PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 27 November 2020

Sinopsis Tale of the Nine Tailed Episode 13 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Yeon meminta Ji A agar bisa menatapnya dan memastikan kalau baik-baik saja. Tapi tatapan Ji A langsung berubah seperti dirasuki Immogi dengan berkata “Lama tidak bertemu, Lee Yeon” Yeon mengingat saat terakhir kali bertemu dengan Immogi.

“Lama tidak bertemu, Lee Yeon... Wanita ini milikku.” Ucap Imoogi dan Yeon pun akhirnya menghabisi Immogi dengan mengambil jantung Ji A.

“Bagaimana rasanya? Kau menunggu selama 600 tahun hanya untuk kembali menghadapi wanita yang kau cintai sebagai musuh.” Ucap Immogi

“Bagaimana dengan Ji-ah? Di mana dia?” tanya Yeon. Immogi menunjuk kalau ada didalam tubuhnya.

“Dia berteriak selagi membenci takdirnya yang sia-sia.”kata Immogi dengan senyuman liciknya.

“Aku akan menanyakan satu hal. Siapa pria tadi dan siapa kau?” tanya Yeon.

“Semua ini salahmu. Andai kau menawarkan wanita ini sebagai kurban di sumur pulau itu, kami pasti menjadi satu, bukan dua sejak awal. Saat waktunya tiba, kami akan menjadi satu lagi.” Ucap Immogi

“Kapan waktunya?” tanya Yeon. Immogi menjawab Saat ia pindah ke tubuh Yeon. 



“Kenapa kalian sangat terobsesi dengan tubuhku? Kalian bisa tinggal bersama dan hidup dengan baik.” Ucap Yeon

“Kau tidak lihat betapa cepatnya dia tumbuh?” kata Immogi . Yeon pikir secepat Immogi tumbuh, ia juga menua dengan cepat

“Rupanya itu kutukanmu.” Ucap Yeon. Immogi pikir  Ada satu kesempatan baginya untuk mengubah takdir

“Jika kau menjadi naga?” kata Yeon. Immogi menegaskan Maka, roh gunung Baekdudaegan adalah dirinya bukan Yeon.

“Ini pembalasan dendammu. Karena itu dari semua makhluk abadi, kau terobsesi denganku.” Ucap Yeon

“Asal kau tahu, asalkan aku keluar seperti ini, kau akan berpisah dengan wanita ini.” Kata Immogi

“Aku akan membunuhmu.” Ucap Yeon. Immogi berkata jika Yeon membunuhnya maka wanita ini akan mati.

“Jika wanitamu hidup, kau mati, Lee Yeon. Kau ingin menyelamatkannya atau kau ingin hidup?” Ucap Immogi

“Sayang sekali, jawaban yang kami inginkan tidak ada di pilihanmu.” Ucap Yeon dan Immogi mulai menyerang Yeon mencekik lehernya. 

“Apa pun yang kau katakan, kau tidak bisa menyentuh tubuh ini.” Ucap Immogi . Yeon mengejek kalau Immogi itu lemah karena bisa menahan tanganya.

“Kau melemah jika ada di tubuh ini?Sebagian besar kekuatan dan kekuasaanmu ada pada Imoogi itu dan kau sama seperti jantungnya. Karena itu kau butuh Ji-ah untuk menjadi perisaimu. Agar aku tidak tahu selemah apa kau.” Ucap Yeon. Ji A langsung mengambil lingis dan menusuk dada Yeon.

“Kalian tidak bisa mengubah takdir. Kau hanya perlu menghilang. Hanya kau.” Kata Immogi

“Aku hanya membutuhkanmu, Ji-ah.” Kata Yeon. Immogi memohona agar Berikan saja tubuhnya dan mati dengan memegang tangan Ji A.

“Ji-ah... Kau mendengarkanku? Kau di sana, bukan?” ucap Yeon. Immogi tak mau mendengarny menyuruh Yeon agar menutup mulutnya.

“Kembalilah... Aku akan selalu menunggumu...Kembalilah, Ji-ah...Aku akan selalu menunggumu” ucap Yeon.

Ingatan Ji A tentang Yeon seperti kembali teringat   [Entah soal hal lain, tapi aku pandai menunggu. Aku bisa duduk di sana selama 24 tahun, apalagi 24 jam. Aku akan tetap di sisimu. Aku milikmu sampai aku mati.

Saat itu Ji A seperti berusaha keluar dari tubuhnya, dengan mata berkaca-kaca akhirnya menatap Yeon dan melepaskan tanganya. Ia langsung menangis meminta tolong pada Yeon. 

“Lebih baik kau membunuhku agar aku tidak bisa menyakitimu.” Ucap Ji A menyadari kalau tanganya menusuk tubuh Yeon

“Tidak apa-apa... Semua akan baik-baik saja.” Kata Yeon menenangkan Ji A. 


[Episode 13, Imoogi Lain]

Jae Hwan yang ada di atas gedung berterimakasih pada Shin Joo  untuk hari ini karena mereka berdua masih hidup berkatnya. Shin Joo pikir mereka bisa berterima kasih kepada Lee Yeon, bukan dirinya dan berpesan agar lebih berhati-hati.

Saat itu Yeon menelp dengan wajah panik Shin Joo mengatakan segera ke sana.


Di dalam mobil, Tuan Kwon mengemudikan mobilnya merasa Lee Yeon atau Imoogi, tidak penting lagi baginya karna hanya butuh ceplukan. Ia pun senag hati bisa membawa ceplukan ini. Tiba-tiba Tuan Hyun duduk dibelakang mengeluh pada Tuan Kwon agar Jangan mengemudi dengan ceroboh.

“Siapa kau?” ucap Tuan Kwon kaget. Tuan hyun pun menjawab “Hyuneuiong dan datang untuk mengambil ceplukan.

“Siapa yang mengirimmu? Imoogi atau Lee Yeon?” kata Tuan Kwon. Tuan Hyun pikir Kenapa itu penting karena Itu bukan miliknya.

“Diam! Ceplukan ini milikku. Milikku!”kata Tuan Kwon dan langsung mengeluarkan pistol pada tembakannya.

Tuan Hyun langsung tak sadarkan diri. Tuan Kwon pun bisa tersenyum melihatnya. Tuan Hyun terbangun sambil mengeluh kalau tidak tahan dengan bau mesiu. Tuan Kwon kaget ternyata Tuan Hyun tak mati dan bisa hidup kembali.

“Dengar, jangan mencoba hidup lebih lama dari yang seharusnya.” Ucap Tuan Hyun. Tuan Kwon pun berpikir kalau Tuan Hyun juga monster

“Sepertinya kita akan segera bertemu lagi.” Kata Tuan Hyun. 


Di dalam ruangan dokter, Ji A mencoba mengobati Yeon, saat itu Shin Joo datang dengan wajah panik melihat Yeon dengan luka tusuk. Akhirnya Ji A menunggu didepan klinik, menatap tanganya yang penuh dengan darah dan hanya bisa menangis karena melukai Yeon.

Shin Joo memberikan perban pada luka Yeon, lalu bertanya apakah yakin dia Produser Nam lagi sekarang karena bisa berubah dan menyerang Yeon kapan saja, Yeon mengau sengaja membiarkan Ji A menyerangnya. Shin Joo kaget mendengarnya.

“Aku ingin mengujinya. Terbagi menjadi dua mungkin membuat Imoogi lebih kuat, tapi itu juga bisa menjadi kelemahan terbesarnya.” Kata Yeon. Shin Joo tak mengerti maksudnya.

“Imoogi di dalam tubuh Ji-ah agak berbeda dari sebelumnya.” Kata Yeon. Shin Joo tak mengerti Imoogi yang sama, tapi berbeda?

“Yang ini jauh lebih dekat dengan Imoogi dari masa lalunya.” Jelas Yeon. Shin Joo bertanya Yeon ingin ia melakukan apa

“Temui Pengantin Siput dan cari tahu ke mana peramal itu pergi.” kata Yeon. Shin Joo bertanya Pria tua yang menghilang membawa kelereng rubah milik Yeon. Yeon membenarkan. 



Tuan Hyun akhirnya membawa celepuan dan bertanya apakah harus mengembalikan ini menjadi manusia. Nenek Yeon mengatakan Hanya orang-orang yang masih punya usia menurut daftar dan Jangan mengembalikan mereka sekaligus.

“Baiklah. Tapi mari makan dahulu... Sayang, mau makan tteokbokki? Dengan lauk gimmari dan sundae?” ucap Tuan Hyun. Nenek Yeon melirik sinis.

“Dengan keju di atasnya.” Kata Nenek Yeon memberikan kartunya. Tuan Hyun mengerti dan tahu Nenek Yeon Tingkat pedas tiga dan ia hanya di tingkat satu.

Nenek Yeon pun sibuk dengan komputernya tertulis [Daftar, Dokumen berisi usia manusia - Nam Ji-ah, 3 Maret 1991 - Tanggal Kematian, 2020]

 “Bencana akan melanda jika ini tidak dihentikan sekarang.” Ucap Nenek Yeon dan Yeon saat itu menjawab tetap memilihnya. 


Yeon akhirnya keluar dari klinik, Ji A langsung meminta maaf. Yeon pikir Ji A tidak perlu minta maaf. Ji A merasa kalau kalau tanganya sudah menikam dan menyakiti Yeon. Yeon pikir yang paling tahu bahwa bukan Ji A pelakunya.

“ Coba Lihat aku... Bagaimana keadaanmu? Kau baik-baik saja?”ucap Yeon menatap Ji A

“Bahkan dalam kondisi ini, kenapa kau masih mengkhawatirkanku?” keluh Ji A

“Apa kau Mau minum kopi? Bagaimana dengan dakbal?” tanya Yeon mencoba menghibur. Ji A langsung menolaknya.

“Apa Mau kuantar pulang?” tanya Yeon. Ji A merasa tidak bisa pulang karena takut berubah lagi dan menyakiti ibu dan ayahya.

“Aku tidak sanggup mengatasinya.” Ucap Ji A. Yeon pun menawarkan  pergi ke tempat lain. Ji A hanya diam saja. Yeon langsung memeluk Ji A. 

“Ayo pergi ke tempat yang hanya kita berdua saja.” Kata Yeon memeluk erat Ji A. 



Di dalam mobil, Ji A hanya bisa diam saja.  Yeon bisa mengerti lalu meminta Ji A agar Jangan terlalu mencemaskan orang tuanya karena sudah meminta Shin Joo mengawasi keduanya. Ji A pun mengucapkan Terima kasih lalu bertanya mereka mau ke mana. Yeon menjawab mau ke mana saja.


Yeon memberikan back hug pada Ji A ditepi pantai, Ji A bertanya pakah Yeon ingat kali pertama mereka bertemu. Yeon bertanya apakah saat  Ji A masih kecil. Ji A mengaku Bukan. Yeon mengaku ingat karea Seumur hidupnya mengejar orang lain.

“Itu kali pertama seseorang mengejarku dengan begitu bertekad.” Ucap Yeon

“Seharusnya aku bertekad untuk mengajakmu berpacaran di sana. Maka, kita bisa tetap tidak tahu dan bahagia sedikit lebih lama.” Kata Ji A. 


Di dalam mobil, Tuan Kwon mengumpat kesal karena celepukanya diambil oleh Tuan Hyun.Saat itu ia melihat Immogi didepanya, Tuan Kwon kaget melihatnya. Immogi menyindir Tuan Kwon yang mau pergi. Tuan Kwon langsung keluar mobil sambil berlutut.

“Maafkan aku. Aku pasti sudah gila. Aku terobsesi dengan ceplukan. Aku bodoh!” kata Tuan Kwon

“Angkat kepalamu. Terlahir sebagai budak di pondok penuh tungau, kau menempuh perjalanan panjang.” Ucap Immogi

“Semua ini berkat kau.” Kata Tuan Kwon. Immogi merasa ia yang menyelamatkan Tuan Kwon  agar tidak dihukum karena berkhianat.

“Aku sangat bersyukur untuk itu.” Kata Tuan Kwon. Immogi marah pada Tuan Kwon yang bersekongkol dengan Lee Yeon.

“Ternyata kau memberi tahu Lee Yeon banyak hal.” Kata Immogi marah.

“Ampuni aku. Beri aku kesempatan lagi dan aku akan...” kata Tuan Kwon. Immogi merasa Tidak perlu.

“Aku tidak lagi memerlukan siapa pun atau apa pun. Rencanaku berubah.” Kata Immogi. Tuan Kwon kaget mendengarnya.

“Kuharap hidup akan sulit untuk setiap orang yang hidup di dunia. Serahkan dirimu. Kau adalah pendosa.” Ucap Immogi seperti memberikan hipnotis. 



Yeon mengajak Ji A pergi ke dalam kamar memikirkan untuk bermain. Ji A bertanya Permainan apa. Yeon pikir Seperti kata Ji A mereka akan berpura-pura tidak tahu. Ji A bertanya Bagaimana caranya?

“Kau orang biasa yang bosan akan hidupnya yang membosankan dan nyaman. Aku bukan kumiho.” Ucap Yeon

“Apa kita saling mengenal?” tanya Ji A. Yeon malu-malu mengatakan kalau mereka sudah menikah.

“Kita pasangan yang sangat umum. Kau bekerja seperti biasa, dan aku menunggumu sambil menyiapkan makan malam. Bagaimana?” kata Yeon.

“Aku tulang punggung?” kata Ji A. Yeon pikir  punya banyak properti dan uang jadi  ingin tetap di rumah, mengumpulkan sewa. Ji A tertawa mendengarnya.

“Jangan tertawa. Seriuslah.” Ucap Yeon. Ji A pun bertanya apa yang akan dilakukan.

“Tunggu sebentar... Sekarang, kau akan pulang bekerja... Ayo Pulanglah.” Kata Yeon sibuk didapur. JiA pikir ini konyol.



Tapi akhirnya Ji A mengikuti usulan Yeon dan berpura-pura baru pulang sebagai pasangan suami istri. Yeon kesal mendengar Ji A yang hanya mengatakan "Sayang, aku pulang" Ji A  pikir Yeon marah dan ingin tahu alasanya.

“Pukul berapa sekarang? Kau selalu bilang wanita bisa terlambatkarena punya kehidupan sosial. Kau berjanji akan pulang tengah malam, bukan? Kau berjanji padaku.” Ucap Yeon marah

“Apa Aku juga punya jam malam?” kata JiA. Yeon membenarkan dan Ji A sudah  melanggar jam malam dua kali bulan lalu.

“Kau tidak menghormati janjimu?” kata Yeon marah. Ji A membenarkan dan meminta maaf karna sekali ini saja.




“Aku harus bertindak soal ini. Sayang, duduklah... Duduklah. Kita harus bicara.” Ucap Yeon  membawa dua gelas dan wine.

“Sayang, kau baru kembali dari rehabilitasi.” Kata Ji A mengambil botol winenya. Yeon tak percaya mendengarnya.

“Kau ingin bermain seperti itu? Sayang, kau berubah belakangan ini. Apa kau mencintaiku?” tanya Yeon.

“Aku mencintaimu.” Kata Ji A lalu memberikan ciuman. Yeon membalas kalau mencintainya.

“Jadi, masalah kita sudah selesai.” Kata Yeon. Ji A menganguk dan Yeon merasa Pertengkaran mereka tidak pernah lebih dari lima menit.

“Ini tidak adil. Kenapa kita tidak bisa menjalani hidup normal seperti ini? Ini sangat tidak adil.” Ucap Ji A. Yeon pun memeluk Ji A.


“Andai kau manusia, kita benar-benar suami dan istri, dan Imoogi tidak ada.. Andai kita hidup di dunia seperti itu dan andai kita bertemu di sana, pasti akan sangat menyenangkan..” kata Ji A.

Yeon membawa Ji A ke dalam kamar dan langsung menciumnya. Keduanya bercumbu sangat dalam, sampai akhirnya Ji A menarik baju Yeon yang dipakainya. Beberapa saat kemudian, Yeon menatap Ji A yang tertidur  lelap.

 “Aku akan melindungimu... Di akhir pertarungan ini, apa pun yang terjadi, kau harus hidup. Hanya itu yang kuinginkan.” Kata Yeon bergumam mengelus kepala Ji A. 




Immogi terlihat bisa berdiri tegang sambil berkata kalau terlahir kembali berkali-kali, tapi semuanya gelap di dunia ini.

“Lee Yeon, aku juga akan menunjukkannya. Gambaran akhir dunia tempat aku hidup.” Ucap Immogi yakin.

Pagi hari, Ji A sedang meminum kopi melihat  nama Tae-ri di ponselnya. Ia pun memberanikan diri mengangkatnya. Tae Ri memberitahu kalau Pesta akan dimulai dan tidak akan bersikap baik kepada Ji A mulai sekarang jadi tidak akan kecewa.

“Aku kasihan padamu. Kau belum belajar cara mencintai dan dicintai. Karena itu kau hanya bisa mengancam orang seperti ini.” Ucap Ji A

“Seperti katamu, aku mengancammu. Mulai sekarang, tubuhmu adalah bom waktu. Lihat penampilanmu sekarang. Tidak lama lagi, itu akan mengambil alih seluruh tubuhmu.” Ucap Immogi.Ji A melihat bagian lehernya yang sudah bersisik.

“Saat itu terjadi, kau akan membunuh Lee Yeon dengan tanganmu.” Kata Immogi. Ji A melihat Yeon yang tertidur dikamar dan hanya bisa menangis. 





Tuan Hyun mengintip komputer milik istrinya. Nenek Yeon datang mengumpat Tuan Hyun sudah gila karena mengintip komputernya. Tuan Hyun ingin Apa rencananya dan Kenapa nenek Yeon harus mengacau dengan namanya di daftar.

“Dia yang asli... Imoogi yang asli.” Kata Nenek Yeon. Tuan Hyun tak mengerti maksudnya

“Yang ada di tubuhnya adalah esens Imoogi yang asli. Kita harus mengendalikan itu untuk menangkap Imoogi yang lain.”kata Nenek Yeon.

“Kau akan mengorbankan gadis yang tidak bersalah untuk membunuh Imoogi? Kau tahu apa arti dia bagi Yeon.” Ucap Tuan Hyun

“Ya. Aku lebih tahu dari siapa pun.”kata Nenek Yeon. Tuan Hyun pun heran kenapa Nenek Yeon melakukanya.

“Karena itulah aku melakukan ini. Yeon tidak akan membiarkan gadis itu mati. Imoogi juga tahu itu. Jika itu memiliki tubuh Yeon, menurutmu apa yang akan terjadi?” ucap Nenek Yeon

“Kau akan membunuh seorang gadis karena hal yang belum terjadi? Apa yang ingin kau lindungi dengan melakukan itu?” kata Tuan Hyun

“Ini tugasku!” teriak Nenek Yeon. Tuan Hyun pikir Untuk alasan yang sama, putra mereka kehilangan istrinya dan mereka kehilangan putra.

“Kau juga menulis ulang namanya di daftar. Karena itu, putraku bunuh diri dan aku belum menemukan rohnya.” Kata Tuan Hyun marah 

“Begitulah cara kita menghentikan wabah.” Kata Nenek Yeon. Tuan Hyun marah karena Bok-gil bahkan tidak bisa dilahirkan kembali!

“Itu adalah takdirnya.” Kata Nenek Yeon. Tuan Hyun pikir istrinya sudah berubah setelah kehilangan putranya.

“Tapi kau belum berubah sama sekali.” kata Tuan Hyun. Nenek Yeon menegaskan Akan ada gangguan yang lebih besar jika tidak dihentikan sekarang

“Baiklah... Hentikan gangguan itu. Aku akan menghentikanmu.” Ucap Tuan Hyun. Nenek Yeon tak mengerti maksudnya.

“Saat kau mengubah hari kematiannya, hubungan kita akan berakhir.” Kata Tuan Hyun memberikan peringatan. 


Yeon terbangun dari tidurnya lalu panik karena tak melihat Ji A dalam kamar. Ia pu menemukan surat yang ditulis oleh Ji A  [Saat menulis ini, aku melihatmu tidur. Aku memutuskan untuk kembali ke Seoul.]

 [Menginap semalam di sini membuatku menarik kesimpulan. Lari sejauh apa pun, aku tidak bisa lolos. Sekarang aku di dekat laut. Mari jalan-jalan bersama. Mari berjalan ke ujung pantai, lalu kembali.]

Yeon panik keluar dari kamar, tapi bisa bernafas lega karena melihat Ji A yang berjalan di pantai sendirian. Ia pun pergi menemui Ji A dipantai dan mereka bermain air bersama dengan wajah bahagia.

 “Aku hanya makhluk kecil dan tidak penting. Takdirku di bahuku sangat berat hingga aku merasa akan tenggelam ke laut. Tapi Yeon, kau membesarkanku seperti daya apung.Kau membuatku mengapung. Kau mencegahku tenggelam.” Gumam Ji A

“Hidup yang membosankan dan hangat seperti hidup orang normal. Aku berjanji akan mengembalikan hidupnya kepadanya seperti hadiah. Tapi di pantai itu, dia bilang kepadaku bahwa dia tidak ingin sendirian.” Gumam Yeon

“Jika mati, kami mati bersama. Jika hidup, kami hidup bersama. Mungkin itu satu-satunya janji yang tidak bisa aku tepati.” Gumam Yeon. 



Di dalam lemari, Su Ho terlihat ketakutan. Yoo Ri meminta pada seseorang agar selamatkan Lee Rang karenaberusaha semampunya tapi tidak akan berhasil. Ternyata Immogi yang datang dan ingin tahu alasan harus melakukannya.

“Kenapa aku harus membantumu?” kata Immogi sinis. Yoo Ri mengingatkan kalau menikam Lee Rang dan menjebaknya karena Immogi jadi harus bertanggung jawab.

“Kau pikir aku siapa?” tanya Immogi. Yoo Ri mnejawab Pemilik pabrik ceplukan dan tidak takut padanya.

“Kau mengatakan kebenaran. Tapi jika kau ingin bersepakat denganku, bukankah aku juga harus mendapat imbalan? Sepertinya kau tidak punya apa pun dan kini rubah ini tidak berguna bagiku.” Ucap Immogi mengejek

“Ambil nyawaku dan selamatkan Lee Rang.” Ucap Yoo Ri. Immogi bertanya apakah Yoo Ri tidak keberatan

“Tunggu... Lee Rang. Yu-ri pergi seperti ini, tapi hiduplah lama. Makanlah teratur dan naikkan berat badanmu. Berhentilah mengikuti kakakmu. Sedikit saja... Jadilah lebih bahagia sedikit saja.” Kata Yoo Ri berbicara pada Rang yang tak sadarkan diri. 



“Bunuh aku.” Ucap Yoo Ri memberikan tusuk kondenya. Immogi pun siap menusuk lehernya tapi berhenti sejenak.

“Berhenti mengulur waktu. Ini lebih menyebalkan!” keluh Yoo Ri yang menutup mata karena ketakutan.

“Buka matamu... Aku akan menuruti permintaanmu. Sebagai imbalannya, ikut denganku.” Kata Immogi lalu memberikan celupkan pada Yeon.

“Saat Imoogi di dalamnya memanggilmu, kau akan menjadi prajuritku.”kata Immogi pada Rang. Saat itu Su Ho yang ketakutan menutup mulutnya.

“Jika terlalu lama di tempat seperti itu, kau akan ditelan oleh kegelapan.” Ucap Immogi. Su Ho hanya terus menutup mulutnya. 



Tuan Kwon tiba-tiba datang ke kantor polisi. Detektif Kim bingung menanyakan alasanya. Tuan Kon mengatakan ingin menyerahkan diri. Detektif melonggo bingung. Akhirnya didudukan didepan meja.  Tuan wo mengaku datang untuk menyerahkan diri.

“Aku membunuhnya.” Ucap Tuan Kwon. Detektif Kim bertanya  Siapa yang dibunuh

“Mayat mumi yang ditemukan di lokasi konstruksi Geumran-gu.” Ucap Tuan Kwon. Detektif tak percaya begitu saja

“Ada empat lagi. Jika melihat rekaman di navigasi mobilku, kau bisa menemukan empat tempat aku mengubur mayatnya.” Kata Tuan Kwon. Detektif pun meminta anak buahnya agar segera memeriksanya.

“Kenapa kau melakukannya? Kau direktur stasiun penyiaran. Kenapa?” tanya Detektif heran.

“Aku hanya ingin berumur panjang. Jika berada di situasi yang sama denganku, kau pasti membuat pilihan yang sama.” Ucap Tuan Kwon. 


Yeon mengantar Ji A pulang dan bertanya apakah mau ditemani. Ji A menolak karena ingin melihat wajah ibu dan ayahnya dengan baik lalu berpikir seandainya terjadi sesuatu padanya. Yeon menyakinkan kalau itu tidak akan pernah terjadi.

“Tapi tetap saja, jika itu yang kau rasakan, lakukanlah. Jangan khawatir. Dia hanya keluar saat merasa dalam bahaya atau saat aku berdarah.”ucap Yeon menyakinkan

“Jika kupikir-pikir...” kata Ji A mengingat saat menyapa Yeon pertama kali dihutan dan sekarang.

“Sisiknya membesar. Mungkin tidak banyak waktu tersisa untuk aku menjadi diriku.” Kata Ji A

“Aku harus menemui Pengantin Siput. Ajak pekerja paruh waktuku ke rumahku nanti.” kata Yeon. Ji A memastikan kalau yang dimaksud  Nona Kim dan Jae-hwan.

***

Bersambung ke part 2


Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar