PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 14 November 2020

Sinopsis Tale of the Nine Tailed Episode 12 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Rang ditaruh diatas tempat tidur. Yeon melihat adiknya. Shin Joo memberikan obat pada Rang dan bertanya Apa yang terjadi. Yoo Ri mengaku kalau melakukannya.dengan tangannya sendiri. Ia pun tak percaya kalau pasti sudah gila.

“Kenapa kau melakukan ini?” tanya Shin Joo tak percaya. Yoo Ri mengakutidak tahu.

“Kenapa aku melakukan ini? Aku sungguh tidak tahu.” Kata Yoo Ri kebingungan. Shin Joo meminta agar Yoo Ri Pikirkan dengan tenang.

“Dalam perjalanan ke sini setelah ditelepon Lee Rang, aku menabrak bahu seorang pria di depan rumahnya. Pria itu mengatakan sesuatu seperti, "Aku ingin membunuhnya." Lalu, aku tidak ingat.” Ucap Yoo ri

“Siapa pria itu?” tanya Shin Joo. Yeon langsung menjawab Imoogi kalau Pria yang dilihat mungkin Imoogi.

“Dia mungkin menanamkan sugesti di pikiranmu dan mengendalikannya. Itu bukan kebetulan. Kau adalah targetnya selama ini.” Kata Yoo Ri

“Kenapa Imoogi mengincar Yoo-ri?” tanya Shin Joo bingung. Yeon merasa  Ini pasti peringatan untuknya

"Jika mendapat satu, kau akan kehilangan satu." Lee Rang tidak memercayai siapa pun kecuali satu orang, dan Imoogi memanfaatkannya. Begitulah rubah muda dan lemah sepertimu bisa menyakiti Lee Rang.” Kata Yeon

“Dasar bedebah licik. Aku sudah muak.” Kata Shin Joo akan pergi. Yeon langsung menahanya kalau Yeon tidak akan bisa melawannya.




Shin Joo berteriak kesal. Yoo Ri pun bertanya Apa yang akan terjadi sekarang, Apa dia akan bertahan. Shin Joo memberitahu kalau Pendarahannya berhenti, tapi napasnya tidak stabil bahkan Denyut nadinya juga sangat lemah. Yoo Ri pun ingin tahu apa yang akan dilakukan.

“Dia sangat lemah sekarang. Kita harus tetap mengawasinya.” Ucap Shin Joo.

“Tolong lakukan sesuatu! Bagaimana dengan ceplukan? Bisakah kita memakainya?” kata Yoo Ri

“Aku berjanji akan memberikannya kepada Nenek.” Kata Yeon. Yoo Ri tetap ingin memakainya

“Setiap ceplukan menyimpan nyawa seseorang. Apa Kau menyuruhku mengorbankan nyawa orang demi menyelamatkan Lee Rang?” ucap Yeon

“Kau tidak bisa melakukannya? Biar aku saja.  Apa Tidak apa-apa?” kata Yoo Ri

“Lee Yeon... Nyawa Lee Rang dipertaruhkan.” Kata Shin Joo. 


Immogi bergumam “Kau tidak boleh membunuh manusia. Tapi kau tidak bisa selamatkan Lee Rang kecuali melanggar peraturan itu. Apa pilihanmu kali ini, Lee Yeon?”

“Di mana? Di mana pohon ceplukannya?” tanya Yoo Ri mengebu-gebu. Yeon menjawab Di rumahnya. Yoo Ri pun mengajak Shin Joo pergi.

“Kau tidak bisa.” Ucap Yeon. Yoo Ri tak percaya mendengarnya. Yeon mengaku selama ini memikirkannya.

“Kenapa tidak ada selain orang tua Ji-ah yang kembali menjadi manusia? Seolah menyuruhku memakai ceplukan.” Kata Yeon. Shin Joo pikr ini adalah tes

“Jika melanggar peraturan dan membunuh manusia, aku dikirim ke Neraka. Selama beberapa hari atau pekan, aku akan menjauh dari Ji-ah. Hal yang dia incar adalah ketiadaanku. Lupakan soal ceplukan. Aku akan menangkap Imoogi dahulu. Aku akan menyelamatkan adikku dengan caraku.” Ucap Yeon

“Berikan kepadaku! Berikan pohonnya kepadaku!”terik Yoo Ri tapi Yeon berjalan pergi. Saat itu Shin Joo menahanya pergi. 


