PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 14 November 2020

Sinopsis Tale of the Nine Tailed Episode 12 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Ji A melihat ibu dan ayahnya di rumah dan langsung memeluknya sambil menangis. Ia memastikan kalau Ini sungguhan dan benar-benar ibu dan ayahnya. Keduanya hanya terdiam menatap anaknya Ji A karena sudah lama tak bertemu.

“Ibu... Apa Ibu tidak mengenaliku? Ayah. Aku Ji-ah, putri Ayah.” Ucap J A. Tapi keduanya hanya bisa terdiam melihat Ji A yang tak dikenalinya.

“Ini Masuk akal... Sudah lebih dari 20 tahun.” Kata Ji A. Ibunya akhirnya melihat anaknya yang  sudah dewasa. Yeon melihat mereka bertemu ikut terharu.

“Tapi kau tetap cengeng.” Kata Ibu Ji A. Ji A pun bertanya apakah mereka berdua bisa mengenalinya.

“Orang tua macam apa yang tidak bisa mengenali anak mereka?” kataSang ibu. Ji A pun memeluk ibunya kembali.

“Maaf membuatmu menunggu begitu lama... Maafkan ibu.” Ucap Ibu Ji A.  Ji A menngaku sangat merindukan keduanya. Yeon pun memilih untuk meninggalkanya. 


Yeon keluar rumah dan Shin Joo sudah menunggu.Shin Joo memuji Yeon dan adiknya melakukan hal hebat menurutnya kalau Produser Nam akan tidur pulas kali pertama dalam 20 tahun. Yeong mengaku selalu menepati janjinya.

“Kontrak Lee Rang juga usai?” tanya Shin Joo. Yeon menjawab Sepenuh usai.

“Kau keren sekali.” puji Shin Joo. Yeon dengan bangga agar menlanjutkan pujianya.

“Dunia ini sangat tidak adil. Konon, sikap pria tampan sesuai tampang dan bisa melakukan apa saja. Kau menyilaukan.” Ucap Shin Joo. Yeon hanya tersenyum bangga. 


Di dalam mobil,  Rang menatap jari tanganya yang sudah menghilang cincin ikatan.  Yoo Ri pun bertanya apakah Rang sudah berbaikan dengan Lee Yeon. Rang pikir i tidak bisa dibilang berbaikan, tapi bisa memakluminya. Yoo ri mengaku Tapi tidak suka Lee Yeon.

“Kenapa?” tanya Rang. Yoo Ri pikir Yeon sangat mengganggunya selama bertahun-tahun.

“Kau tidak akan tinggal dengan Lee Yeon, bukan?” ucap Yoo Ri memastikan. Rang pikir dirinya itu tak gila.

“Kau tidak boleh mengabaikanku karena kalian berbaikan.”ucap Yoo Ri memastikan

“Bagaimana jika aku mengabaikanmu?” kata Rang. Yoo Ri menjawab akan menggigitnya.  Rang tertawa berkomentar sudah  membesarkan Yoo Ri dengan buruk.


Flash Back

[Lima tahun lalu]

Yoo Ri yang compang camping duduk dengan wajah  ketakutan. Rang datang memberikan sepiring daging. Yoo Ri malah menyerang Rang dengan mengigitnya, tapi tak berhasil. Rang akhirnya memberikan conton dengan mengigit tangan Yoo Ri.  Yoo Ri kaget dan melihat tanganya ada bekas gigitan.

Jika ada yang menggigitmu, kau harus menggigitnya. Dunia ini kejam pada mereka yang tidak bisa bilang sakit saat digigit.” Ucap Rang

“Aku tidak minta tolong!” terik Yoo Ri. Rang pikir benar kalau Mereka mengambil  secara paksa, memberi makan dan merawatnya.

“Saat tidak diinginkan lagi, kita dibuang. Aku benci orang seperti itu. Jadi, setelah selesai makan, keluarlah dari rumahku.” Ucap Rang. Yoo Ri terlihat bingung. 


Rang berjalan lebih dulu, Yoo Ri sudah berganti pakaian dengan dress hijau dan terlihat cantik. Ia berjalan dibelakang Rang, Rang bisa merasakan ada yang mengikutinya lalu memperingatkan Yoo Ri aga jangan mengikutinya tapi Yoo Ri terus mengikutinya. Akhirnya keduanya saling kejar-kejaran seperti seorang pasangan.

***

Rang memberikan sebuah tusuk rambut yang tajam menyuruh Yoo Ri agar menusuknya. Tapi Yoo Ri tak bisa menghalau tangan Rang  yang menahanya, keduanya mencoba saling serang dan menahan tapi Yoo Ri tak bisa menusuk di tubuh Rang.

“Di sini, di sini, dan di sini. Ini titik tekanannya... Hafalkan.” Ucap Rang menujuk ke bagian dadanya. Yoo Ri terus mencoba sampai akhirnya bisa mengarah pada leher Rang. 

Yoo Ri berlari masuk ke dalam mobil dengan wajah bahagia memanggil Rang dan masuk ke dalam mobil. Ia memberitahu kalau  menusuk titik tekanan dalam sekali coba. Rang pun memujinya. Yoo Ri langsung memberikan ciuman di pipi Rang. Rang hanya bisa tersenyum menerimanya. 


Rang tersenyum mengingat kenangana dengan Yoo Ri lalu mengajak  makan jokbal. Yoo Ri menolak karena  Jokbal telah dikubur dengan masa lalunya yang kelam tapi mau bossam. Rang mengeluh kalau Jokbal yang paling cocok untuk suasana hari ini.

“Dia selalu berbuat semaunya.” Keluh Yoo Ri. Rang tiba-tiba mengigit tangan Yoo Ri. Yoo Ri pun kaget

“Jangan lakukan itu!” jerit Yoo Ri tertawa lalu mengajaka agar memesan setengah setengah saja. 


Ji A mengajak ayah dan ibunya masuk ke dalam kamarnya. Keduanya bingung melihat kamar anaknya penuh dengan selembaran [Aku Mencari Orang Tua Yang Hilang] Ibunya pun bertanya  Apa ini. Ji memberitahu Awalnya, membagikan selebaran,

“tapi tidak ada yang memercayaiku. Karena itu aku memutuskan menjadi produser dan mencari kalian sendiri. Akhirnya aku menemukan kalian.” Ucap Ji A

“Ji-ah... Ayah sangat bangga pada putri ayah.” Ucap Ayah JiA. Ji A pun keluar dari kamar dan bertanya menanyakan keadaan ibunya apakah merasa kesakitan


“Ibu dan ayah tidak kesakitan. Jangan khawatir.” Ucap Ibu Ji A. Ji A pkir mereka tidak pernah tahu.

“Mari periksa ke rumah sakit.” Kata Ji A. Ayah Ji A  melihat kotak musik dari malam itu.

“Rasanya baru kemarin kita mengalami kecelakaan di Yeou Gogae. Semuanya di tempat yang sama, tapi 20 tahun sudah berlalu.” Ucap Tuan Nam

“Di mana kalian selama ini?” tanya Ji A. Nyonya Nam mengaku tak tahu  Rasanya seperti terbangun setelah tidur lama.

“Apa Ayah juga?” tanya Ji A. Tuan Nam menganguk. Ji A pu mengeluarkan kertas lipat ditanganya memastikan kalau ini tulisan tangan Ayah

Tuan Nam membaca tulisan "Ji-ah, kenapa kau tidak menyelamatkan kami?"

“Ayah pernah satu kali terbangun dari tidur dan pria berwajah pucat muncul dan memberi tahu ayah bahwa ayah bisa menemuimu jika menulis pesan ini. Dia pasti membantu kami.” Ucap Tuan Nam

“Bukan dia. Tapi Itu Lee Yeon... Lee Yeon menyelamatkan kalian berdua.” Kata Ji A kalau bukan Tuan Kwon yang menyelamatkan keduanya.

“Pria yang tadi?” tanya Ibu Ji A. Ji A membenarkan. Mereka pun bertanya siapa pria itu.

“Dia orang yang selalu mengutamakan aku. Dia sudah lama menungguku. Dia bahkan mengorbankan nyawanya untukku.” Kata Ji A.

“Dia pacarmu?” tanya Ibu Ji A. Ji A membenarkan dengan wajah malu. Ibu Ji A pu merasa  Putrinya sudah dewasa.

“Ayah merasa terluka. Ayah ingin menjadi orang pertama yang mendengar tentang pacarmu dan mengomelimu.” Kata Tuan Nam

“Tolong omeli aku. Aku sangat merindukannya.” Ungkap Ji A.Tuan Nam mengaku  Ada banyak hal yang ingin dilakukan untuknya.

“Kini Ayah bisa melakukan semua hal yang Ayah inginkan.” Kata Ji A. Ibu Ji A pun merasa sangat bangga kepadanya.

“Kau menjadi luar biasa bahkan menjadi produser keren.” Puji ibunya. Ji A pun bahagia bertemu kembali dengan orang tuanya. 




Di rumah, Yeon melamun di meja kerjanya lalu melihat ada panggilan video dari Ji A. Ia pun mengangkatnya mengeluh Ji A yang harus panggilan video. Ji A mengejek kalau khawatir Yeon si bayinya takut tidur sendirian. Yeon tak percaya dianggap bayi.

“Mari kita lakukan hal-hal biasa. Kita akan saling memberi julukan, membeli cincin pasangan, dan melakukan semua hal norak di telepon.” Ucap Ji A Yeon bingung apa itu Hal norak

“<Seperti ini.” Ucap Ji A. Yeon melihat Ji A tampak senang. Ji A membenarkan kalau sangat senang sekali sampai bisa terbang.

“Tolong jangan terbang. Bayimu akan menangis.” Goda Yeon. Ji A pun mengucapkan terimakasih Lee Yeon.

“Kau menemukan ibu dan ayahku seperti yang kau janjikan.” Ucap Ji A tersenyum bahagia.

“Kuharap kau akan sebahagia ini setiap malam. Aku akan memastikannya.” Kata Yeon.

Ibunya memanggil agar cepat tidur. Ji A pun menyudahi telp dengan Yeo dan meminta agar memimpikan dirinya. Yeo pun bisa tersenyum bahagia melihat Ji A yang sangat bahagia. 



[Episode 12. Tangkap Ekor]

Tuan Kwon mengemudikan mobilnya dengan wajah kesal karena hampir mati dan mengumppat kesal pada Guminho gila. Saat akan masuk ke dalam rumah, ia menghentikan mobilnya seperti ragu. Tuan Kwon melihat Immogi yang  menelp lalu mengangkatnya.

“Aku hendak meneleponmu. Sudah selesai 99 persen, tapi mereka menipuku. Ya. Ada kesalahan kecil.” Ucap Tuan Kwon

“Kau kehilangan ceplukan dan sandera? Karena kau, aku tidak lagi punya banyak kartu.”kata Immogi marah

“Aku bisa menyelesaikan ini. Percayalah kepadaku.” kata Tuan Kwon. Immogi pun ingin tahu keberadanya.

“Aku di jalan.” Ucap Tuan Kwon. Immogi mengaku bisa mendengarnya. Tuan Kwon panik

“Aku bisa mendengar pikiran kacaumu lewat telepon. Masuklah... Kau akan tahu entah itu hidup atau mati yang menantimu.” Kata Immogi marah. TUan Kwon menutup telp dan langsung memutar balik mobilnya.

“Aku tidak mau mati. Aku tidak bisa. Tidak setelah apa yang kualami... Aku tidak boleh mati. Tidak akan pernah.” Ucap Tuan Kwon.

*** 



Ji A tertidur di kamar dengan ayah dan ibu disampingnya, tiba-tiba ia berpindah tempat ke rumah Tuan Kwon. Ia pun bingung kenapa ada dirumah itu lalu tiba-tiba bibi yang kehilangan kuku mengejarnya dengan jalan mengesot, ia pun berlari masuk ke kamar dengan wajah ketakutan.

Tapi saat itu Imogi seperti sudah menunggu dan menyapanya. Selamat datang. Ji A tak percaya melihat Imoogi. Immogi mengaku kalau lebih suka dipanggil Tae-ri karena Panggilan pertama Ji A untuknya.

“Rupanya ini perbuatanmu.” Gumam Ji A dan bertanya Bagaimana bisa membawanya ke sini

“Bukan aku. Kau memanggilku kemari... Ini mimpimu. Artinya kita berkomunikasi.” Ucap Immogi

“Tidak mungkin.” Kata Ji A tak percaya. Immogi memberitahu kalau mereka terhubung oleh takdir.

“Pergilah. Enyahlah!” kata Ji A marah.  Immogi meminta Ji A agar meihat baik-baik.

“Aku adalah kau.” Ucap Immogi menatap ke arah  cermin. Ji A menatap wajahnya dan terlihat kaget lalu terbangun dari tidurnya. 



Ia melihat disampingnya masih ada ayah dan ibunya, lalu keluar dari kamar dan melihat kearah cemin memastikan bagian lehernya. Sementara Yeon bolak balik dirumahnya sambil bergumam sendirian

“Jika aku ingin menangkap Imoogi dan memastikan Ji-ah tidak terluka... Sekarang, aku harus mulai dari mana?”



Akhirnya Yeon menelp seseorang dan mengaku juga enggan bicara dengannya. Tapi berpikir orang itu butuh sesuatu seperti ceplukan, tapi terserah padanya.

“Benarkah?.. Kalau begitu, mari bertemu.” Ucap Tuan Kwon terlihat bahagia.

“Baiklah, siapa peduli? Asalkan kudapatkan kembali ceplukannya, aku tidak peduli Imoogi atau Lee Yeon.”kata Tuan Kwon yang bersembunyi dibawah jembatan. 

Ji A membawakan sebuah kotak, dan memberikan Kejutan untuk ibunya. Ibunya bingung apa yang diberikan Ji A. Ji A memberitahu kalau Ponsel baru untuk Ibunya karena Ada yang memesannya agar  tidak perlu ke toko. Ibu Ji A tak percaya kalau Ponsel bisa dikirim kepadanya.

“Kita bisa menerimanya dalam satu jam... Mari kita lihat. Tekan ini, maka Ibu akan diarahkan padaku.” Ucap Ji A memperlihatkan ponselnya. Ibu Ji A melihat nama anaknya “Putriku Tersayang, Ibuku Tersayang”

“Jangan terima telepon dari siapa pun selain aku. Jangan buka pintu untuk siapa pun.” Ucap Ji A

“Jangan khawatir dan pergilah. Mungkin butuh waktu lama agar kami terbiasa dengan 2020, tapi ibu dan ayah bukan anak-anak.” Ucap Ibu Ji A

“Kalian bisa mengandalkan aku.” Kata Ji A. Tuan Nam datang memberitahu kalau ingin mengundang pria itu untuk makan.

“Siapa? Lee Yeon?” tanya Ji A kaget. 



Yeon mengemudikan mobilnya terlihat gugup karena Ji A memberitahu tentang  "Takdir" dan "berkomunikasi" dan Immogi membahas omong kosong itu dalam mimpinya. Ji A merasa itu bukan mimpi biasa karena Wajahnya dipenuhi sisik yang mengerikan.


 

“Bagaimana jika sesuatu di dalam diriku memanggilnya? Apa yang harus kita lakukan? Kenapa harus aku?” keluh Ji a.

“Aku pasti akan menangkapnya. Apa Kau percaya padaku?” kata Yeon memegang tangan pacarnya agar tenang. Ji A  menganguk. 

“Oh Yah..  Apa Kau senggang malam ini? Ibu dan ayahku ingin bertemu denganmu. Mereka ingin bertemu pacarku.” Kata Ji A. Yeon kaget kalau itu dirinya. Ji A menganguk dengan senyuman. 



Shin Joo akan bergegas pergi, tiba-tiba Immogi datang meminta agar periksa kucing ini. Shin Joo tak mengenal Immogi mengaku hendak pergi dan merasa kasihan pada kucing yang terus mengeong, lalu bertanya apakah terluka.

“Dia kucing liar  dan terjebak dalam jerat. Aku akan membayar pengobatannya. Bantulah kucing ini.” Kata Immogi dengan wajah sedih

“Kau baik, tidak seperti anak muda lainnya... Biar kuperiksa. Letakkan kucingnya di sini.” Kata Shin Joo. 


Shin Joo pun memegang kucing memastikan sakit dibagian mana, Si kucing terus mengeong. Immogi pun terus menatap Shin Joo, Shin Joo meliha lukanya tidak terlalu dalam. Immogi pun mencoba tetap tenang.

“Sayang, siapa yang melakukan ini kepadamu?” tanya Shin Joo lalu terdiam karena bisa mengetahui apa yang dikatakan si kucing.

“Siapa pelakunya?” tanya Shin Joo. Si kucin mulai mengeong. Shin Joo terdiam karena tahu kalau didepanya orang yang berbeda.

“Ada apa? Kucing itu bisa bicara?” kata Immogi memancing. Shin Joo bertanya Di mana menemukan kucing ini?

“Di jalan depan tempat ini.” Kata Immogi. Shin Joo hanya bisa berguma kalau pria didepanya Imoogi. Immogi terus menatapnya.

 


Nyonya Bok  membawakan Tteokgalbi dengan daun teratai, Yeon mengatakan ia yang traktir karena ini hari baik. Jae Hwan ingin tahu Apa pekerjaan paruh waktu itu. Sae Rom meminta agar mengatakan bayarannya dahulu  karena tenaga kerja berkualitas.

“Aku bisa menambahkan satu nol lagi pada upah minimum.” Kata Yeon. Jae Hwa kaget totalnya 85.900 won

“Apa tugas pertama kami?”tanya Sae Rom. Yeon  meminta agar meLakukan keahlian merkea sebagai staf stasiun penyiaran.

“Pemeriksaan latar belakang.” Kata Yeon. Sae Rom bertanya Latar belakang siapa

“Imoogi. Fabel, legenda, cerita rakyat, dongeng, bahkan kartun juga bisa. Cari semua yang berkaitan dengan Imoogi.” Kata Yeon. Sae Rom ingin tahu lasanya.

“Kelemahan... Aku akan mencari kelemahannya.” Kata Yeon dengan wajah penuh keyakinan. 



Shin Joo berusaha mengobati kucing tapi tanganya tak bisa menutupi rasa gugupnya. Immogi pun bisa melihat Tangan Shin Joo sangat gemetar. Dan bertanya Apa dokter hewan memang seperti itu. Shin Joo yang panik meminta izin sebentar lalu melihat pisau bedah.

“Jika menyentuhnya, kau akan mati hari ini...” ucap Immogi. Shin Joo pun terdiam dan Immogi langsung mencekik leher Shn Joo

“ Kau tahu siapa aku, bukan? Gu Shin-Joo. Tangan kanan Lee Yeon. Sepertinya kau berbakat memahami hewan.” Kata Immogi

“Apa maumu?” tanya Shin Joo. Immogi mengaku sedang bermain tangkap ekor dengan Lee Yeon. Shin Joo bingung apa maksudnya Tangkap ekor

“Omong-omong, kau sandera yang baik?”kata Immogi. Shin Joo pkr Lebih baik Immogi membunuhnya.

“Daripada menjadi kelemahan Lee Yeon, lebih baik aku mati.”kata Shin Joo. Immogi mengejek Shin Joo orang seperti itu.

“Aku tidak takut. Bunuh aku.” Kata Shin Joo. Immogi pikir Ini semacam implikasi lalu mendekati Shin Joo.

“Suatu saat, saat Imoogi dalam wanita itu memanggil, kau...” bisik Shin Joo seperti dibuat terhipnotis. Shin Joo pun seperti hilang kesadaran. 



Sae Rom tak percaya Dahulu mereka dibunuh oleh Imoogi dan Imoogi itu adalah pemagang di tim mereka. Ia masih tak percaya menurutnya Omong kosong dan mengeluh semua pria tampan di Korea adalah rubah berekor sembilan atau Imoogi.  Yeo pun meminta maaf.

“Kalau begitu, sampai nanti.” kata Ji A. Sae Rom bertanya mau ke mana?

“Menyerahkan video yang sudah diedit, lalu pulang. Aku akan berbelanja bersama Ayah.” Ucap Ji  A berbisik.

“Mau kuantar ke sana?” tanya Yeon. Ji A menolak dan akan jumpa di rumah jadi meminta agar terlihat tampan.

“Kami juga harus pergi.” kata Sae Rom. Yeon langsung menyuruh keduanya duduk.

“Aku akan mengatakan sesuatu yang lebih penting. Aku butuh saran. Apa yang harus kulakukan agar orang tuanya menyukaiku?” kata Yeon. 



Tuan Nam sibu memasakan dan Ji A membantu menyiapkan bahan. Ibu Ji A sudah menyiapkan vas bunga dan Ji A meminta agar menaruh diatas meja tamu agar terlihat cantik lalu menyuapi ayahnya agar bisa merasakan japchae buatanya. Tuan Nam memuji rasanya enak.

***

Yeon keluar dari kamar pas, Jae Hwan dan Sae Rom meminta agar menganti baju yang terlihat tak cocok. Yeon pun keluar dengan jas warna merah, mereka pun memberikann komentar. Yeon pikir bisa membuaka satu kancing lagi.

Keduanya mengeluh meminta agar Yeon mencoba yang lainya. Yeon akhirnya memilih setelah yang hitam. Keduanya langsung berdiri memberikan tepuk tangan karena sangat cocok.

“Rupanya kalian suka ini.... Terima kasih, pekerja paruh waktu.” Ucap Yeon.


Ji A pun keluar menyambut Yeon yang datang dengan wajah gugup.  Ia memberitahu kalau mereka sebelumnya sudah pernah bertemu. Yeon pun memperkenalkan diri dengan sopan.

“Kami ingin makan malam denganmu.” Ucap Tuan Nam dan mengajak masuk. Yeon meminta agar menunggu sebentar.

Ia mengingat apa yang dikatakan Jae Hwan sebelumnya “Kau tahu harus ingat apa? "Terima kasih sudah mengundangku. Ini hadiah untuk kalian." Minimal ginseng merah, akar bunga lonceng, atau kosmetik.” Yeon pikir  Intinya, harus memamerkan kekayaanya

“Terima kasih banyak sudah mengundangku... Ini hadiah untukmu.” Ucap Yeon memberikan pada Tuan Nam

“Pemantik? Tapi aku tidak merokok.” Kata Tuan Nam bingung. Yeon menyalakan alaram dan terlihat mobil dibelakangnya.

“Ini model yang biasa aku kemudikan. Semoga kau suka.” Kata Yeon lalu berjalan masuk. Ji A melonggo bingung begitu juga orang Tuan Ji A.

“Dia pria yang murah hati.” Kata Ibu Ji A. Yeon yang masuk lebih dulu mengajak mereka segera masuk juga. 



“Aku memasak dengan Ji-ah setelah sekian lama. Tapi aku tidak yakin ini sesuai dengan seleramu.” Ucap Tuan Nam duduk didepan Ji A

“Sejujurnya, ini tidak sesuai dengan seleraku. Bulgogi-nya agak terlalu asin.” Komentar Yeon. Ji A langsung menginjak kaki Yeon memuji kalau makanan ayahnya Semuanya lezat.

“Kau pemuda yang sangat jujur.” Ucap Tuan Nam, Sementara Yeon mengingat apa yang dikatakan Sae Rom

“Jangan mengatakan banyak hal saat mereka bertanya... Jujur saja.” Ucap Sae Rom

“Berapa usiamu?” tanya Ibu Ji A.  Yeon pikir keduanya akan terkejut mendengarnya.

“Kenapa? Berapa usiamu?” ucap Ibu Ji A penasaran. Yeon mengaku mungkin terlihat muda, tapi .. Ji A langsung menyela.

“Di Korea, usianya 36 tahun. Dia sudah lama tinggal di luar negeri. Benar?” ucap Ji A kembali menginjak kaki Yeon

“Kau belajar di luar negeri? Kami juga bertemu saat belajar di luar negeri. Apa Kau lulusan universitas luar negeri?” tanya Tuan Nam penasaran.

“Aku tidak kuliah.” Kata Yeon . Tuan Nam pikir Gelar sarjana tidak penting. Yeon mengaku ia juga tidak lulus SMA.

“Aku tidak punya latar akademis.” Kata Yeon. Ibu Ji A kaget dan ingin ahu pekerjaannya.

“Aku tidak punya pekerjaan.” Kata Yeon. Keduanya seperti tertundu lesu dan merasa Yeon itu pemuda yang liberal.

“Tapi aku punya banyak uang. Aku memberimu mobil.” Kata Yeon. Keduanya seperti tak bersemangat. Yeon bingung menatap Ji A dan Ji A hanya meminta agar Yeon berhenti. 



Immogi duduk direstoran, kupingnya terus mendengar pikiran orang [Tapi kau bilang mereka putus. Mereka kembali bersama? Itu sangat memalukan. Bukankah dia terlalu obsesif? Mau pergi ke biosko?”

Nyonya Bok pun datang bertanya mau pesan apa. Imoogi merasa Sebelum  memesan menurutnya di sini agak berisik, Nyonya Bok binggung, Immogi langsung berkata “Aku sangat lelah jadi ingin tidur.” Semua pungunjung pun langsung tertidur. Nyonya Bok kaget dan ingin kabur.

“Kau Pengantin Siput, bukan?” ucap Immogi menghalanginya. Nyonya BOk panik bertanya kenapa datang

“Untuk makan... Tulis pesananku.” Ucap Immogi. Nyonya Bok bertanya Immogii mau pesan apa.

“Apa yang biasanya dimakan Lee Yeon di sini? Aku ingin makan yang biasa Lee Yeon makan di sini.” Kata Immogi. 



Yeon pun mulai membaha ayah Ji A profesor universitas dan ibunya dokter lalu Ji-ah produser TV lulusan universitas terbaik di Korea. Ia pun sadar, tidak punya hal yang mengesankan Tapi tetap saja, Ia sangat menyukainya. Ibu Ji A ingin tahu apa yang disukai dari Ji A.

“Aku melewati lebih banyak kesulitan dari yang bisa kalian pikirkan. Masa yang sangat kejam. Tapi anehnya, duduk di sebelah Ji-ah sambil makan membuatku jatuh ke delusi hangat bahwa aku bagian dari keluarga kalian. Ini membuatku sangat nyaman.” Ungkap Yeon

“Aku juga merasa seperti itu. Aku hidup sendirian di rumah ini tanpa kalian berdua, tapi kusadari ini saat bertemu Lee Yeon. Orang harus hidup dalam perlindungan orang yang bisa mereka andalkan.” Kata Ji A

“Aku ingin menjadi orang seperti itu.” Kata Yeon. Ibu Jia melihat keduanya tumbuh menjadi orang baik.

“Rasanya agak asin, tapi nikmati makanannya.” Kata Tuan Nam. Yeon pun mulai makan dan memuji Tuan Nam pandai memasak.


“Kenapa kau mengincar Lee Yeon? Selama ini dia hidup kekal sendirian dan baru mulai menemukan kebahagiaan. Jadi, kenapa?”tanya Nyonya Bok memberikan makanan pada Immogi

“Kisah Pengantin Siput beragam menurut siapa yang menceritakannya. Tapi kenyataan bahwa kisahnya berakhir tragis tidak berubah. Lee Yeon dan aku sama. Kisah ini akan berakhir jika salah satu dari kami mati.” Ucp Immogi. Nyonya Bok hanya bisa terdiam

“Dengarkan aku baik-baik... Kau...” bisik Immogi seperti mulai menghipnotis. 


Di rumah, ayah dan Ibu Ji a memperlihatkan foto anak mereka saat usia 100 hari pada Yeon. Ji  A membawakan minuman untuk mereka bertiga. Ibu Ji A mengaku kalau Ji A mewarisi sifatnya dan parasnya. Ji A mengeluh ibunya yang memperlihatkan foto putri mereka seperti ini

“Meski aku mencari, tidak ada yang memalukan.” Kata Yeon. Tiba-tiba Tuan Yeon mempelihatkan foto Ji A yang memalukan. Ji A malu langsung menutupi wajahnya.

“Apa ini? Ini tidak benar, Ayah.” Keluh Ji A. Yeon merasa kalau ini manis dan cantik.



Yoo Ri berjalan di lobby, tiba-tiba bertabrakan dengan seseorang. Ia pun menatap sinis. Ternyata Immogi yang menabraknya dan langsung berkata “Aku ingin membunuhnya.” Yoo Ri terdiam meantap Immogi.

Rang menunggu di rumah melihat Yoo Ri yang sudah pulang, tapi tiba-tiba Yoo Ri langsung menyerangnya membabi buta. Rang pun tak bisa menghindarinya dan tak percaya kalau Yoo Ri melakukanya. Yoo Ri pun hanya bisa terdiam seperti baru saja dihipnotis. 


Ji A melihat Yeon yang selalu minum Americano tapi sekarang minum kopi latte, Yeon mengaku ingin mengingat hari ini yang mungkin tidak akan pernah kembali. dan menyadari ada hari-hari yang seperti kopi latte lembut ini dalam kehidupan pahitnya.

“Kau sangat menyukainya?” tanya Ji A. Yeon menganguk sambil terus meminum kopinya.

“Aku sempat membayangkan sesuatu selagi melihat album fotomu. Aku membayangkan menikah dan memiliki anak yang mirip dengan kita. Kita akan ke Sungai Han dan makan kimbap buatanku. Kita akan bertengkar selagi makan.” Ucap Yeon

“Meski aku akan kalah. Meski aku tidak akan pernah menua, kepalaku penuh dengan uban. Dan kau masih di sisiku saat itu. Jika aku manusia...  Jika aku manusia biasa, bukankah akan menyenangkan?” kata Yeon dengan wajah sedih.

“Hidupmu pahit lagi? Mau kubuat netral untukmu?” kata Ji A memegang tangan Yeon. Yeon mengangguk. Ji A langsung memasangkan cincin di jari manis Yeon.

“Kejutan... Cincin pasangan... Aku ingin melakukan ini... Aku ingin membelikannya untukmu. Aku menerima banyak darimu. Selama ini kau selalu memberiku. Apa Kau suka?” tanya Ji A. 





Yeon pun tak berdaya karana ditusuk oleh Yoo Ri dan langsung jatuh tak berdaya karena Yoo Ri tega melakuan dan ta sadarkan diri. Yoo Ri akhirnya tersadar dari hipnotisnya, lalu panik karena tidak mungkin melakukan ini.

Bersambung ke part 2


Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar