PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 13 November 2015

Sinopsis She Was Pretty Episode 16 Part 1

Hye Jin kecil berdiri didepan kesal menceritakan citanya ingin menjadi penulis cerita anak-anak yang bisa membuat orang bahagia, dan dengan cerita yang menarik, dimana semua orang bisa jadi pemeran utama, semua teman kelasnya memberikan tepuk tangan dengan meriah.
“Saat kita masih muda, banyak yang bertanya,Apa cita-citamu?Tapi setelah dewasa, orang yang menanyakan hal itu semakin berkurang.”
Hye Jin mulai menjadi pelayan di bar dan pulang menaiki bus dengan mulut menganga karena terlalu lelah berkerja.
“Terus mendekap impian sampai dewasa tidaklah mudah. Dalam kenyataannya, impian itu sangat sulit digapai, dan semakin menghilang,sampai akhirnya kita lupa seperti apa mimpi kita dulu.”
Hye Jin mengambil buku pemberian dari Penulis Lee dan mengingat tawaran menjadi penulis dongeng seperti cita-citanya dulu.
“Meski begitu, sebelum aku benar-benar lupa,Syukurlah, ada yang mengingatkan mimpiku lagi.”

Hye Jin membawa kardus berisi barang-barangnya, Tim management terlihat sedih dengan kepergiaan Hye Jin, Kepala Bong juga mengucapkan selamat tinggal pada Hye Jin dan mengaku akan merindukannya. Hye Jin pun mengucapkan terimakasih dengan wajah bangga, setelah itu meninggalkan semua timnya.
Setelah Hye Jin pergi, semua seperti tak peduli buru-buru mencari makan siang karena sudah mulai lapar. Hye Jin keluar dari kantor menatap gedung yang beberapa bulan ini menjadinya banyak cerita didalamnya, lalu berjalan meninggalkannya. 

Hye Jin datang kerumah Sung Joon langsung mengajaknya menikah. Sung Joon menjerit mendengarnya. Hye Jin pun sudah menyiapkan cincin yang langsung dipasang pada jarinya sendiri dan memasangkan untuk Sung Joon juga.
“Aku sedang melamarmu saat ini, tapi kita tak harus melakukannya sekarang...” ucap Hye Jin terbata-bata karena takut keputusannya di tolak.
“Kau minta waktu satu tahun, kan?” kata Sung Joon, Hye Jin terlihat terkejut karena Sung Joon bisa mengetahui rencananya. 

Hye Jin berjanji akan main-main kerumah, Ha Ri pun berjanji akan mendatangi Hye Jin. Sung Joon menunggu keduanya yang berpamitan, Keduanya saling berpelukan. Ha Ri berpesan agar Hye Jin berkerja dengan rajin, Hye Jin berjanji akan berkerja dengan rajin dan Sung Joon memberikan kecupan dikeningnya sebelum meninggalkan Hye Jin.
“Jadi, aku tinggal disini dan sekali lagi kuputuskan untuk mengejar mimpiku.”

Hye Jin masuk ke dalam ruangan dengan banyak penulis yang sedang berdiskusi dengan penuh semangat, Penulis Lee dan lainnya terlihat terkejut melihat kedatangan Hye Jin yang memutuskan untuk bergabung dengan kelompok untuk membuat buku dongeng. Seorang penulis berkomentar julukan penulis termuda tak lagi padanya tapi pada Hye Jin. Terlihat wajah Hye Jin benar-benar sumringah melihat impiannya selama ini bisa dicapainya. 

Semua penulis membahas tentang cerita “Petualangan Chadol” supaya lebih menyenangkan. Hye Jin menyarankan dari pada memiliki kotak permintaan lebih baik mereka membuatnya bisa terbang dengan kotak itu. Penulis Lee setuju dengan begiu pertualangan bisa lebih luar.
Penulis lain juga setuju karena kalau punya kotak seperti itu pasti ingin bisa terbang dan yang lainnya mengusulkan untuk membuat mantra juga, Penulis Lee memikirkan mantra apa yang cocok untuk anak-anak. Semua yang ada didalam ruangan terlihat sangat bahagia, begitu juga Hye Jin. 

Sung Joon menelp Hye Jin bertanya apakah ia sedang berkerja, Hye Jin menceritakan dengan penuh semangat tempatnya itu sangat menyenangkan dengan penulis yang baik dan  membuat cerita bersama sangat menyenangkan.
“Kau bagaimana, Apa sudah menyelesaikan semuanya?” tanya Hye Jin.
“Aku mau rapat dengan tempat kerja baru, karena terlalu banyak telpon penuh cinta dari mana-mana aku jadi kesusahan.” goda Sung Joon, Hye Jin terlihat tersipu malu mendengarnya. 

Hari berganti hari [November, 2015. Kebahagiaan tergantung diri sendiri.] dan [Desember, 2015. Kesuksesan bukanlah akhir.]
Sung Joon duduk didepan laptopnya memanggil Hye Jin untuk cepat karna sudah sangat lapar. Hye Jin meminta maaf karena harus mencari minyak wijen, lalu keduanya sama-sama makan bersama lewat webcam. Sung Joon melihat Hye Jin yang makan bibimbap langsung meneteskan air liurnya.
“Sepertinya enak. Aku minta sesuap.” kata Sung Joon, Hye Jin menyuapinya dan Sung Joon berpura-pura sudah memakannya dengan berkomentar bibimbapnya sangat enak.
“Sung Joon....Sepertinya kau jadi gila.” komentar Hye Jin yang melihat kelakukan pacarnya
“Ah.. Benarkah... Aku gila karena merindukanmu. Masih 11 bulan lagi baru kita bisa bertemu, kan?” jerit Sung Joon lalu berbaring lemas di sofa. Hye Jin juga seperti tak bisa menahan rasa kangennya. 

[Januari, 2016. Hidup adalah pelajaran panjang untuk kerendahan hati]
Sung Joon mengunakan handsfreenya menelp Hye Jin bertanya apakah ia baru selesai kerja. Hye Jin membenarkan lalu bertanya apakah Sung Joon akan berangkat kerja. Sung Joon membenarkan lalu menceritakan salju sangat tebal yang membuat jalanan macet dan bertanya balik apakah dikorea tak turun salju.
Hye Jin yang kelelahan sudah tertidur pulas dengan ponsel ditanganya. Sung Joon memanggil Hye Jin tapi yang terdengar bunyi dengkuran, dengan senyuman berharap supaya pacarnya bisa tidur dengan nyenyak dan juga sangat merindukannya. 

[Februari, 2016. Kejujuran itu sederhana.] dan [Maret, 2016. Cinta akan menemukan jalan.]
Seseorang membaca majalah Most berkomentar Semua orang pasti berusaha keras menulis artikel yang membuatnya kagum, terdengar panggilan nomor urut 140, Hye Jin berteriak menurunkan majalahnya dengan rambutnya kembali keriting.
Ia berjalan menghitung semua tabunganya yang jumlahnya 80,000,000 (Won), dengan wajah bahagia merasa sudah cukup untuk sebuah hadiah. Sung Joon menelpnya dengan suara serak lalu batuk. Hye Jin panik mendengar suara batuk lalu menanyakan apakah sudah minum obat. Sung Joon mengaku tak parah jadi tak perlu obat karena akan segera sembuh.
Hye Jin mengomel karena Sung Joon yang lupa mengisi kulkas dan menyuruhnya untuk beli makan dan Jangan lupa makan buah, lalu mengeluh karena tak bisa didekatnya. Sung Joo mengatakan sakitnya tak terlalu parah lalu menutup telpnya. Ponsel Hye Jin kembali berbunyi lalu dengan wajah sumringah langsung mengayuh sepedanya. 

Hye Jin berteriak gembira mengayuh sepedanya, Penulis Lee yang sedang berjalan bertanya mau kemana, Hye Jin mengatakan ada yang akan datang dan segera kembali. Ha Ri duduk dengan wajah serius belajar, Hye Jin berteriak memanggilnya tapi Ha Ri tak menyambutnya masih tetap serius.
Akhirnya Hye Jin berusaha untuk mengagetkanya, tapi Ha Ri tetap tak bergeming masih serius belajar. Hye Jin pindah ke sisi kiri supaya Ha Ri sadar dengan kedatanganya, tetap saja Ha Ri terus serius belajar. Hye Jin sedikit kesal mulai menjulurkan lidahnya, sampai akhirnya Ha Ri yang membuat kaget Hye Jin. 

Hye Jin menjerit kaget lalu duduk didepan Ha Ri berkomentar temanya itu terlalu keras belajar. Ha Ri menyuruh Hye Jin tak perlu menghentikan karena sangat ingin mendapatkan beasiswa. Hye Jin merasa tak akan menghentikanya karena mendukung temanya untuk mendapatkanya.
“Bagaimana kau bisa disini? Hari ini kuliahmu sampai malam.” tanya Hye Jin
“Aku bolos untuk menemuimu.” akui Ha Ri bangga lalu mendengar ponselnya berdering.
Ha Ri marah-marah menyuruh seseorang tak menghubunginya lagi, terdengar suara dari seberang “Aku mencintaimu, noona” Ha Ri menjerit mengancam akan membunuhnya kalau pria itu menelpnya dan menutupinya.
“Anak jaman sekarang aneh sekali, Mereka tak pernah mau dengar.” keluh Ha Ri, Hye Jin pun bertanya siapa yang menelpnya.
“Seseorang. Mahasiswa yang terus mengikutiku. Umur 22 tahun.” cerita Ha Ri
“Wow! Jadi ada hal yang menyenangkan begitu dikampus. Pasti kuliahmu menyenangkan” ejek Hye Jin
Ha Ri menyuruh temanya menutup mulut dan mencari makan, Hye Jin makin mengodanya dengan menyanyi Noona, karena kau wanitaku, Aku akan memanggilmu "kau". Tak peduli orang bilang apa Ha Ri menjerit dan mengejar Hye Jin yang terus mengodanya. 

Keduanya makan direstoran, Ha Ri melihat rambut Hye Jin yang tak diluruskan lagi. Hye Jin sadar rambutnya seperti dulu setelah tinggal di tempat kerjanya sekarang dan membiarkanya saja. Ha Ri melihat Hye Jin seperti sangat cocok dan sangat senang dengan tempat kerjanya sekarang. Hye Jin menanyakan alasan Ha Ri mengatakan itu.
“Kau kelihatan damai, kalau Tahu begini, harusnya kau lakukan yang kau inginkan dari dulu.” komentar Ha Ri
“Kalau tak kerja di THE MOST, aku tak mungkin bisa kemari. Sebelumnya Aku bertemu penulis Lee karena THE MOST. Pertemuan itu memberiku kesempatan untuk bermimpi lagi. Dimana, bagaimana, dan berapa lama aku harus tinggal di suatu tempat, Pertemuan itu mengajariku hal itu.” cerita Hye Jin bangga,
“Aku merasa kagum.” ungkap Ha Ri 

Hye Jin mengambil kimchi lobak didepannya lalu merasa kalau semuanya benar, Ha Ri binggung dengan ucapan temanya.
Flash Back
Hye Jin yang baru melihat Shin Hyuk mengomel karena sangat tega pergi tanpa pamit sepatah katapun, Shin Hyuk pikir dengan cara seperti ini menemuinya. Hye Jin yang merasa khawatir menanyakan dimana shin Hyuk tinggal, apakah makan dengan teratur, Shin Hyuk langsung menarik dan memeluknya.
“Tak mungkin setiap hari, karena wapimred bisa marah,tapi tiap kau lihat acar lobak, tolong pikirkan aku.” bisik Shin Hyuk, Hye Jin tersenyum mendengar pesan dari temanya lalu menatap Shin Hyuk yang pergi berjalan meninggalkanya. 

Hye Jin mengatakan acar lobak itu membuat memikirkanya, Ha Ri terlihat makin binggung dengan ucapan temanya. Hye Jin tak menceritakan kejadian sebenarnya tapi mengakui kalau tiba-tiba kepikiran dengan reporter bodoh itu. Ha Ri teringat dengan penghuni kamar 2024.
“Bagaimana kabarnya? Melihat kepribadiannya, dia akan baik-baik saja meski hidup di pulau terpencil, kan?” komentar Ha Ri, Hye Jin setuju dengan hal itu lalu kembali makan. 

Ha Ri mengantar Hye Jin sampai ditempat kerjanya, lalu Hye Jin menelp Sung Joon tapi ponselnya tak aktif, wajah Hye Jin binggung karena ponsel Sung Joon mati padahal selama ini Sung Joon tak pernah mematikan Hpnya, dengan pikiran positif kalau ponsel Sung Joon baterainya habis.
Ia kembali ke kamar mencoba menelp Sung Joon dengan webcam, tapi tak tersambung dan berusaha menelp kembali tetap saja belum aktif. Hye Jin berpikir sebelumnya Sung Joon sedang demam mungkin ketiduran setelah minum obat.
Akhirnya ia mengirimkan pesan “Kenapa kau tak bisa dihubungi? Kau tidur? Sakitmu tak tambah kan?” dimalam hari Hye Jin gelisah karena pesannya tak dibalas oleh Sung Jon. 

Di pagi hari, Hye Jin terbangun dari tidurnya langsung mengecek ponselnya tetap saja belum ada balasan dan tak bisa dihubunginya. Di meja makan semua penulis saling mengobrol cuaca hari ini akan turun hujan. Penulis Lee melihat Hye Jin yang tertunduk sedih dan memanggilnya.
Hye Jin tetap saja melamun tak memakan nasinya, Penulis Lee kembali memanggilnya. Hye Jin pun tersadar kalau semua nasinya berantakan. Penulis Lee bertanya Hye Jin yang melamun seperti mengkhawatirkan sesuatu. Hye Jin menutupinya dengan mengatakan tak ada apa-apa. 

Setelah itu semua kembali berkerja menuliskan cerita dongeng, Hye Jin diam-diam mencoba menelp Sung Joon tapi belum juga aktif, padahal selama ini selalu saja bisa dihubungi.
“Jangan-jangan, terjadi sesuatu?.... Ah...Tidak! Memangnya apa yang terjadi? Dia pasti sedang sibuk.” gumam Hye  Jin mencoba berpikir positif.
Penulis Lee kembali memanggil Hye Jin beberapa kali sampai akhirnya Hye Jin tersadar dengan panggilanya, dengan wajah khawatir menanyakan apakah ada sesuatu. Hye Jin menutupinya dengan mengatakan tidak. Penulis Lee meminta Hye Jin pergi ke bagian Art karena Mereka bilang ilustrasi untuk cerita yang mereka buat sudah selesai.
Hye Jin mengerti langsung membawa jaketnya, Penulis Lee bertanya Hye Jin mau pergi kemana, memberitahu bahwa pintunya ada disebelah kiri. Hye Jin pun sadar kalau ia berjalan kearah kanan. Penulis Lee tahu Hye Jin tak bisa menghubungi pacarnya karena seharian hanya melihat ponselnya terus, Penulis lainnya melihat Hubungan jarak jauh memang sulit dan keudanya sudah mulai kesulitan.

Hye Jin baru selesai dari bagian Art dengan hujan yang cukup deras dan kembali menatap ponselnya karena Sung Joon belum juga menghubunginya. Dengan wajah khawatir bertanya-tanya apa sebenarnya yang terjadi dan berpikir kalau tak terjadi apa-apa.
“Apa sakitnya tambah parah? Bagaimana kalau suhu tubuhny....Bagaimana kalau dia pingsan berhari-hari tanpa ada yang tahu karena HPnya mati...!” gumam Hye Jin membayangkan tergeletak di lantai dengan ponsel didekat tanganya.
“Berhenti mikir yang tidak-tidak, Kim Hye Jin! Dia pasti cuma sedang sibuk.” tegas Hye Jin mencoba menghilangkan pikiran buruknya.
“Bagaimana kalau dia nyetir sendiri saat hujan turun dan membuatnya ingat kecelakaan masa lalu?” gumam Hye Jin kembali dengan gambaran Sung Joon yang tak bisa bernafas saat menyetir mobil dalam hujan.
“Berhenti mikir yang aneh-aneh, Kim Hye Jin! Sung Joon sudah bisa mengatasi traumanya!” jerit Hye Jin menyadarkan pikiranya. 

Hye Jin pun mencoba menelp dan kali ini berdering, wajahnya langsung bahagia. Sung Joon pun mengangkatnya, Hye Jin langsung menanyakan pertanyaan dengan wajah khawatir takut Sung Joon sakit. Sung Joon mengatakan baik-baik saja.
“Lalu kenapa tak angkat telponku? Kau tahu betapa khawatirnya aku?” jerit Hye Jin
“Sweater pink mu cantik. Cocok sekali.” komentar Sung Joon, Hye Jin ingin menceritakan dimana membelinya lalu menyadari darimana Sung Joon bisa tahu ia mengunakan Sweater Pink.
“Karena aku sedang melihatmu.” ucap Sung Joon sudah berdiri disebarang jembatan.
Hye Jin melonggo lalu berlari menghampiri Sung Joon, wajah Sung Joon khawatir melihat Hye Jin yang meninggalkan payungnya padahal sedang hujan. Hye Jin langsung meloncat memeluk Sung Joon yang tak memberitahu akan datang bahkan tak mengangkat telpnya, jadi membuatnya berpikir aneh-aneh.
Sung Joon tersenyum karena ingin mengagetkan pacarnya, Hye Jin memeluk erat Sung Joon karena merindukanya. Sung Joon pikir dirinya lebih merindukanya bahwa sampai mau mati karena sangat ingin melihatnya, lalu menatap wajah Hye Jin, setelah itu merasa bisa hidup sekarang. Hye Jin tersenyum kembali memeluk Sung Joon. 

Sung Joon memegang tangan Hye Jin yang mengunakan cincin mereka berdua, Hye Jin bertanya alasan Sung Joon yang tiba-tiba datang. Sung Joon mengaku rasanya ingin mati karena rindu, lalu melihat tangan pacarnya yang sudah berkerja keras.
“Ah...Serius! Kau sedang liburan?” tanya Hye Jin
“Tidak. Aku menetap dan sudah mengurus rumah, mobil, dan perusahaan. ,,Aku pikir aku sanggup, ternyata tak sanggup menunggu satu tahun. Aku tak sanggup berpisah denganmu.Sebelumnya Aku bilang akan menunggumu, tapi ternyata aku tak sanggup. Aku tak sanggup. Lebih baik aku menunggu disini sampai proyekmu selesai.” jelas Sung Joon.

“Lalu, pekerjaanmu bagaimana?” tanya Hye Jin khwatir
“Kau yang harus bekerja.”kata Sung Joon
Hye Jin kaget dengan wajah panik langsung mengeluarkan ponselnya, yang pertama dikurangi adalah pengeluaran biaya hidup, Sung Joon bertanya apa yang dilakukanya. Hye Jin meminta Sung Joon menunggu sebentar karena harus menghitung biaya hidup mereka berdua.
Sung Joon tersenyum melihatnya, Hye Jin bertanya lagi apa yang perlu dikuranginya, Sung Joon mengejek Hye Jin yang tak bisa diajak bercanda, memberitahu kalau sudah mendapatkan rumah dan pekerjaan baru, Hye Jin bertanya dimana tempatnya. 


Nyonya Park menyapa semua timya memberitahu kalau Seseorang yang akan menggantikannya sebagai Pimred baru THE MOST Korea. Sung Joon tersenyum menyapa semua tim dengan memperkenalkan diri sebagai pimred baru. Semua terlihat bahagia dan beberapa anak magang juga senang melihat Sung Joon yang tampan.
Joo Young melihat Sung Joon yang sudah kembali dari Amerika, Semua memberikan tepuk tangan sebagai penyambutan Sung Joon yang datang. Joon Woo lalu bertanya nasib Nyonya Kim setelah tak jadi pimred. 
Poong Ho dengan kumis yang sudah dicukur memberitahu bibinya akan menikah.Semua langsung menjerit tak percaya, Sung Joon tak bisa lagi menahan tawanya. Nyonya Kim terlihat malu-malu mengakuinya karena kejadian itu begitu tiba-tiba, lalu tertawa terbahak-batak. Han Sul penasaran siapa pria yang akan dinikahi Nyonya Kim. 

Seorang pria italia membawakan sekuntum bunga dan memanggil Nyonya Kim penuh dengan rasa cinta. Nyonya Kim langsung berlari menghampiri pria yang bernama Dario.
Poong Ho menceritaka pada semua tim, dengan bertanya apakah mereka tahu tentang Dario, Ah Reum mengenal Dario adalah Model Itali yang pernah jadi model mereka sebelumnya.
“Dia adalah kekasihnya yang 15 tahun lebih muda.” cerita Poong Ho, Semua menjerit tak percaya
“Dia bilang bibi adalah wanita tercantik yang pernah dia temui dalam hidupnya.”jelas Poong Ho
Dario mengangkat Nyonya Kim dan memutarnya, lalu seperti menurunkan dengan setengah badan seperti berdansa. Nyonya Kim menjerit karena punggungnya terasa sakit, Dario panik dengan memanggilnya Nunna, lalu keduanya jatuh bersaman. 

Joon Woo membelikan dua smothie untuk diminum bersama dengan Han Sul di cafe, Han Sul membicarkan pernikahan Nyonya Kim yang sangat mengejutkan dan membuatnya iri. Joon Woo tak menyangkan Han Sul bisa iri dengan hal itu.
“Tentu saja aku iri. Kita bagaimana? Kau dan aku... nanti...” ucap Han Sul binggung mengutarakan maksudnya, Joon Woo terlihat binggung dengan bertanya “Nanti kenapa?”
“Maksudku... kita... akan... Maksudku pernikahan kita!” jelas Han Sul
“Tentu saja kita akan menikah.” kata Joon Woo
Han Sul langsung bahagia dan bertanya kapan, keduanya tiba-tiba menyebut bersamaan tahun ini, lalu tersenyum bahagia. Han Sul menyandarkan kepalanya mengaku sangat bahagia. Joon Woo memeluknya dengan erat karena merasa lebih bahagia. Han Sul mulai menyusun rencana menikah ditempat yang murah dan tak perlu mengunakan foto Prewed yang mahal, karen hanya buang-buang uang.

Ha Ri sedang sibuk belajar seorang pria datang memberikan kopi dengan note bertuliskan “Noona kau akan menyukaiku” lalu mengungkapkan perasaanya dengan membentuk love dengan tanganya dan berteriak “Noona! Aku mencintaimu!” semua yang ada ruangan menata Ha Ri dengan senyuman, Ha Ri terlihat kebinggungan dan malu karena kelakuan pria muda yang agresif mendekatinya. 

Hye Jin merapihkan pakaian kedalam tas, Penulis Lee masuk kedalam kamar bertanya Hye Jin yang akan pergi ke rumah orang tuanya sekarang. Hye Ji membenarkan dan besok akan akan kembali karena Hari ini hari istimewa. Penulis Lee bertanya hari istimewa apa.
“Hari dimana aku memenuhi janji pada diri sendiri.” kata Hye Jin bahagia.
Sesampainya dirumah, ibunya heran melihat anaknya datang kerumah. Hye Jin mengaku sangat merindukan ayah dan ibunya, lalu mencubit pipi adiknya dengan mengodanya sangat cantik. Hye Rin menyuruh kakaknya melepaskanya karena masih baik, Hye Jin malah mengoda adiknya dengan semakin mencubitnya.
“Ayah kemana? Aku melihat Percetakannya sudah tutup.” tanya Hye Jin
“Dia kotor sekali, jadi ke pemandian umum, Sebentar lagi juga kembali.” kata ibunya. 

Terdengar suara ayahnya yang merasa segar, Hye Jin ingin menyambut ayahnya dan terlihat Sung Joon yang mengaku baru pertama kali pergi ke pemandian umum dan  meminta untuk mengajaknya kembali. Hye Jin melonggo bertanya apa yang dilakukan Sung Joon dirumahnya.
“Oh! Kau Sudah pulang?” kata Sung Joon
“Kau bilang “Oh! Sudah pulang?" Jadi tempat tinggal yang kau maksud itu... rumahku?” kata Hye Jin tak percaya. Sung Joon mengangguk.
Hye Jin menjerit ingin memberitkan pukulan, Ayahnya langsung menghalanginya. Ibunya memberitahu sengaja menyuruh Sung Joon untuk tak memberitahu. Hye Jin menanyakan alasanya, Hye Rin tau kakaknya itu pasti mengomelinya terus. Hye Jin merasa tak pernah melakukan itu, ketiganya seperti paduan suara berteriak “Kau selalu melakukannya.” dengan nada bicara seperti Hye Jin. Sung Joon yang mendengarnya tak bisa menahan tawanya dengan senyuman. 

Flash Back
Saat ulang tahun pernikahan, Ayah dan ibunya sudah menganggap Sung Joon seperti keluarga dan mengajaknya untuk makan malam bersama. Hye Jin berteriak “Tidak bisa! Dia sangat sibuk!”
Akhirnya mereka makan bersama-sama dan Ayah ibunya memperlakukan Sung Joon sangat istimew dengan memberikan semua makanan ke dalam mangkuk, Hye Jin kembali berteriak “Biarkan dia makan sendiri!”
Ketika foto bersama, Ayahnya memanggil Sung Joon dengan panggilan ‘Menantu Ji’ untuk ikut foto bersama, ibunya pun setuju mereka harus foto sebagai keluarga. Hye Jin berteriak “Berhenti panggil dia menantu Ji!”

Hye Jin melirik sinis karena seharusnya Sung Joon memberitahunya lebih dulu. Sung Joon membela diri sebagai anak harus  menuruti perintah orang tua. Hye Jin tetap melirik sinis karena kesal, Sung Joon meliriknya dengan tatapan mengoda, lalu keduanya sama-sama tersenyum karena bisa satu rumah bersama.
bersambung ke part 2  

2 komentar:

  1. Cieee. .liat mereka berdua berbunga-bunga. .saya jd ikutan berbunga-bunga juga. . Hahaha

    BalasHapus
  2. Yaelah,sweettt bgt sih tuh org bdua! Bikin aq senyum gaje...
    Guemessss..

    BalasHapus