Yeon tak sengaja bertabarkan dengan Su Ho karena tak mengenalnya bertanya Siapa ini. Su Ho pun menyapa Yeon dengan sebutan Paman Guminho.  Yeon mengingat dengan anak kecil ditaman yang mengajak berteman lalu Yeon menolaknya karena anak itu ingusan dan ia tak suka.

“Bukankah kau anak beringus? Sedang apa kau di sini?”ucap Yeon bingung. Su Ho hanya tertawa. Yeon seperi tahu kalau Rang menyelamatkanya. 


Nyonya Bok minum dengan Tuan Choi mengeluh kalau sudah meremehkannya. Tuan Choi mengaku tidak. Nyonya Bok pun ingin tahu alasanya membelikannya bunga dan minuman.

“Jika kau membeli bunga dan minuman untuk janda yang mengelola restoran sendiri, artinya kau ingin tidur dengannya.” Kata Nyonya Bok

“ Menyedihkan sekali. Bagiku, bunga dan minuman berarti sesuatu yang mewah dan istimewa. Berkat mereka, aku bisa melihatmu seperti ini, meski kau sedikit dingin.” Ucap Tua Choi

“Maksudku... Kenapa aku? Dengan statusmu, kau bisa mendapatkan yang jauh lebih baik dariku.” Kata Nyonya Bok

“Tapi kau yang kuinginkan. Aku tidak melihatmu sebagai janda yang mengelola restoran sendirian. Bagiku, kau bukan wanita biasa. Aku sangat ingin tahu apa yang kau sembunyikan dalam mata misterius itu.” Kata Tuan Choi. Nyonya Bok hanya bisa terdiam. 



Shin Joo menyuruh Yoo Ri agar tidur saja, Yoo Ri pikir Shin Joo bisa meminta ceplukan pada Lee Yeon karena mungkin akan mendengarkannya. Shin Joo meminta agar memercayai Lee Yeon dan menunggu karena akan mencari cara.

“Dasar bedebah... Dia bedebah berhati dingin. Apa Dia tidak sadar bahwa ini salahnya?” ucap Yoo Ri marah

“Sebenarnya, ini bukan salahnya. Dia sering memperingatkan bahwa Lee Rang akan terluka jika dia terlibat dengan Imoogi.” Jelas Shin Joo

“Kau memihak siapa?” keluh Yoo Ri dan mencoba menyadarkan Lee Rang.

Su Ho masuk ke kamar bertanya apakah Lee Rang sakit. Yoo Ri yang esal menyuruh Su Ho agar keluar saja.  Shin Joo pun mengajak Su Ho keluar dari kamar. Su Hob berbisik bertanya apaka ia guminho juga,

“Siapa yang memberitahumu?” tanya Shin Joo kaget.  Su Ho tahu kalau Rang adalah adik dari pria yang tadi dan Pria yang tadi adalah humiho.



Yeon duduk diam didalam rumahnya menatap tanaman celepukan dan teringat dengan ucapan Yoo Ri “Nyawa Lee Rang dipertaruhkan. Tidak bisakah kita memakainya? Berikan kepadaku!” 


Sementara di rumah, Yoo Ri mencoba menganti perban Lee Rang dan kebingungunan mencari antiseptik. Su Ho datang memberikan botolnya, Yoo Ri mengeluh Su Ho itu tukang pamer dan mencoba mengobati langsung.

Su Ho memberitahu kalau Bukan begitu caranya. Yoo Ri pikir Su Ho itu tak tahu apa-apa. Tapi Su Ho bisa menganti perban. Yoo Ri heran dengan Su Ho yang bisa melakukan walaupun masih kecil

“Saat ayah tiriku memukul ibuku, ibuku terluka. Jadi, aku selalu melakukan ini kepadanya.” Ucap Su Ho

“Benarkah? Kalau begitu, terus lakukan. Jika sesuatu terjadi padanya, habislah kau.” Kata Yoo Ri lalu berjalan pergi. Su ho pun bertanya Yoo Ri mau kemana. 


Yoo Ri pergi ke rumah Yeon dan melihat tanaman celepukan dan langsung memetikya. Ia pun mengemudikan dengan cepat kalau akan menyelamatkan Rang, tapi satu persatu mereka seperti hangus terbakar. Yoo Ri panik ingin segera memberikan pada Rang tapi saat dirumah semua menghilang.


“Maafkan aku... Seharusnya aku menghentikan Yu-ri.” Ucap Shin Joo tertunduk saat bertemu dengan Lee Yeon

“Setelah dia bersusah payah mencurinya, ceplukannya layu?” kata Yeon. Shin Joo membenarkan.

“Bagaimana keadaan Rang?”tanya Yeon. Shin Joo memberitahu kalau Kondisinya belum membaik.

“Awasi si pencuri ceplukan. Dia mungkin akan mendapat masalah besar.” Kata Yeon. Shin Joo pun tertunduk meminta maaf.

“Kau mau aku membawa sisa ceplukannya ke Sungai Styx?” tanya Shin Joo. Yeon menjawab tidak. Shin Joo ingin tahu apa.

“Belum... Aku juga bermain tangkap ekor.” Kata Yeon saat itu terdengar suara bel rumahnya.


Tuan Kwon datang dengan wajah lesu dan panik. Yeon berkomentar Tuan Kwon seperti menjalani dua hari bagaikan 12 tahun. Tuan Kwon mengaku tidak tahu harus ke mana untuk lari darinya dan sudah hampir mati. Yeon pikir kalau Tuan Kwon pantas mendapatkannya.

“Aku juga akan membunuhmu jika kau tangan kananku dan menghilang setelah membuat masalah.” Ucap Yeon 


“Tolong aku. Aku akan melakukan apa pun yang kau inginkan... Ceplukan... Tunggu. Ceplukanku.” Ucap Tuan Kwon mendekati.

“Jangan coba-coba.” Kata Yeon memperingat. Tuan Kwon pun meminta Yeon agar megatakan yang dinginkanya.

“Bantu aku menangkap Imoogi. Informasi yang kau miliki akan menentukan jumlah ceplukan.”kata Yeon

“Aku akan memberitahumu semuanya.” Ucap Tuan Kwon. Tapi Yeon pikir bagaimana bisa memercayainya.

“Aku mengawasimu seharian saat menyamar sebagai Rang dan kau terlahir sebagai penipu.” Kata Yeon

“Aku paham kau tidak bisa memercayaiku. Aku pun akan seperti itu. Tapi aku melakukannya bukan karena ingin.” Kata Tuan Kwon. Yeon pikir Sudah terlambat.

“Aku ingin hidup... Aku hanya ingin hidup. Aku memohon ampun kepadanya, tapi aku juga manusia. Dahulu aku manusia biasa. Aku kehilangan keluargaku karena berandal itu. Aku ingin membalas dendam jika bisa. Jika ada kesempatan, aku ingin memulai hidup baru.” Ucap Tuan Kwon menangis tersedu-sedu


“Sudahlah... Angkat kepalamu.” Kata Yeon menenangkanya dan langsung menampar Tuan Kwon lalu mengambil pistol yang disembunyikan.

“Kau pikir menangis dengan benda ini membuatmu terlihat bisa diandalkan? Kau bahkan menaruh evening primroses di makam.” Ucap Yeon. Tuan Kwon tak percaya Yeon bisa mengetahuinya.

“Manusia tidak mudah berubah. Kau lebih pintar dari kelihatannya. Tapi kau tidak bisa membunuhku dengan ini.” Kata Yeon.

“Pistol itu tidak berpeluru. Aku hanya ingin memastikan apa roh gunung yang terkenal cukup bodoh untuk memercayai air mataku. Aku tidak bisa membiarkan orang bodoh mengendalikan nyawaku.”kata Tuan Kwon

“Kurasa akhirnya kita sepemikiran.” Kata Yeon dengan senyuman lebar. 


Di ruangan, Jae Hwan membahas Soal catatan Imoogi di komputernya tentang Imoogi dan Jaru. Ia pikir kalau sejak yang paling terkenal, legenda Gua Gimnyeong di Pulau Jeju, semuanya menunjukkan pola yang sama.

“Mereka dari wilayah yang berbeda dan terbentuk di waktu berbeda, tapi mereka memiliki akhir yang tragis.” Kata Jae Hwan. Sae Rom pikir itu benar

“Seorang wanita cantik menjadi kurban, pahlawan muncul dari suatu tempat dan akhirnya mengalahkan Imoogi. Tapi ini bukan akhir yang bahagia. Protagonis dari legenda Gua Gimnyeong membunuh Imoogi dengan pedang, tapi kemudian dibunuh oleh Imoogi yang mati. Imoogi sudah jelas dibunuh, tapi tidak mati.” Kata Sae Rom

“Mungkin ada lebih dari satu Imoogi.... Mungkin memang ada dua Imoogi.” Kata Jae Hwan. Saat itu Immogi mulai masuk ke gedung TV. 



Tuan Kwon tak percaya Yeon yang ingin melawan Imoogi. Yeon ingin tahu pendapat Tuan Kwon karena Jika suka jawabannya akan memberikan semuanya. Tuan Kwon mengaku Hanya i yang tahu soal ini kalau Dukun wanita di pulau bilang, Imoogi tidak pernah mati tapi hanya tidur.

“Aku sudah tahu itu.” Kata Yeon. Tuan Kwon membeirtahu Masalahnya adalah cara menidurkannya

“Sama seperti kau membangunkannya. Apa Kau tidak ingat sumur tempat dia bangun?” ucap Tuan Kwon

“Aku tidak mengerti. Apa Aku harus kembalikan dia ke sumur?” tanya Yeon. Tuan Kwon memberitahu Di mana pun ada air

“Yang penting adalah bahannya. Tubuh manusia dan darah kurban. Serta kekuatan makhluk yang mendekati dewa.” Ucap Tuan Kwon

“Roh gunung. Kekuatanku.” Ucap Yeon. Tuan Kwon pikir Yeon bahan terakhir untuk membangunkannya.



Di ruangan, Sae Rom mengeluh kalau Ada banyak catatan tentang melawan Imoogi, tapi tidak disebutkan apa yang mereka pakai untuk menyerang. Jae Hwan memberitahu kalau menemukan sesuatu. Sae  Rom ingin tahu apa sambil mengeser kursinya.

“Lihat ini. Kisah tentang ular dari Ulso... Dia sangat membenci darah kuda.. Protagonis dalam kisah ini melawan Imoogi yang hidup di rawa setelah membalurkan darah kuda di tubuhnya. Tampaknya Imoogi benci darah kuda.” Ucap Jae Hwan.

“Luar biasa. Kirimkan ini kepadanya sekarang.” Kata Sae Rom. Jae Hwan pun mengetik pada ponselnya

“Nona Kim. Aku harus menambahkan emotikon atau tidak? Bagaimana menurutmu?” tanya Jae Hwan tapi Sae Rom hanya diam saja dan Saat itu Mereka sama-sama melihat Immogi ada didepanya dan Jae Hwan bisa mengirimkan pesan dari Yeon. 


Yeon merasa kalau Ini tidak sulit dibutuhkan hanya tiga bahan dan air.Tuan Kwon pikir  Masalahnya, dia tidak akan membiarkan Yeon  melakukan itu hingga  bisa menidurkannya. Yeon lalu menerima pesan dari Jae Hwan.

[Imoogi benci darah kuda Dia membalurkan darah kuda ke tubuhnya, Studi tentang Imoogi, Studi tentang Monster Tradisional Korea, Imoogi]

“Aku akan membuatnya membiarkanku melakukan itu. Omong-omong...” ucap Yeon mencengkeram tubuh Tuan Kwon. Tuan Kwon terlihat bingung.

“Aku butuh tubuh manusia.” kata Yeon. Tuan Kwon ketakutan. 


Yeon menelp Tuan Hyun,  kalau meminta agar mengambil pot ceplukan. Tuan Hyun melirik istrinya dan berkata pada Yeon kalau akan mengurusnya lalu meminta agar berhati-hatilah. Nenek Yeon pun ingin tahu apa yang dikatakan Yeon.

“Dia bilang bisa menangkap Imoogi. Tampaknya dia menipu anak buah Imoogi dan mendapat informasi. Aku akan mengambil ceplukan.” Ucap Tuan Hyun. Nenek Yeon langsung berkata Tidak boleh.

“Apa maksudmu tidak boleh? Dia tidak boleh memiliki ceplukan.” Kata Tuan Hyun

“”Maksudku Yeon... Yeon tidak bisa menangkap Imoogi.” Kata Nenek Yeon. Tuan Yeon tak mengerti.

“Karena dia Lee Yeon... Lee Yeon yang kita kenal tidak akan bisa melakukan itu.” Kata Nenek Yeon. 



Yeon menatap Rang dan mengingat saat dihutan. Yeon meminta Rang Tenang dan pikirkanlah Apa yang paling ditakuti. Yeon mengaku Hal yang paling ditakuti adalah ditelantarkan dan ibunya yang  menelantarkannya Begitu juga Yeon

“Aku tidak akan pernah menelantarkanmu. Aku pasti akan menyelamatkanmu. Aku akan menangkap Imoogi.” Ucap Yeon mengelus kepaal adiknya. 



Diatas gedung, Jae Hwan dan Sae Rom seperti sudah dihipnotis dengan tatapan kosong dan Immogi sengaja memperlihatkan dengan video call. Ji A berteriak histeris memanggil keduanya. Immogi memberitahu kalau Ji A membuang waktunya karena mereka berdua terhipnotis.

“Jika kau menyentuh mereka, aku akan membunuhmu.” Kata Ji A mengancam,

“Mau berkencan denganku? Mungkin aku melepaskan mereka.” Kata Immogi. Ji A kaget mendengarnya.

“Pakailah baju yang kupilihkan untukmu.” Kata Immogi lalu menutup telpnya. Ji A berteriak marah dan ibunya tiba-tiba masuk

“Ji-ah. Ini ada di depan pintu... Ini dikirim untukmu.” Ucap Ibunya. Ji A meliha setelan hitam yang diberikan Immogi. 



Ji A akhirnya sudah memakai setelah hitam dan masuk ke sebuah restoran, lalu berhenti melangkah.

Flash Back

Ji A bertanya pada Yeon apa yang akan dilakukan menurutnya karena dirinya Nona Kim dan Jae-hwan dan berpikir untuk menelepon polisi. Yeon menenangkan Ji A kalau Mereka pasti aman dan akan mencari mereka.

“Aku sudah meminta Shin-ju mengikuti bau tubuh mereka. Kau tidak perlu menemuinya hari ini.” Ucap Yeon

“Tidak... Aku akan pergi... Aku ingin menemuinya. Mari menangkap dia hari ini” ucap Ji A yakin. 


Ji A berani menemui Imoogi yang sudah menunggunya. Immogi memuji Ji A cocok memakainya mulai Baju , kalung, semuanya. Ji A pikir Immogi Mulai sekarang, tulislah mendandani boneka alih-alih membaca sebagai hobi di resumenya.

“Aku sangat suka ekspresi wajahmu saat mengatakan hal seperti itu.” Ucap Immogi. Ji A mengajak agar makan saja.

“Aku merindukanmu.” Kata Immogi. Ji A kesal memberitahu kalau Konon, anjing tidak boleh diganggu saat makan.

“Aku ingin kau sedikit lebih baik kepadaku. Aku cukup mengucapkan satu kata agar mereka benar-benar terjun.” Kata Immogi. Ji A ingin tahu alasan kenapa harus dirinya.

“Kupikir kau bisa menemukan hal yang sangat kuinginkan.” Ucap Immogi. Ji A bingung Hal yang sangat diinginkan

“Hanya aku yang tidak memilikinya. Mungkin sesuatu yang hilang saat aku lahir. Dahulu, putra kesembilan keluarga kerajaan yang terkenal di Silla lahir. Bayi yang baru lahir itu bahkan tidak menangis, tapi ibunya menangis sedih.” Ucap Immogi

“Lengan dan kaki bayi itu menyusut seperti ular yang cacat, dan bayi itu monster yang tidak memiliki mata, telinga, atau bahkan suara yang bisa didengar.” Cerita Immogi

“Apa yang terjadi pada anak itu?” tanya Ji A. Immogi memberitahu Sang ayah yang bangsawan berusaha menyingkirkan anak mengerikan itu dengan tangannya sendiri, tapi dukun bayi menghentikannya.

“Mereka bilang dia mungkin akan dikutuk. Berkat itu, anak itu tumbuh di dalam peti yang indah. Selain dukun bayi yang memberi makan anak itu, tidak ada yang menemuinya. Bahkan orang tua atau saudaranya. Anak yang tidak menangis terlupakan.” Ungkap Immogi

“Kau manusia... Kau bukan monster. Kau juga manusia.” ucap Ji A

“Anak itu dilempar ke gua bersama orang yang kena wabah. Lalu, dia dimakan.” Kata Immogi. 




Nyonya Bok membawakan seember berwarna merah. Yeon pun memastikan kalau ini darah kuda. Nyonya Bok membenarkan. Yeon pun langsung mencelupkan tanganya.

“Setelah waktu berlalu, ular putih keluar dari gua yang menjadi kuburan bagi mereka yang terkena wabah. Orang menyebutnya Imoogi dan menganggapnya mengerikan. Cerita semacam itu.” Ucap Immogi

“Aku tahu jawabannya. Hal yang sangat kau inginkan. Kau ingin hati seseorang.” Ucap Ji A

“Apa Mau mencarinya untukku?” ucap Immogi. Ji A bertanya  Bagaimana jika tidak mau

“Aku akan membunuh. Aku akan membunuh Lee Yeon, lalu aku akan membunuh orang yang paling kau pedulikan, lalu aku akan membunuhmu.” Setelah itu, akan ada wabah di seluruh dunia. Dengan begitu, tidak akan ada yang bahagia.”Kata Immogi. 



Di atas gedung, Jae Hwan dan Sae Rom masih terkena hipnotis. Shin Joo mencoba mencari tahu dari sandal yang dipakai Sae Rom. Ia bisa mencium keduanya keluar dari gedung.

***

Immogi dan Ji A berjalan bersama, Immogi pikir Udara malam terasa segar. Ji A membenarkan dengan terus melirik ke arah lain. Immogi pikir Ji A menunggu seseorang. Ji A mengaku tidak. Immogi pikir sepertinya  tidak mendapat jawaban yaitu Hati Ji A.

“Maaf, tapi hatiku tidak tersisa... Aku mengambil hati terakhirku dan memberikan semuanya kepada Lee Yeon.” Ucap Ji A

“Apa arti Lee Yeon bagimu? Katakan.” Ucap Immogi dan akan menyentuk kepala Ji A. Yeon datang langsung menahanya. 


“Beraninya kau menyentuhnya. Aku harus menghentikannya.” Ucap Yeon.

“Ini bukan saatnya kau menyela. Kami sedang berkencan.” Kata Immogi

“Kau bisa melanjutkan kencanmu denganku.”ucap Yeon. Immogi mengeluh kalau tidak suka Ji A melanggar janjinya.


Immogi berbicara di telp ” Aku ingin terbang.” Jae Hwan dan Sae Rom sudah siap melangkah tapi Shin Joo akhirnya berhasil menarik keduanya. Ji A berkomentar Sepertinya mereka tidak bisa terbang. Immogi terlihat kesal. Yeon akhirnya mendorong Immogi dan langsung mencekik lehernya.

“Menurut tradisi, Imoogi lebih cocok di air daripada di tanah.” Ucap Yeon. Immogi panik tak bisa bergerak diair dan tubuhnya panas.

“Ini darah kuda. Aku mengeluarkan uang untuk mencari tahu kelemahanmu.” Ucap Yeon

“Ini darahku. Kencan kita berakhir di sini.”kata Ji A meneteskan darahnya. Yeon pun akan membunuh Immogi. 


“Bukan itu, Yeon. Bukan dia.” Teriak Nenek Yeon yang bisa merasakanya. Tapi Yeon bingung karena Immogi tak bisa dibunuh.

“Apa yang salah?” kata Yeon bingung. Immogi memberitahu Yeon memilih orang yang salah.

“Aku bukan tubuh utama Imoogi yang kau cari.” Kata Immogi. Yeon bingung dan tiba-tiba Ji A berteriak kesakitan. 

Ji A  berteriak Panas sekali dan merasakan Seluruh tubuhnya terbakar. Yeon akhirnya menghampiri Ji A memastikan apakan terasa sakit. Ji A mengaku Ini terlalu panas. Yeon pu memeluk Ji A kalau tak apa-apa dan akan segera membaik.

“Apa Kau sudah baik-baik saja? Coba Lihat aku.” Ucap Yeon melihat Ji A tak meraskan sakit.

“Lama tidak bertemu, Lee Yeon... Wanita ini milikku.” Ucap Immogi yang sudah rasuki tubuh Ji A.

“Keluar dari tubuh itu!” teriak Lee Yeon marah.

Bersambung ke episode 13


Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar