menuliskanya.
Nyonya Nam menilai lalu  berteriak mengatakan kalau Gagal, semua hasilnya gagal setelah Geu Rim menuliskanya. Geu Rim akhirnya terbarngun setelah tertidur diatas Surat Perjanjian” 

Geu Rim terbangun dan kebingungan, saat itu Tuan Lee melihat Geu Rim yang terbangun. Geu Rim heran melihat Tuan Lee sedang membereskan alas tidurnya dan menyimpulkan kalau  selama ini tidur diruangan. Tuan Lee membenarkan.
“Aku tidak punya rumah setelah kembali dari India.” Ucap Tuan Lee. Geu Rim bertanya apakah Tuan Lee sudah menemukan tempat
“Ya. Sampai jumpa lagi.” Kata Tuan Lee. Geu Rim binggung maksudnya Tuan lee.
“Haruskah aku menunggu dan tidak pulang? Aku perlu belajar bagaimana menulis naskah.” Ucap Geu Rim.
“Tak usah. Pulanglah... Aku akan mengajarimu seperti orang gila mulai hari ini. Kita harus menunjukkan orang-orang kurang ajar yang tidak menghargai kita.” Kata Tuan Lee. Geu Rim kaget kalau mulai hari ini
“Apa Kau kembali ke sini malam ini?” pikir Geu Rim. Tuan Lee pun pamit pergi. 
Geu Rim akan pulang dan kembali bertemu dengan Tuan Lee yang masuk ke sisi Galeri Seni. Ia masuk ke dalam ruangan bertanya sejak kapan tinggal di ruangan itu.  Tuan Lee mengaku kalau Sejak hari ini jadi akan bersama selama 24 jam sehari.
“Dengan begitu, ide akan muncul. Kita tidak punya waktu dan Karena kita tidak punya waktu, penulis dan PD menghabiskan waktu 24 jam sehari bersama, begitu konsepnya.” Ucap Tuan Lee
“Tapi ini...” ucap Geu Rim merasa tak yakin. Tuan Lee pikir kalau Geu Rim tak sudak bersama dengannya 24 jam sehari. Geu Rim binggung menjawabnya.
 “Apa Kau kesal karena aku suka menyuruhmu? Kau adalah seorang penulis. Kau tahu itu kan?” ucap Tuan Lee. Geu Rim terdiam mendengarnya. 


Flash Back
Tuan Lee memarahi seorang wanita  yang mengangap cerita pendengar adalah sampah padahal sudah menyuruh berpura-pura kalau cerita itu dari Ibu dan saudara kandung yang menangis meminta pertolongan. Si wanita hanya diam saja.
“Sudah kukatakan untuk membacanya dengan serius. Kenapa hanya dilewati begitu saja?” ucap Tuan Lee marah.
“PD-nim. Tolong jaga ucapanmu.” Kata si wanita marah dan saat itu Geu Rim masuk membawa makanan.
“Kau harus berhenti menulis sampah. Kenapa seluruh tulisannya jiplak dari acara lain? Apa Kau ingin membuat sampah dengan menjiplak sampah yang lain?” teriak Tuan Lee pada si wanita
“Hei.. Magnae... Sudah kukatakan, kau seorang penulis. Kapan kau akan menulis jika kerjaanmu hanya di suruh-suruh? Jika aku melihat kau mengantarkan makanan lagi. Mampus kau, .. Kau juga seorang penulis.” Kata Tuan Lee. 


Geu Rim bergumam kalau  Tuan Lee Orang pertama yang memanggilnya seorang penulis. Tuan Lee meminta Geu Rim agar menelp Ji Soo Ho. Geu Rim terlihat binggung. Tuan Lee  pikir Geu Rim tidak ingin menyiapkan rencana.
“Jika dia bilang sedang sibuk, apa kau akan duduk diam saja? Dia sudah menandatangani kontrak, jadi kita harus menggunakan dia. Siapa? DJ kita.” Ucap Tuan Lee
“Apa Kontrak yang mengatakan Ji Soo Ho memiliki semua kewenangan?”  Kudengar, jadwalnya penuh minggu ini.” Kata Geu Rim
“Maka, kita yang akan pergi karena kita tidak ada jadwal. Jadwalnya ada dimana saja?” tanya Tuan Lee. 

Geu Rim pikir harus menelepon. Tuan Lee menganguk setuju. Geu Rim memberitahu kalau Soo Ho tidak punya ponsel. Tuan Lee pikir Geu Rim yang sedang main-main dengannya. Ponsel Jason berdering dan nama Lady Kamikaze.
“Dia sedang olahraga sekarang.” Ucap Jason yang sibuk masak. Geu Rim ingin tahu Kapan Soo Ho akan selesai. Jason pikir akan selesai secepatnya.
“Kalau begitu, aku akan menelepon setengah jam lagi. Izinkan aku berbicara dengannya saat itu.” Kata Geu Rim. Jason menganguk setuju. 


Soo Ho berlatih taekwondo sampai lawanya mengalah, Jason masuk kamar setelah Soo Ho selesai mandi dan memberikan ponselnya. Soo Ho bertanya siapa itu. Jason pikir Soo Ho tahu Siapa lagi yang akan menelponnya melalui dirinya. Soo Ho pun akhirnya mengangkat telp.
“Hai, Soo Ho.... Kapan kau memiliki ponsel? Yang jelas, aku tidak sedang melintasi Zona Demiliterisasi Korea untuk berbicara denganmu. Aku selalu harus berkonsultasi dengan manajermu, jadi... Itu tidak buruk, tapi...” ucap Geu Rim binggung karena Soo Ho tak bicara. Soo Ho mengeluarkan suara meminta Geu Rim bicara saja.
“Aku menelpon karena. PD-nim ingin bertemu untuk rapat perencanaan jika kau punya waktu... Halo.. Soo Ho.. Apa Kau dengar aku?” ucap Geu Rim kembali merasakan Soo Ho yang hanya diam. Soo Ho pun mengeluarkan suaranya.
“Apa Kau sedang memiliki waktu luang?” tanya Geu Rim. Soo Ho mengaku ada jadwal sekarang, dan syuting besok untuk menolaknya.
“Dia bohong. Dia tidak ada jadwal sekarang dan juga besok. Dia habis mandi dan ganti baju santai.” Teriak Jason
“Geu Rim, aku tidak bisa pergi hari ini, jadi...” kata Soo Ho dan Ponsel Geu Rim langsung diambil oleh Tuan Lee.
“Soo Ho. Kita berdua orang professional, jangan seperti ini. Kau seorang profesional, jadi aku yakin kau mengerti. Jika Kau menandatangani kontrak, Kau pasti sudah punya pola pikir seorang profesional untuk menghasilkan acara yang bagus. Tapi kau tidak kelihatan seperti seseorang yang profesional.” Ucap Tuan Lee menyindir.
Soo Ho seperti mulai panas, Geu Rim yang mendengarnya pun panik. Tuan Lee menegaskan kaalu Radio adalah tempat seoranbg  DJ tidak bisa tampil sendiri dan penulis atau PD juga tidak bisa tampil sendiri. Ia menegaskan Jika Soo Ho tidak ingin membahas secara terbuka dengan mereka maka mereka tidak bisa melakukan apapun.
“Agensiku akan menelepon...” ucap Soo Ho. Tuan Lee pikir mereka akan melupakan agensi.
“Apa yang akan kau lakukan jika program kami gagal karenamu? Apa kau seorang amatir? Apa kau selalu melakukan semuanya setengah-setengah seperti ini?” ucap Tuan Lee. Soo Ho langsung menanyakan keberadaan Tuan Lee sekarang.
Geu Rim merasa tak nyaman Tuan Lee seperti memaksanya. Tuan Lee meminta Geu Rim agar memberitahu alamat restoran. 



Soo Ho masuk restoran dengan masker dan juga topinya, Geu Rim mempersilahkan Soo Ho untuk duduk. Soo Ho ingin tahu apa yang dinginkan Tuan Lee lakukan padanya di malam hari. Tuan Lee menyapa dengan gayanya “Namaste.”
“Aku ingin melihat wajahmu, jadi aku agak kasar. Tapi Aku tidak tahu kau akan segera datang.” Ungkap Tuan Lee.
“Kau menyuruhku untuk datang.” Keluh Soo Ho. Tuan Lee pikir itu benar.
“Karena kau profesional. Aku berharap kau juga seorang yang profesional.” Ucap Tuan Lee. Soo Ho pikir itu sudah pasti.
“Aku belum pernah keluar jam segini sebelumnya.” Ucap Soo Ho. Tuan Lee heran kenapa Soo Ho tak pernah melakukanya.
“Apa Kau tersesat jika pergi keluar? Apa ada petir dan geledek yang menghampirimu?” ejek Tuan Nim.
“PD-nim. Aku disini bukan untuk bertengkar.” Tegas Soo Ho.Tuan Lee tahu kalau menghubungi agar mereka bisa menjadi lebih dekat lalu memberikan segelas soju.
“Aku tidak minum.” Kata Soo Ho menolak. Tuan Lee heran, ingin tahu alasan  tidak bisa minum.
“Ada ratusan alasan Tapi aku tidak punya alasan untuk menceritakan semuanya.” Ucap Soo Ho
Tuan Lee meminta agar Soo Ho mengatakan saja.  Karena itu yang ingin didengar, lalu mengajak makan daging babi karena  Rasanya enak. Soo Ho pikir mereka akan mengadakan meeting perencanaan menurutnya jika terus bicara tidak jelas maka akan pergi.
“Tidak, jangan.. “ ucap Tuan Lee langsung melarangnya, Geu Rim memohon pada Tuan Lee agar tak melakukan sikap seperti itu dan mengajak mereka bersama dan diskusikan acaranya...
“Hei, Magnae... Kita semakin dekat dan semakin dekat. Benar, kan? Dan Aku ingin benar-benar dekat dengan DJ-ku. Tapi jika kau tidak Mempercayaiku” ucap Tuan Lee
“Karena kau tidak dapat dipercaya. Aku khawatir kau akan menimbulkan masalah selagi aku berada di ruangan radio, dan kau akan kabur lagi. “ ucap Soo Ho


“Apa Kau sudah beres mencari tahu tentangku? Apa Kau mencari tahu si Magnae juga?” kata Tuan Lee memeluk bahu Geu Rim. Soo Ho melirik sinis bertanya kalau memang iya kenapa.
“Bukankah itu bagus? Jika kau mencari tahu tentang kami, memikirkannya, dan memilih kami, itu adalah kehormatan besar bagi kami. Sebesar itulah kepercayaanmu pada kami.” Ungkap Tuan Lee memberikan jempolnya.
Geu Rim hanya bisa bergumam dalam hati dengan sikap Tuan Lee yang bodoh. Soo Ho mengaku mempertimbangkannya sebelum memutuskan, tapi menurutnya Tuan Lee bukan bagian dari pertimbangan itu. Geu Rim pun mengeluh dengan dengan  Soo Ho si artis terkenal.
“Tapi sekarang, aku sangat khawatir. Haruskah aku berhenti saja?” kata Soo Ho. Keduanya saling menatap. Geu Rim yang mendengarnya binggung.
Bersambung ke episode 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar