PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 22 Februari 2018

Sinopsis Radio Romance Episode 7 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS

“Song Geu Rim... Apa Kau...sungguh tidak mengingatku?” ucap Soo Ho lalu menutup mata Geu Rim dan menciumnya. Geu Rim langsung mendorong Soo Ho setelah menciumnya.
“Ji Soo Ho , barusan...apa yang kaulakukan... Aku minta Maaf karena memelukmu... Jadi Makanya kau melakukannya, 'kan? Karena kita berdua sangat merasa antusias... Siaran langsung kita berjalan mulus Dan pemandangannya indah sekali... Kita pasti sudah gila.” Ucap Geu Rim merasa kalau keadaan yang membuat Soo Ho melakukanya.
“Tidak..” ucap Soo Ho. Geu Rim binggung apa yang maksud yang baru dilakukan.
“Entah kenapa aku melakukannya..Tapi aku tak berhenti memikirkanmu. Aku jadi penasaran, dan...” jelas Soo Ho lalu saat itu ponsel Geu Rim berdering, Tuan Lee menelp.
“Kami sudah selesai, tapi...” ucap Geu Rim lalu berisik kalau Soo Ho sedang bersamanya lalu kaget kalau Tuan Lee yang akan datang.
Soo Ho langsung mengambil ponsel dari tangan Geu Rim dan menutupnya, mengajak segera pergi dan akan menyetir. Geu Rim hanya menatap binggung mengikuti Soo Ho. 


Keduanya duduk dalam mobil dalam diam, Geu Rim akhirnya lebih dulu memanggil Soo Ho untuk bicara. Tapi Soo Ho malah menjawab dengan membunyikan klakson dengan keras. Geu Rim kaget dan binggung karena tak ada apa-apa didepan mereka tapi Soo Ho malah  membunyikan klakson?
“Dengar, aku hanya...” ucap Geu Rim. Soo Ho seperti tak ingin membahasnya, dengan menyalakan lampu sen karena tak bisa lihat.
“Kenapa kau nyalakan lampu seinnya?” keluh Geu Rim heran. Tapi Soo Ho malah salah menekan tombol yang lain.
“Dengar, soal yang tadi...” ucap Geu Rim mencoba membahasnya. Soo Ho pikir udara dingin dan mencoba menyalakan pemanas.
“Hei... Kenapa kau nyalakan ac-nya?” keluh Geu Rim dan meminta agar Soo Ho mau mendengarkan ucapanya. Soo Ho dengan ketus menyuruhnya untuk diam.
“Aku lagi dengar radio.” Kata Soo Ho dengan sengaja menyalakan radio. Geu Rim hanya bisa menghela nafas dengan sikap Soo Ho dan menahan amarah. 



Keduanya sampai didepan rumah, Soo Ho mengaku kalau akan memberitahu tapi karena gugup tak bisa berkata-kata. Geu Rim menunggu, apa yang ingin dikatakan. Tapi Soo Ho tetap tak bisa menjelaskaan.  Geu Rim pikir Soo Ho yang belum mengatakan apapun selama 2 jam.
“Kau harusnya mengatakan alasan kenapa kau melakukannya...” ucap Geu Rim kesal
“Haruskah aku bicara apa yang kumau?” kata Soo Ho. Geu Rim menyuruh Soo Ho agar bisa mengatakanya.
“Aku belum siap hari ini.” Kata Soo Ho. Geu Rim heran siap apa yang dimaksud.
“Ada yang harus kupersiapkan... Besok. Kuberitahu beso jadi berikan aku waktu.” Ucap Soo Ho
Geu Rim makin heran waktu apa. Soo Ho langsung menyuruh Geu Rim untuk keluar dari mobilnya saja. Ge Rim turun dari mobil dengan mengumpat kesal, lalu berbaring di tempat tidur bertanya-tanya apa yang akan dibicarakan oleh Soo Ho besok. Ia teringat kembali saat Soo Ho menciumanya dan berusaha untuk melupakan yang terjadi. Soo Ho juga berusaha tidur di kamarnya. 

 Soo Ho duduk diam dalam rumahnya, Jason pulang dengan berteriak kalau baru datang pada sang pasien, lalu melihat Soo Ho duduk tegak berpikir kesulitan tidur lagi dan mengejek kalau terjaga semalaman karena merindukannya.
“Hei... Apa mungkin semua orang melupakan seseorang seutuhnya?” tanya Soo Ho
“Itu Mungkin, kalau mereka amnesia atau keracunan alkohol?” kata Jason.  meminta agar menjelaskan lebih detil.  Soo Ho tak ingin membahasnya.
“Mungkin..., orang itu tak seberapa penting bagi mereka.” Ucap Jason sebelum Soo Ho pergi
“Kalau begitu... Bagaimana caramu menjelaskan tanpa menyadarinya?” tanya Soo Ho.
Jason ingin tahu seperti apa maksudnya, Soo Ho kembali mengingat saat mencium Geu Rim. Jason melihat Soo Ho hanya diam, berpikir mungkin yang dibutuhkan dalam hidup Soo Ho mulai bermunculan. Ia menegaskan kalau Ada beberapa hal yang dikatakan pada pasiennya dan harus dipatuhi.
“Kau tak boleh mengganti peran siang dan malam. Kau tak boleh menderita sendiri. Mencemaskan sesuatu yang tak punya jalan keluar..., dan mencari alasannya pada masa lalu. Tidak diperbolehkan... Jadi, berhenti khawatir... dan lakukan yang kau inginkan.” Jelas Jason. 


Geu Rim masuk ruangan binggung banyak kardus, bertanya Apa semua ini. Tuan Lee menjawab kalau semua Surat dari anak SD. Geu Rim seperti merasa kurang bersemangat berjalan ke arah meja. Tuan Lee dengan penuh semangat membahass kalau Siaran mereka yang sukses. Geu Rim melihat pot bunga diatas meja.
“Itu kado buatmu... Dari Soo Ho.” Kata Tuan Lee. Geu Rim terlihat gugup.
“Tanaman ini sangat berharga... Taruh di mejamu dan biarkan dia melindungimu... Tapi, kau jadi pemberani, bahakn Kau mematikan teleponku dan tidak menelepon balik. Kau tak peduli sama orang yang mengkhawatirkanmu. Kau tak khawatir.” Keluh Tuan Lee. Geu Rim hanya terdiam.
“Apa sesuatu terjadi antara kau dan Soo Ho semalam?” tanya Tuan Lee penasaran. Geu Rim tetap diam dan keluar dari ruangan. 


Jang Man dan beberapa teman lainya membahas Radio Romance kemarin kalau itu siaran pertama Geu Rim bahkan menulis sendiri naskahnya. Jang Man mengaku sangat iri sekali karena berhasil untuk pertama kalinya.
“Karena Soo Ho dia jadi penulis utama... Beruntung sekali dia.” Komentar Jang Man. Geu Rim diam-diam mendengar temanya yang mengomentari tentang dirinya.
“Benar. Aku beruntung... Tapi...semua itu bukan berkat Soo Ho... Dia membuat semuanya  malah jadi rumit.” Ungkap Geu Rim merasa menambah masalah. 

Soo Ho dan Ibunya sedang melakukan wawancara di Galeri yang membahas pembukaan galeri kalau keuntungannya akan didonasikan. Nyonya Nam mengaku kalau Itu idenya dan ingin perubahan kecil dengan bangga kalau Soo Ho selalu menemaninya.
“Soo Ho... bagaimana bisa Anda melakukan siaran?” tanya wartawan. Nyonya Nam pikir kalau ini bukan daftar pertanyaan yang dikirimkan.
“Tak apa... Sebenarnya itu keputuan yang impulsif. Oleh sebab itu, aku melakukan banyak kesalahan dan banyak hal terjadi. Tapi, aku sudah belajar banyak. Makanya semuanya jadi seru.” Ungkap Soo Ho.Nyonya Nam langsung melirik sinis mendengarnya. 


Keduanya akhirnya berbicar di tangga darurat. Nyonya Nam berkomentar Ji Soo Ho hebat juga walau tanpa naskah tapi menurutnya kalau mau seperti yang diinginkan dan melakukan hal yang dikehendaki maka tak ada alasan mereka harus bersama.
“Aku akan fokus siaran terlebih dahulu jadi Batalkan semua jadwal yang ada.” Kata Soo Ho
“Boleh Ibu tanya... siapa yang memengaruhimu? Itu Penulis yang merekrutmu Song Geu Rim, kan?” ucap Nyonya Nam. Soo Ho hanya diam saja. 


Siaran radio terdengar dari tempat penjual toppoki. Tuan Lee dengan lahap memakanya, tapi Geu Rim hanya diam saja memegang Toppoki di tanganya. Tuan Lee lalu bertanya alasan si bibi mendengarkan radio
“Radio? Aku mendengarkannya saat membuat tteokbokki atau sundae. Aku mendengarnya saat bekerja.” Ucap si bibi
“PD.. Kenapa kau memintaku merekrut Soo Ho?” tanya Geu Rim. Tuan Lee malah heran Geu Rim yang tiba-tiba membicarakannya lalu membayar 3ribu won dan bergegas pergi. Geu Rim tersadar dari lamunan mengikuti Tuan Lee pergi. 

Geu Rim duduk dan Tuan Lee sudah ada di dalam taksi. Tuan Lee kembali bertanya pada supir taksi kenapa mendengarkan radio. Supir taksi menjawab Karena siaranya bagus dan harus menyetir sendirian selian itu radio nyala 24 jam sehari. Geu Rim hanya terdiam menatap keluar jendela.
“Hei, Maknae.... Kenapa kau melamun? Apa Kau sudah selesai tulis naskahnya?” tanya Tuan Lee. Geu Rim mencoba untuk tersadar dari lamunanya. 

Tuan Lee melihat berkas ditanganya bertanya pendapat Geu Rim apakah menurutnya bagus karena mereka pergi makan dipinggir jalan, naik taksi tadi,  dan  semua mendengar radio. Ia ingin tahu Cerita seperti apa yang ingin diceritakan Geu Rim pada pendengarnya.
“Aku tak menilaimu dari tulisanmu. Ini Sudah tugasku untuk memercayai dan  menunggumu sampai kau berhasil. Jadi..., tulislah lagi cerita yang ingin Kau sampaikan ke pendengar.” Perintah Tuan Lee
“PD.. Tapi..., kenapa kau merekrutku sebagai penulis utama? Dengan syarat merekrut Soo Ho?” tanya Geu Rim penasaran.
“Aku ingin lihat apa kau akan menyerah. Aku ingin lihat seberapa jauh kau akan melangkah.” Jelas Tuan Lee
“Kalau begitu... Bagaimana kalau aku gagal?” tanya Geu Rim.
“Aku juga akan tetap bekerja denganmu. Aku harus tahu apa kau bisa diajak kerjasama hingga semuanya selesai. Makanya aku menyuruhmu merekrutnya. Tapi nyatanya kau berhasil. Itulah sebabnya kau tak boleh mudah putus asa. Aku yakin kau akan jadi penulis yang hebat.” Jelas Tuan Lee. 


Soo Ho berada di pakiran gedung radio teringat kembali percakapanya dengan Jason semalam saat bertanya “Bagaimana kau menjelaskan perilaku yang kulakukan tanpa menyadarinya?”  dan Jason mengatakan “Mungkin yang kaubutuhkan dalam hidup mulai bermunculan.” Lalu berjalan masuk ke dalam ruangan tapi tertahan.
“Song Geu Rim. Soal kemarin... Song Geu Rim, kau tak kenal aku? Song Geu Rim, aku...” gumam Soo Ho seperti berusaha berlatih lebih dulu tapi terlihat susah.
Ia mengingat kembali yang dikatakan Jason “Jadi, jangan khawatir dan lakukan yang kauinginkan.”
Saat itu Tuan Lee dan Geu Rim akan keluar dari ruangan dan ketiganya saling menatap. Tuan Lee memberitahu kalau mereka mau pergi minum kopi dan menawarkan apakah Soo Ho akan ikut. Geu Rim dan Soo Ho sempat saling menatap dengan wajah gugup. 
Geu Rim memberikan gelas kopi untuk Tuan Lee sambil mengeluh karena selalu minum kopi yang sama dengan mengejak kalau Pilihan seniornya itu  kekanakan sekali. Soo Ho menatap Geu Rim hanya bisa bergumam kesal “Bagaimana dia tahu apa yang dia sukai?”
“Hanya kau yang tahu apa yang kusukai.” Komentar Tuan Lee memuji. Soo Ho makin kesal mendengarnya dan mencoba mengejar Geu Rim dan Tuan Lee. 


Ketiganya berjalan bersama, beberapa orang melihat Soo Ho langsung terkesima melihatnya. Tuan Lee bertanya pada Soo Ho Bagaimana rasanya  siaran tanpa naskah, menurutnya kalau itu seru. Soo Ho mengeluh karena itu seru dari mana.
“Aku akan meninggalkan siaran itu jika proposalku ditolak. Siaran itu juga bentuk proposalku.” Ucap Tuan Lee lalu meminta kopi yang ada ditangan Geu Rim.
“PD.. Kau bisa Beli sendiri. Kau selalu ambil punyaku.” Keluh Geu Rim. Soo Ho juga kesal melihat sikap seniornya. Tuan Lee kesal melihat sikap Geu Rim. Soo Ho memuji dengan sikap Geu Rim yang menolak lalu meminta waktu agar bisa bicara berdua karena Ada yang harus dikatakan.

Soo Ho ingin membahas tentang mereka. Geu Rim memotong kalau ingin menemuinya tiap hari dan terus berhubungan Jadi meminta agar jangan lakukan itu lagi. Soo Ho terdiam mendengarnya.
“Aku sangat bahagia karena akhirnya kau membaca naskahku..., dan aku membuat kesalahan fatal. Maafkan aku.” Ucap Geu Rim. Soo Ho binggung Kesalahan apa yang dimaksud.
“Kalau kau mau bertemu aku tiap hari... sebagai penulis dan DJ, sebaiknya kau berhati-hati. Pasti takkan nyaman.” Ungkap Geu Rim
“Apanya yang tak nyaman? Kau membuatku tak nyaman dan menyuruhku pergi tapi kau malah mengikutiku. Siapa yang peduli kalau kau merasa tak nyaman? Aku jadi tak nyaman karenamu. Dan Juga, mulai sekarang, langsung saja bicara padaku..., bukan lewat manajerku... Soal apapun.” Tegas Soo Ho
“Tapi kau tak punya ponsel.” Kata Geu Rim dan saat itu telp Geu Rim berbunyi
“Sepertinya PD Lee tak bisa apa-apa tanpamu. Kenapa dia selalu menelepon?” keluh Soo Ho kesal. Geu Rim mengangkat dengan menatap Soo Ho. 



Soo Ho pergi ke tempat penjual ponsel dengan menutupi wajahnya mengunakan syal dan memilih satu ponsel yang dinginkanya. Pegawai pria meminta agar Soo Ho menuliskan nama, ID Cardnyad dan juga nomor rekening. Soo Ho menatap lembaran didepanya seperti kebingungan.
“Boleh aku menelepon?” ucap Soo Ho. Beberapa saat kemudian Manager Kim datang. Soo Ho melambaikan tangannya. Manager Kim tak percaya melihat Soo Ho yang tak bisa menuliskan lembaran untuk ponsel baru. 

Soo Ho akhirnya sudah memegang ponsel didepan toko. Manager Kim melihatnya berkomentar kalau terkejut karena Soo Ho benar-benar beli ponsel. Soo Ho tak banyak komentar sibuk menekan nomornya di ponsel barunya.

Geu Rim sedang ada di kantin menerima telp dari nomor tak dikenal. Soo Ho sudah ada dirumah mengatakan pada Geu Rim harus bertanggung jawab. Geu Rim binggung tanggung jawab apa maksudnya. Soo Ho mengatakan kalau siaran menggunakan naskah milik Geu Rim.
“Aku rasanya tak bisa  siaran besok kecuali aku memahami naskahmu seluruhnya.” Ucap Soo Ho. Geu Rim ingin tahu maksudnya.
“Jadi aku ingin kau memeriksa naskahnya dan menjawab beberapa pertanyaan jadi kau harus datang menemuiku.” Jelas Soo Ho
“Kalau begitu, bertemu di kantor? Karena Ke rumahmu itu agak sedikit...” ucap Geu Rim langsung disela oleh Soo Ho.
“Aku tak bisa kemana-mana sekarang. Kamera ada dimana-mana, jadi... Bukannya kau jalan-jalan sendiri tadi? Jadi, bagaimana? Apa Kau mau menghancurkan siarannya?” kata Soo Ho
“Baiklah. Aku akan kesana setelah menghabiskan ramyunnya.” Ucap Geu Rim. Soo Ho menolak menyurh Geu Rim untuk Datang sekarang juga.

Di dapur sudah banyak chef yang memasak makanan. Jason heran melihatnya bertanya apakah ada acara penting atau ada yang akan datang.  Soo Ho malah balik bertanya apakah Jason yang tak ke club malam ini, Jason tahu kalau Soo Ho yang menganalisis naskah dan film sejak kemarin dan Hanya adegan romantisnya saja.
“Apa Lady Kamikaze mau datang?” ucap Jason menebak
“Tidak. Dia hanya memberikan naskah saja.” Kata Soo Ho mengelak.
“Dia kemari. Lady Kamikaze kemari.. Semua temanku sudah dewasa.” Ejek Jason lalu bergegas pergi. 

Jason mengetik Laporan medis pasien, di kamarnya dengan kacamata dan terlihat sangat serius.
“Perkembangan hubungan.. Menunjukkan kecemburuan dan berbicara tidak konsisten... Obsesi kekanakan...Menggunakan kontrak supaya bisa dekat dengan seseorang.”
Setelah itu ia mengirimkan emailnya dan menerima telp dari seseorang. 

Soo Ho membaca naskah “Ji Soo Ho's Radio Romance” dan berkomentar kalau sudah bagus dan bertanya Bagaimana Geu Rim bisa mengetahuinya, Geu Rim mengatakan kalau belajar dari Tuan Lee. Soo Ho bertanya Sejak kapan Geu Rim dekat dengan Tuan Lee.
“Sejak aku jadi anak baru.” Ucap Geu Rim. Soo Ho heran Geu Rim yang mengatakan "Anak Baru."
“Jangan sebut "Maknae" lagi, kan?” kata Soo Ho. Geu Rim heran dengan Soo ho yang mulai bicara informal padanya.
“Aku selalu bicara informal padamu.” Kata Soo Ho. Geu Rim heran dengan Soo Ho mencoba menyangkalnya.
“Lupakanlah kalau memang kau tak ingat... Katakan padaku. Seperti apa si Lee Gang PD itu?” kata Soo Ho. Geu Rim heran dengan Soo Ho yang bertanya tentang hal itu mengajak untuk bicarakan naskah saja.
“Katakan padaku. PD dan DJ harus dekat. supaya siarannya bisa sukses. Bukankah begitu?” kata Soo Ho penasran
“Dia PD terbaik... Dia menang 2 penghargaan.” Puji Geu Rim.
“Aku sudah menang lebih dari 20 kali termasuk yang tahun lalu.” Ucap Soo Ho tak mau kala.
“Semua program siaran yang dia kerjakan selalu sukses...” komentar Geu Rim.
“Aku menghadiri Cannes saat aku berusia 15 tahun. Aku aktor termuda yang memenangkan kategori Aktor Terbaik. Coba Apa lagi? Sebutkan.” Kata Soo Ho
“Dia orang pertama yang memanggilku "Penulis."” Ucap Geu Rim. Soo Ho pikir ia juga sedang membaca naskah Geu Rim.
Geu Rim heran dengan Soo Ho terlihat marah padanya. Soo Ho akhirnya membaca naskah yang ditulis Geu Rim.  "Aku akan menyetelnya dan menunggumu." Mengaku kalau suka bagian penutupnya. Ia juga melihat catatan pada pada Note yang bertuliskan “Soo Ho..terima kasih sudah membacanya.”
“Kau harus Taruh "catatan" pada naskah selanjutnya.” Kata Soo Ho lalu bertanya apakah Geu Rim tak lapar. 



Geu Rim melonggo melihat semua diatas meja,  berpikir kalau Soo Ho yang masak semuanya. Soo Ho mengaku kalau memesannya, akhirnya keduanya makan steak dalam diam. Saat itu Nyonya Nam masuk dengan Jason yang tak bisa menghalanginya.
“Kita sedang siap-siap untuk siaran besok... Aku akhirnya makan disini lagi.” Ucap Geu Rim panik melihat Nyonya Nam dan akan pamit pergi.
“Song Geu Rim.. Menurutmu, haruskah Soo Ho melanjutkan siarannya? Waktu Soo Ho..., ucapan, tingkah lakunya semuanya berharga. Dia tak boleh disia-siakan...” ucap Nyonya Nam sinis
“Jangan bicara begitu.. Orang yang berdiri bersama Soo Ho memegang peranan penting.” Kata Soo Ho membela. Jason bisa tersenyum melihat sikap Soo Ho
“Song Geu Rim, boleh tinggalkan kami?” kata Nyonya Nam pada Geu Rim
“Sebaiknya Anda yang pergi. Apa aku tersenyum dan menyuruhmu pergi, CEO Nam?” kata Soo Ho lalu mengajak Geu Rim pergi karena akan mengantar pulang. 



Keduanya sampai didepan rumah, Geu Rim pikir bisa pulang sendiri saja. Soo Ho mengeluh meminta Geu Rim untuk naik saja. Geu Rim menolak tak ingin masuk. Tapi Soo Ho tak peduli masuk lebih dulu.

Keduanya akhirnya berada di mobil, Soo Ho melihat Geu Rim meminta agar Bertanyalah kalau penasaran. Geu Rim pikir sudah tahu Soo takkan menjawabnya jadi takkan bertanya hal seperti itu. Soo Ho pun terdiam.


Akhirnya mereka sampai di Galeri Seni, Geu Rim akhirnya bicara meminta izin ingin bicara sesuatu yang agak romantis dan hanya akan bilang sekali. Soo Ho malah mengejek kalau akan merekamnya, Geu Rim mendengus kesal. Soo Ho ingin tahu apa yang dikatakan Geu Rim.
“Jangan begitu... Kau selalu bersikap dingin dan selalu keras kepala. Aku tahu bukan hanya untuk beberapa orang saja. Kau melakukannya pada dirimu juga. Kumohon, berhenti melakukannya. Kau menyakiti orang lain dengan perilaku seperti itu..., dan kau juga akhirnya terluka.” Ucap Geu Rim
“Itu bukan urusanmu...” kata Soo Ho sambil tersenyum. Geu Rim pikir kalau  ini bukan sesuatu yang dikatakan sambil tersenyum jadi kenapa Soo Ho malah tersenyum bahkan Tak lucu sama sekali...
“Kenapa... kau sama sekali tak berubah?.” Ungkap Soo Ho menatap Geu Rim. Sambil bergumam kalau dirinya yang banyak berubah
“Soo Ho... Apa kita.. pernah bertemu sebelumnya?” tanya Geu Rim. Soo Ho hanya diam saja. 

Tae Ri menunggu didepan apartement.  Manager Kim keluar bertanya apa yang dinginkan Tae Ri. Tae Ri pikir Manager Kim sudah tahu dan berpikir kala naik sendiri dan mengambilnya sendiri. Manager Kim balik bertanya apa yang ingin diambil.
“Aku melihatnya di lacimu dan Aku takkan memintanya gratis. Haruskah aku jadi pacarmu tanpa sepengetahuan Soo Ho?” ucap Tae Ri mengoda.
“Diamlah.” Kata Manager Kim sinis. Saat itu Tae Ri melihat ponselnya kalau Nyonya Nam menelpya. Manager Kim menatapnya. 

Tae Ri sudah duduk didepan Nyonya Nam dalam sebuah restoran. Nyonya Nam ingin tahu antara Ji Soo Ho dan Jin Tae Ri, Keuntungan apa yang bisa diraih kalau keduanya bersama dengan menegaskan dirinya seorang pebisnis.
“Kalau aku menginvestasikan sesuatu..., aku harus mendapatkan keuntungan. Takkan adil kalau hanya melihat keuntungannya saja. Jadi Katakan, keuntungan seperti apa yang akan kudapatkan.” Ucap Nyonya Nam. Tiba-tiba saat itu Da Seul masuk dengan tatapan sinis. 


“Aku dipecat dari semua drama dan iklan yang kubintangi. Bahkan Iklan kulkas yang harusnya sudah mulai syuting memutuskan untuk tidak memperbaharui kontrak. Mereka bilang Tae Ri akan menggantikanku.” Ucap Da Seul melirik sinis pada Tae Ri. Nyonya Nam bertanya lalu apa maksudnya. Saat itu Da Seul langsung berlutut.
“Maaf... Aku takkan... Aku takkan...” ucap Da Seul sambil menangis.Tae Ri kaget melihatnya. Nyonya Nam tak peduli mengajak Tae Ri agar pergi.

Bersambung ke Part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar